Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KERJA PRAKTEK

STUDI EVALUASI KINERJA RUAS JALAN PROVINSI BANTEN


WILAYAH KERJA PEMBANGUNAN II (WKP 2)

Disusun oleh
Seno Adjie Prasetyo
610015123

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA S1


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

KERJA PRAKTEK

STUDI EVALUASI KINERJA RUAS JALAN PROVINSI BANTEN


WILAYAH KERJA PEMBANGUNAN II (WKP 2)

TAHUN 2020

Disusun Oleh
:
SENO ADJIE PRASETYO
610015123

Disahkan Tanggal:

Mei 2022

Mengetahui Menyetujui
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Perencanaan Wilayah dan Kota Kerja Praktek

Yusliana, S.T., M.Eng. Yusliana, S.T., M.Eng.


Nik. 1937 0238 Nik. 1937 0238

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Praktikan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kerja
Praktek dengan judul “Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten – Wilayah
Kerja Pembangun II (WKP 2)” ini dengan baik. Laporan ini merupakan bagian dari mata
kuliah Kerja Praktek pada Prodi Perencanaan Wilayah & Kota (PWK) Institut Teknologi
Nasional Yogyakarta. Aras tersusunnya laporan ini Praktikan mengucapkan terimakasih
yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan ini :

1. Ibu Yusliana, S.T.,M.Eng. selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah &
Kota Institut Teknologi Nasional Yogyakarta dan sekaligus Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga
terselesainya Laporan Kerja Praktek ini.
2. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah & Kota Institut
Tekonologi Nasional Yogyakarta.
3. Semua anggota keluarga, Ibu, Ayah dan adik – adikku tersayang yang sudah
memberikan dukungan materil maupun non materil.
4. Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa S1 Teknik Perencanaan Wilayah & Kota
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta angkatan 2015 yang telah memberikan
bantuan dan semangat dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek.
5. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang ikut terlibat dalam
penyusunan Laporan Kerja Praktek ini. Pada akhirnya Praktikan berharap laporan
ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Kata kunci: Kerja Praktek, Kinerja Ruas Jalan, Evaluasi.

Yogyakarta, 25 Mei 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .................................ii

........................................................ii

KERJA PRAKTEK ........................................ii

KATA PENGANTAR .....................................iii

DAFTAR ISI ............................................iv

DAFTAR GAMBAR .......................................vi

DAFTAR TABLE ........................................vii

BAB I ................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek .................................. 2

1.2.1 Umum ........................................... 2

1.2.2 Khusus........................................... 2

1.3 Prosedur Administrasi Kerja Praktek ....................... 2

1.3.1 Waktu Kerja Praktek ................................. 2

1.3.2 Tempat Kerja Praktek ................................ 3

1.3.1 Substansi/Materi .................................... 3

1.4 Kegiatan Praktikan dalam cara Kerja Praktek ................. 3

1.4.1 Pada Waktu di Lapangan/Survey ........................ 3

1.4.2 Pada Waktu Penulisan Laporan ......................... 3

1.5 Sistematika Laporan Kerja Praktek......................... 4

BAB II ................................................ 5

PROFIL INSTANSI DAN PROYEK KP ............................. 5

2.1 Profil Perusahaan ..................................... 6

2.2.1 Profil Proyek ....................................... 6

2.2.2 Kedudukan Praktikan ................................ 9

iv
BAB III ................................................11

KEGIATAN DAN PEMBAHASAN.................................11

3.1 Tinjauan Kebijakan ....................................11

3.1.1 Briefing Kerangka Acuan Kerja (KAK) .....................11

3.1.2 Survey Lapangan ...................................12

3.2 Gambaran Wilayah ....................................16

3.2.1 Kondisi Geografis ...................................16

3.2.2 Kependudukan .....................................20

3.2.3 Perekonomian .....................................20

3.2.4 Prasarana Transportasi ...............................22

3.2.5 Arah Kebijakan Tata Ruang Provinsi Banten Kondisi Geografis ...23

3.2.6 Rencana Pengembangan Transportasi Provinsi Banten ........24

3.2.7 Ruas Jalan Provinsi WKP II ............................33

BAB IV ................................................35

KESIMPULAN, KESAN DAN SARAN..............................35

4.1 Kesimpulan .........................................35

4.2 Kesan .............................................35

4.3 Saran Praktikan ......................................36

4.3.1 Instansi Kerja Praktek ................................36

4.3.2 Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota ITNY .........36

4.3.3 Calon Praktikan ....................................37

DAFTAR PUSTAKA ......................................38

1. LAMPIRAN ............................................. I

v
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR II.1 Struktur Organisasi CV. Vertical Horizon .............................10


GAMBAR III.1 Kegiatan Briefing dengan Dinas Perhubungan ...................10
GAMBAR III.2 Alat Survey Lapangan ........................................................10
GAMBAR III.3 Lingkup Jalan Provinsi WKP II ...........................................10

vi
DAFTAR TABLE

TABEL II.1 Kegiatan Jasa Konsultasi Teknis...............................................5


TABEL III.1 PDRB Provinsi Banten 2018 ..................................................21
TABEL III.2 Panjang Jalan dan Kewenangan Kab/Kota ............................22
TABEL III.3 Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan Kab/Kota ...............22
TABEL III.4 Panjang Keseluruhan Jalan....................................................23
TABEL III.5 Lingkup Jalan Provinsi WKP II ...............................................10
TABEL III.6 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prov. Banten .......10
TABEL III.7 Ruas Jalan Kota Serang ........................................................10
TABEL III.8 Ruas Jalan Kota Kabupaten Serang ......................................10
TABEL III.9 Ruas Jalan Kota Cilegon ........................................................10
TABEL III.10 Rekapitulasi Jalan Provinsi WKP II.......................................10

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja Praktek adalah suatu wadah dimana mahasiswa dipersiapkan untuk
mengamati serta menganalisis sebuah problema yang terdapat di lapangan maupun
lingkungan masyarakat. Kerja Praktek merupakan fasilitas yang melengkapi proses
pembelajaran untuk mempraktekkan keilmuan guna memperoleh sebuah pengalaman dari
masa – masa perkuliahan yang sudah dipelajari dan didapatkan. Sistem Kerja Praktek yaitu
dengan cara menempatkan mahasiswa langsung didalam sebuah lingkungan atau tempat
kerja untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap dunia kerja terutama pada bidang
Perencanaan dan Wilayah. Karena untuk dapat masuk ke dunia kerja setelah lulus kuliah,
setiap mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan
pekerjaannya yang sesuai dengan bidang yang digelutinya.

Pada umumnya kegiatan kerja praktek yang dilakukan pada salah satu perusahaan
(berkaitan dengan perencanaan wilayah dan kota) itu meliputi : proses awal pengerjaan
suatu proyek mulai dari persiapan (rencana), pelakasanaan dan pengawasan, kerterkaitan
antara rencana dengan pelaksanaan, keterampilan teknis yang memadai, dan tata
pelaksanaan proses dalam perencanaan. Mata kuliah Kerja Peraktek merupakan salah
satu mata kuliah utama yang harus dilewati oleh mahasiswa prodi Perencanaan Wilayah
dan Kota Institut Teknologi Nasional Yogyakarta bahwa setiap mahasiswa harus mengikuti
Kerja Praktek sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang S1.

Dalam kegiatan Kerja Praktek alasan saya memilih CV. Vertical Horizon,
Konsultan Perencana Konstruksi jasa baik pemerintah ataupun swasta yang berkantor di
Cipocok Jaya, Serang, Banten dengan produk pelayanan jasa perencanaan bidang
arsitektur, rekayasa teknik, penataan ruang dan konsultasi lainnya yang berkaitan dengan
kawasan, bangunan, dan lingkungan. Dan saya ingin mencari ilmu pengetahuan tambahan
agar bias mendalami serta menjadi seorang ahli perencana yang siap bekerja di bidang
perencanaan wilayah

1
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk lebih
mengenali situasi kegiatan perencanaan dalam keadaan sebenarnya. Mata kuliah Kerja
Praktek bermaksud memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk mendapatkan
pengalaman nyata di lapangan, dengan berbekal ilmu yang telah diperoleh dalam
perkuliahan terdahulu. Mahasiswa diharapkan dapat mepelajari permasalahan terkait dan
mempunyai bekal pengalaman dalam menangani permasalahan terkait

1.2.1 Umum
a. Menerapkan ilmu perencanaan yang telah diperoleh mahasiswa selama
masa kuliah terdahulu dalam kehidupan nyata di luar kegiatan
perkuliahan/studio;
b. Melatih dan memperluas wawasan mahasiswa dalam pengembangan
kreativitas dan pemecahan permasalahan di bidang perencanaan wilayah
dan kota;
c. Melihat dan memahami administrasi suatu perusahaan/instansi yang
meliputu struktur organisasi, tata kerja dan pola manajemen;

1.2.2 Khusus
Tujuan dari kerja praktek ini adalah:
a. Melihat dan memahami pengelolaan sebuah pekerjaan atau proyek
perencanaan, ataupun studi yang terkait dengan ilmu perencanaan yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan atau institusi perencanaan;
b. Melatih mahasiswa bekerja sama dengan orang lain yang berlatar belakang
disiplin ilmu bukan perencanaan wilayah dan kota;
c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati cara kerja
bidang ilmu di luar ilmu perencanaan wilayah dan kota.

1.3 Prosedur Administrasi Kerja Praktek

1.3.1 Waktu Kerja Praktek


Dalam kegiatan Kerja Praktek dilaksanakan kurang lebih satu (1) bulan di CV.
Vertical Horizon terhitung sejak tanggal 19 Oktober 2020 sampai 19 Desember 2020

1.3.2 Tempat Kerja Praktek

2
Pelaksanaan Kerja Praktek CV. Vertical Horizon beralamat Komp. Citra Gading
Blok J5 No. 25 Kecamatan Cipocok Jaya, Serang, Provinsi Banten

1.3.3 Substansi/Materi
Materi Kerja Praktek yang di jalani oleh praktikan yaitu proyek “Studi Evaluasi
Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten di Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP 2). Proyek ini
merupakan proses identifikasi mengenai mutu tingkat pelayanan data jalan provinsi di
Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP 2) yaitu Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota
Cilegon sebagai dasar pengambilan kebijakan bagi Pemerintah Provinsi guna mendukung
pembangunan di wilayah Provinsi Banten.

1.4 Kegiatan Praktikan dalam cara Kerja Praktek


Sesuai dengan tujuan dari kerja praktek, maka ruang lingkup Materi
praktikan ini dibatasi dengan:
1.4.1 Pada Waktu di Lapangan/Survey
Dalam melaksanakan Kerja Praktek di Kantor Konsultan CV. Vertical Horizon
kedudukan praktikan adalah sebagai asisten perencana, para mahasiswa diberi
kesempatan untuk terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan baik primer
atau sekunder. Mulai dari membahas tentang permasalahan yang terjadi terhadap kegiatan
yang dilakukan, melakukan analisa serta mecari solusi terhadap permasalahan tersebut.
Pada saat kegiatan Kerja Praktek praktikan secara langsung di bombing oleh Pengawas
Kerja Praktek agar sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang sudah di tentukan.
Hal lainnya yang dilakukan adalah seperti mengitung jumlah kendaraan, menghitung Lalu
Lintas Harian Rata – rata (LHR), pengukuran jalan serta merekap data – data yang sudah
didapat ketika survei di 3 titik pengamatan ruas jalan Provinsi Banten yaitu Kota Serang,
Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon sesuai dengan Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP
2).

1.4.2 Pada Waktu Penulisan Laporan


Praktikan yang telah mendapatkan semua data – data saat survey menyusun Laporan
Pendahuluan dan Laporan Akhir tempat praktikan mengikuti kegiatan Kerja Praktek.
Laporan tersebut secara intens berhubungan langsung baik via telepon maupun email
karena harus dikonsultasikan untuk direvisi oleh Pengawas Kerja Praktek untuk
memastikan progress proyek dan memastikan tujuan yang diinginkan dari proyek tersebut.

3
1.5 Sistematika Laporan Kerja Praktek
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang kerja praktek, maksud dan tujuan, prosedur kerja
praktek, proyek yang dikerjakan praktikan dalam proyek, serta sistematika laporan.

BAB II Struktur Organisasi dan Manajemen Proyek


Pada bab ini menguraikan tentang sejarah, Visi dan Misi, Tujuan serta struktur
organisasi di dalamnya dari CV. Vertical Horizon termasuk kedudukan dan tugas
praktikan dalam proyek.

BAB III Ringkasan Materi Kerja Praktek


Pada bab ini menjelaskan latar belakang proyek, maksuddan tujuan, sasaran
proyek, ruang lingkup, dasar hukum, gambaran umum wilayah perencanaan,
materi kerja praktek, kegiatan selama kerja praktek dan pembahasan mengenai
materi kerja praktek.

BAB IV Temuan dan Saran


Pada bab ini merupakan kesimpulan serta saran – saran maupun kesan Praktikan
selama mengikuti Kerja Praktek bagi tempat Kerja Praktek terkait proyek yang
dikerjakan, manajemen proyek dan saran Praktikan bagi Instansi tempat Kerja
Praktek, Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) untuk calon
praktikan Kerja Praktek Selanjuntnya.

4
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PROYEK KP

2.1 Profil Perusahaan


CV. Vertical Horizon, merupakan Konsultan Perencana Kontruksi yang

berkantor di Komp. Citra Gading Blok J5 No. 25 Kecamatan Cipocok Jaya, Serang,

Provinsi Banten dengan produk pelayanan jasa perencanaan di bidang Arsitektur,

Rekayasa Teknik, Penataan Ruang, dan Konsultasi lainnya yang berkaitan dengan

kawasan, bangunan dan lingkungan.

Instansi yang dimiliki serta dipimpin langsung oleh Bapak Heri Sonjaya A di dirikan

secara resmi pada 05 Juli 2009 di Serang. Kantor ini juga mengantongi berbagai

perizinan seperti Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IJUK), Surat ijin Usaha Perdagangan

(SIUP), tanda anggota Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO), serta

sudah memiliki Surat Badan Usaha (SBU) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

memiliki data administratif lainnya seperti Rekening Bank atas nama perusahaan.

CV. Vertical Horizon bergerak dalam kegiatan Jasa konsultasi perencana teknik

yang mencakup beberaoa bidang antara lain :

Bidang/Layanan Klasifikasi Bidang/Sub-Layanan


Konsultasi Estimasi Rancangan
Nilai Lahan
Nilai Bangunan
Perencanaan Arsitektur Jasa Nasihat dan Pra Desain
Arsitektur
Jasa Desain Arsitektur
Studi, Penelitian dan Bantuan Studi Mikro
Teknik Studi Kelayakan
Studi Perencanaan Umum

5
Jasa Penelitian
Jasa Bantuan Teknik

Tabel 2.1 Kegiatan Jasa Konsultasi Teknis yang mencakup beberapa bidang

2.2 Profil proyek dan Kedudukan Praktikan


2.2.1 Profil Proyek
1. Latar Belakang
Transportasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi suatu

Negara, Kota ataupun desa kecil sekalipun dikarenakan suatu daerah yang

maju dapat di ukur dari seberapa baik transportasinya. Alasan mengapa

transportasi adalah salah satu tolak ukur kemajuan suatu daerah di

karenakan transportasi merupakan suatu sarana yang dapat menunjang

berbagai macam kepentingan ekonomi, sosial dan budaya yang digunakan

sebesar-besarnya untuk kemakmuran kehidupan guna memenuhi kebutuhan

masyarakat. Dengan transportasi yang baik dan nyaman kita perlu

memperhatikan tiga hal yang sangat berperan penting dalam menciptakan

sistem transportasi yang baik yaitu sarana, prasarana, dan masyarakat

sebagai pengguna transportasi tersebut. Fungsi sarana transportasi adalah

sebagai alat penghubung bagi masyarakat guna memnuhi kebutuhan

hidupnya, sehingga segala kegiatan seperti pertanian, perindustrian, dan

perekonomian dapat berjalan lancar. Prasarana transportasi adalah

penunjang utama bagi terlaksananya suatu proses transportasi yang sangat

penting bagi terciptanya sistem transportasi yang baik. Dengan adanya

prasarana yang baik maka akan membantu terciptanya sistem transportasi

yang nyaman, aman, dan lancar.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Jalan Umum

dikelompokkan berdasarkan fungsi jalan, status jalan dan kelas jalan menurut

fungsinya menjadi empat bagian yaitu jalan arteri, jalan kolektor, jalan local,

6
dan jalan lingkungan. Berdasarkan statusnya jalan dibagi menjadi empat

yaitu Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kota dan Jalan Desa,

sedangkan berdasarkan kelasnya jalan dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Jalan Kelas I yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui

Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua

ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000

(delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu

dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton;

b. Jalan Kelas II yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang

dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi

2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi

12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat

ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton;

c. Jalan kelas III yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang

dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi

2.100 (dua ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi

9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu

lima ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton;

2. Kegiatan
Kegiatan Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten di

Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II) yaitu melakukan identifikasi dan

mendata jalan provinsi di Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II) yang

akan di gunakan sebagai bahan kebijakan bagi Pemerintah Provinsi

Banten dalam evaluasi kinerja ruas jalan provinsi.

7
3. Tujuan
Sejalan dengan meningkatnya aktifitas pertumbuhan ekonomi

Kota Serang yang saat ini berkembang menjadi ibukota Provinsi,

terutama provinsi Banten, untuk menentukan kebutuhan tebal perkerasan

yang sesuai. Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten Di

Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II) untuk melakukan identifikasi

tingkat pelayanan pada ruas jalan Provinsi yang berada di Wilayah Kerja

Pembangunan II yaitu Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon

sebagai dasar pengambilan kebijakan guna mendukung pembagun di

wilayah tersebut.

4. Ruang Lingkup
Lokasi kegiatan Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi

Banten di Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II), meliputi 3

Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon

5. Tahapan
Dalam Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten di
Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II) menggunakan 2 metode
pengambilan data di antaranya :
a. Pengumpulan Data Primer
1. Inventarisasi Jalan
2. Inventarisasi Kelengkapan Jalan
3. Inventarisasi Jenis Kendaraan
4. Inventarisasi Arus Lalu Lintas
b. Pengumpulan Data Sekunder
1. Data Spasial
2. Data non Spasial

8
6. Keluaran
Keluaran dalam Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi

Banten di Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II) adalah Laporan

pendahuluan, Laporan antara, dan laporan akhir

2.2.2 Kedudukan Praktikan


Segala Bentuk yang menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan

operasional dibuat suati struktur organisasi yang menggambarkan

pembagian tugas.dan tanggung jawab, hirarki dan sistem komando dan

koordinasi antar bagian. Secara garis besar, struktur organisasi CV. Vertical

Horizon saat ini terdiri atas Komisaris, Direktur Utama, Direktur, Bagian

Administrasi dan Bagian Teknik. Bagian Terknik di bagi atas dua Sub bagian,

yaitu Sub Perencanaan dan Sub Pengawasan yang masing-masing sub

bagian di dukung oleh tenaga ahli handal. Selain itu terdapat bagian

administrasi yang di bagi dua terdiri atas Administrasi Umum dan

Administrasi Teknis. Sub bagian Administrasi Umum yang bertugas

menangani administrasi internal perusahan. Sedangkan bagian Administrasi

Teknis bertugas menangani dokumen kegiatan.

9
Struktur Organisasi CV. Vertical Horizon

RAPAT UMUM PEMEGANG


KOMANDITER
SAHAM

DIREKTUR

BAGIAN UMUM BAGAIAN


BAGIAN PEMASARAN
DAN TEKNIS ADMINISTRASI/KEUANGAN

STAFF TERKAIT/
TEAM LEADER

PRAKTIKAN

Gambar 2.2 Struktur Organisasi CV. Vertical Horizon dan kedudukan Praktikan

Pada struktur organisasi di atas posisi praktikan yaitu membantu

mengerjakan, menyusun laporan, tinjauan kebijakan, profil wilayah,

surveyor, hingga identifikasi Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi

Banten di Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II) Selama kurang lebih

waktu dua bulan kami di bombing dan diberi arahan agar proses pengerjaan

bisa berjalan dengan lancar.

10
BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Kebijakan


Dalam Kerja Praktek Praktikan ditugaskan untuk membantu mengerjakan
proses penyusunan draft proyek Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan di Provinsi
Banten – Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II). Draft sangat penting dalam
kegiatan suatu proyek guna sebagai acuan, arahan dan pedoman konsultan untuk
melakukan pekerjaan dalam sebuah pekerjaan. Kedudukan praktikan kali ini
sebagai surveyor ke tempat-tempat yang telah ditentukan oleh Kerangka Acuan
Kerja (KAK), maksud dan tujuan menjadi surveyor praktikan disini ialah untuk
menambah pengalaman serta pengalaman yang luas dan mencari data
berdasarkan kondisi eksisting di lapangan. Praktikan juga mendapat tugas lain
untuk menyusun tinjauan kebijakan, penyusunan gambaran umum wilayah
mengenai ruas-ruas jalan beserta pembagiannya yang terdapat di Provinsi Banten.
Berikut kegiatan yang dilakukan oleh Praktikan selama dua bulan terhitung dari
bulan Oktober sampai bulan Desember 2020.

3.1.1 Briefing Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Pada hari pertama kegiatan praktikan mendapatkan tugas untuk
mengikuti briefing Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebagai acuan untuk
mengerjakan proyek Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan di Provinsi Banten –
Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II) dengan Dinas Perhubungan
Provinsi Banten agar mendapatkan arahan sebelum terjun di lapangan.

Gambar 3.1 Kegiatan Briefing dengan Dinas Perhubungan


(Sumber : Dokumentasi Praktikan 2020)

11
Jalan sebagai prasarana dalam sistem transportasi nasional memiliki
peranan penting dalam mendukung kehidupan ekonomi, sosial budaya,
lingkungan, politik, serta pertahanan keamanan. Dari aspek ekonomi, jalan
sebagai modal sosial masyarakat merupakan katalisator di antara proses
produksi, pasar dan konsumen akhir. Artinya keberadaan jalan
memungkinkan berpindahnya barangbarang dari satu tempat ke tempat
lain. Dari aspek sosial budaya keberadaan jalan dapat membuka cakrawala
dengan terbentuknya pemukiman di sekitar jalan, membangun toleransi,
mencairkan sekat budaya dan memungkinkan masyarakat untuk
melakukan perjalanan jarak jauh. Dari aspek lingkungan, keberadaan jalan
diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Selain itu,
keberadaan jalan juga berakibat negatif terhadap lingkungan, seperti polusi
udara dan kebisingan. Dari aspek politik, keberadaan jalan
menghubungkan dan mengikat antar daerah, sehingga dapat terjalin
komunikasi yang dapat memudahkan pemerintah untuk menyeragamkan
penggunaan hukum dan keadilan. Sedangkan dari aspek pertahanan dan
keamanan, keberadaan jalan memberikan akses dan mobilitas dalam
penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan. Dalam era otonomi,
setiap daerah diharapkan mampu mengembangkan sistem
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat yang lebih akomodatif
terhadap kebutuhan masyarakat.

3.1.2 Survey Lapangan


Dalam pelaksanaan kegiatan Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan
Provinsi Banten di Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II) Praktikan diajak
untuk melakukan survey langsung bersama para staff dan dinas ke lokasi
yang telah ditentukan dalam KAK (pra Survey) selanjutnya diberikan
penjelasan-penjelasan singkat mengenai tugas tugas serta tata cara yang
akan dikerjakan dan di lanjutkan oleh praktikan. Adapun dalam survey
Lapangan kali ini Paktikan membawa alat pendukung kegiatan pengambilan
data seperti Alat ukur berupa :
a. Meteran
b. Alat Tulis
c. Alat Ukur Kecepatan (Speed Gun)
d. Counter
e. Stopwatch/Timer

12
Gambar 3.2 Alat Survey Lapangan
(Sumber : Dokumentasi Praktikan 2020)

Kebijakan Pemerintah sangat terikat dengan masalah publik atau


masalah-masalaj pemerintah yang ada pada suatu negara. Kenyataannya
kebijakan telah banyak membantu para Stakeholder pada tingkat birokrasi
pemerintah untuk memecahkan masalah-masalah publik. Kebijakan public
dapat dikatakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan oleh pemerintah
demi kepentingan kelompok-kelompok yang kurang beruntung dalam
masyarakat.
Perwilayahan Provinsi Banten direncanakan dalam Wilayah Kerja
Pembangunan (WKP) dengan kedalaman penataan struktur pusat
permukiman perkotaan, merupakan upaya untuk mengendalikan
perkembangan kawasan perkotaan yang berkembang cenderung terus
membesar dan berpotensi mendorong perkembangan mega urban di WKP
I, menyeimbangkan perkembangan perkotaan lain di wilayah Banten dan
mengendalikan perkembangan kawasan terbangun di perkotaan sesuai
daya dukung dan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Penataan Satuan Wilayah Pengembangan dengan kedalaman hingga
penataan struktur pusat permukiman.

13
Potensi perkembangan jumlah penduduk dan potensi
perkembangan luasan kawasan perkotaan mengindikasikan pola
perkembangan yang berbeda. Beberapa kawasan kota dan perkotaan
menyatu melalui proses penyatuan antar kawasan (konurbasi)
sedangkan kawasan perkotaan mengalami pemekaran secara
monosentris. Berdasarkan potensi perkembangan kota – perkotaan
tersebut hirarki kota – perkotaan di Banten berdasarkan tipe kota –
perkotaan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Perkotaan Metropolitan meliputi : Perkotaan Tangerang sebagai
bagian dari Metropolitan Jabodetabekpunjur
b. Perkotaan Menengah meliputi : Perkotaan Serang, Perkotaan
Cilegon
c. Perkotaan Kecil meliputi: Perkotaan Rangkasbitung, Pandeglang,
Saketi, Panimbang jaya, Labuan, Malingping, Bayah, Maja,
Kaduagung Timur, Balaraja, Cikupa, Cikande, Cikupa, Anyer,
Kasemen, Petir

Untuk itu, maka Propinsi Banten dibagi menjadi 3 Wilayah Kerja


Pembangunan (WKP), yakni:
1. WKP I meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota
Tangerang Selatan,
2. WKP II meliputi Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon,
3. WKP III meliputi Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

Dalam RTRW Provinsi Banten terdapat Rencana sistem pengembangan


jaringan Transportasi yang meliputi :
1. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi darat;
2. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut;
3. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi udara;
4. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi massal.

Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pusat


kegiatan di wilayah kota merupakan simpul pelayanan sosial, budaya,
ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kota, yang terdiri
atas:
a. PKN yang berada di wilayah kota;
b. PKW yang berada di wilayah kota;

14
c. PKL yang berada di wilayah kota;
d. PKSN yang berada di wilayah kota.

Pusat-pusat lain di dalam wilayah kota yang wewenang penentuannya


ada pada pemerintah daerah kota, yaitu:
1. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa.
2. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Pada tanggal 8-24 November Pembimbing IKP memberikan


praktikan tugas untuk melakukan tinjauan kebijakan untuk mengaskan
bahwa kebijakan dipahami sebagai arah atau pola kegiatan bukan sekedar
suatu keputusan untuk melakukan sesuatu yang dijadikan acuan agar
teciptanya hubungan sosial yang harmonis, pada Studi Evaluasi Kinerja
Ruas Jalan Provinsi Banten di Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II)
aturan tinjauan kebijakannya sebagai berikut :
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Banten;
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah dirubah dengan UU Nomor 12 Tahun 2008;
 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2005 tentang Jalan
 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi;
 Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan
 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan
Lalu Lintas Jalan

15
 Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan
Pengemudi
 Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom.

3.2 Gambaran Wilayah


3.2.1 Kondisi Geografis

Melalui Undang-undang Nomor 23 tahun 2000, status Karesidenan Banten


Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Banten. Provinsi Banten memiliki
luas wilayah 16.331,20 km² dan berada pada batas astronomis 10501'11' –
10607'12" Barat Timur dan 507'50" – 701'1" Lintang Selatan, mempunyai letak yang
sangat strategis pada lintas perdagangan internasional dan nasional. Posisi
strategis ini ditunjang dengan keberadaan Indonesia yang memiliki alur laut
kepulauan Indonesia yang salah satunya berada di wilayah Provinsi Banten.
Indonesia dalam perdagangan internasional memiliki tiga alur laut kepulauan
indonesia yaitu Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Makasar.

Sedangkan secara geografis Provinsi Banten memiliki keunikan dalam


batas-batas wilayahnya, keunikan ini dapat dianalisa dengan posisi strategis banten
yang memiliki batas laut yang dekat dengan perdagangan internasional di Asia
yakni : Singapura, Malayasia, Cina dan India dan wilayah daratannya yang
berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Letak banten yang strategis ini akan
menambah daya tarik Provinsi Banten di dunia internasional dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada sebelah utara Wilayah Banten ini
memiliki batas wilayah dengan Laut Jawa yang sangat penting dalam perdagangan
nasional dan internasional. Sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan
Samudra Hindia yang merupakan pusat perdagangan internasional di Asia. Di
sebelah timur berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan merupakan
pintu gerbang sebelah Barat Jawa lintas Sumatra merupakan posisi strategis yang
dapat memberikan implikasi positif terutama dilihat dari aspek perkembangan
ekonomi, aspek industri dan penyerapan tenaga kerja.

Provinsi Banten beriklim tropis yaitu memiliki dua musim (panas dan hujan),
iklim di Wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan
Gelombang La Nina atau El Nino. Sedangkan temperatur didaerah pantai dan
perbukitan berkisar antara 220 C dan 320 C, sedangkan suhu di pegunungan
dengan ketinggian antara 400 – 1.350 m dpl mencapai antara 180 - 290 C.

16
Wilayah Banten memiliki pantai, daratan, hutan dan pegunungan. Provinsi
Banten mempunyai letaknya yang sangat strategis sehingga dapat ditempuh
dengan menggunakan kapal laut, kereta api, bis, mobil dan pesawat terbang,
dimana Bandara Internasional Soekarno-Hatta terletak di provinsi ini.

Faktor geografis yang dimaksud antara lain mencakup aspek keadaan alam
dan sumberdaya alam dan sumber pendapatan daerah Provinsi Banten yang
bersumber dari sektor pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa. Faktor
geografis ini dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi pengelolaan lingkungan
hidup di Provinsi Banten, sehingga diharapkan pengelolaan lingkungan hidup di
Provinsi Banten ini dapat sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dengan tidak
mengenyampingkan dampaknya kepada pengguna sektor yang lainnya, juga
keterkaitan manusia pribadi sebagai mahluk sosial dengan lingkungan sosialnya
perlu diperhitungkan sehingga pembangunan tidak lagi melihat manusia sebagai
individu yang berdiri sendiri, tetapi juga memperhatikan dampak pembangunan
pada kedudukan manusia sebagai mahluk sosial.

Wilayah Provinsi Banten yang memiliki bentang alam mulai dari puncak
gunung sampai laut memiliki sumberdaya alam cukup besar berupa lingkungan
darat, laut dan pulau-pulau kecil. Luas total wilayah Provinsi Banten 16.331,20 km²
yang terdiri atas:

 wilayah darat (4 kabupaten dan 4 kota) seluas 8.651,20 km²

 wilayah laut sejauh 12 mil, seluas ± 7.680 km² yang diukur dari garis
pantai tegak lurus ke arah laut lepas perairan kepulauan (dengan
asumsi panjang pantai Provinsi Banten 400 km dan 1 mil laut = 1,6 km)

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

 sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa

 sebelah Timur dibatasi oleh Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa
Barat

 sebelah Selatan dibatasi oleh Samudera Hindia sebelah Barat dibatasi


oleh Selat Sunda.

Dengan luas wilayahnya yang cukup besar terdiri dari wilayah darat
dan laut serta jumlah penduduk sebanyak 9.308.944 jiwa (Banten dalam
Angka 2005 BPS Provinsi Banten) membentuk suatu ekosistem kehidupan

17
yang dinamis antara manusia dan lingkungan hidupnya. Keanekaragaman
bentang alam dan luasnya wilayah ini memberi potensi kekayaan berupa
sumberdaya alam yang cukup besar bagi Provinsi Banten yaitu berupa
lahan, sumberdaya air, sumberdaya hutan, sumberdaya pesisir/laut, bahan
galian/tambang dan wisata. Selain kekayaan alam, pertumbuhan industri
berperan dalam meningkatkan jumlah penduduk banten dan membentuk
potensi sumberdaya manusia.

Melalui Undang-undang Nomor 23 tahun 2000, status Karesidenan Banten


Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Banten. Provinsi Banten memiliki
luas wilayah 16.331,20 km² dan berada pada batas astronomis 10501'11' –
10607'12" Barat Timur dan 507'50" – 701'1" Lintang Selatan, mempunyai letak yang
sangat strategis pada lintas perdagangan internasional dan nasional. Posisi
strategis ini ditunjang dengan keberadaan Indonesia yang memiliki alur laut
kepulauan Indonesia yang salah satunya berada di wilayah Provinsi Banten.
Indonesia dalam perdagangan internasional memiliki tiga alur laut kepulauan
indonesia yaitu Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Makasar.

Sedangkan secara geografis Provinsi Banten memiliki keunikan dalam


batas-batas wilayahnya, keunikan ini dapat dianalisa dengan posisi strategis banten
yang memiliki batas laut yang dekat dengan perdagangan internasional di Asia
yakni : Singapura, Malayasia, Cina dan India dan wilayah daratannya yang
berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Letak banten yang strategis ini akan
menambah daya tarik Provinsi Banten di dunia internasional dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada sebelah utara Wilayah Banten ini
memiliki batas wilayah dengan Laut Jawa yang sangat penting dalam perdagangan
nasional dan internasional. Sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan
Samudra Hindia yang merupakan pusat perdagangan internasional di Asia. Di
sebelah timur berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan merupakan
pintu gerbang sebelah Barat Jawa lintas Sumatra merupakan posisi strategis yang
dapat memberikan implikasi positif terutama dilihat dari aspek perkembangan
ekonomi, aspek industri dan penyerapan tenaga kerja.

Provinsi Banten beriklim tropis yaitu memiliki dua musim (panas dan hujan),
iklim di Wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan
Gelombang La Nina atau El Nino. Sedangkan temperatur didaerah pantai dan
perbukitan berkisar antara 220 C dan 320 C, sedangkan suhu di pegunungan
dengan ketinggian antara 400 – 1.350 m dpl mencapai antara 180 - 290 C.

18
Wilayah Banten memiliki pantai, daratan, hutan dan pegunungan. Provinsi
Banten mempunyai letaknya yang sangat strategis sehingga dapat ditempuh
dengan menggunakan kapal laut, kereta api, bis, mobil dan pesawat terbang,
dimana Bandara Internasional Soekarno-Hatta terletak di provinsi ini.

Faktor geografis yang dimaksud antara lain mencakup aspek keadaan alam
dan sumberdaya alam dan sumber pendapatan daerah Provinsi Banten yang
bersumber dari sektor pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa. Faktor
geografis ini dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi pengelolaan lingkungan
hidup di Provinsi Banten, sehingga diharapkan pengelolaan lingkungan hidup di
Provinsi Banten ini dapat sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dengan tidak
mengenyampingkan dampaknya kepada pengguna sektor yang lainnya, juga
keterkaitan manusia pribadi sebagai mahluk sosial dengan lingkungan sosialnya
perlu diperhitungkan sehingga pembangunan tidak lagi melihat manusia sebagai
individu yang berdiri sendiri, tetapi juga memperhatikan dampak pembangunan
pada kedudukan manusia sebagai mahluk sosial.

Wilayah Provinsi Banten yang memiliki bentang alam mulai dari puncak
gunung sampai laut memiliki sumberdaya alam cukup besar berupa lingkungan
darat, laut dan pulau-pulau kecil. Luas total wilayah Provinsi Banten 16.331,20 km²
yang terdiri atas:

 wilayah darat (4 kabupaten dan 4 kota) seluas 8.651,20 km²

 wilayah laut sejauh 12 mil, seluas ± 7.680 km² yang diukur dari garis
pantai tegak lurus ke arah laut lepas perairan kepulauan (dengan
asumsi panjang pantai Provinsi Banten 400 km dan 1 mil laut = 1,6 km)

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

 sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa

 sebelah Timur dibatasi oleh Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa
Barat

 sebelah Selatan dibatasi oleh Samudera Hindia sebelah Barat dibatasi


oleh Selat Sunda.

Dengan luas wilayahnya yang cukup besar terdiri dari wilayah darat dan laut
serta jumlah penduduk sebanyak 9.308.944 jiwa (Banten dalam Angka 2005 BPS
Provinsi Banten) membentuk suatu ekosistem kehidupan yang dinamis antara
manusia dan lingkungan hidupnya. Keanekaragaman bentang alam dan luasnya
wilayah ini memberi potensi kekayaan berupa sumberdaya alam yang cukup besar

19
bagi Provinsi Banten yaitu berupa lahan, sumberdaya air, sumberdaya hutan,
sumberdaya pesisir/laut, bahan galian/tambang dan wisata. Selain kekayaan alam,
pertumbuhan industri berperan dalam meningkatkan jumlah penduduk banten dan
membentuk potensi sumberdaya manusia.

3.2.2 Kependudukan
Jumlah penduduk Provinsi Banten pada tahun 2018 berdasarkan data
statistic Provinsi Banten mencapai 12.689.736 jiwa. Kecenderungan penduduk
yang terus bertambah tersebut bukan hanya disebabkan pertambahan penduduk
secara alamiah, tetapi tidak terlepas dari kecenderungan migran baru yang
masuk disebabkan daya tarik Provinsi Banten, baik dilihat dari potensi daerah
seperti banyaknya perusahaan industri besar/sedang di daerah Cilegon,
Tangerang, dan Serang serta potensi pariwisata di Pandeglang, Serang dan
daerah lainnya, sehingga ketersediaan lapangan kerja dan makin kondusifnya
kesempatan berusaha akan menarik pendatang dari luar Banten.
Laju pertumbuhan penduduk Banten selama kurun waktu 2010-2018
rata-rata tumbuh sebesar 2,19 %. Angka ini menunjukan penurunan
dibandingkan pertumbuhan antara tahun 1990-2000 yang rata-rata tumbuh
sebesar 3,21 %. Apabila dilihat menurut kabupaten/kota pada kurun waktu 2010-
2018, rata-rata pertumbuhan penduduk kabupaten/kota menunjukan penurunan.
Pada selang waktu 2010sampai 2017, persebaran penduduk di Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon terhadap
Provinsi Banten cenderung mengalami penurunan sementara Kabupaten Lebak
dan Kabupaten Tangerang relatif mengalami kenaikan, mengingat daerah tersebut
merupakan daerah berkembang terutama dari perkembangan sektor industri
besar/sedang yang dibarengi pertumbuhan pada sektor perdagangan dan
jasa-jasa sehingga banyak tenaga kerja yang datang dari daerah lain termasuk
mereka yang membuka usaha baru baik skala besar/menengah maupun kecil
disamping menampung penduduk limpahan dari Jakarta.

3.2.3 Perekonomian
Pada tahun 2018, PDRB Provinsi Banten atas dasar harga berlaku sebesar
614,91 triliun rupiah. Tiga sektor utama penyumbang PDRB Provinsi Banten
terbesar adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 191,86 triliun rupiah (31,20%),
disusul sector Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

20
sebesar 76,81 triliun rupiah (12,49%) dan sector Transportasi dan Pergudangan
sebesar 68,13 triliun rupiah (11,08%).

Pertumbuhan Ekonomi Provisi Banten pada tahun 2018 mencapai 5,81%,


lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2017 (5,73%) dan tahun
2016 (5,28%). Pada tahun 2018, wilayah dengan PDRB tertinggi yaitu Kota
Tagerang sebesar 163,95 triliun rupiah, sedangkan Kabupaten Pandeglang
merupakan wilayah dengan PDRB terendah yaitu sebesar 26,47 triliun rupiah.

Tabel 3.1 PDRB Provinsi Banten 2016-2018

Berdasarkan Harga
Berdasarkan Harga Konstan
No. Lapangan Usaha Berlaku
-2000
2016* 2018** 2016* 2018**
Pertanian, Kehutanan dan
1 31.109,69 33.134,03 22.123,09 23.034,86
Perikanan
Pertambangan dan
2 4.082,59 4.146,09 2.870,48 2850.85
Penggalian
3 Industri Pengolahan 168.709,54 179.959,88 139.073,54 144.219,15
4 Pengadaan Listrik dan Gas 12.023,97 11.970,57 4.158,64 4.179,58
Pengadaan Air,
5 Pengelolaan Sampah, 399,93 449,42 369,93 396,62
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 52.921,03 58.783,02 36.307,71 39.224,02
Perdagangan Besar dan
7 Eceran ; Reparasi Mobil 63.198,13 69.587,76 51.486,46 54.651,24
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
8 55.418,56 61322,52 25.131,76 27.286,37
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
9 12.325,97 13.555,95 9.165,73 9.924,70
dan Makan
10 Informasi dan Komunikasi 18.298,74 20.562,88 21.373,06 23.173,72
Jasa Keuangan dan
11 15.739,87 17.026,97 11.572,36 12.013,82
Asuransi
12 Real Estate 37.178,43 41.871,63 32.003,54 34.538,74
13 Jasa Perusahaan 5.423,72 6.089,85 3.875,63 4.182,02
Administrasi Pemerintahan
14 10.562,92 11.449,01 6.813,81 7.125,98
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 16.788,06 18.784,75 11.354,62 12.197,11
Jasa Kesehatan dan
16 5.990,31 6.672,03 4.542,41 4.903,00
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 8.099,95 9.062,78 5.601,58 6.057,63
Produk Domestik Regional
518.271,41 564.429,14 387.824,35 407.108,56
Bruto
Sumber : BPS Provinsi Banten, 2019

21
3.2.4 Prasarana Transportasi
Pada tahun 2018, dari 762,03 km jalan di Provinsi Banten, sepanjang
432,13 km dalam kondisi baik (56,71%), kemudian 170,69 km dalam kondisi
sedanng (22,40%), 75,58 km dalam kondisi rusak (9,92%) da n83,62 km dalam
kondisi rusak berat (10,79%).
Jumlah kendaraan bermotor yang terdapat di Provinsi Banten antara lain
660,41 ribu mobil penumpang, 1,95 ribu bus, 158,55 ribu truk dan 4,12 juta sepeda
motor.

Tabel 3.2 Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Pemerintah yang Berwenang
Mengelolanya di Provinsi Banten (Km), 2019

No. KABUPATEN/KOTA Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah


1. Pandeglang 186,97 132,48 723,03 1.042,48
2. Lebak 146,89 184,39 837,96 1.169,24
3. Kab Tangerang 27,72 111,95 996,61 1.136,3
4. Kab Serang 113,80 128,06 601,13 842,99
5. Kota Tangerang 18,40 31,81 280,71 330,92
6. Kota Cilegon 47,07 3,36 304,13 354,56
7 Kota Serang 14,51 118,36 164,90 297,77
8 Kota Tangerang Selatan 9,81 51,61 397,65 459,07
Total 565,17 762,02 4.306,12 6.955,94
Sumber : BPS Provinsi Banten, 2019

Tabel 3.3 Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Permukaan Jalan di Provinsi
Banten (Km), 2019

No. KABUPATEN/KOTA Aspal/Hotmix/Beton Lainnya Jumlah


1. Pandeglang 132,81 54,09 186,90
2. Lebak 95,52 51,07 146,59
3. Kab Tangerang 5,90 21,83 27,7
4. Kab Serang 68,61 54,19 122,80
5. Kota Tangerang 13,90 4,50 18,40
6. Kota Cilegon 27,40 19,60 47,00
7 Kota Serang 14,51 0,00 14,51
Kota Tangerang
8 9,31 0,50
Selatan 9,81
Total 367,96 205,78 564,89
Sumber : BPS Provinsi Banten, 2019
Tabel 3.4 Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota Kondisi Jalan di Provinsi Banten (Km),
2019

Rusak
No. KABUPATEN/KOTA Baik Sedang Rusak
Berat
1. Pandeglang 74,04 82,63 19,20 11,10
2. Lebak 66,52 34,21 17,90 11,11
3. Kab Tangerang 7,70 18,00 2,00 0,00

22
Rusak
No. KABUPATEN/KOTA Baik Sedang Rusak
Berat
4. Kab Serang 72,00 37,36 3,65 0,80
5. Kota Tangerang 5,90 11,53 0,97 0,00
6. Kota Cilegon 24,50 21,25 1,32 0,00
7 Kota Serang 10,86 3,10 0,10 0,00
Kota Tangerang
8 5,41 3,90 0,00
Selatan 0,50
Total 266,93 211,98 45,64 23,01
Sumber : BPS Provinsi Banten, 2019

3.2.5 Arah Kebijakan Tata Ruang Provinsi Banten Kondisi Geografis

Melalui Undang-undang Nomor 23 tahun 2000, status Karesidenan Banten


Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Banten. Provinsi Banten memiliki
luas wilayah 16.331,20 km² dan berada pada batas astronomis 10501'11' –
10607'12" Barat Timur dan 507'50" – 701'1" Lintang Selatan, mempunyai letak yang
sangat strategis pada lintas perdagangan internasional dan nasional. Posisi
strategis ini ditunjang dengan keberadaan Indonesia yang memiliki alur laut
kepulauan Indonesia yang salah satunya berada di wilayah Provinsi Banten.
Indonesia dalam perdagangan internasional memiliki tiga alur laut kepulauan
indonesia yaitu Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Makasar.

Sedangkan secara geografis Provinsi Banten memiliki keunikan dalam


batas-batas wilayahnya, keunikan ini dapat dianalisa dengan posisi strategis banten
yang memiliki batas laut yang dekat dengan perdagangan internasional di Asia
yakni : Singapura, Malayasia, Cina dan India dan wilayah daratannya yang
berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Letak banten yang strategis ini akan
menambah daya tarik Provinsi Banten di dunia internasional dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada sebelah utara Wilayah Banten ini
memiliki batas wilayah dengan Laut Jawa yang sangat penting dalam perdagangan
nasional dan internasional. Sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan
Samudra Hindia yang merupakan pusat perdagangan internasional di Asia. Di
sebelah timur berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan merupakan
pintu gerbang sebelah Barat Jawa lintas Sumatra merupakan posisi strategis yang
dapat memberikan implikasi positif terutama dilihat dari aspek perkembangan
ekonomi, aspek industri dan penyerapan tenaga kerja.

Provinsi Banten beriklim tropis yaitu memiliki dua musim (panas dan hujan),
iklim di Wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan
Gelombang La Nina atau El Nino. Sedangkan temperatur didaerah pantai dan

23
perbukitan berkisar antara 220 C dan 320 C, sedangkan suhu di pegunungan
dengan ketinggian antara 400 – 1.350 m dpl mencapai antara 180 - 290 C.

3.2.6 Rencana Pengembangan Transportasi Dalam Rencana Tata


Ruang Provinsi Banten
Rencana sistem prasarana utama dalam RTRW Provinsi Banten merupakan sistem
jaringan transportasi yang meliputi :

a. rencana pengembangan sistem jaringan transportasi darat;


b. rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut;
c. rencana pengembangan sistem jaringan transportasi udara;
d. rencana pengembangan angkutan massal.

Gambar 3.2 Peta Lingkup Jalan Provinsi WKP II


(Sumber : SK Gub. Banten No. 620Kep.420 UHK/2006)

Tabel 3.5 Peta Lingkup Jalan Provinsi WKP II

24
(Sumber : SK Gub. Banten No. 620Kep.420 UHK/2006)

25
Tabel 3.6 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi dalam RTRW Provinsi
Banten

Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan

1. Sistem Jaringan pengembangan Meliputi jaringan jalan arteri primer, kolektor


Transportasi jaringan jalan primer, dan jalan tol/bebas hambatan,
Darat nasional; melalui:
a. meningkatkan kapasitas dan kualitas
jaringan jalan arteri primer di Provinsi
Banten meliputi Merak – Cilegon –
Serang – Tangerang – Batas DKI
Jakarta, Merak – Cilegon – Ciwandan –
Anyer – Carita – Labuan – Panimbang –
Cigeulis – Cibaliung – Muarabinuangeun
– Malingping – Simpang – Bayah –
Cisolok – batas Provinsi Jawa Barat
untuk mewujudkan pengembangan
jaringan jalan ‘Ring Barat-Selatan’
Provinsi Banten sebagai perwujudan
pengembangan jaringan jalan arteri
lintas selatan pulau jawa, mewujudkan
pengembangan jaringan jalan ‘Ring
Utara’ pada ruas Pantura Bojonegara –
Banten Lama – Tirtayasa – Kronjo –
Mauk – Teluknaga – Bandara Soekarno
Hatta.
b. meningkatkan kapasitas dan kualitas
jaringan jalan kolektor primer di Provinsi
Banten meliputi Merak – Suralaya –
Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon,
Tangerang – Bandara Soekarno Hatta
untuk menghubungkan simpul-simpul
transportasi nasional, Labuan – Saketi –
Pandeglang – Rangkasbitung – Cipanas
– batas Provinsi Jawa Barat.
c. pengembangan jaringan jalan tol/bebas
hambatan dalam kota di Provinsi Banten
meliputi Jakarta – Tangerang, Pondok
Aren – Ulujami, Pondok Aren –
Serpong, JORR II (Jakarta Outer Ring
Road II) : Kamal – Teluk Naga –
Batuceper, Benda – Batuceper –
Kunciran, Kunciran – Serpong, Serpong
– Cinere, Cinere – Cimanggis,
Cimanggis – Cibitung, Cibitung –
Cilincing.
d. pengembangan jaringan jalan tol/bebas
hambatan antar kota di Provinsi Banten
meliputi Jembatan Selat Sunda,
Tangerang – Merak, Cilegon –
Bojonegara, Serpong – Tigaraksa –
Balaraja, Balaraja – Teluknaga –

26
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan

Bandara Soekarno Hatta (Lingkar


Utara).
e. usulan jalan bebas hambatan prospektif
bersyarat)/jalan strategis nasional
prospektif Kragilan (Kabupaten Serang)
– Warunggunung (Kabupaten Lebak) –
Panimbang (Kabupaten Pandeglang) –
Bandar Udara Banten Selatan yang
penetapannya disesuaikan dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
pengembangan meliputi jaringan jalan kolektor primer yang
jaringan jalan merupakan jalan penghubung antara PKN
provinsi; (Pusat Kegiatan Nasional) dengan PKW
(Pusat Kegiatan Wilayah) dan antar PKW,
yaitu :
a. meningkatkan kapasitas dan kualitas
jaringan jalan provinsi pada ruas
Tangerang – Serpong – batas Provinsi
Jawa Barat sebagai akses penghubung
wilayah Provinsi Banten – Provinsi Jawa
Barat.
b. meningkatkan kapasitas dan kualitas
jaringan jalan provinsi pada ruas Bayah
– Cikotok – Citorek – Majasari –
Cigelung – Rangkasbitung – Kopo –
Cisoka – Tigaraksa – Serpong untuk
mewujudkan pengembangan jaringan
jalan ‘Ring Selatan-Timur’ Provinsi
Banten.
c. meningkatkan kapasitas dan kualitas
jaringan jalan pada ruas Pontang –
Ciruas – Warung Gunung – Gunung
Kencana – Malingping, ruas Warung
Gunung – Cipanas, Rangkasbitung –
Citeras – Tigaraksa untuk melengkapi
perwujudan pengembangan jaringan
jalan ‘cincin’ Provinsi Banten.
d. meningkatkan kapasitas dan kualitas
jaringan jalan provinsi dan kabupaten
pada ruas Panimbang – Angsana –
Munjul – Cikeusik – Muarabinuangeun,
Panimbang – Citeureup – Banyuasih –
Cimanggu – Cigeulis – Wanasalam –
Malingping, Citeurep – Cibaliung –
Cikeusik – Wanasalam – Malingping,
Bayah – Cilograng – Cibareno – batas
Provinsi Jawa Barat untuk akses
penghubung dan sekaligus
pengembangan wilayah Banten Selatan.

27
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan

pengembangan Pengembangan terminal meliputi terminal


terminal; tipe A dan B dalam wilayah provinsi, meliputi:
a. meningkatkan kapasitas dan kualitas
pelayanan terminal penumpang tipe A
meliputi Terminal Merak (Kawasan
Terminal Terpadu Merak - Kota
Cilegon), Terminal Pakupatan (Kota
Serang), Terminal Poris Plawad (Kota
Tangerang), Terminal Kadubanen
(Kabupaten Pandeglang), Terminal
Kaduagung (Kabupaten Lebak).
b. pengembangan terminal penumpang
tipe B untuk melayani angkutan antar
kota dalam provinsi dan angkutan
kota/pedesaan meliputi Terminal
Pandeglang (Kabupaten Pandeglang),
Labuan (Kabupaten Pandeglang),
Rangkasbitung (Kabupaten Lebak),
Bayah (Kabupaten Lebak), Malingping
(Kabupaten Lebak), Ciputat (Kota
Tangerang Selatan), Balaraja
(Kabupaten Tangerang), Cipocokjaya
(Kota Serang), Ciledug (Kota
Tangerang), Cimone (Kota Tangerang),
Cadas (Kota Tangerang), Jatiuwung
(Kota Tangerang), Tanara (Kabupaten
Serang), Cibeber (Kota Cilegon).
c. pengembangan terminal pada kawasan-
kawasan strategis untuk mendukung
sektor pariwisata dan industri di wilayah
Bojonegara, Pulomerak, Ciwandan,
Cikande, Balaraja, Anyer, Carita, Banten
Lama, Tanjung Lesung, Panimbang,
Sumur.
d. pengembangan Terminal Agribisnis di
Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang
yang melayani perpindahan barang hasil
pertanian.
e. pengembangan alat pengawasan dan
pengamanan jalan berupa
pembangunan jembatan timbang tetap
(statis) pada lokasi-lokasi strategis
sesuai dengan kebutuhan transportasi
dan kepentingan penanggulangan
muatan lebih.
pengembangan Pengembangan jaringan kereta api meliputi
jaringan kereta jaringan jalur kereta api umum, jaringan jalur
api; kereta api khusus, serta stasiun kereta api,
meliputi:

28
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan

a. mengembangkan jaringan prasarana


kereta api yang menghubungkan
kawasan-kawasan industri, simpul-
simpul transportasi utama antara lain
pembangunan jaringan prasarana baru
pada lintas Stasiun Tonjong Baru –
Pelabuhan Bojonegara, Serpong –
Tangerang – Bandara Soekarno Hatta,
Lintas Serang – Cikande – Cikupa –
Serpong, dan Manggarai – Bandara
Soekarno Hatta.
b. meningkatkan aksesibilitas jaringan
prasarana dan jaringan pelayanan yang
melayani kawasan perkotaan jalur
kereta api lintas Cilegon – Serang –
Pandeglang – Rangkasbitung
(CISEPARANG).
c. mengembangkan jaringan prasarana
kereta api regional yang
menghubungkan pada kawasan wisata
di wilayah Banten Selatan antara lain
melakukan pembangunan kembali
jaringan prasarana ka yang tidak
dioperasikan pada lintas Labuan –
Saketi – Malingping – Bayah, Saketi –
Rangkasbitung, dan lintas Ciwandan –
Anyer Kidul.
d. membangun lintas baru Anyer Kidul –
Labuan – Panimbang.
e. meningkatkan kapasitas dan kualitas
jaringan prasarana kereta api pada
lintas Merak – Cilegon – Serang –
Tangerang – Jakarta.
f. mengembangkan jaringan prasarana
kereta api yang menghubungkan secara
langsung jaringan wilayah Barat dengan
jaringan wilayah Tengah antara lain
pembangunan jaringan prasarana
kereta api baru pada lintas Parung
Panjang – Serpong – Citayam – Nambo
– Cikarang untuk meningkatkan akses
pelayanan transportasi di wilayah
Provinsi Banten dan sekaligus
mewujudkan pelayanan transportasi
antar kota di wilayah Pulau Jawa yang
efisien.
g. meningkatkan kapasitas dan kualitas
jaringan prasarana kereta api yang
padat melayani transportasi perkotaan
antara lain pada lintas Rangkasbitung –

29
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan

Serpong – Tanah Abang dan Lintas


Tangerang – Duri.
h. mengembangkan pelayanan angkutan
kereta api bisnis dan eksekutif yang
melayani angkutan perkotaan terutama
pada lintas Tangerang – Duri,
Rangkasbitung – Serpong – Tanah
Abang dan lintas Merak – Cilegon –
Serang – Rangkasbitung.
i. pengembangan jalur kereta api (double
track) Jakarta - Kota Tangerang.
j. mengembangkan trayek kereta api
khusus lintas Tanah Abang – Cilegon
dan Tanah Abang – Cigading, serta
jaringan jalur kereta api khusus pada
kawasan-kawasan industri.
k. meningkatkan aspek keselamatan
transportasi kereta api dengan
pengembangan penyediaan sarana dan
prasarana keselamatan terutama
perlintasan sebidang pada ruas jalan
provinsi yang kepadatan lalu lintas
kendaraannya tinggi.
l. meningkatkan pelayanan sarana dan
prasarana Stasiun Merak (Kota
Cilegon), Serang (Kota Serang),
Rangkasbitung (Kabupaten Lebak),
Pasar Anyar (Kota Tangerang), Serpong
(Kota Tangerang Selatan).
m. m. mengembangkan stasiun kereta api
terpadu pada kawasan merak, kawasan
Bojonegara, kawasan Bandara
Soekarno-Hatta, Kawasan Bandar
Udara Banten Selatan, dan Kawasan
Bumi Serpong Damai.
pengembangan Pengembangan jaringan penyeberangan
jaringan meliputi pengembangan pelayanan
penyeberangan. angkutan penyeberangan yang melayani
pulau-pulau berpenghuni diantaranya
penyeberangan Cituis/ Tanjungkait/
Tanjungpasir – Kepulauan Seribu,
Karangantu – Pulau Tunda, Grenjang –
Pulau Panjang, Sumur – Pulau Panaitan,
Muarabinuangeun – Pulau Deli, Labuan –
Pulau Sangiang, Merak – Kepulauan Anak
Gunung Krakatau.

30
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan

2. Sistem Jaringan Rencana pengembangan sistem jaringan


Transportasi transportasi laut meliputi :
Laut
a. mewujudkan pengembangan Pelabuhan
Bojonegara sebagai pelabuhan utama
dalam satu sistem dengan Pelabuhan
Tanjung Priok (DKI Jakarta).
b. mengoptimalkan pelayanan Pelabuhan
Pengumpul Merak dengan
mengembangkan prasarana, sarana
dan sistem pengoperasian pelabuhan
dan penambahan pelayanan kapal yang
memenuhi persyaratan pelayaran dalam
rangka mewujudkan kelancaran dan
keselamatan pelayanan angkutan
penyeberangan lintas Merak –
Bakauheni.
c. mengoptimalkan pelayanan Pelabuhan
Ciwandan dan Pelabuhan Cigading
sebagai terminal untuk kepentingan
sendiri pada kawasan industri di wilayah
Cilegon.
d. mewujudkan Pelabuhan Kubangsari
sebagai pelabuhan pengumpul.
e. mewujudkan pengembangan dan
pengelolaan pelabuhan pengumpan
antara lain Pelabuhan Anyer, Pelabuhan
Labuan, Pelabuhan Muarabinuangeun,
Pelabuhan Bojonegara Wadas, dan
Pelabuhan Bayah.
f. pengembangan terminal khusus untuk
mendukung potensi industri, pariwisata,
pertanian dan pertambangan di wilayah
Kabupaten Lebak, Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten Serang, dan
Kawasan Reklamasi Pantai Utara Teluk
Naga Kabupaten Tangerang merupakan
terminal khusus sebagai bagian dari
pengembangan Terminal Pelabuhan
Tanjung Priok (DKI Jakarta).
g. pengembangan pelabuhan perikanan
yaitu kewenangan pusat meliputi
peningkatan Pelabuhan Perikanan
Pantai Karangantu sebagai Pelabuhan
Nusantara di Kota Serang. Kewenangan
provinsi meliputi Pangkalan Pendaratan
Ikan Binuangeun di Kabupaten Lebak,
Pangkalan Pendaratan Ikan Labuan,
Carita, Sukanegara, Sidamukti,
Panimbang, Citeureup, Sumur,
Cikeusik, Tamanjaya di Kabupaten

31
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan

Pandeglang. Kewenangan kabupaten


meliputi Pangkalan Pendaratan Ikan
Tanjungpasir dan Kronjo di Kabupaten
Tangerang, serta Pangkalan
Pendaratan Ikan Cituis di Kabupaten
Tangerang. Kewenangan kota meliputi
Pangkalan Pendaratan Ikan Merak di
Kota Cilegon.
h. mengembangkan pelayanan sarana dan
prasarana pelabuhan laut dan
penyeberangan perintis yang melayani
pulau-pulau kecil dan terisolir.
i. melaksanakan pengendalian dan
pengawasan penyelenggaraan terminal
khusus dalam rangka mewujudkan
tatanan kepelabuhanan yang efisien dan
efektif.
j. meningkatkan kelancaran dan
keselamatan pelayaran angkutan laut
dengan penyediaan fasilitas sarana
bantu navigasi pelayaran dan falitas
keselamatan lainnya.
k. mengembangkan sistem pelayanan
administrasi yang terpadu dalam rangka
mendukung pelayanan jasa
kepelabuhanan dan kepabeanan.
3. Sistem Jaringan Rencana pengembangan sistem jaringan
Transportasi transportasi udara meliputi :
Udara
a. mengembangkan pelayanan sarana,
prasarana dan sistem pengoperasian
Bandar Udara Soekarno Hatta sesuai
dengan fungsinya sebagai bandara
pusat penyebaran primer yang secara
langsung melayani pergerakan orang
dan barang dalam negeri dan ke luar
negeri.
b. Bandar Udara Budiarto di Kabupaten
Tangerang sebagai bandar udara yang
diperuntukan khusus sebagai pusat
pendidikan penerbangan di Indonesia.
c. kawasan Lapangan Terbang Pondok
Cabe di Kota Tangerang Selatan
keberadaannya disesuaikan dengan
pengembangan potensi unggulan dan
penataan ruang wilayah nasional dan
daerah serta dengan
mempertimbangkan kepentingan
pertahanan dan keamanan.
d. mewujudkan pengembangan Bandar
Udara Gorda di Kabupaten Serang

32
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan

sebagai bandar udara khusus untuk


kepentingan pertahanan dan sipil.
e. mewujudkan pengembangan Bandar
Udara Banten Selatan di Kabupaten
Pandeglang untuk mendukung
pengembangan potensi unggulan
daerah pada sektor pariwisata,
perikanan, perkebunan dan
pertambangan.
f. mewujudkan pengembangan bandar
udara khusus untuk mendukung
pertumbuhan kebutuhan pelayanan
angkutan barang ekspor impor.
g. mengembangkan dan memantapkan
jaringan pelayanan angkutan udara
pada rute-rute penerbangan domestik
dan internasional.
h. meningkatkan pengawasan dan
pengendalian kegiatan pembangunan
pada Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP).
4. Angkutan Rencana pengembangan angkutan massal
massal merupakan arahan pengembangan
angkutan massal berupa pengembangan
angkutan masal cepat di wilayah
Jabodetabekpunjur dalam sistem
transportasi yang saling terkait dengan
sistem transportasi Provinsi DKI Jakarta dan
pengembangan angkutan massal perkotaan
Cilegon – Serang – Pandeglang –
Rangkasbitung (CISEPARANG).
Sumber : Perda NO. 2/2011 RTRW Provinsi Banten 2010 -2030

3.2.7 Ruas Jalan Provinsi WKP II


Lingkup wilayah Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten WKP II
adalah Ruas Jalan Provinsi Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat data ruas jalan dari masing-masing wilayah
Kabupaten/Kota di WKP II.

Tabel 4. 5 Ruas Jalan Provinsi di Kota Serang

No Nomor Ruas Nama Ruas Letak Jalan Panjang Ruas (Km)


1 001 Pakupatan - Palima Kota Serang 10,320
2 002 Palima - Pasar Teneng Kota Serang - Kab. Serang 40,729
4 004 Lopang - Banten Lama Kota Serang 7,216
5 005 Jl. Akses Pelabuhan Karangantu Kota Serang 0,996

33
6 006 Jl. Trip Jamaksari Kota Serang 1,500
7 007 Jl. Ayip Usman Kota Serang 2,380
8 008 Jl. A. Yani Kota Serang 1,599
9 009 Jl. Veteran Kota Serang 0,705
10 010 Jl. KH. Syam'un Kota Serang 0,530
11 011 Jl. Mayor Safei Kota Serang 0,539
13 013 Jl. Tb. A. Katib Kota Serang 0,627
14 014 Jl. Yusuf Martadilaga Kota Serang 1,014
15 015 Sempu - Dukuh Kawung Kota Serang 11,095
16 016 Simpang Taktakan - Gunungsari Kota Serang 13,040
TOTAL PANJANG JALAN 92,290
Sumber: Olah Data Sekunder, 2020
Tabel 4. 6 Ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Serang

No Nomor Ruas Nama Ruas Letak Jalan Panjang Ruas (Km)


3 003 Ciruas - Petir Kabupaten Serang 25,570
17 017 Gunungsari - Mancak - Anyer Kota Serang - Kab. Serang 21,450
18 018 Kramatwatu - Tonjong Kabupaten Serang 4,759
19 019 Ciruas - Pontang Kabupaten Serang 14,607
20 020 Parigi - Sukamanah Kabupaten Serang 26,080
TOTAL PANJANG JALAN 92,466
Sumber: Olah Data Sekunder, 2020

Tabel 4. 7 Ruas Jalan Provinsi di Kota Cilegon

Nomor Panjang Ruas


No Ruas Nama Ruas Letak Jalan (Km)
12 012 Jl. Raya Cilegon Kota Cilegon 0,494
TOTAL PANJANG JALAN 0,494
Sumber: Olah Data Sekunder, 2020

Tabel 4. 8 Rekapitulasi Panjang Jalan Provinsi WKP II

No WKP II Panjang Jalan (Km)


1 Kota Serang 92,290
2 Kabupaten Serang 92,466
3 Kota Cilegon 0,494
TOTAL PANJANG 185,250
Sumber: Olah Data Sekunder, 2020

34
BAB IV
KESIMPULAN, KESAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dalam awal proses pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek terutama
proyek Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten – Wilayah Kerja
Pembangunan II (WKP II), Praktikan dituntut untuk belajar. Karena praktikan
harus siap dengan segala kondisi dimulai dari memahami setiap pendekatan
serta analisis data dari setiap pekerjaan ataupun baik secara teknis dan non-
teknis. Beberapa materi yang terdapat di dalam pekerjaan ini pasti Praktikan
sudah temui dalam perkuliahan selama ini yang jadi ruang lingkupnya, karena
dalam proyek ini praktikan sudah pasti akan sering berkutat dengan data-data
dan aspek aspek lain yang saling berkaitan.

Pada umumnya semua praktikan sama, pasti belum mengetahui


pekerjaan apa yang akan di lakukannya di IKP (Instansi Kerja Praktek), maka
dari itu Praktikan harus siap menyikapi segala kondisi nanti di lapangan serta
harus bisa memberikan arahan dan masukkan agar menjadi Sarjana yang siap
kerja.
4.2 Kesan
CV. Vertical Horizon yang mana adalah tempat dimana praktikan
melakukan kerja praktek dalam pekerjaan Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan
Provinsi Banten – Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II). Praktikan bekerja
6 hari dalam seminggu dengan suasana kantor yang terbilang cukup
kondusif untuk melakukan pekerjaan.
Praktikan dilatih agar bisa menyelesaikan tugas yang diberikan dengan porsi
dan waktu pengerjaan yang sesuai. CV. Vertical Horizon bisa dikatakan
memiliki manajemen yang bagus, memiliki jadwal yang pasti setiap
minggunya sehingga memacu Praktikan dan pekerja yang lain untuk lebih
semangat dalam menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang
ditentukan
CV. Vertical Horizon memiliki keterampilan (skill) namun lebih dari itu,
yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar benar menguasai

35
kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. cukup
bagus sebagai kantor konsultan yang belum lama berdiri. Apapun yang
menjadi kekurangan diharapkan bisa diperbaiki kedepannya. Praktikan
merasa sangat senang dan terhormat pernah bergabung dan menjadi salah
satu bagian dari tim yang bekerja di CV. Vertical Horizon.

4.3 Saran Praktikan


Ada bebrapa saran dari Praktikan selama melakukan Kegiatan Kerja

Praktek, yaitu:

4.3.1 Instansi Kerja Praktek


Saran Praktikan yang dapat Praktikan sampaikan untuk CV.

Vertical Horizon praktikan merasa perlu menyampaikan beberapa

kekurangan. Oleh karena itu saran ini di harapkan sebagai bahan

pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan serupa yang akan datang.

Dalam proses kegiatan bekerja sangat limit nya ruangan untuk tempat

kerja butuh penambahan meja kerja, ruang rapat bersama seluruh

karyawan dan tempat parkir bagi karyawan itu juga perlu di perhatikan

demi kenyaman seluruh karywan yang bekerja

4.3.2 Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota ITNY


Saran dari Pratikan untuk Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah

dan Kota ITNY yang tak lain adalah tempat Praktikan menimba ilmu

adalah diharapkan kedepannya agar jurusan ini mampu membangun

hu bungan kerjasama dengan lebih banyak lagi instansi atau dinas

terkait yang mana akan semakin memudahkan para calon pratikan

guna mencari tempat Kerja Praktek.

36
4.3.3 Calon Praktikan
Saran Pratikan untuk calon pratikan Kerja Praktek selanjutnya

ada beberapa poin sebagai berikut:

a) Calon pratikan diharapkan mempersiapkan diri, mental dan juga


fisik.
b) Calon praktikan juga diharapkan lebih memperhatikan persyaratan
administrasi Kerja Praktek. Karena selain kita akan bekerja sesuai
dengan target waktu yang telah ditetapkan, persyaratan
administrasi pun menunjang kelancaran prose kegiatan Kerja
Praktek yang dilakukan.
c) Jangan pernah malu bertanya jika mengalami kesulitan saat
melaksanakan Kerja Praktek.
d) Calon praktikan harus dapat memanajemen waktu seefektif dan
seefisien mungkin khususnya dalam membagi waktu antara tugas
kerja dengan tugas kuliah sehingga tidak mengganggu satu sama
lain.
e) Calon praktikan juga harus memiliki attitude atau memiliki etika
yang baik dan sopan, karena bekrja secara team dan professional.
f) Calon praktikan harus dapat membina kerjasama yang baik antar
anggota team (teamwork), asisten/penanggung jawab serta seluruh
karyawan tempat kerja praktek.

37
DAFTAR PUSTAKA

MKJI 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Direktorat Jendral Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum: Jakarta.
Ahamad Munawar, 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Teknik UGM,
Yogyakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga, 1997. Manual
Kapasitas Jalan Indonesia. PT. Bina Karya (PERSERO)
Hobbs, F.D., 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Gadjah Mada University,
Yogyakarta.
Direktorat Jendral Bina Marga Republik Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum,
1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta.
Peraturan Menteri PerhubunganKM 96 Tahun 2015. Mabajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas di Jalan. Penerbit Menteri Perhubungan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 39 Tahun 2006 Tentang Jalan.
1. LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Kerja Praktek


2. Surat Diterima Kerja Praktek
3. Surat Tugas Kerja Praktek
4. Surat Keputusan Kerja Praktek

Anda mungkin juga menyukai