Oleh :
Tia Agatha 0042276985
Harfin Mustika Shafitri 0043374748
Lolyta 0043078897
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kenikmatan kepada hamba-
Nya sepanjang waktu.
2. Ayahanda dan ibunda yang telah memberikan dorongan serta do’anya.
3. Suparman, S.Pd.Ing Kepala SMKN 1 Leuwimunding
4. Wahyudin,S.Sn., M.M Selaku ketua pelaksana Prakerin SMKN 1
Leuwimunding
5. Sri Rayu Maryatin, S.Kom selaku ketua kompetensi keahlian Teknik Komputer
Dan Jaringan SMKN 1 Leuwimunding
6. …………………………..selaku Guru pembimbing SMKN 1 Leuwimunding
yang telah banyak membimbing.
7. Mulyadi selaku pembimbing Du/Di PT. TOTUM DIBA yang telah banyak
membimbing.
8. Bapak dan ibu guru serta wali kelas XI TKJ I Dan III, yang telah memberikan
pengarahan.
9. Staff tat usaha SMKN 1 Leuwimunding yang telah memberi dukungan.
10. Serta pihak-pihak yang ikut serta membantu proses penulisan laporan ini yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu.
i
Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penyusun mengharapakan kritik dan saran guna perbaikan dan
penyempurnaan kedepannya. Semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat khusunya bagi
penyusun dan umumnya bagi semua pembaca.
Majalengka, April
Penyusun
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI PT. TOTUM DIBA
Waktu kegatan
01 Februari 2021 s.d 30 April 2021
………… …………
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 14
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 15
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Penguasaan kompetensi dengan pembelajaran disekolah sangat ditentukan oleh
fasilitas pembelajaran yang tersedia. Jika ketersediaan fasilitas terbatas, sekolah
perlu merancang pembelajaran kompetensi diluar sekolah (Dunia Kerja Mitra).
Keterlaksanaan pembelajaran kompetensi tersebut bukan diserahkan sepenuhnya
kedunia kerja, tetapi sekolah memberikan arahan tentang apa yang seharusnya
dibelajarkan kepada peserta didik.
b. Implementasi kompetensi kedalam dunia kerja
Kemampuan-kemampuan yang sudah dimiliki peserta didik, melalui latihan dan
praktik disekolah perlu diimplementasikan secara nyata sehingga tumbuh
kesadaran bahwa apa yang sudah dimilikinya berguna bagi dirinya dan orang lain.
Dengan begitu peserta didik akan lebih percaya diri karena orang lain dapat
memahami apa yang dipahaminya dan pengetahuannya diterima oleh masyarakat.
c. Penumbuhan etos kerja/pengalaman kerja
SMK Negeri 1 Leuwimunding majalengka sebagai lembaga pendidikan yang
diharapkan dapat menghantarkan tamatannya ke dunia kerja perlu
memperkenalkan lebih dini lingkungan sosial yang berlaku di dunia kerja.
Pengalaman berinteraksi dengan lingkungan dunia kerja dan terlibat langsung
didalamnya, diharapkan dapat membangun sikap kerja dan kepribadian yang utuh
sebagai pekerja.
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
d. Menjalankan usaha secara berkeadilan yang bermanfaat untuk semua pihak baik
perusahaan, karyawan dan masyarakat sekitarnya.
3
2) Turut berkontribusi meningkatkan devisa Negara.
3) Meningkatkan kreativitas perusahaan dan masyarakat untuk berinovasi dan
pengembangan potensi sumber daya manusia.
4) Menjalankan usaha secara berkeadilan yang bermanfaat untuk semua pihak
baik perusahaan, karyawan dan masyarakat sekitarnya.
4
BAB III
3.1. Rotan
Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus
memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri
terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika,
Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca (misalnya salak),
Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara
tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.
Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak
berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini
berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan,
karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang
ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara
bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah
satu menunya Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa,
Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia.
Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh. Rotan cepat tumbuh dan
relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian
hutan, karena orang lebih suka memanen rotan daripada kayu.
Rotan termasuk jenis produk dari Hasil Hutan Non Kayu yang sudah lama dikenal.
Bahkan sudah banyak menghasilkan produk-produk olahan yang tidak sedikit dalam
memberikan sumbangan pendapatan kepada negara (devisa). Didalam perdagangan dikenal
nama-nama ini mendasar pada tempat atau negara tujuan ekspor maupun bentuk/jenis rotan
yang dipasarkan, seperti : bin rattan, rattan, core peel, canes, dan lain-lain.
5
Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk
pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua proses
pengolahan bahan baku rotan: Pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan berukuran
sedang /besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil.
Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat
Peel (kupasan)/Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core.
Pemanfaatan rotan (sp. Daemonorops Draco) terutama adalah sebagai bahan baku mebel,
misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada
kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Hanya saja kelemahan
utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk “Pin Hole”
Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata.
Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di
beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman
cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal tertentu.
Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna
merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood (“darah naga”). Resin ini dipakai
untuk mewarnai biola atau sebagai meni. Masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah
memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen sayuran.
6
Adapun jenis rotan yang sudah ditanam ada 5 jenis, yaitu rotan manau, irit, sega,
tohiti, dan manis. Jenis-jenis rotan tanaman ini sudah ada yang mulai dipanen dengan umur
tebang 5-10 tahun saja.
7
halus permukaannnya. Pengasapan bertujuan agar rotan lebih berwarna muda,
cerah, kompak/homogen dan lebih awet
8
Setelah rotan dicuci lalu dikeringkan dengan cara dijemur pada panas matahari sampai
kering dengan kadar air berkisar 15% – 19%. Hasil penelitian Basri dan Karnasudirja
(1987) dalam Jasni et al., (2005) pada rotan manau (Calamus manan Miq.) dan rotan
semambu (Calamus scipionum Burr.), menunjukkan bahwa lama pengeringan secara
alami dari kedua jenis rotan tersebut berkisar 22 hari sampai 65,3 hari.
d. Pengupasan dan Pemolesan
Pengupasan dan pemolesan umumnya dilakukan pada rotan besar pada keadaan kering,
gunanya adalah untuk menghilangan kulit rotan tersebut, sehingga diameter dan warna
menjadi lebih seragam dan merata.
e. Pengasapan
Pengasapan dilakukan agar warna rotan menjadi kuning merata dan mengkilap.
Pengasapan dilakukan pada rotan kering yang masih berkulit (alami), pengasapan pada
dasarnya adalah proses oksidasi rotan dengan belerang (gas SO2) agar warna kulit rotan
menjadi lebih putih. Waktu pengasapan sekitar 12 jam dan menghabiskan sekitar 7,5 kg
belerang atau 1,8 gr/batang rotan (Rachman 1990 dalam Jasni et al., 2005).
f. Pengawetan
Pengawetan rotan adalah proses perlakuan kimia atau fisis terhadap rotan yang bertujuan
meningkatkan masa pakai rotan. Selain berfugsi untuk mencegah atau memperkecil
kerusakan rotan akibat oganisme perusak, juga memperpanjang umur pakai rotan. Bahan
pengawet yang digunakan harus bersifat racun terhadap organisme perusak baik pada
rotan basah maupun rotan kering, permanen dalam rotan, aman dalam pengangkutan dan
penggunaan, tidak bersifat korosif, tersedia dalam jumlah banyak dan murah. Serangan
bubuk rotan dapat dikenal karena adanya tepung halus bekas gerekan bubuk tersebut.
Serangga ini paling banyak ditemukan menyerang rotan antara lain Dinoderus minutus
Farb., Heterobostrychus aequalis Wat., dan Minthea sp.
g. Pembengkokan
Pembengkokan atau pelengkungan rotan dilakukan pada rotan berdiameter besar sesuai
dengan pengunaannya. Cara pembengkokan ini dilakukan dengan cara rotan tersebut
dilunakkan dengan uap air panas yang disebut steaming dengan tabung berbentuk silinder
(steamer) agar jaringan rotan menjadi lunak sehingga mudah dibengkokan.
Hasil penelitian (Jasni, 1992 dalam Jasni et al., 2005), menunjukkan bahwa pengrajin di
industri rumah tangga, proses pembengkokan dilakukan dengan cara memanaskan
langsung bagian yang akan dibengkokkan pada api (kompor minyak tanah dan gas LPG).
9
Kemudian bagian tersebut dibengkokkan dengan bantuan alat pembengkok pada waktu
rotan masih panas. Cara ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu prosesnya lambat dan
kadang-kadang bagian yang dipanaskan dapat terbakar, sehingga bewarna hitam.
Alat-alat yang digunakan pada industri produk jadi rotan meliputi: kompor solder, bor
listrik, gergaji rotan dan biasa, gunting rotan, parang, martil, kakak tua dan engkol tangan.
Selain itu, sebagian kecil ada yang menggunakan kompresor, mesin potong, sekrup (alat
tembak untuk memasukkan paku) dan taples. Kegiatan proses produksi dilakukan pada
suatu bangunan rumah. Bangunan rumah tersebut dibagi menjadi tempat proses produksi,
pemajangan produk jadi rotan dan tempat tinggal.
Disamping penggunaan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses produksi, ketersediaan
sarana transportasi merupakan faktor pendukung bagi keberhasilan usaha rumah tangga
industri produk jadi rotan. Sarana transportasi yang digunakan adalah kendaraan milik
pribadi dan kendaraan umum. Kendaraan umum seperti angkutan kota (angkot), truk dan
bus kota selalu ada setiap saat, sedangkan kendaraan milik pribadi rumahtangga
pengusaha sebagian besar adalah kendaraan roda dua.
10
Batangan ini nantinya akan diproses lagi untuk dibelah menjadi material anyaman
yang disebut 'pitrit'. Tergantung dari kualitas batang rotan tersebut. Apabila berwarna terang
dan berdiameter besar (>25mm) maka akan diproses menjadi pitrit, jika lebih kecil dari
25mm batangan tersebut biasanya akan digunakan sebagai rangka kursi atau meja.
11
Sampai saat ini tidak pernah diketahui secara pasti sejak kapan awal dimulainya
pertama kali kebiasaan atau budaya masyarakat Indonesia, dalam pemanfaatan rotan
dengan segala produknya bagi mendukung perilaku, budaya dan keperluan
keseharian masyarakat disekitar hutan.
3.9.1. Produk Hasil Rotan
Rotan merupakan salah satu kekayaan hutan Indonesia sebagai negara tropis
yang memberi sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia. Saat ini
ketersediaan rotan sangat banyak di hutan Indonesia terutama di wilayah Kalimantan,
Sulawesi dan Sumatera. Indonesia merupakan penghasil 85% rotan mentah dunia
yaitu dengan nilai sekitar 699.000ton/tahun. Akan tetapi sayangnya kondisi ini tidak
serta merta menempatkan Indonesia sebagai leading country dalam perdagangan rotan
internasional. Saat ini Indonesia menempati posisi ketiga (7,68%) dalam perdagangan
rotan di pasar global setelah China (20,72%) dan Italia (17,71%). Hal ini tentunya
menjadi isu yang penting untuk dianalisis lebih mendalam dengan melihat faktor-
faktor yang menghambat perdagangan rotan Indonesia.
Adapun klasifikasi industri rotan di Indonesia dapat dibedakan menjadi:
Pertama, industri pengolahan bahan rotan dan rotan setengah jadi yang sering disebut
sebagai industri antara. Industri antara adalah industri pengolahan rotan yang
menghasilkan bahan baku roran berupa rotan asalan rotan poles, hati rotan, kulit rotan,
webbing, split, dan sejenisnya, dan biasanya pengerjaan produk ini dikerjakan melalui
proses semi mekanis.
Kedua, industri furnitur rotan. Dalam industri ini menghasilkan perabotan rumah
tangga seperti sofa, meja, kursi, lemari, dan lainya. Ketiga, industri barang-barang
kerajinan rotan. Industri ini menghasilkan produk barang kerajinan rotan berdasarkan
desain lokal, dan biasanya buatan tangan. Salah satu faktor yang dianggap sebagai
penghambat pertumbuhan industri rotan adalah semakin maraknya alih fungsi lahan.
Rotan yang pada dasarnya merupakan hasil hutan secara alami akan semakin terus
berkurang dan tergerus seiring dengan pembukaan hutan, baik untuk pertanian
maupun perumahan. Penting juga menggaris bawahi bahwa posisi rotan ternyata
dianggap tidak cukup signifikan jika dibandingkan dengan komoditas lainnya. Hal ini
sangat jelas terlihat dari kebijakan alih fungsi hutan sebagai habitat rotan sebagai
perkebunan yang dianggap lebih mendatangkan keuntungan seperti karet dan kelapa
sawit. Faktor yang juga kemudian menjadi determinan dalam pengambilan kebijakan
12
perdagangan rotan adalah tidak adanya sinergitas antara industri hulu (industri bahan
baku) dan hilir (industri barang jadi).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Rotan mentah atau rotan bulat diproses menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Dalam industri, rotan dipisah menjadi bagian kulit dan bagian hati sesuai tujuan dan
13
pemanfaatanya. Selanjutnya rotan digoreng, digosok, dicuci, dikeringkan, dipolis,
dibengkokkan, diputihkan, dan diasap atau diawetkan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan dan pemanfaatan material rotan sebagai bahan bahan baku pembuatan mebel,
seperti kursi, meja tamu, serta rak buku serta beragam aneka kerajinan, secara fisik memiliki
beberapa keunggulan daripada kayu dan produk lainnya, yaitu ringan, kuat, elastis, serta
mudah dibentuk. Selain itu rotan lebih cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen sehingga
dianggap lebih mendatangkan keuntungan. Dengan mempertahankan keasliannya, maka
perabot atau furnitur dari rotan akan kelihatan klasik dan alami.
4.2. Saran
14
LAMPIRAN
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27