Disusun oleh
Rachmad Akbar Makalaag
14511097
Telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh derajat Sarjana
Teknik Sipil
Fitri Nugraheni, S.T., M.T., Ph.D. Vendie Abma, S.T,. M.T. Adityawan Sigit, S.T, M.T.
NIK: 005110101 NIK: 155111310 NIK: 155110108
Mengesahkan,
Ketua Program Studi Teknik Sipil
iii
PERSEMBAHAN
Allhamdulillahirabbil’alamin
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT.
Serta NabiMuhammad SAW.
iv
KATA PENGANTAR
اار ِحيم
َّ الرحْ َم ِن
َّ ِــــــــــــــــــم اﷲ
ِ سْ ِب
Akhirnya kepada seluruh pihak yang namanya tidak dapat saya sebutkan
satu persatu, saya mengucapkan banyak terima kasih atas doa dan dorongan
semangatnya. Semoga Allah SWT melimpahkan berkah, rahmat, dan Hidayah-Nya
bagi Bapak, Ibu, Saudara dan teman-teman yang telah membantu saya dalam segala
hal. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu kritik dan saran masih diperlukan dan harap disampaikan untuk
menyempurnakannya.
v
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii
PERSEMBAHAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
ABSTRAK xiv
ABSTRACT xv
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Batasan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
BAB II 4
STUDI PUSTAKA 4
2.1 Penelitian Sebelumnya 4
2.2 Perbedaan Penelitian 8
BAB III 11
LANDASAN TEORI 11
3.1 Rencana Anggaran Biaya 11
3.1.1 Definisi Rencana Anggaran Biaya 11
3.1.2 Fungsi Rencana Anggaran Biaya 12
vii
3.1.3 Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Anggaran Biaya 12
3.1.4 Perkiraan Biaya 14
3.2 Definisi Perancah 14
3.3 Jenis - jenis Perancah 15
3.3.1 Perancah Bambu 15
3.3.2 Scaffolding 15
3.4 Persyaratan Acuan Perancah 19
BAB IV 20
METODE PENELITIAN 20
4.1 Jenis Penelitian 20
4.2 Subyek dan Obyek Penelitian 20
4.3 Data Penelitian 20
4.4 Lokasi Penelitian 21
4.5 Waktu Pengumpulan Data 21
4.6 Langkah Penelitian 22
4.7 Pengolahan Data 22
4.7.1 Langkah Analisis 22
4.7.2 Bagan Alir Penelitian 23
BAB V 26
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 26
5.1 Data 26
5.2 Analisis Data 27
5.2.1 Menghitung Luas Balok 27
5.2.2 Menghitung Luas Pelat Lantai 30
5.2.3 Daftar Harga Bahan dan Upah 36
5.2.4 Analisis Kebutuhan Biaya Perancah Pelat dan Balok dengan
Menggunakan Bambu 37
5.2.5 Analisis Kebutuhan Biaya Perancah Pelat dan Balok dengan
Menggunakan Scaffolding 41
5.3 Pembahasan 44
BAB VI 46
KESIMPULAN DAN SARAN 46
6.1 Kesimpulan 46
viii
6.2 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 47
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
Σ = Penjumlahan
V = Volume komponen pekerjaan
HSP = Harga Satuan tiap Pekerjaan
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
Fenomena yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai suatu proyek konstruksi
pembangunan gedung bertingkat di Jl. Besi Raya, Besi, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta
yang memerlukan biaya banyak. Salah satu komponen penting dalam pengerjaan struktur yang perlu
diperhatikan oleh sebagian besar kontraktor adalah perancah. Biaya adalah salah satu faktor yang
berperan besar dalam manajemen konstruksi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbandingan biaya antara perancah konvensional dengan scaffolding pada proyek kontruksi gedung
bertingkat di Jl. Besi Raya, Besi, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Data dikumpulkan melalui dua sumber yaitu data primer dan sekunder,
dimana data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh
dari data proyek berupa gambar kerja. Analisis dan pembahasannya dengan cara membuat Rencana
Anggaran Biaya untuk metode konvensional maupun nonkonvensional yaitu menghitung analisis
harga satuan pekerjaan, biaya pekerjaan tiap lantai, dan biaya total seluruh pekerjaan. Hasil
pembahasan menunjukkan bahwa pemilihan perancah bambu pada proyek tersebut memerlukan
biaya yang lebih banyak dibandingkan scaffolding, Total biaya perancah bambu Rp.
3.832.004.320,53, dan Scaffolding Rp. 3.200.465.812,50, sehinggan perancah scaffolding lebih
murah sebesar Rp. 631.538.508,03, dengan selisih perbandingan biaya antara perancah scaffolding
dan perancah bambu sebesar 16,5%.
xiv
ABSTRACT
The phenomenom that will be further examined in this study is mainly about the construction
project for the construction of multi-storey building on Jl. Besi Raya, Besi, Sukoharjo, Ngaglik
Sleman, Yogyakarta which apparently required a lot of money. One of the most important
components of the structure found in this study and should be considered by contractors is the
scaffolding. The cost plays a major role in the construction management. The purpose of this study
is, however, to find out the ratio of costs between the conventional scaffolding and scaffolding in a
multi-storey construction project on Jl. Besi Raya, Besi, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Thus, this study used descriptive methods. The data is collected through the two sources, namely
primary and secondary data, where primary data is gathered through observations and interviews,
while secondary data is obtained from the project data which resulted into a form of work-drawings.
The analysis and discussion upon the Budget Plan for conventional and nonconventional methods
includes, calculating the analysis of work unit prices; the cost of work per floor, and the total cost
of the overall work. The result of the discussion shows that the selection of bamboo scaffolding
resulted on the project costs more than the scaffolding itself in general. The total cost of bamboo
scaffolding is at Rp. 3.832.004.320,53, and the Scaffolding is at Rp. 3.200.465.812,50. Therefore, it
is apparent that the the scaffolding is far cheaper by Rp. 631.538.508,03, with a total difference in
the cost ratio between scaffolding and bamboo scaffolding by 16,5%.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Pada Proyek Pembangunan Pondokan yang berlokasi di Jl. Besi Raya, Besi,
Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Bangunan yang terdiri dari 4 lantai ini
merupakan bangunan low rise building, dan menggunakan perancah bambu
sebagai perancahnya. Dengan kondisi seperti ini pemilihan scaffolding menjadi
pilihan yang tepat karena penggunaannya yang jauh lebih baik daripada perancah
bambu. Selain dari kekuatan tentunya dari segi kecepatan pelaksanaan pun lebih
efisien. Maka dari itu penulis mencoba menganalisis dari segi biaya penggunaan
perancah pada proyek ini.
4
5
8
Lanjutan Tabel 2. 1 Perbedaan Penelitian Sekarang dan Terdahulu
9
Lanjutan Tabel 2. 1 Perbedaan Penelitian Sekarang dan Terdahulu
dengan Scaffolding
pada Gedung
Bertingkat
10
BAB III
LANDASAN TEORI
11
12
satuan pekerjaan yang mengatur tentang rencana anggaran biaya, langkah- langkah
dalam pembuatan RAB yaitu
pekerjaan.
Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiran biaya terbatas
pada tabulasi biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan tertentu proyek ataupun
proyek keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan perencanaan terinci,
perkiraan biaya dari bagian atau keseluruhan kegiatan proyek yang dikaitkan
dengan waktu (time-phased). Perkiraan biaya erat hubungannya dengan analisis
biaya yang menitik beratkan pada pengkajian dan pembahasan biaya kegiatan masa
lalu yang akan dipakai sebagai masukan. Estimasi analisis merupakan metode yang
secara tradisional dipakai oleh estimator untuk menentukan setiap tarif komponen
pekerjaan. Setiap komponen pekerjaan dianalisa kedalam komponen-komponen
utama tenaga kerja, material, peralatan, dan lain-lain. Penekanan utamanya
diberikan faktor-faktor proyek seperti jenis, ukuran, lokasi, bentuk dan tinggi yang
merupakan faktor penting yang mempengaruhi biaya
3.3.2 Scaffolding
Perancah yang terbuat dari material baja dan merupakan produk pabrikasi
lebih dikenal dengan istilah scaffolding dibuat di pabrik namun dapat dirangkai di
lokasi pembangunan konstruksi karena terdiri dari bebrapa komponen. Komponen-
17
komponen yang ada dalam satu scaffolding adalah rangka main frame atau walk
thru frame, diagonal bidang bracing atau cross brace, adjustable jack atau jack
base, brace locking (pen), join pin dan u head. Komponen-komponen scaffolding
seperti pada gambar 3.2 berikut.
1. Main frame
Main frame berfungsi untuk mengatur ketinggian dan lebar scaffolding
yang akan dirangkai sesua dengan kebutuhan bangunan. Jika
ketinggian satu main frame belum mencukupi kebutuhan tinggi
bangunan, maka dapat ditambahkan main frame lagi diatasnya (arah
vertical) dan jika lebar main frame belum mencukupi kebutuhan
bangunan maka dapat ditambahkan lagi main frame ke sisi
sampingnya (arah horizontal).
18
2. Cross Brace
Cross brace berfungsi untuk memberikan jarak horizontal antar main frame
dan sebagai pengaku scaffolding agar tidak goyang. Cross brace merupakana
dua pipa yang saling bersilangan yang dihubungkan bagian tengahnya,
digunakan sebagai pengikat antara masing – masing main frame sehingga
main frame dapat berdiri tegak. Selain itu, cross brace juga dapat mengurangi
factor tekuk yang terjadi pada standart scaffolding terutama jika main frame
disambungkan ke atas. Pemasangan cross brace cukup mudah yaitu dengan
memasukkan pen yang ada di tiap-tiap frame ke lubang yang tersedia pada
cross brace kemudian dikunci dengan brace locking yang ada di badan main
frame.
3. Jack base
Jack base berfungsi sebagai kaki dari main frame yang dapat diatur
ketinggiannya untuk menambah ketinggian scaffolding sesuai dengan
ketinggian yang dibutuhkan. Jack base juga berfungsi sebagai bagian yang
meratakan ketinggian scaffolding agar main frame dapat berdiri dengan
ketinggian yang rata.
4. Joint Pin
Joint pin berfungsi sebagai penyumbang dan pengunci antar suatu main frame
dengan main frame diatasnya.
5. U-head
Astina (2015) suatu konstruksi tambahan yang merupakan mal atau cetakan
pada bagian sisi dan bawah dari bentuk beton yang dikehendaki. Dengan kata lain
acuan perancah adalah suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan yang
fungsinya untuk mendapatkan konstruksi beton yang dikehendaki setelah betonnya
mengeras. Persyaratan–persyaratan suatu konstruksi acuan perancah adalah :
1. Kuat menahan berat beton segar, getaran vibrator, peralatan yang digunakan,
berat sendiri, berat orang yang bekerja dan pengaruh kejutan.
2. Kaku, terutama akibat dari beban horizontal yang membuat cetakan mudah
goyang atau labil. Selain itu acuan perancah tidak boleh melebihi deformasi
yang dizinkan.
3. Kokoh, sehingga mampu menghasilkan bentuk penampang beton seperti
yang diharapkan, tanpa mengalami perubahan bentuk yang berarti, oleh
karena itu maka ukuran dan kedudukan cetakan harus teliti atau sesuai dengan
gambar perencanaan.
4. Bersih, karena dalam pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke
dalam adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton, dan jika kotoran
tidak naik maka akan melekat pada permukaan beton dan sulit dibersihkan.
5. Mudah dibongkar, agar tidak merusak beton yang sudah jadi dan dapat
digunakan berkali-kali.
6. Rapat, Sambungan-sambungan pada cetakan harus rapat dan lubang-lubang
yang disebabkan oleh serangga harus ditutup, sehingga cairan semen dan
agregat tidak keluar dari celah-celah sambungan.
7. Material atau bahan yang digunakan harus mudah dipaku atau sekrup dan
dalam membuat bagian cetakan harus mudah dirangkai sehingga dapat
dilaksanakan dengan tenaga kerja minimal yang pada akhirnya akan
memperoleh efisiensi waktu yang maksimal.
8. Optimal, kebutuhan bahan dan tenaga kerja harus seefektif dan seefisien
mungkin yang akhirnya menguntungkan semua pihak.
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Data Primer
20
21
2. Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan dalam mengerjakan penelitian ini yaitu
Gambar Kerja Pondokan Besi
1. Identifikasi Masalah
Dari data-data yang diamati dan dicatat tersebut dapat dihitung kebutuhan
perancah bambu dan scaffolding kemudian dilakukan analisis biaya untuk
mengetahui perbandingan biaya antara perancah bamboo dan scaffolding. Adapun
langkah-langkah analisis perhiutngan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagai
berikut:
23
2. Menghitung jumlah biaya pekerjaan tiap lantai dan harga satuan kerja sudah
bisa dihitung, maka langkah selanjutnya mengalikan angka tersebut sehingga
dapat ditentukan jumlah biaya dari masing-masing pekerjaan.
Mulai
Studi Literatur
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Persiapan
1. Survey Lapangan
2. Daftar Pertanyaan
3. Peralatan
A
25
Analisis Data
1. Menghitung Volume Pekerjaan
2. Menghitung Kebutuhan perancah
3. Menghitung Analisa harga satuan pekerjaan
4. Menghitung biaya total seluruh pekerjaan
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
5.1 Data
Dalam perencanaan sebuah proyek pembangunan di pengaruhi oleh nilai
suatu pekerjaan dengan metode pekerjaan yang akan digunakan ke dalam sebuah
pekerjaan. Analisis terhadap rencana anggaran biaya merupakan cara untuk
membandingkan alternatif metode untuk mengetahui metode yang lebih efektif
dilihat dari segi biaya dan selanjutnya digunakan atau di implementasikan pada
pelaksanaan sebuah proyek.
Untuk mengetahui hasil yang di inginkan maka dilakukan analisis terhadap
rencana anggaran biaya pekerjaan perancah yaitu dengan membandingkan rencana
anggaran biaya perancah yang menggunakan bambu dengan rencana anggaran
biaya perancah yang menggunakan scaffolding.
Berikut ini merupakan data proyek pembangunan yang menjadi obyek dalam
pengerjaan Tugas Akhir penulis :
26
27
= 6,84 m2
= 4,23 m2
= 4,64 m2
=0,1 m2
29
= 0,15 m2
Dengan cara yang sama seperti diatas dihitung keseluruhan luas untuk Balok
yang dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini. Gambar balok dapat dilihat pada
lampiran 6.
Luas
Panjang Lebar Jumlah Lantai Lantai Lantai
Balok Total
(m) (m) Balok 1 2 3
(m2)
B14 0,7 0,2 1 0,14 0,14 0,14 0,42
B15 1,25 0,2 1 0,25 0,25 0,25 0,75
B16 0,95 0,3 3 0,855 0,855 0,855 2,565
B17 1,45 0,2 1 0,29 0,29 0,29 0,87
B18 1,85 0,15 17 4,7175 4,7175 4,7175 14,1525
B19 1,175 0,15 30 5,2875 5,2875 5,2875 15,8625
B20 1,775 0,15 2 0,5325 0,5325 0,5325 1,5975
B21 1,75 0,15 6 1,575 1,575 1,575 4,725
B22 1,825 0,15 7 1,91625 1,91625 1,91625 5,74875
B23 0,25 0,15 8 0,3 0,3 0,3 0,9
B24 1,25 0,15 1 0,1875 0,1875 0,1875 0,5625
B25 1,325 0,15 8 1,59 1,59 1,59 4,77
B26 0,825 0,15 3 0,37125 0,37125 0,37125 1,11375
B27 0,75 0,15 4 0,45 0,45 0,45 1,35
B28 0,275 0,15 2 0,0825 0,0825 0,0825 0,2475
B29 3,85 0,15 1 0,5775 0,5775 0,5775 1,7325
Luas 65,75 5,6 184 115,5425 115,5425 115,5425 346,6275
Total
= 188,1 m2
2. Luas Volume Pelat A56
Diketahui Pelat A56 dengan dimensi dan ukuran P = 5,7 m, L= 3,3 m.
Maka :
Luas Volume =PxL
= 5,7 x 3,3
= 188,1 m2
3. Luas Volume Pelat A6
Diketahui Pelat A6 dengan dimensi dan ukuran P = 1,775 m, L= 0,25
m.
Maka :
Luas Volume =PxL
32
= 1,775 x 0,25
= 0,44375 m2
4. Luas Volume Pelat A7
Diketahui Pelat A7 dengan dimensi dan ukuran P = 1,825 m, L= 0,25
m.
Maka :
Luas Volume =PxL
= 1,825 x 0,25
= 0,4562 m2
5. Luas Volume Pelat A8
Diketahui Pelat A8 dengan dimensi dan ukuran P = 1,75 m, L= 0,25
m.
Maka :
Luas Volume =PxL
= 1,75 x 0,25
= 0,4375 m2
Dengan cara yang sama seperti diatas dihitung keseluruhan luas untuk
pelat lantai yang dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini. Gambar Pelat Lantai
dapat dilihat pada lampiran 5.
Luas
Panjang Lebar Jumlah Lantai Lantai Lantai
Pelat Total
(m) (m) Pelat 1 2 3
(m2)
A6 0,25 1,775 1 0,44375 0,44375 0,44375 1,33125
A7 0,25 1,825 1 0,45625 0,45625 0,45625 1,36875
A8 0,25 1,75 1 0,4375 0,4375 0,4375 1,3125
A9 3,375 1,75 1 5,90625 5,90625 5,90625 17,71875
A10 1,175 1,75 1 2,05625 2,05625 2,05625 6,16875
A11 1,825 1,175 1 2,144375 2,144375 2,144375 6,433125
A12 1,325 1,775 1 2,351875 2,351875 2,351875 7,055625
A13 3,75 3,375 1 12,65625 12,65625 12,65625 37,96875
A14 0,25 1,75 1 0,4375 0,4375 0,4375 1,3125
A15 0,25 1,825 1 0,45625 0,45625 0,45625 1,36875
A16 0,25 1,775 1 0,44375 0,44375 0,44375 1,33125
A17 3,37 3,375 1 11,37375 11,37375 11,37375 34,12125
A18 1,775 1,325 1 2,351875 2,351875 2,351875 7,055625
A19 1,825 1,175 1 2,144375 2,144375 2,144375 6,433125
A20 1,75 3,375 1 5,90625 5,90625 5,90625 17,71875
A21 1,75 1,175 1 2,05625 2,05625 2,05625 6,16875
A22 0,25 1,775 1 0,44375 0,44375 0,44375 1,33125
A23 0,25 1,825 1 0,45625 0,45625 0,45625 1,36875
A24 0,25 1,75 1 0,4375 0,4375 0,4375 1,3125
A25 1,75 4,7 1 8,225 8,225 8,225 24,675
A26 3,75 4,7 1 17,625 17,625 17,625 52,875
A27 3,85 1,025 1 3,94625 3,94625 3,94625 11,83875
A28 0,25 1,75 1 0,4375 0,4375 0,4375 1,3125
A29 0,25 3,75 1 0,9375 0,9375 0,9375 2,8125
A30 1,775 1,325 1 2,351875 2,351875 2,351875 7,055625
A31 3,75 3,375 1 12,65625 12,65625 12,65625 37,96875
A32 1,75 3,375 1 5,90625 5,90625 5,90625 17,71875
A33 1,825 1,175 1 2,144375 2,144375 2,144375 6,433125
34
Luas
Panjang Lebar Jumlah Lantai Lantai Lantai
Pelat Total
(m) (m) Pelat 1 2 3
(m2)
A34 1,75 1,175 1 2,05625 2,05625 2,05625 6,16875
A35 0,25 1,775 1 0,44375 0,44375 0,44375 1,33125
A36 0,25 1,825 1 0,45625 0,45625 0,45625 1,36875
A37 0,25 1,75 1 0,4375 0,4375 0,4375 1,3125
A38 1,75 4,7 1 8,225 8,225 8,225 24,675
A39 2,25 3,375 1 7,59375 7,59375 7,59375 22,78125
A40 1,825 1,325 1 2,418125 2,418125 2,418125 7,254375
A41 0,275 1,175 1 0,323125 0,323125 0,323125 0,969375
A42 0,75 3,375 1 2,53125 2,53125 2,53125 7,59375
A43 1,175 0,75 1 0,88125 0,88125 0,88125 2,64375
A44 0,25 1,75 1 0,4375 0,4375 0,4375 1,3125
A45 0,25 1,825 1 0,45625 0,45625 0,45625 1,36875
A46 0,25 0,275 1 0,06875 0,06875 0,06875 0,20625
A47 0,25 0,75 1 0,1875 0,1875 0,1875 0,5625
A48 1,25 1,825 1 2,28125 2,28125 2,28125 6,84375
A49 1,25 1,825 1 2,28125 2,28125 2,28125 6,84375
A50 4,2 3,8 1 15,96 15,96 15,96 47,88
A51 5,7 3,8 1 21,66 21,66 21,66 64,98
A52 3,75 3,8 1 14,25 14,25 14,25 42,75
A53 1,95 3,3 1 6,435 6,435 6,435 19,305
A54 5,7 3,3 1 18,81 18,81 18,81 56,43
A55 5,7 3,3 1 18,81 18,81 18,81 56,43
A56 5,7 3,3 1 18,81 18,81 18,81 56,43
A57 0,75 1,775 1 1,33125 1,33125 1,33125 3,99375
A58 0,75 1,825 1 1,36875 1,36875 1,36875 4,10625
A59 0,75 1,75 1 1,3125 1,3125 1,3125 3,9375
A60 0,675 1,775 1 1,198125 1,198125 1,198125 3,594375
A61 0,825 1,825 1 1,505625 1,505625 1,505625 4,516875
35
Luas
Panjang Lebar Jumlah Lantai Lantai Lantai
Pelat Total
(m) (m) Pelat 1 2 3
(m2)
A62 3,75 3,375 1 12,65625 12,65625 12,65625 37,96875
A63 1,75 3,375 1 5,90625 5,90625 5,90625 17,71875
A64 0,75 1,75 1 1,3125 1,3125 1,3125 3,9375
A65 0,75 1,825 1 1,36875 1,36875 1,36875 4,10625
A66 0,75 1,775 1 1,33125 1,33125 1,33125 3,99375
A67 0,675 1,75 1 1,18125 1,18125 1,18125 3,54375
A68 0,675 1,825 1 1,231875 1,231875 1,231875 3,695625
A69 1.775 0,825 1 1464,375 1464,375 1464,375 4393,125
A70 1,75 3,375 1 5,90625 5,90625 5,90625 17,71875
A71 3,375 3,75 1 12,65625 12,65625 12,65625 37,96875
A72 0,75 1,775 1 1,33125 1,33125 1,33125 3,99375
A73 0,75 1,825 1 1,36875 1,36875 1,36875 4,10625
A74 0,75 1,75 1 1,3125 1,3125 1,3125 3,9375
A75 0,825 1,775 1 1,464375 1,464375 1,464375 4,393125
A76 1,825 0,675 1 1,231875 1,231875 1,231875 3,695625
A77 1,75 0,675 1 1,18125 1,18125 1,18125 3,54375
A78 3,75 3,375 1 12,65625 12,65625 12,65625 37,96875
A79 1,75 3,375 1 5,90625 5,90625 5,90625 17,71875
A80 1,75 0,75 1 1,3125 1,3125 1,3125 3,9375
A81 1,75 4,2 1 7,35 7,35 7,35 22,05
A82 1,175 1,825 1 2,144375 2,144375 2,144375 6,433125
A83 1,775 1,325 1 2,351875 2,351875 2,351875 7,055625
A84 0,25 1,825 1 0,45625 0,45625 0,45625 1,36875
A85 0,25 1,775 1 0,44375 0,44375 0,44375 1,33125
A86 3,75 2,875 1 10,78125 10,78125 10,78125 32,34375
A87 1,775 1,325 1 2,351875 2,351875 2,351875 7,055625
A88 1,825 1,175 1 2,144375 2,144375 2,144375 6,433125
A89 1,75 1,175 1 2,05625 2,05625 2,05625 6,16875
36
Luas
Panjang Lebar Jumlah Lantai Lantai Lantai
Pelat Total
(m) (m) Pelat 1 2 3
(m2)
A90 0,25 1,775 1 0,44375 0,44375 0,44375 1,33125
A91 0,25 1,825 1 0,45625 0,45625 0,45625 1,36875
A92 0,25 1,75 1 0,4375 0,4375 0,4375 1,3125
A93 3,75 3,375 1 12,65625 12,65625 12,65625 37,96875
A94 1,75 3,375 1 5,90625 5,90625 5,90625 17,71875
A95 1,75 4,7 1 8,225 8,225 8,225 24,675
A96 1,825 1,325 1 2,418125 2,418125 2,418125 7,254375
A97 0,275 1,175 1 0,323125 0,323125 0,323125 0,969375
A98 2,25 3,375 1 7,59375 7,59375 7,59375 22,78125
A99 1,25 1,175 1 1,46875 1,46875 1,46875 4,40625
A100 0,25 1,75 1 0,4375 0,4375 0,4375 1,3125
A101 0,25 1,825 1 0,45625 0,45625 0,45625 1,36875
A102 0,25 0,275 1 0,06875 0,06875 0,06875 0,20625
A103 1,25 0,15 1 0,1875 0,1875 0,1875 0,5625
A104 1,925 1,25 1 2,40625 2,40625 2,40625 7,21875
A105 0,75 1,45 1 1,0875 1,0875 1,0875 3,2625
Luas 1939,42 224,575 121 1927,684 1927,684 1927,684 5783,053
Total
Diketahu kebutuhan bambu untuk lantai 1 berdasarkan gambar diatas maka didapat
sebanyak 2273 batang, sementara ijuk yang diperlukan untuk setiap bambu adalah 2 meter.
Pada lantai 1 kebutuhan bambu sebanyak 2273, sedangkan pada lantai 2 berdasarkan
wawancara kebutuhan bambu di tambah 15%, jadi pembelian bambu untuk lantai 2 adalah
2273 x 0,15 = 341, untuk lantai 3 kebutuhan bambu juga ditambah sebesar 15%, jadi
kebutuhan bambu untuk lantai 3 adalah (2273 + 341) x 0,15 = 392. Jadi total bambu yang
digunakan pada proyek ini adalah 2273 + 341 +392 = 3006 batang.
Untuk menentukan Harga satuan dibutuhkan data besarnya indeks pekerjaan yang
pada penelitian ini menggunakan acuan indeks harga Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No 11 – PRT – M – 2013 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum.. Analisa harga satuan pekerjaan Perancah dapat dilihat
pada tabel berikut.
39
= Rp 1.186.767,18
= Rp 1.565.987,50
5.3 Pembahasan
Berdasarkan analasis data yang sudah dilakukan didapatkan selisih biaya
antar perancah yang menggunakan bambu dengan perancah yang menggunakan
scaffolding dengan menggunakan rumus beriku
631.538.508,03 , atau sekitar : Enam ratus tiga puluh satu juta lima ratus tiga puluh
delapan ribu lima ratus delapan rupiah.
Rp4.000.000.000,00
Rp3.800.000.000,00
Rp3.600.000.000,00
Rp3.400.000.000,00
Rp3.200.000.000,00
Rp3.000.000.000,00
Rp2.800.000.000,00
Scaffolding Bambu
Rp3.832.004.320,53−Rp3.200.465.812,50
= x 100%
Rp 3.832.004.320,53
= 16,5 %
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab V, dapat disimpulkan bahwa
Pemilihan perancah bambu pada pembangunan Pondokan Besi sudah tepat ditinjau
dari segi biaya, hal tersebut ditunjukkan dengan :
a. Total biaya perancah bambu Rp. 3.832.004.320,53, dan harga perancah
bambu per 1 m2 Rp. 1.186.767,18
b. Total biaya Scaffolding Rp. 3.200.465.812,50, dan harga perancah
scaffolding per satu set Rp. 1.565.987,50
c. Hasil diatas yang menunjukkan bahwa total biaya perancah scaffolding lebih
murah, dengan selisih harga sebesar Rp. 631.538.508,03, atau sekitar 16,5%.
6.2 Saran
Berdasarkan Hasil Penelitian, maka penulis menyarankan :
1. Berdasarkan hasil pembahasan maka pembangunan Pondokan Besi, sebaiknya
memakai perancah scaffolding, karena biayanya lebih murah
2. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar bisa menganalisis dari
segi waktu.
46
47
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 6 Balok
55