Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mata
kuliah Proyek Manufaktur I Program Studi D4 Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Mesin.
Oleh:
Rizky Salman Al-Farisi NIM : 151244031
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah diterima dan disahkan pada
hari , tanggal , tahun
Disahkan Oleh:
Pembimbing I: Pembimbing II :
Mengetahui:
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Proses Manufaktur
Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bandung
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. Banshu Plastic Indonesia
dengan tapat waktu.
Tujuan dari penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Proyek Manufaktur I, serta
menjadi laporan kegiatan praktik kerja lapangan yang dalam prosesnya berguna
untuk pemahaman dan pengaplikasian teori yang diajarkan dalam kampus ke
dunia kerja sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja, tatakrama dan
aturan dalam bekerja.
Selama 3 bulan kegiatan penulis di PT. Banshu Plastic Indonesia untuk
membantu membenahi sistem manajemen berupa konsep hingga implementasi.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis melibatkan beberapa pihak yang
sangat membantu dalam prosesnya. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan rasa
terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Parno Rahardjo, M.pd., M.Sc ., Ph.D. selaku ketua
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung
2. Bapak Waluyo Musiono Bintoro, S.ST., M.Eng. selaku ketua
program studi D4 Proses Manufaktur.
3. Bapak Achmad Hatta, B.Eng., M.Eng. selaku dosen
Pembimbing Praktik Kerja Lapangan.
4. Bapak Dicky Zulfikar E,S.T. selaku Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan perusahaan PT.Banshu Plastic Indonesia.
5. Seluruh karyawan PT. Banshu Plastic Indonesia.
6. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Teknik Mesin,
7. M. Ibnu Havicena sebagai partner praktik kerja lapangan.
i
Laporan ini merupakan hasil terbaik yang dapat dilakukan. Penulis sangat
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kesalahan dan
kekurangan dapat penulis perbaiki.
Semoga laporan praktik kerja lapangan ini memberikan manfaat bagi
pembaca.
Bandung,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.5 Rak produksi...................................................................................... III-29
3.5.1 Pokok Masalah ........................................................................... III-30
3.5.2 Metode Penyelesaian .................................................................. III-32
3.5.3 Pemecahan Masalah ................................................................... III-34
BAB IV .............................................................................................................. IV-1
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... IV-1
4.2 Saran .................................................................................................... IV-1
4.2.1 Saran Untuk Program Studi Proses Manufaktur .......................... IV-1
4.2.2 Saran Untuk PT. Banshu Plastic Indonesia .................................. IV-2
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... vii
LAMPIRAN ......................................................................................................... viii
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar III. 20 Data Kode Manual dan CNC .................................................. III-24
Gambar III. 21 Indikasi Proses......................................................................... III-25
Gambar III. 22 Rancangan Pilihan Pada Proses Barcode ................................ III-26
Gambar III. 23 Penentuan Lokasi Scanner ...................................................... III-27
Gambar III. 24 Denah Penempatan Scanner .................................................... III-28
Gambar III. 25 Rak Produksi ........................................................................... III-30
Gambar III. 26 Flowchart Penugasan Operator ............................................. III-31
Gambar III. 27 Desain Rak Sebelum Modifikasi ............................................. III-35
Gambar III. 28 Desain Rak Sesudah Modifikasi ............................................. III-36
Gambar III. 29 Skala Prioritas ......................................................................... III-37
Gambar III. 30 Flowchart Penguasan Operator Sesudah Modifikasi ............. III-37
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisikan Latar Belakang, Tujuan PKL, Ruang lingkup Bahasan
dan Sistematika Laporan.
Bab ini menguraikan tinjauan umum perusahaan, yang antara lain meliputi
Sejarah Singkat Perusahaan, Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan, Struktur
Organisasi Perusahaan dan Fasilitas Pabrik.
Bab ini disusun sesuai dengan tempat tugas diperusahaan, dan lingkup
pekerjaan yang ditangani selama PKL, serta masalah yang dihadapi selama PKL.
Dalam hal ini termasuk studi kasus, analisis dan pemecahannya. Laporan
disesuaikan dengan kartu bimbingan kegiatan PKL.
BAB IV Penutup
II-1
II-2
Produk Cable Ties ini sering kali digunakan untuk kendaraa rode 2 dan 4
dikarenakan fungsinya yang bervariasi anatara lain, dapat dijadikan alternative
sebagai pengikat untuk kabel, selang rem, selang bensin dan masih banyak lagi.
Produk lain yang di buat ialah connector.
Produk lain yang dihasilkan dari proses injection yaitu Electrical Panel
Box pada sistem kelistrikan (lihat Gambar II.3 Electrical Panel Box). Memiliki
fungsi sebagai pelindung switch pada panel kelistrikan yang sering digunakan
dirumah atau gedung.
2. Extrude
Proses manufaktur ini digunakan untuk mencetak produk yang panjang
dengan penampang tetap.
Produk yang dihasilkan dari proses ialah Tube. Tube (lihat Gambar II-4
Tube) biasa digunakan untuk melindungi wire atau kabel agar terlihat lebih rapih.
Sering kita lihat pada kendaran bermotor.
3. Mold
Mold (Cetakan) adalah rongga tempat material leleh (plastic atau logam)
untuk memperoleh bentuk. Mold ini akan menjadi cetakan pada mesin Injection
untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan bentuk produk yang dibuat.
Mold yang dibuat oleh PT. banshu antara lain Plastic Mold, Rubber Mold,
dan Dies Stamping
4. Fixture
Fixture adalah alat khusus yang memiliki prinsip kerja sebagai pengarah
dan penahan benda kerja yang berfungsi untuk menjaga posisi benda kerja selama
proses pengerjaan. Fixture yang dibuat oleh PT. Banshu Plastic Indonesia diantara
lain adalah pokayoke, jig fixture, cheker fixture, matting fixture, circuit fixture.
Checker Fixture alat bantu yang digunakan untuk mempermudah
pengecekan biasanya pada quality Control pada sebuah produk agar sebuah
produk yang menjadi output tidak menjadi produk gagal. Salah satu checker
fixture yang dibuat oleh PT. Basnhu Plastic Indonesia adalah checker fixture yang
mempunyai kegunaan yaitu memudahkan pengecekan pada connectors.
II-8
motor. Pada area ini terdapat 3 mesin tube extruder dan 3 mesin rol
pemutar.
6. Area MDS
Tempat yang digunakan pada proses pemesinan, terdapat mesin-mesin
konvensional seperti mesin milling, mesin bubut, dan mesin gerindra. Pada
area ini memproduksi alat bantu serta komponen mold lainnya.
7. Area Penyimpanan Mold
Mold pada area ini terdapat dies mold yang sudah tidak terpakai
dikarenakan tidak adanya pesanan yang menggunakan cetakan tersebut.
Diletakan dekat dengan area injection dimaksudkan agar mempermudah
penggantian dies mold jika ada pesanan yang harus menggunakan cetakan
yang ada di penyimpanan mold.
8. Area penggiling
Pada area ini terdapat material yang dihaluskan oleh mesin penggiling
untuk proses Extrusion atau Injection.
9. Area Mesin Stamping, Bending dan Pemotong Plat
Tempat pemotong plat berbahan dasar lempengan atau plat metal. Proses
produksi menggunakan mesin stamping dan bending. Terdapat satu mesin
pemotong plat, enam mesin stamping dengan berbagai macam spesifikasi
beban penekan mulai dari 16 ton hingga 70 ton. Serta terdapat pula
sembilan mesin bending.
10. Area Gudang Produksi
Terletak di lantai 2 gedung, pada area ini terdapat barang-barang produksi
yang disimpan sementara produk hasil extrusi dari wire dan tube sebelum
didistribusikan sesuia pesanan.
11. Area Gudang Maintenance
Pada area ini terdapat part-part cadangan mesin, seperti V-belt, heater,
bolt dan part-part standar yang lainnya.
12. Area Pengecekan Kualitas
Area ini di khususkan untuk melakukan pengecekan produk yang akan
dikirim.
II-13
3.1.1 Pengenalan 5S
Dalam lingkungan kerja program 5S sudah menjadi hal yang diharuskan,
berkaca pada kesuksesan industri yang berada di Jepang. 5S ini adalah landasan
untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan untuk bekerja
dengan lebih efektif, efisien, bersih dll sesuai 5S. Setiap ruangan terpasang
III-1
III-2
Urutan prosesnya :
1. Eng Design menerima drawing (produk) Customer dari bagian PPC MDS
2. Eng. Design mengevaluasi drawing customer untuk kesanggupan design
mold baik dari segi teknik dan waktu apakah sanggup ?
III-6
Setiap produk permintaan customer yang akan dibuat oleh PT. Banshu
Plastic Indonesia memiliki SOP yang sama ,hanya membedakan di point 8 atau
proses produksi produk karena dalam point tersebut khusus mold terdapat tahapan
atau point lanjutan yaitu trial dan evaluasi dikarenakan produk mold merupakan
produk setengah jadi atau alat bantu untuk menghasilkan produk sebenarnya yaitu
produk injection.
machining terdapat divisi yang lebih mendetail dalam pengerjaan suatu produk
serta penugasan membuat SOP berfokus pada produk di MDS.
MDS tidak hanya membuat Molding melainkan produk selain mold ikut
serta dikerjakan seperti Checker Fixture, matting teta, applicator, dll.
MDS dalam alur prosedur produksi tertera pada piont 8 yaitu proses produksi
bertanda
4. Applicator
5. Meja
6. Dll
Jenis produk bervariasi bergantung permintaan customer, apabila dalam
proses evaluasi drawing pada point 2 (Gambar III.2) diterima maka project
pengerjaan produk dapat dilaksanakan.
Dalam proses produksi MDS didalamnya berkerjasam dengan sesi lain
diantaranya :
1. Material
2. Design
3. Program ( khusus NC)
4. CNC
5. Hardening
6. Assy
7. QC
Sebelum produk dikerjakan oleh MDS, PPC MDS mengeluarkan surat
perintah pengerjaan yang disebut dengan NJO (Nomor Job Order), sistem
penulisan NJO disesuaikan dengan jenis produk yang akan dibuat:
III-10
Gambar III. 5 NJO (Nomor Job Order) Pada Lembar Gambar Produk
(Sumber : Dokumen PT. Banshu Plastik Indonesia)
Dalam alur proses produksi hanya part dengan material dasar POM yang
diproduksi di MDS untuk part dengan material Standard (STD) dilakukan
pemesanan atau bisa disebut sparepart.
Part yang dibuat di MDS diantaranya :
1. Cover Connector
2. Holder Probe
3. Dudukan
4. Base
Part –part yang dibuat di MDS dijadikan tugas untuk membuat SOP
dengan menggunakan Flowchart.
Ketiga part diproses secara bersamaan dalam satu material POM dengan
tahapan pertama proses blocking di manual untuk membuat siku dan rata material
mentah,hal ini diperlukan untuk persiapan proses CNC. Setelah blocking
material,dilanjutkan CNC untuk membentuk profil yang presisi dan rumit. Setelah
itu hasil dari CNC di finishing untuk membuang bagian cekam CNC, kemudian di
drill untuk membuat lubang sesuai drafting kerena saat CNC ada keterbatasan
pembuatan lubang. Setelah semua part di machining perlu pengecekan dimensi
oleh sesi QC lalu diberikan ke sesi Assy. Setelah di assy di cek kembali oleh QC
apakah alat berfungsi dengan baik sebelum disimpan di gudang.
Berikut Flowchart yang dibuat :
2. Base
Sample : NJO CF18.212.01
Material : POM
III-15
Untuk part base karena fungsinya sebagai tempat penahan tidak perlu
kepresisian tinggi serta tidak ada profile yang rumit maka base tidak perlu di CNC
langsung dikerjakan di manual.
Berikut Flowchart yang dibuat :
Untuk part lainnya termasuk part STD dilakukan proses pembelian atau
penyediaan oleh MCL.
III-16
Urutan Kerja :
1. Pemberian drawing dari customer dan evaluasi drawing.
2. Pengecekan drawing kesanggupan pembuatan :
Jika Ya lanjut point 4 dan 5
Jika Tidak lanjut point 3
3. Eng. Design memberikan info ke PPC MDS mengenai ketidaksanggupan
design.
III-17
Terlihat belum ada info mengenai progress produksi suatu produk / progress
NJO.
Untuk pembuatan desain tampilan software progress produksi mengacu pada Tabel Utama NJO PPC MDS (gambar III.)
dengan menambahkan beberapa improvemen agar tercapai fungsi software sebagai pengawas progress produksi suatu produk di
MDS. Berikut tampilan konsep software.
Dalam desain software ini tidak jauh berbeda dengan Tabel Utama NJO PPC MDS (Gambar III.) ada beberapa penambahan
yaitu menambahkan seperti kolom PO (purchase order), Kolom Design, dan Flow Process.
Penambahan kolom PO diperuntukan untuk memudahkan pengecekan PO berdasarkan kode NJO (Gambar III.). PO adalah
data customer yang meng-order suatu produk.
Penambahan kolom Design diperuntukan agar drawing dapat termonitoring apakah sudah atau belum drawing dibuat. Tanpa
adanya drawing NJO tidak dapat diberikan untuk memulai proses produksi di MDS.
III-20
Flow Process
Gambar III. 16 Tampilan Kolom Flow Process Dari Software Tabel Utama
Gambar III. 17 Flowchart Produksi Part Dari Cheker Fixture dan Mold
III-22
Flow Process
Gambar III.16 Tampilan Kolom Flow Process Dari Software Tabel Utama
Part
Holder Probe
Cover Con
Dudukan
Base
Spare part
Pada bagaian sub kolom part ada segitiga detail hal ini diperuntukan untuk
mengganti part yang akan ditampilkan progress produksinya. Part yang
ditampilkan atau dipantau sistem secara detail yaitu hanya part yang dikerjakan di
MDS untuk part standard dikelompokan menjadi spare part
Bagian ini menjelaskan secara detail progress produksi / progress
NJO yang sedang berjalan hal ini memudahkan pengawasan terutama PPC MDS
III-23
untuk mengecek sudah berapa persentase pengerjaan suatu produk tanpa perlu
berjalan ke MDS dari lantai dua ke lantai satu.
Untuk mengisi table software tersebut terdapat metode yang diajukan
yaitu menambahkan Barcode.
Dalam metode ini untuk memperoleh data mengenai progress produksi
suatu produk /progress NJO tidak memerlukan man power karena sudah
digantikan dengan sistem computer yaitu scan. Dalam pengembangan metode ini
perlu di analisa mengenai cara kerja, letek set komputer scanner,dan man power.
Block-9 Block-9
Keterangan :
Untuk kotak berwana kuning dimaksudkan bahwa material sedang dalam
proses
III-24
kode tersebut akan disertai dengan angka yang dimaksudkan dari angka
tersebut merupakan quantity pengerjaan dalam proses dan khusus untuk QC dan
assy hanya angka quanity karena QC dan Assy tidak memerlukan kode
pengerjaan seperti manual atau CNC. Terdapat pula kolom time yang akan terisi
setelah scan proses berakhir menjadikan data cycle time.
Setelah pemilihan proses dilanjutkan dengan indikasi proses seperti
memulai pekerjan. Berikut indikasi proses
III-25
Indikasi Proses
Untuk lebih jelas rangkaian pilihan pada proses barcode. Berikut bagan
pilihan - pilihan barcode untuk keseluruhan proses :
III-26
Baru Repair
Tidak Lengkap Lengkap Mulai/Lanjut Stop Finish Sisa Mulai Finish Mulai/Lanjut Stop Finish Sisa
QTY Decision
NG OK
QTY QTY
NG
QTY
Keterangan :
III-28
Dengan konsep ini PPIC dan divisi lainnya dapat menggunakan data
seperti cycle time yang dapat membantu divisi marketing untuk menentukan harga
produk.
1 2 3 4
8 7 6 5
Alur kerja :
1. NJO/Tugas diberika oleh PPC
2. Staf MDS menerima tugas dan mengambil material sesuai tugas yang
diberikan dan meletakan di rak produksi
3. Staf MDS membagikan tugas kepada operator sesuai jadwal mana tugas
yang diutamakan
4. Operator mengambil material di rak sesuai tugas yang telah dibagikan
5. Setalah operator selesai megerjakan material, operator menyimpan
kembali material ke rak sesuai penepatan proses lanjutannya
6. Staf MDS membagikan tugas kembali pada operator
7. Operator mengambil material di rak sesuai tugas yang dirima
8. Operator menyimpan material yang sudah diproses ke QC
Dari Flowchart tersebut dapat disimpulkan tujuan dari rak tidak terpenuhi,
rak hanya digunakan sebagai alat simpan material yang sudah diproses atau proses
lanjutan tidak sebagai alat komunikasi operator dengan tugasnya atau NJO.
Operator tidak langsung mengambil material dari rak untuk diproses
melainkan menunggu staff MDS membagikan tugas. Dengan alur pengerjaan
seperti itu proses produksi dapat terhambat apabila staff MDS tidak masuk kerja.
Staf MDS pun harus mempersiapkan list pengerjaan dan
mengkomunikasikan langsung dengan operator Shift 2 dikarenakan saat shift 2
staff MDS tidak ada
III-32
2. Kanban
Kanban (看板) (istilah bahasa Jepang bermakna "papan nama" atau
"reklame") adalah sistem penjadwalan saat penerapan Just in Time (JIT) dan lean
manufacturing. Kanban adalah sistem penjadwalan bahkan pengendalian
persediaan untuk mengendalikan rantai pasokan. Dalam pengertian sistem Kanban
adalah salah satu metode digunakan untuk mencapai JIT.
Terdapat enam aturan utama yang wajib diikuti dalam menerapkan
Kanban :
1. Hanya mengambil barang yang dibutuhkan saja sesuai dengan ketentuan
Kanban (Take only what is needed).
2. Hanya memproduksi jumlah yang dibutuhkan oleh pelanggan sesuai
dengan ketentuan Kanban (Produce the exact Quantity required).
3. Tidak ada Item yang dipindahkan atau digunakan tanpa Kanban.
III-34
4. Tidak boleh mengirimkan produk yang cacat ataupun jumlah yang tidak
sesuai ke proses selanjutnya (Never pass on defective products).
5. Kanban harus diterapkan secara konsisten pada semua Item.
6. Jumlah Kanban dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan
aktivitas produksi itu sendiri.
Dengan design rak ini operator tidak lagi perlu bertumpu dengan staff
MDS karena masalah penjadwalan, operator dapat dengan mudah dan leluasa
untuk mengambil langsung material di rak tanpa perlu takut manakah material
dengan deadline pendek atau ber-status urgent, Staff MDS tidak perlu lagi
membuat daftar pengerjaan dan mengkomunikasikannya secara langsung ke
operator.
III-37
6 5 4
Alur kerja :
1. NJO/Tugas diberika oleh PPC.
2. Staf MDS menerima tugas dan mengambil material sesuai tugas yang
diberikan dan meletakan di rak produksi sesuai warna penjadwalan.
3. Operator mengambil material di rak sesuai tugas yang telah dibagikan.
III-38
Dalam proses pembagian tugas setelah rak dimodifikasi staf MDS akan
meletakan material dirak sesuai penjadwalan kemudian operator langsung
mengambil sesuai sesi mesin masing-masing. Apabila material ada proses lanjutan
maka operator meletakan material setengah jadi di rak sesuai dengan warna
daerah sebelumnya.
Setiap perubahan shift staf MDS mengecek kembali material bersama NJO
untuk menyusun kembali sesuai penjadwalan.
Dengan konsep ini staff MDS tidak perlu membuat daftar dan komunikasi
langsung dengan operator shift 2 untuk pembagian tugas, adanya pembatasan ini
operator shift 2 akan dengan langsung mengerjakan material didaerah merah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan I yang dilaksanakan di
PT. Banshu Plastic Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2018 s/d 4 Januari 2019
sebagai berikut.
1. Penulis difokuskan untuk membantu dapartemen PPIC
2. Mempelajari beberapa dapartemen untuk menunjang penyelesaian
kasus
3. Kasus yang diberikan dan ditemukan diharuskan berhubungan dengan
divisi Moldshop (MDS)
4. Kasus yang diberikan oleh PT. Banshu Plastic Indonesia telah
diselesaikan dengan baik dan bekerja secara kelompok maupun sendiri
dengan bimbingan dari pembimbing perusahaan.
5. Kasus yang diberikan dan ditemukan yaitu diantaranya, membuat SOP
Cheker Fixture ,membuat konsep barcode, improvement rak progress
produksi.
4.2 Saran
4.2.1 Saran Untuk Program Studi Proses Manufaktur
Setelah melakukan praktik kerja lapangan I, ada beberapa saran untuk
program studi Proses Manufaktur yaitu
1. Menempatkan dan memperdalam matakuliah manajemen teknik
sebelum mahasiswa melakukan magang industri karena hal tersebut
menunjang kemampuan mahasiswa dalam memechakan masalah
manajemen perusahaan. Mata kuliah tersebut antara lain seperti
manajemen manufaktur, manajemen logistic, Ms. Excel, FMS,
perencanaa pabrik, perancangan ergonomi dan perancangan sistem
manufaktur.
IV-1
IV-2
Kho. Abdul, (20 Juni 2016), “Pengertian Poka Yoke dan Penerapannya Dalam
Produksi”, 2016, Available: https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-poka-
yoke-dan-penerapannya-dalam-produksi/
Tana. Asmin, “Panduan Skripsi TA”, S.kom., Progaram Studi Sistem Informasi,
UNIKOM, Bandung, 2015.
vii
LAMPIRAN
viii