Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN

KULIAH KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN LABORATORIUM TERPADU JURUSAN


KEPERAWATAN DAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
TAHAP 1 YANG DILAKSANAKAN OLEH CV. ANANDA PRATAMA

Disusun Oleh :

Nama : ROY WINNERSON S

NIM : 21319043

Nomor KKP :

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SERANG RAYA

2023
PERSETUJUAN

PROYEK PEMBANGUNAN LABORATORIUM TERPADU


JURUSAN KEPERAWATAN DAN TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIK TAHAP 1 YANG DILAKSANAKAN
OLEH CV. ANANDA PRATAMA

Nama : Roy Winnerson Silaban


NIM : 21319043
Program Studi : Teknik Sipil

Serang, Februari 2023


Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
Pada tanggal :

Disahkan Oleh:

Pembimbing
Lapangan CV. Ananda Pembimbing KKP
Pratama

Yosi Ananda ST, Dessy Triana S.T.,MT


Project Manager NIDN:
PENGESAHAN

Kuliah Kerja Praktek Dinyatakan Lulus Setelah Diseminarkan

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Serang Raya (UNSERA)

Tanggal : (isi dengan tanggal seminar)

Pukul : ...... s/d.........WIB (isi dengan waktu seminar)

Judul :PROYEK PEMBANGUNAN LABORATORIUM


TERPADU JURUSAN KEPERAWATAN DAN
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
TAHAP 1 YANG DILAKSANAKAN
OLEH CV. ANANDA PRATAMA
Nama : ROY WINNERSON SILABAN
NIM : 21319043

Serang, Februari 2023

Penguji :

( Dessy Triana S.T., MT )


NIDN:
PENGESAHAN

Laporan Kuliah Kerja Praktek

PROYEK PEMBANGUNAN LABORATORIUM TERPADU


JURUSAN KEPERAWATAN DAN TEKNOLOGI LABORATORIUM
MEDIK TAHAP 1 YANG DILAKSANAKAN OLEH CV. ANANDA
PRATAMA

Nama : Roy Winnerson Silaban


NIM : 21319043
Program Studi : Teknik Sipil

Disahkan Oleh :

Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi


Teknik Sipil

Wahyu Oktri Widyarto, ST., MT Arbi Parianta Lukman, SST., MT


NIDN: NIDN:
PERSEMBAHAN

LAPORAN KKP INI KU PERSEMBAHKAN

KEPADA: T U H A N YM E YANG SELALU KU

HARAPKAN KASIH DAN


KARUNIA-NYA.

AYAH DAN MAMAH TERCINTA

YANG TELAH MEMBERIKAN KASIH SAYANG

MENDIDIK DAN MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADAKU

UNTUK BELAJAR

KINI SETELAH MASA PERJUANGAN ITU BERLALU, AKU BERSYUKUR


MENJADI SALAH SATU BIMBINGANMU. SEKALI LAGI KUUCAPKAN
TERIMA KASIH UNTUK SEMUA KRITIKAN DAN TUNTUTAN YANG
TELAH DIBERIKAN.

SAHABAT,
YANG MENCIPTAKAN KETULUSAN,
KEJUJURAN, KEBERANIAN, KEPERCAYAAN,
DAN KESETIAAN

TEMAN,
TANPA INSPIRASI, DORONGAN, DAN DUKUNGAN YANG TELAH
KALIAN BERIKAN KEPADA SAYA, SAYA MUNGKIN BUKAN APA-APA
SAAT INI.
ABSTRAKSI

Roy Winnerson Silaban, “ Proyek Pembangunan Laboratorium Terpadu


Jurusan Keperawatan Dan Teknologi Laboratorium Medik Tahap 1
Yang Dilaksanakan Oleh CV. Ananda Pratama”.

Laporan KKP Program Studi Teknik Sipil, UNSERA, di bawah bimbingan


Dessy Triadi S.T., MT., Februari 2023. 60 halaman + 105 + halaman
lampiran.

Kebutuhan untuk membentuk mahasiswa yang utuh dan siap


pakai berujung pada dilakukannya suatu pengamatan terhadap dunia
kerja dalam bidang yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dibutuhkan
mahasiswa. Dalam bangku perkuliahan, mahasiswa hanya dibekali teori-
teori ilmu teknik sipil dan melihat gambaran umum saja tanpa melihat
aplikasinya di lapangan. Adanya Pembangunan Lab Terpadu Jurusan
Keperawatan Dan Tlm Tahap 1 ini mahasiswa dapat belajar dan
menerapkan teori teori ilmu teknik sipil dilapangan. Proyek Pembangunan
Lab Terpadu Jurusan Keperawatan Dan Tlm Tahap 1 Yang Dilaksanakan Oleh
CV. Ananda Pratama selaku Owner, konsultan perencana, kontraktor
pelaksana, dan konsultan pengawas dilapangan, karena proyek ini milik
pribadi atau milik CV. Ananda Pratama.

Sebuah proyek kontruksi pasti mengharapkan seluruh


pelaksanaannya berjalan dengan lancar. Akan tetapi ada hal-hal yang
menjadi penghambat atau menjadi permasalahan dalam sebuah proyek
kontruksi khususnya tanggung jawab pihak pengawas dalam mengontrol
setiap pekerjaan. Permasalahan tersebut bisa terjadi akibat kondisi alam,
pelaksaan teknik, jumlah tenaga, keterlambatan pekerjaan dan lain
sebagainya. Permasalahan yang timbul harus segera mungkin diatasi agar
pelaksanaan proyek dapat berjalan lancar sesuai rencana.

Pelaksanaan proyek harus dilakukan secara professional dan


harus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, agar proyek yang
dikerjakan sesuai dengan keinginan pemilik (owner) dan sesuai dengan
waktu yang telah ditemukan sebelumnya.

Kata kunci: Kuliah Kerja Praktek, Teknik Sipil, Pembangunan Laboratorium


Terpadu Jurusan Keperawatan Dan Teknologi Laboratorium Medik Tahap 1

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat


dan hidayahNYA kepada kita sekalian, khususnya kepada penulis,
sehingga Laporan KKP dengan judul “PROYEK PEMBANGUNAN
LABORATORIUM TERPADU JURUSAN KEPERAWATAN DAN
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK TAHAP 1 YANG
DILAKSANAKAN OLEH CV. ANANDA PRATAMA” dapat terselesaikan
dengan baik.
Didalam penyelesaiannya penulis banyak sekali dibantu oleh
beberapa pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Tuhan YME yang selalu memberikan kekuatan kepada penulis,
khususnya pada saat penyelesaian laporan KKP ini yang walaupun
dalam diri ini banyak sekali berbuat salah dan dosa kepadaMU.

2. Ayah dan Mamah tercinta yang selalu ikhlas dan penuh dengan
kesabaran membesarkan dan mendidik penulis selama ini. Ayah dan
Mamah semoga kasih selalu menyertaimu.

3. Bapak Drs. H. Hamdan, MM sebagai Rektor UNSERA.

4. Bapak Wahyu Oktri Widyarto, ST., MT sebagai Dekan Fakultas


Teknik.

5. Bapak Arbi Parianta Lukman, SST., MT sebagai Ketua Program Studi


Teknik Sipil.

6. Ibu Dessy Triana S.T., MT sebagai Dosen Pembimbing.

7. Bapak Yosi Ananda S.T selaku Pembimbing Lapangan.

8. Seluruh Staf CV. Ananda Pratama yang terlibat dalam Proyek


Pembangunan Laboratorium Terpadu Jurusan Keperawatan Dan Teknologi
Laboratorium Medik Tahap 1 , Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.
vii

9. Seluruh Dosen Teknik Sipil dan Staf Fakultas Teknik UNSERA.

Menyadari kodratnya sebagai seorang manusia yang tak pernah


luput dari kesalahan dan kekurangan, penulis yakin masih banyak
kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada laporan KKP ini, baik dari
segi penulisan maupun penyajiannya. Oleh karenanya saran dan kritik
yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan. Sehingga
kesalahan dan kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada penyusunan
berikutnya.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat


bagi semua pihak khususnya Penulis.

Serang, Februari 2023

Penulis
vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN ii

PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN iii

ABSTRAKSI vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek 2

1.3 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 2

1.4 Manfaat Kerja Prakte 3

1.5 Kegiatan Kerja Praktek 3

1.6 Latar Belakang Proyek 4

1.7 Tujuan Proyek 5

1.8 Data Proyek 5


1.9 Lokasi Proyek 7

ix
DAFTAR TABEL

BAB II PRA PELAKSANA

2.1 Pelelangan 8

2.1.1 Pengertian Pelelangan 8

2.1.2 Jenis-Jenis Pelelangan 8

2.1.3 Syarat Pelelangan 9

2.1.4 Tata Cara Pelelangan 12

2.1.5 Prinsip Dasar Pelelangan 19

2.2 Analisis Harga 21

2.3 Struktur Organisasi Proyek 22

2.3.1 Pengertian Organisasi Proyek 22

2.3.2 Struktur Organisasi 23

2.4 Perhitungan Kontruksi 35

2.5 Pembebanan Bangunan 36

2.6 Perencanaan Terhadap Gempa 38

2.6.1 Wilayah Gempa 38

2.6.2 Kategori Gedung 39

2.6.3 Daktilitas 39

2.6.4 Tingkat Daktilitas 40

2.7 Perencanaan Kolom 41

2.7.1 Rumus Kolom 42

2.8 Perencanaan Balok 44

2.8.1 Rumus Balok 46

x
DAFTAR TABEL

2.9 Perencanaan Pelat Lantai 46

2.9.1 Rumus Plat Lantai 49

BAB III PELAKSANAAN

3.1 Spesifikasi Teknis Bahan, Alat, dan Tenaga Kerja 50

3.1.1 Spesifikasi Teknis Bahan 50

3.1.2 Spesifikasi Alat 61

3.1.3 Spesifikasi Tenaga Kerja 67

3.2 Metode dan Prosedur Pelaksanaan 69

3.2.1 Metode 69

3.2.2 Prosedur Pelaksanaan 71

3.3 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai 74

3.3.1 Pekerjaan Bekisting Balok 74

3.3.2 Pekerjaan Pembesian 78

3.3.3 Pekerjaan Pegecoran 79

3.3.4 Pekerjaan Curing Balok dan Pelat 82

3.4 Pekerjaan Kolom 83

3.4.1 Penentuan As (Marking) 83

3.4.2 Fabrikasi Tulangan 84

3.4.3 Pekerjaan Pembesian 85

3.4.4 Pekerjaan Bekisting 86

3.4.5 Pekerjaan Pengecoran 88

xi
DAFTAR TABEL
BAB IV PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

4.1 Pengawasan Proyek 90

4.1.1 Pengertian Pengawasan 90

4.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas 91

4.2 Pengendalian Proyek 96

4.2.1 Teori Pengendalian Mutu 97

4.2.2 Teori Pengendalian Waktu 100

4.2.3 Teori Pengendalian Biaya 106

4.2.4 Dasar Hukum Pengendalian Proyek 107

4.3 Pembayaran Termin dan Serah Terima Pekerjaan 108

BAB V TUGAS KHUSUS

5.1 Analisa Gaya geser dasar dan Gaya horizontal ekivalen statik…
114

5.1.1 Gaya Geser Dasar (V) Beban Ekivalen Statik 114

5.1.2 Gaya Horizontal Ekivalen Statik 118

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Uraian Umum 124

6.2 Permasalahan Cuaca 124

6.3 Permasalahan Teknis Dalam Pelaksanaan 126

6.4 Permasalahan Keterlmabatan Kerja 128

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan 129

7.2 Saran 130


DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

xiii

DAFTAR GAMBAR

HAL

Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek.............................................................. 7

Gambar 1.2 Lokasi Proyek ..................................................................... 7

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Proyek ................................................ 23

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Owner ................................................. 28

Gambar 2.3 Peta Wilayah Gempa Indonesia ......................................... 38

Gambar 2.4 Tabel Faktor Keutamaan I .................................................. 39

Gambar 2.5 Detail Kolom ...................................................................... 41

Gambar 2.6 Denah Kolom ..................................................................... 42

Gambar 2.7 Detail Balok ....................................................................... 45

Gambar 2.8 Potongan Portal .................................................................. 46

Gambar 2.9 Denah Pelat Lantai Basement 1 .......................................... 47

Gambar 2.10 Denah Pelat Lantai Mezanin ............................................ 47

Gambar 2.11 Denah Pelat Lantai 1 ......................................................... 48

Gambar 2.12 Denah Pelat Lantai Atap .................................................. 48

Gambar 2.13 Denah Pelat Lantai Lift .................................................... 48

Gambar 3.1 Beton Ready Mix ………………………………………... 52

Gambar 3.2 Pembesian Pile Cap ……………………………………… 53

Gambar 3.3 Material Pasir ……………………………………………. 54

Gambar 3.4 Semen ……………………………………………………. 55


DAFTAR TABEL
xiv

Gambar 3.5 Kawat bendrat ……………………………………………. 56

Gambar 3.6 Papan partikel ……………………………………………. 56


Gambar 3.7 Perancah (Scaffolding) …………………………………... 57

Gambar 3.8 Sengkang Lateral ………………………………………… 58

Gambar 3.9 Beton decking …………………………………………… 59

Gambar 3.10 Tulangan Cakar Ayam …………………………………. 60

Gambar 3.11 Besi Tulangan ……………………………………..……. 61

Gambar 3.12 Excavator ……………………………………………….. 62

Gambar 3.13 Genset …………………………………………………... 62

Gambar 3.14 Truck Mixer ……………………………………………. 63

Gambar 3.15 Bar Cutter ………………………………………………. 64

Gambar 3.16 Bar Bender ……………………………………………... 64

Gambar 3.17 Las Listrik ……………………………………………… 65

Gambar 3.18 Cutting wheel machine …………………………………. 66

Gambar 3.19 Bekisting balok dan plat lantai ......................................... 77

Gambar 3.20 Sambungan pembesian kolom, balok dan plat lantai. ...... 79

Gambar 3.21 Pekerjaan Pengecoran kolom ........................................... 82

Gambar 3.22 Pemotongan tulangan kolom menggunakan bar cutter .... 84

Gambar 3.23 Tulangan dibengkokan menggunakan bar bender ............ 84

Gambar 3.24 Pembesian kolom ............................................................. 86

Gambar 3.25 Bekisting kolom ............................................................... 88

Gambar 4.1 Uji Test Slump .................................................................... 98

Gambar 4.2 Beton uji kuat tekan ........................................................... 98


DAFTAR TABEL
xv

Gambar 4.3 Mesin uji kuat tekan ........................................................... 98

Gambar 4.4 Proses uji kuat tekan ........................................................... 99

Gambar 4.5 Event dan Aktivitas CPM .................................................. 105

Gambar 5.1 Ilustrasi Gedung Hotel Grand G7 ...................................... 115

Gambar 5.2 Peta Wilayah Gempa Indonesia ......................................... 116

Gambar 5.3 Respons Spektrum Gempa Rencana .................................. 116

Gambar 5.4 Tabel Faktor Keutamaan I .................................................. 117

Gambar 5.5 Grafik Gaya Horizontal (Fi) ............................................... 124

Gambar 5.6 Grafik Simpangan (Yi) ....................................................... 124

Gambar 6.1 Banjir diarea proyek ........................................................... 126

Gambar 6.2 Pengecoran manual ............................................................ 127

Gambar 6.3 Rusaknya alat Bore Pile ..................................................... 128


DAFTAR TABEL

xvi
HAL
Tabel 2.1 Rekapitulasi Harga Pekerjaan Proyek Pembangunan

Laboratorium Terpadu Jurusan Keperawatan dan Teknologi Laboratorium

Medik...........................................................................................................22

Tabel 3.1 Trial Send Mix............................................................................48

Tabel 5.1 Tabel Kekakuan Kolom........................................................... 123

Tabel 5.2 Tabel Perhitungan.................................................................... 123


DAFTAR TABEL

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nota Dinas

Lampiran 2 Data Proyek

Lampiran 3 Surat Dari Prodi ke Proyek

Lampiran 4 Surat Balasan Penerimaan dari Proyek

Lampiran 5 Daftar Presensi kehadiran

Lampiran 6 Surat Pernyataan selesai Kerja Praktek

Lampiran 7 Dokumen Proyek

Lampiran 8 Surat Penilaian dari Proyek

xviii
BAB V

TUGAS KHUSUS

5.1 Pembebanan Struktur Balok Lantai 2 dan RAB

Balok merupakan bagian struktur bangunan yang penting dan bertujuan


untuk memikul beban transversal yang dapat berupa beban lentur, geser
maupun torsi. Sistem post and beam dimana elemen struktur horizontal
diletakan sederhana di atas dua elemen struktur vertikal merupakan konstruksi
dasar yang pernah digunakan oleh arsitek sejak dulu. Pada sistem tersebut
secara sederhana balok digunakan sebagai elemen penting dalam
konstruksi. Beban vertikal berupa beban mati dan beban hidup yang diterima
plat lantai, berat sendiri balok dan berat dinding penyekat yang di atasnya.
Sedangkan beban horizontal berupa beban angin dan gempa. Oleh karena itu
perencanaan balok yang efisien, ekonomis dan aman sangat penting untuk suatu
struktur bangunan terutama struktur bertingkat tinggi atau struktur berskala
besar.
Desain Balok
Langkah - Langkah Perencanan
1) Menghitung gaya–gaya dalam yang terjadi pada balok.
2) Menentukan penulangan
3) Menghitung nilai ratio tulangan (ρ)
4) Memeriksa kekuatan penampang
5) Merencanakan sengkang

Tahapan Analisis dan Desain Struktur


Tahapan yang umum digunakan ketika melakukan analisis dan desain struktur
dengan program ETABS alur nya seperti berikut:

START → MODELING → DEFINING → ASSIGNING → ANALYZING →


DESIGNING → CHECK STRUKTUR (jika “TIDAK” kembali ke
REDESIGN, jika “YA” FINISH).
Data Perhitungan
1) Data Material
Beton K 300
fc’ = 25 Mpa
Tulangan Baja
D ≤ 13 mm, fy BJTP = 240 Mpa
D ≥ 13 mm, fy BJTD = 390 Mpa

2) Data Dimensi
Ketika membuat perencanaan dalam bentuk laporan tiap lantai harus di
tampilkan, semua tipe balok termasuk dimensinya, dimensi adalah lebar dan
tinggi balok tersebut, b = lebar, h = tinggi.

Untuk tulisan ini saya hanya menampilkan satu lantai. Berikut adalah tabel
balok tersebut. Tabel Balok Lantai Satu

Dimensi
Type Balok Satuan
B h
B1 300 700 mm
B2 300 650 mm
B3 250 650 mm
B4 250 600 mm
B5 250 550 mm
B6 250 500 mm
B7 200 450 mm
B8 200 400 mm
B9 200 350 mm
B10 150 300 mm
B-BR 120 200 mm
3) Data Pembebanan
Saat merencanakan struktur gedung terutama salah satu elemen dari struktur
gedung tersebut harus diperhitungkan pembebanan yang terjadi tiap lantai,
mulai dari lantai paling tinggi sampai lantai dasar.
Saudara juga harus mempunyai Pedoman Perencanaan Pembebanan
untuk Rumah dan Gedung untuk melihat beberapa intesitas beban mati dan
beban hidup untuk bangunan gedung.

Salah satu contoh, genangan air hujan 2 cm, maka 2 cm dikalikan


dengan intesitas beban mati air hujan yang terdapat pada tabel PPPURG, begitu
juga untuk berat lagit – langit, berat adukan spesi dan yang lainya.

Untuk pembebanan Lantai Atap yaitu:

Beban hidup
Beban hidup pada lantai atap = 100 kg/m2
Berat air hujan (2 cm) : (0,02 x 1000) kg/m2 = 20 kg/m2 +
Total = 130 kg/m2

Beban hidup terpusat pada kolom K4B1 = 7,33 m2 x 130 kg/m2 = 952,9 kg
Beban hidup terpusat pada kolom K3B1 = 9,355 m2 x 130 kg/m2 = 1216,15 kg
Beban hidup terpusat pada kolom K3B2 = 7,33 m2 x 130 kg/m2 = 952,9 kg
Beban hidup terpusat pada kolom K2B1 = 2,27 m2 x 130 kg/m2 = 295,1 kg
Beban hidup terpusat pada kolom K2B2 = 2,27 m2 x 130 kg/m2 = 295,1 kg
Beban hidup terpusat pada kolom K2B3 = 9,355 m2 x 130 kg/m2 = 1216,15 kg

Beban Mati
Pada lantai atap
Berat pasangan kanopi = 150 kg/m2
Berat langit – langit dan penggantung: (11 + 7) kg/m2 = 27 kg/m2
Total = 177 kg/m2

Beban mati terpusat pada kolom K4 B1 = 7,33 m2 x 177 kg/m2 = 1297,41 kg


Beban mati terpusat pada kolom K3B1 = 9,355 m2 x 177 kg/m2 = 1655,835 kg
Beban mati terpusat pada kolom K3B2 = 7,33 m2 x 177 kg/m2 = 1297,41 kg
Beban mati terpusat pada kolom K2B1 = 2,27 m2 x 177 kg/m2 = 401,79 kg
Beban mati terpusat pada kolom K2B2 = 2,27 m2 x 177 kg/m2 = 401,79 kg
Beban mati terpusat pada kolom K2B3 = 9,355 m2 x 177 kg/m2 = 1655,835 kg

Lantai Dua
Untuk lantai dua juga sama seperti lantai yang lainya, pembebanan yang ada
pada lantai dua dikalikan intesitas dan di totalkan.

Beban hidup
Beban hidup untuk restoran = 250 kg/m2
Beban Mati Tambahan Pada lantai
Berat penutup lantai = 24 kg/m2
Berat adukan spesi (2 cm) : (2 x 21) kg/m2 = 42 kg/m2
Berat langit – langit dan penggantung: (11 + 7) kg/m2 = 27 kg/m2
Total = 93 kg/m2

Pada balok
Berat kaca (3 mm) : (3 x 10) = 30 kg/m

Lantai Satu
Beban hidup
Beban hidup untuk restoran = 250 kg/m2

Beban Mati Tambahan


Pada lantai
Berat penutup lantai = 24 kg/m2
Berat adukan spesi (2 cm) : (2 x 21) kg/m2 = 42 kg/m2
Berat langit – langit dan penggantung: (11 + 7) kg/m2 = 27 kg/m2
Total = 93 kg/m2

Pada balok
Berat kaca (3 mm) : (30 x 10) = 30 kg/m

Perhitungan Beban Gempa


Untuk Perhitungan beban gempa ekivalen pembaca bisa mengacu pada SNI –
1726 – 2002 atau yang terbaru tahun 2013, ini adalah rujukan untuk
perencanaan gempa untuk bangunan gedung.

Tabel dibawah menunjukan berat stuktur yang dianalisi, berat tiap lantai
dikalikan tinggi antar lantai (Wi) adlah berat dan (hi) tinggi antar lantai/tinggi
tiap elevasi, berat tiap lantai diperoleh dari sap2000 dengan cara di ungroup
karena pengerjaan menggunakan software tersebut lebih cepat.

Tabel perhitungan beban gempa ekivalen mengacu pada SNI – 1726 – 2002

Lantai Wi (kg) hi (kg) Wi . hi


Lantai Atap (W3) 14396,32 3 43188,96
Lantai 2 (W2) 31389,435 3 94168,305
Lantai 1 (W1) 31389,435 3 94168,305
∑W 77175,19 ∑ W.h 231525,57

Perhitungan gempa ekivalen dilakukan tiap lantai, saya sarankan untuk


perhitungan dengan SAP2000 lebih cepat dan hemat waktu. Setelah selesai
untuk perhitungan beban gempa ekivalen untuk tiap lantai kemudian
menghitung beban gempa tiap joint. Teknisnya kalau perencanaan teknis balok
dirangkum alurnya sebagai berikut:
1) Data Perhitungan
Berupa data material, seperti mutu beton yang digunakan, tulangan baja yang
digunakan baja tulangan diameter (BJTD) dan baja tulangan polos (BJTP).

2) Data Dimensi
Yang dimaksud data dimensi adalah dimensi balok yang digunakan tiap lantai,
penyajian laporanya dibuatkan tabel tiap lantai yang berisi tipe balok dan
dimensinya.

3) Data Pembebanan
Data pembebanan berupa beban yang terjadi pada bangunan gedung tersebut,
mulai dari lantai paling atas sampai lantai dasar, beban mati, beban hidup
dimasukan untuk dijumlahkan.

4) Perhitungan Beban Gempa


Perhitungan beban gempa ekivalen untuk tiap lantai
a) Beban gempa tiap joint
b) Menghitung Gaya Dalam Pada Portal
c) Perhitungan Balok Portal.

Dihitung untuk balok yang akan ditinjau, seperti balok terpanjang dan memiliki
dimensi paling besar/balok induk, untuk menentukan kebutuhan tulangan
adalah sebagai berikut:

Diketahui:
Penampang balok 200 x 400
Selimut beton (d’) = 50 mm
Momen (+) lapangan = 3012,758 kgm = 30127580 Nmm
Momen (-) tumpuan = 6025,515 kgm = 60255150 Nmm
fy = 390 Mpa
fc’ = 25 Mpa

Setelah diketahui kebutuhan tulangan dan diameter tulangan untuk selanjutnya


menghitung control tegangan dan kekuatan balok.

Ketika merencanakan struktur gedung, baik itu keseluruhan atau hanya


beberapa item, misalnya balok, menganalisis menggunakan sap2000 atau etabs
tentu lebih hemat waktu, hanya membuat pemodelan sesuai dengan gambar
perencanaan kemudian tinggal memasukan beban termasuk gempa.
125

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Uraian Umum

Sebuah proyek kontruksi pasti mengharapkan seluruh pelaksanaannya

berjalan dengan lancar. Akan tetapi ada hal-hal yang menjadi penghambat

atau menjadi permasalahan dalam sebuah proyek kontruksi khususnya

tanggung jawab pihak pengawas dalam mengontrol setiap pekerjaan.

Permasalahan tersebut bisa terjadi akibat kondisi alam, pelaksaan teknik,

jumlah tenaga, keterlambatan pekerjaan dan lain sebagainya. Permasalahan

yang timbul harus segera mungkin diatasi agar pelaksanaan proyek dapat

berjalan lancar sesuai rencana. Berikut ini adalah beberapa permasalahan

dan solusi yang terjadi dalam Proyek Pembangunan Laboratorium Terpadu

Jurusan Keperawatan Dan Teknologi Laboratorium Medik Tahap 1,

Kecamatan Neglasari, Tangerang :

1. Permasalahan Cuaca.

2. Permasalahan teknis dalam pekerjaan.

3. Permasalahan keterlambatan kerja.

6.2 Permasalahan Cuaca

Menurut (Winarso, 2003) Cuaca merupakan bentuk awal yang

dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara

sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, kondisi alam yang tidak dapat

diprediksi ketepatannya. Cuaca yang baik atau buruk dapat terjadi


126

sewaktu-waktu. Akan tetapi dengan terjadinya cuaca yang buruk saat

proses pelaksanaan berlangsung, maka akan menghambat jalannya

pekerjaan. Permasalahan yang terjadi ketika cuaca buruk terjadi adalah :

1. Proyek pembangunan infrastuktur terpaksa berhenti sementara

menunggu hujan reda, atau tetap melanjutkan pekerjaan dengan

memasang tenda/terpal.

2. Waktu pembangunan dapat mundur dari jadwal rencana apabila

hujan terus menerus diluar perkiraan sehingga menghambat

berjalannya proyek.

3. Pengecoran terpaksa dihentikan jika hujan mengguyur deras,

maka pihak kontraktor akan menanggung biaya ready mix yang

sudah terkirim ke proyek.

4. Memungkinkan terjadinya banjir pada lokasi proyek jika

hujan dalam intensitas tinggi, sehingga menghambat jalannya

proyek.

Solusi penyelesaian permasalahnya adalah bila sebuah proyek

pembangunan mengalami permasalahan tentang cuaca maka hal yang

perlu dilakukan adalah pihak kontraktor meminta toleransi kepada

pihak Owner untuk mengajukan perubahan rencana pekerjaan.

Dimana cuaca sudah membaik akan dilakukan penambahan pekerja

atau lembur. Agar rencana pekerjaan dapat kembali berjalan dengan

baik dan ketertinggalan pekerjaan dapat kembali dikejar sesuai

rencana.
127

6.3 Permasalahan Teknis Dalam Pelaksanaan

Menurut (Westra 2002) pelaksanaan adalah sebagai usaha-usaha yang

dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang

telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan

alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat

pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya. Pelaksanaan dari setiap

pekerjaan menggunakan metode kerja yang berbeda-beda. Dalam setiap

proyek pembangunan tidak semua pekerjaan dilaksanakan sesuai teknis

atau metode yang ada pasti ada kesalahan. Terkadang ada hal-hal

dilapangan yang membuat itu terjadi. Adapun permasalahannya dalam

pelaksanaan :

1. Pekerjaan Kolom

Dalam pekerjaan kolom proyek ini terdapat masalah dalam pengadaaan

alat dan pengecoran. Dikarenakan ruang di lokasi terbilang cukup sempit

maka proses pengecoran tidak menggunakan alat berat seperti concrete

pump truck ataupun concrete bucket, maka pekerjaan kolom dilakukan

secara manual dengan cara membawa ready mix per ember menggunakan

katrol. Dengan demikian maka pekerjaan pengecoran kolom terbilang

cukup lambat.
128

2. Pekerjaan Balok

Masalah yang terdapat di pekerjaan balok tidak jauh berbeda dengan

pekerjaan kolom, yaitu karena pengecorannya dilakukan secara manual.

3. Pekerjaan Plat Lantai

Pekerjaan ini tidak mengalami kendala di proses pembesian, tetapi

masalahnya terdapat pada proses pengecoran, dikarenakan tidak

menggunakan alat berat ketika proses pengecoran.

Solusinya penyelesaian permasalahannya adalah bila sebuah proyek

pembangunan mengalami permasalahan tentang kesalahan teknis dalam

pekerjaan maka hal yang dilakukan adalah pihak kontraktor melakukan

survei di daerah yang menyewakan alat tersebut dan hal yang harus

dilakukan pihak kontraktor meminta toleransi kepada pihak owner untuk

mengajukan perbaikan, karena pihak kontraktor sebisa mungkin akan

langsung memperbaiki, agar hasil yang sudah diperbaiki sebisa mungkin

sesuai dengan hasil yang direncanakan.

6.4 Permasalahan Keterlambatan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu akan menghasilkan proyek

kontruksi yang baik pula. Dalam setiap proyek kontruksi pasti ada

permasalahan yang dihadapi. Salah satunya adalah permasalahan

keterlambatan dalam pekerjaan kontruksi. Keterlambatan pekerjaan ini

bisa di akibatkan oleh bebarapa faktor, antara lain :


129

a. Cuaca yang buruk

b. Berkurangnya jumlah tenaga kerja

c. Keterlambatan pengiriman bahan material

d. Rusaknya peralatan pekerjaan

Solusi penyelesian permasalahnya adalah bila sebuah proyek

pembangunan mengalami permasalahan tentang keterlambatan pekerjaan

maka hal yang perlu dilakukan adalah pihak kontraktor mencari tambahan

pekerja apabila kekurangan pekerja dan menambahkan jam kerja (lembur)

agar keterlambatan pekerjaan dapat dikejar, tetapi semua itu harus atas

seijin dari pihak pengawas.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Setelah mahasiswa menyelesaikan Kuliah Kerja Praktek selama satu bulan (

15 kali kunjungan proyek ), cukup banyak pengalaman yang didapat pada Proyek

Pembangunan Lab Terpadu Jurusan Keperawatan Dan Tlm Tahap 1, Kecamatan

Neglasari, Tangerang. Adapun yang dapat penulis simpulkan sebagai berikut :

1. Kegiatan kerja praktik bertujuan mengetahui kesesuaian teori dengan praktik

di lapangan, mengetahui metode kerja yang digunakan dalam setiap

pekerjaan,mengetahui permasalahan yang ada di lapangan, dan untuk

mempelejari hal-hal baru di lapangan.

2. Proyek Pembangunan Laboratorim Terpadu Jurusan Keperawatan Dan

Teknologi Laboratorium Medik Tahap 1, merupakan gedung yang difungsikan

sebagai Laboratorium Terpadu. Owner dari proyek ini adalah Politeknik

Kesehatan Banten yang digarap oleh kontraktor CV. Ananda Pratama dengan

nilai kontrak sebagai berikut Nilai kontrak : Rp 8.248.187.065,22 – LPSE

Waktu pelaksanaan : 90 Hari (hari kalender)

Waktu pemeliharaan : 15 Hari (hari kalender)

Gedung ini memiliki luas lahan proyek sebesar ± 1.728 m2 dan luas

bangunan ± 1256 m2.

129
132

3. Proyek Pembangunan Laboratorim Terpadu Jurusan Keperawatan Dan

Teknologi Laboratorium Medik Tahap 1 ini sempat mengalami keterlambatan

dikarenakan beberapa faktor seperti :

a. Terjadinya cuaca buruk dilokasi proyek.

b. Ruang kerja yang cukup sempit sehingga menyulitkan alat berat beroperasi.

4. Dalam pembangunan suatu proyek diperlukan keahlian dari tim manajemen

kontruksi untuk dapat mengendalikan mutu, waktu dan biaya agar dapat

mencapai target yang owner inginkan.

5. Pengawas selalu berada di lokasi proyek setiap harinya sehingga hal ini dapat

mengurangi kesalahan proyek yang tidak sesuai rencana.

7.2 Saran-saran

Setelah mahasiswa menyelesaikan Kuliah Kerja Praktek selama satu bulan

(dua belas kali kunjungan proyek), cukup banyak pengalaman yang didapat pada

Proyek Pembangunan Lab Terpadu Jurusan Keperawatan Dan Tlm Tahap 1,

Kecamatan Neglasari, Tangerang. Adapun yang dapat penulis Sarankan sebagai

berikut :

1. Selama pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek (KKP) mahasiswa mengalami

hambatan mengenai data proyek. Selain itu pihak owner tidak banyak

memberikan datanya dikarenakan data tersebut bersifat rahasia perusahaan.

Sebaiknya mahasiswa diberikan bimbingan mengenai perizinan permintaan

data, jika tidak mendapatkan data sekalipun sebaiknya diberi jalan keluar yang

baik. Sehingga mahasiswa mendapatkan pelajaran yang seharusnya didapat

dengan maksimal.
133

2. Apabila terjadi keterlambatan pekerjaan maka pihak pelaksana harus

melakukan crash program untuk mengejar keterlembatan.

3. Sebaiknya pihak pengawas dan pihak pelaksana lebih komunikatif dalam hal

pekerjaan agar tiap pekerjaan dapat terlaksana sesuai harapan dan rencana.

4. Keamanan. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk seluruh pekerja di

lapangan harus ditingkatkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan

serta terciptanya zero accident.


DAFTAR PUSTAKA

Alat berat www.ilmusipil.com

Balyani, Tata, Scribd. Tata Cara Pelelangan. www.scribd.com

Ervianto. Wulfram I, 2004. “Teori Aplikasi Manajemen Proyek Kontruksi.


Yogyakarta, Andi Yogyakarta.

Husen, Abrar. 2011. Manajemen Konstruksi Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

http://e-journal.uajy.ac.id/3185/3/2TS10563.pdf

http://repository.uin-suska.ac.id/7063/4/BAB%20III.pdf

http://repository.untag-sby.ac.id/673/3/BAB%202.pdf

https://simantu.pu.go.id/epel/edok/e99f9_Manajemen_Pengendalian_Pelaksanaan
_Proyek.pdf

https://www.pengadaan.web.id/2020/02/pondasi-bored-pile.

https://www.situstekniksipil.com/2017/11/definisi-pelelangan-atau-tender.html

Patmadjaja, Harry, 1999. “Model Strategi Penawaran Untuk Proyek Kontruksi di


Indonesia, Dimensi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Volume 1 Nomor 1.

SNI – 1726 – 2002.

Soewartojo, J., 1995, Korupsi, Pola Kegiatan dan penindakannya serta Peran
Pengawasan dalam Penganggulangan, Restu Agung, Jakarta.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8

Anda mungkin juga menyukai