Anda di halaman 1dari 33

PRODUKSI ROTAN UNTUK SUPLAY KE-MANCANEGARA

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


DI PT. TOTUM DIBA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sekolah


2020/2021

Oleh :
Tia Agatha 0042276985
Harfin Mustika Shafitri 0043374748
Lolyta 0043078897

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IX
SMK NEGERI 1 LEUWIMUNDING
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK COMPUTER DAN JARINGAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur menyusun panjatkan kehadirat Alla SWT,yang boleh


memberikan kekuatan dan kenikmatan kepada hamba-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “Produksi Rotan Untuk Suplay Ke-
Mancanegara” sebagai salah satu syarat mengikuti ujian sekolah tahun 2020/2021.

Banyak sekali hambatan yang penyusun hadapi dalam penyelesaikan penyusunan


laporan akhir ini,namun dengan ketabahan dan kesabaran hati sehingga Akhirnya
penyusundapat menyelesaikannya walaupun jauh dari kesempurnaan dana pa yang di
harapkan.

Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasi yang sedalam-dalamnya


kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan akhir ini,diantaranya
:

1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kenikmatan kepada hamba-
Nya sepanjang waktu.
2. Ayahanda dan ibunda yang telah memberikan dorongan serta do’anya.
3. Suparman, S.Pd.Ing Kepala SMKN 1 Leuwimunding
4. Wahyudin,S.Sn., M.M Selaku ketua pelaksana Prakerin SMKN 1
Leuwimunding
5. Sri Rayu Maryatin, S.Kom selaku ketua kompetensi keahlian Teknik Komputer
Dan Jaringan SMKN 1 Leuwimunding
6. …………………………..selaku Guru pembimbing SMKN 1 Leuwimunding
yang telah banyak membimbing.
7. Mulyadi selaku pembimbing Du/Di PT. TOTUM DIBA yang telah banyak
membimbing.
8. Bapak dan ibu guru serta wali kelas XI TKJ I Dan III, yang telah memberikan
pengarahan.
9. Staff tat usaha SMKN 1 Leuwimunding yang telah memberi dukungan.
10. Serta pihak-pihak yang ikut serta membantu proses penulisan laporan ini yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu.

i
Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penyusun mengharapakan kritik dan saran guna perbaikan dan
penyempurnaan kedepannya. Semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat khusunya bagi
penyusun dan umumnya bagi semua pembaca.

Majalengka, April

Penyusun

ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI PT. TOTUM DIBA

Waktu kegatan
01 Februari 2021 s.d 30 April 2021

Majalengka, 01 Februari 2021

Ketua Kompetensi Keahlian Pembimbing Laporan

………… …………

Kepala SMKN 1 Leuwimunding

SUPARMAN, S.Pd. Ing


NIP. 19700116 200701 1 006

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1


1.2. Maksud, Tujuan Dan Manfaat Prakerin .............................................................. 1
1.2.1. Maksud Prakerin ..................................................................................... 1
2.2.1. Tujuan Prakerin ....................................................................................... 1
3.2.1. Manfaat Prakerin ..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN UMUM PT. TOTUM DIBA ........................................................... 3

2.1. Profil PT. TOTUM DIBA ................................................................................... 3


2.2. Tujuan dan Visi Misi PT. TOTUM DIBA .......................................................... 3
2.2.1. Visi Misi .................................................................................................. 3

BAB III JENIS PRODUK YANG DIHASILKAN ......................................................... 5

3.1 Rotan .................................................................................................................. 5


3.2 Kegunaan Rotan .................................................................................................. 5
3.3 Jenis Dan Potensi Rotan...................................................................................... 6
3.4 Pemungutan Rotan .............................................................................................. 7
3.5 Cara Pengolahan Rotan ....................................................................................... 7
3.6 Peralatan Proses Dan Mesin-Mesin .................................................................... 8
3.7 Proses Pengolahan Rotan .................................................................................... 8
3.8 Proses Pengolahan Material Rotan ..................................................................... 10
3.9 Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Hasil Produk Rotan ................................... 11
3.9.1. Produk Hasil Rotan ................................................................................. 12

iv
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 14

4.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 14


4.2. Saran.................................................................................................................... 14

LAMPIRAN ........................................................................................................................ 15

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktek Kerja Industri adalah salah satu kegiatan yang dapat menambah ilmu
pengetahuan, kedisiplinan, bertanggung jawab, jujur dan teknologi yang diperoleh disekolah
menengah kejuruan (SMK) dengan keadaan diluar atau lapangan.
Tujuan Praktek Kerja Industri merupakan tujuan Pembangunan dalam jangka panjang
di Indonesia guna terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, terampil,
mandiri, kreatif, inovatif dan berjiwa swasta. Untuk itu perlu diadakannya pendidikan dan
penerapan ilmu dunia pendidikan dan dunia industri melalui program Prakerin.
Program SMK Negeri 1 Leuwimunding Majalengka jurusan Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ) di Majalengka bertujuan menghasilkan tenaga kerja yang terampil di era
industri pada masa yang akan datang, agar dapat menghasilkan lulusan terampil dan dapat
melaksanakan tugas dalam bidangnya terutama teknologi industri.

1.2. Maksud, Tujuan, Dan Manfaat Prakerin


1.2.1 Maksud Prekerin
a. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan disekolah
b. Membentuk pola piker yang membangun siswa dan siswi prakerin
c. Melatih siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara professional didunia
kerja yang sebenarnya
d. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa-siswi prakerin
e. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh
siswa agar dapat dikembangkan dan diimplementaskan dalam kehidupan sehari-
hari
f. Menjalin kerjasamayang baik antara sekolah dengan dunia industri ataupun dunia
usaha

1.2.2 Tujuan Prakerin


a. Pemenuhan kompetensi sesuai tuntutan kurikulum

1
Penguasaan kompetensi dengan pembelajaran disekolah sangat ditentukan oleh
fasilitas pembelajaran yang tersedia. Jika ketersediaan fasilitas terbatas, sekolah
perlu merancang pembelajaran kompetensi diluar sekolah (Dunia Kerja Mitra).
Keterlaksanaan pembelajaran kompetensi tersebut bukan diserahkan sepenuhnya
kedunia kerja, tetapi sekolah memberikan arahan tentang apa yang seharusnya
dibelajarkan kepada peserta didik.
b. Implementasi kompetensi kedalam dunia kerja
Kemampuan-kemampuan yang sudah dimiliki peserta didik, melalui latihan dan
praktik disekolah perlu diimplementasikan secara nyata sehingga tumbuh
kesadaran bahwa apa yang sudah dimilikinya berguna bagi dirinya dan orang lain.
Dengan begitu peserta didik akan lebih percaya diri karena orang lain dapat
memahami apa yang dipahaminya dan pengetahuannya diterima oleh masyarakat.
c. Penumbuhan etos kerja/pengalaman kerja
SMK Negeri 1 Leuwimunding majalengka sebagai lembaga pendidikan yang
diharapkan dapat menghantarkan tamatannya ke dunia kerja perlu
memperkenalkan lebih dini lingkungan sosial yang berlaku di dunia kerja.
Pengalaman berinteraksi dengan lingkungan dunia kerja dan terlibat langsung
didalamnya, diharapkan dapat membangun sikap kerja dan kepribadian yang utuh
sebagai pekerja.

1.2.3 Manfaat Prakerin


a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional, yaitu tenaga kerja
yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan semangat kerja yang sesuai
dengan tuntunan industri kerja.
b. Memperkokoh hubungan sekolah dengan dunia industri dan dunia usaha
c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas
d. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
e. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman
di era teknologi informasi dan komunikasi

2
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Profil PT. TOTUM DIBA


Tahun di bentuk 1995 bertempat di Jl.Raya Ciwaringin Km.23 Ciwaringin-Cirebon
45167 Jawa Barat Indonesia Pemilik PT.TOTUM DIBA bernama Benny H.
Sukardi/Bimantoro A (Bimo). Memiliki produk mebel rotan, anyaman rotan yang
mempunyai kombinasi serat kayu alami yang di pasarkan ke luar negeri Eropa dan Jepang.
Jual beli adalah Menjual barang hasil industri furniture berupa meja, kursi, cermin,
lemari, dan hiasan berbentuk animals dan menjualnya keluar negeri ( Eropa dan Jepang)
bukan untuk dijual di dalam negeri dan membeli bahan baku rotan untuk dijadikan furniture
berupa kursi, cermin dan hiasan berbentuk animals yang dibuat oleh bagian subcount dan
produksi.

2.2. Tujuan dan Visi Misi PT. TOTUM DIBA


2.2.1. Tujuan
a. Mengelola dan mengembangkan potensi hasil alam nusantara untuk menjadikan
sumber pendapatan masyarakat.
b. Turut berkontribusi meningkatkan devisa Negara.

c. Meningkatkan kreativitas perusahaan dan masyarakat untuk berinovasi dan


pengembangan potensi sumber daya manusia.

d. Menjalankan usaha secara berkeadilan yang bermanfaat untuk semua pihak baik
perusahaan, karyawan dan masyarakat sekitarnya.

2.2.2. Visi Misi


a. Visi PT.TOTUM DIBA
Menjadi perusahaan yang unggul dan tangguh dalam industri furniture dunia.
b. Misi PT.TOTUM DIBA
1) Mengelola dan mengembangkan potensi hasil alam nusantara untuk
menjadikan sumber pendapatan masyarakat.

3
2) Turut berkontribusi meningkatkan devisa Negara.
3) Meningkatkan kreativitas perusahaan dan masyarakat untuk berinovasi dan
pengembangan potensi sumber daya manusia.
4) Menjalankan usaha secara berkeadilan yang bermanfaat untuk semua pihak
baik perusahaan, karyawan dan masyarakat sekitarnya.

4
BAB III

JENIS PRODUK YANG DIHASILKAN

3.1. Rotan
Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus
memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri
terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika,
Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca (misalnya salak),
Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara
tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.
Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak
berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini
berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan,
karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang
ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara
bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah
satu menunya Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa,
Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia.
Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh. Rotan cepat tumbuh dan
relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian
hutan, karena orang lebih suka memanen rotan daripada kayu.
Rotan termasuk jenis produk dari Hasil Hutan Non Kayu yang sudah lama dikenal.
Bahkan sudah banyak menghasilkan produk-produk olahan yang tidak sedikit dalam
memberikan sumbangan pendapatan kepada negara (devisa). Didalam perdagangan dikenal
nama-nama ini mendasar pada tempat atau negara tujuan ekspor maupun bentuk/jenis rotan
yang dipasarkan, seperti : bin rattan, rattan, core peel, canes, dan lain-lain.

3.2. Kegunaan Rotan


Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa yang
paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti,
Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut.

5
Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk
pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua proses
pengolahan bahan baku rotan: Pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan berukuran
sedang /besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil.
Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat
Peel (kupasan)/Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core.
Pemanfaatan rotan (sp. Daemonorops Draco) terutama adalah sebagai bahan baku mebel,
misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada
kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Hanya saja kelemahan
utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk “Pin Hole”
Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata.
Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di
beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman
cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal tertentu.
Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna
merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood (“darah naga”). Resin ini dipakai
untuk mewarnai biola atau sebagai meni. Masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah
memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen sayuran.

3.3. Jenis Dan Potensi Rotan


Jenis rotan jumlahnya sampai puluhan, ada yang komersial (mempunyai nilai tinggi
dalam perdagangan), dan non-komersial atau hanya lokal saja digunakan (diperdagangkan).
Ada 2 familia penghasil rotan, terdiri atas 8 genus dan puluhan spesies, yaitu : Familia
Palmae, ada 7 genus yaitu : Calamus, Daemonorops, Korthalsia, Ceratolobus, Myrialepsis,
Plectoconia dan Plectocomiopsia. Familia Thypaceae dengan satu genus yaitu Freytimetia.
Di Indonesia, rotan (alam) dihasilkan dari 21 propinsi, sedang rotan tanaman sudah
dihasilkan di 9 propinsi. Jenis rotan alam yang diidentifikasikan dan mempunyai nilai
komersial lebih dari 25 jenis, misalnya: manau, tohiti, mandola, lambang, semambu, sega,
embulu, sueti, batang, tarumpu, koboo, sabut, kertes, perdas, lacak, seel, slimit, cacing,
sampulut, irit, jermasin, lilin, cincin, udang, runti, jernang, lasio, antik dan datu. Jenis-jenis
rotan alam umumnya dipungut pada umur 7-12 tahun.

6
Adapun jenis rotan yang sudah ditanam ada 5 jenis, yaitu rotan manau, irit, sega,
tohiti, dan manis. Jenis-jenis rotan tanaman ini sudah ada yang mulai dipanen dengan umur
tebang 5-10 tahun saja.

3.4. Pemungutan Rotan


Pemungutan rotan mayoritas dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan, namun demikian
kalau dikaitkan dengan usaha (cara) yang dilakukan dapat dikelompokkan dalam 3 bentuk,
yaitu :
a. Oleh masyarakat sekitar hutan (1-10 orang), yang melakukan pemungutan rotan
sesuai kebutuhan dan dijual secara bebas dan kepada siapa saja
b. Oleh kelompok masyarakat sekitar hutan yang melakukan pemungutan rotan sesuai
permintaan pedagang (pengumpul rotan) dimana pemungut ini harus menjual
c. Oleh kelompok masyarakat tertentu yang telah mempunyai ikatan dengan
pengusaha atau industri pengolahan dimana pemungut ini harus menjual

Di dalam pemungutan rotan harus memperhatikan tanda-tanda atau ketentuan sebagai


berikut :
a. Dilakukan terutama pada musim kemarau atau sedikit turun hujan
b. Dilakukan oleh kelompok-kelompok pemungutan rotan tertentu
c. Dilakukan dengan menggunakan sistem seperti tebang pilih.
d. Memperhatikan cacat-cacat alami dan cacat pungutan yang mungkin ada dan terjadi

3.5. Cara Pengolahan Rotan


Banyak cara dan variasi-variasi di dalam pengolahan rotan. Untuk menghasilkan rotan
mentah (rotan bulat) dapat digunakan cara sederhana dan cara semi mekanis, sedang untuk
menghasilkan produk rotan setengah jadi sampai jadi dapat digunakan cara mekanis atau
terpadu dengan cara-cara lainnya.
a. Pengolahan Semi Mekasnis
Cara pengolahan ini digunakan untuk menghasilkan rotan bulat yang telah digoreng
dan diasapi. Penggorengan rotan dilakukan dengan minyak tanah, minyak solar,
minyak goreng atau campuran minyak-minyak tersebut. Pengasapan rotan
dilakukan dengan mengalirkan asap belerang ke dalam ruang tumpukan rotan.
Penggorengan rotan bertujuan agar rotan lebih kering, awet, keras, mengkilap dan

7
halus permukaannnya. Pengasapan bertujuan agar rotan lebih berwarna muda,
cerah, kompak/homogen dan lebih awet

3.6. Peralatan Proses dan Mesin-mesin


a. Pengolahan rotan mentah (bulat)
 Bak penggorengan rotan
 Bak pencucian rotan
 Alat pengering rotan
 Ruang pengasapan rotan (asap belerang)
b. Pengolahan rotan setengah jadi (komponen)
 Polishing, Splitting, Peel trimming, Connecting, Widing machine, Straightener,
cutting, Circular saw, sanding, Drilling.
c. Pengolahan rotan jadi (berupa produk siap pakai)
 Weaving machine, Flower table, Compressor, Sanding machine, Straightening,
Circular saw, Cutting saw, Router, Drilling machine, Doubles sander, Planer,
Steam boiler, Screw driver, Noiler, Stapler, Sprayingequipment, Gas burner

3.7. Proses Pengolahan Rotan


Rotan yang dijadikan sebagai bahan baku industri produk jadi rotan adalah rotan yang
yang telah melalui pengolahan. Kegiatan pengolahan adalah pengerjaan lanjutan dari rotan
bulat (rotan asalan) menjadi barang setengah jadi dan barang jadi atau siap dipakai atau
dijual. Tahapan pengolahan rotan adalah sebagai berikut :
a. Penggorengan
Tujuan penggorengan adalah untuk menurunkan kadar air agar cepat kering dan juga
untuk mencegah terjadinya serangan jamur. Cara penggorengannya adalah potongan-
potongan rotan diikat menjadi suatu bundelan, kemudian dimasukkan ke dalam wadah
yang sudah disiapkan campuran solar dengan minyak kelapa.
b. Penggosokan dan Pencucian
Setelah rotan digoreng, ditiriskan beberapa menit, kemudian digosok dengan kain perca
(sabut kelapa) atau karung goni yang dicampur dengan serbuk gergaji, agar sisa kotoran
terutama getah yang masih menempel pada kulit rotan dapat dilepaskan, sehingga kulit
rotan menjadi bersih dan akan dihasilkan warna rotan yang bewarna cerah dan mengkilap
c. Pengeringan

8
Setelah rotan dicuci lalu dikeringkan dengan cara dijemur pada panas matahari sampai
kering dengan kadar air berkisar 15% – 19%. Hasil penelitian Basri dan Karnasudirja
(1987) dalam Jasni et al., (2005) pada rotan manau (Calamus manan Miq.) dan rotan
semambu (Calamus scipionum Burr.), menunjukkan bahwa lama pengeringan secara
alami dari kedua jenis rotan tersebut berkisar 22 hari sampai 65,3 hari.
d. Pengupasan dan Pemolesan
Pengupasan dan pemolesan umumnya dilakukan pada rotan besar pada keadaan kering,
gunanya adalah untuk menghilangan kulit rotan tersebut, sehingga diameter dan warna
menjadi lebih seragam dan merata.
e. Pengasapan
Pengasapan dilakukan agar warna rotan menjadi kuning merata dan mengkilap.
Pengasapan dilakukan pada rotan kering yang masih berkulit (alami), pengasapan pada
dasarnya adalah proses oksidasi rotan dengan belerang (gas SO2) agar warna kulit rotan
menjadi lebih putih. Waktu pengasapan sekitar 12 jam dan menghabiskan sekitar 7,5 kg
belerang atau 1,8 gr/batang rotan (Rachman 1990 dalam Jasni et al., 2005).
f. Pengawetan
Pengawetan rotan adalah proses perlakuan kimia atau fisis terhadap rotan yang bertujuan
meningkatkan masa pakai rotan. Selain berfugsi untuk mencegah atau memperkecil
kerusakan rotan akibat oganisme perusak, juga memperpanjang umur pakai rotan. Bahan
pengawet yang digunakan harus bersifat racun terhadap organisme perusak baik pada
rotan basah maupun rotan kering, permanen dalam rotan, aman dalam pengangkutan dan
penggunaan, tidak bersifat korosif, tersedia dalam jumlah banyak dan murah. Serangan
bubuk rotan dapat dikenal karena adanya tepung halus bekas gerekan bubuk tersebut.
Serangga ini paling banyak ditemukan menyerang rotan antara lain Dinoderus minutus
Farb., Heterobostrychus aequalis Wat., dan Minthea sp.
g. Pembengkokan
Pembengkokan atau pelengkungan rotan dilakukan pada rotan berdiameter besar sesuai
dengan pengunaannya. Cara pembengkokan ini dilakukan dengan cara rotan tersebut
dilunakkan dengan uap air panas yang disebut steaming dengan tabung berbentuk silinder
(steamer) agar jaringan rotan menjadi lunak sehingga mudah dibengkokan.
Hasil penelitian (Jasni, 1992 dalam Jasni et al., 2005), menunjukkan bahwa pengrajin di
industri rumah tangga, proses pembengkokan dilakukan dengan cara memanaskan
langsung bagian yang akan dibengkokkan pada api (kompor minyak tanah dan gas LPG).

9
Kemudian bagian tersebut dibengkokkan dengan bantuan alat pembengkok pada waktu
rotan masih panas. Cara ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu prosesnya lambat dan
kadang-kadang bagian yang dipanaskan dapat terbakar, sehingga bewarna hitam.
Alat-alat yang digunakan pada industri produk jadi rotan meliputi: kompor solder, bor
listrik, gergaji rotan dan biasa, gunting rotan, parang, martil, kakak tua dan engkol tangan.
Selain itu, sebagian kecil ada yang menggunakan kompresor, mesin potong, sekrup (alat
tembak untuk memasukkan paku) dan taples. Kegiatan proses produksi dilakukan pada
suatu bangunan rumah. Bangunan rumah tersebut dibagi menjadi tempat proses produksi,
pemajangan produk jadi rotan dan tempat tinggal.
Disamping penggunaan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses produksi, ketersediaan
sarana transportasi merupakan faktor pendukung bagi keberhasilan usaha rumah tangga
industri produk jadi rotan. Sarana transportasi yang digunakan adalah kendaraan milik
pribadi dan kendaraan umum. Kendaraan umum seperti angkutan kota (angkot), truk dan
bus kota selalu ada setiap saat, sedangkan kendaraan milik pribadi rumahtangga
pengusaha sebagian besar adalah kendaraan roda dua.

3.8. Proses Pengolahan Material Rotan


Rotan harus melalui beberapa proses sebelum material tersebut bisa diolah dan
dianyam menjadi sebuah perabot atau dekorasi. Beberapa langkah hampir sama dengan
proses kayu. Rotan yang masih berbentuk 'lonjoran/batang' dengan panjang mencapai 6-10
meter masih sangat basah. Proses pertama adalah dengan menjemur batangan-batangan
rotan tersebut hingga agak kering karena pada waktu dikirim ke pabrik pengolahan sebagian
rotan tersebut masih berwarna hijau kekuningan. Pengawetan menjadi satu proses penting
untuk rotan untuk mencegah serangan jamur dan serangga dengan metode perendaman.
Baru kemudian setelah rotan direndam selama beberapa jam, proses pengeringan
dengan menggunakan ruang dan sistem pengeringan yang sama dengan kayu dilakukan.
Rotan ditumpuk di dalam ruang Kiln Dry sedemikian rupa agar sirkulasi udara panas merata
ke seluruh tumpukan rotan. Setelah dikeringkan selama 10-15 hari rotan mulai diproses di
ruang mesin. beberapa batang rotan yang bengkok diluruskan dengan mesin khusus.
Dari proses ini batangan rotan (diameter sekitar 30-40mm) dikupas dan kulitnya
dipisahkan untuk dijadikan bahan baku anyaman atau pengikat kontruksi, sedangkan
batangan dan 'daging'nya diproses lebih lanjut untuk membuat ∅ batang rotan sama dari
ujung hingga pangkalnya.

10
Batangan ini nantinya akan diproses lagi untuk dibelah menjadi material anyaman
yang disebut 'pitrit'. Tergantung dari kualitas batang rotan tersebut. Apabila berwarna terang
dan berdiameter besar (>25mm) maka akan diproses menjadi pitrit, jika lebih kecil dari
25mm batangan tersebut biasanya akan digunakan sebagai rangka kursi atau meja.

3.9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Produk Rotan


Dari waktu-kewaktu adanya industri pengolahan rotan menunjukkan perkembangan
yang nyata, terutama industri-industri yang menghasilkan produk (barang) jadi seperti aneka
mebel dan kerajinan.
Kategori industri pengolahan rotan dapat dibedakan atas:
a. Industri besar dan menengah, terdiri :
1) Industri yang menghasilkan bahan rotan mentah
2) Industri yang menghasilkan produk setengah jadi
3) Industri yang menghasilkan produk jadi
b. Industri kecil
Berupa industri kecil rumah tangga dan sentra-sentra industri kecil rotan. Umumnya
industri tersebut menghasilkan produk-produk jadi rotan, misalnya: mebel, rak-rak
(pakaian dan buku), keranjang, dan sebagainya.
Dalam hal memenuhi kebutuhan untuk menyediakan permintaan dunia akan
keperluan produk rotan, negara kita pun tak diragukan karena sudah sejak abab ke–
18 selalu menjadi pelopor dalam menyediakannya, di mana hampir 80 % keperluan
akan rotan dunia di pasok oleh Indonesia, sekaligus pula mendapat pengakuan
sebagai penghasil rotan terbaik yang mendominasi penggunaan rotan dunia.
Mengingat sampai saat ini produk bahan mentah rotan alam kita dipasaran
International tidak memiliki pesaing yang berarti di satu pihak dan dilain pihak
permintaan dunia akan rotan setiap tahunnya masih memiliki peluang untuk dapat
dikembangkan pasarnya, maka adanya langkah untuk merintis pengembangan usaha
pengolahannya nampaknya tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.
Peradaban manusia khususnya masyarakat Indonesia sudah sejak lama mengenal
dan menggunakan rotan dalam berbagai keperluan hidupnya sehari-hari, bahkan
dibeberapa tempat bahan rotan telah menjadi pendukung perkembangan budaya
masyarakat setempat.

11
Sampai saat ini tidak pernah diketahui secara pasti sejak kapan awal dimulainya
pertama kali kebiasaan atau budaya masyarakat Indonesia, dalam pemanfaatan rotan
dengan segala produknya bagi mendukung perilaku, budaya dan keperluan
keseharian masyarakat disekitar hutan.
3.9.1. Produk Hasil Rotan
Rotan merupakan salah satu kekayaan hutan Indonesia sebagai negara tropis
yang memberi sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia. Saat ini
ketersediaan rotan sangat banyak di hutan Indonesia terutama di wilayah Kalimantan,
Sulawesi dan Sumatera. Indonesia merupakan penghasil 85% rotan mentah dunia
yaitu dengan nilai sekitar 699.000ton/tahun. Akan tetapi sayangnya kondisi ini tidak
serta merta menempatkan Indonesia sebagai leading country dalam perdagangan rotan
internasional. Saat ini Indonesia menempati posisi ketiga (7,68%) dalam perdagangan
rotan di pasar global setelah China (20,72%) dan Italia (17,71%). Hal ini tentunya
menjadi isu yang penting untuk dianalisis lebih mendalam dengan melihat faktor-
faktor yang menghambat perdagangan rotan Indonesia.
Adapun klasifikasi industri rotan di Indonesia dapat dibedakan menjadi:
Pertama, industri pengolahan bahan rotan dan rotan setengah jadi yang sering disebut
sebagai industri antara. Industri antara adalah industri pengolahan rotan yang
menghasilkan bahan baku roran berupa rotan asalan rotan poles, hati rotan, kulit rotan,
webbing, split, dan sejenisnya, dan biasanya pengerjaan produk ini dikerjakan melalui
proses semi mekanis.
Kedua, industri furnitur rotan. Dalam industri ini menghasilkan perabotan rumah
tangga seperti sofa, meja, kursi, lemari, dan lainya. Ketiga, industri barang-barang
kerajinan rotan. Industri ini menghasilkan produk barang kerajinan rotan berdasarkan
desain lokal, dan biasanya buatan tangan. Salah satu faktor yang dianggap sebagai
penghambat pertumbuhan industri rotan adalah semakin maraknya alih fungsi lahan.
Rotan yang pada dasarnya merupakan hasil hutan secara alami akan semakin terus
berkurang dan tergerus seiring dengan pembukaan hutan, baik untuk pertanian
maupun perumahan. Penting juga menggaris bawahi bahwa posisi rotan ternyata
dianggap tidak cukup signifikan jika dibandingkan dengan komoditas lainnya. Hal ini
sangat jelas terlihat dari kebijakan alih fungsi hutan sebagai habitat rotan sebagai
perkebunan yang dianggap lebih mendatangkan keuntungan seperti karet dan kelapa
sawit. Faktor yang juga kemudian menjadi determinan dalam pengambilan kebijakan

12
perdagangan rotan adalah tidak adanya sinergitas antara industri hulu (industri bahan
baku) dan hilir (industri barang jadi).

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Rotan mentah atau rotan bulat diproses menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Dalam industri, rotan dipisah menjadi bagian kulit dan bagian hati sesuai tujuan dan

13
pemanfaatanya. Selanjutnya rotan digoreng, digosok, dicuci, dikeringkan, dipolis,
dibengkokkan, diputihkan, dan diasap atau diawetkan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan dan pemanfaatan material rotan sebagai bahan bahan baku pembuatan mebel,
seperti kursi, meja tamu, serta rak buku serta beragam aneka kerajinan, secara fisik memiliki
beberapa keunggulan daripada kayu dan produk lainnya, yaitu ringan, kuat, elastis, serta
mudah dibentuk. Selain itu rotan lebih cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen sehingga
dianggap lebih mendatangkan keuntungan. Dengan mempertahankan keasliannya, maka
perabot atau furnitur dari rotan akan kelihatan klasik dan alami.

4.2. Saran

Diharapkan agar kerjasama antara sekolah dengan perusahaan lebih ditingkatkan


dengan banyak memberi peluang kepada siswa/i SMK untuk Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN). Untuk para karyawan lebih ditingkatkan lagi motivasi dan kedisiplinannya
dalam bekerja. Hubungan karyawan dengan siswa/i Prakerin diharapkan selalu terjaga
keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerjasama yang baik.

14
LAMPIRAN

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Anda mungkin juga menyukai