Disusun Oleh:
Gumilang Atrawibawa
NIM.2002311055
2023
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
Depok, 25 Maret 2023
Gumilang Atrawibawa
Mengetahui
iii
PENILAIAN PROPOSAL TUGAS AKHIR
1a. Latar
Orientasi
Belakang 25
Permasalah b. Tujuan
an
c. Perumusan dan
Masal
Pustaka d. Tinjauan Pustaka
2e. Metode
Pola Penyelesaian Masalah 25
Penyelesaian
Masalah
g. Pengembangan di
Masyarakat
iv
5 Kebahasaan k. Bahasa proposal 10
l. Daftar Pustaka
(keserasian,
substansidan
kemutakhiran)
NILAI TOTAL
3) Hasil Penilaian : Nilai Total ≥ 400 (Diterima); Nilai Total < 400 (Ditolak)
Ketua Panitia TA
NIP. 196306191990031002
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 4
vi
METODELOGI PENELITIAN ............................................................................ 14
BAB IV ................................................................................................................. 20
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan
suku cadang otomotif dan non-otomotif. Salah satu mesin yang digunakan oleh
perusahaan ini adalah mesin CNC Kiriu. Mesin CNC Kiriu adalah mesin yang sangat
penting dalam proses produksi perusahaan, karena digunakan untuk memproduksi suku
cadang dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Namun, mesin CNC Kiriu sering mengalami masalah dan downtime yang dapat
mempengaruhi kinerja produksi perusahaan. Implementasi TPM dengan metode OEE
pada mesin CNC Kiriu bertujuan untuk meningkatkan efektivitas mesin, mengurangi
downtime, meningkatkan kualitas produk, dan mengoptimalkan kinerja produksi
perusahaan. Selain itu, implementasi TPM dengan metode OEE juga dapat membantu
perusahaan dalam mengurangi biaya perawatan mesin dan meningkatkan efisiensi
produksi.
Dengan mengimplementasikan TPM dengan metode OEE pada mesin CNC Kiriu,
diharapkan perusahaan dapat meningkatkan efektivitas mesin, mengurangi downtime,
dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
1
Berdasarkan masalah yang saya temui dilapangan serta yang tadi disebutkan,
maka dari itu saya sebagai peneliti mengambil judul Penerapan Total Productive
Maintenance pada Mesin CNC Kiriu Line 27 bertujuan agar hasil penelitian saya dapat
digunakan oleh perusahaan dan dapat meningkatkan produktivitas dari mesin CNC Kiriu
itu sendiri.
1. Bagaimana cara mengumpulkan data yang akurat mengenai kinerja mesin CNC
Kiriu untuk menerapkan metode OEE dalam implementasi TPM?
2. Bagaimana cara menganalisis data kinerja mesin CNC Kiriu untuk
mengidentifikasi masalah dan mengambil tindakan perbaikan yang tepat dalam
implementasi TPM dengan metode OEE?
3. Bagaimana cara meningkatkan efektivitas mesin CNC Kiriu dengan
mengimplementasikan TPM dengan metode OEE?
4. Bagaimana cara mengurangi downtime mesin CNC Kiriu dan meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan dengan implementasi TPM dengan metode OEE?
5. Bagaimana cara mengoptimalkan kinerja produksi perusahaan dengan
implementasi TPM dengan metode OEE pada mesin CNC Kiriu?
Tujuan umum dari implementasi TPM dengan metode OEE pada mesin CNC
Kiriu di PT. XYZ adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi melalui
pemeliharaan dan perbaikan mesin secara terencana dan terstruktur. Hal ini dapat dicapai
dengan mengurangi downtime mesin, meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dan
meningkatkan produktivitas karyawan dalam menjalankan operasi mesin CNC Kiriu.
2
Secara khusus, tujuan dari implementasi TPM dengan metode OEE pada mesin
CNC Kiriu di PT. XYZ adalah sebagai berikut:
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan utama penerapan TPM pada mesin CNC Kiriu adalah untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi mesin atau peralatan, serta meminimalkan kerugian akibat
downtime atau waktu berhenti produksi yang tidak direncanakan. Berikut adalah
beberapa tujuan lain dari penerapan TPM pada mesin CNC Kiriu:
4
1. Meningkatkan kualitas produk: Dengan melakukan pemeliharaan preventif dan
pemeliharaan prediktif secara teratur, mesin CNC Kiriu dapat beroperasi dengan
lebih stabil dan konsisten, sehingga meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan.
2. Mengurangi biaya perawatan: TPM membantu mengurangi biaya perawatan
mesin atau peralatan dengan melakukan pemeliharaan preventif dan pemeliharaan
prediktif yang teratur, sehingga menghindari kerusakan mesin yang lebih serius
dan biaya perbaikan yang lebih mahal.
3. Mengurangi waktu downtime: TPM membantu mengurangi waktu downtime atau
waktu berhenti produksi yang tidak direncanakan, sehingga memastikan mesin
CNC Kiriu dapat beroperasi secara konsisten dan efektif.
4. Meningkatkan keterlibatan operator: TPM melibatkan operator dalam proses
perawatan dan perbaikan mesin atau peralatan, sehingga meningkatkan
keterlibatan mereka dalam memastikan mesin CNC Kiriu dapat beroperasi secara
optimal.
5. Meningkatkan keselamatan kerja: TPM membantu memastikan mesin CNC Kiriu
dapat beroperasi dengan aman dan menghindari potensi kecelakaan atau cedera
kerja.Dengan tujuan-tujuan tersebut, penerapan TPM pada mesin CNC Kiriu
dapat membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas produksi,
serta mengurangi biaya perawatan dan downtime mesin, sehingga memberikan
manfaat yang signifikan bagi perusahaan.
5
Berikut adalah beberapa tinjauan pustaka tentang OEE:
1. Menurut Lean Production (2004), OEE adalah suatu ukuran yang terdiri dari tiga
faktor penting, yaitu availability, performance, dan quality. Availability
mengukur waktu mesin yang siap dipakai dibandingkan dengan waktu mesin yang
dijadwalkan digunakan. Performance mengukur seberapa efektif mesin dalam
melakukan tugasnya dan quality mengukur seberapa baik mesin dalam
menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi.
2. Menurut World Class OEE (2013), OEE digunakan untuk mengukur seberapa
baik sebuah mesin dalam melakukan tugasnya, dan memberikan informasi
penting tentang seberapa efisien dan efektif mesin tersebut dalam menghasilkan
produk. OEE juga memberikan informasi tentang kualitas produk dan downtime
yang disebabkan oleh masalah teknis.
Untuk menghitung nilai OEE, maka diperlukan nilai masing-masing komponen tersebut.
1. Availability
Availability adalah suatu rasio yang menunjukan waktu yang tersedia
untuk mengoperasikan mesin. Availability mempertimbangan berbagai kejadian
yang dapat menghentikan proses produksi yang sudah direncanakan sebelumnya.
Dalam menghitung availability, diperlukan data operation time yaitu lamanya
waktu proses produksi bagi mesin untuk menghasilkan output. Operation time
didapatkan dari loading time atau kapasitas waktu y ang tersedia untuk mesin
berproduksi dikurangi dengan waktu downtime. Loading time sendiri didapatkan
dari running time atau jumlah jam kerja untuk proses produksi dikurangi dengan
downtime yang telah direncanakan seperti istirahat, set up dan lain sebagainya.
6
𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏 𝑻𝒊𝒎𝒆
𝑨𝒗𝒂𝒊𝒍𝒊𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑳𝒐𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 𝑻𝒊𝒎𝒆
2. Performance Rate
Performance rate mempertimbangkan faktor yang menyebabkan proses
produksi tidak sesuai dengan kecepatan maksimum yang seharusnya ketika di
operasikan. Contohnya adalah ketidakefisiensian operator dalam menggunakan
mesin. Performance rate didapatkan dengan mengalikan jumlah produksi dengan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk di bagi dengan
waktu operasi. Kemudian diubah kedalam bentuk persentase.
𝑷𝒆𝒓𝒇𝒐𝒓𝒎𝒂𝒏𝒄𝒆 𝑹𝒂𝒕𝒆
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 𝒙 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒔𝒊𝒌𝒍𝒖𝒔 𝒑𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒊𝒕
= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑳𝒐𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 𝑻𝒊𝒎𝒆
3. Quality Rate
Quality rate merupakan perbandingan antara produk yang baik dibagi
dengan jumlah total produksi. Jumlah produk yang baik ini didapatkan dengan
mengurangkan jumlah produksi dengan jumlah produk defect atau cacat.
Kemudian setelah itu diubah medalam bnetuk persentase
Tujuan utama dari TPM dan OEE adalah untuk mengurangi six big losses
yang menjadi penyebab terjadinya kerugian efisiensi saat proses manufactur
Dalam setiap komponen tersebut terdapat 6 kerugian yang dapat mempengaruhi
efektivitas dari peralatan. Dalam availability terdapat breakdown losses dan setup
and adjustment losses, sedangkan dalam performance rate terdapat reduced speed
losses dan idling/minor stopages losses, dan yang terakhir dalam quality rate
terdapat defect/rework losses dan yield/scrap losses Setelah diketahui Overall
7
Equipment Efectiveness, maka dapat diketahui pada komponen efektivitas mana
yang memiliki nilai paling rendah kemudian di analisis penyebabnya. Pengertian
dari masing – masing losses adalah sebagai berikut:
a. Breakdown Losses
Kerugian yang disebabkan oleh kecacatan peralatan dan membutuhkan
perbaikan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝑑𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑒𝑞𝑢𝑖𝑝𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑓𝑎𝑖𝑙𝑢𝑟𝑒 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 𝑥 100%
𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
8
e. Quality Defect and Rework
Kerugian yang disebabkan karena produk tidak di produksi dengan benar dari
awal proses. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡
𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 𝑥 100%
𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
f. Yield/scrap Losses
Kerugian yang disebabkan karena adanya kecacatan di awal proses produksi.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑠𝑐𝑟𝑎𝑝
𝑠𝑐𝑟𝑎𝑝 𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 𝑥 100%
𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
Mesin CNC Kiriu adalah salah satu jenis mesin CNC (Computer Numerical
Control) yang diproduksi oleh Kiriu Corporation, Jepang. Mesin CNC Kiriu memiliki
berbagai jenis dan ukuran, yang digunakan untuk berbagai aplikasi seperti pembuatan
mold, pemotongan logam, pembuatan alat-alat presisi, dan lain sebagainya.
1. Sistem kontrol numerik: Mesin CNC Kiriu dilengkapi dengan sistem kontrol
numerik yang dapat diprogram dengan mudah dan presisi.
2. Posisi presisi: Mesin CNC Kiriu mampu menghasilkan posisi presisi hingga 0,001
mm, sehingga cocok untuk berbagai jenis aplikasi yang membutuhkan akurasi
tinggi.
3. Sistem pendingin: Mesin CNC Kiriu dilengkapi dengan sistem pendingin yang
dapat mempertahankan suhu mesin dalam rentang yang diinginkan, sehingga
mengurangi risiko kerusakan mesin akibat panas berlebih.
4. Kekuatan spindle: Mesin CNC Kiriu memiliki kekuatan spindle yang beragam,
mulai dari 4.000 hingga 20.000 RPM (putaran per menit), sehingga dapat
menyesuaikan kebutuhan aplikasi yang berbeda.
9
Pemprosesan multi-sumbu: Mesin CNC Kiriu dapat diprogram untuk melakukan
pemrosesan multi-sumbu, sehingga memungkinkan pembuatan produk yang kompleks
dengan presisi tinggi. Selain itu, metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) adalah
suatu metode yang digunakan untuk mengukur efektivitas mesin dalam sebuah pabrik
atau perusahaan. Metode OEE meliputi tiga faktor utama, yaitu availability, performance,
dan quality. Dalam konteks mesin CNC Kiriu, metode OEE dapat digunakan untuk
mengukur efektivitas mesin dalam produksi, mengidentifikasi penyebab downtime, dan
meningkatkan efisiensi produksi dengan mengurangi waktu perbaikan dan penyesuaian
Dalam penerapan metode OEE pada mesin CNC Kiriu, hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
1. Memastikan ketersediaan mesin: Mesin CNC Kiriu harus selalu tersedia untuk
produksi, sehingga downtime dapat diminimalkan.
2. Meningkatkan kinerja mesin: Performa mesin CNC Kiriu harus dioptimalkan
dengan melakukan perawatan berkala dan penyesuaian sesuai kebutuhan
produksi.
3. Memastikan kualitas produk: Kualitas produk yang dihasilkan oleh mesin CNC
Kiriu harus dijaga agar memenuhi standar yang ditetapkan.
Dengan penerapan metode OEE pada mesin CNC Kiriu, diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas mesin, mengurangi downtime, dan meningkatkan efisiensi
produksi secara keseluruhan.
10
Berikut adalah beberapa tinjauan pustaka tentang Diagram Pareto:
Dalam keseluruhan, Diagram Pareto adalah alat yang efektif dalam mengidentifikasi
masalah dan penyebabnya, serta membantu perusahaan dalam mengambil tindakan yang
tepat untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan. Dengan menggunakan Diagram
Pareto, perusahaan dapat memprioritaskan masalah dan memfokuskan sumber daya pada
masalah yang paling signifikan, sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses.
Fishbone diagram adalah salah satu alat yang digunakan dalam penerapan Total
Productive Maintenance (TPM) pada mesin CNC Kiriu. Diagram ini digunakan untuk
mengidentifikasi penyebab masalah yang dapat mempengaruhi kinerja mesin, sehingga
dapat membantu tim dalam mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan
efektivitas mesin dan mengurangi downtime.
11
Dalam penerapan TPM pada mesin CNC Kiriu, fishbone diagram digunakan
dalam beberapa tahapan, di antaranya adalah:
Dalam penerapan TPM pada mesin CNC Kiriu, fishbone diagram memiliki beberapa
keuntungan, di antaranya:
12
Dengan demikian, fishbone diagram merupakan alat yang penting dalam penerapan
TPM pada mesin CNC Kiriu. Diagram ini membantu tim dalam mengidentifikasi masalah
secara sistematis, meningkatkan efektivitas mesin, dan meningkatkan kualitas produk
yang dihasilkan.
13
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Metode yang akan digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis
data statistik. Sampel penelitian akan dipilih dari mesin CNC Kiriu yang berada di pabrik
manufaktur tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen
pengukuran OEE yang terdiri dari tiga komponen, yaitu availability, performance, dan
quality. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis deskriptif untuk mengidentifikasi
masalah produksi yang umum terjadi pada mesin CNC Kiriu. Kemudian, dilakukan
analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara variabel TPM dan OEE.
Jenis pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian penerapan TPM
pada mesin CNC Kiriu dengan metode OEE adalah sebagai berikut:
14
dilakukan secara langsung di lokasi produksi dengan menggunakan checklist yang
telah disiapkan sebelumnya.
2. Wawancara dilakukan dengan para operator Line 27, teknisi, dan supervisor
produksi untuk memperoleh informasi tentang pengalaman mereka dalam
menggunakan mesin CNC Kiriu dan proses perawatan mesin. Wawancara juga
dapat digunakan untuk memperoleh data tentang masalah produksi yang umum
terjadi pada mesin CNC Kiriu.
3. Pengukuran OEE Pengukuran OEE dilakukan dengan menggunakan instrumen
pengukuran yang telah disiapkan sebelumnya. Instrumen pengukuran OEE terdiri
dari tiga komponen utama, yaitu availability, performance, dan quality.
Pengukuran OEE dapat dilakukan secara manual dengan catatan data downtime,
jumlah produk cacat, dan kecepatan produksi, atau menggunakan sistem
otomatisasi produksi yang terhubung ke mesin CNC Kiriu.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kombinasi, yaitu menggabungkan beberapa jenis pengumpulan data untuk memperoleh
informasi yang lengkap dan akurat tentang penerapan TPM pada mesin CNC Kiriu
dengan metode OEE.
Pada penelitian ini terdapat beberapa tahap yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan dari penelitian. Berikut adalah tahapan serta penjelasan dari penelitian yang akan
dilakukan.
15
Mulai
Identifikasi
Masalah
Studi Survey
Literatur Perusahaann
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis Hasil
Kesimpulan
Selesai
16
3.5 Penjelasan Prosedur Penelitian
Dari flowchart diatas, alur dari penelitian ini dimulai dari Identifikasi Masalah di
perusahaan terkait, lalu melakukan studi literatur dan studi lapangan sebelum melakukan
pengolahan data dan analisis. Setelah itu dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan
untuk penelitian. Data yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan
sekunder. Data primer berupa wawancara dan observasi sedangkan data sekunder berasal
dari data perusahaan. Setelah data – data yang dibutuhkan terkumpul kemudian dilakukan
perhitungan OEE, six big losses, pembuatan diagram pareto dan diagram fishbone. Dari
hasil tersebut kemudian dilakukan analisis. Tahap terakhir dari penelitian ini adalah
membuat kesimpulan dan rekomendasi yang bisa diberikan untuk perusahaan. Penjelasan
lebih detail mengenai alur penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Dalam tahap ini dilakukan Identifikasi masalah berdasarkan fakta yang ada
dilapangan. Dalam penelitian ini Identifikasi masalah adalah, bagaimana keadaan
manajemen perawatan dari PT. XYZ dan bagaimana solusi yang baik untuk perbaikan
maintenance tersebut.
Pada tahap ini dilakukan survey terhadap perusahaan yang menjadi obyek
penelitian. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah PT. XYZ.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan cara wawancara dan
observasi serta menggunakan data sekunder. Data – data yang dibutuhkan seperti:
17
a. running time
b. Downtime
c. Urutan proses produksi
d. Kapasitas produksi
e. Balancing
f. Data perbaikan mesin
g. Jadwal perawatan
a. Availability
b. Performance Rate
c. Quality Rate
d. Overall Equipment Efectiveness
e. Six big losses
f. Pembuatan diagram Pareto
g. Pembuatan Fishbone Diagram
18
3.5.6 Kesimpulan
Pada tahap ini menjelaskan secara singkat hasil dari rumusan masalah yang
telah dibuat sekaligus memaparkan rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan
berdasarkan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan. Rekomendasi tersebut
diharapkan akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan atau sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya
19
BAB IV
4.1 Biaya
Total Rp800.000
20
4.2 Jadwal Kegiatan
Persiapan penentuan
tema
Proses wawancara
Pengumpulan proposal
tugas akhir
Pengumuman diterima
atau tidaknya proposal
Penyusunan tugas
akhir
Pendaftaran sidang
Sidang
Revisi dan
pengumpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
22