TUGAS AKHIR
Oleh :
1995
LANDASAN KONSEPSUAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN
UNIT GAWAT DARURAT
PADA R.S.U.D KOTAMADYA YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Oleh :
1995
LEMBAR PENGESAHAN
LANDASAN KONSEPSUAL
PERENCANAAN & PERANCANGAN
UNIT GAWAT DARURAT
PADA R.S.U.D KOTAMADYA YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Oleh :
LEMBAR JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
RATA PENGANTAR V
BAB I PENDAHULUAN 1
1.3. Tujuan 4
1.4. Sasaran 5
KESEHATAN 9
A. TINJAUAN UMUM
2.1. R.S.U 9
B. TINJAUAN KHUSUS
in
2 .ll.Sistem Pelayanan 29
2.13.Kaidah Perencanaan 35
YOGYAKARTA
2.14.Kondisi Ekternal 36
2.15.Kondisi Internal 43
Kotamadta Yogyakarta 56
4.1. Umum 12 a
PERANCANGAN
DAFTAR PUSTAKA 1 52
IV
KATA PENGANTAR
terhormat.
utama.
Kan.Wi1.Dep.Kes.Prop.D.I. Yogyakarta.
Penyusun
vi
BAB I
PENDAHULUAN
akan datang.
menerus".
dan pasti.
bertugas.
3. Adanya keyakinan bahwa UGD yang ada didukung oleh
peralatan yang memadai.
BAB I . PENDAHULUAN
TINJAUAN
A.TINJAUAN UMUM
10
b. Pesonilnya yaitu semua pelaku kegiatan
pelayanan itu sendiri yang antara lain
pimpinan Rumah Sakit, dokter, tenaga
para medis, tenaga adminitrasi, bagian
pengembangan masyarakat (central
development) dan karyawan lain dalam
- Kuratip.
- Promotip.
11
- Rehabilitatip
12
b. R.S.K. (Spesial Hospital)
- Departemen Kesehatan
- Pemerintah daerah
- ABRI
- BUMN
5. Ibid
13
2. Rumah Sakit Swasta, yang diusahakan
oleh :
14
- Berfungsi sebagai pusat perawatan
tempat tidur.
paten.
Puskesmas.
15
d. Rumah Sakit Type D
16
- Pelayanan medik
D
B
D
C B
17
Keterangan :
- Tempat hiburan
- Restauran
- Hotel
18
2- Bangunan istalasi penunja„g medik, yaitu labora
tory,,, radiologi dan sebagainya.
3. Bangunan nembina ^-.~
petoma sarana rumah sakit, yaitu
gudang, bengkel dan sebagainya.
«• Banguan rawat i„ap mlnlmal berkapasltgs 5o
tempat tidur dengan perincian Perbandi„gan
kapasitas tempat tidur :
- Kelas Utama : 5%
- Kelas I . ico,
• -L -J ~o
- Kelas II : 40 %
- Kelas in . 40 %
- Administrasi
- Akomodasi penunjang
2.6.2. Fasilitas Kegiatan.
a. Poliklinik bedah
f. Poliklinik THT
20
1- Poliklinik kesehatan jiwa
m. Poliklinik umum
n. Poliklinik pegawai
21
C Bagian pelayanan penunjang medis (Central
Medical Unit / CMU)
- Central Operating Theatre / COT :
a. Ruang operasi
b. Ruang peralatan
d. Ruang GI Track
e. Ruang USG
- Laboratorium Patologi :
a. Patologi klinik
- Hematologi
- Urinalisis
- Kimia klinik
- Mikrobiologi
- Parsistologi
- Bank darah
22
b. Patologi Anatomi :
- Histo patologi
- Central Sterile Supply Departement
(CSSD).
- Laundry
- Kamar jenazah
- Mechanical - electrical
- Gudang rumah sakit
E. Bagian administrasi
A. Penderita
23
- Bila ditinjau dari bidang penyakitnya,
maka ada :
24
Yang langsung berhubungan dengan pende
rita
25
1. Sekurang - kurangnya 75% dari kapasitas tempat
tidur yang tersedia - untuk rumah sakit
pemerintah.
B. TINJAUAN KHUSUS
26
dan bencana yang terjadi secara mendadak serta tidak
diperkirakan sebelumnya, sehingga menyebabkan seseo
rang atau sekelompok orang dalam keadaan gawat
(terancam jiwa serta anggota badannya) jika tidak
mendapatkan pertolongan medik secepatnya.
Berbagai macam kasus gawat darurat yang dapat di-
jabarkan antara lain sebagi berikut :
1. Kasus non bedah, termasuk semua kasus penyakit
dalam, anak, syaraf dan Iain-lain (contohnya :
cardiac, hypertensive, diabetic coma, hemorhagic
dan Iain-lain).
3. Keracunan (poisoning).
4. Degenerasi (failure).
5. Asfiksi.
8. dan Iain-lain.
27
Kematian pada kasus gawat darurat dapat terjadi bila
seseorang mengalamu kerusakanb atau kegagalan dari
salah satu sistem / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan syaraf pusat.
2. Pernafasan.
3. Kardiovaskuler.
4. Hati
5. Ginjal
6. Pankreas
28
4. Pasien tidak gawat tidak darurat
1. Musibah biasa
2. Musibah massal
29
Catatan :
30
TEMPAT KEJAOIAN
SIS? YANG NEMIUKJ-n
fiS^** penderi.'-a
cii seleksi
-SISTcM
"37
KQiMUNLKASi •pfi ferm .!ong flrm
pens/ 11 ,e suP?orf life support
rttSWAKAJ
SAR
Ptfl
DINAS rcQAKARM
AM3UL4NCE
31
iPRA RSC
qXr^^Di rs rTrrrrrrrrr^XjTrrjpasca rsi
IEMPAI KEJADIAM- PUMAH SAKII YANG MEMIUKI-
EASilllAS OAPUPAl KDIK
PS top feferra
EVAKUASI
5^ MU&>
life support
32
TINGKAT JUMLAH KORBAN
PENANGGULANGAN
< 50
Dapat ditangani RSU oleh para
dokter dan perawat dari poli
klinik dan bagian perawatan
II 50 - 100
Para dokter yang bertugas di
RS, para perawat yang sedang
dan tidak bertugas, dan staf
farmasi dan staf dapur
III 101 - 300
Selain para staf yang sedang
dan tidak bertugas, masih
dibantu RS yang terdekat
IV > 300
Seluruh RS disiagakan untuk
dapat menerima korban
- Ruang infeksi
- Ruang balut
- Ruangobservasi
33
3. Ruang gawat darurat :
- Ruang resusitasi
4. Ruang bedah
- Ruang radiologi
- Ruang sterillisasi
34
9. Ruang istirahat
1. Sirkulasi :
35
3. Perletakan di lantai dasar bangunan rumah sakit
- Memudahkan pencapaian pasien, baik yang datang
sendiri dengan mengggunakan mobil pribadi
maupun dengan ambulance.
36
kandungan dan ilmu Penyakit Anak. Selain
itu untuk kelas C RSU harus mempunyai
minimal 110 tempat tidur. Susunan organisa
si dan tata kerja RSU Kotamadya Yogyakarta
telah mengacu kepada SK Menteri Kesehatan
a. Jumlah Penduduk
37
sebesar 456.132 jiwa yang terdiri dari :
- Laki-laki = 204.650
- Perempuan = 251.482
b. Pola Penyakit
- ISPA/Pernapasan
- TBC/Paru-paru
- Penyakit Diare
- Penyakit Abortus
- Penyakit Abortus
38
- Penyakit Diare
- Penyakit Jantung
- bagian anak
- bagian umum
- bagian gigi
b. Sifat pelayanan
- golongan mampu
dalam pelayanan Rumah Sakit Umum harus
- Unit dapur
- Unit phisioterapi
2.14.4. FASILITAS KESEHATAN
40
a. Jangkauan pelayanan kepada masyarakat
masih terbatas.
terbatas.
41
lebih jelasnya. Gambaran fasilitas keseha
tan yang ada di Kotamadya Yogyakarta adalah
sebagai berikut :
b. Dokter = 222
c. Balai Pengobatan = 14
d. Rumah Bersalin = 11
e. Laboratorium = 3
f. Apotik = 57
g. Toko Obat = 37
h. Optical = 21
i. Pabrik Farmasi
j. P.B.F. = 19
4 2
1. Pusat :
- DIP
- Inpres
- SBBO
- DIP
- DIK
3. Dati II :
- DIP
- DIK
- PT Askes Indonesia
- Dana-dana lain.
43
2.15.2. KONDISI PELAYANAN MEDIS
44
KONDISI UNIT RAWAT JALAN
1 1989 43776 _
i
No Kegiatan 1990 1991 1992 1993 1994
1 1989 5310 _
45
Secara umum Kegiatan Unit rawat inap
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Rata-rata prosentase kenaikan sebesar
4,81% per tahun untuk data 5 tahun
terakhir.
r •
....
...
l 1989 3115 . ,
46
disebabkan karena keterbatasan perjala-
nan, tenaga dan pelayanan. Secara umum
kegiatan UGD mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun. Rata-rata kenaikan
pertahun sebesar 25% untuk data 5 tahun
terakhir. Pada tahun 1993 terdapat 7572
kegiatan yang dilayani oleh unit ini,
sehingga dalam 1 hari harus melayani
20,7 kegiatan.
No
T~7.—: j 1
Tahun Kunjungan +/- Rata-rata
1 1989 1968
2 1990 1803
3 1991 2113 17% Naik 6,25!
4 1992 2322 10%
5 1993 2463
47
5. KONDISI UNIT PELAYANAN BEDAH
2 1990 1382 5%
3 1991 1336 - 3% Naik 3,5%
4 1992 1522 14%
5 1993 1484
...
- 2%
...
—. . __...
1 1989 221 _
48
7. KONDISI UNIT PELAYANAN KEBIDANAN DAN
KANDUNGAN
karta
- Tenaga medis
No
JENIS TENAGA RS Klas D RS Klas C
Tenaga Medis 15 : l 9 : 1
50
Dengan komposisi ketenagaan di RSU
Kotamadya Yogyakarta pada tahun 1993 dengan
komposisi sebagai berikut :
- Tenaga medis = 22
- Tenaga paramedis perawatan = 66
- Tenaga paramedis non perawatan = 23
- Tenaga non medis = 105
RSU Kotamadya Yogyakarta mempunyai katego-
ri kelas C, dengan jumlah tempat tidur 123
buah. Dibandingkan dengan standart kebutu
han maka keadaan di RSU Kotamadya Yogyakar
ta adalah sebagai berikut.
KLAS C +/-
Tenaga Medis 22 14 +8
51
untuk saat ini dan masa yang akan datang
lain :
tinggi.
52
pendapatan akan mengakibatkan kesulitan
dalam memberikan jasa medik kepada
karyawan atau untuk pengembangan mutu
pelayanan. Keadaan ini diperparah dengan
kenyataan bahwa terdapat berbagai alter-
natif bagi karyawan untuk menambah
pendapatan diluar struktur organisasi
RSU Kotamadya Yogyakarta. Tambahan
penghasilan ini dapat melebihi pendapat
an yang diperoleh dari RSU Kotamadya
Yogyakarta. Keadaan ini fdapat menyebab
kan ketidak tergantungan kepada rumah
sakit kotamadya yogyakarta ini yang
akhirnya akan mengurangi profesionalisme
karyawan. Keadaan ini merupakan
kelemahan yang sulit dicari pemecahan-
nya.
53
fungsi kegiatan yang diwadahinya yang mempunyai
berikut :
Direktur Pengawasan.
Satuan-satuan Organisasi*^ :
a. Bidang Administrasi dan Keuangan
2). Ibid
54
- Bagian Administrasi Keuangan
(akuntansi
- Bagian Keuangan.
- Bagian Sekretariat
- Bagian Personalia
- Bagian Laboratorium
- Bagian Anak
- Bagian Umum
- Bagian Gigi
55
c. Assisten Direktur Perencanaan, pene-
Penelitian dan Pengembangan juga pendi-
dikkan.
1. Bagian Perencanaan
b. Sistim pengobatan
c. Sistim pengadaan
56
d. Sistim administrasi
ADMINISTRASI
PENAMPUNGAN
IN PATIENT
PENGOBATAN
OUT PATIENT
PENGADAAN
57
- hubungan harus dapat diadakan tanpa
saling mengganggu.
- r. tunggu
- r. administrasi
- r. locker
- r. resusitation
- r. observasi
- laboratorium
- r. operasi
- r. cuci
58
ditingkatkan menjadi sebuah trauma
centre maka perlu adanya perluasan lahan
mengingat peningkatan kebutuhan ruang,
besaran ruang dan sarana fisik menuju
pembentukan sebuah trauma centre,
b. Kondisi bangunan
59
fasilitas yang tersedia maupun meningkatnya kegia
tan pelayanan maka perlunya peningkatan pada unit
pelayanan tersebut. Dalam hal ini menyangkut masa
lah primer dan sekunder.
60
maka timbul tuntutan perasaan/emosi
harkat manusia.
baigan/tempat lain.
penderita membaik.
61
Fas. Pendukung Perawat Pasien Pelayanan Perawatan
- Laboratoriun - Peubedahan - UGD
- Radioloqi - Kebidanan - Penoantaran
-Pengobatan fisik - Kandungan
- Farias i - Psikiantri, dsb
Unit Pelayanan
- Hakanan
- Ruoah Tangga
- Dapur
- CSSD
- Perawatan C-edung
- Fas. Karyawan
Keterangan :
• Hubungan erat
b. Fasilitas Penunjang
62
BAB III
ANALISA PERMASALAHAN
1- LOKASI
63
Lokasi R.S.U. Kotamadya Yogyakarta ini terletak
didaerah hunian yaitu terletak di jalan Wirosaban,
Kecamatan Umbulharjo. Apabila ditinjau dari master
plan Kota, lokasi R.S.U ini terletak di daerah
industri, tetapi dalam rencana terinci kota lokasi
tersebut terletak pada daerah hunian, sedangkan
untuk daerah industri terletak di daerah Kotagede
(industri perak) dan daerah Timoho (industri ke-
rajinan).
64
—
Vtm !>/•,.[<'
r^i=
rr^r<«i(.
©
©
C^ciB JurJ UOcwG rCNV LrJDJ
9 l«CWS731
c<oy?a muni*
- &
65
'Lokasi tidak berbaux/terletak pada da-
tAHA (M1>1
rah perdagangan,
66
Ldak terletak/berbour denrran
fasilitas umum dnl*.m hr.l ini fasilts
rekresi.
67
Kesimpulan :
68
jalan jalan yang terbagi atas klasifikasi seba
gai berikut 2 :
69
Rencana sirkulasi ditetapkan sebagai berikut :
- Jalur arteri sekunder : dua arah, dilalui
angkutan bus kota (antar sub wilayah), tidak
dilalui angkutan bus/truk besar antar kota.
- Jalur kolektor sekunder : dua arah, dilalui
angkutan bus kota, bus ukuran menengah
(antar lingkungan) dan mini bus (antar sub
lingkungan).
70
oekundcr
72
- Bagian kebidanan dan penyakit
kandungan dan isolasi intern.
- Bagian isolasi menular.
- Unit dapur
- Unit laundry
- Ruang rapat
- Ruang sekretariat
73
Dari sini ada dua sistim dalam penampungan yang
menyangkut out patient dan in patient. Orientasi
dan pusat segala kegiatan Rumah Sakit adalah
pasien
- Sistim Pengobatan.
- Sistim Pengadaan.
Sistim Utilitas
74
Pada skema ini menunjukkan bahwa :
- peranan dari semua sistim dalam rumah sakit
sama pentingnya.
b. Tuntutan pencapaian
76*
- mudah dan langsung dapat dicapai umum.
trasi .
Yogyakarta.
adminitrasi pusat.
pasien.
jam
76
b.4. Bagian Rawat jalan / OPD / Poliklinik
Bagian yang melayani pemeriksaan, peng
obatan jalan bagi pasien rawat jalan dan
menentukan pasien yang perlu dirawat.
- Mudah dicapai umum
77
b.5.2.Bagian Laboratorium.
inap.
perawatan.
mayat.
78
persyaratan :
79
- mempunyai pencapaian tersendiri
(site entran) untuk memudahkan
pengadaan bahan.
Kesimpulan :
- Hall
- Administrasi
- Bagian Service
- Kamar mayat
- Bagian operasi
- Bagian phisiotherapi
- Bagian Radiologi
80
Bagian ICU
Bagian Isolasi
c. Sirkulasi
81
2. Pola sirkulasi diluar bangunan.
Pola sirkulasi diluar bangunan dapat
dibagi dua yaitu :
- Pencapaian ambulance
- Pencapaian service
- Parkir utama
- Parkir staff
- Parkir service
Kesimpulan :
82
sistem yang mempunyai kecendrungan peningka
tan kebutuhan pelayanan tertinggi, maka per
kembangan UGD akan mempunyai peran yang
sangat penting terhadap peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit. Dengan meningkatnya
kebutuhan (kegiatan) pelayanan UGD secara
tidak langsung mengakibatkan meningkatnya
volume kegiatan pada unit bangunan lainnya
mengingat bahwa UGD mempunyai hubungan sangat
erat dengan unit-unit lainnya dan secara
menyeluruh ini juga akan mempengaruhi per
kembangan rumah sakit. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa dengan mengembangkan UGD
mempunyai pengaruh timbal balik terhadap
pengembangan fungsi dari rumah sakit.
3.2.2. Urgensi Perkembangan UGD
83
fisiknya sehingga dapat menampunng peningkatan
kegiatan pelayanan yang ada.
3.2.3. Penetuan batasan bentuk dan kelas UGD.
Penentuan batasan bentuk UGD Trauma center
hanya ditekankan pada jenis dan hubungan
ruang serta sirkulasi segenap kegiatan yang
berlangsung di dalam UGD, diperhitungkan pula
selintas kaitannya terhadap beberapa ruang
dilingkungan Rumah Sakit.
84
Jumlah ini diasumsikan setengahnya (50 %)
terjadi selama waktu-waktu sibuk/puncak (peak
load) - yang diasumsikan dalam kurun waktu
lima jam :
PANTI RAPIH
PKU MUH
85
3- shift ketiga : pk. 21.00 - pk. 08.00
Catatan :
1. Mobil ambulance :
86
oleh kendaraan (perkecualian untuk
87
belakang mobil melalui dua alter-
88
nosis oleh dokter dan dibantu
oleh satu/dua perawat.
Hasil pemeriksaan akan menetukan
kasus penderita termasuk golon
gan:
39-
bicara/konsultasi dan member! penjelasan yang
dianggap perlu. Bersamaan itu, perawat membawa
jenazah keruang jenazah UGD untuk disimpan sementa-
ra melawati masa waktu dua jam (sesuai ilmu kedok-
teran). Setelah lewat dua jam, maka pengantar akan
menyelesaikan prosedur akhir administrasinya
diruang administrasinya dan mendapat surat/ doku-
men bukti pengabilan jenazah diruang jenazah pusat.
Jenazah lalu diambil oleh staff ruang jenazah pusat
(dipanggil datang) untuk segera di "rawat" sementa-
ra lagi disana menunggu dijemput oleh pengantarnya
lagi.
90
dokter spesialis datang (bila dipanggil). Jika
kondisi penderita belum stabil, maka ia hanya
diperkenankan berada diruang ini selama 24 jam
sesudahnya mungkin bisa langsung dibawa ke
ruang observasi/perawatan intensif atau ruang
bedah (bila kondisnya sudah stabil dan relatif
memungkinkan), namum jika keadaannya sudah
stabil, maka ada kemungkinan untuk diperiksa
lebih mendalam lagi dengan pemeriksaan labora
torium dan radiologi.
4
9
bisa diketahui dan dipastikan (petugasnya
datang dengan membawa hasil/telepon), sehingga
dokter jaga (umum/spesialis dapat menentukan
perlu tidaknya penderita dibedah dan diberi
bantuan tranfusi darah.
V2
kasus). Bila sudah stabil kondisi kesehatan-
nya, maka penderita dapat langsung dikirim ke
Unit Perawatan untuk pemulihan kesehatan
terakhir kalinya.
93
pakaian dan topi penderita, penderita
dipindahkan dengan usungan ke brandkard baru
dan diganti pakaiannya (dikenakan topi khusus
penderita bedah) kemudian penderita dibawa ke
ruang induksi untuk diberi tindakan anesthesi
terlebih dahulu, sesudahnya baru menuju ruang
bedah.
94
siapkan peralatan medis bedah). Penderit a
95
dibuang, bagian tubuhnya yang terkena luka
bakar diolesi salep dan dikenakan kain perban.
Selanjutnya ia dipindahkan ke sebuah circle
bed/stryker bed (tempat tidur khusus yang
berbentuk lingkaran - berguna untuk mengatur
posisi penderita sesuai kebutuhan pengobatan
yang telah dipersiapkan sebelumnya dan dibawa
ke ruang observasi untuk pengawasan lebih
Ianjut (adakalanya bila terjadi krisis lagi,
maka ia dapat langsung dibawa keruang luka
bakar ini lagi). Tak lama kemudian, ia bisa
segera dipindahkan ke unit perawatan intensif.
Disamping itu, mungkin saja penderita memerlu
kan tindakan-tindakan operasi lanjutan diruang
bedah karena komplikasi lain, misalnya patah
tulang akibat terjatuh pada saat terbakar,
perdarahan otak dan perdarahan didalam rongga
perut.
96
oleh dokter spesialis kebidanan/penyakit
kandungan dan perawatnya. Sealanjutnya pende
rita dibawa ke ruang observasi atau ke unit
perawatan ; namun jika dipandang penderita
perlu dikenakan suatu bedah caesar atau lain
nya - karena suatu hal/komplikasi, maka ia
dapat segera membawanya ke ruang bedah.
3. Penanganan penderita kasus gawat tidak darurat :
Penderita mungkin saja perlu ditolong segera dengan
tindakan-tindakan medis ringan untuk mengurangi
rasa sakitnya ; oleh karena itu, ia bisa juga
segera dikirim keruang periksa atau ruang radiologi
(mungkin diperlukan juga pemeriksaan lab.cito).
Setelah itu, dibawa lagi keruang lagi keruang
observasi atau keunit perawatan intensif atau ke
unit perawatan biasa atau dirujuk ke rumah sakit
lain.
97
03
C
•H
E
m
•p
TJ
CD Sm
CD
JQ
a,
P
CD
Cu
M
>i •
CO
l~4
•P
Oi
\
>+-(
-H
W
n
cu 3
J3
a;
co
CD OS
•H
t-l
CJ
3
W
o
^1
ja
*.
3
03 3
03
-Q
e
f0 "
o
l-i
CD
X3
e
3
CO
4. Penanganan penderita kasus darurat tidak gawat :
Penderita dapat dibawa ke ruang periksa atau ruang
infeksi (isolasi) atau ruang bedah minor atau ruang
balut atau ruang observasi.
99
4.3. Penanganan di dan pasca ruang bedah minor :
penderita memiliki dua kemungkinan tambahan
selama penerimaan tindakan medis, yaitu perlu
diberi pembiusan lokal atau tidak. Bila sudah
selesai, penderita dapat langsung pulang atau
dibawa keruang observasi atau perlu perawatan
sementara lebih Ianjut (one day care) di Unit
Perawatan.
100
untuk segera memasuki ruang periksa. Penderita
dipersilahkan masuk ke ruang periksa dan menjalani
pemeriksaan seperti biasa. Setelah selesai, pende
rita kembali ke ruang administrasi dan menebus
resep diruang apotik 24 jam.
3-2.5.5. Kegiatan pengantar
101
(berganti pakaian/menyimpan barang-barang
pribadinya). Sesudahnya, dapat menuju
keruang administrasi /pos jaga untuk
mengisi daftar absensi/berjaga atau me-
ngerjakan pekerjaan kecil lainnya, keruang
lavatory, keruang istirahat (untuk
makan/minum), keruang dokter (ruang priba-
di) atau keruang serbaguna (ruang
rapat/pendidikkan). Bila melihat langsung
kedatangan penderita atau mendapat berita
dari ruang alat komunikasi, maka dokter
akan mencuci tangannya (prosedur penanga
nan penderita memerlukan suatu
kebersihan/kesterilan - untuk menghindari
permasalahan bibit penyakit baru) dan
menjemput penderita ke atau menunggu di
ruang triase. Dokter melakukan serangkaian
pemerikasaan dengan dibantu oleh beberapa
102
perawat (mungkin juga langsung melakukan
tindakan medis pendahuluan yang memerlukan
linen/obat/alat) dan segera membawa pende
rita ke ruang khusus pasca triase sesuai
kebutuhannya untuk ditangani lebih lanjut
(tergantung kasus, dokter dapat memanggil
bantuan/menghubungi rekannya melalui alat
komunikasi UGD). Setelah kondisi penderita
stabil, ia membersihakan/mencuci tanganya
lagi dan keluar menghubungi pengantar
untuk membicarakan hal-hal penting yang
harus mereka ketahui. Jika penderita sudah
dikirim keluar UGD, maka dokter dapat
melakukan salah satu kegiatan yang telah
disebut sebelumnya atau mengakhiri waktu
shiftnya/keluar dari UGD dan digantikan
rekan shift berikutnya.
3.2.5.7. Kegiatan perawat (staff paramedis)
Pada awal shift, perawat datang ke UGD dan
segera menuju ruang ganti/locker. Sesu
dahnya, dapat menuju ke ruang administrasi
/ pos jaga untuk mengisi daftar
absensi/berjaga atau mengerjakan pekerjaan
kecil lainnya, keruang lavatory, ke ruang
istirahat (untuk minum/makan), ke ruang
103
perawat terdiri dari sepasang tempat tidur
susun atau ke ruang serbaguna ruang
rapat/ruang pendidikkan. Bila melihat
langsung kedatangan penderita atau menda-
pat berita dari ruang komunikasi, maka
perawat akan mencuci tangannya prosedur
penanganan penderita memerlukan suatu
kebersihan/ kesterilan untuk menghindari
permasalahan bibit penyakit (baru), kemud
ian menuju ruang penyimpanan brandkard
(mengambil brandkard), dan menjemput
penderita ke ruang triase. Perawat
menyiapkan obat/ linen/alat dan membuat
catatan medis tentang kondisi penderita
dari hasil pemeriksaan dokter (berdasarkan
instruksi dokter, perawat juga menghubungi
staff ruang alat komunikasi UGD, untuk
memanggil bantuan dokter spesialis).
Perawat lalu membawa penderita ke ruang
khusus pasca triase sesuai kebutuhannya
dan melakukan penanganan dan melakukan
penanganan lebih lanjut. Setelah kondisi
penderita stabil, maka masing-masing
perawat membagi tugasnya, yaitu ada yang
mengawasi penderita dan ada yang
membersihkan/mencuci (merendam) alat/linen
104
yang telah dipakai di ruang cuci khusus
untuk hal-hal yang berkaitan dengan medis
(ruang slobzink) serta mensterilisasinya
(beberapa barang yang agak besar dikirim
ke CSSD oleh staf non medis) serta ada
yang kembali ke pos jaga.
Jika penderita sudah dikirim ke luar UGD,
maka perawat dapat melakukan salah satu
kegiatan yang telah disebut sebelumnya
atau mengakhiri waktu shifnya/keluar dari
UGD dan digantikan rekan shift berikutnya.
3.2.5
• Kegiatan staf ambulance (staf para medis)
Pada awal shift, seluruh staf ambulance
(supir dan rekannya) datang ke ruang
administrasi untuk mengisi daftar hadir
absensi dan segera bertugas di ruang pos
jaga staf ambulance, letaknya berdampingan
dengan ruang alat komunikasi UGD, sehingga
bila ada berita panggilan membutuhkan
pertolongan mobil ambulance maka mereka
dapat langsung mengetahuinya dan segera
berangkat. Kegiatan selanjutnya setelah
membawa penderita ke UGD sesudah kembali
memarkir kembali mobil di garasinya dan
membersihkannya jika dianggap perlu. Sete
lah selesai, mereka akan kembali ke ruang
105
pos jaganya lagi untuk .istirahat atau
melakukan pekerjaan lain. Segenap keper-
luan makan/minum untuk mereka diantar oleh
staf gizi.
106
selanjutnya mengirim keruang istirahat
atau ruang pos jaga staf ambulance,
juga mengolah makanan/minuman tertentu
yang dipesan seluruh personil UGD.
4. Staf apotik 24 jam :
7. Staf keliling :
10?
dan lain-lainnya yang bersifat mobile.
3.2.ft. Modifikasi fleksibilitas ruang triase UGD
sebagai antisipasi terhadap musibah massal.
Perencanaan/perancangan UGD ini juga mempertim-
bangkan adanya fleksibilitas ruang dalam mewa-
dahi penderita yang berjumlah besar (musibah
massal) dan disesuaikan dengan acuan prosedur
tindakan medis rumah sakit dalam menangani
musibah massal (hospital disaster plan). Jadi,
pada kasus ini, UGD diibaratkan sebagai
"pemimpin rumah sakit" dan segenap elemen
pendukung rumah sakit diharuskan membantunya.
Prosedur triase yang dilaksanakan biasanya
berbeda dengan dengan keadaan biasa, yaitu
mengusahakan prioritas penanganan kepada para
penderita yang tidak terlalu gawat dan
mempunyai harapan lebih banyak untuk hidup,
sedangkan penderita yang terlalu gawat ditolong
paling akhir (apabila masih ada kesempatan). Di
samping itu, untuk memudahkan pengaturan pada
keadaan disaster, maka setiap penderita diberi
label dengan berbagai warna sesuai dengan
keadaan kasusnya, yaitu :
1. label hijau, artinya penderita tanpa luka
2. label kuning, artinya penderita dengan
luka ringan
10b
3. label merah, artinya penderita yang memerlu
kan life saving
109
3.2.?,. Pertimbangan efek psikologis dari ruang
interior
1. Keindahan (beauty) :
2. Pergerakan (movement) :
110
seseorang selalu cenderung ingin bergerak
dan memerlukan ruang untuk pergerakannya,
denga demikian, hal ini dapat
mencegah/mengurangi terhentinya pertumbuhan
fisik seseorang (terutama pada anak-anak).
3. Kenyamanan (comfortable)
Kualitas kenyamanan hanya dapat diukur
relatif dari fungsi kelima alat panca indra
seseorang, sehingga kondisi jiwa dan
pikirannya dapat distimulasi kepada keadaan
yang memuaskan dan menyengkan baginya.
4. Keberdayaan (competent) :
111
c. Bebas dari ganguan yang tidak diingin-
kan
komprehensif, yaitu :
madya Yogyakarta.
112
dengan rencana yang ada untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yaitu dengan meningkatkan
pelayanan Unit Gawat Darurat untuk itu ada
beberapa hal yang perlu dipikirkan yaitu peren
canaan Master dan Detail Plan.
143
I?
S3
- Masalah penyusunan kerangka tata fisik
a- Harus mengingat/menyesuaikan dengan
pola hubungan kegiatan dalam Rumah
Sakit.
115
lebih dalam hal memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dimana bagian
UGD juga merupakan salah satu sistem yang
berkaitan erat pada keseluruhan sistem
- Gawat Darurat
116
c. Pencapaian ke bangunan untuk unit
117
PERLUASAN LAHAN
berikut).
GA9fflMIR?fCANA
RS3
118
OPTIMALISASI LAHAN
Kotamadya Yogyakarta
119
BAB IV
KESIMPULAN
2. Pencapaian (aksebilitas)
4.2. KHUSUS
121
pelayana kesehatan masyarakat maka selayaknya
diadakan re-design.
3. Permasalahan pada UGD R.S.U.D. Kotamadya Yogya-
karta
122
- Menyangkut pengaturan sirkulasi ditimbulkan
akibat kegiatan yang ada.
- Menyangkut perletakkan/penempatan bangunan
mengingat kondisi bangunan yang tidak meme
nuhi persyaratan untuk pengembangan.
- Menyangkut perwujudan efek psikologis ruang
yakni dapat mendukung bagi kondisi si pe-
makai.
123
BAB V
5.1. FALSAFAH.
124
tan perasaan/emosi (emotional needs)
terhadap masyarakat ini yang dapat
dipenuhi dengan perwujudan wadah, yang
harus :
&£S
5.2.3. Titik tolak perancangan :
tif :
a. Sistim pelayanan.
b. Hubungan koordinasi.
c. Jarak pencapaian.
d. Kecepatan pencapaian.
5.3.1.1. Lokasi
bangunan hunian.
gal.
maksimal 4 m (2 lantai).
126
5.3.2.1. Perletakkan UGD
127
konfigurasi yang optimal tanpa
mengesampingkab suatu kondisi
saat ini.
kebutuhan perkembangan
wadah fisik belum memenu
hi persyaratan , mengingat
luasan tanak/*yang kurang
memadai.
Untuk memenuhi tuntan tersebut perlu adanya perluasan
lahan disappigg adanya program optimalisasi sistem -
ruangan secara makro yaitu dengan pemitakatan ulang.
-f Ptrlusjon -tanah
ptrktoiimn^An pxi»libu
Unix 9*10*t d-»rurA\ t<±
5.3.2. Pendekatan pemitakan (zoning) dalam
Tapak.
128
a. Pola pencapaian pasien, pengun
jung dan personel pengelola Rumah
Sakit Umum Kotamadya Yogyakarta.
b. Pengaruh kondisi, karakter dan
- kenyamanan;
buffer kebisingan.
.129
di luar rencana.
!30
unit
- pengelolaan
pelayanan
atas dasar.
131
- standart Rumah Sakit yang telah di
didasarkan atas :
kan menurut :
- meninggal
- gawat darurat
dis.
132
5.3.7. Pendekatan Penampilan Ruang
Penampilan bangunan rumah sakit secara
keseluruhan harus mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
133
tidak banyak membasahi bagian ruang
dalam bangunan.
13's?
Warna lantai yang berbeda dapat
secara umum digunakan untuk
mengarahkan alur sirkulasi opera-
sional penderita, staf rumah sakit
dan petugas service/nonmedis;
sedangkan secara khusus, digunakan
pada alur yang kemungkinan dapat
menimbulkan terjadinya crossing
dengan alur sirkulasi pengunjung,
sehingga pengunjung tidak di-
perkenankan melanggarnya tanpa
i jin.
135
bangunan/ruang dalam kegiatan, pola
-) Sistim sirkulasi.
-) bentuk peruangan.
b. Bahan.
dap :
keawetan bangunan.
sumber bahan.
ruang.
•116
prosedural penggunaan sejumlah
yang memerlukan.
kebakaran.
atan tinggi.
ventilasi.
137
sistem unit dan sistem sentral.
pasca bedah.
138
bibit penyakit sehingga dapat
seseorang.
139
psikologi pada pengantar dimalam
140
as
(0
•V
3
a*
C
(0
•H
W
•H to
-O 3
O
O
tn (-1
c O
a;
a
•H •p
W w
<TJ
x:
•p
•H
D. X}
0}
(0 CQ
x; c
X!
o (0
•p E
c 3
O
•a
in
e
U 3
(0 M
£}
g
m
O
4. Sistem pemipaan gas medis
gas hisap.
masing-masing.
an air kotor.
142
Treatment Plant) dan sesudahnya
kaleng/logam ringan).
plastik).
telah ditentukan.
143
tertutup dan lalu diambil oleh
144
Pihak BATAN (Badan Tenaga Atom
nan mereka.
waktu tertentu.
145
5.3.11. Pendekatan sistem elektronikal.
a. Sistem elektrikal :
b. Sistem komunikasi :
146
matic Branch Exchange) dan melalui
langan kebakaran :
meliputi :
bersih.
147
5.3.13. Pendekatan Pencahayaan
terang.
148
5.3.14. Pendekatan Suara/audio
a. Media lantai :
berupa :
UGD.
kan.
149
b. Media dinding :
dapat berupa :
c. Media plafond.
dapat berupa :
wool.
150
- Penggunaan partisi glazal dengan
lapisan mineral wool.
151
- Membangkitkan rasa marah.
penyakit jiwa.
dan kegembiraan .
memperhatikan.
152
e. Warna kuning kehijauan (yellow-
green) :
tenang.
gembira.
mati.
mental.
violet)
153
gung dan marah.
dapat diandalkan.
menjemukan.
lindungi.
stabil.
154
1. Warna hitam (black) :
laman.
diketahui.
kematian.
155
47 to
3 tr
•^
0 a
£ 01 •3
47
W 0
r-V c T7
CD 3 3
CD CD 4J
< p
3 +J IB
o S 13 x) 3
3 3
<B p x <B
55 t( CD
01 3 Q. a fs (
<B (0 TJ <B CO
x; c O to IB O IB
w >s 3 IB Oi
IB <B P X?
(0 3 tB 3 XI 3 s 3
55 •D a 3 CD
IB
X) 3 (•< IB IB
§ p
3
X)
<B
(B § •M
•P XJ IB
x;
CO
to
to a: •o -3 IB IB
(^ IB 3
<B IB 3 T3
<0 3 <0 bi (m Oi to
J* Ol p
IB P IB 3 3 3
IB 3 3 <d IB e •"•< t< <B
x; IB
CD
>i 3 3
Q, IB 3
01 a IB e e •P
cd 3 3 <B
o <b 0> <B CD 3 3
•p a to
3
3 to iB CD
55 to <B <B to O)
P HJ
•i-y •Q
3 Ol IB 3
<B 3 a S
I •o
>» to
CD
Oi
3
IB (0
x;
CD 3
6
3
«0
CD
3
IB J<
3 01
3
s
CD
3
XJ
3
3 CD
a.
3 55
IB
e p
3
>.
Oi
(0 <B
>t
a
•Q
S
3
O
X)
3 IB
TJ x;
e
§ •p <B
a; 3
IB
IB
IB
•<s
x>
to
CD 3
IB
CD
3
•>-f
IB
<B
Oi
13 P (si IB to IB <B
o 0> CD CD 3 tJ <B
X? « o
IB
CD IB
3
It
>i XJ
3 l~l 3 IB 3 CD
3 p 3
<B TJ IB IB P
>t P
IB
3 to
ft} s 0)
•p
3
cd
x;
<b 3
t? lw
CD
4J
•H
3
W
IB
IB
tH
>~i
IB
<-3
3
Q,
Cn
3
e O IB IB IB S in
CO CO e (B XJ 3 <B 3 CD P CD
£0 <d 3 XJ X) Oi 3
10
ft} 3
O) a ••-I S Oi
3 •H
\ s
to
Ih
x;
IB 3
IB
a.
3
CD
to
3
3
3
iB
3
3
W <B 0 3 IB
ft, « x; w t< •o 3 IB IB <P
<B XJ CD IB IB
Q, ft} P
CO <B XJ IB
p a 3 <h
a; <B •D •P 3 IB IB
CO 3 •P <B IB CD
o V p O IB P
O XJ CD P 3 IB 3 P X)
X) 3 « J< IB >i 3
P
O)
XJ CD 3 CD 3 X! 3
3 IB <B 3
CO P O IB 3 3
<B P
3 3 Eh IB
IB 3 IB IB
CD a 3 Oi
CD 3 3 -r-|
CO a. CD e CD x;
CD 3 3 a J*
3
55 P <D S <B CD CD
to CD x; a
O CD TJ V> TJ
IB 3 IB
CM e 3 3
VO xj IB P <B
S O CO
s (B P
IB
vo
VO r>
U3
Oi
p.
3 3
P-
<B 4J P
3 <n <P
S a?
x; p IB
<o <B 3 <0
iu 10 a P
xJ C a?
Oi p xj W XJ
Cn IB
XJ CO
3 (B
P
s 10
3 CD Oi |0 ft}
IB s £
CD 3 3
3 •H
a 3 3
P a IB IB
|0
P. •p
to 3 to 3
3 XJ XJ
IB
Oi P. |0 IB 3
Oi 3 IB |0
IB •p
P 3
3 IB
3 >i -p CO
•p Ol IB x; Oi to •p
3 to
<P IB CD Oi 10 CD
IB O 3 3 a 10 IB
3 P to 3 a
XJ 3 XJ 3 3 s XJ P
3
O IB O
CD 3 CD "n |0 IB 10 p 3 •p •p
N CD P J<
to <B 3 XJ 3 •p >
CO 3 O P
CD IB 3 •p CD O) P |0 P
Oi Oi •p
CD
a a Oi a* 3 IB to -p w
CO
3 Oi P CD 3 •H to
3 I© 3 CO -h W
3 CO XJ
3 IB W XJ p. 3 P XJ
•* CD XJ to
3
Ol xj 3 Is a CD IB 3
3
r. ^a;
XJ IB IB •p
3 P. xj O p to
XJ
P. O CD XJ IB ib e £ XJ
3 IB CD IB P 10 3 n?
3 Oi e IB <B Oi CD
<P a 3 P, >i 3 a, P
CD P. 3 E IB 3 S 3
3 e <B •H IB "P IB P
CD CD P>
E XJ
CD IB r~l XJ 3 IB
CD Cfl to
xj IB 0> XJ •"l P P
Q< E »-y p IB "P CD
to 3 10
3 3 3 IB
IB X) 3 IB „ -^
w CD 3 •P
IB IB IB 0) IB to CD <B •p 3 a
IB 3 a CD IB -i -p O CO
XJ IB a XJ 3 |0 3 Oi > P Oi \
Oi CO XJ 10 to to
IB 3 P p IB O X) IB
(B 3 to
3 s IB XJ IB P 10
IB IB
P. IB
3
P
3
to
3 3
IB
Oi <
55 P
IB
P.
(0
to
(0 £22%
P s a
CD CO
CO
a
CD
a
CD
•P
XJ
P
P
3 3 3 O J* P XJ XJ CD
|0 Q, IB P 3 E-< IB P CD
CO 3 « CD 55 |0 3 -p S
P IB >. 3 "n •p ' I 10
to to
IB a to IB CO
3 3 p. 3 P
S IB CO
••-) Oi IB
3
3
IB 3 XJ
IB
•p
p
55
IB
CO
o
P
5 10
to
CD
P
3
"P
3 -P
IB
to
IB
IB IB
x; CD IB 3 Q. 3 IB
3 10 •p 3
P •p IB Q CO / s J< AJ
r~l
IB
O
IB
Oi
Oi
IB
Oi
>e J«C
IB
to
>.
|0 <B
3
V •p
P
10
P.
P
•p
P
3
J<
P •p Oi IB
CO CD
CD 3 <B 3 XJ CD IB CO P
<B s XJ 3 XJ a •TJ CO 01
to IB IB 3 ft} |0 •p •3 +j Q XJ
Eh CD
p IB CD 3
Oi CD
3 Ol s to IB -i-f I CO
a W (D 6 to IB
CD
P. •p CO |0
3 3 p a. 3 m
Q
XJ < o CN
P. Q o ft} CO
CD
a,
CO /
55 CN
s o>
3
3
CN •n
3
3
Oi
3
CD
/
3 •p
Oi 3 P
Cn 10 IB CD
|0
3 3 3 th Ol 3
XJ V 10
CD ID 3 •P CD
P 3 3
O) Oi 10 W a IB IB
3 S CD 10 o
3 CD XJ J*
to CD |0 IB > Q
P IB 3
10 XJ xj P O o O •P
•P IB |0 Oi
•p O D IB
to CO Oi Ol 3
•p |0 |0 IB
to 3 IB IB
<p to J* ~* IB CD
•p to E Oi 3 3 3 XJ
XJ E 3 Q
•p 10 3 3 P XJ P CD to
CD •p IB
•P 3 to 3
J* E 3 P
CD
W
P •p
to
B XJ
f-(
3 CD
p
IB
P
3
3 to
>r
|0
3 P 10
<P CD XJ .* P IB 3
|0 p •H 3
CD •P 3 3 •P 3 P •P
•p 3 IB IB
P IB 3 S
O Oi •X XJ •P
|0 .* Oi P (0
Oi J< 3 IB / P 3
« IB 3 3 <-<
C C CD P IB CD P
(B CD CO IB IB XJ IB
(B c a
a O p IB 3
a; =;
10
xj 3 |—I 3 XJ 3 3
•p CD P CD •P
IB IB IB P P CD
p 3 IB XJ
CO CD
s -* CD IB a S
|0 |0 P IB p Ol 3
IB 3 •P a Q 3
xj P IB P CD 3 10 IB Oi
ft} P IB 3
P 3 XJ P a IB
XJ .* «p 3
to <B J*
CD P •X •P
3 |0
P IB XJ P CD •p Oi |0
3 <0 •P IB CN IB p
Q, 3 CD A} 3 to P p
3
(B Oi CO P XJ •P O J* IB
XJ E |0 Q, IB
CD XJ IB lo |0
3 IB XJ •P O
CD E >i CD XJ Oi 3 3
IB |0
CD J* a CD IB O P IB
XJ a
CD Ol Oi to CD P 3 •p |0 |0
X) 3 a O E 3 IB
E |0 IB S E
O O CD 3 p
3 CD p 3 a, IB •p
> XJ p
o
IB IB G 3 3 |0
o CD CO p P p |0
CD a E CD •P p I—(
XJ
p a, 3 <B 3 E CD P •P
CD P P 3 CD
CN 3 •P o CD Oi CD
to a a
CN ro to J< a CD to CO
I E •P •P
CD in
Tf!
I
CD
5 s
CD
P
CD
XJ
m
E XJ
<N |0
VD
«5
BAB VI
Kotamadya Yogyakarta
sakit adalah :
Pasien
- Sirkulasi pasien
- Sirkulasi pengunjung
(Sirkulasi medis/paramedis,sirkulasi
157
6.2.1.2. Gubahan Masa
tersebut.
supply 02.
suasana :
- tenang
- intim
- privacy
- komunikatif
berikut :
158
- meninggal
- gawat darurat
effisien.
pemakai.
pemeliharaannya.
8. Tuntutan pencapaian
9. Pendaerahan
159
6.2.1.3. Konsep Pengelompokkan dan Besaran
Ruang.
- R. Ganti m2
- R. Administrasi m
2
- R. Lavatory 9 m
2
- R. Istirahat Dokter 54 m
2
- R. Istirahat perawat 27 m
2
- R. Serbaguna 45 m
b. Non Medis
- R. Administrasi m2
- R. Kepala UGD 16 m2
- R. Lavatory 9 m2
- R. Serbaguna 9 m2
- R. Apotik/Farmasi 84 m2
- R. Lab.Cito 15 m2
160
- R. Lab . PA Cito
9 m2
- R. Cuci brankard /
ala t medis 24 m2
Penderita
- R. Triase
- R. Gawat Darurat
1. R. Luka bakar 18 m2
2. R. Induksi 18 m2
1. R. Anestesi 18 m2
2. R. Balut 18 m2
3. R. Resusilasi 18 m2
4. R. Periksa 9 m2
5. R. Penyembuhan 36 m2
6. R. Persiapan 9 m2
7. R. Alat 9 m2
8. R. Operasi Besar 36 m2
9. R. Linen 9 m2
10. R. Ganti 18 m2
R. Periksa 18 m2
1.
2 R. Periksa 18 m2
1 . R . Radiologi
alat
-
R.lDiagnosis dengan
CT SCAN
12 m2
161
- R.Diagnosis dg radio non
portable I5 m
- R.Diagnosis dg whole
body 15 m
- R.Proses film dan baca
2
film/R. Gelap. 9 m
3. R. Fisioterapi
2
- R. Traksi 36 m
2
- R. Paradik 16 m
2
- R. Ultra Sonografi 16 m
162
- R. Hidro Terapi 16 m2
- R. Observasi 18 m2
- Gudang 9 m2
. Bedah
2
1. R.Bedah darurat sepsi 18 m
n
4. R. Lab P.A 18 m2
5. R. Perantara masuk darurat
2
(sepsi)prabedah 7,5 m
linen 9 m2
9. R. Simpan dan rack obat
bedah 7,5 m2
10. R. Ganti staf pria tim
bedah 6 m2
11. R. Ganti staf wanita tim
bedah 6 m2
12. R. Cuci 6 m2
13. R. Induksi 12 m2
R. Penunjang
2
1. R. Alat komunikasi 24 m
163
2. R. Medical Record
4. R. Jaga 9 m
5. R. Apotik 84 m2
2
6. R. Minilab 15 m
2
7. R. Serba guna 45 m
2
8. R. Istirahat Dokter 54 m
2
9. R. Istirahat Perawat 27 m
penderita 5 bh 9 m2
RS 5 bh 9 m2
12. R. Brankard 9 m2
13. R. Asuransi 9 m2
14. R. Polisi 9 m2
16. R. Loket 9 m2
medis 24 m2
kotor 24 m2
19. R. Jenazah 24 m2
164
6.2.1.4. Konsep Hubungan Ruang
a. Hubungan R. Makro
R. Triase
R. Penderita
R. Staf Medis/Paramedis
R. Non Medis
R. Bedah
R. Penunjang
- R. Gawat Darurat
R. Triase
R. Luka Bakar
R. Induksi
R. Periksa
R. Penujang
I
O Tidak berhubungan
*/ -~.il
165
- R. Darurat tidak gawat
R. Triase
R. Anestesi
R. Balut
R. Resusitasi
R. Observasi
R. Penyembuhan
R. Persiapan
R. Linen
R. Operasi Besar
R. Penunjang
R. Periksa
o.
R. Penunjang
# hub langsung
3 hub tak langusung
O tidak berhubungan
166
R. Tidak gawat tidak darurat
R. Radiologi
R. Triase
R. Lab cito
R. Depot darah
R. Perawatan
R. Penunjang
R. Triase
R. Periksa
R. Bidan
R. Jaga
R. Bedah minor
R. Observasi
R. Sterilisasi
O hub langsung
O hub tak langsung
O tidak langsung
167
R. Fisio terapi
R. Triase
R. Traksi
R. Parodik
R. Ultrasonografi
R. Hidroterapi
R. Observasi
R. Penunjang
R. Bedah
R. Triase
R. Bedah uiui
R. Lab P.A
Cuci
R. Induksi
L
hub langsung
hub tak langsung
tidak berhubungan
168
- R. Penunjang
R. Alat koiunikasi
R. Medical Record
Jaga
Apotik
R. Hinilab
R. Serba guna
R. Istirahat dokter
R. Istirahat Perawat
R. Ganti
Branhard
R. Asuransi
R. Polisi
R. Staf aibulance
R. Loket
R. Jenazah
hub. langsung
hub. tak langsung
tidak berhubungan
169
6.2.1.S . Penampilan Bangunan
1). Penampilan bangunan rumah sakit
secara keseluruhan :
170
a. Menghidarkan sinar matahari lang
sung pada ruang yang perlu
keteduhan
dengan:
6.2.1.5'. Warna
.171
- Warna yang baik adalah warna dengan
daya pantul sekitar 65% s/d 80%
(lihat pada lampiran) daftar daya
pantul suatu warna)
- Sistem komunikasi
172
- Sistem pengkoordinasian udara
kebakaran
resevoir.
Sistem Sanitasi
distribusikan keseluruh
173
ngolahan air kotor (sewage
kesaluran kota.
Pembuangan sampah
tertentu.
kimia.
174
Untuk sampah radiasi, sebelum
mereka.
waktu tertentu.
Sistem drainasi
riol kota.
175
6.2.1.11. Konsep Dasar Struktur Bangunan
1. Sistem Struktur
yang fleksibel.
mendukung fleksibilitas
pengembangan bangunan.
1-76
super struktur (di atas
tanah) dan sub struktur (di
sakit.
Bahan konstruksi
sakit.
- Untuk atap
- mudah dipasang
- tidak berair
- mudah dibersihkan
177
- dapat mendukung sistem pe
rancangan
ngembangannya
tanah.
Bahan elemen
- Sub struktur
footplat.
- Super struktur
- Dinding
mempunyai karakteristik :
178
- tembus pandang dan tidak
terobus pandang
- penyerap suara
- ringan/mudah digeser
- kedap air
daya pantul
penyekat.
Lantai
Plafond
'73-
glazal dengan lapisan mineral
wool.
- Pintu
turan-benturan misalnya
benturan-benturan bran-
karel.
- Jendela
sung.
kapan Ruang
180
Lebar jendela tiap daun jendela
menurut spesifikasinya.
m) untuk instalasi.
1:8'
DAFTAR PUSTAKA
1ts2
. Pengembangan Pelayanan Unit Gawat Darurat
183
Olds, A. R., and Patricia A. Daniel. Child Health Care
Facilities. Washington : Association lor the care of
children's Health, 1987.
184
Matson, Peggy McNamara. USA : American Hospital Pub
lishing, Inc., 1992.
185
2
IMl!
c 1
JtT^tgjJV*.-
v ' v i—
'H '
m
I ;,« «
^y% :m?
£.«%
o -•'•;»
• ' - r
o
CM
• • Rl
L
£
I
cs
o CO
>-
be:
CD
•<t-
LU '
s:
cn ,
o
3Z ^
I0
UJ
^Xi
m
niiiiifo-
I
Aii. Dlr. An. OI«„
NnftNtttn
•< P.
M«d>C«l IKOfd.
f-
D
«
»
53 9
•
2 » 9
I. o
9
• 3 »" 3 V 3
> 3 3 3 3 3 3
a 2 3 r
3
3 r o < 5c O > C
» I o
? cr 'I 3
X 6 o c
r • 7
I 3
? 3
LJlJ // / U ..[1/
DATA HUHAH SAKIT DT PROPJNSI D.T.V
TAHUN 1993.
DATI II
i f nm n J7.1U3 RUMAH SAKIT
NAHA RUHAII SAKIT K~L/. JUKLAH TT
A L A V. A T
No. WARNA
DAYA PANTUL (%)
1• Warna Putih
8 0%
2. Warna sangat rnuda
~ Mijau kebiru-biruaa
76%
~ Ga d i a g
81%
- Biru
6 5%
- Kuning kecoklatan
76%
- Abu-abu
83%
- Biru kehijauan
54%
- Kuning
65%
- Kuning kecoklatan
6 3%
- Abu-abu
61%
- Biru
- Kuning
50%
- Coklat
10%
- Abu-abu
2 5%
- H i ja u
7%
5. Perabot kayu
- Kayu maple
42%
- Kayu semacam kenari
16%
- Kayu mahoni
12%
Besaran Ruang menurut standart Dep. Kes. R.l
1. Bagian Adiministrasi.
R. Pimpinan = 5 x 6 ipX 30 rn2
R. Sekretaris =5x3 m2 15 m'
R. Staff 2
5 x 9 m' 4 5 in
R. Perpustakaan = 5 x 3 m< 15 m2
R. Kasir
= 5 x 3 in' 15 m2
R. Administrasi/TU 5x6 m 3 0 m2
R. Kepala Adm/TU = 5 x 3 nx 15 m2
R. Rapat 5 x 6 in' 30 m2
R. Penjaga/Pantry 5 x 3 m' 15 in2
KM / WC
5x3 m' 15 m2
R- Informasi = 2x4 m 8 in2
R- Tunggu - Hall 4 x 5 iX 20 m2
Sirkualsi
92 m2
2. Bagian Poliklinik.
R. Kartu ,2 _
3x3,6 10,8 m 2
R. Karyawan 3 x 3,6 m2 - 10,8 m2
R. Penyakit Dalam 3 x 7,2 m2 = 21,6 m2
R. Poliklinik Gigi =3x7,2 ,2 _
21,6 m2
R. Poliklinik Umum 3 x 7,2 m2 2 1/6 m2
R. Poliklinik Bedah 3 x 7,2 m2 2X6 m2
R. Poliklinik Anak 3 x 7,2 mz 21,6 in2
R. Kebidanan 3 x 7,2 m2 21,6 m2
KM / WC 3 x 7,2 m2 21,6 in2
R. Tunggu 2 _
= 3 x 24 in 7 2
Sirkulasi 115,2 nX
LUAS = 360 in
3. Bagian Laboratorium.
Medical Record
R. Gudang
= 5,5 x 4,5 m2 = 24,75V
= 4 3,5 nX
Sirkulasi
LUAS = 330
4. Bagian Emergency.
= 3 x 3, 5 mA = 10, 5 in
R. Tunggu
= 3,5 x 4 m2 = 14 m2
R. Administrasi
= 6,5 x 4 m2 = 26 m2
Locker
= 4 x 4 m
2
= 16 m2
Resucitation
= 3 x 4 m2 -
12 m2
Observasi
= 3 x 4 ni2 -
12 m2
Laboratorium
9
= 3,5 x 7 m2 = 24, 5 nX
R. Operasi
= 2 x 3 ,5 m2 = 7 m2
R. Cuci
78 m2
L U A S 200 m2
5. Bagian Radiologi
2 x 3 m' 6 m
R. Administrasi
=2,5x4 m 10 in
R. Periksa
= (3x2) 2 nX 18
Toilet
2 - 42 m
= 6 x 7 m
R.X.Ray I
= 6 x 7 iX 42 m
R.X.Ray II
= 4 x 3 iX 12
R. Operator
= 4 x 3 12
Kamar Gelap
=4 x 2,5 m' 10
Kamar Baca Film
2 _
1,5x2 m 3
R. Gudaag
R. Tunggu
(4,5 x 2,5)2 - 22,5 iX
= 62,5 m"
Sirkulasi
LUAS = 2 24 m
6. Bagiaa Operasi
R. Operasi (6 x 6) 2 nX = 7 2
R. Perawat
= 3,6 x 3,6 m2 = 12,96 m2
R. Dokter
= 2,4 x 4,8 m2 = 11,52 m2
KM/WC
=6 x 3,6 m2 = 12,96 m2
R. Administrasi = 3,6 x 4,8 in2 = 17,28 m2
R. Tunggu
2 =
3,6 x 4,8 nX 17,28 m
= 17,28 m2
R. Recovery
=6 x 3,6 m2 =21,6 m2
2
= 2,4 x 3,6 nX 8,64 m
R . L ia e a
LUAS 4 03
5. Ba giaa ICU.
2
R. Di agaost ig = 3,5 x 4,5 m2 = lS , 7 5 m
R. = 2 x 2 m2 = m
°2
R. WC = 2 x 1 nX = in
R. Pantry 2 x 3 ni"
2 _
Store 2,5x1,5 m 3,75 m'
R.
,2 - 7,5 m'
R. Dokter 2,5x3
.2 _
WC Dokter 1 x 3 m
R. Laboratorium 2 x 3 m m
R. Administrasi 2 x 3 in m
2 _
Tunggu 3 x 2, 5 in 7 , 5 in'
R.
LUAS 170 m
(/)
•?•
O
h-
<
a:
V UJ
—r G
i> ' ^^r~XXK ^X^ZX—I—
if) (/)
•» XTTV
T~X
/
O
3
/X ' • I o
Q
/ ' i\ \ ! "-•-> -i_ III
a) _J
&Doapoaoozjoooc
>»
<& T <
$
<
^:
X =3 ooooo av/(o oooo ^V
, X ; I ipesy 0|?-/l sinuosi^ ui9
: t o o o o o o o o o s n o ;0| Ik :;0i,^ '<'.'VN => =>V-
' X i X 'H x
>-
_I
a.
o.
CO
Q
Z
i- < :—
zs<
ui ^ a :
^>!-UJ
Z> UJ Q
ccz^
±:UU
C/l
1 Q
C
1 <
CD r^ n X "<T X o X -c X X TT X O
o CI CO 03
CD <
3 o c P
in cn r— E CTl o CO o cn £ CT e
E 1 l i IT) 1
rn n i
(M
.— l O.J n
1 (71
cn
_ <-n r-» —»• •Jl in r~- tn CM CI
O • Z
"
iri
— ° n •1} .Tl U> o *—
CNJ o
"3" a> ^ -—
m »~^ CI
cu
Q
UJ
'
O
! <
c_
X X X X X X
r\j o m ,
!.-) t n (D (.0
CM r: ... r*j aj u CI C
c a> *^r
1 i i i c I c i i b 1 t b i b O
CO CM o a) O cr
O CM CO en CQ
n uj
CD in co
CO n
^ ^ 2 o o rr
:«
0030=10
z < C3 (J Q UJ LL CD V i£ _I 0-
I " • tpcDy oieujaj 9pii--J3;oj CIS O
|jaooaop 10, ".H ;:•"-'S "'<c'<-l =a5> i—
r d I '<!
>-UJi
0 j9!
Q a. co
a. z
30
• / .
CO ex
X ^
. • ' r a uji
• v S Z-i!
< <i
f.
\\ >- 'j
SH
£ duj;
CO \ ^ N~l I1! ; 9 I" ccZ!
I \ • Asurc^'A ^|2cu3 j. 3|-.;ua3;3a' y;?
Xooo I0| 'IH llJ'o 't|;VI oaoao^ CO
•r \ -i K~iiii—i o i z
<
u
•$>
Acllvily
Zone
Wr.ii
2^
c
0
0?
0= A
iX
-0"2
•' 'xV'v?^ w.aoscoi).
in cm
A 30 76.2
B 24 61.0
C 18 45.7
D 30-36 76.2-91.4
E 34-30 66.4-96.5
F 27 66.6
G 12-15 30.5-38.1
H 39 max. 99.1 max.
LAB AREA/ LAB AREA/
FEMALE CONSIDERATIONS 1 42 max. 106.7 max.
MALE CONSIDERATIONS
%
o c i o o "V\\cJ » o " ^oXX1 •=» *
^'
& m-
u
0 in cm
Dc.-ciopci
A 52-56 132.1-142.2
0
u B 52-60 132.1-152.4
0 34-30 86.4-96.5
C
I 0
0 D 10 45.7
1 F\ 0 E 22-24 55.9-61.0
0
0 F 12-10 30.5-45.7
Sink •—-
0 G 24-20 61.0-71.1
Standing u
0 IX 40 mm. 121.9 mm.
Workzorie
I 35-36 80.9-91.4
J 84-100 213.-254.0
K 18-22 45.7-55.9
L 36-40 91.4-121.9
M 30 76.2
N 10-12 25.4-30.5
0 8-10 20.3-25.4
P 18- 24 45.7-61.0
Q 29-31 73.7-78.7
R 16-24 40.6-61.0
S 30 76.2
"¥
0
0
0
5§L_
DARKROOM AND AUTOMATIC DEVELOPING EQUIPMENT
/2X
NURSE'S STATION
in cm
15-10 38.1-45.7
B_ 3-3.5 7.6-U.9
C 10 45.7
21-21.5 53.3-54.6
^ r
i"X
/ \
V \
\
A>' . - I X I .~l-~-r
«t),
A Mm cor* " lo' iMMCK.-wviKkj i
in cm
A 60 152.4
c 07 221.0
D 39 99,1
1
|
1 i
, , j
I
_l^:^s_ —t—ffi- 1W-
* 1 A
—1_( ,
?•
j 1 -
• •-,—XX
•*- "H •
• -A o
d
_i— . 1 j i j \ '-• ° ,H._1_ 03
2
1 i i 1 | II •* 1 -r1it 1 "°
4->
m
\
1 1 i ! ,M 4) i °3 k_i ^
1i 11
<-I - I ! j Is 11 1 ;
'|
i
i k J
I .— w >- j i<p <v
-MH yii H^ _
->>-
Y~ ^
... j.
! 1 —'—v—1
! j 11 ! f if Ml 1
!
3+H-H +J Hrr4iS oH la!
/Jiiio-r-ctatcj"3Dca|
°3
V
U ; ! i JX-<i ! J 1—1. ,t--rct-s —j., —f J —<«-«-© U- ft-t tl
, c
i
1
—1—
1 H^ • -T-TtHs?-* | —Hj*. "IM^I^,aU-> ol f»
1 i Urf-i ii .., |1 •—i-—i>CVJ
io ^_U_i- i j +>
A~ - ~" i1—1 V X,X ui^LMO O J
~sr r-<
\ |
"c\j ^
i
—t
j
A
—1 .,_
| ,^| 1 _,j i i i ! ji ?
S-,
jZ 1 E i ^ I 1 1 i ' 1 ^
u£_ CM ! ,r\ 1 i_Jc 1
—aa— —4—i— ru • ' ^ x« 7 • j ! 1 ~L3- | t 1 |«
-]—1— -U—l—,——l——|—j—i—>—[—\i~
^)_Jcrrr
b
CD 1 J 1^
4iu_ ••
.£
t n—p •
•"
1=3 ±
!
X>fi~F
o—-/ x AA O1 l=U
M >
LIU
1 i rH
rT j '
IcrtUs 1
— OU4 |
-4J
^
•>
•
f J^- I r~ I 1 ' >^/
* 1"-j1 L.I . " ' ' ' ! ! ! +> 3-ct' —i r— <*
-<
k>
T =" •Pt ^=Q P&4- -i-< 1—1 zr-
•
T?rv 7X
m
Z
im^ i I ,l-ot/ rrw.;JX
IDt
ili: ^ 11
-a; 1L.
,L1
i-, .
®£. ,.
tX.l
• i
xilftf
j.
IX it XtL
J _
— — —
' -
:-u F"
\
'_ ,>c
\
-
—
—
•-
:'£3X . a r j -
Cv^
Tfl
—
\ jnA^O'Vv? n
. _ -
tf - — —
X
-
{ —
V —
_
~
-.1 ,-
—
1
_
— —
ruang konsljllasi
LT 5,°
I IlK ,_ „
^-1 —-
^•"^""Yf^A"!
/ v, X ' • ••'S
• r ?^K o^B- -< —~
\..
1 c?. 51M
_Lx' w~"dtFI/-< li 1
i^W.i^T ^ »*
~\ j/xfiAA^
U . lij
A //;lV-fF^
.K^^t-J~
__j^K ^/A |,h l_
X^/ T --¥^-- 1
—
r--J-
r ;
i- 1
11-1*1 l i L.
- ...
i
IX>H
—-
_ _
—
—
— _ . .
A •p ~
_
- ~-
j\ X
—
-
I\ . _
( b
\\
_ .
i! m
-b-
.—t_,—,
V M -1
{'IX •1 ? _ .
X
1 r /
f :>
_ _ _
—
—
2 —
—
— —
"
— —
' "••-uji- •.
wo
60 ioiox_1.ti",*-s-s
S Ekxrky LbU: rrtl h|--qcik«-d rHlh Hocx/Mlllng Ic** li*/* ml" 3OCO rn.<
•<CO0
4-h-tH:
|KOvlKO»KO