DI
PT PEMBANGKITAN JAWA – BALI
UNIT PEMBANGKITAN GRESIK
23 November 2020 – 23 Mei 2021
Disusun Oleh:
Luthfan Guntur Shabrian
17/413685/TK/46125
i
FORMULIR PENILAIAN MAHASISWA KERJA PRAKTIK
Mentor
Co-Mentor
Spv. Umum & CSR
Ass. Officer Humas & CSR
Moch. Saleh
Dewi Luqmania
NID 7092184JA
NID 9517222ZJY
ii
LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN KERJA PRAKTIK
Dr. Eng. Ir. Titis Wijayanto, S.T., Ir. Wangi Pandan Sari, S.T., M.Sc., Ph.D
M.Des, IPM., ASEAN Eng. NIP. 111199002202008201
NIP. 198207092015041001
iii
DAFTAR ISI
iv
3.2.2 B/C Ratio ......................................................................... 20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 22
4.1 Kesimpulan ................................................................................ 22
4.2 Saran .......................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 23
LAMPIRAN ..................................................................................................... 24
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
EXECUTIVE SUMMARY
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Latar Belakang
Pulau Bawean merupakan pulau terpencil yang terletak sekitar 120
kilometer sebelah utara Pulau Jawa. Pulau ini secara administratif masuk ke dalam
wilayah Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Untuk mencapai Pulau Bawean,
dapat dilakukan perjalanan menggunakan kapal cepat selama 3 jam atau kapal feri
selama 9 jam dari Pelabuhan Gresik. Selain itu, Pulau Bawean juga dapat diakses
menggunakan pesawat berkapasitas kecil dari Bandara Juanda Surabaya selama 1
jam penerbangan. Lantaran lokasinya yang jauh dan aksesnya yang terbatas,
menyebabkan masyarakat Pulau Bawean mengandalkan sebagian besar pasokan
dari luar pulau untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, termasuk dalam
ketersediaan bahan bakar. Padahal untuk mencapai Pulau Bawean dengan
menggunakan kapal atau pesawat, sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi cuaca
di Laut Utara Jawa. Dengan jumlah penduduk sekitar 110.000 jiwa, produksi
sampah di Pulau Bawean dapat mencapai sekitar total 55 ton sampah per hari atau
sekitar 0,5 kg sampah per orang per hari. Dari jumlah sebesar itu, hanya sekitar 40
– 50% sampah yang dapat ditampung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
sisanya hanya akan berakhir di lahan kosong atau dibakar yang akan mencemari
lingkungan.
Disisi lain, menurut Pasal 74 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas disebutkan bahwa “Perseroan terbatas yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”. Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan atau yang biasa juga disebut dengan Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan untuk bertindak
secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas
hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, serta komunitas luas.
Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, perusahaan,
dan komunitas masyarakat setempat yang bersifat aktif dan dinamis (Marnelly,
2012).
Maka dari itu PT Pembangkitan Jawa – Bali ( PT PJB) memiliki kewajiban
untuk menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan lantaran PT PJB lini
2
bisnisnya berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam berupa minyak, gas
alam, maupun batu bara untuk digunakan sebagai bahan bakar produksi listrik. PT
PJB Unit Pembangkitan Gresik (UP Gresik) telah menjalankan program CSR
dengan menargetkan Pulau Bawean guna mengatasi permasalahan yang ada
sekaligus menjalankan kewajiban perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan
sekitar. Hal ini mengingat Pulau Bawean masih berada dalam satu wilayah
kabupaten yang sama dengan PT PJB UP Gresik yang merupakan cakupan ring III
untuk pelaksanaan program CSR berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT PJB No.
065.K/010/DIR/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan di PT Pembangkitan Jawa – Bali.
Salah satu program CSR PT PJB UP Gresik di Pulau Bawean yang telah
dijalankan adalah program yang bertajuk waste to energy dengan memanfaatkan
sampah organik untuk diubah menjadi briket atau pelet yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar pengganti arang. Akan tetapi sampah anorganik seperti plastik
masih belum dapat diolah dan dimanfaatkan, padahal sampah jenis ini mencakup
sekitar 31% dari total sampah yang dihasilkan di Pulau Bawean. Hal tersebut
menjadi dasar penelitian ini dilakukan guna mencari solusi yang dapat diterapkan
dan bermanfaat bagi perusahaan, masyarakat, maupun lingkungan untuk mengatasi
permasalahan pengolahan sampah plastik.
3
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang alat untuk mengelola sampah plastik.
2. Mengevaluasi kelayakan rancangan alat pengelola sampah plastik.
4
BAB II
METODE PENYELESAIAN MASALAH
5
3. Biological recycling
Terdapat beberapa jenis plastik yang tersusun dari
biodegradable polymer sehingga dapat diurai secara alami menjadi
bahan organik dalam rentang waktu tertentu. Kebanyakan plastik
jenis ini digunakan sebagai kemasan pada indsutri makanan.
Membutuhkan cara penguraian yang sesuai, menjadi penghasil gas
metana, dan kurangnya pemahaman terkait penangannya membuat
plastik jenis ini masih belum bisa menggantikan peran plastik
sintetik.
4. Thermal recycling/incineration
Energi yang dihasilkan dari proses insenerasi sampah plastik
dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil dan
mengurangi beban karbondioksida kepada lingkungan. Berdasarkan
Tabel 2.1, dapat dilihat bahwa nilai kalor dari polyethylene
besarannya mirip dengan bahan bakar yang umum digunakan di
proses manufaktur, seperti bensin dan minyak.
Tabel 2.1 Nilai Kalor Bahan Bakar Cair
Bahan Bakar Nilai Kalor (MJ/kg)
Metana 53
Bensin 46
Minyak 43
Batu bara 30
Polyethylene 43
Campuran plastik 30-40
Limbah padat perkotaan 10
5. Chemical recycling
Chemical recycling atau tertiary recycling bertujuan untuk
mengubah sampah polimer menjadi bentuk monomer penyusunnya
atau senyawa berharga lainnya. Tiga pendekatan utama dari jenis
metode pengelolaan sampah ini adalah depolymerisation, partial
6
oxidation, dan cracking. Hasil dari proses ini bermanfaat untuk
proses industri hilir ataupun bahan bakar moda transportasi.
7
2.2 Metode
2.2.1 Alat penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah software Autodesk
Inventor untuk menggambar dan merancang alat pengelolaan sampah.
2.2.3 Tahapan
Tahapan yang dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur.
Studi literatur dilakukan untuk mempelajari penelitian
terdahulu dengan tema dan pendekatan yang serupa. Penelitian-
penelitan yang telah ada digunakan sebagai dasar perancangan
alat pengelolaan sampah.
2. Pengumpulan data sampah di Pulau Bawean.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data terkait
volume sampah di Pulau Bawean untuk mengetahui gambaran
dan sebaran jenis sampah yang ada.
3. Perancangan alat pengolahan sampah plastik.
Berdasarkan data sampah yang telah dikumpulkan, maka
selanjutnya akan dijadikan dasar pemilihan dan perancangan alat
pengelolaan sampah yang dibutuhkan. Pada tahap ini, rancangan
alat pengelolaan sampah diajukan beserta dengan panduan
penggunaannya.
4. Studi kelayakan.
Studi kelayakan akan dilakukan untuk mengevaluasi
kelayakan alat dari segi ekonomi. Akan digunakan instrument
B/C ratio dan net present value.
8
5. Penyampaian hasil kepada stakeholder terkait.
Rancangan alat dan hasil analisisnya akan disampaikan
kepada stakeholder terkait. Saran dan masukan akan digunakan
sebagai dasar pengembangan alat kedepannya.
9
BAB III
SOLUSI DAN EVALUASI
3.1 Solusi
3.1.1 Data Sampah Desa Daun
Desa Daun merupakan salah satu desa yang terletak di Pulau
Bawean, Kabupaten Gresik. Desa Daun merupakan desa binaan dari
program CSR PT PJB UP Gresik setidaknya sejak tahun 2018. Oleh karena
itu, Desa Daun dipilih sebagai lokasi pilot project pembuatan alat distilasi
sampah plastik kali ini.
10
Tabel 3.2 Komposisi Jenis Sampah Tiap Lokasi
11
Tabel 3.2 Komposisi Jenis Sampah Tiap Lokasi (lanjutan)
Densitas Komposisi (Kg)
Berat Volume Densitas Sisa
Daun Kertas Plastik Logam Kaca Karet Residu
(Kg) (m3) (Kg/m3) makanan
1 1,68 0,031 54,907 0,00 1,45 0,00 0,23 0,00 0,00 0,00 0,00
2 1,46 0,029 50,103 0,00 0,90 0,43 0,04 0,00 0,00 0,00 0,10
3 1,03 0,026 39,274 0,17 0,23 0,39 0,15 0,00 0,00 0,00 0,09
Kantor
4 0,46 0,023 19,732 0,15 0,00 0,15 0,15 0,00 0,00 0,00 0,01
desa
5 1,72 0,031 56,215 0,00 0,61 0,45 0,66 0,00 0,00 0,00 0,00
Daun
6 0,43 0,021 20,354 0,00 0,00 0,43 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
7 1,08 0,022 49,417 0,10 0,24 0,25 0,44 0,00 0,00 0,00 0,05
8 1,65 0,032 51,476 0,00 0,73 0,31 0,52 0,00 0,00 0,00 0,09
1 0,68 0,034 20,292 0,00 0,00 0,00 0,58 0,02 0,00 0,00 0,08
2 1,13 0,030 37,832 0,49 0,00 0,27 0,35 0,02 0,00 0,00 0,01
Mangrov 3 1,265 0,033 38,588 0,00 0,00 0,07 1,11 0,00 0,00 0,00 0,08
e Hijau 4 1,1 0,028 39,736 0,00 0,19 0,90 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00
Daun 5 1,3 0,028 46,960 0,10 0,10 0,00 1,10 0,00 0,00 0,00 0,00
(Wisata) 6 1,06 0,025 42,795 0,00 0,00 0,20 0,85 0,00 0,00 0,00 0,01
7 1,09 0,023 48,265 0,21 0,10 0,00 0,75 0,00 0,00 0,00 0,03
8 1,245 0,025 50,264 0,00 0,15 0,11 0,96 0,00 0,00 0,00 0,03
12
Selanjutnya, Tabel 3.3 menjukkan bahwa sampah jenis plastik
merupakan sampah anorganik yang paling banyak ditemukan, melebihi
logam, kaca, karet, dan residu lainnya. Dari hasil suvei lapangan yang telah
dilakukan oleh tim CSR dari PT PJB UP Gresik, diketahui bahwa hanya 40-
50% total sampah yang ada di Pulau Bawean yang akan ditampung di
tempat pembuangan akhir. Sisa sampah lainnya akan hanya akan dibakar
atau dibuang ke lahan kosong oleh warga setempat sehingga dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan.
Untuk mengatasi masalah sampah tersebut, PT PJB UP Gresik sudah
menginisiasi program CSR dengan tajuk Waste to Energy sejak akhir tahun
2018. Pada fase pertama, PT PJB UP Gresik mengusung pemanfaatan
sampah menjadi briket. Dalam sampah tersebut, sampah organik akan
diolah dengan proses fermentasi dan hasilnya akan digunakan sebagai
bahan baku pembuatan pelet atau briket energi.
13
Gambar 3.1 Gambar Rancangan Alat Distilasi
Gambar 3.1 merupakan gambar rancangan rangkain alat distilasi. Alat
distilasi dirancang sesederhana mungkin agar dapat direplikasi dalam skala
rumah tangga. Berikut merupakan penjelasan bagian dari alat distilasi beserta
dengan fungsinya:
1. Reaktor
Reaktor berfungsi sebagai tempat pemanasan plastik dari wujud
padat hingga berubah menjadi gas. Reaktor dilengkapi dengan pintu
yang dapat ditutup rapat untuk memastikan jumlah oksigen yang masuk
dalam proses pemanasan plastik tetap terbatas. Bagian atas reaktor
dirancang dengan bentuk kerucut guna memudahkan uap hasil
pemanasan plastik untuk mengalir ke tahap berikutnya.
2. Tungku reaktor
Tungku reaktor merupakan tempat peletakkan tungku kompor gas.
Sisi kanan, kiri, dan belakang dari tungku reaktor dirancang tertutup
dengan tujuan memastikan panas selama proses pembakaran dapat
konsisten dan merata.
3. Kondensor
Kondensor merupakan rangakain drum berisi air pendingin yang
didalamnya terdapat pipa spiral yang dilalui oleh uap hasil pemanasan
14
plastik. Kondensor berguna untuk menurunkan suhu dari uap hasil
pemanasan plastik hingga dapat berubah wujud menjadi cair dan
didapatkan minyak bahan bakar.
4. Tangki air
Tangki air berubah hsebagai suumber penampungan air yang
dialirkan menuju kondensor untuk mendinginkan uap panas hasil
pembakaran hasil. Tangki air yang digunakan merupakan tandon yang
umum dijual di pasaran.
5. Pompa air
Pompa air berguna untuk mengalirkan air dari tangki air menuju
kondensor.
6. Valve
Valve atau katup digunakan sebagai pengatur aliran air yang
digunakan pada alat distilasi ini.
7. Pipa
Terdapat dua jalur pipa, yaitu:
Jalur pipa untuk sirkulasi uap pembakaran plastik hingga
berubah wujudnya menjadi gas. Jalur pipa ini menghubungkan
reaktor, kondensor, dan tempat akhir penampungan minyak.
Pipa dalam kondensor berbentuk spiral atau melingkar untuk
mendukung proses pendinginan uap panas.
Jalur pipa untuk sirkulasi air pendingin dari tangki air menuju
kondensor.
15
No Alat Komponen
4 Tandon Tandon 300 liter
5 Pipa Pipa stainless steel 1/2" sch 40
Pipa stainless steel 1" sch 40
6 Valve Valve gate 1/2"
7 Pipa L Pipa L 1/2" stainless steel
Pipa T 1/2" stainless steel sch
8 Pipa T
40
9 Pompa air Total head 28 meter
Tabel 3.4 merupakan spesifikasi dari material penyusun alat distilalsi. Drum
industri besi berukuran 200 lilter akan dimodifikas untuk digunakan seabgai reaktor
dan kondensor. Satu rangkaian alat distilasi sederhana ini, diperkirakan
membutuhkan biaya pembuatan seebesar Rp 13.129.400 seperti yang dijelaskan
pada Gambar 3.5 di bawah.
Tabel 3.5 Rencana Anggaran Biaya
No. Alat Komponen Volume Unit Harga Unit Total
1 Drum 200 L 1 Unit Rp 165,000 Rp 165,000
2 Baut mur tutup reaktor 4 Unit Rp 5,500 Rp 22,000
Reaktor Unit (1 m x
3 Plat carbon steel 1 0,1 m x 0,001 Rp 175,000 Rp 175,000
m)
Unit (1 m x
Tungku
4 Plat carbon steel 2 0,1 m x 0,001 Rp 175,000 Rp 350,000
Reaktor
m)
5 Kondensor Drum 200 L 2 Unit Rp 165,000 Rp 330,000
6 Tandon Tandon air 300 liter 1 Unit Rp 510,000 Rp 510,000
7 Pipa stainless steel 1/2" sch 40 12 per 6 meter Rp 693,200 Rp 8,318,400
Pipa
8 Pipa stainless steel 1" 1 per 50 cm Rp 14,000 Rp 14,000
9 Valve Valve gate 1/2" 4 Unit Rp 420,000 Rp 1,680,000
10 Pipa L Pipa L 1/2" stainless steel 10 Unit Rp 15,000 Rp 150,000
11 Pipa T Pipa T 1/2" stainless steel sch 40 1 Unit Rp 110,000 Rp 110,000
12 Pompa Air Pompa air Yamamax pro DB 402 1 Unit Rp 1,305,000 Rp 1,305,000
13 Biaya Pengelasan Rp 1,000,000
Total Rp 13,129,400
16
3.1.3 Cara Penggunaan Alat Distilasi
Bahan bakar yang digunakan dalam proses pembakaran pada alat
distilasi ini adalah gas LPG. Sampah plastik PET yang akan dipanaskan terlebih
dahulu harus dicacah, dibersikan, dan dikeringkan. Jika sudah maka dapat
mengikuti langkah berikut untuk menggunakan alat:
1. Pastikan kedua drum kondensor telah terisi air secara penuh dan tandon
sudah terisi air untuk nantinya dialirkan perlahan sebagai sirkulasi air
pendingin.
2. Masukkan sampah yang akan dibakar ke dalam reaktor, tutup reaktor
lalu kencangkan dengan baut dan mur sehingga udara yang masuk
minim, bahkan tidak ada.
3. Nyalakan sumber panas pada tungku reaktor dan mulai proses
pembakaran, pembakaran menggunakan gas LPG akan berlangsung
selama 3 jam dan dapat mencapai suhu 350°C.
4. Selama proses pembakaran pastikan pompa air telah berfungsi dan
mengalirkan air ke dalam kondensor yang sirkulasinya diatur
menggunakan valve.
5. Tunggu hingga minyak hasil pembakaran keluar dari kondensor dan
siapkan bak penampung Pastikan ketersediaan air dalam tandon cukup
untuk untuk seluruh proses pembakaran sampah.
17
Gambar 3.2 Bagian dalam Kondensor
Perubahan wujud dari gas menuju cair, atau kondensasi, akan tejadi
pada suhu tertentu. Titik kondensasi ditentukan oleh produk minyak yang
diinginkan. Uap panas tersebut dapat berubah menjadi produk mirip solar
jika didinginkan pada suhu 270 - 350ºC, mirip minyak tanah pada suhu 170
- 250ºC, dan mirip bensin pada suhu 70 - 140ºC. Untuk memaksimalkan
pendinginan, maka dibuatlah dua drum kondensor agar jalur pipa
pendinginan makin panjang dan makin efektif dengan harapan jumlah
minyak yang terkonversi akan semakin banyak.
18
panjang dapat membuat suhu uap makin rendah sehingga minyak berfraksi
rendah dapat dihasilkan.
Air pada kondensor akan terus bersirkulasi dengan tujuan agar suhu
pendinginan bisa tetap terjaga pada 27°C. Pompa berfungsi untuk menyedot
air yang ada pada tandon untuk mengalirkannya ke kedua kondensor. Aliran
ke dalam kondensor ini memaksa air yang sudah relatif panas untuk
terdorong keluar melewati pipa outlet dan menuju tandon air. Pada saat
mencapai tandon maka air tersebut akan kembali didinginkan pada suhu
lingkungan. Setelah dingin akan kembali disedot oleh pompa menuju
kondensor, sehingga terjadilah siklus pendinginan.
3.1.5 Hasil
Berdasarkan penelitian serupa yang dilakukan oleh Sumartono
(2019), diketahui bahwa hasil pembakaran 1,5 kg sampah palstik jenis PET
akan menghasilkan minyak distilat sebanyak 220 ml. Pembakaran tersebut
dilakukan hingga mencapai suhu 350ºC dan menghabiskan 157 gram bahan
bakar gas LPG.
3.2 Evaluasi
Untuk mengevaluasi kelayakan rancangan alat distilasi sampah secara
ekonomi, dilakukan studi kelayakan dengan menghitung nilai net present value
(NPV) dan benefit per cost ratio (B/C Ratio).
19
3.2.1 Net Present Value
NPV dihitung dengan asumsi suku bunga sebesar 5%, usia pakai alat
selama 5 tahun, dan terdapat biaya tetap untuk perawatan tahunan sebesar
10% dari harga pembuatan alat. Tabel 3.6 dibawah menujukkan nilai NPV
dari alat ini sebesar Rp 11.752.911. Angka ini menjukkan bahwa investasi
dari rancangan alat distilasi sampah ini layak untuk dilanjutkan, karena nilai
NPV-nya lebih dari 0.
Tabel 3.6 Perhitungan NPV
157 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝑥 𝑅𝑝 137.000 = 𝑅𝑝 1.449
12 𝑘𝑔
20
distilat. Oleh karena itu, diasumsikan minyak distilat memiliki harga jual
sama dengan minyak tanah, yaitu Rp 11.200/liter. Maka keuntungan yang
didapatkan adalah sebagai berikut:
21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasi dan pembahasan yang telah dilakukan, maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat distilasi sampah plastik dengan menggunakan prinsip pirolisis dapat
digunakan untk mengkonversi sampah plastik menjadi sumber energi
alternatif berupa minyak. Alat ini dirancang guna mengatasi masalah
pengelolaan sampah di Pulau Bawean.
Alat distilasi yang digunakan terdiri dari tungku, reaktor, kondensor,
tangki air, dan pompa air. Sampah plastik yang akan diolah dimasukkan ke
dalam reaktor untuk dilakukan pembakaran hingga berubah wujud menjadi
gas atau uap. Uap hasil pembakaran akan dialirkan melaluli pipa menuju
kondensor untuk didinginkan dengen tujuan agar terjadi kondensasi, atau
perubahan wujud dari uap menjadi cair.
2. Berdasarkan hasil studi kelayakan, didapati nilai NPV dari alat ini sebesar
Rp 11.752.911 dan nilai B/C ratio-nya sebesar 1,7. Oleh karena itu usulan
alat ini layak untuk dilanjutkan.
4.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil perancangan ang lebih maksimal, maka
dibutuhkan studi literatur lebih lanjut serta pengawasan dan pengarahan dari tenaga
ahli. Selain itu, agar analisis hasil yang didapatkan lebih akurat, harus dialukan
validasi hasil dengan melakukan percobaan langsung dengan menggunakan alat
yang sesungguhnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, I., Hermadi, I., & Arkeman, Y. (2015). Financial Feasibility Study of
Waste Cooking Oil Utilization for Biodiesel Production Using ANFIS.
TELKOMNIKA Indonesian Journal of Electrical Engineering, 13(3), 546–
554.
Ekawati, Ellyta, & Sugiardi, S. (2021). Economic feasibility analysis of service
business of agricultural equipment and machinery in Kubu Raya Regency,
Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 637(1).
Panda, A. K. (2011). Studies on Process Optimization for Production of Liquid
Fuels from Waste Plastics. Chemical Engineering Department National
Institute of Technology Rourkela, July 2011.
Qureshi, M. S., Oasmaa, A., Pihkola, H., Deviatkin, I., Tenhunen, A., Mannila, J.,
Minkkinen, H., Pohjakallio, M., & Laine-Ylijoki, J. (2020). Pyrolysis of
plastic waste: Opportunities and challenges. Journal of Analytical and Applied
Pyrolysis, 152 (February).
Sumartono, S., 2019. Produksi Bahan Bakar Minyak Dari Limbah Plastik Hdpe Dan
Pete 1 Kg. Jurnal Rekayasa Material, Manufaktur dan Energi, 2(2), pp.94-
103.
23
LAMPIRAN
24
25
Lampiran 2. Pemberitahuan Daftar Mahasiswa Program Magang PT PJB
26
27
Lampiran 3. Evaluation Report dari PT Pembangkitan Jawa – Bali
28
Lampiran 4. Sertifikat Kerja Praktik
29
Lampiran 5. Sertifikat Kompetensi
30
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Kerja Praktik
31
32
33
Lampiran 7. Undangan Seminar Kerja Praktik PT PJB
34
35
36
Lampiran 8. Berita Acara Seminar Kerja Praktik PT PJB
37
38
39
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Laporan Kerja Praktik
85
85
85
85
40
Lampiran 10. Rubrik Penilaian Seminar Kerja Praktik
85
85
85
85
41