Disusun oleh
Seno Adjie Prasetyo
610015123
i
HALAMAN PERSETUJUAN
KERJA PRAKTEK
TAHUN 2020
Disusun Oleh
:
SENO ADJIE PRASETYO
610015123
Disahkan Tanggal:
Mei 2022
Mengetahui Menyetujui
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Perencanaan Wilayah dan Kota Kerja Praktek
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Praktikan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kerja
Praktek dengan judul “Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten – Wilayah
Kerja Pembangun II (WKP 2)” ini dengan baik. Laporan ini merupakan bagian dari mata
kuliah Kerja Praktek pada Prodi Perencanaan Wilayah & Kota (PWK) Institut Teknologi
Nasional Yogyakarta. Aras tersusunnya laporan ini Praktikan mengucapkan terimakasih
yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan ini :
1. Ibu Yusliana, S.T.,M.Eng. selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah &
Kota Institut Teknologi Nasional Yogyakarta dan sekaligus Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga
terselesainya Laporan Kerja Praktek ini.
2. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah & Kota Institut
Tekonologi Nasional Yogyakarta.
3. Semua anggota keluarga, Ibu, Ayah dan adik – adikku tersayang yang sudah
memberikan dukungan materil maupun non materil.
4. Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa S1 Teknik Perencanaan Wilayah & Kota
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta angkatan 2015 yang telah memberikan
bantuan dan semangat dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek.
5. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang ikut terlibat dalam
penyusunan Laporan Kerja Praktek ini. Pada akhirnya Praktikan berharap laporan
ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
........................................................ii
BAB I ................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................ 1
1.2.2 Khusus........................................... 2
BAB II ................................................ 5
iv
BAB III ................................................11
3.2.5 Arah Kebijakan Tata Ruang Provinsi Banten Kondisi Geografis ...23
BAB IV ................................................35
1. LAMPIRAN ............................................. I
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABLE
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya kegiatan kerja praktek yang dilakukan pada salah satu perusahaan
(berkaitan dengan perencanaan wilayah dan kota) itu meliputi : proses awal pengerjaan
suatu proyek mulai dari persiapan (rencana), pelakasanaan dan pengawasan, kerterkaitan
antara rencana dengan pelaksanaan, keterampilan teknis yang memadai, dan tata
pelaksanaan proses dalam perencanaan. Mata kuliah Kerja Peraktek merupakan salah
satu mata kuliah utama yang harus dilewati oleh mahasiswa prodi Perencanaan Wilayah
dan Kota Institut Teknologi Nasional Yogyakarta bahwa setiap mahasiswa harus mengikuti
Kerja Praktek sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang S1.
Dalam kegiatan Kerja Praktek alasan saya memilih CV. Vertical Horizon,
Konsultan Perencana Konstruksi jasa baik pemerintah ataupun swasta yang berkantor di
Cipocok Jaya, Serang, Banten dengan produk pelayanan jasa perencanaan bidang
arsitektur, rekayasa teknik, penataan ruang dan konsultasi lainnya yang berkaitan dengan
kawasan, bangunan, dan lingkungan. Dan saya ingin mencari ilmu pengetahuan tambahan
agar bias mendalami serta menjadi seorang ahli perencana yang siap bekerja di bidang
perencanaan wilayah
1
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk lebih
mengenali situasi kegiatan perencanaan dalam keadaan sebenarnya. Mata kuliah Kerja
Praktek bermaksud memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk mendapatkan
pengalaman nyata di lapangan, dengan berbekal ilmu yang telah diperoleh dalam
perkuliahan terdahulu. Mahasiswa diharapkan dapat mepelajari permasalahan terkait dan
mempunyai bekal pengalaman dalam menangani permasalahan terkait
1.2.1 Umum
a. Menerapkan ilmu perencanaan yang telah diperoleh mahasiswa selama
masa kuliah terdahulu dalam kehidupan nyata di luar kegiatan
perkuliahan/studio;
b. Melatih dan memperluas wawasan mahasiswa dalam pengembangan
kreativitas dan pemecahan permasalahan di bidang perencanaan wilayah
dan kota;
c. Melihat dan memahami administrasi suatu perusahaan/instansi yang
meliputu struktur organisasi, tata kerja dan pola manajemen;
1.2.2 Khusus
Tujuan dari kerja praktek ini adalah:
a. Melihat dan memahami pengelolaan sebuah pekerjaan atau proyek
perencanaan, ataupun studi yang terkait dengan ilmu perencanaan yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan atau institusi perencanaan;
b. Melatih mahasiswa bekerja sama dengan orang lain yang berlatar belakang
disiplin ilmu bukan perencanaan wilayah dan kota;
c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati cara kerja
bidang ilmu di luar ilmu perencanaan wilayah dan kota.
2
Pelaksanaan Kerja Praktek CV. Vertical Horizon beralamat Komp. Citra Gading
Blok J5 No. 25 Kecamatan Cipocok Jaya, Serang, Provinsi Banten
1.3.3 Substansi/Materi
Materi Kerja Praktek yang di jalani oleh praktikan yaitu proyek “Studi Evaluasi
Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten di Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP 2). Proyek ini
merupakan proses identifikasi mengenai mutu tingkat pelayanan data jalan provinsi di
Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP 2) yaitu Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota
Cilegon sebagai dasar pengambilan kebijakan bagi Pemerintah Provinsi guna mendukung
pembangunan di wilayah Provinsi Banten.
3
1.5 Sistematika Laporan Kerja Praktek
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang kerja praktek, maksud dan tujuan, prosedur kerja
praktek, proyek yang dikerjakan praktikan dalam proyek, serta sistematika laporan.
4
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PROYEK KP
berkantor di Komp. Citra Gading Blok J5 No. 25 Kecamatan Cipocok Jaya, Serang,
Rekayasa Teknik, Penataan Ruang, dan Konsultasi lainnya yang berkaitan dengan
Instansi yang dimiliki serta dipimpin langsung oleh Bapak Heri Sonjaya A di dirikan
secara resmi pada 05 Juli 2009 di Serang. Kantor ini juga mengantongi berbagai
perizinan seperti Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IJUK), Surat ijin Usaha Perdagangan
sudah memiliki Surat Badan Usaha (SBU) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
memiliki data administratif lainnya seperti Rekening Bank atas nama perusahaan.
CV. Vertical Horizon bergerak dalam kegiatan Jasa konsultasi perencana teknik
5
Jasa Penelitian
Jasa Bantuan Teknik
Tabel 2.1 Kegiatan Jasa Konsultasi Teknis yang mencakup beberapa bidang
Negara, Kota ataupun desa kecil sekalipun dikarenakan suatu daerah yang
dikelompokkan berdasarkan fungsi jalan, status jalan dan kelas jalan menurut
fungsinya menjadi empat bagian yaitu jalan arteri, jalan kolektor, jalan local,
6
dan jalan lingkungan. Berdasarkan statusnya jalan dibagi menjadi empat
yaitu Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kota dan Jalan Desa,
a. Jalan Kelas I yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui
(delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu
b. Jalan Kelas II yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang
2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat
ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton;
c. Jalan kelas III yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang
9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu
2. Kegiatan
Kegiatan Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten di
7
3. Tujuan
Sejalan dengan meningkatnya aktifitas pertumbuhan ekonomi
tingkat pelayanan pada ruas jalan Provinsi yang berada di Wilayah Kerja
wilayah tersebut.
4. Ruang Lingkup
Lokasi kegiatan Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi
5. Tahapan
Dalam Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten di
Wilayah Kerja Pembangunan II (WKP II) menggunakan 2 metode
pengambilan data di antaranya :
a. Pengumpulan Data Primer
1. Inventarisasi Jalan
2. Inventarisasi Kelengkapan Jalan
3. Inventarisasi Jenis Kendaraan
4. Inventarisasi Arus Lalu Lintas
b. Pengumpulan Data Sekunder
1. Data Spasial
2. Data non Spasial
8
6. Keluaran
Keluaran dalam Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi
koordinasi antar bagian. Secara garis besar, struktur organisasi CV. Vertical
Horizon saat ini terdiri atas Komisaris, Direktur Utama, Direktur, Bagian
Administrasi dan Bagian Teknik. Bagian Terknik di bagi atas dua Sub bagian,
bagian di dukung oleh tenaga ahli handal. Selain itu terdapat bagian
9
Struktur Organisasi CV. Vertical Horizon
DIREKTUR
STAFF TERKAIT/
TEAM LEADER
PRAKTIKAN
Gambar 2.2 Struktur Organisasi CV. Vertical Horizon dan kedudukan Praktikan
waktu dua bulan kami di bombing dan diberi arahan agar proses pengerjaan
10
BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
11
Jalan sebagai prasarana dalam sistem transportasi nasional memiliki
peranan penting dalam mendukung kehidupan ekonomi, sosial budaya,
lingkungan, politik, serta pertahanan keamanan. Dari aspek ekonomi, jalan
sebagai modal sosial masyarakat merupakan katalisator di antara proses
produksi, pasar dan konsumen akhir. Artinya keberadaan jalan
memungkinkan berpindahnya barangbarang dari satu tempat ke tempat
lain. Dari aspek sosial budaya keberadaan jalan dapat membuka cakrawala
dengan terbentuknya pemukiman di sekitar jalan, membangun toleransi,
mencairkan sekat budaya dan memungkinkan masyarakat untuk
melakukan perjalanan jarak jauh. Dari aspek lingkungan, keberadaan jalan
diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Selain itu,
keberadaan jalan juga berakibat negatif terhadap lingkungan, seperti polusi
udara dan kebisingan. Dari aspek politik, keberadaan jalan
menghubungkan dan mengikat antar daerah, sehingga dapat terjalin
komunikasi yang dapat memudahkan pemerintah untuk menyeragamkan
penggunaan hukum dan keadilan. Sedangkan dari aspek pertahanan dan
keamanan, keberadaan jalan memberikan akses dan mobilitas dalam
penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan. Dalam era otonomi,
setiap daerah diharapkan mampu mengembangkan sistem
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat yang lebih akomodatif
terhadap kebutuhan masyarakat.
12
Gambar 3.2 Alat Survey Lapangan
(Sumber : Dokumentasi Praktikan 2020)
13
Potensi perkembangan jumlah penduduk dan potensi
perkembangan luasan kawasan perkotaan mengindikasikan pola
perkembangan yang berbeda. Beberapa kawasan kota dan perkotaan
menyatu melalui proses penyatuan antar kawasan (konurbasi)
sedangkan kawasan perkotaan mengalami pemekaran secara
monosentris. Berdasarkan potensi perkembangan kota – perkotaan
tersebut hirarki kota – perkotaan di Banten berdasarkan tipe kota –
perkotaan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Perkotaan Metropolitan meliputi : Perkotaan Tangerang sebagai
bagian dari Metropolitan Jabodetabekpunjur
b. Perkotaan Menengah meliputi : Perkotaan Serang, Perkotaan
Cilegon
c. Perkotaan Kecil meliputi: Perkotaan Rangkasbitung, Pandeglang,
Saketi, Panimbang jaya, Labuan, Malingping, Bayah, Maja,
Kaduagung Timur, Balaraja, Cikupa, Cikande, Cikupa, Anyer,
Kasemen, Petir
14
c. PKL yang berada di wilayah kota;
d. PKSN yang berada di wilayah kota.
15
Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan
Pengemudi
Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom.
Provinsi Banten beriklim tropis yaitu memiliki dua musim (panas dan hujan),
iklim di Wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan
Gelombang La Nina atau El Nino. Sedangkan temperatur didaerah pantai dan
perbukitan berkisar antara 220 C dan 320 C, sedangkan suhu di pegunungan
dengan ketinggian antara 400 – 1.350 m dpl mencapai antara 180 - 290 C.
16
Wilayah Banten memiliki pantai, daratan, hutan dan pegunungan. Provinsi
Banten mempunyai letaknya yang sangat strategis sehingga dapat ditempuh
dengan menggunakan kapal laut, kereta api, bis, mobil dan pesawat terbang,
dimana Bandara Internasional Soekarno-Hatta terletak di provinsi ini.
Faktor geografis yang dimaksud antara lain mencakup aspek keadaan alam
dan sumberdaya alam dan sumber pendapatan daerah Provinsi Banten yang
bersumber dari sektor pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa. Faktor
geografis ini dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi pengelolaan lingkungan
hidup di Provinsi Banten, sehingga diharapkan pengelolaan lingkungan hidup di
Provinsi Banten ini dapat sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dengan tidak
mengenyampingkan dampaknya kepada pengguna sektor yang lainnya, juga
keterkaitan manusia pribadi sebagai mahluk sosial dengan lingkungan sosialnya
perlu diperhitungkan sehingga pembangunan tidak lagi melihat manusia sebagai
individu yang berdiri sendiri, tetapi juga memperhatikan dampak pembangunan
pada kedudukan manusia sebagai mahluk sosial.
Wilayah Provinsi Banten yang memiliki bentang alam mulai dari puncak
gunung sampai laut memiliki sumberdaya alam cukup besar berupa lingkungan
darat, laut dan pulau-pulau kecil. Luas total wilayah Provinsi Banten 16.331,20 km²
yang terdiri atas:
wilayah laut sejauh 12 mil, seluas ± 7.680 km² yang diukur dari garis
pantai tegak lurus ke arah laut lepas perairan kepulauan (dengan
asumsi panjang pantai Provinsi Banten 400 km dan 1 mil laut = 1,6 km)
sebelah Timur dibatasi oleh Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa
Barat
Dengan luas wilayahnya yang cukup besar terdiri dari wilayah darat
dan laut serta jumlah penduduk sebanyak 9.308.944 jiwa (Banten dalam
Angka 2005 BPS Provinsi Banten) membentuk suatu ekosistem kehidupan
17
yang dinamis antara manusia dan lingkungan hidupnya. Keanekaragaman
bentang alam dan luasnya wilayah ini memberi potensi kekayaan berupa
sumberdaya alam yang cukup besar bagi Provinsi Banten yaitu berupa
lahan, sumberdaya air, sumberdaya hutan, sumberdaya pesisir/laut, bahan
galian/tambang dan wisata. Selain kekayaan alam, pertumbuhan industri
berperan dalam meningkatkan jumlah penduduk banten dan membentuk
potensi sumberdaya manusia.
Provinsi Banten beriklim tropis yaitu memiliki dua musim (panas dan hujan),
iklim di Wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan
Gelombang La Nina atau El Nino. Sedangkan temperatur didaerah pantai dan
perbukitan berkisar antara 220 C dan 320 C, sedangkan suhu di pegunungan
dengan ketinggian antara 400 – 1.350 m dpl mencapai antara 180 - 290 C.
18
Wilayah Banten memiliki pantai, daratan, hutan dan pegunungan. Provinsi
Banten mempunyai letaknya yang sangat strategis sehingga dapat ditempuh
dengan menggunakan kapal laut, kereta api, bis, mobil dan pesawat terbang,
dimana Bandara Internasional Soekarno-Hatta terletak di provinsi ini.
Faktor geografis yang dimaksud antara lain mencakup aspek keadaan alam
dan sumberdaya alam dan sumber pendapatan daerah Provinsi Banten yang
bersumber dari sektor pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa. Faktor
geografis ini dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi pengelolaan lingkungan
hidup di Provinsi Banten, sehingga diharapkan pengelolaan lingkungan hidup di
Provinsi Banten ini dapat sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dengan tidak
mengenyampingkan dampaknya kepada pengguna sektor yang lainnya, juga
keterkaitan manusia pribadi sebagai mahluk sosial dengan lingkungan sosialnya
perlu diperhitungkan sehingga pembangunan tidak lagi melihat manusia sebagai
individu yang berdiri sendiri, tetapi juga memperhatikan dampak pembangunan
pada kedudukan manusia sebagai mahluk sosial.
Wilayah Provinsi Banten yang memiliki bentang alam mulai dari puncak
gunung sampai laut memiliki sumberdaya alam cukup besar berupa lingkungan
darat, laut dan pulau-pulau kecil. Luas total wilayah Provinsi Banten 16.331,20 km²
yang terdiri atas:
wilayah laut sejauh 12 mil, seluas ± 7.680 km² yang diukur dari garis
pantai tegak lurus ke arah laut lepas perairan kepulauan (dengan
asumsi panjang pantai Provinsi Banten 400 km dan 1 mil laut = 1,6 km)
sebelah Timur dibatasi oleh Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa
Barat
Dengan luas wilayahnya yang cukup besar terdiri dari wilayah darat dan laut
serta jumlah penduduk sebanyak 9.308.944 jiwa (Banten dalam Angka 2005 BPS
Provinsi Banten) membentuk suatu ekosistem kehidupan yang dinamis antara
manusia dan lingkungan hidupnya. Keanekaragaman bentang alam dan luasnya
wilayah ini memberi potensi kekayaan berupa sumberdaya alam yang cukup besar
19
bagi Provinsi Banten yaitu berupa lahan, sumberdaya air, sumberdaya hutan,
sumberdaya pesisir/laut, bahan galian/tambang dan wisata. Selain kekayaan alam,
pertumbuhan industri berperan dalam meningkatkan jumlah penduduk banten dan
membentuk potensi sumberdaya manusia.
3.2.2 Kependudukan
Jumlah penduduk Provinsi Banten pada tahun 2018 berdasarkan data
statistic Provinsi Banten mencapai 12.689.736 jiwa. Kecenderungan penduduk
yang terus bertambah tersebut bukan hanya disebabkan pertambahan penduduk
secara alamiah, tetapi tidak terlepas dari kecenderungan migran baru yang
masuk disebabkan daya tarik Provinsi Banten, baik dilihat dari potensi daerah
seperti banyaknya perusahaan industri besar/sedang di daerah Cilegon,
Tangerang, dan Serang serta potensi pariwisata di Pandeglang, Serang dan
daerah lainnya, sehingga ketersediaan lapangan kerja dan makin kondusifnya
kesempatan berusaha akan menarik pendatang dari luar Banten.
Laju pertumbuhan penduduk Banten selama kurun waktu 2010-2018
rata-rata tumbuh sebesar 2,19 %. Angka ini menunjukan penurunan
dibandingkan pertumbuhan antara tahun 1990-2000 yang rata-rata tumbuh
sebesar 3,21 %. Apabila dilihat menurut kabupaten/kota pada kurun waktu 2010-
2018, rata-rata pertumbuhan penduduk kabupaten/kota menunjukan penurunan.
Pada selang waktu 2010sampai 2017, persebaran penduduk di Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon terhadap
Provinsi Banten cenderung mengalami penurunan sementara Kabupaten Lebak
dan Kabupaten Tangerang relatif mengalami kenaikan, mengingat daerah tersebut
merupakan daerah berkembang terutama dari perkembangan sektor industri
besar/sedang yang dibarengi pertumbuhan pada sektor perdagangan dan
jasa-jasa sehingga banyak tenaga kerja yang datang dari daerah lain termasuk
mereka yang membuka usaha baru baik skala besar/menengah maupun kecil
disamping menampung penduduk limpahan dari Jakarta.
3.2.3 Perekonomian
Pada tahun 2018, PDRB Provinsi Banten atas dasar harga berlaku sebesar
614,91 triliun rupiah. Tiga sektor utama penyumbang PDRB Provinsi Banten
terbesar adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 191,86 triliun rupiah (31,20%),
disusul sector Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
20
sebesar 76,81 triliun rupiah (12,49%) dan sector Transportasi dan Pergudangan
sebesar 68,13 triliun rupiah (11,08%).
Berdasarkan Harga
Berdasarkan Harga Konstan
No. Lapangan Usaha Berlaku
-2000
2016* 2018** 2016* 2018**
Pertanian, Kehutanan dan
1 31.109,69 33.134,03 22.123,09 23.034,86
Perikanan
Pertambangan dan
2 4.082,59 4.146,09 2.870,48 2850.85
Penggalian
3 Industri Pengolahan 168.709,54 179.959,88 139.073,54 144.219,15
4 Pengadaan Listrik dan Gas 12.023,97 11.970,57 4.158,64 4.179,58
Pengadaan Air,
5 Pengelolaan Sampah, 399,93 449,42 369,93 396,62
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 52.921,03 58.783,02 36.307,71 39.224,02
Perdagangan Besar dan
7 Eceran ; Reparasi Mobil 63.198,13 69.587,76 51.486,46 54.651,24
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
8 55.418,56 61322,52 25.131,76 27.286,37
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
9 12.325,97 13.555,95 9.165,73 9.924,70
dan Makan
10 Informasi dan Komunikasi 18.298,74 20.562,88 21.373,06 23.173,72
Jasa Keuangan dan
11 15.739,87 17.026,97 11.572,36 12.013,82
Asuransi
12 Real Estate 37.178,43 41.871,63 32.003,54 34.538,74
13 Jasa Perusahaan 5.423,72 6.089,85 3.875,63 4.182,02
Administrasi Pemerintahan
14 10.562,92 11.449,01 6.813,81 7.125,98
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 16.788,06 18.784,75 11.354,62 12.197,11
Jasa Kesehatan dan
16 5.990,31 6.672,03 4.542,41 4.903,00
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 8.099,95 9.062,78 5.601,58 6.057,63
Produk Domestik Regional
518.271,41 564.429,14 387.824,35 407.108,56
Bruto
Sumber : BPS Provinsi Banten, 2019
21
3.2.4 Prasarana Transportasi
Pada tahun 2018, dari 762,03 km jalan di Provinsi Banten, sepanjang
432,13 km dalam kondisi baik (56,71%), kemudian 170,69 km dalam kondisi
sedanng (22,40%), 75,58 km dalam kondisi rusak (9,92%) da n83,62 km dalam
kondisi rusak berat (10,79%).
Jumlah kendaraan bermotor yang terdapat di Provinsi Banten antara lain
660,41 ribu mobil penumpang, 1,95 ribu bus, 158,55 ribu truk dan 4,12 juta sepeda
motor.
Tabel 3.2 Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Pemerintah yang Berwenang
Mengelolanya di Provinsi Banten (Km), 2019
Tabel 3.3 Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Permukaan Jalan di Provinsi
Banten (Km), 2019
Rusak
No. KABUPATEN/KOTA Baik Sedang Rusak
Berat
1. Pandeglang 74,04 82,63 19,20 11,10
2. Lebak 66,52 34,21 17,90 11,11
3. Kab Tangerang 7,70 18,00 2,00 0,00
22
Rusak
No. KABUPATEN/KOTA Baik Sedang Rusak
Berat
4. Kab Serang 72,00 37,36 3,65 0,80
5. Kota Tangerang 5,90 11,53 0,97 0,00
6. Kota Cilegon 24,50 21,25 1,32 0,00
7 Kota Serang 10,86 3,10 0,10 0,00
Kota Tangerang
8 5,41 3,90 0,00
Selatan 0,50
Total 266,93 211,98 45,64 23,01
Sumber : BPS Provinsi Banten, 2019
Provinsi Banten beriklim tropis yaitu memiliki dua musim (panas dan hujan),
iklim di Wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan
Gelombang La Nina atau El Nino. Sedangkan temperatur didaerah pantai dan
23
perbukitan berkisar antara 220 C dan 320 C, sedangkan suhu di pegunungan
dengan ketinggian antara 400 – 1.350 m dpl mencapai antara 180 - 290 C.
24
(Sumber : SK Gub. Banten No. 620Kep.420 UHK/2006)
25
Tabel 3.6 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi dalam RTRW Provinsi
Banten
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan
26
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan
27
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan
28
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan
29
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan
30
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan
31
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan
32
Rencana
No. Cakupan Uraian
Pengembangan
33
6 006 Jl. Trip Jamaksari Kota Serang 1,500
7 007 Jl. Ayip Usman Kota Serang 2,380
8 008 Jl. A. Yani Kota Serang 1,599
9 009 Jl. Veteran Kota Serang 0,705
10 010 Jl. KH. Syam'un Kota Serang 0,530
11 011 Jl. Mayor Safei Kota Serang 0,539
13 013 Jl. Tb. A. Katib Kota Serang 0,627
14 014 Jl. Yusuf Martadilaga Kota Serang 1,014
15 015 Sempu - Dukuh Kawung Kota Serang 11,095
16 016 Simpang Taktakan - Gunungsari Kota Serang 13,040
TOTAL PANJANG JALAN 92,290
Sumber: Olah Data Sekunder, 2020
Tabel 4. 6 Ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Serang
34
BAB IV
KESIMPULAN, KESAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam awal proses pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek terutama
proyek Studi Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Provinsi Banten – Wilayah Kerja
Pembangunan II (WKP II), Praktikan dituntut untuk belajar. Karena praktikan
harus siap dengan segala kondisi dimulai dari memahami setiap pendekatan
serta analisis data dari setiap pekerjaan ataupun baik secara teknis dan non-
teknis. Beberapa materi yang terdapat di dalam pekerjaan ini pasti Praktikan
sudah temui dalam perkuliahan selama ini yang jadi ruang lingkupnya, karena
dalam proyek ini praktikan sudah pasti akan sering berkutat dengan data-data
dan aspek aspek lain yang saling berkaitan.
35
kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. cukup
bagus sebagai kantor konsultan yang belum lama berdiri. Apapun yang
menjadi kekurangan diharapkan bisa diperbaiki kedepannya. Praktikan
merasa sangat senang dan terhormat pernah bergabung dan menjadi salah
satu bagian dari tim yang bekerja di CV. Vertical Horizon.
Praktek, yaitu:
Dalam proses kegiatan bekerja sangat limit nya ruangan untuk tempat
karyawan dan tempat parkir bagi karyawan itu juga perlu di perhatikan
dan Kota ITNY yang tak lain adalah tempat Praktikan menimba ilmu
36
4.3.3 Calon Praktikan
Saran Pratikan untuk calon pratikan Kerja Praktek selanjutnya
37
DAFTAR PUSTAKA
MKJI 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Direktorat Jendral Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum: Jakarta.
Ahamad Munawar, 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Teknik UGM,
Yogyakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga, 1997. Manual
Kapasitas Jalan Indonesia. PT. Bina Karya (PERSERO)
Hobbs, F.D., 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Gadjah Mada University,
Yogyakarta.
Direktorat Jendral Bina Marga Republik Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum,
1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta.
Peraturan Menteri PerhubunganKM 96 Tahun 2015. Mabajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas di Jalan. Penerbit Menteri Perhubungan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 39 Tahun 2006 Tentang Jalan.
1. LAMPIRAN