DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ir. Edi Purwanto, M.T.
OLEH
Aprilea Sofiastuti Ariadi
20102114120048
LEMBAR PENGESAHAN
SEMINAR ARSITEKTUR
Hari : Kamis
Tanggal : 18 Mei 2017
Tempat : Lab. Perancangan Kota, Departemen Arsitektur Undip
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT karena karunia-Nya laporan
seminar dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Penghuni Rumah Susun
Sederhana Sewa Mahasiswa (Rusunawa) Universitas Diponegoro Terhadap Aspek
Kualitas Desain serta Ketersediaan Sarana, Prasarana, dan Utilitas Umum” sebagai
salah satu persyaratan dalam mata kuliah Seminar tahun 2017 di Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan laporan ini, terutama kepada:
1. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.T. selaku dosen pembimbing mata kuliah Seminar,
2. Ir. Dhanoe Iswanto, M.TA selaku koordinator mata kuliah Seminar 2017,
3. Orang Tua dan keluarga penyusun yang telah mendukung dan memotivasi,
4. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan seminar ini.
Penyusun berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penyusun dan pihak-
pihak yang membaca laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN I
KATA PENGANTAR II
DAFTAR GAMBAR V
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 3
1.3 TUJUAN PENELITIAN 3
1.4 MANFAAT PENELITIAN 3
1.5 BATASAN PENELITIAN 3
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN 3
1.7 ALUR PIKIR 4
iii
4.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 19
4.2 DATA 23
4.2.1 DATA YANG DIPEROLEH DARI HASIL KUESIONER 23
4.2.2 DATA YANG DIPEROLEH DENGAN METODE WAWANCARA 24
4.2.3 DATA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENGAMATAN 26
BAB VI KESIMPULAN 51
6.1 KESIMPULAN HASIL PENELITIAN 51
6.2 REKOMENDASI 52
DAFTAR PUSTAKA 54
LAMPIRAN 56
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 4 38 Interval kategori variabel desain bangunan 41
Gambar 4 39 Interval kategori variabel sarana dan prasarana 41
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Variabel dan Indikator Kepuasan Penghuni 14
Tabel 3.2 Jumlah Penghuni Rusunawa Undip 17
Tabel 5.1 Perhitungan Skor dan Rata-rata Deskripsi Data Variabel
Sarana, Prasarana, dan Fasilitas Umum 37
Tabel 5.2 Kriteria Penilaian Faktor 37
Tabel 5.3 Tingkat Kepuasan Kualitas Desain Bangunan Sesuai Profil
Responden 38
Tabel 5.4 Tingkat Kepuasan Sarana, Prasarana dan Fasilitas Umum Sesuai
Profil Responden 38
Tabel 5.5 Urutan Tingkat Kepuasan berdasarkan Variabel Kualitas Desain
Bangunan 39
Tabel 5.6 Urutan Tingkat Kepuasan berdasarkan Variabel Sarana,
Prasarana, dan Fasilitas Umum 40
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Mahasiswa yang banyak berdatangan dari berbagai daerah ini pun membutuhkan
tempat tinggal. Tempat kos dan asrama memang sudah banyak ada dan tersedia,
namun dibutuhkan alternatif lain yang lebih murah. Oleh karena itu Kementerian
Negara Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencanangkan program
pembangunan asrama dan rumah susun sederhana sewa bagi mahasiswa, siswa,
dan santri.
1
berwujud bentuk fisik bangunan, sehingga yang akan dinilai adalah kepuasan
penghuni terhadap wujud fisik. Faktor penilaian lainnya adalah ketersediaan sarana,
prasarana, dan utilitas umum.
Menurut pengamatan awal peneliti pada beberapa gedung Rusunawa Undip, kondisi
yang ditemui di Rusunawa Undip adalah sebagai berikut:
2
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat kepuasan penghuni di Rumah Susun Sederhana Sewa
Mahasiswa Universitas Diponegoro terhadap aspek kualitas desain serta
ketersediaan sarana, prasarana, dan utilitas umum?
3
2.1 Teori yang berkaitan dengan penelitian
2.2 Struktur Landasan Teori
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
3.2 Metode yang dipilih
3.3 Tahapan Penelitian
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Metode Pembahasan
3.6 Sampel/Responden
3.7 Waktu Penelitian
BAB 4 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.2 Data
BAB 5 ANALISIS DATA & PEMBAHASAN
5.1 Analisis Data
5.2 Pembahasan
BAB 6 KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan Hasil Penelitian
6.2 Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
Gambar 1 3 Alur Pikir Penelitian
Memberikan rekomendasi
terhadap permasalahan yang
ditemui
Kesimpulan
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
susun dapat berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05
Tahun 2007 Tentang Rumah Susun Sederhana, dan SNI yang berlaku.
7
menahan bagian luar (unsur-unsur dan hewan) tetap “bagian luar”.
Elemen-elemen evaluasi ini adalah:
• Peraturan Bangunan
• Ketentuan di Luar Peraturan
• Dinding Luar
• Atap
• Pengamanan Kebakaran
• Penyelesaian Interior
• Penerangan
• Akustik
• Pemanasan, Ventilasi, Pengkondisian Udara
• Evaluasi Fungsional. Faktor-faktor fungsional adalah aspek-aspek suatu
bangunan yang langsung menunjang kegiatan-kegiatan dan prestasi
organisasi mereka. Elemen-elemen evaluasi ini adalah:
• Pengelompokan Berdasarkan Lokasi
• Sirkulasi
• Faktor-faktor Manusiawi
• Penyimpanan
• Keluwesan dan Perubahan
• Evaluasi Perilaku. Faktor-faktor perilaku menekankan hubungan antara
perilaku dan lingkungan fisik. Beberapa soal yang dijelajahi dalam bidang
ini adalah: Apakah bangunan digunakan seperti yang dimaksudkan
dalam rancangan asli? Bagaimanakah ukuran fasilitas mempengaruhi
para pemakainya? Apa yang terkandung dalam citra bangunan bagi para
pemakai dan masyarakat? Bagaimanakah kedekatan (proksimitas)
bidang-bidang dalam bangunan mempengaruhi frekuensi
penggunaannya? Apakah konfigurasi kamar-kamar dan bahan-bahan
mempengaruhi perilaku pemakai?
8
• Identifikasi dan solusi masalah dalam fasilitas yang bersangkutan
• Pengelolaan fasilitas yang tanggap terhadap nilai pemakai
• Peningkatan pemanfaatan ruang
• Peningkatan sikap pemakai bangunan melalui partisipasinya dalam proses
evaluasi
• Memberi pengertian akan implikasi perubahan yang dilandasi penghematan
biaya terhadap performance
• Memberi masukan dan pengertian lebih baik akan konsekuensi suatu
rancangan
9
2.3 Kepuasan Penghuni
Menurut Pamungkas (2010), kepuasan penghuni berkaitan dengan harapan
penghuni terhadap kualitas bangunan yang ditempati. Kepuasan penghuni akan
tercapai jika harapan akan kualitas bangunan sama dengan kondisi nyata yang
didapatkan dan dirasakan penghuni. Sehingga harapan penghuni akan tempat
hunian, semestinya menjadi suatu standar bagi pengembang dalam
memberikan kawasan hunian yang nyaman.
Gambar 2 1 Skema Persepsi
10
Hasil interaksi manusia dengan objek menghasilkan persepsi individu tentang
objek tersebut. Jika persepsi berada dalam batas optimal, maka individu
dikatakan dalam keadaan homeo statis, yaitu keadaan yang serba seimbang
dan biasanya selalu ingin dipertahankan oleh setiap individu karena menimbul-
kan perasaan yang menyenangkan. Sebaliknya, jika objek dipersepsikan
sebagai di luar batas optimal, maka individu akan mengalami stres, terjadi
peningkatan energi, sehingga harus dilakukan coping untuk menyesuaikan
lingkungan pada kondisi dirinya. Penyesuaian diri individu terhadap
lingkungannya disebut dengan adaptasi, sedangkan penyesuaian lingkungan
terhadap individu disebut adjustment (Pandelaki, et.al., 2015).
11
• Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah ukuran kemudahan dalam melakukan perjalanan
dari lokasi tempat tingga ke lokasi pelayanan yang dibutuhkan. Ukuran
kemudahan dinyatakan dalam indeks aksesibilitas (Magribi et.al., 2004).
12
2.6.1 Aspek Kualitas Desain Bangunan Rusunawa
Menurut Pamungkas et.al. (2012), untuk menciptakan kepuasan penghuni,
produk bangunan dengan seluruh bagiannya haruslah berkualitas.
13
• air bersih
• tempat sampah
Variabel Indikator
Kualitas Desain 1. Pengaturan tata letak (layout) unit
Bangunan 2. Fasilitas pendukung (kamar mandi, pantry,
tempat cuci jemur) unit
3. Pencahayaan di dalam unit
4. Ventilasi udara di dalam unit
5. Tinggi langit-langit unit
6. Pengaturan letak ruangan-ruangan di dalam
gedung
7. Penggunaan bahan bangunan gedung
8. Ukuran selasar
9. Letak tangga
10. Desain tangga
Sarana, Prasarana, 1. Pelayanan keamanan
dan Fasilitas Umum 2. Penyediaan jaringan air
3. Penyediaan jaringan listrik
4. Penyediaan jaringan internet
5. Ketersediaan tempat pembuangan sampah
sementara
6. Ketersediaan penerangan jalan lingkungan
7. Saluran air hujan (drainase)
14
BAB 3
METODE PENELITIAN
• Pelaksanaan
1. Menyebarkan kuesioner tertutup
2. Menganalisis data
3. Menarik kesimpulan dan mengajukan rekomendasi
15
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data penelitian ini adalah:
Data Primer
• Pengamatan/Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga
dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi,
kondisi). Observasi dilakukan pada tahap studi pendahuluan dan sebagai
data penunjang dalam pembahasan.
• Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun
peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara pada
penelitian ini dilakukan sebagai studi pendahuluan dan sebagai data
penunjang dalam pembahasan.
• Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain
yang dijadikan responden untuk dijawab. Pada penelitian ini, kuesioner
ddistribusikan melalui dua cara, yaitu secara langsung dan elektronik
menggunakan Google Forms. Pertimbangan penggunaan Google Forms
sebagai metode untuk memudahkan dalah pengumpulan data di gedung A
dan B.
Data Sekunder
• Studi Literatur
Studi literatur digunakan sebagai acuan utama terhadap analisis tingkat
kepuasan penghuni rusunawa Universitas Diponegoro, berupa
pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari informasi yang terdapat
16
pada buku, jurnal, artikel, tesis, peraturan pemerintah, undang-undang,
serta data dari internet yang berhubungan dengan topik.
3.5 Sampel/Responden
Sampel penelitian adalah penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa Mahasiswa di
Universitas Diponegoro. Jumlah populasi penghuni Rusunawa Undip adalah sebagai
berikut:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 !
dimana
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Dengan menggunakan rumus di atas, dan dengan batas toleransi kesalahan sebesar
0,1 (10%) didapatkan 86 responden untuk penelitian ini dengan perhitungan:
668
𝑛=
1 + 668 x 0,1!
n =86.9
dibulatkan menjadi 86.
17
3.6 Analisis Data
Analisis data hasil kuesioner dilakukan dengan metode statistika sederhana. Setelah
melalui analisis statistika sederhana, dilakukan kategorisasi.
18
BAB 4
DESKIRIPSI OBJEK PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Rumah Susun Sederhana Sewa Mahasiswa Universitas Diponegoro atau Rusunawa
Undip terletak di dalam kawasan kampus Universitas Diponegoro, tepatnya di
Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Rusunawa Undip terdiri atas 4 unit bangunan gedung yang sekarang aktif ditempati
dan satu unit gedung baru yang rencananya akan mulai ditempati di tahun ajaran
2017/2018. Setiap gedung memuat 28 unit pada masing-masing lantai 2, 3, dan 4,
dengan fasilitas umum di lantai dasar. Kamar yang disewakan berupa kamar tipe 21
dan dapat menampung 3 mahasiswa. Fasilitas yang ada di dalam kamar adalah
tempat tidur, lemari, meja belajar, dan kursi belajar. Pada gedung-gedung tertentu
seperti gedung C dan D, di dalam kamar terdapat kamar mandi dan pantry kecil.
Rusunawa Undip ini memiliki fasilitas umum seperti Mandiri Corner dan BTN Corner
(yang merupakan ruang belajar dan diskusi bersama), kantin, gedung parkir,
mushola, lapangan olahraga, ruang serbaguna dan hotspot internet, pelayanan
keamanan 24 jam, sarana air bersih berupa sumur artetis, proteksi kebakaran, klinik
kesehatan, dan bimbingan kemahasiswaan.
19
Gambar 4 2 Denah Tipikal Bangunan Gedung Rusunawa Undip
20
Gambar 4 4 Fasad Gedung B Rusunawa Gambar 4 5 Suasana Mandiri Corner Gedung
Universitas Diponegoro C Rusunawa Universitas Diponegoro
21
Gambar 4 7 Suasana Kamar Unit di Gedung C Rusunawa Universitas Diponegoro
22
4.2 Data
Frekuensi Data
No Indikator
STS TS N S SS
Frekuensi Data
No Indikator
STS TS N S SS
1 Pelayanan Keamanan 14 7 20 26 19
2 Penyediaan Jaringan Air 15 38 17 14 2
23
Ketersediaan Tempat Pembuangan
5 2 22 31 30 1
Sampah Sementara
Ketersediaan Penerangan Jalan
6 40 32 6 8
Lingkungan
24
berpendapat bahwa menjemur baju di selasar lebih cepat kering daripada
menjemur baju di tempat yang telah disediakan.
Letak Tangga
Keluhan dari penghuni ada pada dua tangga di sisi kanan dan kiri bangunan.
Tangga ini tidak ditutup dinding dan tidak ada teritisan yang cukup panjang
untuk menghalau tampias air hujan, sehingga saat hujan tangga tergenang air.
Karena sering tergenang air, tangga yang berbahan plester ekspos menjadi
mudah berlumut, dengan plester yang sudah lepas-lepas (sumber: wawancara
dengan Hana Fauza Rahmawati, 26 April 2017). Penghuni pun enggan
melewati tangga di samping kiri dan kanan bangunan, dan lebih memilih untuk
melewati tangga di tengah bangunan jika sedang hujan.
25
Penyediaan Jaringan Internet
Jaringan internet (wifi) di gedung rusunawa hanya tersedia di lantai dasar saja,
di ruang belajar bersama. Tetapi, wifi bisa digunakan untuk mengakses internet
hanya wifi di ruang belajar gedung A saja. Sedangkan, di gedung B, C, dan D,
wifinya tidak dapat diakses dan tidak ada koneksi (sumber: Wawancara
dengan Nadia, 26 April 2017).
Pelayanan Keamanan
Satpam memiliki jadwal jaga dengan sistem shift. Pada satu shift terdapat 2
satpam jaga, yang bertugas menjaga seluruh wilayah rusunawa (sumber:
Wawancara dengan Pak Kari, 6 April 2017).
Gambar 4 9 Salah satu kamar di gedung D Gambar 4 10 Salah satu kamar di gedung B
26
Pengaturan Tata Letak Unit
27
Layout unit di gedung B dan D mirip,
dilengkapi dengan kamar mandi dan WC
yang ada di dalam kamar (nomor 2 dan 3
pada gambar), pantry (nomor 1 pada
gambar), dan tempat jemur (nomor 5 pada
gambar). Perabotan yang digunakan adalah
dua bunk bed dengan meja belajar di bawah
masing-masing bed.
Gambar 4 14 Bunk Bed unit di rusunawa yang kasurnya tidak digunakan di dipan
28
Letak Tangga
Terdapat 3 buah tangga di gedung rusunawa, satu tangga indoor terletak di
bagian tengah gedung dan dua tangga outdoor yang terletak di samping kanan
dan kiri gedung, seperti dapat dilihat pada denah di bawah ini.
29
Fasilitas Pendukung (Kamar Mandi, Pantry, Tempat Jemur) Unit
30
Dapat dilihat dari foto di bawah ini bahwa tempat jemur tiap unit terletak di
dinding yang menghadap ke bagian luar gedung, sehingga sirkulasi udara dan
sinar matahari dapat masuk. Di gedung B, C, dan D, tempat jemur ditutup
dengan lembaran polikarbonat agar tidak mengganggu pandangan. Di gedung
A, tempat jemur ditutup dengan grill atau teralis.
Ditemui penghuni yang menjemur pakaian tidak pada tempat jemuran yang
semestinya, seperti di selasar. Hal ini banyak ditemukan terjadi di gedung C.
Hal ini tidak terjadi di gedung D, seperti yang tampak pada foto berikut.
31
Gambar 4 24 Keadaan selasar gedung C Gambar 4 25 Keadaan selasar gedung D
yang dipakai sebagai tempat jemur
Sumber: Hasil survey
Sumber: Hasil survey
Bahan Bangunan
Desain Tangga
Jaringan Listrik
Saluran Air Hujan
34
Penyediaan Jaringan Air Bersih
35
BAB 5
36
Tabel 5 1 Perhitungan Skor dan Rata-rata Deskripsi Data Variabel Sarana, Prasarana, dan
Fasilitas Umum
37
Tabel 5 3 Tingkat Kepuasan Kualitas Desain Bangunan Sesuai Profil Responden
Frekuensi Tingkat
Rata-
Profil Responden Responden Skor Kepua
rata
STS TS N S SS san
0-1 Tahun 6 37 62 75 20 20 666 3.33 Sedang
Lama
1-2 Tahun 12 52 63 106 7 24 764 3.18 Sedang
Tinggal di
2-3 Tahun 15 66 78 131 30 32 1055 3.30 Sedang
Rusunawa
3-4 Tahun 3 18 32 38 9 10 332 3.32 Sedang
Tabel 5 4 Tingkat Kepuasan Sarana, Prasarana dan Fasilitas Umum Sesuai Profil Responden
38
Tabel berikut mengurutkan tingkat kepuasan tiap indikator dari nilai rata-
rata tertinggi sampai indikator dengan nilai rata-rata terendah dalam
variabel, berdasarkan tabel deskripsi data (tabel 5.1 dan 5.2). Untuk
menentukan tingkat kepuasan tiap indikator, nilai rata-rata dimasukkan
dalam kategori jawaban yang sudah ditentukan sebelumnya (tabel 5.3).
Urutan tingkat kepuasan disajikan dalam tabel berikut:
39
Tabel 5 6 Urutan Tingkat Kepuasan berdasarkan Variabel Sarana, Prasarana, dan Fasilitas Umum
Tidak
Ketersediaan penerangan jalan lingkungan 1.79 6
Puas
Tidak
Penyediaan jaringan internet 1.53 7
Puas
Dari analisis tersebut di atas terlihat bahwa indikator dengan peringkat terendah dari
variabel kualitas desain bangunan adalah tingkat kepuasan terhadap desain tangga,
dan indikator dengan peringkat terendah dari variabel sarana, prasarana, dan
fasilitas umum adalah tingkat kepuasan terhadap penyediaan jaringan internet.
40
Gambar 4 36 Rumus Interval Kepercayaan
Hasil rumus tersebut berupa interval nilai yang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4 37 Interval Nilai Berdasarkan Perbedaan Nilai Rata-rata
Data-data yang digunakan dalam rumus ini diambil dari tabel deskripsi data yang
sudah dijabarkan sebelumnya (Tabel 5.1 dan 5.2).
Hasil dari perhitungan kategori tiap variabel menunjukkan bahwa tingkat kepuasan
penghuni terhadap variabel kualitas desain bangunan adalah puas dan sarana
prasarana adalah sedang.
41
5.2 Pembahasan
Hal ini sesuai dengan ketentuan penghawaan alami yang diatur dalam SNI 03-
6572-2001 tentang Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian
udara pada bangunan gedung:
“Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela,
pintu atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan:
1. jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan
yang membutuhkan ventilasi; dan
2. arah yang menghadap ke:
a. halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai, atau daerah yang
terbuka keatas.
b. teras terbuka, pelataran parkir, atau sejenis; atau
c. ruang yang bersebelahan”
Hal ini sesuai dengan ketentuan pencahayaan yang diatur dalam SNI 03-2396-
2001 tentang yang berbunyi:
“Pencahayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabila
42
a. pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktu
seternpat terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke dalam
ruangan.
b. distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan atau tidak
menimbulkan kontras yang mengganggu.”
Letak Tangga
Tingkat kepuasan penghuni terhadap letak tangga sedang, ditunjukkan dengan
rata-rata 3.44. Keberadaan tiga tangga yang tersebar merata, satu di bagian
tengah dan dua di bagian kanan dan kiri bangunan mudah diakses oleh semua
penghuni dari semua unit. Hal ini sudah sesuai dengan persyaratan
kemudahan hubungan vertikal seperti tercantum dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2007 yang berbunyi: “Jumlah, ukuran, dan
konstruksi sarana hubungan vertikal harus berdasarkan fungsi luas bangunan,
dan jumlah pengguna ruang, serta keselamatan penghuni bangunan gedung.”
43
kegiatan ekonomi atau budaya, sedangkan pada lantai Iainnya sebagian besar
berfungsi sebagai tempat tinggal dan kegiatan sosial.
Terdapat satu pantry pada tiap unit. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2007 yang berbunyi: “Satuan rumah susun
sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan dapur, kamar mandi dan
kakus/WC.”
44
keamanan, kebersihan dan tidak mengganggu pandangan serta dapat
menjamin terjadinya sirkulasi udara dan penetrasi sinar matahari yang cukup.”
Desain Selasar
Tingkat kepuasan penghuni terhadap lebar selasar sedang, ditunjukkan
dengan rata-rata 2.99. Di rusunawa Undip jika dilihat dari denahnya, lebar
selasar adalah sebesar 1.2 meter dan dilengkapi dengan railing besi. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2007
yang berbunyi:
• Ukuran koridor/selasar sebagai akses horizontal antarruang
dipertimbangkan berdasarkan fungsi koridor, fungsi ruang, dan jumlah
pengguna, minimal 1.2 m.
• Railling/pegangan rambat balkon dan selasar harus mempertimbangkan
faktor privasi dan keselamatan dengan memperhatikan estetika sehingga
tidak menimbulkan kesan masif/kaku, dilengkapi dengan balustrade dan
railing.
Meskipun telah memenuhi standar bahan bangunan penutup lantai yang diatur
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2007 yang
berbunyi: “Penutup lantai tangga dan selasar menggunakan keramik,
sedangkan penutup lantai unit hunian menggunakan plester dan acian tanpa
keramik kecuali KM/WC”, menurut hasil wawancara, penghuni
mengungkapkan keluhannya tentang bahan penutup lantai.
45
Desain Tangga
Tingkat kepuasan penghuni terhadap desain tangga tergolong sedang,
ditunjukkan dengan rata-rata 2.52. Walaupun begitu, indikator desain tangga
menempati peringkat terakhir dari indikator-indikator lainnya. Keluhan dari
penghuni adalah pada tangga di samping kiri dan kanan bangunan yang tidak
tertutup teritisan memadai sehingga terjadi kerusakan akibat air hujan, dan air
hujan yang menggenang. Aspek ini tidak diatur dalam standar. Meskipun ada
keluhan, penghuni masih terlihat menggunakan tangga di samping kanan dan
kiri bangunan.
46
Pelayanan Keamanan
Tingkat kepuasan penghuni terhadap pelayanan keamanan tergolong sedang,
ditunjukkan dengan rata-rata 3.34.
Pusat keamanan terdapat pada pos satpam yang berada di gerbang utama
Rusunawa Undip. Pintu gerbang rusunawa dikunci pukul 00.00, sehingga
penghuni yang belum pulang selepas pukul 00.00 tidak diperbolehkan masuk.
Untuk tamu, jam malam adalah pukul 22.00. Setelah pukul 22.00, semua tamu
diminta untuk meninggalkan rusunawa. Tamu juga tidak diperbolehkan untuk
masuk ke dalam unit rusunawa, dan hanya diperbolehkan di lantai dasar saja
(di ruang bersama). Pelayanan keamanan tidak diatur dalam standar.
47
diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 05/PRT.M/2007 adalah
penyediaan jaringan air minum. Kuantitas dari air bersih yang disediakan juga
tidak diatur dalam standar.
48
Sesuai dengan teori Bell (dalam Pandelaki, Purwanto, Olivia, & Agung, 2015),
indikator Ventilasi Udara, Pencahayaan Alami, dan Penyediaan Listrik,
penghuni berada pada kondisi homeo statis, dimana persepsi mereka terhadap
indikator-indikator tersebut berada pada kondisi optimal. Pada indikator-indikator
ini, sesuai dengan pernyataan Pamungkas (2010), harapan sama dengan
kondisi nyata yang didapatkan dan dirasakan penghuni, sehingga dicapailah
kepuasan penghuni.
49
Desain Tangga
Indikator desain tangga, walaupun masih tergolong ‘sedang’, menempati
peringkat terakhir dalam urutan tingkat kepuasan variabel kualtias desain
bangunan. Tangga di samping kanan dan kiri rentan terkena air hujan karena
tidak memiliki teritisan yang cukup panjang. Hal ini menyebabkan sejumlah
kerusakan pada fisik tangga seperti lumut dan air yang menggenang. Karena hal
ini, penghuni pun menghindari penggunaan tangga di samping kanan dan kiri
bangunan, dan lebih memilih untuk melewati tangga di tengah bangunan. Dalam
kasus ini, penghuni melakukan adaptasi by reaction.
50
BAB VI
KESIMPULAN
51
4. Letak Tangga
5. Tinggi Langit-langit Unit
6. Pengaturan Letak Ruangan-ruangan di dalam Gedung
7. Fasilitas Pendukung (kamar mandi, pantry, tempat cuci jemur) unit
8. Desain Selasar
9. Penggunaan bahan bangunan gedung
10. Desain tangga
• Hasil analisis menyatakan bahwa tingkat kepuasan penghuni secara
keseluruhan terhadap sarana, prasarana, dan fasilitas umum di rusunawa
Undip tergolong sedang. Rata-rata skor variabel kualitas desain bangunan
sebesar 19.52 terletak kategori tengah/sedang dalam interval kategori.
• Indikator dengan tingkat kepuasan penghuni dalam variabel sarana,
prasarana, dan utilitas umum (berurutan dari yang mempunyai nilai rata-rata
tertinggi sampai terendah):
1. Penyediaan jaringan listrik
2. Saluran air hujan (drainase)
3. Pelanyanan keamanan
4. Ketersediaan tempat pembuangan sampah sementara
5. Penyediaan jaringan air
6. Ketersediaan penerangan jalan lingkungan
7. Penyediaan jaringan internet
• Pada indikator yang penghuni tergolong puas, penghuni ada pada kondisi
homeo statis, dan harapan penghuni selaras dengan kenyataan yang
dihadapinya, dalam hal ini berupa unit dan gedung yang dihuninya.
• Penghuni rusunawa terlihat melakukan coping dengan lingkungannya berupa
adaptasi by reaction dan adaptasi by adjustment pada beberapa indikator
yang tingkat kepuasannya tergolong sedang.
• Pada indikator yang penghuni tidak puas, penghuni tidak melakukan coping
atau usaha coping-nya gagal sehingga memunculkan ketidakpuasan.
6.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat direkomendasikan beberapa hal
sebagai berikut:
• Dalam perancangan rusunawa, selain memperhatikan standar yang ada
juga harus memperhatikan harapan penghuni.
52
• Penerangan jalan lingkungan perlu disediakan dan dirancang dengan
baik di rusunawa. Penerangan jalan lingkungan, pada malam hari akan
berpengaruh pada sense of security penghuninya.
• Penyediaan jaringan internet pada Rumah Susun Sederhana Mahasiswa
sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar dan mengerjakan
tugas. Jika dana yang ada tidak mencukupi untuk menyediakan jaringan
internet yang dapat dijangkau ke semua unit, bisa disediakan hanya di
ruang belajar bersama, tetapi harus benar-benar mendapatkan
maintenance yang baik.
• Untuk desain kamar mandi dan WC dapat didesain dengan pintu yang
dinaikkan beberapa centimeter agar air tidak meluber keluar, walaupun
elevasi lantai kamar mandi lebih tinggi dibandingkan lantai unit, seperti
dalam standar.
• Untuk desain tangga, terutama pada tangga yang berada pada sisi
bangunan, seharusnya tetap mendapatkan perlindungan dari hujan dan
panas yang baik. Selain untuk kenyamanan penghuni, perlindungan ini
juga untuk keawetan bahan bangunan. Pada tangga yang didesain semi-
outdoor dapat ditutup dengan susunan bata atau breezeblocks (roster).
Bisa juga dengan menggunakan atap dengan teritisan yang sangat lebar.
Dengan begitu, tangga masih mendapatkan perlindungan yang baik.
• Untuk penelitian selanjutnya tentang tingkat kepuasan penghuni Rumah
Susun Sederhana Sewa Mahasiswa dapat mempertimbangkan profil
latar belakang penghuni, karena hal ini sangat berpengaruh dalam
kemampuan penghuni untuk melakukan coping dan tingkat
kepuasannya.
53
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2016, Agustus 22). Retrieved Maret 10, 2017, From Badan
Pusat Statistik: Https://Www.Bps.Go.Id/Linktabelstatis/View/Id/1525
Harianto, F., & Prasetyo, F. A. (2010). Analisis Tingkat Kepuasan Penghuni Rumah
Di Perumahan Puri Surya Jaya Gedangan Sidoarjo. Seminar Nasional Teknik Sipil VI
ITS. ISBN 978–979–99327–5–4.
Kadir, I. (2004, Juli). Studi Perilaku Pada Sub Terminal Terban Yogyakarta.
Metropilar , 26-32.
54
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 9/PERMEN/M/2008. Tentang
Pedoman Bantuan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga
Pendidikan Tinggi Dan Lembaga Pendidikan Berasrama. Http://Storage.Jak-
Stik.Ac.Id/Produkhukum/Perumahanrakyat/Permen%2009%20Tahun%202008.Pdf.
Diakses Tanggal 5 Maret 2017.
Preiser, W. (1995). Post Occupancy Evaluation; How To Make Building Work Better.
Bradford: Van Nostrand Reinhold.
Sukawi, Hardiman, G., DA, N., & P, Z. A. (2016). Evaluasi Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Rumah Susun (Studi Kasus: Rusunawa Undip). Modul ,
16.
55
Lampiran 1
Nama :
NIM :
Prodi :
Gedung yang dihuni :A/B/C/D
Lama Tinggal di
Rusunawa Undip : 0-1 Tahun / 1-2 Tahun / 2-3 Tahun / 3-4 Tahun
No. Tanggapan
Sangat
Pernyataan Tidak Sangat
Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
Tata letak dalam unit yang
1. saya huni membuat saya
merasa nyaman.
Fasilitas pendukung (kamar
mandi, pantry, tempat cuci
2. jemur) di unit yang saya huni
sudah memadai dan memiliki
kualitas yang baik.
Pencahayaan dalam unit
3.
yang saya huni cukup terang.
Udara di unit yang saya huni
4. cukup segar dan udara
mengalir dengan lancar.
Langit-langit di unit yang
saya huni cukup tinggi
5.
dibandingkan dengan
panjang dan lebar unit.
Pengaturan letak ruangan-
ruangan di dalam gedung
6.
rusunawa mudah untuk
dijangkau.
Bahan bangunan yang
7. digunakan gedung rusunawa
cukup bagus kualitasnya.
Lebar koridor di depan unit
yang saya huni cukup lebar
8. untuk saya lalui sehari-hari,
dan jika berpapasan dengan
penghuni lain tetap nyaman.
Letak tangga di gedung
rusunawa yang saya huni
9.
mudah dijangkau dari unit
saya.
Tangga di gedung rusunawa
yang saya huni sudah cukup
10. terlindung dari hujan, dengan
railing yang memadai, dan
tidak licin.
56
No. Tanggapan
Sangat
Pernyataan Tidak Sangat
Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
Pelayanan keamanan di
rusunawa membuat saya
11.
merasa aman tinggal di
rusunawa.
Jaringan air di rusunawa
12.
lancar, setiap saat.
Jaringan listrik di rusunawa
13. sudah memenuhi kebutuhan
saya.
Jaringan internet di rusunawa
sudah cukup cepat dan dapat
14. menjangkau berbagai tempat
di rusunawa, terutama unit
yang saya huni.
Tempat pembuangan
sampah sementara rusunawa
15.
dapat menampung buangan
sampah saya sehari-hari.
Jalan lingkungan rusunawa
16. sudah dilengkapi dengan
penerangan yang memadai.
Saluran air hujan (drainase)
rusunawa sudah baik dan
17.
tidak terjadi banjir akibat
hujan.
( )
57
Lampiran 2
Dengan ini menyatakan bahwa telah dilaksanakan Sidang Seminar TKA 141
Semester 6 dengan judul: “Analisis Tingkat Kepuasan Penghuni Rumah Susun
Sederhana Sewa Mahasiswa (Rusunawa) Universitas Diponegoro Terhadap Aspek
Kualitas Desain serta Ketersediaan Sarana, Prasarana, dan Utilitas Umum” pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 18 Mei 2017
Waktu Sidang : 11.50-12.15 WIB
Tempat Sidang : Lab. Perancangan Kota, Departemen Arsitektur Undip
Penyaji
Nama : Aprilea Sofiastuti Ariadi
Nim : 21020114120048
Judul : Analisis Tingkat Kepuasan Penghuni Rumah Susun
Sederhana Sewa Mahasiswa (Rusunawa) Universitas
Diponegoro Terhadap Aspek Kualitas Desain serta
Ketersediaan Sarana, Prasarana, dan Utilitas Umum
Tim Pembahas
Pembahas 1
Keke Amalia Husni NIM 21020114120004
Pembahas 2
Sharfina Bella Pahleva Wahyono NIM 21020114120086
58
Pukul 11.50-12.05 presentasi dilakukan oleh penyaji selama kurang lebih 15
menit menggunakan media presentasi powerpoint dan proyektor berisi paparan
pokok-pokok materi. Pukul 12.05-12.15 dilakukan sesi tanya jawab, diskusi, dan
pemberian saran oleh pembimbing. Adapun rincian pelaksanaan sesi tanya jawab,
diskusi dan saran oleh pembimbing adalah sebagai berikut:
Tanya Jawab
1. Nama : Keke Amalia Husni
Nim : 21020114120004
Pertanyaan
Apakah durasi/waktu lamanya tinggal penghuni di rusunawa tersebut dapat
dipengaruhi oleh tingkat kepuasan terhadap kualitas bangunan?
Jawaban
Menurut saya bisa saja, karena hasil perbincangan dengan beberapa teman yang
dulunya tinggal di rusunawa tetapi sekarang sudah pindah, memang kebanyakan
hal yang dikeluhkan sama dengan keluhan penghuni seperti yang sudah
diwawancarai. Tapi, teman-teman yang masih bertahan tinggal di rusunawa Undip
mengedepankan faktor ekonomi karena biaya sewa di rusunawa Undip murah.
Sesuai dengan teori adaptasi, bisa saja teman-teman yang kemudian pindah dari
rusunawa gagal melakukan coping.
Pertanyaan
Tingkat kepuasan terhadap kualitas desain kan yang puas berada di gedung A
sedangkan di gedung B, C, dan D sedang, didapatkan dari hasil kuesioner.
Apakah dari hasil pengamatan terdapat perbedaan antara gedung A dan gedung
lainnya?
Jawaban
Dari hasil perbincangan dengan Badan Pengelola Rusunawa Undip, gedung A
adalah gedung rusunawa yang pertama kali dibangun di Undip, sedangkan
gedung B, C, dan D belakangan. Gedung A juga memiliki layout unit dan denah
59
yang berbeda dengan gedung-gedung lainnya. Unit di gedung A kamar mandinya
di luar.
60