Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)DI DINAS


CIPTA KARYA DAN TATA KOTA
KOTA SAMARINDA

Oleh

DEWI HANIFAH NOVEMBRIANA


NIM. 120 500 149

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA


SAMARINDA
2015
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapang


(PKL)di Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda
Nama : Dewi Hanifah Novembriana
NIM : 120 500 149
Program Studi : Geoinformatika
Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Husmul Beze, S.Hut, M.Si Erina Hertianti, S.Hut, MP Andrew Stefano, ST, MT
NIP. 197906132008121003 NIP. 197005031995122002 NIP. 197603152009121002

Menyetujui/Mengesahkan,
Ketua Program Studi Geoinformatika
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Husmul Beze, S.Hut, M.Si


NIP. 197906132008121003

Lulus ujian pada tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................ 2
C. Hasil yang Diharapkan ............................................................... 3
BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI PEMERINTAH
A. Tinjauan Umum Instansi Dinas Cipta Karya dan Tata Kota .......... 4
B. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas .................................................. 5
C. Manajemen Instansi ..................................................................... 9
D. Visi dan Misi................................................................................. 16
E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ................................................. 18
BAB III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Survei dan Pemberian Saran Teknis Reklame ............................. 20
B. Survei Lokasi Patok GSB dan GSP ............................................. 25
C. Overlay Data pada Peta RDTR Samarinda Ulu............................ 28
D. Pembuatan Peta Sebaran Bangunan Pemerintah di Samarinda.. 33
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 46
B. Saran ......................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 48
LAMPIRAN .................................................................................................. 49

v
DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

2.1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18


.
3.1. Hasil Pekerjaan Survei Reklame . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
.
3.2. Hasil Pekerjaan Survei Patok GSB dan GSP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
.
3.3. Hasil Pekerjaan Survei Bangunan Pemerintah . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

vi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Peta Administrasi RDTR Samarinda Ulu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32

2. Cara Membuat Shapefile . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39


.
3. Hasil Pekerjaan Toponimi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
.
4. Peta Sebaran Bangunan Pemerintah Kota Samarinda . . . . . . . . . . . . 42
.

Lampiran

1. Bagan Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51

2. Dokumentasi Kegiatan PKL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52


.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota merupakan suatu permukiman yang menetap (permanen) dengan

penduduk yangheterogen, dimana di kota itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas

yangterintegrasi membentuk suatu sistem sosial dan seterusnya.(Burger, 1983

dalamTaufik 2013).Suatu kota yang merupakan pusat kegiatan usaha terdiri dari

berbagai unsur ruang kota. Unsur-unsur ruang kota tersebut akan membentuk

struktur kota. Proses pembentukan ini akan berbeda-beda antara satu kota

dengan kota yang lainnya, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari

fungsi kota itu sendiri baik berupa fungsi primer maupun fungsi

sekundernya(Anonim, 2012).Untuk membangun sebuah kota yang ideal dengan

berbagai fasilitas yang mendukung didalamnya, maka perlu adanya kegiatan

penataan dan perencanaan tata ruang kota agar sesuai dengan fungsi kota

tersebut.

Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda merupakan lembaga

pemerintah yang menangani masalah kecipta-karyaan, penataan dan

perencanaan tata ruang kota di Kota Samarinda.Disamping menangani masalah

penataan kota, Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda juga menangani

masalah penataan bangunan dan perizinan mendirikan bangunan.

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda merupakan salah satu perguruan

tinggi dimana syarat untuk menyelesaikan jenjang D3 harus mengikuti kegiatan

Praktek Kerja Lapang (PKL). PKL merupakan suatu kegiatan penerapan ilmu

yang diperoleh mahasiswa dibangku perkuliahan pada suatu lapangan pekerjaan

yang bertujuan untuk melatih mahasiswa agar mengenal situasi dunia kerja

sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.


2

PKL juga dapat menjadikan mahasiswa mandiri dan memiliki visi serta misi

untuk masa depannya. Dalam Praktik Kerja Lapang, mahasiswa dituntut untuk

memiliki keahlian (skill) dalam menjalankan pekerjaan karena praktik di

perkuliahan seringkali berbeda dengan praktik langsung didunia nyata. Oleh

sebab itu dibutuhkan kreatifitas dan inisiatif yang tinggi dari mahasiswa dalam

melaksanakan tugas di suatu perusahaan atau instansi.

Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu program studi di Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda yaitu Geoinformatika telah mempelajari masalah

yang berkaitan dengan hal-hal perencanaan pembangunan wilayah. Dengan

latar belakang tersebut mahasiswa Geoinformatika melaksanakan kegiatan

Praktek Kerja Lapang di Kantor Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda.

B. Tujuan

Tujuan diadakannya kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah :

a. Mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan,

b. Memperkenalkan mahasiswa pada situasi kerja yang sebenarnya, sehingga

akhirnya dapat menyesuaikan diri,

c. Memperoleh pengetahuan serta wawasan yang lebih luas mengenai

pekerjaan geodesi informatika.

d. Mahasiswa dapat membandingkan perbedaan dalam tata cara pengambilan

data dan penggunaan alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktik

baik di lapangan dan praktik di perkuliahan.


3

C. Hasil yang Diharapkan

Sedangkan hasil yang di harapkan dari kegiatan Praktik Kerja Lapang

(PKL) adalah sebagai berikut :

a. Dapat membandingkan kemampuan dan pengetahuan yang diperoleh dalam

dunia kerja.

b. Dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik antara instansi pemerintah

khususnya Dinas Cipta Karya dan tata Kota Samarinda dengan Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda.

c. Mahasiswa memperoleh kemudahan untuk memahami prosedur-prosedur

kerja dan menekuni pekerjaan yang diterapkan dalam instansi.

d. Menumbuhkan sikap profesional mahasiswa sebelum memasuki pekerjaan

sesuai dengan bidangnya.

e. Mendapatkan suatu pengetahuan baru yang belum pernah didapatkan

ditempat perkuliahan.
BAB II
KEADAAN UMUM INSTANSI PEMERINTAH

A. Tinjauan Umum Instansi Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda

Menurut Anonim, 2008, Dinas Cipta Karya dan Tata Kota merupakan

unsur pelaksana otonomi daerah mempunyai tugas pokok membantu Kepala

Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan pemerintah daerah dibidang pekerjaan umum khususnya

urusan cipta karya, penataan ruang dan perumahan berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan dalam merumuskan kebijakan perencanaan

operasional program kegiatan pengaturan, pembangunan, pengawasan dan

pengendalian kebijakan strategis dalam pelaksanaan kerjasama swasta dan

masyarakat sesuai ijin lokasi kawasan dan lingkungan siap bangun,

kebijakan strategis penanggulangan dan pencegahan, penanganan

kawasan, pengelolaan peremajaan/perbaikan kawasan kumuh, kebijakan

strategis pemberdayaan dalam pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan

bangunan gedung dan lingkungan, rumah negara, status bangunan dan

gedung yang dilindungi dan dilestarikan, penetapan kriteria pemantauan dan

perubahan fungsi ruang kawasan/lahan dan perbatasan kawasan strategi,

penyusunan rencana strategi detail tata ruang, kebijakan strategis dan

program pembangunan baru, perbaikan, pemanfaatan, pemugaran,

perluasan dan pemeliharaan dalam pembinaan perumahan formal dan

swadaya, sistem pembangunan kawasan, keterpaduan prasarana dan

keserasian kawasan perumahan serta pembinaan hukum peraturan

perundang-undangan dan pertanahan untuk perumahan, teknologi dan

industri, pengembangan pelaksanaan pembangunan perumahan peran serta

masyarakat dan sosial budaya, kebijakan strategis pembangunan pedesaan


5

dan perkotaan, pengembangan air minum dan sistem penyediaan air minum

serta prasarana sarana air limbah, jasa konstruksi bangunan gedung sesuai

norma, standar, prosedur dan kriteria serta norma, standar, pembinaan dan

pemberdayaan manual yang ditetapkan pemerintah dan provinsi dan searah

dengan kebijakan umum daerah.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas

1. Tugas Pokok

Menurut Anonim, 2012, pada Peraturan Daerah Kota Samarinda

Nomor 11 Tahun 2008 Tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Daerah Kota Samarinda, Dinas Cipta Karya dan Tata Kota

Samarinda mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam

melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

pemerintah daerah di bidang pekerjaan umum khususnya urusan cipta

karya, penataan ruang dan perumahan berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantu dalam merumuskan kebijakan perencanaan operasional program

kegiatan pengaturan, pembangunan, pengawasan dan pengendalian

kebijakan strategis dalam pelaksanaan kerjasama swasta dan masyarakat

sesuai ijin lokasi kawasan dan lingkungan siap bangun, kebijakan strategis

penanggulangan dan pencegahan, penanganan kawasan, pengelola

peremajaan/perbaikan kawasan kumuh, kebijakan kebijakan strategis

pemberdayaan dalam pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan

bangunan gedung dan lingkungan, rumah negara, status bangunan dan

gedung yang dilindungi dan dilestarikan, penetapan kriteria pemantauan dan

perubahan fungsi ruang kawasan/lahan dan perbatasan kawasan strategis,


6

penyusunan rencana strategi detail tata ruang, kebijakan strategis dan

program pembangunan baru, perbaikan, pemanfaatan, pemugaran,

perluasan dan pemeliharaan dalam pembinaan perumahan formal dan

swadaya, sistem pembangunan kawasan, keterpaduan prasarana dan

keserasian kawasan perumahan serta pembinaan hukum peraturan

perundang-undangan dan pertanahan untuk perumahan, teknologi dan

industri, pengembangan pelaksanaan pembangunan perumahan peran serta

masyarakat dan sosial budaya, kebijakan strategis pembangunan pedesaan

dan perkotaan, pengembangan air minum dan sistem penyediaan air minum

serta prasarana sarana air limbah, jasa kontruksi bangunan gedung sesuai

norma, standar, prosedur dan kriteria serta norma, standar, pembinaan dan

pemberdayaan manual yang ditetapkan pemerintah dan provinsi dan se-arah

dengan kebijakan umum daerah.

2. Fungsi

Penjelasan mengenai fungsi dari Dinas Cipta Karya dan Tata Kota

Samarinda menurut Anonim, 2012, dalam menyelenggarakan tugas

pokoknya, Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan program operasional

keciptakaryaan dan ketatakotaan dalam upaya pembinaan,

pengembangan, koordinasi, monitoring, evaluasi penyelenggaraan

kegiatan urusan cipta karya dan tata kota sesuai norma, standar dan

prosedur yang berlaku dan se-arah kebijakan umum daerah.

b. Pelaksanaan pengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan

di bidang pekerjaan umum khususnya urusan cipta karya, penataan


7

ruang dan perumahan serta pelayanan umum pengawasan dan

pengendalian kebijakan strategis pengembangan perkotaan dan

pedesaan, air minum dan sistem penyediaan air minum serta prasarana

dan sarana air limbah, kebijakan strategis penyelenggaraan

pembangunan dan pelaksanaan kerjasama swasta dan masyarakat pada

kawasan dan lingkungan siap bangun, penanggulangan dan pencegahan

timbulnya pemukiman kumuh, perumahan kumuh sesuai NSPK dan

NSPM yang ditetapkan pemerintah dan provinsi yang se-arah kebijakan

umum daerah.

c. Pelaksanaan pengkoordinasian kebijakan strategis penyelenggaraan

pembangunan dan pengelolaan bangunan dan lingkungan, rumah negeri

asset pemda, penetapan status bangunan dan lingkungan yang dilindungi

dan dilestarikan, penetapan kriteria penentuan dan perubahan fungsi

ruang kawasan/lahan dan kawasan strategi, penyusunan perencanaan

detail tata ruang serta pemanfaatan kawasan strategi dan sebagai RTR

kawasan strategi, dan pengendalian memanfaatkan ruang wilayah dan

kawasan, penyusunan pengaturan zonasi yang se-arah dengan kebijakan

umum daerah yang merujuk pada ketetapan pemerintah dan provinsi.

d. Pelaksanaan dan pengkoordinasian kebijakan strategi dan program

pembiayaan, pembinaan perumahan formal dan swadaya baik dalam

pembangunan baru, perbaikan, pemanfaatan perluasan, pemugaran dan

pemeliharaannya, sistem pengembangan, keterpaduan prasarana dan

keserasian kawasan perumahan serta pembinaan hukum dan peraturan

perundang-undangan dan pertanahan untuk perumahan, pembinaan


8

teknologi dan industri perumahan serta pengembangan pelaku

pembangunan perumahan, peran serta masyarakat dan sosial budaya

dengan memanfaatkan badan usaha baik BUMN, BUMD, koperasi,

perorangan, swasta yang bergerak di bidang usaha industri bahan

bangunan, konsultan, kontraktor dan pengembang yang se-arah

kebijakan umum daerah merujuk pada ketetapan pemerintah dan

provinsi; dan

e. Pengkoordinasian teknis pengawasan dan pengendalian serta evaluasi

pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan kawasan perkotaan dan

pedesaan, penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air

minum yang utuh, prasarana dan sarana air limbah, kasiba dan lisiba,

pemulihan kawasan kumuh dan pembangunan kawasan pemukiman,

pelaksanaan peraturan pedoman dan standar teknis serta tertib

penyelenggaraan pembangunan, yang dilindungi dan dilestarikan dan

pelaksanaan penataan ruang dan kawasan perumahan sesuai norma,

standar, prosedur dan kriteria serta NSPM yang ditetapkan pemerintah

dan provinsi yang se-arah kebijakan umum daerah serta pelaksanaan

tugas-tugas lain yang dilimpahkan dan atau diperintahkan oleh Kepala

Daerah sesuai tupoksi dan tanggung jawab kewenangannya.

C. Manajemen Instansi

1. Pengorganisasian Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda

Struktur organisasiDinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda

dapatdilihat pada lampiran 1.Adapunuraian tugas dan wewenang dari


9

struktur organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda (Anonim,

2008) adalah sebagai berikut :

a. Sekretariat dan Sub Bagian

Sekretariat Dinas Cipta Karya dan Tata Kota merupakan unsur staf

yang bertugas dan berkewajiban membantu kelancaran pelaksanaan

tugas-tugas Kepala Dinas dalam menyusun perumusan kebijakan teknis

kesekretariatan dan pengkoordinasian bidang-bidang lingkup Dinas

dengan menyelenggarakan pelayanan umum administratif kesekretariatan

Dinas Cipta Karya dan Tata Kota.

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang dalam

menyelenggarakan kegiatan kedinasannya berkedudukan dibawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Kota.

b. Bidang Prasarana Perkotaan

Bidang Prasarana Perkotaan yang merupakan unsur pelaksana

teknis manajemen keciptakaryaan dan ketatakotaan yang bertugas dan

berkewajiban membantu kelancaran tugas-tugas Kepala Dinas Cipta

Karya dan Tata Kota dalam merumuskan penyusunan kebijakan teknis

bidang prasarana perkotaan serta pengkoordinasian tugas antar unsur

lingkup dinas maupun dengan SKPD terkait dengan menyelenggarakan

kegiatan pelayanan teknis kedinasan sesuai norma, standar dan prosedur

yang berlaku.

Kepala Bidang Prasarana Perkotaan yang merupakan unsur

pembantu dan pelaksana pelayanan teknis Dinas Cipta Karya dan Tata

Kota mempunyai tugas pokok memimpin, membina, mengkoordinasikan


10

pelaksanaan perumusan kebijakan dalam memberikan pelayanan teknis

manajemen keciptakaryaan dan penatakotaan dengan

menyelenggarakan kegiatan bina teknik prasarana perkotaan, revitalisasi

perkotaan, dan fasilitas utilitas kota yang diarahkan oleh Kepala Dinas

sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria serta standar pelayanan

minimal yang ditetapkan pemerintah dan provinsi.

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya kepala bidang prasarana

perkotaan mempunyai fungsi sesuai tanggung jawab dan

kewenangannya antara lain :

1) Pelaksanaan pernyusunan perumusan perencanaan program

kebijakan teknis operasional program dan pengkoordinasian kegiatan

pemberian pelayanan teknis di bidang prasarana perkotaan dengan

menyelenggarakan kegiatan sesuai norma, standar dan prosedur

yang berlaku yang diarahkan oleh Kepala Dinas yang searah

kebijakan umum daerah;

2) Pelaksanaan tugas kedinasan penanganan pengaturan penetapan

kebijakan dan strategis perencanaan dan pengawasan teknis

prasarana perkotaan dan kawasan yang menjadi kewenangan

penanganan Pemerintah Daerah Kota, koordinasi dengan

Badan/Dinas/Instansi/ lembaga terkait mengenai fasilitas kota dan

rencana pengembangan kota, memberikan bantuan dan penyuluhan

teknik mengenai perencanaan teknik, permukiman dan

pengembangan kota, pengadaan pembangunan, rehabilitasi dan


11

peningkatan prasarana perkotaan yang menjadi kewenangan

penanganan Pemerintah Kota serta Fasilitas Kota;

3) Pemberian bimbingan dan pembinaan kepada masyarakat dalam

usaha melibatkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama

meningkatkan tingkat pelayanan sarana dan prasarana permukiman,

serta kualitas lingkungan yang diarahkan oleh Kepala Dinas sesuai

norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah dan

provinsi yang searah kebijakan umum daerah;

4) Pelaksanaan dan pengkoordinasian penyusunan pedoman dan

petunjuk teknis untuk kelancaran tugas-tugas bawahan baik dengan

unsur dinas maupun dengan SKPD terkait, pelaksanaan monitoring,

evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan program strategis

dan pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan dan atau

diperintahkan Kepala Dinas sesuai ruang lingkup tupoksi, tanggung

jawab dan kewenangannya.

c. Bidang Bangunan Gedung

Bidang Bangunan Gedung yang merupakan unsur pelaksana teknis

manajemen keciptakaryaan dan ketatakotaan yang bertugas dan

berkewajiban membantu kelancaran tugas-tugas Kepala Dinas Cipta

Karya dan Tata Kota dalam merumuskan penyusunan kebijakan teknis

bidang bangunan gedung serta pengkoordinasian tugas antar unsur

lingkup dinas maupun dengan SKPD terkait dengan menyelenggarakan

kegiatan pelayanan teknis kedinasan sesuai norma, standar dan prosedur

yang berlaku.
12

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya sebagaimana dimaksud

Pasal 620 diatas, Kepala Seksi Pembangunan Bangunan Gedung

mempunyai fungsi antara lain:

1) Pelaksanaan pembinaan dan pengkoordinasian kegiatan operasional

program pengadaan pembangunan gedung;

a) Kantor kelurahan dan balai pertemuannya

b) Kantor kecamatan dan bangunan penunjangnya

c) Balaikota Kota Samarinda dan bangunan penunjangnya

d) Gedung untuk instansi setingkat kantor, dinas dan badan dan

bangunan penunjangnya

e) Gedung untuk instansi vertikal dan bangunan penunjangnya

f) Gedung untuk pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas

induk, puskesmas pembantu, pos yandu dan sejenisnya)

g) Gedung untuk pelayanan pendidikan (setingkat TK, SD, SLTP,

SLTA dan perguruan tinggi) dan bangunan penunjangnya

h) Gedung untuk pasar dan bangunan penunjangnya

i) Gedung untuk pelayanan perhubungan dan bangunan

penunjangnya

j) Gedung untuk rumah ibadah dan bangunan penunjangnya

k) Gedung untuk pusat kegiatan dan layanan masyarakat

(pertemuan, organisasi kepemudaan dan sejenisnya);

2) Pendataan Terstruktur terhadap bangunan gedung yang telah

dibangun;
13

3) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan dan atau

diperintahkan oleh atasan sesuai ruang lingkup dan tanggung jawab

kewenangannya.

d. Bidang Perumahan Pemukiman

Bidang Perumahan Permukiman yang merupakan unsur pelaksana

teknis manajemen keciptakaryaan dan ketatakotaan yang bertugas dan

berkewajiban membantu kelancaran tugas-tugas Kepala Dinas Cipta

Karya dan Tata Kota dalam merumuskan penyusunan kebijakan teknis

bidang perumahan permukiman serta pengkoordinasian tugas antar unsur

lingkup dinas maupun dengan SKPD terkait dengan menyelenggarakan

kegiatan pelayanan teknis kedinasan sesuai norma, standar dan prosedur

yang berlaku.

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya Kepala Bidang

Perumahan Permukiman, mempunyai fungsi sesuai tanggung jawab dan

kewenangannya antara lain :

1) Pelaksanaan pernyusunan perumusan perencanaan program

kebijakan teknis operasional program dan pengkoordinasian kegiatan

pemberian pelayanan teknis di bidang perumahan permukiman

dengan menyelenggarakan kegiatan sesuai norma, standar dan

prosedur yang berlaku yang diarahkan oleh Kepala Dinas yang

searah kebijakan umum daerah;

2) Pelaksanaan tugas kedinasan penanganan pengaturan penetapan

kebijakan dan strategis perencanaan dan pengawasan teknis

pengendalian dan pembangunan sarana prasarana permukiman


14

termasuk pembangunan perumahan, pembangunan dan revitalisasi

sarana dan prasarana permukiman, pengendalian permukiman dan

perumahan, memberikan bimbingan dan pembinaan kepada

pengembang dan memberikan perijinan, pemberian bimbingan dan

pembinaan kepada masyarakat dalam usaha melibatkan peran serta

masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan tingkat kualitas

perumahan (rumah sehat) yang diarahkan oleh Kepala Dinas sesuai

norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah dan

provinsi dan searah kebijakan umum daerah;

3) Pelaksanaan dan pengkoordinasian penyusunan pedoman dan

petunjuk teknis untuk kelancaran tugas-tugas bawahan baik dengan

unsur dinas maupun dengan SKPD terkait, pelaksanaan monitoring,

evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan program strategis

dan pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan dan atau

diperintahkan Kepala Dinas sesuai ruang lingkup tupoksi, tanggung

jawab dan kewenangannya.

e. Bidang Penataan Kota

Bidang Penataan Kota yang merupakan unsur pelaksana teknis

manajemen keciptakaryaan dan ketatakotaan yang bertugas dan

berkewajiban membantu kelancaran tugas-tugas Kepala Dinas Cipta

Karya dan Tata Kota dalam merumuskan penyusunan kebijakan teknis

bidang penataan kota serta pengkoordinasian tugas antar unsur lingkup

dinas maupun dengan SKPD terkait dengan menyelenggarakan kegiatan


15

pelayanan teknis kedinasan sesuai norma, standar dan prosedur yang

berlaku.

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya Kepala Bidang

Penataan Kota mempunyai fungsi sesuai tanggung jawab dan

kewenangannya antara lain :

1) Pelaksanaan pernyusunan perumusan perencanaan program

kebijakan teknis operasional program dan pengkoordinasian kegiatan

pemberian pelayanan teknis di bidang penataan kota dengan

menyelenggarakan kegiatan sesuai norma, standar dan prosedur

yang berlaku yang diarahkan oleh Kepala Dinas yang searah

kebijakan umum daerah;

2) Pelaksanaan tugas kedinasan penanganan pengaturan penetapan

kebijakan dan strategis perencanaan dan pengawasan teknis

menyelenggarakan perijinan bangunan, pendataan, menganalisa dan

mengolah data perencanaan fasilitas kota, penyusunan rencana tata

bangunan dan letak penempatan Papan Reklame, Baliho, Spanduk,

Neon Box dan bangunan advertizing lainnya, evaluasi terhadap

pelaksanaan aturan ketataruangan yang berlaku seperti RDTRK,

RTRK, RTBL, Sempadan Sungai, Jalan dan Bangunan, Jalur Hijau

dan tata ruang parkir, penyusunan Peraturan Teknik ketataruangan

yang meliputi Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), Rencana

Teknik Ruang Kota (RTRK), Rencana Teknis Kawasan lainnya,

penyusunan Peraturan Teknik Tata Bangunan yang meliputi Rencana

Teknik Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan Rencana Teknis


16

Arsitektur dan Konstruksi lainnya, pengawasan letak bangunan

terhadap garis sempadan, ruang parkir, dan keselamatan bangunan,

pengawasan perijinan dan konstruksi bangunan sesuai dengan

ketetapan dalam surat ijin membangun, pengendalian dan

pelaksanaan Rencana Tata Ruang serta Tata Bangunan dan

Lingkungan yang berlaku yang diarahkan oleh Kepala Dinas sesuai

norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah dan

provinsi dan searah kebijakan umum daerah;

3) Pelaksanaan dan pengkoordinasian penyusunan pedoman dan

petunjuk teknis untuk kelancaran tugas-tugas bawahan baik dengan

unsur dinas maupun dengan SKPD terkait, pelaksanaan monitoring,

evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan program strategis

dan pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan dan atau

diperintahkan Kepala Dinas sesuai ruang lingkup tupoksi, tanggung

jawab dan kewenangannya.

D. Visi dan Misi

Menurut Astina, 2014, Adapun Visi dan Misi dari Dinas Cipta Karya dan

Tata Kota Samarinda adalah sebagai berikut:

1. Visi Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda

Terwujudnya pemerataan pembangunan di bidang infrastuktur

dansuprastuktur, lingkungan permukiman dan perumahan yang layak dan

serasi,tertib dan tertata pada lingkungan yang teduh, rapi,aman, dan nyaman

sertaberkelanjutan dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat

terbentuknyamasyarakat yang berjati diri, produktif dan mandiri.


17

2. Misi Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda

a. Meningkatkan pembangunan dan pemanfataan potensi sumber daya

manusia dan sumber dana yang ada baik dari APBD Kota, APBD

Provinsi, APBNSwasta maupun Hibah dan memberikan pelayanan terbaik

serta mendorongkepada para pemangku kepentingan, investor bersama-

sama masyarakat,untuk mewujudkan cita-cita pembangunan tanpa

meninggalkan cirri/khaskota serta bentuk pelayanan

sederhana,jelas,aman dan efesien dan tepatwaktu.

b. Meningkatkan pembangunan pemukiman, perumahan dan fasilitas kota

yanglayak, tertib dan tertata pada lingkungan yang teduh,rapi, aman dan

nyamandan berkelanjutan dalam rangka untuk mendukung ketahanan

masyarakat,maupun menjamin lingkungan hidup, dan meningkatkan

kualitas masyarakat.

c. Mengatur dan mengendalikan pemanfaatan ruang kota guna

meningkatkankemakmuran rakyat dan mencegah serta menanggulangi

dampak negativeterhadap lingkunga hidup.

d. Mendorong pembangunan lingkungan kota dengan memperhatikan

budayalokal dan menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan

ekonomirakyat.

e. Meningkatakan sumber daya manusia (SDM) baik secara internal

maupuneksternal dalam melaksanakan kinerja dinas sesuai dengan tugas

pokok danfungsi.
18

E. Tempat dan Waktu Kegiatan PKL

Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di Dinas Cipta Karya dan Tata

Kota Samarinda, jalan Kesuma Bangsa No. 84, Kecamatan Samarinda

Ulu.Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan selama dua bulan terhitung mulai

dari tanggal 3 Maret 2015 s/d4 Mei 2015.

Kegiatan-kegiatan yang di lakukan pada saat Praktek Kerja Lapang (PKL)

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1.Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)


No Waktu Kegiatan Lokasi Keterangan
1. 3 Maret 2015 Survei Reklame Kota Samarinda Praktik
Pembuatan Saran Teknis Dinas Cipta
2. 4Maret 2015 Praktik
Reklame Karya
Pembuatan Surat Izin Dinas Cipta
3. 5 Maret 2015 Praktik
Reklame Karya
Kecamatan
Palaran, Sanga-
4. 9 Maret 2015 Survei Patok GSB dan GSP Praktik
sanga dan
Bentuas
Joining DataPeta RDTR Dinas Cipta
5. 11Maret2015 Praktik
Samarinda Ulu Karya
15-16 Maret Input Data Bangunan Dinas Cipta
6. Praktik
2015 Pemerintah Karya
Pembuatan Surat
Dinas Cipta
7. 18Maret2015 Permohonan Izinuntuk Survei Praktik
Karya
Bangunan Pemerintah
19 Maret-13 Survei Lahan Bangunan
8. Kota Samarinda Praktik
April 2015 Pemerintah di Samarinda
Download Data Survei Dinas Cipta
9. 14 April 2015 Praktik
Bangunan Pemerintah Karya
Joining Data Lahan
Dinas Cipta
10. 15 April 2015 Bangunan dengan Citra Praktik
Karya
Samarinda
16-17 April Dinas Cipta
11. Dijitasi Peta Bangunan Praktik
2015 Karya
Dinas Cipta
12. 20 April 2015 Pembuatan Attribut Layer Praktik
Karya
22, 24 April Dinas Cipta
13. Toponimi Peta Bangunan Praktik
2015 Karya
27-28 April Dinas Cipta
14. Dijitasi dan Klasifikasi Praktik
2015 Karya
Pembuatan Layout Peta Dinas Cipta
15. 30 April 2015 Praktik
Bangunan Karya
BAB III
HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Survei dan Pemberian Saran Teknis Reklame

1. Tujuan

Tujuan dilakukannya survei reklame ialah untuk mengambil titik

koordinat tempat yang akan digunakan untuk pembangunan reklame sesuai

dengan permintaan dari pemohon.

Tujuan dilakukannya pemberian saran teknis terhadap reklame ialah

untuk menjelaskan secara teknis tentang pembangunan sebuah reklame

mulai dari informasi tentang pemohon, ukuran reklame, bentuk reklame yang

akan di bangun, alamat pembangunan, sketsa gambar keadaan sekitar

pembangunan hingga denah jalan menuju lokasi pembangunan yang disertai

dengan titik koordinat lokasinya.

2. Dasar Teori

Menurut Peraturan Walikota Samarinda No. 26 tahun 2012pasal 1

ayat (6) tentang penataan titik reklame di Kota Samarinda, menyatakan

bahwa: “Reklame adalah benda, alat atau media yang menurut bentuk dan

corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk

memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau

orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan/ atau didengar dari

suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan

atau Pemerintah Daerah.”, kemudian jenis-jenis reklame telah dijelaskan

dalam Pasal 1 ayat (7), (8), (9) dan (10) yaitu:

a. Pasal 1 ayat (7):

“Reklame Megatron adalah reklame yang bersifat tetap (tidak dapat

dipindahkan) menggunakan layar monitor maupun tidak, berupa gambar


21

dan/ atau tulisan yang dapat berubah-ubah, terprogram dan

menggunakan tenaga listrik, termasuk didalamnya Videotron dan

Electronic Display.”

b. Pasal 1 ayat (8):

“Reklame Papan atau billboard adalah reklame yang bersifat tetap (tidak

dapat dipindahkan), terbuat dari papan kayu, seng, tinplate, collibrite,

vynil, aluminium, fiber glass, kaca, batu, tembok atau beton, logam atau

bahan lain yang sejenis, dipasang dan berdiri secara kokoh pada tempat

atau tiang yang disediakan (berdiri sendiri) atau digantung atau ditempel

atau dibuat pada bangunan tembok, dinding, pagar, tiang dan sebagainya

baik bersinar, disinari maupun yang tidak bersinar.”

c. Pasal 1 ayat (9):

“Reklame Baliho adalah reklame yang terbuat dari papan kayu atau

bahan lain dan dipasang pada konstruksi yang tidak permanent dan

tujuan materinya mempromosikan suatu event atau kegiatan yang bersifat

insidentil.”

d. Pasal 1 ayat (10):

“Reklame Sign Net adalah reklame jenis papan yang diselenggarakan

secara berjajar dilokasi bukan persil dengan jumlah lebih dari satu dan

memiliki elevasi rendah.”

Dalam penyelenggaraan reklame terdapat syarat-syarat yang harus

dipatuhi oleh penyelenggara sesuai dengan PERWALI (Peraturan Walikota)

Samarinda, mulai dari lokasi penempatan reklame, pemeriksaan, prosedur

administrasi, batas waktu, dll. Penjelasan mengenai hal-hal tersebut telah

tercantum pada BAB I hingga BAB XII PERWALI Samarinda.


22

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan survei dan pemberian

saran teknis reklame adalah:

a. GPS Map 78s GARMIN, untuk mengambil titik koordinat lapangan

b. Komputer/PC, untuk pengetikan dan pengolahan data lapangan

c. Software AutoCad 2014, untuk pembuatan sketsa letak reklame

d. Kendaraan, untuk membantu pekerjaan survei

e. Tally Sheet, untuk mencatat koordinat reklame pada saat di lapangan

f. Data GSP dan GSB Samarinda, sebagai panduan menentukan panjang

garis sempadan dari as jalan.

g. Kamera Digital, untuk memotret daerah sekitar tempat pembangunan

reklame

4. Prosedur Kerja

Prosedur yang dilakukan dalam kegiatan survei ini adalah:

a. Menyiapkan segala perlengkapan untuk survei ke lapangan yaitu GPS

Map 78s GARMIN, kendaraan dan data dari pemohon.

b. Menuju ke lokasi pembangunan dengan kendaraan yang telah disiapkan.

c. Memulai untuk mengambil titik koordinat lokasi tersebut dengan cara

menyalakan alat GPS dan tunggu hingga minimal 4 satelit terdeteksi,

menekan dan menahan tombol enter lalu memberi nama pada titik

tersebut sesuai dengan nama pemohon kemudian disimpan.

d. Memotret area sekitar dengan menggunakan kamera digital dengan sudut

pandang yang telah ditentukan agar mempermudah pembuatan sketsa

gambar.
23

e. Setelah selesai, kembali ke DinasCipta Karya dan Tata Kota Samarinda

dan memulai proses pembuatan saran teknis reklame dengan data yang

telah diperoleh.

Prosedur yang dilakukan dalam kegiatan pembuatan saran teknis

reklame adalah:

a. Menyalakan komputer/PC,

b. Membuka program AutoCad 2014 dan memulai dengan lembar kerja

baru,

c. Membuat sketsa gambar keadaan sekitar menggunakan perintah Polyline

untuk membentuk segala sesuatunya sesuai dengan hasil potret pada

foto,

d. Pembuatan sketsa harus sesuai dengan ukuran di lapangan mulai dari

lebar jalan, lebar parit, panjang GSB (Garis Sempadan Bangunan) dan

GSP (Garis Sempadan Pagar) hingga peletakan as jalan maupun median

jalan juga harus tepat.

e. Setelah proses pembuatan sketsa selesai, langkah selanjutnya yaitu

memasukkan data tentang pemohon dan reklame sesuai dengan data

yang di berikan pemohon. Jangan lupa memberi kolom untuk hasil sketsa

dan denah lokasi pada data tersebut.

f. Setelah semua proses selesai, print out beserta dengan surat pemberian

izin terhadap pembangunan reklame tersebut dan diberikan kepada

pemohon.

5. Hasil

Hasil yang didapat dari kegiatan survei dan pemberian saran teknis

reklame ialah:
24

Tabel 1. Hasil Survei Reklame


Hasil Jumlah
No. Tanggal Kegiatan
Pengukuran Pekerja
8 Titik
1. 3 Maret 2015 Survei Reklame 4 Orang
Koordinat
Pemberian Saran
2. 4 Maret 2015 8 Saran Teknis 4 Orang
Teknis Reklame

6. Pembahasan

Hasil kegiatan survei reklame yang berlangsung pada tanggal 3 Maret

2015 mendapat hasil berupa titik-titik koordinat lokasi pembangunan reklame

yang telah tercatat di dalam tally sheet.Titik-titik koordinat tersebut kemudian

mulai dimasukkan kedalam surat perizinan pembangunan sebagai saran

teknis dari reklame tersebut.

Saran teknis yang diberikan Dinas Cipta Karya dan Tata Kota

Samarinda berupa surat perizinan dan gambar sketsa daerah keadaan

sekitar dan denah lokasi pembangunannya. Gambar sketsa digambar

menggunakan program AutoCad 2014 dengan ukuran-ukuran sesuai dengan

keadaan sebenarnya.

Saran teknis berupa gambar sketsa berisi keterangan lebar garis

sempadan terhadap as jalan (titik tengah jalan), ukuran reklame (panjang,

lebar dan tinggi), lebar parit dan sketsa bangunan di samping kanan dan kiri

jalan. Keterangan mengenai lebar garis sempadan terhadap as jalan dapat

dilihat di daftar garis sempadan yang telah ditetapkan karena lebar garis

sempadan disetiap daerah berbeda.Jadi harus dilakukan pengukuran

terlebih dahulu.
25

B. Survei Lokasi Patok GSB dan GSP

1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Survei Lokasi Patok GSB (Garis Sempadan

Bangunan) dan GSP (Garis Sempadan Pagar) adalah untuk mengetahui

secara langsung lokasi pembangunan patok dan bentuk areanya sehingga

dapat menyiapkan hal-hal yang kemungkinan diperlukan pada saat

pembuatan Patok GSB dan GSP di daerah tersebut sesuai dengan denah

lokasi pembuatan yang diperoleh dari konsultan.

2. Dasar Teori

Menurut Sjahputra, 2012, GSB ( Garis Sempadan Bangunan ) GSB

atau building demarcation line adalah garis batas dalam mendirikan

bangunan di suatu persil atau petak yang tidak boleh dilewatinya. Garis ini

bisa membatasi fisik bangunan ke arah depan, belakang, ataupun samping.

Lebar GSB biasanya dihitung seperempat dari lebar Daerah Milik Jalan

(DMJ) dan ditarik dari batas Garis Sempadan Pagar (GSP). Khusus untuk

kawasan perdagangan dan jasa komersial, GSB minimum adalah 5 (lima)

meter dari batas GSP. Garis Sempadan Samping/Belakang Bangunan

(GSpS/GSpB), yaitu sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan

terhadap garis batas samping atau belakang kapling, dihitung dari garis

batas kapling terhadap batas terluar samping atau belakang bangunan yang

berfungsi sebagai ruang, untuk pertimbangan faktor keselamatan antar

bangunan. Secara umum GSB adalah garis imaginer yang menentukan jarak

terluar bangunan terhadap ruas jalan. Kita dilarang keras membangun

melebihi batas GSB yang sudah ditentukan. Besarnya GSB ini tergantung

dari besar jalan yang ada di depannya. Jalan yang lebar tentu saja
26

mempuyai jarak GSB yang lebih besar dibandingkan jalan yang mempunyai

lebar yang lebih kecil. Biasanya jarak GSB ini adalah 5 m. Untuk lebih

pastinya, tanyakanlah terlebih dahulu ke pihak developer sebelum

mendesain rumah. Di dalam area GSB ini kita tidak dapat membangun

sesuatu yang bersifat struktural, seperti penambahan ruangan untuk usaha

yang kiri kanannya diberi dinding bata yang tinggi dan pintu masuknya tepat

berada di tepi jalan. Contoh lain yang sering ditemui di lapangan adalah

memberi atap beton di atas carport, bahkan ada juga yang mendirikan lantai

dua di atas carport, aji mumpung , katanya, carportnya sudah dicor. Sayang

kalau tidak dimanfaatkan. Carport dapat saja ditutup. Penutupnya bisa saja

dari kayu atau policarbonat dengan rangka besi holo. Atau yang lebih hijau

dengan memadukan dengan tanaman rambat. Semua itu masih bisa di

tolerir di dalam area GSB.

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan survey patok ialah:

a. Kendaraan, untuk menuju ke lokasi pembangunan GSB dan GSP

b. Denah lokasi pembuatan Patok GSB dan GSP, sebagai pedoman pada

saat melakukan survei lokasi patok

c. Kamera Digital, untuk memotret area sekitar

4. Prosedur Kerja

Prosedur yang dilakukan pada saat kegiatan survey berlangsung ialah:

a. Menuju ke lokasi pembuatan Patok GSB dan GSP menggunakan

kendaraan yang telah disiapkan.


27

b. Setelah sampai di lokasi pembuatan, konsultant akan memberikan

penjelasan-penjelasan singkat mengenai hal-hal tentang lokasi dan apa

saja yang harus dilakukan pada saat pembuatan patok didaerah tersebut.

c. Memotret area sekitar menggunakan kamera digital.

d. Menuju ke lokasi selanjutnya.

5. Hasil

Hasil yang didapatkan dari kasil Survei Patok GSB dan GSP adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.2. Hasil Survei Lokasi Patok GSB dan GSP


Hasil
No. Tanggal Kegiatan Jumlah Pekerja
Pengukuran
2 Orang Konsultant, 2
Survei Lokasi
1. 9 Maret 2015 4 Lokasi Orang Kontraktor dan 4
Patok
Orang Staff Office

6. Pembahasan

Hasil dari kegiatan survei lokasi pembangunan GSB dan GSP pada

tanggal 9 Maret 2014 berupa foto dari lokasi-lokasi yang akan dijadikan

sebagai tempat pembangunan patok GSB dan GSP. Kegiatan tersebut

menghasilkan sebanyak 4 lokasi pembangunan di Kecamatan Palaran,

Sanga-sanga dan Bentuas

Survei lokasi pembangunan dilakukan bersama dengan konsultan,

kontraktor dan beberapa staf dari Dinas Cipta Karya dan Tata Kota

Samarinda. Di lapangan konsultan menjelaskan tentang posisi lokasi

pembangunan GSB dan GSP serta prosedur-prosedur yang harus dilakukan

pada saat pembangunan. Sementara itu, staf Dinas Cipta Karya dan Tata

Kota Samarinda mendengarkan penjelasan konsultan untuk kemudian

melakukan koordinasi dengan kontraktor.Kontraktor harus melaksanakan


28

proses pembangunan sesuai dengan masukan dari konsultan, khususnya

pembangunan patok GSB dan GSP bangunan.

Rata-rata dari keadaan lokasi pembangunan patok merupakan lahan

kosong yang masih jarang terdapat bangunan-bangunannya. Hal ini

memang sengaja dilakukan karena fungsi dari garis GSB dan GSP itu

sendiri adalah sebagai patokan pembangunan. Sebab bila garis GSB dan

GSP telah dibangun dan ada yang melanggar atau membangun bangunan

melewati dari batas garis tersebut, Dinas Cipta Karya akan memberikan

sanksi. Sanksi bisa berupa peringatan untuk memundurkan bangunan

tersebut bahkan sampai dengan menggusur bangunan tersebut.

C. Overlay Data pada Peta RDTR Samarinda Ulu

1. Tujuan

Tujuan dari overlay data pada peta RDTR Samarinda Ulu adalah untuk

menggabungkan data-data ber-ekstensi .shp di dalam program ArcGIS yang

diperoleh dari konsultant agar menjadi sebuah peta RDTR Samarinda Ulu.

2. Dasar Teori

Menurut Anonim, 2014, RDTR adalah rencana secaraterperinci

tentang tata ruang kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kota.

Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan

pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk

setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci

tata ruang. Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona

sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi

pengembangan fungsi-fungsi lain.


29

Merujuk Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No.

20/PRT/M/ 2011 tentang Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan

Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota menegaskan bahwa RDTR disusun untuk

bagian dari wilayah kabupaten/kota yang merupakan kawasan perkotaan

dan/atau kawasan strategis kabupaten atau kawasan strategis kota (Bab II,

Pasal 3 Ayat 1).

Permen PU di atas secara jelas menyebutkan bahwa RDTR disusun

untuk kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota. Jadi,

berdasarkan Permen PU ini, RDTR tidak mencakup wilayah di luar kawasan

perkotaan. Hal ini berbeda dengan RDTR sebelum adanya Permen PU ini,

dimana wilayah perencanaan meliputi seluruh kawasan kecamatan, selain

kawasan perkotaan.

Filosofi dari Permen PU No. 20/PRT/2011 bahwa pemanfatan dan

konflik ruang yang kerap terjadi di antara stakeholder pembangunan adalah

ruang pada kawasan perkotaan. Selain itu, jenis penggunaan ruang di

perkotaan juga lebih banyak dan beragam. Sementara penggunaan ruang di

luar kawasan perkotaan tidak banyak jenis penggunaannya, sehingga

kurang memerlukan perencanaan secara detail. Sehingga, jika kawasan di

luar perkotaan juga dibuatkan RDTR-nya tentu akan mubazir, karena biaya

untuk penyusunan RDTR relatif besar sementara manfaatnya tidak terlalu

signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sebelum RDTR diPerdakan, perlu mendapatkan pandangan, saran,

masukan dan kritikan dari pemangku kepentingan pembangunan

perkotaan, yang terdiri dari masyarakat awam, Ketua RT dan RW, Kepala

Desa/Lurah, BPD, tokoh masyarakat, LSM, dan pihak swasta. Hal ini
30

dilakukan untuk memastikan pendapat dari seluruh lapisan masyarakat

diperhatikan dalam proses membuat keputusan yang berkaitan dengan

tanah dan pembangunan. Selain itu, juga bertujuan untuk mempastikan

pembangunan dan penggunaan tanah ditentukan oleh keperluan penduduk.

Bukan ditentukan semata-mata kehendak pasar (pemodal) atau sekadar

kepentingan pencitraan dari pemerintah kota. Tidak juga hanya sekedar

untuk menyenangkan keinginan dari masyarakat awam.

Perencanan kota pada dasarnya adalah perencanaan fisik berkaitan

dengan tanah, bangunan dan penggunaannya. Para ahli, seperti Keeble

(1969) mendefinisikan perencanaan kota adalah seni dan sains pengaturan

penggunaan tanah, susun atur bangunan dan jaringan komunikasi untuk

mewujudkan keselesaan, keindahan dan efisiensi.

3. Alat dan Bahan

a. Komputer/PC, sebagai media dalam proses pengolahan data .shp

b. Data .shp Peta RDTR Samarinda Ulu, merupakan data-data yang akan

digabungkan menjadi sebuah Peta RDTR Samarinda Ulu.

c. Software ArcGIS, merupakan program komputer yang digunakan untuk

mengolah data-data .shp menjadi peta.

4. Prosedur Kerja

Prosedur yang dilakukan pada saat OverlayData pada Peta RDTR

Samarinda Ulu ialah :

a. Membuka program ArcGIS pada komputer / PC,

b. Membuka (Open) Peta RDTR Samarinda Ulu yang akan digabungkan

datanya,
31

c. Pada saat peta dibuka, yang tampak pada lembar kerja ArcGIS hanya

berupa lembaran kosong. Hal ini karena program ArcGIS tidak membaca

tempat penyimpanan data-data yang ada di dalamnya karena data

tersebut telah disalin,

d. Untuk memasukkan ulang data-data .shp ke dalam program ArcGIS,

caranya yaitu dengan klik kotak kecil yang bertanda seru (!) yang ada

pada setiap layer kemudian mencari ulang tempat penyimpanan datanya,

e. Jika memasukkan data satu persatu maka akan membutuhkan waktu

yang cukup lama. Cara untuk mempermudah pemasukan data yaitu

dengan menggabungkan seluruh data berekstensi .shp ke dalam satu

folder,

f. Setelah semua data berada dalam satu folder, selanjutnya melakukan

cara yang sama seperti sebelumnya yaitu dengan mengklik kotak kecil

bertanda seru pada layer di dalam program ArcGIS,

g. Memasukkan salah satu datanya akan memanggil semua data-data

lainnya secara otomatis,

5. Hasil

Hasil yang diperoleh dari kegiatan overlay data .shp menggunakan

program ArcGIS yaitu seperti pada gambar berikut ini :


32

Gambar 1.PetaAdministrasi RDTR SamarindaUlu

6. Pembahasan

Hasil dari proses overlaydata yaitu berupa peta RDTR (Rencana Detail

Tata Ruang) Samarinda Ulu. Ada bermacam-macam peta RDTR yang harus

digabungkan data-datanya seperti Peta Administrasi, Peta Survei, Geologi,

Guna Lahan, Hidrogeologi, IUP, Jenis Tanah, Kemampuan Lahan,

Kemiringan, Kontur, Lokasi Banjir, Peta Pola Ruang, Peta Zonasi, Rencana

Pola Ruang di Kecamatan Samarinda Ulu, SBWP dan lain-lain.

Kendala yang dialami pada saat menggabungkan seluruh data-data

.shp ke dalam satu folder yaitu ada beberapa data shp yang duplikat

(double) sehingga tidak bisa digabungan menjadi satu karena apabila tetap

digabungkan maka ketika data dimasukkan ke dalam program ArcGIS maka

akan ada beberapa data yang eror akibat data yang seharusnya ada

terhapus karena duplikat.


33

Dalam kegiatan overlay data yang dilakukan selama satu hari data

yang berhasil digabungkan sebanyak 55 peta RDTR Kecamatan Samarinda

Ulu.

D. Pembuatan Peta Sebaran Bangunan Pemerintah di Samarinda

1. Tujuan

Tujuan dari pembuatan peta sebaran bangunan pemerintah yaitu untuk

mengetahui dimana letak-letak bangunan pemerintah agar mempermudah

pencarian baik untuk masyarakat atau pihak Dinas sendiri.

2. Dasar Teori

Menurut Prihandito (1988) dalam Purnomo (2012),peta merupakan

gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang

datar melalui sistem proyeksi tertentu.

Georerencing adalah proses penempatan objek berupa raster atau

image yang belum mempunyai acuan system koordinat ke dalam system

koordinat dan proyeksi tertentu.(Chandra, 2012)

Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data

analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah,

sawah dan lain-lain yang sebelumnya dalam format raster Pada sebuah citra

satelit resolusi tinggi dapat diubah kedalam format digital dengan proses

digitasi. Digitasi merupakan usaha untuk menggambarkan kondisi bumi

kedalam sebuah bidang datar dalam computer. Atau dapat disebut sebagai

pengubahan data peta hardcopy menjadi softcopy.(Anonim, 2012)

Menurut Anonim, 2012, Secara harfiah arti klasifikasi adalah

penggolongan atau pengelompokkan. Ada beberapa pengertian mengenai

klasifikasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia klasifikasi adalah


34

penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau

standar yang ditetapkan. Klasifikasi citra digital merupakan proses

pengelompokan piksel ke dalam kelas-kelas tertentu. Hal ini sesuai dengan

asumsi yang digunakan dalam klasifikasi multispektral ialah bahwa setiap

objek dapat dibedakan dari yang lainnya berdasarkan nilai spektralnya (Projo

Danoedoro,1996). Pada umumnya Klasifikasi citra digital yang digunakan

adalah klasifikasi terselia (supervised). Tujuan dari proses klasifikasi citra

adalah untuk mendapatkan gambar atau peta tematik. Gambar tematik

adalah suatu gambar yang terdiri dari bagian-bagian yang menyatakan suatu

objek atau tema tertentu.

Menurut Triyadi, 2013, Pembuatan layout peta merupakan pekerjaan

terakhir setelah input data, editing data, analisis data, penambahan label,

dan pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout

dapat membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai

output dari proses atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data

tersebut akan ditampilkan.

Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah

secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta

adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang

merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta

tidak akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa.

Pentingnya layout ini pada sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain layout

yang baik. Melalui praktikum ini praktikan diharapkan akan mempunyai


35

pengetahuan mengenai layout dan dapat mengaplikasikannya untuk

keperluan lain.

3. Alat dan Bahan

a. GPS Map 78s GARMIN, digunakan untuk mencari koordinat dari lahan

bangunan pemerintah.

b. Komputer / PC, digunakan untuk pembuatan surat permohonan izin

terhadap pengelola bangunan pemerintah serta untuk melakukan proses

pengolahan data.

c. Kendaraan, digunakan untuk membantu pekerjaan survei.

d. Tally Sheet, digunakan untuk mencatat segala informasi yang dibutuhkan

pada saat kegiatan survei berlangsung.

e. Software MapSource, merupakan program komputer yang digunakan

untuk mengunduh data dari GPS.

f. Software ArcGIS 10.2.2, merupakan program komputer yang digunakan

untuk mengolah data hasil survei lapangan hingga menjadi sebuah peta.

g. Kabel Data, digunakan untuk menghubungkan GPS dengan

komputer/PC.

4. Prosedur Kerja

Ada beberapa tahapan proses pembuatan Peta Sebaran Bangunan

Pemerintah yaitu :

a. Membuat daftar seluruh bangunan pemerintah yang ada di Kota

Samarinda mulai dari SDN, SMPN, SMAN/MAN/SMKN, Kantor

Kecamatan, Kantor Kelurahan dengan cara :

1) Membuka program Microsoft Excel


36

2) Memberi judul terhadap kolom-kolom yang akan dibuat (Nomor,

Nama Bangunan, Kelurahan, Kecamatan, RKB, dan Status

Bangunan)

3) Mengisi masing-masing kolom sesuai dengan data yang ada kecuali

kolom RKB dan Status Bangunan.

4) Memisahkan nama bangunan sesuai dengan kecamatannya masing-

masing agar mempermudah pekerjaan survei lapangan.

5) Setelah semua data diinput, selanjutnya proses print out

menggunakan printer multifungsi.

6) Data yang telah berbentuk hardcopy kemudian diberikan kepada

pekerja survei agar mulai melakukan pengukuran.

b. Setelah proses penginputan data selesai, selanjutnya yaitu pembuatan

surat permohonan izin yang ditujukan kepada pengelola bangunan

pemerintah seperti Kepala Sekolah, Camat dan Lurah.

c. Jika kedua hal tersebut telah selesai, langkah berikutnya yaitu memulai

pekerjaan survei lapangan. Adapun cara-cara yang harus dilakukan pada

saat survei lapangan yaitu :

1) Menuju lokasi bangunan pemerintah menggunakan kendaraan yang

disediakan.

2) Memberikan Surat Permohonan Izin kepada Kepala Sekolah, Lurah,

Camat atau yang mewakili.

3) Menanyakan informasi tentang jumlah RKB (Ruang Kegiatan Belajar)

dan Status Bangunan terhadap pihak yang bersangkutan

4) Memulai proses pengambilan titik koordinat bangunan minimal 3 titik

koordinat sesuai dengan bentuk bangunan dengan cara:


37

a) Menyalakan GPS Map 78s GARMIN

b) Menekan dan menahan sebentar tombol enter hingga terdapat

perintah memasukkan nama bangunan.

c) Memasukkan nama bangunan pemerintah sesuai dengan

lokasinya.

d) Kemudian koordinat disimpan dan beralih ke titik selanjutnya

menggunakan cara yang sama.

d. Jika kegiatan survei lapangan telah selesai dilakukan selanjutnya yaitu

memulai proses pengolahan data survei tersebut.

e. Langkah awal sebelum memulai proses pengolahan data yaitu

mengunduh data survei terlebih dahulu, caranya :

1) Membuka program MapSource pada komputer/PC

2) Menyambungkan alat GPS Map 78s dengan komputer/PC

menggunakan kabel data, lalu menyalakan GPS.

3) Karena GPS Map 78s tidak bisa terbaca secara otomatis pada

Software MapSource, maka cara mengunduh datanya menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Meng-klik menu file, kemudian memilih Open

b) Selanjutnya mencari direktori penyimpanan pada GPS. Biasanya

file penyimpanan berbentuk GPX.

c) File GPX berupa gabungan data koordinat yang dibedakan sesuai

tanggal pengambilan datanya.

d) File dibuka satu-persatu sesuai tanggal pengambilan data

kemudian disimpan dalam bentuk file txt, mps dan dxf.


38

f. Setelah melakukan proses download data secara keseluruhan dan

menyimpannya dalam satu folder, langkah selanjutnya yaitu memasukkan

data-data tersebut kedalam program ArcGIS 10.2.2. Caranya adalah

sebagai berikut:

1) Membuka program ArcGIS 10.2.2

2) Setelah lembar kerja baru terbuka, meng-klik tombol untuk proses

add data.

3) Setelah semua data dimasukkan, masukkan citra Kota Samarinda

yang telah ter-georeference untuk mengecek apakah terdapat titik

yang melenceng dari peta atau tidak.

4) Jika terdapat titik yang melenceng, maka harus melakukan

pengecekan kembali terhadap data koordinat lapangan. Tetapi jika

tidak maka proses pengolahan data dapat dilanjutkan ke tahap

berikutnya.

g. Setelah proses memasukkan data selesai, selanjutnya adalah proses

dijitasi peta. Cara dijitasi peta adalah sebagai berikut:

1) Klik menu editor, kemudian pilih Start Editing

2) Selanjutnya mengklik icon “Create Features”untuk membuat jenis

editor.

3) Pada window Create Features memilih data yang akan dilakukan

digitasi, misalnya SDN kemudian selanjutnya memilih tipe editornya

yaitu Polygon.

4) Setelah itu anak panah diarahkan ke titik koordinat yang ingin

dilakukan dijitasi.
39

5) Klik di keempat sisinya secara berurutan dan pada titik terakhir klik

sebanyak 2x yang artinya poligon berhenti di titik tersebut.

6) Cara yang sama dilakukan untuk dijitasi SMP, SMA, Kantor

Kecamatan dan Kantor Kelurahan.

7) Setelah semuanya selesai di digitasi, selanjutnya klik menu editor

kemudian Stop Editing dan memilih Save pada question yang muncul.

h. Jika proses dijitasi telah selesai, langkah selanjutnya yaitu klasifikasi, hal

ini bertujuan untuk membedakan antara kecamatan yang satu dengan

kecamatan yang lainnya. Cara yang dilakukan untuk proses klasifikasi

adalah:

1) Mengklik icon “Arc Catalog”

2) Mencari tempat penyimpanan untuk hasil dari proses klasifikasi.

3) Jika sudah, klik kanan didalam folder tersebut, kemudian memilih New

lalu Shapefile…

Gambar 2. Cara MembuatShapefile

4) Setelah itu ubah nama menjadi nama salah satu kecamatan, misalnya

“Kecamatan_SMD-Ulu”, lalu ubah Feature Type menjadi Polygon.


40

Kemudian ubah sistem koordinatnya menjadi sistem UTM-WGS84

zona 50s yang merupakan zona daerah Samarinda.

5) Setelah selesai mengubah ketiga hal tersebut, selanjutnya yaitu

meng-klik OK

6) Selanjutnya melakukan cara yang sama seperti pada saat digitasi,

mulai dari Start Editing dan membuat Features hingga terbentuk

poligon pada batas kecamatan yang didigitasi.

7) Setelah itu Stop Editing dan Save Editing.

i. Jika proses digitasi dan klasifikasi sudah selesai, langkah selanjutnya

yaitu proses “Toponimi” atau yang biasa disebut dengan proses

penamaan pada peta. Langkah-langkah proses toponimi adalah sebagai

berikut:

1) Membuka Open Attribute Layer pada bangunan pemerintah,

kemudian buat kolom baru yaitu “Keterangan” dan isi kolom tersebut

sesuai dengan data tentang bangunan yang telah ada.

2) Karena layer bangunan pemerintah memiliki 4 koordinat pada setiap

bangunannya, maka proses joining harus dilakukan satu-persatu

dengan mencocokkan data pada layer bangunan pemerintah dengan

data pada layer SDN, SMPN, SMAN, Kantor Kecamatan dan Kantor

Kelurahan.

3) Jika nama tidak muncul pada peta, aktifkan Label Features dengan

cara klik kanan pada layer yang diinginkan kemudian pilih Label

Features.
41

4) Apabila sudah diaktifkan tetapi hasil yang tertera pada Peta yaitu 0,

maka ubah Label Field-nya dengan cara klik kana pada layer yang

diinginkan, klik properties.

5) Pilih Label kemudian ubah Label Field menjadi “Keterangan” lalu klik

OK. Maka hasilnya akan tampak seperti berikut:

Gambar 3.HasilPekerjaanToponimi

j. Jika sudah, selanjutnya adalah tahap akhir pengolahan data yaitu proses

pembuatan Layout Peta. Cara membuat Layout Peta adalah sebagai

berikut:

1) Klik Menu Insert, pilih Neatline dan buatlah mengelilingi peta sebagai

batas dari peta tersebut.

2) Kemudian Klik Menu Insert lagi, pilih Title untuk memasukkan Judul

Peta.

3) Stelah itu, klik pada menu Insert dan pilih North Arrow dan selanjutnya

pilih Legend, Scale Bar, Scale Text dan Object. Tetapi sebelumnya

jangan lupa untuk mengatur skala peta terlebih dahulu.


42

4) Setelah semuanya dimasukkan kedalam peta, maka hanya perlu

ditata rapi sehingga pembaca peta mudah dalam membaca maupun

memahami isi dari peta tersebut.

5) Selanjutnya yaitu membuat garis Grid untuk memberitahukan kepada

pembaca tentang koordinat letak dari bangunan-bangunan tersebut.

Caranya yaitu klik kanan pada Peta kmudian pilih Properties.

6) Pada window Properties pilih Grids lalu klik New Grids.

7) Pilih tipe grid, karena yang dipakai pada peta adalah sistem koordinat

UTM maka pilih Measured Grid.

8) Setelah itu klik Next sampai dengan Finish dan Grids akan terbentuk

secara otomatis.

k. Jika proses layout telah selesai, maka pengolahan data juga selesai dan

peta siap untuk di print out.

5. Hasil

Hasil yang didapatkan dari proses pengolahan data tampak seperti

gambar berikut:

Gambar 4.PetaSebaranBangunanPemerintah Kota


43

6. Pembahasan

Sebelum melakukan pekerjaan survei lapangan, penginputan data

bangunan pemerintah sangat diperlukan terlebih dahulu agar mempermudah

pekerjaan survei. Yang menjadi kendala pada saat melakukan survei

lapangan adalah terbatasnya waktu kerja pada sekolah-sekolah, Kantor

Camat dan Kantor Lurah sehingga harus datang ke tempat yang sama

sampai berulang-ulang untuk mendapatkan informasi serta izin yang

diperlukan.

Disamping itu pihak sekolah, kelurahan maupun kecamatan juga tidak

semuanya mengetahui tentang informasi yang diperlukan oleh Dinas Cipta

Karya sehingga harus menunggu Kepala Sekolah/Lurah/Camat yang

bersangkutan dan orang-orang tersebut sangat sulit untuk ditemui karena

memiliki banyak kegiatan diluar sehingga pekerja survei harus kembali lagi

untuk bertemu hingga mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Hasil yang diperoleh pada saat pengambilan data lapangan brupa titik-

titik koordinat lapangan dimana terdapat 199 titik koordinat untuk Kecamatan

Samarinda Ulu, 60 titik di Kecamatan Samarinda Ilir, 68 titik di Kecamatan

Samarinda Seberang, 144 titik di Kecamatan Palaran, 152 titik di Kecamatan

Sungai Kunjang, 137 titik di Kecamatan Samarinda Utara, 60 titik di

Kecamatan Samarinda Kota, 81 titik di Kecamatan Loajanan Ilir, 84 titik di

Kecamatan Sungai Pinang dan 100 titik koordinat di Kecamatan Sambutan.

Untuk proses pengambilan data lapangan tim survei dibagi menjadi 5

kelompok dimana masing-masing kelompok beranggotakan 2-4 orang.

Kegiatan pengolahan data lapangan memerlukan waktu selama ± 2

minggu waktu kerja. Penyebab lamanya proses pengolahan data adalah


44

proses download data yang dilakukan tidak cukup dalam waktu 1 atau 2 hari

dikarenakan para pekerja lapangan terlambat memberikan data pada batas

waktu yang ditentukan sehingga menghambat proses pengolahan data.

Pada saat pengolahan data tentu terdapat beberapa kendala

diantaranya yaitu beberapa titik koordinat melenceng dari tempat yang

seharusnya. Hal ini dikarenakan tidak semua data lapangan dimasukkan

melalui proses download data, melainkan beberapa dimasukkan secara

manual kedalam program Microsoft Excel sehingga ada beberapa kesalahan

dalam penulisan koordinat lapangan. Ini terjadi karena tidak semua pekerja

menguasai cara men-download data, jadi cara yang diambil yaitu

memasukkan data secara menual. Karena data melenceng, jadi harus

dilakukan pengecekan ulang terhadap data-data lapangan dan

mengubahnya sehingga titik kembali pada posisi yang seharusnya.

Kemudian kendala yang berikutnya yaitu batas kecamatan daerah

Sungai Pinang pada peta administrasi yang di-download berbeda dengan

batas kecamatan daerah Sungai Pinang pada peta administrasi yang biasa

digunakan di Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda. Hal ini terjadi

kemungkinan karena danya faktor waktu pada saat download. Dinas Cipta

Karya dan Tata Kota Samarinda mengatakan bahwa peta administrasi

tersebut adalah yang paling baru sehingga peta yang dipakai untuk proses

pengolahan data adalah peta yang diberikan oleh Kantor Dinas Cipta Karya

dan Tata Kota Samarinda.

Proses pengolahan data yang memerlukan waktu paling lama yaitu

proses toponimi. Pada proses toponimi, penamaan tidak hanya dilakukan

pada bangunan pemerintah tetapi juga penamaan terhadap jalan agar tidak
45

menjadi peta buta. Hal ini sangat berpengaruh dalam proses pembuatan

peta karena menentukan apakah peta tersebut layak untuk menjadi

konsumsi masyarakat atau hanya menjadi peta buta yang tidak ada seorang-

pun mengerti cara membacanya kecuali ahli peta.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Praktik Kerja Lapang

(PKL) di Kantor Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda adalah sebagai

berikut :

1. Pekerjaan yang paling sering dilakukan adalah pekerjaan di bidang survei

dan masalah perizinan. Mulai dari perizinan mendirikan reklame hingga

perizinan mendirikan bangunan (IMB).

2. Tata cara pengambilan data koordinat lapangan di Kantor Dinas Cipta Karya

dan Tata Kota Samarinda masih menggunakan cara manual yaitu dengan

cara ditulis kemudian dimasukkan ke dalam program Microsoft Excel. Tetapi

untuk kemajuan alat survei dan Software yang dimiliki oleh Dinas Cipta Karya

dan Tata Kota Samarinda sudah lebih maju dan terbaru.

3. Mahasiswa lebih mengetahui tentang perizinan reklame mulai dari prosedur

pembuatan surat perizinan hingga pembuatan saran teknis reklame.

4. Salah satu bidang pekerjaan di Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda

adalah pembuatan Garis Sempadan Bangunan dan Garis Sempadan Pagar

yang bertujuan sebagai patokan pembangunan.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari kegiatan PKL di Dinas Cipta Karya dan

Tata Kota Samarinda yaitu :

1. Untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia sebaiknya Dinas Cipta

Karya dan Tata Kota Samarinda mengadakan pelatihan-pelatihan dan

pengenalan tentang berbagai macam Software pengolahan data agar dapat

membantu mempermudah pekerjaan.


47

2. Meningkatkan sarana dan prasarana di Dinas dikarenakan semakin

banyaknya masyarakat dari perusahaan yang mengurus perizinan sehingga

banyak terjadi penumoukan berkas, oleh karena itu diperlukan penambahan

ruangan sehingga pengarsipan berkas menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda. http://dcktk-
smd.org/

Anonim. 2012. Pengertian Digitasi.


https://gisindonesiablog.wordpress.com/2012/10/25/digitasi/

Anonim. 2012. Peraturan Walikota Samarinda Nomor 26 Tahun 2012.


http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:FXaA2QensX0J
:satpolpp.samarindakota.go.id/upload/file/perwali-26-
2012.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk

Anonim. 2013. Bidang Prasarana Perkotaan. http://dcktk-


smd.org/?page_id=1260

Anonim. 2013. Tugas Pokok. http://dcktk-smd.org/?page_id=1168

Anonim. 2013. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas.


http://ciptakota.samarindakota.go.id/content/tugas-pokok-dan-fungsi-dinas

Anonim. 2014. GSB-Garis Sempadan Bangunan.


http://www.arsindo.com/artikel/gsb-garis-sempadan-bangunan/

Anonim, 2014. Rencana Detail Tata Ruang.


http://www.haluanriaupress.com/index.php?option=com_content&view=ar
ticle&id=7974:rencana-detail-tata-ruang-kota-&catid=35:halaman-
04&Itemid=60

Astina, Fitria. 2014. Peran Dinas Cipta Karya Dan Tata Kota Dalam Menata
Jalur Hijau Di Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:NupxX7POwqIJ
:ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2014/03/Jurnal%2520Fitria%2520%2803-04-14-07-31-
22%29.pdf+&cd=4&hl=en&ct=clnk

Chandra. 2012. Georeferencing Citra/Map Digital Pada ArcMap.


http://chandrafz13.blogspot.com/2012/11/georeferencing-citramap-digital-
pada.html

Sjahputra, Rulianto. 2012. Garis Sempadan Bangunan (GSB), KDB, KLB Dan
Ketinggian Bangunan (TB).
http://kecamatanneglasari.blogspot.com/2012/11/garis-sepadan-
bangunan-gsb-kdb-klb-dan.html

Taufik. 2013. Pengertian Kota Menurut Para Ahli.


https://taufikzk.wordpress.com/2013/11/28/pengertian-kota-menurut-para-
ahli/
Triyadi. 2013. Layout Peta dengan SIG.
http://triyadirikky06.blogspot.com/2013/01/layout-peta-dengan-sig.html

Purnomo, Joko. 2012. Pengertian Peta Menurut Ahli.


http://geogeoan.blogspot.com/2012/10/pengertian-peta-menurut-ahli.html
Lampiran 1. Struktur Organisasi

KEPALA DINAS

H. ISMANSYAH, SE, M.Si


KELOMPOK JAFUNG NIP. 19600929 198902 1 001 SEKRETARIS

HERWAN RIFA’I, S.Sos, M.Si


NIP. 19660204 198609 1 001

SUB. BAGIAN UMUM SUB. BAGIAN KEUANGAN SUB. BAGIAN PERENCANAAN PROGRAM

Hj. MUSTIKA RETNO ANDRITA, SE INDRA WIJAYANTO, SE, M.P.Si NENENG CHAMELIA SHANTI, ST. M.Si
NIP. 19700328 198912 2 002 NIP. 19791111 200312 1 005 NIP. 19751105 200112 2 003

BIDANG PRASARANA PERKOTAAN BIDANG BANGUNAN GEDUNG BIDANG PERUMAHAN PEMUKIMAN BIDANG PENATAAN KOTA

H. MAHYUDIN, ST, MT Hj. SUSY SUKMAWATI, ST, MT DENNY ALFIAN NOORSHANDY, ST DIAN RUHENDRA, ST, MM
NIP. 19601226 198903 1 005 NIP. 1969 1119 199605 2 001 NIP. 19740713 199903 1 001 NIP. 19750526 199903 1 004

SEKSI BINA TEKNIK PRASARANA SEKSI BINA TEKNIK BANGUNAN SEKSI BINA TEKNIK PERUMAHAN SEKSI TATA RUANG
PERKOTAAN GEDUNG PEMUKIMAN
SAID ADI TAQWAN, ST
AGUS SUPRIYANTO, ST, MT H. ZUL HERMANA, ST
SUNAR, ST, M.Si NIP. 19720402 200312 1 007
NIP. 19670824 199902 1 003 NIP. 19751222 200112 1 003
NIP. 19650 215 199103 1 012

SEKSI PEMBANGUNAN BANGUNAN SEKSI PRASARANA PERUMAHAN SEKSI TATA BANGUNAN


SEKSI REVITALISASI PERKOTAAN
GEDUNG PEMUKIMAN
SYAIFULLAH NURWIJAYA YUDA, ST, MM ENDRO TOMO, ST, MT M. FARID, BE
DARMADI, ST
NIP. 19720414 200012 1 003 NIP. 19680410 199203 1 016 NIP. 19660428 199001 1 001
NIP. 19720705 199903 1 009

SEKSI FASILITAS UTILITAS KOTA SEKSI REHAB & PEMELIHARAAN


SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI PENGENDALIAN BANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG
PERUMAHAN PEMUKIMAN
EDDY DJUNAIDI, ST, M.Si
NOVIAR AZWARI, ST SURYO PRIYO RAHARJO, ST, MM M. CECEP HERLY, ST, MM
NIP. 19691018 200212 1 003
NIP. 19740328 200112 1 005 NIP. 19730915 199903 1 007 NIP. 19730927 200212 1 001

UPTD PENGEMBANGAN JASA UPTD TINDAK DARURAT UPTD DATA BASE UPTD OPERASIONAL PENGAWAS
KONSTRUKSI BANGUNAN
M. FIRMAN Hj. EMILIA SUKMA DEWI, ST
MUHAMMAD IMAN, ST, MT JUSMARAMDHANA ALUS, SH
NIP. 19590404 198503 1 017 NIP. 19740216 199603 2 002
NIP. 19760214 200112 1 005 NIP. 19711030 199403 1 002

SUB BAGIAN TATA USAHA SUB BAGIAN TATA USAHA


SUB BAGIAN TATA USAHA UPTD SUB BAGIAN TATA USAHA UPTD DATA BASE UPTD OPERASIONAL PENGAWAS
PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI UPTD TINDAK DARURAT
BANGUNAN
Hj. MU’MINAH H.A RASYID MULYADI, SE Hj. ARBAYAH H. RUSTAM EFFENDI
NIP. 19620804 198811 2 002 NIP. 19671231 199401 1 009 NIP. 19641207 198611 2 003 NIP. 19590103 198902 1 001

Samarinda, 31 Desember 2014


KepalaDinas
Gambar 1. Bagan Struktur Oraganisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda
H. Ismansyah, SE, M.Si
Pembina UtamaMuda / IV.c
NIP. 19600929 198902 1 001

Anda mungkin juga menyukai