Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Perusahaan


1.1.1. Sejarah Perusahaan
PT. Kinenta Indonesia didirikan pada tanggal 1 Juli 1996 di Jakarta atas
prakarsa 1 Koichi Yoneda dari Banshu Electric Equipment, Jepang, dan Mrs. Rani
Zahraeni yang saat ini menjabat sebagai komisaris direktur. PT. Kinenta Indonesia
merupakan perusahaan manufacture swasta di Indonesia dan merupakan bagian
dari perusahaan Banshu yang bergerak di bawah bagian dari PT. Banshu Electric
Indonesia yang berperan sebagai industry perusahaan dalam bidang elektrik
terutama dalam pemproduksian wiring harness untuk kendaraan. Beberapa wiring
harness yang diproduksi tepat digunakan untuk sepeda motor, mobil, heavy
equipment, freezer dan battery cable.
Wiring Harness adalah bagian komponen sepeda motor yang memiliki
peran sangat penting dalam pengolahan dan pengatur sumber daya listrik yang
diperlukan. Selain sepeda motor, wiring harness juga dipergunakan untuk
pengolahan dan pengatur kebutuhan sumber daya listrik beberapa diantaranya
seperti pada skop listrik, dump truck, mobil dan lain-lain. Secara umum wiring
harness dapat dipahami sebagai serangkaian kabel yang dipergunakan sebagai
komponen kendaraan dan alat-alat berat untuk mengelolah manajemen listrik
kendaraan yang dipergunakan untuk mengatur daya listrik sesuai dengan daya
listrik yang dibutuhkan untuk memfungsikan alat-alat listrik pada kendaraan.
Adapun perusahaan-perusahaan dalam Banshu Group yaitu sebagai berikut:
1. PT. Banshu Electric Equipmnet (Jepang).
Salah satu perusahaan Banshu group yang memproduksi Wiring
Harnes heavy equipment (Customer : Hitachi, Kobelco, Kawasaki,
komatsu, Gac, Yamabiko, Topre).
2. PT. Banshu Electric Indonesia (Cikarang).
Salah satu perusahaan Banshu Group yang memproduksi wiring
harness heavy equipment, battery cable dan freezer (Customer : PT.
Frigorex).PT. Banshu Plastic Indonesia.
3. PT. Banshu Rubber Indonesia (Purwakarta).
Salah satu perusahaan Banshu Group yang memproduksi rubber
socket, grommet, coamboand, bulb bant dan socket holder.
4. PT. Banshu Metal Indonesia (Cikarang).
Salah satu perusahaan Banshu Group yang memproduksi terminal
battery (Terminal ACCU).
5. PT. Kinenta Indonesia (Purwakarta).
Salah satu perusahaan Banshu Group yang memproduksi wiring
harness motor cycle, heavy equipment (Hitachi, Kobelco, kawasaki,
Komatsu, TCM, Caterpilar, Giken, Sakai, Sumitomo, Yamato,
Kyoeshia, Gac, Yamabiko, Topre) dan freezer, spidometer (PT.
Indonesia Nippon Seiki), AHM, Suzuki, Yamaha, Kawasaki, Kenzen),
lampu (PT. Indonesia Stanley Electric), AHM, Suzuki,Yamaha,
Kawasaki, Kenzen.
6. PT. Askara Internal (Purwakarta).
Salah satu perusahaan Banshu Group yang memproduksi kebutuhan
logistik, alat perkantoran, cetakan dll.

1.2. Visi dan Misi Perusahaan


1.2.1. Visi Perusahaan
Beberapa visi di PT.Kinenta Indonesia, antara lain:
1. Untuk mencapai & berusaha terus menerus untuk meningkatkan
kesenangan Pelanggan.
2. Sukacita bekerja untuk karyawan & kolega. Nilai untuk Stakeholder.
3. Layanan kepada masyarakat.
1.2.2. Misi Perusahaan
Adapun misi di dalam perusahaan ini adalah "Menjadi mitra bisnis pilihan
bagi pelanggan kami dengan memanfaatkan team yang sangat terlibat melalui
Teknologi & inovasi."

1.3. Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan
diinginkan. Berikut ini adalah struktur organisasi export plant di PT.Kinenta
Indonesia:

Gambar 1.1. Struktur Organisasi


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

Pada level Board of Director (BOD) ada posisi President Director, Vice
President Director dan Director Mr.Rendhika D. Harsono, kemudian Chief
Accounting Officer (CAO) adalah kepala staf akuntansi dan Chief Operating
Officer (COO). Selanjutnya ada posisi Manager yang terdiri dari beberapa bagian,
yaitu Accounting, Human Resources Development (HRD), Information
technology (IT), Supply chain management (SCM), Marketing, Operational
Excellent (OE), Maintenance, Engineering Export dan Production. Setelah itu ada
posisi bagian Assistant Manager.
Tabel 1.1. Deskripsi Jabatan
Position Level Job Description
1. Penentu Kebijakan.
2. Mengatur dan manajemen
Director Top Management Sumber Daya Manusia.
3. Merancang dan memastikan
semua kebijaksaan terlaksana.
1. Mengawasi dan menjalankan
kebijakan yang ada pada
Middle departemen masing-masing.
Manager
Management 2. Memastikan bahwa kebijakan
sudah terimplementasi terhadap
semua bawahan.
Lower 1. Menjalankan dan penggerak
Assistant Manager
Management terhadap kebijakan yang ada.

1.4. Permasalahan
Bagaimana tata cara memahami dan mempelajari proses cable jointing di
PT. Kinenta Indonesia?

1.5. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek


1.5.1. Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kegiatan kerja praktek adalah:
1. Mengikuti Program Kuliah, Kerja sambil Magang di Sekolah Tinggi
Teknologi DR. KHEZ Muttaqien Purwakarta bekerjasama dengan PT.
Kinenta Indonesia.
2. Mampu mengaplikasikan dan memperluas pengetahuan yang didapat di
perkuliahan, dan memberikan bekal pada mahasiswa dalam memasuki
dunia industri nantinya.
3. Melakukan kegiatan kerja praktek serta mempelajari proses cable
jointing di PT.Kinenta Indonesia Purwakarta.
4. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas mahasiswa dalam pembahasan
permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan.
5. Menambah wawasan dan pengalaman mengenai dunia kerja di
perusahaan bidang wiring harness.
6. Mahasiswa diharapkan lebih siap memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya.
7. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada program S1 di
Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Dr Khez
Muttaqien.

1.5.2. Manfaat Kerja Praktek


Adapun manfaat kegiatan kerja praktek adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sarana latihan dan penerapan ilmu yang didapat di perkuliahan.
b. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman di dunia industri pada bidang wiring harness.
2. Bagi Instansi Magang dan Instansi Pendidikan
Terciptanya hubungan baik antara PT. Kinenta Indonesia dengan Sekolah
Tinggi Teknologi Dr Khez Muttaqien.

1.6. Ruang Lingkup


Ruang lingkup pelaksanaan kerja praktek ini meliputi:
1. Kerja praktek ini dilakukan di PT.Kinenta Indonesia.
2. Kerja praktek hanya dilakukan di bagian proses cable jointing.
3. Tidak mencantumkan biaya yang timbul, selama pelaksanaan kerja
praktek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Cable Jointing


Proses cable jointing merupakan proses penggabungan beberapa wire atau
lebih yaitu dengan cara pengepresan pada terminal menggunakan mesin jointing
sehingga menjadi satu aliran arus. Alur proses cable jointing yaitu : proses setting
menu, proses gulung wire, proses jointing, proses wire transfer.

Gambar 2.1. Mesin Jointing


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

2.2. Bagian-Bagian Mesin Cable Jointing


2.2.1. Rahang/Jaws
Mampu melakukan jointing beberapa jenis terminal hingga 5.5mm2
dengan rahang yang dapat dipertukarkan. Dipasang di bangku, AC-5N yang
dioperasikan dengan udara cocok untuk jointing terus menerus untuk lini produksi
Gambar 2.2. Rahang/Jaws
(PT. Kinenta Indonesia 2021)

2.2.2. Regulator udara


Regulator udara adalah yang menyesuaikan saluran utama tekanan udara
ke nilai tekanan yang diperlukan perangkat kontrol setelah penyaringan.

Gambar 2.3. Regulator udara


(PT. Kinenta Indonesia 2021)
2.2.3. Pedal switch
Pedal switch merupakan alat saklar injak yang berfungsi untuk mengatur
kapan mematikan dan menghidupkan alat secara otomatis dengan bantuan kaki.

Gambar 2.4. Pedal switch


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

2.3. Material Wiring Harness


Dalam satu wiring harness terdapat banyak material yang digunakan
dalam proses produksi. Material yang dipakai dalam produksi wiring harness
adalah sebagai berikut:

2.3.1. Terminal
Terminal berfungsi sebagai penghubung antar kabel/wire antar circuit
(circuit adalah wire yang sudah diberi terminal). Terminal dipasang pada wire
sebagai penghubung, biasanya disambung dengan cara membuka isolasi wire
(striping) lalu crimping terminal tersebut pada wire yang telah di striping
biasanya pada ujung wire. Adapula proses penyambungan pada tengah wire atau
ujung wire yang fungsi arusnya masih dalam satu fungsi aliran dengan proses
jointing.
Gambar 2.5. Terminal
(PT. Kinenta Indonesia 2021)

2.3.2. Wire
Wire adalah bagian material utama dalam pembuatan wiring harness.
Fungsi utama wire adalah untuk menghantarkan arus listrik. Setiap jenis kabel
memiliki spesifikasi dan kapasitas yang berbeda-beda dalam menyalurkan energi
listrik, pada wire terdapat 2 bagian yaitu insulator dan konduktor. Insulator yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik yang berfungsi sebagai pembungkus.
Konduktor yaitu bagian yang berfungsi menghantarkan arus listrik dan pada
umumnya terbuat dari bahan tembaga atau aluminium. Jenis-jenis dan ukuran
wire dalam pembuatan wiring harness yang sering digunakan di PT.Kinenta
Indonesia yaitu:
Tabel 2.1. Jenis Dan Ukuran Wire

Jenis (kind) Ukuran (size)

0,5 0,85 1,25


AV mm mm mm 2 mm 3 mm 5 mm 8 mm

0,3 0.85
AVS
mm 0,5 mm mm 1,25 mm 2 mm 3 mm 5 mm 5 mm

0,3
AVSS mm 0,5 mm 0,85mm 1,25 mm 2 mm

Gambar 2.6. Wire


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

2.3.3. Rubber Seal dan Sleeve


a. Rubber Seal Adalah accesoris dalam circuit yang dipasang sebelum
terminal di crimping. Rubber seal berfungsi sebagai pelindung masuknya air ke
dalam terminal saat terminal sudah di insert kedalam coupler / connector /
housing.
Gambar 2.7. Rubber Seal
(PT. Kinenta Indonesia 2021)

b. Sleeve berfungsi sebagai pelindung terminal khusus yang perlu dilindungi oleh
sleeve.

Gambar 2.8. Sleeve


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

2.3.4. Shrink Tube atau SH-Tube


Shrink Tube atau SH-Tube ini berfungsi untuk melindungi terminal joint
(Joint atau biasa, sehingga tidak terjadi hubungan singkat atau bisa di konslet),
karena terminal joint tidak masuk ke connector. SH-Tube penggunaanya harus
dengan mesin pemanas (mesin heat gun).
Gambar 2.9. Shrink Tube atau SH-Tube
(https://www.warriornux.com/wiring-harness)

2.3.5. Marker tube dan Cabel ties


Merupakan sebuah komponen pada wire yang berguna untuk memberikan
tanda pada wire. Alat ini berbentuk bulat berwarna putih dengan nomor atau huruf
tertentu. Cara menggunakannya hanya dengan diselongsongkan/dipasangkan
langsung ke wire atau dengan cable ties.

Gambar 2.10. Marker tube dan Cabel ties


(PT. Kinenta Indonesia 2021)
2.4. Preparation
Preparation adalah proses awal pembuatan wiring harness. Sebagai
Perintah Kerja di preparation adalah WOS (Work Order Sheet). Standard Untuk
melakukan Proses Produksi adalah SOP (Standard Operation Procedure).
Dibagian preparation memiliki beberapa tahap proses diantaranya:
a. Cutting adalah proses pemotongan wire berdasarkan WOS. Proses
cutting bisa dilakukan dengan beberapa alat seperti, Mesin Shin Maywa
(Wire size < 2), Mesin Custing (Size 3 s/d 5), (Wire Size > 5, Wire Shield).
b. Stripping adalah proses pengupasan insulation wire (pada ujung wire).
c. Pasang accessories adalah proses pemasangan pelengkap accessories
seperti sleeve, rubber seal, tube (sesuai perintah yang ada pada WOS).
d. Crimping adalah proses pemasangan/pengepresan terminal pada ujung
wire yang sudah di striping.
e. Jointing proses penggabungan beberapa kabel/wire sehingga menjadi
satu aliran arus. Selain menggunakan WOS proses jointing juga
menggunakan drawing (drawing joint).
f. Heat Gun adalah proses pemanasan tube. proses heat gun dilakukan
pada terminal joint dan LA/LE sesuai dengan Perintah WOS/drawing.
Sebelum dipasang tube dan di heat gun maka harus di cek terlebih dahulu
oleh middle inspection.
g. Twisting adalah proses menggabungkan dua wire menjadi satu dengan
cara memutar kedua wire dengan menggunakan mesin twist.
h. Middle Inspection adalah proses pengecekan untuk prosess preparation
(cutting s/d heat gun). Point yang di cek seperti kind wire, size wire,
colour wire, terminal, standard terminal, dll.
i. Wire Collection adalah proses pengumpulan circuit–circuit yang sudah
dipasang terminal (sesuai dengan WOS) sesuai Dengan Assy No. dan W/P
(Work Periode) nya. Untuk Circuit yang masuk kearea wire collect harus
dalam kondisi OK (sudah cek oleh Middle Inspection).
Berikut merupakan flowchart proses preparation di PT. Kinenta Indonesia:

Gambar 2.11. flowchart proses preparation


(PT Kinenta Indonesia 2021)
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Proses Cable Jointing


Proses produksi cable jointing merupakan proses tahap ketiga dari proses
produksi dibagian preparation export. Pada proses ini ada beberapa tahapan yang
harus dikerjakan sebelum diteruskan ke proses selanjutnya. Tahapan-tahapn
tersebut ialah proses setting circuit/wire, proses jointing, dan proses wire transfer
sebelum middle insfect.
Diagram alir pada proses ini dapat dilihat dibawah ini

Gambar 3.1. Diagram alir proses cable jointing


(PT. Kinenta Indonesia 2021)
Gambar 3.1. adalah alur proses di bagian Cable Jointing, Wire/kabel terlebih
dahulu di setting sesuai no assy yang tertera di WOS (work order sheet) dan
disesuaikan dengan joint drawing pada komputer. Jika wire yang akan di jointing
terdapat beberapa titik jointing maka wire tersebut dilakukan proses gulung.
Gulung adalah proses penggabungan beberapa wire agar mempermudah saat
proses jointing, Setelah proses gulung dilakukan maka proses selanjutnya proses
jointing, Jointing adalah penggabungan antara beberapa wire dengan terminal
menggunakan mesin pres (mesin jointing) lakukan sesuai WOS dan drawing,
lakukan pengecekan sebelum ke proses selanjutnya pastikan hasil jointing OK.
Jika proses jointing sudah OK akan diteruskan oleh wire transfer ke bagian
middle inspect. Setelah pengecekan selesai maka di lakukan proses heatgun,
Heatgun adalah proses pemanasan tube. Setelah selesai proses heatgun wire akan
di kembalikan kembali ke middle inspect untuk pengecekan terakhir. Proses
selesai.

3.2. Proses Setting Wire


Setting wire merupakan proses pertama sebelum wire tersebut masuk ke
proses cable jointing, pada proses ini wire terlebih dahulu di setting sesuai no assy
yang tertera di WOS (work order sheet) dan disesuaikan dengan joint drawing
pada komputer.

3.3. Proses Cable Jointing


Proses cable jointing merupakan proses penggabungan antara beberapa
wire/kabel dengan terminal menggunakan bantuan mesin jointing sehingga
menjadi satu aliran arus. Selain menggunakan drawing jointing proses cable
jointing juga menggunakan WOS.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam proses cable jointing yaitu:
1. Ambil wire di hanger sebelum jointing.
Gambar 3.2. Hanger sebelum jointing
(PT. Kinenta Indonesia 2021)

2. Setting sesuai joint drawing pada komputer, dan disesuaikan dengan


nomer assy yang tertera di WOS (work order sheet).

Gambar 3.3. Joint Drawing


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

Joint Drawing adalah sebuah drawing yang bersi gambar untuk


menentukan arah circuit yang akan dilakukan proses cable jointing.
Perlu diperhatikan dalam pemahaman dengan drawing costumer yaitu sebagai
berikut:
1. Nomer circuit
2. Jenis wire
3. Ukuran wire
4. Warna wire
5. Jenis terminal joint drawing
6. Accecoris
7. Nomer joint drawing

Gambar 3.4. WOS (Work Order Sheet)


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

WOS (work order sheet) adalah dokumen yang digunakan pada proses
produksi sebagai acuan pada saat melakukan proses cable Jointing.
Keterangan pada WOS sebagai berikut:
1. Customer. 27. Panjang striping terminal sebelah
2. W/P (Working Periode). kiri.
3. Tanggal start cutting. 28. Nomor circuit yang harus double
4. Jumlah lot. crimping dengan nomor circuit
5. Tanggal selesai proses preparation. yang tertera sebelah kanan.
6. SMC/Big CCT. 29. Standard conductor crimp kanan.
7. Nomor dokumen WOS. 30. Standard insulation crimp kanan.
8. Jumlah circuit yg diproses mesin 31. Nomor terminal sebelah kanan.
dan jumlah circuit dalam assy. 32. Panjang striping terminal sebelah
9. Nomor ujung circuit A. kanan.
10. Nomor circuit. 33. Jenis connector Male (M) atau
11. Nomor assy. Female (F) kiri.
12. Jumlah circuit yang harus di 34. Proses pasang accessories sebelah
cutting. kiri.
13. Nomor mesin yang digunakan. 35. Crimp width conductor (Khusus
14. Nomor ujung circuit B. assy GAC).
15. Jenis wire yang digunakan. 36. Proses pasang marker sebelah kiri.
16. Ukuran wire. 37. Jenis connector Male (M) atau
17. Warna wire. Female (F) kanan.
18. Panjang wire yang di cutting. 38. Proses pasang accessories sebelah
19. Circuit yang harus twist dengan kanan.
circuit yang tertera. 39. Crimp width conductor (Khusus
20. Nomor joint drawing. assy GAC).
21. Nomor M.drawing (special 40. Proses pasang marker sebelah
drawing). kanan.
22. Nomor housing drawing. 41. Kode material terminal.
23. Nomor circuit yang harus double 42. Jenis tube yg harus dipasang
crimping dengan nomor circuit sebelah kiri.
yang tertera sebelah kiri. 43. Kode material terminal.
24. Standard conductor crimp kiri. 44. Jenis tube yg harus dipasang
25. Standard insulation crimp kiri. sebelah kanan.
26. Nomor terminal sebelah kiri. 45. Nomor Assy dan Barcode WOS

3. Lakukan proses cable jointing dengan memastikan posisi terminal center


pada dies mesin cable jointing lalu injak pedal switch.

Gambar 3.5. Proses Cable Jointing


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

Gambar 3.6. Injak Pedal Switch


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

4. Hasil Proses Cable Jointing

Gambar 3.7. Hasil Proses Cable Jointing


(PT. Kinenta Indonesia 2021)
5. Lakukan proses standarisasi menggunakan micrometer
Micrometer merupakan suatu alat untuk melakukan proses pengecekan
standar pada terminal yang sudah di proses.
Gambar 3.8. Micrometer
(PT. Kinenta Indonesia 2021)

6. Jika standar tidak sesuai dengan permintaan pada WOS, potong terminal
hasil proses dengan menggunakan gunting dan stripping kembali circuit
menggunakan stripper, setelah itu lakukan proses jointing kembali.

Gambar 3.9. Gunting


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

Gunting digunakan untuk memotong terminal pada ujung circuit jika saat
proses cable jointing terjadi cacat produk seperti salah material maupun standar
tidak sesuai pada WOS dan joint drawing.
Gambar 3.10. Sripper
(PT. Kinenta Indonesia 2021)

Stripper yaitu alat yang digunakan untuk proses stripping yaitu proses
pengupasan insulation wire pada ujung wire.

7. Jika circuit sudah ok scan barcode pada komputer yang telah disediakan
agar ouotput bisa masuk dalam sistem.

Gambar 3.11. Komputer


(PT. Kinenta Indonesia 2021)
Komputer berfungsi untuk menyimpan data output manpower jointing dan
berfungsi untuk melihat joint drawing, standart jointing dan SOP proses cable
jointing.

Gambar 3.12. Scanner


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

Scanner berfungsi untuk scanning barcode pada WOS.

8. Tempatkan circuit yang telah diproses ke hanger setelah proses cable


jointing sebelum wire ditransfer.

Gambar 3.13. Hanger circuit setelah Jointing


(PT. Kinenta Indonesia 2021)
9. Isi form waste material jika terjadi cacat produk.

Gambar 3.14. Form Waste Material


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

Form waste material merupakan lembar yang digunakan untuk pencatatan


waste pada saat proses berlangsung. Kolom yang harus di isi pada form waste
material yaitu seperti nama, line, tanggal, nomor mesin, shift, jenis problem, jenis
material, keterangan, total, dan tanda tangan.

10. Isi form self inspect atau monitoring jika menemukan produk cacat pada
proses sebelumnya maupun pada saat proses itu sendiri.
Gambar 3.15. Form Selft Inspect atau Monitoring
(PT. Kinenta Indonesia 2021)

Form self inspect yaitu lembar yang digunakan untuk melakukan


pencatatan jika ditemukan produk cacat atau rusak pada proses sebelumnya
maupun pada saat proses kerja berlangsung. Form self inspect juga berfungsi
untuk melihat cacat produk paling tertinggi pada saat proses kerja, sehingga cacat
produk yang paling dominan bisa segera ditemukan solusinya.

3.4. Proses Wire Transfer


Adalah proses pengiriman wire setelah proses jointing ke proses
selanjutnya. Berikut langkah-langkah dalam proses wire transfer:
1. Ambil circuit di hanger setelah selesai proses cable jointing.
Gambar 3.16. Circuit Setelah Proses Cable Jointing
(PT. Kinenta Indonesia 2021)

2. Simpan circuit yang telah melalui proses jointing di hanger sebelum middle
inspect.

Gambar 3.17. Hanger sebelum middle inspect


(PT. Kinenta Indonesia 2021)

3.5. Langkah–langkah yang dilakukan dalam proses Cable Jointing


Dalam melaksanakan pekerjaannya setiap operator dituntut untuk
membuat produk yang sesuai dengan permintaan setiap customer. Oleh karena itu
langkah-langkah proses yang dilakukan oleh operator tidak boleh asal-asalan
melainkan telah diatur berdasarkan Standard Operational Procedure (SOP).
Berikut adalah langkah-langkah proses yang dilakukan oleh operator cable
jointing berdasarkan Standard Operational Procedure (SOP) perusahaan:
1. Aktifkan komputer kemudian cari joint drawing yang akan digunakan
a. Pastikan no assy pada joint drawing sesuai dengan assy yang akan di
proses
b. Pastikan tidak salah no joint dan titik joint
2. Masukan wire ke terminal JST kemudian letakan ke mesin JST
a. Pastikan tekanan angin ada di green area
b. Pastikan core wire joint rapi, tidak berantakan
c. Pastikan menggunakan mesin JST sesuai diameter terminal
d. Pastikan core masuk semua ke terminal JST
e. Pastikan posisi terminal center pada dies mesin JST
3. Injak pedal switch
a. Pastikan wire diluar batas layout
b. Hati-hati pernah terjadi claim costomer defect wire putus pada saat proses
press pastikan tidak ada wire yang masuk ke dies terminal
c. Pastikan wire sudah masuk semua ke terminal. Pengecekan wire bagian
bawah menggunakan cermin yang terpasang di bawah mesin joint
d. Dahulukan untuk proses jointing yang lebih banyak.
4. Setelah proses press di terminal JST lakukan pengecekan hasill proses terminal
JST
a. Pastikan hasilnya OK. Wire masuk semua ke terminal.
3.6. Jenis Defective Proses Cable Jointing
Dalam proses cable jointing terdapat beberapa permasalahan atau
defective yang sering terjadi dimana permasalahan tersebut dapat mengakibatkan
terganggunya proses produksi. Oleh sebab itu, operator cable jointing harus
melakukan pengecekan dan memastikan barang yang akan dikirim ke proses
selanjutnya dalam kondisi baik. Berikut adalah jenis-jenis defective tersebut:
- Salah arah jointing
- Terminal penyok
- Too short/ sisa core wire terlalu panjang
- Too long/ sisa core wire terlalu pendek
- Wire ter joint tidak terstriping
- Tidak ada balmouth
- Terminal sumpung

3.7. Penanganan Defective Pada Proses Cable Jointing


Dalam melakukan proses cable jointing terdapat penanganan / pencegahan
agar tidak terjadi defective antara lain:
1. Pencahayaan pada proses cable jointing setiap mesin jointing pada jarak 1
meter ke atas diberi lampu yang tujuannya untuk memberikan pencahayaan
saat proses agar tidak terjadi devective pada proses cable jointing.
2. Kenyamanan proses cable jointing, karena proses cable jointing meja nya
pendek jadi manpower menyesuaikannya dengan cara duduk menggunakan
kursi yang sudah disesuaikan dengan meja agar memberikan kenyamanan
pada saat proses cable jointing.
3. Setiap manpower harus selalu mematuhi standar operasional prosedur yang
telah ditentukan agar meminimalisir terjadinya defective pada saat melakukan
proses cable jointing.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan bahasan dari hasil kerja praktik yang dilakukan di PT Kinenta


Indonesia, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses cable jointing merupakan proses penggabungan beberapa circuit atau
lebih yaitu dengan cara pengepresan pada terminal menggunakan mesin close
barel sehingga menjadi satu aliran arus. Selain menggunakan WOS (Work
Order Sheet), proses cable jointing juga mengunakan Drawing Jointing. Alur
proses cable jointing yaitu : proses setting menu, proses cable jointing, proses
wire transfer.
2. Langkah-langkah proses cable joionting telah diatur berdasarkan standard
operational procedure (SOP) yang dibuat oleh perusahaan berdasarkan
spesifikasi dari tiap-tiap customer yang harus dipatuhi oleh setiap operator
cable jointing sehingga menghasilkan produk yang memiliki tingkat kualitas
yang baik.
3. Terdapat beberapa jenis defective yang sering terjadi pada proses cable
jointing yang dapat menghambat berjalannya proses produksi. Operator harus
memahami dan lebih teliti dalam melakukan pekerjaannya sehingga dapat
menghambat terjadinya defective dan barang yang dikirim ke proses
selanjutnya dalam kondisi baik.

4.2. Saran

Setelah melihat masalah yang terjadi di area produksi cable jointing saran
dari penulis yaitu:
1. Mesin jointing harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum
digunakan, supaya tidak terjadi problem pada saat proses jointing
berlangsung sehingga tidak menghambat proses jointing.
2. Tidak membuat drawing jointing yang susah dibaca atau sulit dipahami oleh
Man Power karena untuk meminimalisir terjadinya defect.
3. Man Power perlu melakukan pelatihan/training agar lebih memahami
Drawing Jointing yang tertera pada komputer yang sudah sesui standar.

Anda mungkin juga menyukai