Disusun Oleh:
Devy Ariyanti
(NIM 1117030024)
Pembimbing Industri:
Odhi Attabik Illiyyin, S.T.
Staff Engineering
Pembimbing Jurusan:
Drs. Setyadi S.T, M.T
(NIP 19570408 198703 1 002)
1
LEMBAR PENGESAHAN
4. Pembimbing Jurusan
Depok, 24 September
Pembimbing Industri 2019
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Pembimbing Jurusan
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan........................................................1
1
1.2 Tujuan.............................................................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum..........................................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................1
1.3 Sistematika Penulisan Laporan......................................................................2
BAB 2 PENGENALAN PERUSAHAAN.............................................................3
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan............................................................................3
2.1.1 Profil Perusahaan.....................................................................................4
2.1.2 Makna Logo PP.......................................................................................4
2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan.........................................................................5
2.1.4 Nilai - Nilai Pokok Perusahaan................................................................6
2.1.5 Proyek yang Dikerjakan..........................................................................6
2. 2 Struktur Organisasi Perusahaan....................................................................7
2.2.1 Susunan Dewan Komisaris......................................................................7
2.2.2 Susunan Dewan Direksi...........................................................................7
2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja............................................................................9
BAB 3 PENGENALAN PROYEK.....................................................................10
3.1 Latar Belakang Proyek.................................................................................10
3.2 Proyek yang Diamati....................................................................................10
3.3 Lokasi Proyek...............................................................................................11
3.4 Prosedur Mendapatkan Proyek.....................................................................12
3.4.1 Proses Lelang Proyek Rusun TOD Pondok Cina..................................12
3.4.2 Kontrak..................................................................................................13
3.5 Gambaran Umum Proyek.............................................................................14
3.5.1 Data Umum Proyek...............................................................................14
3.6 Site Plan........................................................................................................14
3.7 Organisasi dan Personalia Proyek................................................................15
3.7.1 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proyek...............................................15
3.7.2 Tugas dan Tanggung Jawab dari Pihak-Pihak yang Terlibat.................15
3.7.3 Tugas dan Tanggung Jawab dari Struktur Organisasi Proyek...............18
3.8 Proses Pelaksanaan Proyek..........................................................................26
BAB 4 KEGIATAN YANG DIAMATI...............................................................30
4.1 Lingkup Pekerjaan........................................................................................30
4.2 Pekerjaan Yang Diamati...............................................................................31
4.2.1 Pelaksanaan Pemakaian Peralatan dan Material....................................32
4.2.2 Pengamatan Struktur Kolom..................................................................38
4.3 Tugas Selama Praktik...................................................................................42
2
4.4 Studi Kasus...................................................................................................42
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................43
5.1 Kesimpulan...................................................................................................43
5.2 Saran.............................................................................................................44
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada Praktik Kerja Lapangan dibagi menjadi
dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi di
proyek dan bagaimana menanggulanginya.
d. Mahasiswa dapat menjelaskan proses pelaksanaan yang diamati
pada Proyek Rancang Bangun Rumah Susun Stasiun Pondok
Cina.
e. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan
ke dalam pelaksanaan proyek atau industri.
f. Mahasiswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek
atau industri konstruksi sesuai dengan target mutu dan ketelitian
yang diperlukan.
2
BAB 2 PENGENALAN PERUSAHAAN
3
Gambar 2. 1 Gedung Kantor Pusat PT.PP (Persero) Tbk
2. Warna logo (lambang) biru tua berarti berkarya dengan setia dan
4
patuh.
5
2.1.4 Nilai - Nilai Pokok Perusahaan
a) Integrity
b) Safety
c) Discipline
d) Professional
e) Be grateful
f) Personal awareness
3. Hotel
4. Rumah Sakit
6
2. 2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang fleksibel dan kokoh memungkinkan seluruh
elemen PT. PP (Persero) Tbk untuk bersinergi dan tumbuh merata. Struktur
organisasi berikut berdasarkan SK Direksi No. 154/SK/DIR/PP/2016
tanggal 9 Desember 2016.
7
Struktur organisasi PT. PP (Persero) Tbk disajikan pada gambar 2.3.
8
2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja
Kedisiplinan kerja sangat penting agar staf PT PP (Persero) Tbk dapat
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Maka dikeluarkan suatu tata
tertib karyawan perusahaan, di antaranya:
a. Jam Kerja
b. Jam Lembur
Bagi karyawan yang bekerja terus selama satu jam atau lebih bahkan
dapat sampai 24 jam setelah jam 17.00 WIB dapat diperhitungkan sebagai
jam lembur. Besarnya uang lembur setiap jam diberikan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
9
BAB 3 PENGENALAN PROYEK
10
3.3 Lokasi Proyek
Gedung Rancang Bangun Rumah Susun Stasiun Pondok Cina, Beji,
Depok berlokasi di Jalan Margonda No.369, Pondok Cina, Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424.
Lokasi proyek yang dibangun berbatasan dengan Jalan Stasiun Pondok
Cina dan perumahan di sisi Timur dan Universitas Indonesia di sisi Barat
sedangkan pada sisi Utara berbatasan Jalan Stasiun Pondok Cina serta di sisi
Selatan berbatasan dengan Gedung Depok Town Square. Untuk lebih
jelasnya, berikut merupakan peta lokasi proyek yang dapat dilihat pada
gambar 3.1 serta tampak Rancang Bangun Rumah Susun Stasiun Pondok
Cina pada gambar 3.2
Gambar 3.1 Lokasi Proyek Rancang Bangun Rumah Susun Stasiun Pondok Cina
11
Gambar 3.2 Tampak Proyek Rusun TOD Pondok Cina
12
3.4 Prosedur Mendapatkan Proyek
3.4.1 Proses Lelang Proyek Rancang Bangun Rumah Susun Stasiun
Pondok Cina
Untuk mendapatkan proyek ini, terlebih dahulu PT. Perum
Perumnas sebagai owner melakukan pelelangan. Kemudian dilakukan
open tender secara terbuka. Berikut adalah dokumen-dokumen yang
harus dipersiapkan untuk mengikuti pelelangan proyek ini:
1. Petunjuk bagi penawar
2. Contoh surat penawaran
3. Contoh jaminan penawaran
4. Contoh surat pernyataan tunduk
5. Rencana surat perjanjian pemborongan
6. Syarat-syarat kontrak
7. Rencana kerja dan syarat-syaratnya
8. Gambar-gambar
9. Agenda/berita acara penjelasan pekerjaan
10. Dokumen-dokumen lain yang diperlukan
Berikut tahapan-tahapan dalam mengikuti sebuah tender:
1. Pemberian penjelasan terhadap dokumen pelelangan yang terdiri
dari:
a. Penjelasan persyaratan umum, administrasi dan teknis
pekerjaan
b. Penjelasan lapangan
2. Pemasukan dokumen penawaran
3. Pembukaan dokumen penawaran oleh panitia pelelangan, peserta
pelelangan, konsultan perencana.
4. Dari seluruh rekanan yang diundang ternyata seluruhnya
memasukan penawaran. Dan setelah dilakukan penelitian berkas-
berkas penawaran yang masuk, ternyata seluruhnya memenuhi
syarat administrasi.
5. Setelah itu diadakan evaluasi mencakup:
a. Evaluasi terhadap metode pelaksanaan
13
b. Evaluasi terhadap jadwal waktu pelaksanaan
c. Penggunaan peralatan
d. Evaluasi terhadap spesifikasi teknis
e. Evaluasi terhadap personel inti dengan bagan organisasi
pelaksana pekerjaan
f. Evaluasi terhadap bagian pekerjaan yang akan di sub-
kontraktorkan
g. Evaluasi terhadap substansi isi dokumen teknis
3.4.2 Kontrak
14
3.5 Gambaran Umum Proyek
3.5.1 Data Umum Proyek
1. Nama Proyek : Rancang Bangun Rumah Susun
Stasiun Pondok Cina - Depok
2. Lokasi : Jl. Margonda Raya no. 369
3. Pemberi Tugas : Perum Perumnas
4. Lingkup : Struktur, Arsitek, Plumbing,
Mekanikal dan Elektrikal
5. NK + PPN Awal : Rp. 456.700.000.000,-
6. Luasan Bangunan GFA : ± 94.385,27 m2
7. NK + PPN Ajuan Adendum : TBA
8. Durasi Awal : 720 hari (18 Mei 2017 – 7 Mei
2019)
2019)
15
Lampiran 2.
16
2. Konsultan Manajemen Konstruksi
3. Kontraktor
Berikut ini adalah struktur organisasi proyek Rusun TOD Pondok Cina:
17
Gambar 3.4 Struktur Organisasi proyek Rusun TOD Pondok Cina
18
memiliki hubungan kerja yang diatur ke dalam suatu pola dengan alur
pemberian tugas dan koordinasi yang berbeda-beda. Hal ini juga
disesuaikan dengan jabatan dan tugas dari masing-masing pihak yang
terlibat.
Pelaksanaan pekerjaan suatu proyek bangunan meliputi
pengumpulan data, pelelangan, tahap pelaksanaan konstruksi di
lapangan, tahap pemeliharaan sampai pada tahap persiapan penggunaan
bangunan. Pihak yang terlibat pada Proyek Rancang Bangun Rumah
Susun Stasiun Pondok Cina, antara lain :
19
owner untuk memastikan material yang digunakan sudah sesuai
kriteria yang diinginkan owner.
b) Membuat surat teguran atau menegur langsung kepada pelaksana,
mandor, ataupun sub kontraktor apabila terjadi penyimpangan
pelaksanaan atau pengadaan material yang mempengaruhi mutu
hasil pekerjaan di lapangan.
c) Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkan
maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status
kepada bahan bangunan (diterima atau ditolak).
d) Mengikuti jalannya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap
penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu
dapat dicegah.
e) Melakukan pengecekan terhadap kesesuaian pelaksanaan pekerjaan
di lapangan dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.
f) Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi
material bahan kepada supplier sebelum pembelian agar dapat
memilih material sesuai standar kualitas yang ditentukan.
g) Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang
berhubungan dengan quality control pada proyek.
3. Site Manager
20
major dan pemeliharaan lain.
c) Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major
tidak akan mengalami keterlambatan selama masa mobilisasi
untuk masing-masing paket kontrak dalam menentukan lokasi,
tingkat, dan jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang sudah
dijelaskan dalam kontrak.
d) Membantu tim di lapangan dalam mengendalian kegiatan-
kegiatan kontraktor.
e) Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan
dalam mencari pemecahan atas permasalahan yang muncul baik
teknis maupun kontrak.
f) Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan
penyelidikan bahan atau material di lapangan dan laboratorium
serta penyusunan rencana kerja.
g) Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.
21
b) Membuat evaluasi dan laporan biaya per periode laporan
yang meliputi evaluasi bahan dan laba rugi perusahaan.
c) Melakukan negosiasi dengan supplier sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
d) Melakukan opname pekerjaan.
2) Metode
a) Drafter
22
b) Membuat schedule pendatangan alat dan material.
1) Kepala Peralatan
23
d) Membuat berita acara mengenai penerimaan maupun
penolakan peralatan.
e) Membuat dan mengisi buku harian operasional alat serta
membuat laporan harian, mingguan, bulanan mengenai
penggunaan alat yang isinya nama alat yang digunakan,
jumlah alat, waktu pengguna dan tujuan penggunaan alat.
f) Melakukan pengamanan, perbaikan, dan penyimpanan
peralatan di proyek serta membuat data investaris peralatan
di proyek.
g) Melakukan kalibrasi atau pengecekan pada alat ukur secara
berkala agar tetap akurat.
h) Memberikan informasi mengenai alternatif penggunaan alat
agar mendapat harga termurah dan menunjang keberhasilan
proyek.
2) General Superintendent Project (GSP)
24
Tugas Surveyor yaitu:
25
c. Site Administrasion Manager (SAM)
1) Staf Administrasi
b. Baja Tulangan
Baja tulangan pada konstruksi beton bertulang berfungsi
untuk menahan tegangan tarik sebab beton memiliki kuat tekan
yang tinggi tetapi lemah terhadap tegangan tarik. Baja tulangan
terbagi menjadi dua jenis yaitu polos dan ulir.
Pada proyek Rancang Bangun Rumah Susun Pondok Cina,
baja tulangan yang digunakan adalah Baja Tulangan Sirip (BJTS
420B) dan Baja Tulangan Sirip (BJTS 420A) dengan D10, D13,
D16, D19, D22, dan D25 untuk pekerjaan struktur. Dengan
mutu U-24 (teg. Leleh 2400 kg/cm2) untuk Ø < 10 mm dan
U-40 (teg. Leleh 4000 kg/cm2) untuk D 10 (ulir). Pabrikasi
baja tulangan ini dilakukan oleh pekerja tak jauh dari tempat
pabrikasi bekisting.
c. Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja
tulangan agar dapat membentuk struktur seperti yang
dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan berdiameter 1 mm
dan digunakan tiga lapis kawat agar lebih kuat dalam
mengikatkan baja tulangan.
Gambar 4.4 Kawat Bendrat
d. Kawat Ayam
Kawat ayam digunakan untuk mencegah masuknya beton
pada daerah block out dan menghentikan pengecoran atau
disebut stop cor.
e. Beton Decking
Beton decking terbuat dari campuran beton setebal 2,5-3 cm
yang berfungsi sebagai acuan tebal selimut beton saat
pengecoran, baik itu selimut beton kolom, balok, maupun pelat
lantai.
g. Agregat Halus
Agregat halus atau pasir merupakan salah satu unsur
terpenting pada campuran beton. Pasir yang digunakan pada
proyek ini terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras,
pasir yang digunakan juga cukup bersih dari bahan organis, zat-
zat alkali, dan substansi yang dapat merusak beton.
Gambar 4.9 Agregat Halus
h. Calbond
Calbond adalah cairan yang digunakan untuk menyatukan
antara beton yang lama dengan beton yang baru agar hasil
pengecoran tidak terjadi keretakan pada garis
pertemuan/sambungan beton tersebut. Cara pelaksanaannya
cukup mudah yaitu dengan mengoleskan atau menyemprotkan
calbond pada beton lama sebelum memulai pekerjaan
pengecoran yang baru.
i. Busa
Busa digunakan pada saat ingin melakukan pengecoran
kolom, dipasang sebelum memasang bekisting kolom. Busa ini
berfungsi untuk menahan air pengecoran agar tidak keluar guna
menghasilkan beton berkualitas baik dan tidak mengotori beton
yang ada di bawahnya.
j. Sterofoam
Sterofoam di proyek ini digunakan untuk block out. Block
out digunakan untuk daerah yang tidak ingin terkena
pengecoran dan agar mempermudah pemasangan tulangan pada
arah yang berbeda setelah pengecoran. Sebagai contohnya
penyambungan balok pada Shear wall.
k. Plywood
Plywood merupakan komponen bekisting yang berfungsi
untuk mencetak suatu bentuk beton yang diinginkan. Keadaan
beton selepas pembongkaran beksiting sangat berpengaruh
terhadap keadaan plywood itu sendiri mengingat beton
bersentuhan langsung dengan bekisting. Pada proyek ini
plywood yang digunakan adalah Ecofilm.
l. Bekisting Panel
Bekisting berfungsi sebagai penopang/pecetak untuk beton,
dalam pemasangan bekisting bisanya digunakan pada balok,
kolom, pelat lantai, dan shear wall. Bekisting yang digunakan
dalam konstruksi ini memiliki permukaan yang halus dan tidak
membahayakan pekerja serta lebih mudah digunakan. Sebelum
digunakan bekisting harus dibersihkan terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil pengecoran yang baik.
Gambar 4.13 Bekisting Panel Kolom
m. Minyak Bekisting
Minyak bekisting berfungsi mencegah perlekatan antara
beton dengan bekisting pada saat pembongkaran bekisting,
menghasilkan permukaan beton yang mulus dan bersih, serta
memperpanjang umur bekisting sampai dengan tiga kali lipat.
n. Thinbed Mortar
Pada proyek Rancang Bangun Rumah Susun Pondok Cina
menggunakan Powerbond Dry Mortar PRO-889 yakni mortar
instan siap pakai yang terdiri dari campuran semen, kapur, pasir
silika, dan bahan aditif. Powerbond Dry Mortar PRO-889
dipakai untuk pekerjaan pemasangan bata ringan. Mortar instan
ini sangat mudah digunakan, hanya perlu menambah air dan
mengaduknya untuk diaplikasikan dengan ketebalan 2-3 mm
sebagai perekat AAC Block.
Gambar 4.15 Powerbond Dry Mortar PRO-889
o. Hebel
Hebel atau bata ringan merupakan material pada pasangan
dinding. Bata ringan ini diciptakan agar dapat memperingan
beban struktur dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat
pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi
pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.
b. Bar Cutter
Bar Cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran
yang diinginkan. Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik.
Keuntungan dari bar cutter listrik dibandingkan bar cutter
manual adalah bar cutter listrik dapat memotong besi tulangan
dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup tinggi, di
samping itu juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan.
Bar cutter yang dibahas saat ini mempunyai dimensi
tulangan maksimal untuk pemotongan yaitu 25 mm. Cara kerja
dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan ke
dalam gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan
dalam hitungan detik baja tulangan akan terpotong.
Pemotongan untuk baja tulangan yang mempunyai diameter
besar lebih baik dilakukan satu persatu. Sedangkan untuk baja
yang diameternya lebih kecil, pemotongan dapat dilakukan
beberapa buah sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat.
Pengoperasian pada alat ini juga memerlukan perhatian khusus
dikarenakan apabila operator tidak memperhatikan penggunaan
bar cutter maka dapat membahayakan keselamatan kerja.
c. Bar Bender
Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk
membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut
sesuai dengan perencanaan. Cara kerja alat ini adalah baja yang
akan dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan poros
pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut
bengkok yang diinginkan dan panjang pembengkokkannya.
Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan
kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda
pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan
pembengkokkan yang diinginkan. Bar bender dapat mengatur
sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi.
Bar bender pada proyek Rancang Bangun Rumah Susun
Pondok Cina berjumlah dua buah dan mempunyai batas
pembengkokkan besi tulangan maksimal diameter besi 25 mm.
Pada penggunaanya harus diperhatikan keadaan sekitar karena
banyaknya aktivitas para pekerja lain yang sering melewati area
pembengkokan besi atau bar bender.
Gambar 4.21 Penggunaan Bar Bender
d. Mesin Las
Las listrik atau pengelasan adalah salah satu teknik
penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam
induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan
atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang
continue. Las listrik digunakan untuk mengikat/menyambung
besi atau baja, contohnya untuk pekerjaan plumbing.
f. Concrete Bucket
Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton yang
ditampung dari concrete mixer truck dan diangkat
menggunakan tower crane sampai ke tempat pengecoran.
Sebelum beton dituangkan ke dalam concrete bucket, beton
harus diuji slump terlebih dahulu sampai mendapatkan nilai
yang terpenuhi.
Concrete bucket yang digunakan pada proyek ini
mempunyai kapasitas sebesar 0,8 dan 1,2 m3. Penggunaan alat
ini biasanya digunakan pada pengecoran kolom, shear wall,
Parapet atau pengecoran bangunan yang mempunyai volume
pekerjaan kecil.
g. Concrete Pump
Concrete Pump adalah sebuah mesin yang digunakan untuk
menyalurkan adonan beton segar dari bawah ke tempat
pengecoran atau tempat pengecoran yang letaknya sulit
dijangkau oleh concrete mixer truck. Pada proyek ini, yang
digunakan adalah jenis portable concrete pump yang berfungsi
untuk menyalurkan beton dari bawah ke lokasi pengecoran
yang melewati stasiun kereta api. Hal ini dikarenakan tidak
adanya akses pengecoran dengan truk molen.
h. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk
menggetarkan beton pada saat pengecoran agar beton dapat
mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga
udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos
sehingga mengurangi kekuatan struktur beton itu sendiri.
Concrete vibrator digerakkan oleh mesin listrik dan mempunyai
lengan beberapa meter untuk dapat menggetarkan beton di
tempat yang agak jauh/dalam.
i. Air Compressor
Air compressor adalah alat penghasil udara bertekanan
tinggi yang digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran
yang berserakan karena beton jika tercampur dengan sampah-
sampah atau debu maka dapat mengurangi mutu dan daya
lekatan tulangan pada beton.
j. Selang Tremie
Selang tremie adalah pipa yang digunakan untuk
mengarahkan pengeluaran beton agar terarah dan mengatur
ketinggian pengecoran. Dikarenakan titik jatuh beton tidak
boleh terlalu tinggi agar agregat dan bahan lainnya tidak
terpisah saat mengecor. Selang tremie dipasang pada ujung
bawah concrete bucket. Sebagai langkah pencegahan agar beton
tidak mengalir keluar pada selang tremie diikatkan kawat
bendrat.
m. Tower Crane
Tower Crane merupakan salah satu alat berat yang banyak
digunakan dalam proyek gedung-gedung tinggi (high rise
building). Tower Crane menjadi salat satu alat berat yang
berperan sentral sebagai alat transportasi bahan maupun
material baik secara vertical maupun horizontal.
= TC L 70
= TC L 60
a. Persiapan lahan
b. Persiapan material
c. Penentuan subkontraktor
d. Mobilisasi Alat Kerja Bore Pile metode Wash Boring
e. Perlengkapan K3
4. Set-up alat
Manajemen Kualitas
1. Quality Assurance
a. Memastikan Metode Kerja yang telah disetujui tersedia dan
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan metode kerja,
dokumen kontrak dan vendor dokumen.
b. Metode kerja harus diketahui oleh setiap orang yang terlibat
dalam pekerjaan.
c. Memberikan Inspection Test Plan (ITP) dan memastikan
ceklist internal persiapan pekerjaan telah dipenuhi sebelum
pekerjaan dilaksanakan.
d. Melakukan identifikasi semua material, alat, prosedur,
sumber daya dan manajemen agar tercapai pekerjaan baik.
2. Quality Control
a. Ijin pekerjaan telah disetujui sesuai dengan metode,
area, material dan peralatan.
b. Melakukan kontrol pada ITP dan menjamin dapat
terlaksana
c. Melakukan update ITP guna meningkatkan mutu
hasil pekerjaan
d. Mempersiapkan rencana, prosedur dan dokumen
terkait pekerjaan
e. Urutan setiap pekerjaan mengikuti metode kerja
termasuk pengakhiran.
f. Melakukan kontrol mutu terhadap hasil pekerjaan
sesuai dengan ITP dan memastikan rekam-mutu disimpan
dengan baik.
3. Quality Target
Tabel 2 Quality Target Metode Pekerjaan Pondasi Wash Boring
No. Item Pekerjaan Kriterian Penilaian Satuan
Toleransi kelurusan pondasi
Pondasi Wash Boring < 20 -
mm/m
Dimensi pondasi seragam -
Beton Besi tulangan tegak dan tidak
-
terangkat
Tidak keropos/retak -
Toleransi jarak boring titik
-
Wash Boring 500 mm
1. Pekerjaan Pengukuran
Surveyor menentukan as kolom menggunakan theodolite dan
sipatan. Penentuan as kolom tersebut diperoleh dari garis pinjaman
agar memudahkan dalam pembidikan. Dari theodolite, diperoleh
bacaan sudut yang berperan dalam penentuan jarak di antara dua buah
kolom di lapangan sedangkan sipatan berfungsi untuk memberikan
tanda pada batas-batas dimensi kolom tersebut.
Proses ini biasa disebut dengan marking kolom yaitu proses
menentukan letak kolom agar sesuai desain perencanaan.
2. Pembesian Kolom
Proses pembesian atau pabrikasi kolom dilakukan di area proyek
Rancang Bangun Rumah Susun Pondok Cina tepatnya di luar area
lantai dasar. Tulangan utama yang digunakan adalah besi tulangan
berulir diameter 22 dan 25mm, dengan penggunaan sesuai perencanaan
kolom. Sedangkan untuk sengkang digunakan besi berulir berdiameter
10 dan 13 mm dan untuk central ties digunakan besi tulangan berulir
berdiameter 13 mm.
5. Pengecoran Kolom
Pengecoran kolom dilakukan setelah seluruh pekerjaan penulangan
dan pemasangan bekisting sesuai dengan shop drawing. Pengecoran
kolom dilakukan setinggi satu lantai dikurangi tinggi balok.
Dalam proyek ini, spesifikasi perencanaan mutu beton kolom yang
digunakan adalah f’c 40 Mpa.
Langkah-langkah pengecoran kolom adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melaksanakan pengecoran, bekisting kolom yang
akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran agar tidak
membahayakan konstruksi serta menurunkan kualitas
beton. Pembersihan dilakukan menggunakan alat air
compressor.
b. Beton ready mix didatangkan dari batching plan PT.
Adhimix Precast Indonesia yang terletak di Tanjung barat
ke lokasi proyek.
c. Dilakukan uji slump terlebih dahulu sebelum pengecoran
untuk menentukan tingkat workability pada campuran beton
segar (fresh concrete) menggunakan kerucut abrams,
tongkat baja, tripleks, dan meteran. Nilai slump yang
dipakai adalah 12±2 cm.
d. Beton ready mix yang siap digunakan dituangkan ke
concrete bucket berkapasitas 1,2 m3 kemudian diangkat
menggunakan tower crane ke lokasi kolom yang akan dicor
agar memudahkan pekerjaan pengecoran.
e. Penuangan beton dilakukan secara bertahap dengan bantuan
tower crane dan selang tramie, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat
yang dapat mengurangi mutu beton. Jarak beton jatuh
adalah ±1 m dari atas bekisting.
f. Selama proses pengecoran berlangsung, beton harus
dipadatkan menggunakan vibrator yang berfungsi
memadatkan beton yang telah dituangkan dalam bekisting
di mana hal ini ditujukan untuk mengeluarkan kandungan
udara yang terjebak dalam air campuran beton sehingga
gelembung udara keluar dari beton dan dapat dihasilkan
kekuatan beton yang merata dan menghindari adanya
keropos pada beton. Penggetaran dilakukan pada sisi-sisi
daerah inti kolom dan tidak boleh terlalu lama pada satu
area.
Gambar 4.61 Pengecoran Kolom
A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10, A11,
1. A12, A13, A14, A15, A16, A17, A18, A19, A20, 400 x 600
A21, A22, A23, A24, A25, A28, A29
2. B1, B2, B3, B4, B5 400 x 700
3. C1 400 x 800
4. D1, D2 500 x 600
5. E1, E2 300 x 600
6. F1, F2, F3, F4, F5, F6 300 x 500
7. G1, G2, G3, G4, G5, G6, G7, G8, G9 200 x 400
8. H1 200 x 600
9. H1’ 200 x 700
1. Beton Menggembung
Beton tidak rata atau mengembung merupakan kegagalan dalam
pekerjaan bekisting. Beton yang menggembung disebabkan oleh 2
faktor, yaitu kondisi bekisting yang memang kurang baik, ataupun
kegagalan teknis dalam memperhitungkan perkuatan bekisting
ataupun lupa untuk dicek kembali kelurusan dan kesikuan bekisting.
Beton yang menggembung perlu dilakukan Chipping. Chipping beton
adalah salah satu metode untuk memperbaiki kondisi beton dengan
cara memotong bagian beton yang berlebih menggunakan Demolition
Hammer. Kegiatan ini termasuk dalam tahapan repair.
Metoda Pelaksanaan
Pemancangan dilakukan menggunakan drop hammer pada
sheetpile yang sudah dipabrikasi di lokasi yang sudah ditentukan
Gambar 7. Pemancangan sheet pile menggunakan crawler cran
Masalah
Masalah yang terjadi pada pemasangan Sheet pile ini
dikarenakan lokasi yang terlalu dekat dengan gardu PLN yang
mengakibatkan terhambatnya pekerjaan pada saat pemancangan
Sheet pile. Jumlah yang dipancang lebih dari 150 lembar dengan
ketinggian beton 12m mengakibatkan dampak sosial kepada
warga (kebisingan) karna suara dan getaran mengganggu akibat
pemancangan Sheet pile.
Solusi
Pemasangan Sheet pile menggunakan pancang hidrolic agar
tidak menimbulkan getaran yang berpengaruh besar ke warga
sekitar pada saat pemancangan dan akan lebih baik lagi dilakukan
pengeboran beberapa meter untuk mempermudah pelaksanaan
pemancangan.
4.4. Tugas Selama Praktik
5.1 Kesimpulan
Selama melaksanakan kegiatan PKL di Proyek Rancang Bangun Rumah
Susun Stasiun Pondok Cina banyak ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari
mengenai konstruksi nyata dari proyek yang dilaksanakan tersebut, yang
sebelumnya hanya didapat dari bangku kuliah saja. Dengan melaksanakan
Kerja Praktek mahasiswa dapat mengaplikasikan apa yang di pelajari pada
saat kuliah, dan tentunya mahasiswa mempunyai gambaran mengenai dunia
kerja dibidang konstruksi. Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan setelah
melaksanakan kegiatan Kerja Praktek, diantaranya adalah :
1. Proyek Pembangunan Rusun TOD memiliki 2 tower dengan masing –
masing tower 28 lantai, 1 lantai MEP, dan 1 lantai atap. Struktur pada
proyek ini adalah struktur beton bertulang. Dengan struktur yang
digunakan diantaranya struktur Raft Pondasi, kolom, balok, pelat, Shear
Wall, dan konstruksi tangga.
2. Pengendalian waktu Pembangunan Rusun TOD ini terbilang tepat waktu,
diambil dari realisai progres mingguan, pada minggu terakhir kerja
praktek pada tanggal 8 juli s/d 14 juli 2019 dimana rencana progres :
22,0349 , realisasi progres : 21,7995, dan deviasi : -0,2354. Walau
Proyek sempat ter Slow Down pada bulan mei.
3. Pengendalian mutu di Proyek Pembangunan Rusun TOD ini oleh
kontraktor terbilang cukup baik. Karena dilakukan pengawasan di setiap
pekerjaan.
4. Pengendalian tenaga kerja di Proyek Pembangunan Rusun TOD ini
sangat baik, karena memiliki pekerja pembesian sebanyak 30 orang,
pekerja bekisting 50 orang, pekerja pengecoran 8 orang, pekerja finishing
7 orang, dan pekerja bore pile 7 orang.
5. Pengendalian material dan bahan di Proyek Pembangunan Rusun TOD
ini baik walau beberapakali keterlambatan material seperti besi yang
membuat pekerja menganggur dan membuat progres pekerjaan jadi
terhambat.
6. Pada pengendalian keamanan dan kesehatan kerja (K3) masih terdapat
pekerja yang tidak menggunakan APD seperti memakai safety body
harness ketika bekerja di ketinggian tetapi tidak di kaitan.
5.2 Saran
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Rusun TOD secara keseluruhan sangat
baik dalam hal manajemen waktu, karena proyek tersebut dapat
melaksanakan pekerjaan dalam waktu yang cepat. Namun, ada beberapa
saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan kegiatan PKL
diantaranya adalah :
1. Komunikasi antara operasional dan engineer lebih ditingkatkan agar
tidak terjadi kesalahpahaman saat mengerjakan pekerjaan struktur.
2. Untuk menghindari terjadinya Slow Down karena gambar Shop Drawing
DED belum selesai, lebih baik menambah drafter 1 atau 2 orang lagi
untuk mempercepat progres Shop Drawing DED.
3. Pengawasan terhadap proses dan hasil pekerjaan perlu ditingkatkan agar
hasil dari pekerjaan mempunyai kualitas yang baik sesuai dengan
spesifikasi teknis dan juga dapat menghemat biaya dan waktu.
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Proyek Pembangunan Rusun
TOD sudah baik, namun untuk pengawasan harus ditingkatkan lagi agar
dapat meminimalisir atau meniadakan kecelakaan kerja.