Anda di halaman 1dari 189

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS

RAWAT INAP PONTIANAK


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

KATA PENGANTAR
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah


melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya serta kesehatan jasmani
maupun rohani sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini
dengan baik.

Didalam pelaksanaan tugas akhir dari awal hingga penyusunan, penulis


banyak mendapat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara moral
dan material. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. H. Muhammad Toasin Asha, M.Si selaku Direktur Politeknik Negeri


Pontianak.
2. Bapak Indrayadi., ST.MT, selaku Kepala Jurusan Teknik Arsitektur dan
Perencanaan Politeknik Negeri Pontianak serta sekaligus sebagai pembimbing
utama dalam proses tugas akhir yang telah bersedia membimbing serta
memberikan masukan di dalam tugas akhir ini.
3. Bapak Agus Susanto., ST, selaku Kepala Program Studi Arsitektur dan
sekaligus sebagai Ketua Koordinator pelaksanaan tugas akhir Teknik
Arsitektur.
4. Ibu Andi Zulestari, ST., M.Sc., selaku dosen pembimbing pendamping dalam
proses tugas akhir yang telah bersedia membimbing serta memberikan
masukan didalam tugas akhir ini.
5. Kedua orang tua saya serta keluarga lainnya yang telah memberikan motivasi
dan do’a nya sehingga tugas akhir ini bias selesai tepat pada waktunya.
6. Rekan-rekan arsitektur khususnya angkatan 2015 yang telah membantu
memberikan insiprasi maupun motivasi dalam penyusunan hingga tugas akhir
ini dapat diselesaikan.

Harapan penyusun semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi setiap pihak,
mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan waktu yang diberikan
kepada penulis, tentunya tugas akhir ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Demi kesempurnaan tugas akhir ini penyususn mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak.

1
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pontianak,
2018

Penyusun

2
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR BAGAN DAN TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I 1

1.1. Latar belakang 1


1.2. Perumusan Masalah 3
1.3. Tujuan dan Sasaran 3
1.3.1. Tujuan 3
1.3.2. Sasaran 4
1.4. Penetapan Lokasi 4
1.5. Ruang Lingkup Rancangan 5
1.6. Sistematika Penulisan 6
BAB II 8

2.1. Tinjauan Fungsi 8


2.1.1. Tinjauan Pelaku dan Aktifitas 8
2.1.2. Kebutuhan Ruang, Standar Besaran Ruang, Hubungan Ruang 12
2.2. Tinjauan Lokasi Tapak dan Luas Tapak Rancangan 16
2.2.1. Data Lokasi 16
2.2.2. Luas Site dan Peraturan Daerah 17
2.2.3. Batasan-batasan Site 17
2.2.4. Data Existing Site 18
2.2.4.1. Tipologi Bangunan Sekitar Tapak
2.2.4.2. Lalu Lintas (Traffic)
2.2.4.3. Drainase
2.2.4.4. Kebisingan
2.2.4.5. Iklim
2.2.4.6. Utilitas

3
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.3. Tinjauan Tampilan Bentuk Bangunan 24


2.3.1. Mencerminkan Citra Kesehatan bagi Masyarakat 25
2.3.2. Bangunan Tropis 25
2.4. Studi Kasus 26
2.4.1. Puskesmas Segiri Samarinda 27
2.4.1.1. Aspek Fungsi
2.4.1.2. Aspek Tapak
2.4.1.3. Aspek Bentukan dan Tampilan Bangunan
2.4.1.4. Aspek Struktur
2.4.1.5. Aspek Utilitas
2.4.2. Puskesmas Siantan Hilir 41
2.4.2.1. Aspek Fungsi
2.4.2.2. Aspek Tapak
2.4.2.3. Aspek Bentukan dan Tampilan Bangunan
2.4.2.4. Aspek Struktur
2.4.2.5. Aspek Utilitas
2.4.3. Clinic Diagonal, Spanyol 52
2.4.3.1. Aspek Fungsi
2.4.3.2. Aspek Tapak
2.4.3.3. Aspek Bentukan dan Tampilan Bangunan
2.4.3.4. Aspek Struktur
2.4.3.5. Aspek Utilitas
2.5. Tinjauan Struktur 63
2.5.1. Pengertian Konstruksi dan Struktur Bangunan 63
2.5.2. Pondasi 64
2.5.3. Struktur Rangka Beton 67
2.5.4. Dinding 69
2.5.5. Atap 70
2.6. Tinjauan Kelengkapan Bangunan (Utilitas) 72
2.6.1. Sistem Pemipaan air bersih, air kotor/ buangan 72
2.6.2. Sistem Pengkondisian Udara (HVAC) 74
2.6.3. Sistem Transportasi Vertikal 76
2.6.3.1. Ramp
2.6.3.2. Tangga Umum

4
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.6.4. Sistem Telemunikasi 80


2.6.5. Sistem Perlindungan Terhadap Bahaya Kebakaran 81
2.6.5.1. Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
2.6.5.2. Sistem Proteksi Kebakaran Pasif
2.6.6. Sistem Jaringan Listrik 83
2.6.7. Sistem Penangkal Petir 83
2.6.8. Sistem Pemeliharaan Bangunan 84
2.6.9. Sistem Persampahan 84
BAB III 85

3.1. Tanggapan Fungsi 85


3.1.1. Analisa Pelaku 86
3.1.1.1. Pelaku Tetap
3.1.1.2. Pelaku Tidak Tetap
3.1.2. Analisa Aktifitas Pelaku 87
3.1.3. Analisa Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang 89
3.1.4. Analisa Pengelompokan Ruang 94
3.1.5. Analisa Persyaratan Ruang 97
3.1.6. Analisa Hubungan Ruang 99
3.1.7. Analisa Organisasi Ruang 103
3.1.8. Analisa Zoning Ruang 104
3.2. Tanggapan Lokasi 106
3.2.1. Iklim 108
3.2.1.1. Matahari dan Angin
3.2.1.2. Pencapaian
3.2.1.3. Orientasi
3.2.1.4. Vegetasi
3.2.1.5. Kebisingan
3.3. Tanggapan Tampilan dan Bentuk Bangunan 116
3.4. Tanggapan Struktur Bangunan 118
3.4.1. Pondasi 118
3.4.2. Rangka Beton 118
3.4.3. Struktur Atap 118
3.5. Tanggapan Kelengkapan Bangunann 120
3.5.1. Air Bersih 120

5
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3.5.2. Air Kotor 121


3.5.3. Sistem Pengkondisian Udara 123
3.5.4. Sistem Transportasi Vertikal 124
3.5.5. Sistem Telekomunikasi 124
3.5.6. Sistem Perlindungan Terhadap Bahaya Kebakaran 124
3.5.7. Sistem Jaringan Listrik 126
3.5.8. Sistem Penangkal Petir 126
3.5.9. Sistem Pemeliharaan Bangunan 127
3.5.10. Sistem Persampahan 127
BAB IV 129

4.1. Konsep Rancangan Fungsi Ruang 129


4.2. Konsep Zoning Ruang 130
4.3. Konsep Rancangan Bentuk 132
4.4. Konsep Rancangan Ruang 133
4.4.1. Konsep Penghawaan dan Pencahayaan Alami 133
4.4.2. Konsep Sirkulasi bangunan 134
4.4.3. Konsep Ruang Terbuka Hijau 134
4.5. Konsep Tampilan Bangunan 135
4.6. Konsep Rancangan Bentuk Tapak dan Perkerasaan 136
4.7. Konsep Rancangan Struktur 137
4.7.1. Pondasi 137
4.7.2. Rangka Beton 140
4.7.3. Struktur Atap 143
4.8. Konsep Rancangan Utilitas 143
4.8.1. Sistem Air Bersih dan Kotor 143
4.8.2. Sistem Pengkondisian Udara 149
4.8.3. Sistem Transportasi Vertikal 149
4.8.4. Sistem Telekomunikasi 151
4.8.5. Sistem Perlindungan Terhadap Bahaya Kebakaran 152
4.8.6. Sistem Jaringan Listrik 152
4.8.7. Sistem Penangkal Petir 153
4.8.8. Sistem Pemeliharaan Bangunan 154
4.8.9. Sistem Persampahan 155
4.9. Konsep Bentuk Site Plan 157

6
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB V 158

5.1. Gambar Rencana Tapak (Site Plan) 158


5.1.1. Gambar Denah 159
5.1.2. Gambar Tampak 160
5.1.3. Gambar Potongan 161
5.1.4. Gambar Rencana dan Detail 163
DAFTAR PUSTAKA 180

7
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR BAGAN DAN TABEL


Bagan 2. 1 Alur Pelayanan Puskesmas Segiri 31
Bagan 2. 2 Alur Pelayanan Puskesmas Siantan Hilir 46
Bagan 3. 1 Sistem Downfeed
Bagan 3. 2 Sistem Pembuangan Air Kotor
Bagan 3. 3 Sistem Persampahan
Tabel 2. 1 Besaran Ruang
Tabel 3. 1 Tabel Pelaku
Tabel 3. 2 Tabel Pelaku Tidak Tetap
Tabel 3. 3 Tabel Analisa Aktifitas Pelaku
Tabel 3. 4 Kebutuhan dan Besaran Ruang
Tabel 3. 5 Standar Ukuran Kendaraan
Tabel 3. 6 Ukuran dan Dimensi
Tabel 3. 7 Analisa Pengelompokan Ruang
Tabel 3. 8 Analisa Persyaratan Ruang
Tabel 3. 9 Sumber Kebutuhan Air
Tabel 4. 1 Sistem Pengkondisian Udara Ruang
Tabel 4. 2 Sistem Telekomunikasi Ruang

8
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Foto udara yang telah dimodifikasi 5
Gambar 2. 1 Foto udara Site yang telah dimodifikasi
Gambar 2. 2 Batasan-batasan Site
Gambar 2. 3 Site Existing
Gambar 2. 4 Tipologi Bangunan Sekitar
Gambar 2. 5 Site Existing Traffic
Gambar 2. 6 Site Existing Drainase
Gambar 2. 7 Site Existing Kebisingan
Gambar 2. 8 Data Angin BMKG
Gambar 2. 9 Site Existing Iklim
Gambar 2. 10 Site Existing Utilitas
Gambar 2. 11 Bangunan Tropis
Gambar 2. 12 Studi Kasus Puskesmas Segiri
Gambar 2. 13 Fungsi Ruang Denah Lantai 1 Puskesmas Segiri
Gambar 2. 14 Fungsi Ruang Denah Lantai 2 Puskesmas Segiri
Gambar 2. 15 Fungsi Ruang Denah Lantai 3 Puskesmas Segiri
Gambar 2. 16 Organisasi Ruang Denah Lantai 1 Puskesmas Segiri
Gambar 2. 17 Organisasi Ruang Denah Lantai 2 Puskesmas Segiri
Gambar 2. 18 Organisasi Ruang Denah Lantai 3 Puskesmas Segiri
Gambar 2. 19 (A) Pola Sirkulasi dan Perletakkan Ruang Denah Lantai 1,(B) Pola
Sirkulasi dan Perletakkan Ruang Denah Lantai 2,(C) Pola Sirkulasi dan
Perletakkan Ruang Denah Lantai Puskesmas Segiri
Gambar 2. 20 Letak Tapak Puskesmas Segiri
Gambar 2. 21 Orientasi Massa Puskesmas Segiri
Gambar 2. 22 Pola Perletakkan Massa Puskesmas Segiri
Gambar 2. 23 Bentuk Bangunan Puskesmas Segiri
Gambar 2. 24 Bentuk Massa Bagunan Puskesmas Segiri
Gambar 2. 25 Irama Bentuk Puskesmas Segiri
Gambar 2. 26 Proporsi Bentuk Puskesmas Segiri
Gambar 2. 27 Meterial Puskesmas Segiri
Gambar 2. 28Warna Puskesmas Segiri
Gambar 2. 29 Grid kolom Puskesmas Segiri
Gambar 2. 30 3D Struktur Puskesmas Segiri
Gambar 2. 31 Aspek Utilitas Puskesmas Segiri
Gambar 2. 32 Studi Kasus Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 33 Fungsi Ruang Denah Lantai 1 Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 34 Fungsi Ruang Denah Lantai 2 Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 35 Organisasi Ruang Denah Lantai 1 Puskesmas Siantan Hilir

9
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 36 Organisasi Ruang Denah Lantai 1 Puskesmas Siantan Hilir


Gambar 2. 37 (A) Pola Sirkulasi dan Perletakkan Ruang Denah Lantai 1,(B) Pola
Sirkulasi dan Perletakkan Ruang Denah Lantai 2 Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 38 Letak Tapak Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 39 Orientasi Massa Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 40 Pola Perletakkan Massa Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 41 Bentukan Massa Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 42 Irama Bentuk Puskesmas Sintan Hilir
Gambar 2. 43 Proporsi Bentuk Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 44 Material Bentuk Puskesmas Siatan Hilir
Gambar 2. 45 Warna Dasar Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 46 Warna Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 47 Grid Kolom Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 48 3D Srtuktur Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 49 Aspek Utilitas Puskesmas Siantan Hilir
Gambar 2. 50 Clinic Diagonal Spanyol
Gambar 2. 51 Fungsi Ruang Denah Lantai 1 Clinic Diagonal
Gambar 2. 52 Fungsi Ruang Denah Lantai 2-4 Clinic Diagonal
Gambar 2. 53 Organisasi Ruang Denah Lantai 1
Gambar 2. 54 Organisasi Ruang Denah Lantai 2-4
Gambar 2. 55 (A) Pola Sirkulasi dan Perletakkan Ruang Denah Lantai 1,(B) Pola
Sirkulasi dan Perletakkan Ruang Denah Lantai 2-4 Clinic Diagonal
Gambar 2. 56 Letak Tapak Clinic Diagonal
Gambar 2. 57 Orientasi Massa Clinic Diagonal
Gambar 2. 58 Pola Perletakkan Massa Clinic Diagonal
Gambar 2. 59 Bentukan Massa Clinic Diagonal
Gambar 2. 60 Irama Bentuk Clinic Diagonal
Gambar 2. 61 Proporsi Bentuk Clinic Diagonal
Gambar 2. 62 Material Clinic Diagonal
Gambar 2. 63 Warna Clinic Diagonal
Gambar 2. 64 Grid Kolom Clinic Diagonal
Gambar 2. 65 3D Struktur Clinic Diagonal
Gambar 2. 66 Aspek Utilitas Diagonal Clinic
Gambar 2. 67 Pondasi Setempat
Gambar 2. 68 Bentuk-bentuk Pondasi Setempat
Gambar 2. 69 Tiang Pancang Renforced Concrete Pile
Gambar 2. 70 Balok Beton Bertulang
Gambar 2. 71 Model Bentuk Kolom Beton Bertulang
Gambar 2. 72 Struktur Rangka Beton
Gambar 2. 73 Model Rangka Atap

10
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 74 IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)


Gambar 2. 75 Penghawaan Alami
Gambar 2. 76 Persyaratan Ramp
Gambar 2. 77 Persyaratan Tangga Umum
Gambar 2. 78 Pegangan Rambat Tangga umum
Gambar 2. 79 Rangkaian Sederhana Interkom
Gambar 2. 80 Sprinkler dan APAR
Gambar 2. 81 Sistem Sangkar Faraday

Gambar 3. 1Diagram Pelayanan Lantai 1


Gambar 3. 2 Diagram Pelayanan Lantai 2
Gambar 3. 3 Diagram Pelayanan Lantai 3
Gambar 3. 4 Diagram Bubble Lantai 1
Gambar 3. 5 Diagram Bubble Lantai 2
Gambar 3. 6 Diagram Bubble Lantai 3
Gambar 3. 7 Analisa Organisasi Ruang Lantai 1
Gambar 3. 8 Analisa Organisasi Ruang Lantai 2
Gambar 3. 9 Analisa Organisasi Ruang Lantai 3
Gambar 3. 10 Analisa Zoning Ruang Lantai 1
Gambar 3. 11 Analisa Zoning Ruang Lantai 2
Gambar 3. 12 Analisa Zoning Ruang Lantai 3
Gambar 3. 13 Site Existing
Gambar 3. 14 Analisis Matahari
Gambar 3. 15 Respon Analisis Matahari dan Angin
Gambar 3. 16 Analisis Matahari dan angin
Gambar 3. 17 Analisis Pencapaian
Gambar 3. 18 Respon Analisis Pencapaian
Gambar 3. 19 Analisis View Kedalam
Gambar 3. 20 Analisis View Keluar
Gambar 3. 21 Analisis Orientasi
Gambar 3. 22 Analisis Vegetasi
Gambar 3. 23 Analisis Kebisingan
Gambar 3. 24 Tampilan Bentuk Bangunan Tropis
Gambar 3. 25 Penghawaan Alami dan Pencahayaan Alami
Gambar 3. 26 Struktur Rangka Atap
Gambar 3. 27 Tanggapan Penangkal Petir

Gambar 4. 1 Konsep Zoning Ruang Lantai 1


Gambar 4. 2 Konsep Zoning Ruang Lantai 2
Gambar 4. 3 Konsep Zoning Ruang Lantai 3

11
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4. 4 Konsep Penghawaan Dan Pencahayaan Alami Ruang


Gambar 4. 5 Konsep Sky Light Pencahayaan Alami
Gambar 4. 6 Konsep Sirkulasi Ruang
Gambar 4. 7 Konsep Rancangan Tapak
Gambar 4. 8 Konsep Struktur Pondasi
Gambar 4. 9 Konsep Struktur Rangka Beton
Gambar 4. 10 Konsep Struktur Kolom
Gambar 4. 11 Konsep Struktur Dinding
Gambar 4. 12 Konsep Struktur Atap
Gambar 4. 13 Konsep Rancangan Air Bersih Tapak
Gambar 4. 14 Aksonometri Konsep Sistem Air Bersih
Gambar 4. 15 Konsep Rancangan Air Kotor Tapak
Gambar 4. 16 Aksonometri Konsep Sistem Air Kotor
Gambar 4. 17 Konsep Sistem Transportasi Vertikal
Gambar 4. 18 Konsep Transportasi Vertikal Tapak
Gambar 4. 19 Konsep Telekomunikasi
Gambar 4. 20 Sistem Perlindunga Terhadap Bahaya Kebakaran Tapak
Gambar 4. 21 Konsep Sistem Jaringan Listrik
Gambar 4. 22 Konsep Sistem Penangkal Petir
Gambar 4. 23 Sistem Persampahan Tapak
Gambar 4. 24 Site Plan
Gambar 5. 1 Site Plan
Gambar 5. 2 Denah Lantai 1
Gambar 5. 3 Denah Lantai 2
Gambar 5. 4 Denah Lantai 3
Gambar 5. 5 Tampak Depan dan Kanan
Gambar 5. 6 Tampak Kiri dan Belakang
Gambar 5. 7 Potongan A-A
Gambar 5. 8 Potongan B-B
Gambar 5. 9 Potongan C-C
Gambar 5. 10 Rencana Pondasi
Gambar 5. 11 Detail Pondasi P1, P2
Gambar 5. 12 Detail Pondasi P3,P4
Gambar 5. 13 Rencana Balok Sloof
Gambar 5. 14 Rencana Pembalokan Lantai 2
Gambar 5. 15 Rencana Pembalokan Lantai 3
Gambar 5. 16 Rencana Pembalokan Lantai Atap
Gambar 5. 17 Detail Penampang Balok
Gambar 5. 18 Rencana Tangga
Gambar 5. 19 Potongan Tangga 1

12
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 20 Potongan Tangga 2


Gambar 5. 21 Detail Tangga
Gambar 5. 22 Portal Grid 6
Gambar 5. 23 Portal Grid D
Gambar 5. 24 Rencana Atap
Gambar 5. 25 Atap 1
Gambar 5. 26 Atap 2
Gambar 5. 27 Detail Atap
Gambar 5. 28 Rencana Pola Plafond dan Titik Lampu Lantai 1
Gambar 5. 29 Rencana Plafond dan Titik Lampu Lantai 2
Gambar 5. 30 Rencana Plafond dan Titik Lampu Lantai 3
Gambar 5. 31 Rencana Air Bersih dan Sprinkler Lantai 1
Gambar 5. 32 Rencana Air Bersih dan Sprinkler Lantai 2
Gambar 5. 33 Rencana Air Bersih dan Sprinkler Lantai 3
Gambar 5. 34 Rencana Air Bersih dan Sprinkler Lantai Atap
Gambar 5. 35 Rencana Air Kotor Lantai 1
Gambar 5. 36 Rencana Air Kotor Lantai 2
Gambar 5. 37 Rencana Air Kotor Lantai 2
Gambar 5. 37 Detail Arsitektural

13
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat atau biasa disingkat dengan Puskesmas adalah
sebuah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab untuk
menyelenggarakan pembangunan kesehatan pada suatu wilayah kerja (Depkes,
2011). Puskesmas sendiri merupakan sebuah organisasi fungsional yang menjadi
wadah untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu serta merata yang dapat diakses oleh masyarakat. Puskesmas rawat inap
adalah puskesmas yang mendapat fasilitas tambahan yaitu ruangan untuk pasien
gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas ataupun asuhan keperawatan
sementara, biasanya puskesmas rawat inap memiliki kapasitas tempat tidur
sebanyak 10 tempat tidur. Selain itu puskesmas rawat inap juga menjadi pusat
rujukan pasien gawat darurat sebelum nantinya dirujuk pada pusat kesehatan yang
lebih besar seperti rumah sakit.

Kota Pontianak sendiri memiliki beberapa Puskesmas Rawat Inap, yaitu


Puskesmas Karya Mulia di Jalan Ampera, Puskesmas Siantan Hilir di jalan
Khatulistiwa, Puskesmas Kampung Dalam di Jalan Tanjung Raya I, dan
Puskesmas Saigon yang terletak di Jalan Tanjung Raya II, namun Puskesmas
Rawat Inap di Pontianak sendiri belum tersebar di seluruh kecamatan. Keberadaan
puskesmas di Kota Pontianak belum sepenuhnya memberi pelayanan kesehatan
pada masyarakat. Untuk itu dalam upaya peningkatan pelayanan puskesmas,
Peraturan Menteri Kesehatan yang selanjutnya akan disebut sebagai Permenkes
mengatur kembali Puskesmas dengan Permenkes 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
1
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas sendiri menyebutkan bahwa


Puskesmas sebagai layanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes)
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, prefentif, kuratif
maupun rehabilitatif yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakan oleh karena itu puskesmas memiliki tugas untuk
melaksanakan kebijakan kesehatan agar dapat mencapai tujuan pembangunan
kesehatan pada wilayah kerjanya.

1.2. Perumusan Masalah


Puskesmas sebagai ujung tombak layanan kesehatan yang disediakan
Pemerintah Daerah kepada masyarakat sendiri saat ini memberikan layanan
berobat gratis di seluruh Puskesmas di Kota Pontianak bertujuan agar
meningkatkan kesadaran serta minat masyarakat untuk berobat ke Puskesmas.
Namun meski demikian, tentu saja tujuan ini belum sepenuhnya terlaksana sebab
terdapat beberapa permasalahan karena keberadaan puskesmas sendiri belum
tersebar merata dan tidak semua puskesmas memiliki fasilitas yang sama.

Oleh karena itu dapat dipahami bahwa dalam kasus ini, terdapat beberapa
permasalahan dalam upaya pemerintah daerah memberi akses kesehatan bagi
masyarakat. Permasalahan yang tengah dihadapi adalah : 
1. Persebaran Puskesmas Rawat Inap yang belum merata dan bagaimana
upaya untuk merancang pembangunan puskesmas yang dapat mewadahi
seluruh kegiatan pelayanan kesehatan pada masyarakat termasuk rawat
inap dan persalinan.
2. Rancangan bangunan seperti apa yang dapat meningkatkan citra
Puskesmas agar meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pergi berobat
kesana.
3. Bagaimana rancangan puskesmas yang dapat beradaptasi dengan iklim
setempat.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
2
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4. Bagaimana rancangan puskesmas yang memberi kemudahan dalam


mengakses ruangan ruangan didalamnya.

1.3. Tujuan dan Sasaran

1.3.1. Tujuan
Tujuan pembangunan puskesmas sendiri ialah untuk menciptakan
rancangan bangunan Puskesmas Rawat Inap Perumnas 1 di Jalan M. Yusuf, yang
dapat mewadahi segala kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat bagi masyarakat
kelas menengah kebawah serta dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi masyarrakat yang bertempat tinggal dalam cakupan
wilayah kerja puskesmas itu sendiri.

1.3.2. Sasaran
Sasaran pembangunan ini ialah untuk mengidentifikasi aspek aspek
perencanaan dan perancangan yang meliputi tapak, fungsi, bentuk dan tampilan
struktur serta utilitas bangunan dengan memahami karakteristik dari setiap
aktifitas yang berlangsung pada Puskesmas Perumnas 1 di Jalan M. Yusuf.

1.4. Penetapan Lokasi

Lokasi Puskesmas Rawat Inap berada di Jl. M Yusuf Komp Perum I No1

Rt01/26 Sungai Jawi Luar, Kec. Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan

Barat dengan luas lahan sekitar 5.000,60 m2.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
3
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(A)

(B)

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
4
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(C)

Gambar 1. 1 Foto udara yang telah dimodifikasi


(A) Foto udara Kota Pontianak,(B) Foto udara Kecamatan Pontianak Kota,(C) Foto udara
Puskesmas Perumnas 1
Sumber : Google Earth, 2023

1.5. Ruang Lingkup Rancangan

Beberapa kriteria Puskesmas Rawat Inap, sebagai sebuah Pusat Rujukan

Antara bagi penderita gawat darurat sebelum dibawa ke RS, antara lain sebagai

berikut :

1. Puskesmas terletak kurang lebih 20 KM dari rumah sakit

2. Puskesmas dicapai dengan kendaraan bermotor

3. Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga memadai

4. Jumlah kunjungan Puskesmas minimal 100 orang per hari

5. Penduduk wilayah kerja Puskesmas dan penduduk wilayah 3 Puskesmas

disekitarnya minimal 20.000 jiwa per Puskesmas

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
5
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pemerintah daerah “bersedia” menyediakan dana rutin yang memadai

Berdasarkan kriteria diatas maka Puskesmas Rawat Inap yang akan dirancang

sudah sesuai.

Perancangan dilakukan pada site yang tersedia dengan memperhatikan

GSB, GSS, KDB dan KLB yang berlaku.Lahan yang tersedia dimanfaatkan secara

efesien, bagian lahan yang tidak boleh dibangun dapat dimanfaatkan sebagai

tempat parkir dan penghijauan.Sebagai bangunan kesehatan maka bangunan

Puskesmas harusnya dapat dijadikan tempat berlindung dari kemungkinan

berbagai bencana.Tata ruang dalamnya simpel dan memberikan kemudahan dalam

bersirkulasi.Tampilan bangunan harus mencerminkan fungsi, terlihat wajar dan

tidak berlebihan. Bangunan dapat dibangun dengan biaya yang tidak terlalumahal,

murah perawatannya dan murah biaya operasional (hemat energy).

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I, Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,

tujuan dan sasaran, penetapan lokasi, ruang lingkup rancangan, dan sistematika

penulisan.

BAB II, Tinjauan Perencanaan Puskesamas Rawat Inap. Berisikan tentang

tinjauan pelaku dan aktifitas, kebutuhan ruang, tinjauan lokasi tapak dan luas

tapak rancangan, tinjauan tampilan bentuk bangunan, tinjauan struktur, dan

tinjauan kelengkapan bangunan (utilitas).

BAB III, Analisa Perencanaan Puskesamas Rawat Inap. Berisikan

anggapan perancangan tantang BAB II dari judul tugas akhir yang dipilih (yang

ditetapkan oleh panitia), yang hasilnya akan digunakan sebagai arahan (guidance)

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
6
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dalam merancang. Tanggapan perancangan terdiri dari: tanggapan fungsi,

tanggapan lokasi, tanggapan tampilan bentuk bangunan, tanggapan struktur

bangunan, tanggapan kelengkapan bangunan (utilitas).

BAB IV, Usulan Rancangan (Schematic Design). Berisikan

usulan rancangan dalam bentuk sketsa-sketsa rancangan (schematic design secara

manual) yang diturunkan dari tanggapan perancangan (BAB III Analisis

Perencanaan), yang meliputi usulan konsep rancangan bentuk, usulan konsep

rancangan tapak (zoning makro), usulan konsep rancangan struktur, usulan konsep

rancangan utilitas.

BAB V, Produk Perancangan Arsitektural. Berisikan gambargambar

hasil rancangan beserta penjelasannya, meliputi gambar rencana tapak (siteplan),

gambar denah (plan), gambar denah tata letak perabot (layout plan), gambar

tampak (elevation), gambar potongan (section), gambar rencana-rencana, gambar

detail, gambar perspektif interior dan eksterior, dan gambar sequence.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
7
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB II
TINJAUAN PERENCANAAN PUSKESMAS RAWAT INAP

2.1 Tinjauan Fungsi

Dikutip dari Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, pada Bab 3 Pasal 29 ayat

4, Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya

sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan

rawat inap pada pelayanan persalinan normal dan pelayanan rawat inap pada

pelayanan kesehatan lainnya.

Berikut ini adalah pelaku dan Aktivitas di puskesmas rawat inap.

2.1.1. Tinjauan Pelaku dan aktifitas,

Pelaku pada Puskesmas Rawat Inap antara lain:

1. Pelaku berupa penghuni tetap:

1. 10 Tenaga Administrasi
2. 2 Petugas Apotik
3. 10 Perawat
4. 2 Perawat Gigi
5. 2 Dokter
6. 1 Dokter Gigi
7. 5 Bidan
8. 1 Laboran
9. 1 OB

2. Pelaku berupa penghuni tidak tetap :

1. Pasien

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
8
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2. Pengantar pasien
3. Pengunjung Rawat Inap
4. Masyarakat lain yang menggunakan fasilitas Puskesmas

Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang


wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6
Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :

1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan


kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang
pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan
yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan

2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang


diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui
kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di


Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan
Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta
pelayanan bayi dan balita.

4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu


program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan
penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).

5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di


puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukimanmelalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta
masyarakat,

6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,


perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
9
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan


Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang VitaminA, Keadaan zat gizi
lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

Secara umum kegiatan puskesmas rawat inap, antara lain meliputi :

1. Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat, antara

lain: Kecelakaan lalu lintas, Persalinan denngan penyulit, dan Penyakit lain yang

mendadak dan gawat

2. Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi


penderitadalam rangka diagnostik dengan rata-rata 3-7 hari perawatan.

3. Melakukan pertolongan sementara untuk pengiriman penderita ke Rumah Sakit.


Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan resiko tinggidan
persalinan dengan penyulit

4. Melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita (MOP dan MOW)
untuk Keluarga Berencana.

Fungsi Puskesmas Rawat Inap adalah sebagai tempat rujukan pertama bagi

kasus tertentu yang perlu dirujuk, mempunyai beberapa fungsi pokok, antara lain:

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan 

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan


pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
10
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan


pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat 

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,


keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya,
serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial
budaya masyarakat setempat.

c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama 

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat


pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi: 

1. Pelayanan kesehatan perorangan. Pelayanan kesehatan perorangan adalah


pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap. 
2. Pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah
pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
11
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan


keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.

2.1.1. Kebutuhan Ruang, Standar Besaran Ruang, Hubungan Ruang

Berikut adalah Kebutuhan ruang yang diperlukan untuk sebuah Puskesmas

Rawat Inap, dengan luas masing-masing ruangan yang sudah ditentukan. Untuk

fungsi utama ukuran ruang adalah fix sedangkan untuk ruang sirkulasi, void dapat

disesuaikan. Total luas bangunan sekitar 5.000,60 m2.

Tabel 2. 1 Besaran Ruang

No Luas
Nama Ruang Fungsi
. (m2)
1 Main entrance / Drop Off 36 Sebagai pintu masuk utama, terdapat
atap untuk melindungi mobil saat
menaikkan dan menurunkan penumpang
2 Side entrance, back entrance 24 Sebagai pintu masuk tambahan atau
khusus,
3 Loket / Rekam Medik 18 Menghadap ke lobby yang dihubungkan
dengan konter
4 Hall / koridor / ruang tunggu 574 Hall berada pada pintu masuk utama,
koridor berfungsi sebagai sirkulasi
sekaligus ruang tunggu pasien untuk unit
terdekat. Ruang tunggu adalah ruang
khusus yang berisi susunan bangku,
dilengkapi dengan TV dan berada dekat
hall, loket, apotik dan ruang periksa
5 Apotik 18 Memiliki loket yang menghadap ke
ruang tunggu atau hall
6 Gudang obat 6 Berhubungan dengan apotik, tapi tidak
harus bersebelahan
7 Ruang Periksa 1 12 berhubungan dengan ruang periksa 2
8 Ruang Periksa 2 12 berhubungan dengan ruang periksa 1

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
12
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

9 Ruang Lansia 12 sebaiknya dilantai dasar


10 Klinik TBC 12 sebaiknya berdekatan dan dekat side
entrance
11 Inspeksi Menular Seksual 12 memiliki pintu keluar yang tersembunyi
selain puntu biasa
12 Laboratorium 12 memiliki konter
13 Ruang Senam 24 Saling berdekatan dengan ruang
Immunisasi, KIA, KB dan Klinik Gizi
14 Immunisasi 12
15 KB 12
16 KIA 12
17 Ruang Gizi 12

N Luas
Nama Ruang Fungsi
o. (m2)
18 Kesehatan Reproduksi Remaja 12
19 Klinik Sanitasi 12
20 Klinik Gigi 12 Terdapat meja operasi gigi yang cukup
besar dan berat
21 Ruang Vaksin 12 Tempat menyimpan obat dan vaksin
yang memerlukan peralatan lemari
pendingin
22 Musholla 24 Boleh agak tersembunyi, dekat dengan
tempat wudhu' dan wc. Perhatikan Arah
Kiblat. Usahakan pintu berada
dibelakang jemaah.
23 Ruang Wudu’ 9 Tempat Wudhu' laki-laki dan
perempuan terpisah, khusus untuk
perempuan dibuat tertutup.
24 Toilet 72 Toilet Umum terdapat pada setiap lantai.
Terdapat pemisahan toilet laki-laki dan
perempuan. Wc pada toilet laki-laki
lebih sedikit namun memiliki beberapa
urinoir dan satu wastavel. Wc pada toilet
perempuan lebih banyak dan
wastavelnya juga lebih banyak daripada
toilet laki-laki.
25 Janitor 6 Merupakan ruang tempat menyimpan
peralatan kebersihan dan mencuci
peralatan pel
26 Tangga 72 Tangga berfungsi sebagai transportasi
vertikal, dirancang senyaman mungkin
dan dapat dilalui 2 orang. Satu tangga
melayani jangkauan 30m
27 Ramp 80 Ramp berfungsi sebagai transportasi
vertikal, digunakan untuk orang dan
brangkar serta peralatan beroda lainnya.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
13
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Ramp dirancang senyaman mungkin dan


dapat dilalui 2 brangkar.
28 Ruang Kepala Puskesmas+wc 24 Selain menjadi ruang kerja, ruang ini
juga sebagai tempat menerima tamu.
Berada dekat dengan tata usaha.
29 Tuang Tata Usaha 54 ditata secara open plan
30 Ruang Serbaguna 96 Memiliki panggung yang dapat
dibongkar pasang, tidak jauh dari toilet
umum dan memiliki hall sendiri
31 Ruang Alat 6 dekat dengan ruang serbaguna
32 Garasi Ambulance 18 akses keluar masuknya mudah
33 Ruang Gawat Darurat 24 pintu masuk tersendiri
34 Parkir Brangkar 6 berada di hall, posisinya tidak
mengganggu sirkulasi
N Luas
Nama Ruang Fungsi
o. (m2)
35 R. Rawat inap klas III 6 TT + wc 72 berupa ruang terbuka yang disekat kain
horden dengan km/wc yang berada
didalam ruangan
36 R. Rawat inap klas II 2 TT (2 bh) + 48 berupa ruang terbuka yang disekat kain
wc horden dengan km/wc yang berada
didalam ruangan
37 R. Rawat inap klas I 1 TT (2 bh) + 48
wc
38 Ruang Jaga Perawat 6 berada ditempat yang strategis berupa
konter terbuka
39 Ruang Istirahat Perawat + Km/wc 12 Terdapat tempat tidur dan lemari/ loker
dengan kamar mandi di dalam
40 Ruang bersalin/ Recovery 24 terdapat dua tempat tidur dengan km/
wc di dalam, pintu melewati ruang
persiapan
41 Ruang Persiapan Bersalin 12 terdapat dua tempat tidur dengan km/
wc di dalam, merupakan ruang
penghubung ke ruang bersalin
42 Ruang Scrub-up 6 adalah ruang tempat mencuci tangan
petugas / dokter yang akan melakukan
operasi
43 Ruang Operasi 24 merupakan ruang steril, pintu masuk
melalui ruang persiapan operasi
44 Ruang Persiapan Operasi 12 merupakan ruang semi steril, terdapat
dua tempat tidur dengan km/ wc di
dalam, merupakan ruang penghubung
ke ruang operasi
45 Ruang Post Operasi 12 Sebagai ruang Observasi setelah operasi,
berhubungan dengan ruang persiapan
46 Ruang Ganti 6 Tempat ganti pakaian, sepatu/alat kaki
sebelum masuk ke- dan sebaliknya

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
14
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

setelah keluar dari ruang kebidanan dan


kandungan,/ suatu ruangan yang
diperuntukkan bagi para pengunjung,
staf medis/ non medis untuk berganti
pakaian atau alas kaki sebelum masuk
ke Operasi atau ruang Bersalin
47 Spoolhoek 6 Adalah gudang kotor tempat
menyimpan dan membersihkan
peralatan operasi.
48 Gudang 24
49 Dapur/ Pantry 9 Ruang untuk menyiapkan makanan bagi
pasien dan para petugas
50 Void 120 Lobang pada lantai untuk menyatukan
ruang publik pada setiap lantai

Sumber: TOR Tugas Akhir Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak, 2018.

Puskesmas beroperasi selama 24 jam, terutama unit gawat darurat, unit

Bersalin dan Rawat Inap, sedangkan fungsi lainnya hanya buka siang hari saja.

Maka untuk itu diperlukan adanya pemisahan sirkulasi sedemikian rupa sehingga

keamanan pada unit yang sudah tutup tetap terjaga.

2.2. Tinjauan Lokasi Tapak dan Luas Tapak Rancangan

Data Tapak merupakan data primer hasil survey lapangan, yang akan

digunakan dalam analisis, meliputi : data lokasi, peraturan pemerintah, data tapak

yang berkaitan dengan lingkungan fisik, iklim, utilitas, aksesebilitas, elemen-

elemen fisik buatan dan alami, dan tata guna lahan.

2.2.1. Data Lokasi

Lahan berada di kota Pontianak, yaitu pada Lokasi Puskesmas Rawat Inap

berada di Jl. M Yusuf Komp Perum I No1 RT 01/26 Sungai Jawi Luar, Kec.

Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Di sekitar lahan juga terdapat

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
15
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

banyak bangunan rumah tinggal. Selain itu terdapat juga pertokoan dan bangunan

agama.

Gambar 2. 1 Foto udara Site yang telah dimodifikasi


Sumber : Google Earth, 2023

2.2.2. Luas Site dan Peraturan Daerah

Luas site pada lokasi yang akan dibangun Puskesmas Rawat Inap yaitu

5.000,60 m2, dengan peraturan pemerintah yaitu sebagai berikut :

● Koefisien Dasar Bangunan (KDB) di wilayah Kecamatan Pontianak Barat

yaitu 60-80 %

● Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yaitu 1,2-2,4

● Garis Sempadan Bangunan (GSB) 18 m dari Ruas Muka Jalan (RMJ) Jl.

M. Yusuf yaitu 17 m

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
16
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.2.3. Batasan-batasan Site

Pada batas-batas lahan terdapat beberapa fungsi bangunan yang berbeda-

beda seperti pada gambar berikut :

Gambar 2. 2 Batasan-batasan Site


Sumber : Data Pribadi, 2023

Keterangan gambar diatas adalah :

A. Pasar Teratai

B. Masjid Al Mursala Perumnas 1

C. SDN 04 Pontianak Barat

D. Lapangan Volly Perkasa

2.2.4. Data Existing Site

Berikut adalah data existing site :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
17
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 3 Site Existing


Sumber : Data Pribadi, 2023
Keterangan :

● Lebar Jl. M. Yusuf yaitu 3 meter

● Lebar parit pada bagian timur 1 meter dan barat 0,8 meter

● Garis Sempadan Bangunan (GSB)

2.2.4.1. Tipologi Bangunan Sekitar Tapak

● Bangunan di sekitar site kebanyakan adalah pemukiman warga.

● Tepat disebelah kiri site terdapat bangunan agama.

Gambar 2. 4 Tipologi Bangunan Sekitar

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
18
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Data Pribadi, 2023

2.2.4.2. Lalu Lintas (Traffic)

Pencapaian menuju site yaitu hanya melalui Jl. M Yusuf dengan 1 jalan

dan 2 arah. Sirkulasi pada Jl. M Yusuf yaitu padat lancar, sedangkan pada Gg.

Toman dan Gg. Lais lenggang.

Gambar 2. 5 Jalan Depan Site


Sumber : Data Pribadi, 2018

Kendaraan yang melintasi pada Jl. M. Yusuf yaitu 80% motor dan 10%

mobil dan sisanya merupakan pejalan kaki yang bekerja dikantor dan sekolah

pada sekitar lahan. Dan begitu pula pada Gg. Lais dan Toman.

2.2.4.3. Drainase

Pada bagian timur lahan terdapat parit besar berukuran 1 meter yang menjadi

saluran utama dari parit kecil pada bagian barat lahan. Saat setelah hujan Jl. M

Yusuf tidak terdapat genangan air. Aliran air pada saluran ini tidak deras dan

saluran yang menuju sekolah banyak ditutupi oleh rumput dan semak.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
19
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.2.4.4. Kebisingan

Kebisingan tertinggi disekitar lahan yaitu bersumber dari arah Jl. M Yusuf

yang berasal dari suara kendaraan yang melewati jalan tersebut. Berikut adalah

sumber kebisingan disektar lahan :

Gambar 2. 7 Site Existing Kebisingan


Sumber : Data Pribadi, 2018

2.2.4.5. Iklim

Data iklim dibagi menjadi 3 yaitu matahari, angin, curah hujan. Lahan

berada di iklim tropis yang memiliki tingkat curah hujan yang tinggi, tingkat

kelembaban yang tinggi dan juga suhu yang panas.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
20
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 8 Data Angin BMKG


Sumber : http://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca.bmkg?
Kota=Pontianak&AreaID=501315&Prov=13
Pada lahan angin berhembus dari selatan menuju utara. Curah hujan

mengikuti arah angin.

Gambar 2. 9 Site Existing Iklim


Sumber : Data Pribadi, 2018

Pada bagian utara lahan, matahari langsung mengenai site tanpa ada

bangunan tinggi atau vegetasi yang menghalangi sedangkan pada bagian selatan

lahan yaitu yang berhadapan dengan Jl. M Yusuf matahari terhalang oleh vegatasi

yang ada pada pinggiran jalan tersebut.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
21
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.2.4.6. Utilitas

Pada Jl. M Yusuf terdapat jaringan listrik dan Pipa PDAM baik pada kiri

ataupun kanan bangunan. Vegetasi berupa pohon tidak terlalu banyak terdapat

pada pinggiran jalan tersebut.

Gambar 2. 10 Site Existing Utilitas


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.3. Tinjauan Tampilan Bentuk Bangunan

Secara umum bentuk bangunan Puskesmas Rawat Inap dengan pertimbangan

sebagai berikut:

1. Rancangan bentuk memperlihatkan identitas sebagai bangunan hunian di kota

Pontianak yang mempunyai iklim tropis. Artinya, rancangan bentuk harus

dapat mengantisipasi iklim tropis. Bentuknya hendaknya memberikan ciri

khas tetapi tidak menjadi sesuatu yang ‘aneh’ di tengah lingkungannya.

2. Rancangan bentuk hendaknya dengan mempertimbangkan kemungkinan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
22
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

konstruksi, bukan menjadi sesuatu yang tidak mungkin dibangun.

3. Puskesmas Rawat Inap bukanlah bangunan mewah, sehingga perlu

dipertimbangkan efesiensi biaya jika dibangun.

Dengan issu global warming perlu diupayakan meminimalisir biaya pemakaian

listrik, sehingga bentuk bangunan yang tercipta adalah karena upaya untuk

memaksimalkan pencahayaan alami dan penghawaan alami. Sumber TOR, 2018

2.3.1. Mencerminkan Citra Kesehatan bagi Masyarakat

Pada dasarnya kesehatan merupakan bagian terpenting dari kehidupan

diseluruh lapisan masyarakat. Puskesmas sendiri masih belum memberikan citra

yang baik kepada masyarakat baik dalam segi pelayanan dan performance fisik

bangunan.

2.3.2. Bangunan Tropis

Site terletak pada pulau kalimantan yang merupakan daerah beriklim

tropis. Bangunan tropis sendiri terdapat ciri khas yang menjadi adaptasi terhadap

lingkungannya agar tercipta kenyamanan pada bangunan yang akan dibangun.

Bangunan tropis merupakan bangunan yang memenuhi kebutuhan pengguna

bangunan dengan memberikan kenyamanan fisik maupun psikis. Berikut

beberapa contoh bangunan yang terdapat diiklim tropis :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
23
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 11 Bangunan Tropis


Sumber : Best Tropical Design, 2018

2.4. Studi Kasus

Studi kasus dalam arsitektur dimunculkan sebagai pembanding aspek-aspek

perencanaan dan perancangan. Terdapat beberapa aspek yang berguna sebagai

acuan pembanding yaitu :

● Aspek Fungsi, meliputi tinjauan ruang-ruang, organisasi ruang, pola

perletakkan dan pola sirkulasi ruang

● Aspek Tapak, meliputi tinjuan letak tapak, orientasi massa, pola

perletakkan massa bangunan ditapak dan pola sirkulasi tapak

● Aspek Bentuk dan Tampilan Bangunan, meliputi tinjuan bentukan

massa bangunan, irama, proporsi, material dan warna

● Aspek Struktur, meliputi tinjauan struktur pada struktur atas dan

bawah serta detail yang digunakan

● Aspek Utilitas, meliputi tinjauan sistem air bersih, air kotor,

pengkondisian udara, transportasi vertikal, telekomunikasi,

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
24
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

perlindungan terhadap bahaya kebakaran, jaringan listrik, penangkal

petir, pemeliharaan bangunan, dan persampahan

2.4.1. Puskesmas Segiri Samarinda

Gambar 2. 12 Studi Kasus Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

Puskesmas ini terletak di jalan Ramania 2, kota Samarinda yang pernah

terbakar bulan oktober 2016 lalu kini punya gedung baru. Bangunan ini memliki 3

lantai dan merupakan Puskesmas rawat jalan.

2.4.1.1. Aspek Fungsi

2.4.1.1.1. Fungsi Ruang

Berikut adalah beberapa fungsi ruang yang terdapat pada lantai 1 :

1. Ruang Tunggu 9. Toilet Wanita


2. Loket Pendaftaran 10. Gudang Obat
3. R. Rekam Medik 11. Apotek
4. Poli KIA ibu hamil 12. Ruang UGD
5. Poli Umum 13. Ruang Poli Lansia
6. Dapur 14. Teras
7. Ruang Panel 15. Ruang Genset
8. Toilet pria 16. Ruang Incenerator

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
25
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 13 Fungsi Ruang Denah Lantai 1 Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi

Fungsi ruang pada lantai 2 :

1. Ruang Tindakan Khusus 8. Ruang Panel


2. Klinik Sanitasi 9. Gudang Inventaris
3. Poli TB 10. Klinik Gigi
4. Ruang Tata Usaha 11. Laboratorium
5. Ruang Pimpinan Poli Gigi
6. Poli KIA Anak Sehat
7. Poli Laktasi

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
26
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 14 Fungsi Ruang Denah Lantai 2 Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi

Fungsi ruang pada lantai 3 :

1. Gudang kotor arsip dan inventaris 6. Toilet Pria


2. Ruang Kontorl Elektrikal 7. Toilet Wanita
3. Pantry 8. Tempat Wudhu
4. Ruang Makan Petugas 9. Mushalla
5. Ruang Rapat / hall dan serba guna

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
27
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 15 Fungsi Ruang Denah Lantai 3 Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi
Organisasi Ruang pada Lantai 1 :

Gambar 2. 16 Organisasi Ruang Denah Lantai 1 Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi
Organisasi Ruang pada Lantai 2 :

Gambar 2. 17 Organisasi Ruang Denah Lantai 2 Puskesmas Segiri

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
28
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Data Pribadi


Organisasi Ruang pada Lantai 3 :

Gambar 2. 18 Organisasi Ruang Denah Lantai 3 Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi

2.4.1.1.2. Pola Perletakkan dan Pola Sirkulasi Ruang

Pada Puskesmas Segiri terdapat alur pelayanan yaitu dimulai dari pasien

datang lalu mengantri diloket. Setelah melakukan pendaftaran pasien akan

diarahkan menuju poliklinik sesuai dengan Spesialis masing-masing. Poliklinik

Spesialis akan memberikan rujukan kepada pasien apakah harus rawat jalan, rawat

inap puskesmas, atau dirujukan ke rumah sakit. Alur tersebut dapat dilihat pada

bagan dibawah ini :

Bagan 2. 1 Alur Pelayanan Puskesmas Segiri

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
29
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Data Pribadi, 2018

Pada pola perletakkan ruang yaitu terbentuk dari panggabungan bentuk

persegi panjang dan trapesium. Pola sirkulasi pada setiap lantai linier dengan

setiap ruang yang dihubungkan oleh 1 sumbu yaitu koridor.

(A)

(B)

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
30
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(C)

Gambar 2. 19 (A) Pola Sirkulasi dan Perletakkan Ruang Denah Lantai 1,(B) Pola Sirkulasi
dan Perletakkan Ruang Denah Lantai 2,(C) Pola Sirkulasi dan Perletakkan
Ruang Denah Lantai Puskesmas Segiri
Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.1.2. Aspek Tapak

2.4.1.2.1. Letak Tapak

Lahan terletak pada siku dan pertigaan jalan, dengan jalan yang

berhubungan langsung dengan jalan utama. Dapat dilihat pada gambar dibawah

ini :

Gambar 2. 20 Letak Tapak Puskesmas Segiri

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
31
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Google Earth, 2023

2.4.1.2.2. Orientasi Massa

Bangunan menghadap arah timur dan berhubungan langsung dengan Jl.

Ramania :

Gambar 2. 21 Orientasi Massa Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.1.2.3. Pola Perletakkan Massa

Karena In out menuju site dan juga sikulasi kendaraan bangunan berada

ditengah site namun sedikit menjauhi jalan Ramania :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
32
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 22 Pola Perletakkan Massa Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2018

2.4.1.3. Aspek Bentukan dan Tampilan Bangunan

2.4.1.3.1. Bentukan Massa Bangunan

Bentuk massa mengikuti bentuk tapak bangunan yang tersusun dari bentuk

trapesium dan persegi panjang :

Gambar 2. 23 Bentuk Bangunan Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
33
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Massa bangunan juga terdapat hasil transformasi penggabungan dan juga

pengurangan bentuk :

Gambar 2. 24 Bentuk Massa Bagunan Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.1.3.2. Irama

Terdapat pengulangan pada bagian A’ dan B’ namun pengulangan tersebut

merupakan bentuk simetris A dan B :

Gambar 2. 25 Irama Bentuk Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
34
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4.1.3.3. Proporsi

Berdasarkan dari perbandingan badan, kaki, dan kepala bangunan dapat

diambil kesimpulan :

Gambar 2. 26 Proporsi Bentuk Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.1.3.4. Material

Penggunaan material pada Pusekesmas Segiri yaitu kaca, beton, baja,

Alumunium Composite Panel (ACP) :

Gambar 2. 27 Meterial Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
35
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4.1.3.5. Warna

Penggunaan warna pada Puskesmas Segiri yaitu campuran antara warna

dasar cold (White) dengan beberapa warna Tertiary (Cream, Grey) :

Gambar 2. 28Warna Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.1.4. Aspek Struktur

Pada perletakkan struktur kolom dan juga lebar bentangan yang

digunakan, bangunan ini menggunakan kontrusksi beton bertulang :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
36
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 29 Grid kolom Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

Gambar 2. 30 3D Struktur Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
37
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4.1.5. Aspek Utilitas

Puskesmas Segiri terdiri dari atas 3 lantai , dengan sistem jaringan yang

dihubungkan oleh shaft pada setiap lantainya. Terdapat 2 shaft yaitu digunakan

untuk jaringan air dan juga listrik. Transortasi vertikal pada setiap lantai yaitu

dihubungkan dengan tangga dan beberapa ruang seperti incenerator dan genset

dapat diakses dari luar bangunan.

Gambar 2. 31 Aspek Utilitas Puskesmas Segiri


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
38
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4.2. Puskesmas Siantan Hilir

Gambar 2. 32 Studi Kasus Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

Puskesmas Siantan Hilir merupakan Puskesmas Rawat Inap yang pada

awalnya diperuntukan untuk pria dan wanita dewasa namun pada tahun 2014

ditambahkan layanan rawat inap untuk anak. Puskesmas ini merupakan salah satu

puskesmas yang memiliki pelayanan yang lengkap seperti UGD, rawat inap,

persalinan, dan puskesmas seperti biasanya.

2.4.2.1. Aspek Fungsi

2.4.2.1.1. Fungsi Ruang

Berikut adalah beberapa fungsi ruang yang terdapat pada lantai 1 :

1. Hall 16. Loket administrasi 31. Gudang Obat


2. Loket 17. Ruang Perawat 32. Mini OK
3. Ruang Karyawan 18. Ruang Dokter 33. Water Supply
4. Ruang Ambil Obat 19. Dapur Kering 34. Ruang Radiologi
5. Ruang Racik Obat 20. Dapur Basah
6. Kasir 21. Ruang Laundry
7. WC 22. Gudang
8. Ruang Apoteker 23. Ruang Jenazah
9. Ruang KIA 24. Ruang Pemulihan
10. Poli Kebidanan 25. Ruang Operasi
11. Poli Anak 26. Ruang Lab

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
39
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

12. Poli Mata 27. Ruang Cuci


13. Poli Umum 28. Bank Darah
14. Poli Bedah 29. Ruang Observasi
15. Rawat Inap Kelas III ,KM/WC 30. Ruang Tindakan

Gambar 2. 33 Fungsi Ruang Denah Lantai 1 Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

Berikut adalah beberapa fungsi ruang yang terdapat pada lantai 2 :

1. Loket Adiministrasi 14. Ruang Obeservasi Bayi


2. Ruang Perawat dan KM/WC 15. Ruang Steril
3. Ruang Dokter Jaga dan KM/WC 16. Aula / Ruang Rapat
4. Ruang Rawat Inap Anak I 17. Ruang Administrasi
5. Ruang Rawat Inap Anak II 18. Ruang Direktor
6. Ruang Rawat Inap Anak III 19. Ruang Kasubeg T.U
7. Ruang Linen 20. Ruang Kasubeg
8. Ruang Istirahat Perawat 21. Ruang Sepsis
9. Ruang Rawat Inap Kelas II 22. Ruang Melahirkan
10. Ruang Dokter dan KM/WC 23. Poliklinik dan Ruang Periksa
11. Ruang Ibu Melahirkan 24. Ruang Rawat Inap I
12. Linen 25. Ruang Rawat Inap II
13. Ruang Bayi

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
40
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 34 Fungsi Ruang Denah Lantai 2 Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023
Organisasi Ruang pada Lantai 1 :

Gambar 2. 35 Organisasi Ruang Denah Lantai 1 Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
41
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Organisasi Ruang pada Lantai 2 :

Gambar 2. 36 Organisasi Ruang Denah Lantai 1 Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.2.1.2. Pola Perletakkan dan Pola Sirkulasi

Pada puskesmas ini terdapat alur pelayanan yang dimulai dari pasien

datang lalu menuju loket untuk melakukan pendaftaran dan mengisi rekam medis

mengenai penyakit yang diderita. Setelah itu pasien tersebut diperiksa dan

diputuskan apakah pasien tersebut perlu tindakan gawat atau tidak gawat. Jika

tidak gawat maka pasien termasuk pasien rawat jalan. Pasien dibedakan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
42
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

berdasarkan usia dan masuk keruang periksa poli berdasarkan penyakit yang

diderita. Untuk pasien gawat akan langsung dibawa ke UGD. Setelah melakukan

pemeriksaan 2 jenis pasien ini akan diberi resep yang diambil di apotik puskesmas

tersebut namun jika tidak ada resep pada puskesmas tersebut maka pasien akan

dirujuk ke ruamh sakit.

Bagan 2. 2 Alur Pelayanan Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023
Pola perletakkan pada ruang tersusun dari bentuk persegi panjang yang
dibungkan oleh koridor pada setiap ruangnya :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
43
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(A)

(B)
Gambar 2. 37 (A) Pola Sirkulasi dan Perletakkan Ruang Denah Lantai 1,(B) Pola Sirkulasi dan
Perletakkan Ruang Denah Lantai 2 Puskesmas Siantan Hilir
Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
44
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4.2.2. Aspek Tapak

2.4.2.2.1. Letak Tapak

Tapak berada pada siku jalan antar Jl. Khatulistiwa dengan gang yang

berada pada bagian timur site. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2. 38 Letak Tapak Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.2.2.2. Orientasi Massa

Bangunan mengahadap ke arah barat daya dan berhubungan langsung

dengan jalan Khatuilistiwa :

Gambar 2. 39 Orientasi Massa Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
45
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4.2.2.3. Pola Perletakkan Massa

Berdasarkan garis GSB dan juga in out menuju site dari Jl. Khatulistiwa

bangunan berada pada timur laut dan menjauhi arah jalan tersebut :

Gambar 2. 40 Pola Perletakkan Massa Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.2.3. Aspek Bentukan dan Tampilan Bangunan

2.4.2.3.1. Bentukan Massa

Massa tersusun oleh bentuk persegi yang terdapat penambahan dan juga

pengurangan bentuk persegi panjang pada bagian tengahnya :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
46
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 41 Bentukan Massa Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.2.3.2. Irama

Irama dapat dilihat yaitu dari A’ dan B’ yang merupakan pengulangan bentuk dari

bentuk A dan B :

Gambar 2. 42 Irama Bentuk Puskesmas Sintan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.2.3.3. Proporsi

Perbandingan antara kaki badan dan atap bangunan yaitu :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
47
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 43 Proporsi Bentuk Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.2.3.4. Material

Material yang digunakan pada bangunan ini yaitu beton, kaca, metal :

Gambar 2. 44 Material Bentuk Puskesmas Siatan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.2.3.5. Warna

Pemilihan warna pada puskesmas ini yaitu dapat dilihat dari logo

Puskesmas yaitu warna dasar putih dan campuran warna cold dan warm green :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
48
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 45 Warna Dasar Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2018

Gambar 2. 46 Warna Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.2.4. Aspek Struktur

Puskesmas ini memiliki struktur rangka beton dengan konstruksi beton

bertulang, dengan grid titik-titik kolom :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
49
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 47 Grid Kolom Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

Gambar 2. 48 3D Srtuktur Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
50
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4.2.5. Aspek Utilitas

Puskesmas Segiri memiliki 2 lantai bangunan dengan sistem jaringan yang

dihubungkan dengan shaft. Shaft yang digunakan memiliki 2 fungsi yaitu untuk

jaringan listrik dan juga air. Untuk transportasi vertikal menggunakan ramp yang

dikhusukan untuk brangkar dan juga tangga umum.

Gambar 2. 49 Aspek Utilitas Puskesmas Siantan Hilir


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.3. Clinic Diagonal, Spanyol

Gambar 2. 50 Clinic Diagonal Spanyol


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
51
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Klinik yang dibangun di kota Barcelona ini didirikan oleh Mutua FIATC

terletak ditempat yang strategis di kota tersebut. Menurut FIATC ide bangunan ini

untuk menciptakan dialog antara gedung baru dengan tempat yang berdekatan

dengan bangunan ini. Bangunan ini memiliki 80 kamar, 7 suite, 16 kantor medis,

6 ruang operasi, 6 kotak darurat dan semua layanan yang dibutuhkan rumah sakit.

Pada lantai atas area konsultasi dan kamar yang menyajikan view yang indah kota

barcelona.

2.4.3.1. Aspek Fungsi

2.4.3.1.1. Fungsi Ruang

Berikut adalah beberapa fungsi ruang yang terdapat pada lantai 1 :

1. Loket 8. Dapur
2. Ruang Tunggu 9. Area Service
3. Ruang Periksa
4. Ruang KIA
5. Poliklinik
6. Ruang operasi
7. Ruang Rontgen

Gambar 2. 51 Fungsi Ruang Denah Lantai 1 Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
52
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Berikut adalah beberapa fungsi ruang yang terdapat pada lantai 2 :

1. Rawat Inap 6. Ruang Jaga Perawat


2. Ruang Konsultasi
3. Ruang Tunggu
4. Lobby
5. Dapur/Pantry

Gambar 2. 52 Fungsi Ruang Denah Lantai 2-4 Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

Organisasi Ruang pada Lantai 1 :

Gambar 2. 53 Organisasi Ruang Denah Lantai 1


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
53
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Organisasi Ruang pada Lantai 2-4 :

Gambar 2. 54 Organisasi Ruang Denah Lantai 2-4


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.3.1.2. Pola Perletakkan Ruang

Perletakkan ruang pada bangunan ini yaitu bentuk utuh 1 persegi panjang.

Pola sirkulasi pada lantai 1 yaitu radial dengan setiap ruang yang dihubungkan

oleh sumbu yang memusat ke 1 titik. Pada lantai 2 setiap ruang dihubungkan ke

satu sumbu linear.

(A)

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
54
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(B)

Gambar 2. 55 (A) Pola Sirkulasi dan Perletakkan Ruang Denah Lantai 1,(B) Pola Sirkulasi dan
Perletakkan Ruang Denah Lantai 2-4 Clinic Diagonal
Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.3.2. Aspek Tapak

2.4.3.2.1. Letak Tapak

Tapak berada pada siku-siku jalan diantara jalan career sant mate dan

jalan tol yang berada pada bagian timur tapak. Dapat dilihat pada gambar dibawah

ini :

Gambar 2. 56 Letak Tapak Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.3.2.2. Orientasi Massa

Bangunan menghadap ke arah tenggara yang merupakan jalan tol, namun

akses menuju site tetap melewati jalan career sant mate :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
55
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 57 Orientasi Massa Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.3.2.3. Pola Perletakkan Massa

Pada bagian tenggara tapak terdapat sirkulasi kendaraan yang membuat

bangunan tersebut berada sedikit ke arah barat laut :

Gambar 2. 58 Pola Perletakkan Massa Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
56
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4.3.3. Aspek Bentukan dan Tampilan Bangunan

2.4.3.3.1. Bentukan Massa

Bentuk utuh bangunan merupakan bentuk persegi panjang namun terdapat

juga penambahan persegi panjang diatas massa utama :

Gambar 2. 59 Bentukan Massa Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.3.3.2. Irama

Pengulangan bantuk A dapat dilihat dari bentuk A’ :

Gambar 2. 60 Irama Bentuk Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
57
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4.3.3.3. Proporsi

Berdasarkan dari perbandingan badan, kaki, dan kepala bangunan dapat

diambil kesimpulan :

Gambar 2. 61 Proporsi Bentuk Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.3.3.4. Material

Berikut adalah beberapa material yang digunakan pada bangunan ini :

Gambar 2. 62 Material Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
58
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4.3.3.5. Warna

Warna yang digunakan pada bangunan ini yaitu Cold Blue selain itu

campuran warna dasar putih dan abu-abu :

Gambar 2. 63 Warna Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.3.4. Aspek Struktur

Konstruksi beton bertulang yang digunakan pada bangunan ini dibagi

menjadi 3 yaitu struktur kolom, core, dan juga bearing wall :

Gambar 2. 64 Grid Kolom Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
59
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 65 3D Struktur Clinic Diagonal


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.4.3.5. Aspek Utilitas

Clinic Diagonal memiliki 7 lantai dengan 3 lantai basement. Setiap lantai

pada jaringan listrik dan air dihubungkan oleh shaft. Core pada bangunan selain

berfungsi sebagai struktur namun juga sebagai akses transportasi vertikal (tangga

lift) didalam bangunan. Pada bagian kiri dan kanan bangunan juga terdapat tangga

darurat.

Gambar 2. 66 Aspek Utilitas Diagonal Clinic


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
60
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Kesimpulan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
61
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.5. Tinjauan Struktur

Berikut ini merupakan struktur yang digunakan dalam perancangan

Puskesmas Rawat Inap yang terdapat didalam TOR :

1. Bangunan dibuat 2 lantai dengan sistem rangka beton, dan dinding batako.

2. Pondasi menggunakan pondasi setempat dengan minipile beton ukuran 20/20

– 24 meter.

3. Konstruksi atap dapat menggunakan rangka batang, rangka ruang, maupun

beton rigid, dengan material beton, baja, baja ringan, dan tidak boleh

menggunakan kayu.

2.5.1. Pengertian Konstruksi dan Struktur Bangunan

Konstruksi berasal dari bahasa Inggris Construction yang berarti

meletakkan unsur bersama-sama secara sistematis. Dengan perkataan lain adalah

suatu bentuk bangun yang terdiri dari unsur-unsur dan tersusun secara sistematis.

Maka dari itu tujuan dari konstruksi adalah menjaga keutuhan bentuk sehingga

kuat dan atau tidak berubah bentuknya. Sedangkan fungsi dari konstruksi adalah

menahan berbagai macam gaya yang menimpa pada bangunan agar tidak

mempengaruhi strukturnya.

Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang

bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas

tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan untuk memberi kekuatan dan kekakuan

yang diperlukan untuk mencegah sebuah bangunan mengalami keruntuhan.

Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban. Beban-

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
62
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

beban tersebut menumpu pada elemenelemen untuk selanjutnya disalurkan ke

bagian bawah tanah bangunan, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat di

tahan. Dalam suatu konstruksi terdapat bagian-bagian penunjang bangunan (struktur)

yang terdiri dari struktur atas (upper structure) dan struktur bawah (sub structure).

Kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan dalam suatu konstruksi bangunan terutama

struktur bagian bawah (pondasi) karena menjadi bagian akhir penerima beban yang

sangat penting peranannya dalam suatu bangunan. Sumber :

http://struktursivil12.blogspot.com/2014/03/pengertian-konstruksi-bangunan.html

2.5.2. Pondasi

Berdasarkan kedalaman tertanam di dalam tanah, maka pondasi dibedakan

menjadi pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation ),

(Das, 1995). Pondasi dangkal digunakan bila lapisan tanah baik atau lapisan batuan

berada di posisi yang dangkal dari atas permukaan bumi. Bila lapisan tanah baik atau

lapisan batuan berada pada posisi yang dalam maka digunakan pondasi dalam seperti

pondasi sumuran atau pondasi tiang. Dalam modul ajar ini akan dibahas secara

khusus tentang jenis-jenis Pondasi Dangkal, yaitu : Pondasi Menerus, Pondasi

Setempat, Pondasi Plat dan Pondasi Umpak. Sedangkan untuk jenis-jenis Pondasi

Dalam akan dibahas secara terpisah pada modul lain.

Pondasi setempat; dibuat pada bagian yang terpisah (di bawah kolom

pendukung/kolom struktur, tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi

bangunan kayu di daerah rawa-rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan

penumpu batu alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah

yang diratakan. Adapun ciri-ciri pondasi setempat adalah :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
63
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

● Jika tanahnya keras, mempunyai kedalam > 1,5 meter

● Pondasi dibuat hanya dibawah kolom

● Masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor

sloof, tidak digunakan untuk mendukung beban

Gambar 2. 67 Pondasi Setempat


Sumber : Modul Ajar Pondasi Dangkal Yullianty Nooerlaelasari, 2010

Adapula bentuk-bentuk pondasi setempat :

Gambar 2. 68 Bentuk-bentuk Pondasi Setempat


Sumber : Sumber : Modul Ajar Pondasi Dangkal Yullianty Nooerlaelasari, 2010

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
64
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Tiang mini (mini Pile) merupakan sistim tiang pancang untuk bangunan-

bangunan ringan (3-5 lantai), pada umumnya dipasaran berbentuk segitiga

berukuran 28 x28 cm dengan panjang tiang merupakan modul dengan ukuran 3

meter atau 6 meter dan dapat disambung dengan sistim las. Tiang mini ini ini

dapat mendukung beban sampai 25 ton setiap tiangnya.

Penggunaan tiang mini adalah sebagai alternatif pengganti

penggunaan pondasi dangkal (pondasi telapak menerus) yang biasa

digunakan untuk bangunan-bangunan ringan. Tiang mini mempunyai

kelebihan-kelebihan yaitu: hemat biaya; pelaksanaannya lebih cepat;

pekerjaannya lebih bersih; dan penurunan yang terjadi akan lebih kecil.

Gambar 2. 69 Tiang Pancang Renforced Concrete Pile


Sumber : http://i773.photobucket.com/albums/yy11/ojan87/baru43.jpg

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
65
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.5.3. Struktur Rangka Beton

Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di

atas elemen kaku vertikal. Elemen horisontal (balok) memikul beban yang bekerja

secara transversal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen

vertikal (kolom) yang menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh balok,

dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah. (Dian ariestadi,2008)

Pada sistem struktural yang ada pada bangunan, elemen balok adalah

elemen yang paling banyak digunakan dengan pola berulang. Umumnya pola ini

menggunakan susunan hirarki balok, dimana beban pada permukaan mula-mula

dipikul oleh elemen permukaan diteruskan ke elemen struktur sekunder, dan

selanjutnya diteruskan ke kolektor atau tumpuan. Semakin besar beban, yang

disertai dengan bertambahnya panjang, pada umumnya akan memperbesar ukuran

atau tinggi elemen struktur.

Gambar 2. 70 Balok Beton Bertulang


Sumber : Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 Dian Ariestadi, 2008

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
66
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang

bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari

beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau.

Kombinasi pembebanan yangmenghasilkan rasio maksimum dari momen

terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan.

Gambar 2. 71 Model Bentuk Kolom Beton Bertulang


Sumber : Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 Dian Ariestadi, 2008

Rangka bangunan bagian dari bangunan yang merupakan

struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang

bekerja padanya. Rangka bangunan untuk bangunan bertingkat

sederhana atau bertingkat rendah. Berupa yaitu berupa Struktur

Rangka Portal .Struktur ini berupa kerangka yang terdiri dari kolom

dan balok yang merupakan rangkaian yang menjadi satu kesatuan

yang kuat.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
67
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 72 Struktur Rangka Beton


Sumber : http://jayawan.com/struktur-bangunan-rumah-2/.

2.5.4. Dinding

Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagisuatu

konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari

segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan (Sumber: Tamrin. A.G,

2008). Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat

dibedakan atas:

a. Bata cetak/bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuranbeberapa

bahan dengan perbandingan tertentu, umumnya digunakan pada rumah-rumah

sederhana di perkampungan, pagar pembatastanah dan lain sebagainya.

b. Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari

pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59cm.

c. Dinding partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek

atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
68
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

d. Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan

mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis

ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi

model. Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan

mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga dengan

bataco, blok beton ini juga berlubang.

e. Batu bata (bata merah), pada umumnya merupakan prisma tegak (balok)

dengan penampang empat persegi panjang, ada juga batu bata yang

berlubang- lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan untuk

pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di berbagai tempat dan

daerah tidak sama besarnya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman

ukuran dan teknik pengolahan. Ukuran batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5

x 4,8 cm sampai 24 x 11,5 x 5,5 cm.

2.5.5. Atap
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai

penutup atau pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga

memberikan kenyamanan bagi penggunaan bangunan. Struktur atap adalah bagian

bangunan yang menahan atau mengalirkan beban – beban dari atap. Konstruksi

rangka atap baja ringan yang terbuat dari baja ringan dipasang dengan sistem

konstruksi baja ringan yang stabil dan kokoh dengan keunggulan baja ringan yang

tahan terhadap cuaca, tidak berkarat, anti rayap, kuat untuk puluhan tahun, atap

rumah akan semakin kokok dengan menggunakan rangka atap baja ringan dan

memiliki kelebihan – kelebihan lainnya.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
69
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Rangka atap baja ringan memiliki beberapa keunggulan, ialah:

1. Konstruksi stabil dan aman

2. Mengguanakan tumpuan sendi dan roll

3. Tahan terhadap karat, rayap, perubahan cuaca dan kelembaban

4. Dapat digunakan dengan genteng metal maupun keramik atau beton yang berat

5. Pemasangan yang professional dan terlatih hingga cepat pengerjaannya

6. Terdapat banyak pilihan jenis kuda – kuda

7. Pemilihan bentang: 6 m - 8 m (bentang kecil), 8 m - 10 m (bentang menengah),

10 m - 12 m (bentang besar)

8. Lebih dari 12 m (bentang khusus)

Bentuk struktur rangka batang (truss) dipilih karena mampu menerima

beban struktur relatif besar dan dapat melayani kebutuhan bentang struktur yang

panjang. Bentuk struktur ini dimaksudkan menghindari lenturan pada batang

struktur seperti terjadi pada balok. Pada struktur rangka batang ini batang struktur

dimaksudkan hanya menerima beban normal baik tarikan maupun beban tekan.

Bentuk paling sederhana dari struktur ini adalah rangkaian batang yang dirangkai

membentuk bangun segitiga Struktur ini dapat dijumpai pada rangka atap maupun

jembatan.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
70
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 73 Model Rangka Atap


Sumber : Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 Dian Ariestadi, 2008

2.6. Tinjauan Kelengkapan Bangunan (Utilitas)

2.6.1. Sistem Pemipaan air bersih, air kotor/ buangan

Sumber air bersih berasal dari PDAM dan harus semaksimal mungkin

memanfaatkan potensi air hujan. Sistem yang penyediaan air bersih yang akan

digunakan adalah dengan menggunakan sistem Down feed distribution. Air yang

berasal dari sumber air kemudian ditampung di dalam bak penampungan air

kemudian dipompakan menuju tangki penampungan air yang diletakkan di posisi

yang lebih tinggi, dimana distribusi air menuju unit-unit pengguna mengandalkan

tekanan dari gaya gravitasi. Hal tersebut dilakukan agar distribusi air menuju

unitunit pengguna dapat lebih merata dan tidak bergantung kepada tekanan air

yang berasal dari PDAM.

Air kotor yang dimaksud dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu:

limpahan air hujan; air bekas pakai; air tinja; dan air limbah septik. Yang

dimaksud dengan limpahan air hujan adalah air hujan yang tidak tertampung atau

tidak dimanfaatkan dan harus disalurkan ke pembuangan akhir agar tidak

menggenangi lingkungan. Sedangkan air bekas pakai adalah air yang telah

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
71
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

digunakan untuk kepentingan pengguna tetapi bebas dari limbah-limbah yang

dapat membahayakan lingkungan. Air tinja merupakan limbah padat manusia

maupun air yang terbawa bersamanya. Air limbah septic adalah air limbah yang

berasal dari washtafel yang harus di olah melalui IPAL.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Wastewater Treatment Plant

(WWTP), adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah

biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk

digunakan pada aktivitas lain.

Gambar 2. 74 IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)


Sumber : http://www.puskesmasngadirojo.com/2015/05/operasional-ipal-dan-incinerator.html

Masing-masing air kotor di atas memiliki karakteristik dan sifat yang

berbeda, sehingga di dalam penangannya juga akan berbeda. Untuk memudahkan

penanganan dan perawatan instalasinya, harus ada pemisahan jaringan dari

masing-masing instalasi air kotor tersebut. Sistem pembuangan air buangan

dibedakan berdasarkan cara pembuangannya, yaitu (BSN, 2005) :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
72
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1. Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan dimana air

kotor dan air bekas dialirkan ke dalam satu saluran / pipa.

2. Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana air

kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau

menggunakan pipa yang berlainan.

Untuk limpahan air hujan dan air sisa pakai, dapat menggunakan sistem

pembuangan campuran, dimana kedua jenis air kotor tersebut dapat dibuang di

dalam satu saluran. Saluran tersebut diperlukan agar air kotor tidak menggenangi

lingkungan dan memudahkan untuk penyaluran kepembuangan akhir. Sedangkan

untuk limbah tinja, memerlukan penanganan yang berbeda dan harus memiliki

jaringan tersendiri. Limbah tinja tidak bisa dibuang langsung ke lingkungan,

tetapi harus diolah terlebih dahulu di dalam tangki septik.

2.6.2. Sistem Pengkondisian Udara (HVAC)

Sebagian besar ruangan harus dirancang dengan system penghawaan

alami. Namun beberapa ruangan boleh menggunakan penghawaan buatan (AC)

dengan pertimbangan yang cermat. Sistem penghawaan buatan cukup dengan

menggunakan AC Split dengan mempertimbangkan kemungkinan penempatan

unit out door yang tidak mengganggu aktifitas dan penampilan bangunan.

Satwiko (2004) dan Brown (1990) menyebutkan bahwa ventilasi alami

digunakan untuk pergantian udara dengan mengeluarkan udara panas. Selain itu

ventilasi alami juga berguna untuk mempengaruhi penyejukkan kearah manusia

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
73
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dengan elemen bukaan-bukaan permanen, jendela, pintu, void, dan semua bukaan

yang menghubungkan ruangan pada ruangan lain ataupun langsung ke area luar.

Dalam buku standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi

pada bangunan gedung yang diterbitkan oleh yayasan LPMB – PU dinyatakan

bahwa suhu nyaman untuk orang indonesia adalah :

● Sejuk nyaman antara 20,5 – 22,8°C ET

● Suhu nyaman optimal antara 22,8 – 25,8°C ET

● Hangat nyaman optimal antara 25,8 – 29°C ET

Kekurangan dan kelebihan penghawaan alami yaitu :

Kelebihan :

● Ramah Lingkungan

● Lebih hemat

Kekurangan :

● Suhu, kecepatan angin, kelembaban, kualitas udara, tidak mudah

diatur

● Gangguan serangga

● Gangguan lingkungan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
74
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 2. 75 Penghawaan Alami


Sumber : http://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id/2015/11/20/pengaturan-penghawaan-dan-
pencahayaan-pada-bangunan/

2.6.3. Sistem Transportasi Vertikal

Dengan pertimbangan biaya operasianal yang seminimal mungkin maka

transportasi vertical tidak menggunakan lift seperti halnya bangunan klinik dan

rumah sakit. Sebagai gantinya digunakan Ramp yang menghubungkan lantai

bawah dan lantai atas. Ramp dirancang senyaman mungkin supaya dapat dilalui

dengan mudah oleh pejalan kaki maupun peralatan beroda.

2.6.3.1. Ramp

Persyaratan ramp menurut Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah

Sakit Kelas C (2007), pada perancangan sebuah ramp sudah terdapat beberapa

aturan yang telah ditetapkan yaitu :

● Kemiringan suatu ramp didalam bangunan tidak melebihi 7°,

perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan

akhiran ramp (curb ramps/ landing)

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
75
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

● Panjang mendatar dari suatu ramp ( dengan kemiringan 7°) tidak

boleh lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang

lebih rendah dapat lebih panjang

● Lebar minimum dari ramp yaitu 120 cm dengan tepi pengaman

● Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp

harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-

kurangnya untuk memutar kursi roda dan stretcher, dengan ukuran

minimum 160 cm

Gambar 2. 76 Persyaratan Ramp


Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (2007)

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
76
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

● Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki

tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.

● Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untuk

menghalangi roda dari kursi roda atau stretcher agar tidak

terperosok atau ke luar dari jalur ramp. Apabila berbatasan

langsung dengan lalu lintas jalan umum atau persimpangan, harus

dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu jalan umum.

● Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga

membantu penggunaan ramp saat malam hari. Pencahayaan

disediakan pada bagian ramp yang memiliki ketinggian terhadap

muka tanah sekitarnya dan bagian-bagian yang membahayakan.

● Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail)

yang dijamin kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai.

2.6.3.2. Tangga Umum

Persyaratan Tangga Umum menurut Pedoman Teknis Sarana dan

Prasarana Rumah Sakit Kelas C (2007), Tangga merupakan fasilitas bagi

pergerakan vertikal yang dirancang dengan mempertimbangkan ukuran dan

kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar yang memadai.

Persyaratan :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
77
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

● Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran

seragam Tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 – 17

cm.

● Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60 0

● Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam

keadaan darurat, untuk mengevakuasi pasien dalam kasus

terjadinya kebakaran atau ancaman bom

● Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat

membahayakan pengguna tangga.

● Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail).

Gambar 2. 77 Persyaratan Tangga Umum

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
78
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (2007)

● Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65 cm

~ 80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang

mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan

dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang.

● Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-

ujungnya (puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm.

● Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang

sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.

Gambar 2. 78 Pegangan Rambat Tangga umum

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
79
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (2007)

2.6.4. Sistem Telemunikasi

Diperlukan jaringan telepon untuk telekomunikasi ke dunia luar selama 24

jam. Diperlukan intercom untuk menghubungkan ruang perawatan dengan ruang

tunggu perawat.

Konsumsi saat ini interkom menggunakan 10 sampai 15 ampere. Jadi

baterai 9-volt PP3 akan memiliki umur panjang, bila digunakan dalam Intercom

rangkaian. Untuk membuat dua arah interkom, dua unit yang identik, seperti yang

ditunjukkan dalam gambar, ini harus digunakan. Output dari 1 unit amplifier pergi

ke speaker unit lainnya, dan sebaliknya. Sumber

http://teknisi-elektro.blogspot.com/2012/10/rangkaian-intercom-sederhana-dengan-3.html

Gambar 2. 79 Rangkaian Sederhana Interkom


Sumber http://teknisi-elektro.blogspot.com/2012/10/rangkaian-intercom-sederhana-dengan-3.html

2.6.5. Sistem Perlindungan Terhadap Bahaya Kebakaran

Karena bangunan hanya dua lantai maka system perlindungan terhadap

bahaya kebakaran tidak terlalu rumit. Yang perlu diperhatikan adalah ramp

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
80
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

sebagai sarana evakuasi dari lantai dua harus berada di luar dan terbebas dari

bahan yang mudah terbakar. Selebihnya upaya mengatasi kebakaran cukup

dengan menggunakan racun api.

Menurut Peraturan Menteri PU (2008), Sistem proteksi kebakaran pada

bangunan gedung dan lingkungan adalah sistem yang terdiri atas peralatan,

kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada bangunan

yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif

maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan

lingkungannya terhadap bahaya kebakaran.

2.6.5.1. Sistem Proteksi Kebakaran Aktif

Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang

secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun

otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa tegak

dan slang kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan kimia,

seperti APAR dan pemadam khusus.

Gambar 2. 80 Sprinkler dan APAR

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
81
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Wikipedia, 2018

2.6.5.2. Sistem Proteksi Kebakaran Pasif

Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang

terbentuk atau terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen

struktur bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan bangunan berdasarkan

tingkat ketahanan terhadap api, serta perlindungan terhadap bukaan.

2.6.6. Sistem Jaringan Listrik

Untuk sumber tenaga listrik berasal dari PLN. Mengingat kondisi dimana

pasokan listrik dari PLN tidak dapat dijamin tersedia sepanjang waktu, maka

harus ada sumber energi listrik cadangan/ genset. Letakkan genset pada areal yang

cukup jauh sehingga tidak menimbulkan kebisingan.

2.6.7. Sistem Penangkal Petir

Instalasi penangkal petir ialah instalasi atau komponen-komponen dan

peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan

menayalurkannya ke tanah sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya

atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir.

Bangunan ini menggunakan sistem Sangkar Faraday disetiap bangunan.

Penangkal petir Sangkar Faraday menggunakan rangkaian jalur elektris dari

bagian atas bangunan menuju tanah/ grounding dengan beberapa jalur penurunan

kabel, sehingga menghasilkan jalur konduktor berbentuk sangkar yang

melindungi bangunan dari sambaran petir.. Namun bila pada sekitar bangunan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
82
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

terdapat bangunan yang lebih tinggi dan sudah ada penangkal petirnya, maka

bangunan Puskesmas tidak perlu ada penangkal petir.

Gambar 2. 81 Sistem Sangkar Faraday


Sumber : Dwi Tangoro, Jakarta 2006.

2.6.8. Sistem Pemeliharaan Bangunan

Dalam merancang perlu dipertimbangkan kemudahan pemeliharaan

bangunan, misalnya bangunan tidah mudah lusuh oleh debu yang menempel,

lumut dan rayap. Hindari juga terjadinya kebocoran, terutama pada penggunaan

atap dak beton secara serampangan sehingga dapat merusak plafon dan isi

ruangan.

2.6.9. Sistem Persampahan

Terdapat dua macam sampah pada Puskesmas, yaitu sampah biasa seperti

halnya sampah rumah tangga dan sampah klinis. Sampah biasa memerlukan bak

sampah yang kemudian diangkut oleh Dinas Kebersikan Kota Pontianak ke TPA.

Sampak klinis berupa jarum suntik bekas, botol infus, darah dan potongan tubuh

bekas operasi harus dibakar menggunakan insenerator. Bak sampah dan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
83
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

insenerator berada pada kawasan yang tidak merusak pemandangan dan dapat

diakses.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
84
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB III
ANALISA PERENCANAAN PUSKESMAS RAWAT INAP

3.1 Tanggapan Fungsi

Puskesmas Rawat Inap memiliki fungsi sebagai tempat rujukan pertama

bagi kasus tertentu yang perlu dirujuk. Beberapa fungsi pokok Puskesmas, antara

lain adalah:

1. Puskesmas berfungsi sebagai pelayanan, pembinaan dan pengembangan

dengan penekanan pada fungsi kegiatan yang bersifat preventif, promotif dan

fungsi rehabilitif

2. Puskesmas berorientasi pada kegiatan teknis terkait instalasi perawatan pasien

sakit, instalasi obat, instalasi gizi dan instalasi umum. Fungsi Puskesmas lebih

berorientasi pada kegiatan yang bersifat menolong.

Rancangaan puskesmas rawat inap harus mewadahi semua fungsi dari

puskesmas rawat inap dan merancang hubungan antar ruang yang dengan mudah

diakses sehingga pengguna bangunan Puskesmas Rawat Inap ini dapat beraktifitas

dengan maksimal serta ruang – ruang dikelompokkan sesuai dengan fungsinya

masing – masing berdasarkan kedekatan ruang.

Sasaran dalam perencanaan dan perancangan Puskesmas Rawat Inap ini

adalah masyarakat golongan menengah ke bawah sehingga Puskemas Rawat Inap

ini benar-benar di tuntut untuk meningkatkan keprofesionalan para pegawainya

dan meningkatkan fasilitas kesehatan demi terciptanya pelayanan terhadap

masyarakat atau pengguna puskesmas tersebut.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
85
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3.1.1 Analisa Pelaku

Pada umumnya pelaku puskesmas rawat inap dibagi menjadi dua yaitu

pelaku tetap dan pelaku tidak tetap. Pelaku tetap yaitu pelaku yang selalu aktif di

dalam Puskesmas Rawat Inap dan pelaku tidak tetap yaitu pelaku yang

menggunakan fasilitas Puskesmas Rawat Inap. Pelaku tetap di kelompokkan

menjadi tiga kelompok yaitu tenaga medis, tenaga paramedic dan tenaga non

medis. Pelaku tidak tetap dapat berupa pasien, pengantar pasien, pengunjung

rawat inap dan masyarakat lain yang menggunakan fasilitas Puskesmas Rawat

Inap.

3.1.1.1 Pelaku Tetap

Tabel 3. 1 Tabel Pelaku


Kelompok Pelaku Pelaku Jumlah (orang)

Dokter Umum 2
Medis
Dokter Gigi 2
Perawat Gigi 2
Bidan 5
Paramedis Perawat Umum 5
Laboran 1
Petugas Apotek 2
Administrasi 10
OB 1
Non Med is Petugas Keamanan 1
Petugas Kebersihan 2
Supir 1
Sumber : Tor Perancangan Puskesmas Rawat Inap, 2018

3.1.1.1. Pelaku Tidak Tetap

Tabel 3. 2 Tabel Pelaku Tidak Tetap


No Pelaku Jumlah (orang)
1. Pasien 40
2. Pengantar Pasien 45
3. Pengunjung Rawat Inap 10
4. Masyarakat lain yang menggunakan fasilitas puskesmas 10

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
86
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Tor Perancangan Puskesmas Rawat Inap, 2018

Analisa

Aktifitas Pelaku

Dari pelaku-pelaku diatas yaitu pelaku tetap dan pelaku tidak tetap

terdapat beberapa aktifitas yang dilakukan oleh pelaku-pelaku tersebut dari

datang hingga pulang. Sehingga dari Analisa pelaku dapat menghasilkan

kebutuhan ruang untuk pelaku tetap dan tetap pelaku tidak tetap pada

Puskesmas Rawat Inap yaitu sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Tabel Analisa Aktifitas Pelaku


N Pelaku Aktifitas Kebutuhan Ruang

1 Dokter Datang → parkir → 1. Parkir


Umum melayani pasien → 2. Ruang periksa
3. Scrub-up
melakukan persiapan
4. Ruang persiapan operasi
sbelum operasi →
5. Ruang operasi
melakukan operasi 6. Ruang post operasi
kepada pasien → 7. Ruang UGD
ishoma → toilet → 8. Ruang Istirahat
pulang. 9. Toilet

2 Dokter Gigi Datang → parkir → 1. Parkir


melayani pasien → 2. Ruang Praktek
3. Ruang Operasi
melakukan operasi
4. Musholla
kepada pasien →
5. Toilet
ishoma → toilet →
pulang

3 Perawat Gigi Datang → parkir → 1. Parkir


melayani pasien → 2. Ruang praktek
3. Ruang istirahat
toilet → pulang
4. Musholla
5. toilet

4 Bidan Datang → parkir → 1. Parkir


2. Ruang KB

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
87
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

. melayani ibu dan anak 3. Ruang KIA


→ rapat → kerja → 4. Ruang Imunisasi
5. Ruang Gizi
ishoma → toilet →
6. Ruang Senam
pulang
7. Ruang persiapan bersalin
8. Ruang bersalin
9. Ruang bayi
10. Musholla
11. Toilet

5 Perawat Datang → parkir → 1. Parkir


Umum melayani pasien → 2. Ruang periksa
3. Ruang jaga perawat
toilet → pulang.
4. Ruang istirahat perawat
5. Ruang rawat inap
6. Musholla
7. Toilet

6 Laboran Datang → parkir → 1. Parkir


menganalisa hasil 2. Laboratrium
3. Ruang istirahat
laboratorium → rapat
4. Musholla
→ kerja → ishoma →
5. Toilet
toilet → pulang.

7 Petugas Datang → parir → 1. Parkir


Apotek memberikan obat → 2. Gudang obat
3. Ruang racik obat
meracik obat →
4. Apotik
ishoma → toilet →
5. Ruang vaksin
pulang. 6. Ruang rapat
7. Ruang istirahat
8. Musholla
9. Toilet

8 OB Datang → parkir → 1. Parkir


memasak makanan 2. Dapur / pantry
3. Ruang istirahat
untuk pasien rawat
4. Musholla
inap → ishoma →
5. Toilet
pulang.

9 Petugas Datang → parkir → 1. Parkir


Keamana menagamankan 2. Ruang jaga
n 3. Ruang istirahat
puskesmas → ishoma
4. Musholla
→ toilet → pulang.
5. Toilet

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
88
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1 Petugas Datang → parkir → 1. Parkir


Kebersih membersihkan 2. Ruang janitor
an 3. Musholla
puskesmas → ishoma
4. Toilet
→ toilet → pulang.

1 Supir Datang → parkir → 1. Parkir


menyupir ambulan → 2. Ruang jaga perawat
3. Musholla
ishoma → toilet →
4. Toilet
pulang.

1 Pengantar Datang → Parkir → 1. Parkir


Pasien mengantar pasien → 2. Loket
3. Ruang tunggu
bertamu (menjenguk)
4. Musholla
→ sholat → toilet →
5. Toilet
pulang.

1 Pengunjung Datang → parkir → 1. Parkir


mencari informasi → 2. Loket
3. Ruang rawat inap
bertamu (menjenguk)
4. Laboratorium
→ sholat → toilet →
5. Musholla
pulang. 6. Toilet

1 Masyarakat Datang → parkir → 1. Parkir


yang mencari informasi → 2. Loket
menggun 3. Ruang senam
menggunakan fasilitas
akan 4. Musholla
Puskesmas Rawat
fasilitas 5. Toilet
Puskesm Inap → sholat → toilet
as Rawat → pulang.
Inap

Sumber : Analisa Pelaku, 2018

Analisa

Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Dari Analisa aktifitas pelaku-pelaku tetap dan pelaku-pelaku tidak tetap,

maka didapatkan kebutuhan dan besaran ruang untuk sebuah Puskesmas Rawat

Inap yang dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3. 4 Kebutuhan dan Besaran Ruang

No. Nama Ruang Luas Jumlah Total Besaran

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
89
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(m2) Ruang Ruang (m2)


1. Main Entrance / Drop Off 36 1 36
2. Side Entrance, Back Entrance 24 2 48
3. Loket / Rekam Medik 18 1 18
4. Hall / Koridor / Ruang Tunggu 574 1 574
5. Apotik 18 1 18
6. Gudang Obat 6 1 6
7. Ruang Periksa 1 2 1 12
8. Ruang Periksa 2 12 1 12
9. Ruang Lansia 2 1 12
10. Klinik TBC 2 1 12
11. Infeksi Menular Seksual 2 1 12
12. Laboratorium 2 1 12
13. Ruang Senam 24 1 24
14. Immunisasi 12 1 12
15. KB 12 1 12
16. KIA 12 1 12
17. Ruang Gizi 12 1 12
18. Kesehatan Reproduksi Remaja 12 1 12
19. Klinik Sanitasi 12 1 12
20. Klinik Gigi 12 1 12
21. Ruang Vaksin 12 1 12
22. Musholla 24 1 24
23. Ruang Wudu’ 9 1 9
24. Toilet 72 1 72
25. Janitor 6 1 6
26. Tangga 72 1 72
27. Ramp 80 1 80
28. Ruang Kepala Puskesmas+wc 24 1 24
29. Tuang Tata Usaha 54 1 54
30. Ruang Serbaguna 96 1 96
31. Ruang Alat 6 1 6
32. Garasi Ambulance 18 1 18
33. Ruang Gawat Darurat 24 1 24
34. Parkir Brangkar 6 1 6
35. R. Rawat inap klas III 6 TT +
72 1 72
wc
36. R. Rawat inap klas II 2 TT +
48 2 96
wc
37. R. Rawat inap klas I 1 TT +
48 2 96
wc
38. Ruang Jaga Perawat 6 1 6
39. Ruang Istirahat Perawat +
12 1 12
Km/wc
40. Ruang Bersalin/ Recovery 24 1 24
41. Ruang Persiapan Bersalin 12 1 12

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
90
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

43. Ruang Scrub-up 6 1 6


44. Ruang Operasi 24 1 24
45. Ruang Persiapan Operasi 12 1 12
46. Ruang Post Operasi 12 1 12
47. Ruang Ganti/ 6 1 6
48. Spoolhoek 6 1 6
49. Gudang 24 1 24
50. Dapur/ Pantry 9 1 9
51. R. Panel 9 1 4
52. R. Pompa 4 1 4
53. Ruang Linen 6 1 6
54. Void 120 1 120
Jumlah 1952
Sumber : Data TOR yang Telah Dimodifikasi, 2018

Perhitungan luas parkir motor dan mobil pada Puskesmas Rawat Inap

didapat dengan cara menghitung asusmsi kapasitas kendaraan dan dikalikan

dengan standar ukuran kendaraan. Berikut tabel mengenai standar ukuran

kendaraan yaitu :

Tabel 3. 5 Standar Ukuran Kendaraan


No. Standar Ukuran Luas (m2) Sumber
1. Motor 2,25 x 0,75 = 1,68 Data Arsitek Jilid
2, Hal. 100

2. Mobil 4,57 x (1,7 + 0,96) = 4,57 x Data Arsitek Jilid


2,67 2, Hal. 100
= 12,02

3. Mobil Ambulans 4,5 x 1,73 = 7,78 http://mitsubishi-


jakarta.blogspot.c
o.id/2011/06/l-
300-minibus-
travel-
parawisata.html

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
91
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

(Pelaku x Luas A x Sirkulasi A+B Asumsi


Kendaraan) (20%-30%) (m2) Kebutuhan x
Asumsi (m2) (m2) (A+B)
(m2)
A B C D

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
92
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pasien (40 Orang) = 1 x 1,68 1,68 x 1,68 + 162 x


90% Motor = 36 = 1,68 20% 0,33 = 2,01 =
Motor = 0,33 2,01 325,62

Pengantar Pasien ( 45
Orang) = 70% Motor
= 31.5 = 32 Motor
(dibulatkan)

Pengunjung Rawat
Inap (10 Orang) =
80% Motor = 12
motor

M Masyarakat lain yang


o menggunakan
t fasilitas (10 Orang) =
o 60 % Motor = 6
r Motor

Petugas Para Medis


(24 orang) = 90%
Motor = 21,6 = 22
Motor (dibulatkan)

Petugas Nonmedis
(24 Orang) = 90%
Motor = 21,6 = 22
Motor (dibulatkan)

Jumlah Asumsi
Motor Keseluruhan =
162 Motor

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
93
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pasien (60 Orang) = 1 x 12,02 12,02 x 12,02 35 x


10% Mobil = 5,4 = 5 = 12,02 20%= 2,4 + 2,4 = 14,42 =
Mobil (dibulatkan) 14,42 504, 7
Pengantar Pasien ( 65
Orang) = 30% Mobil
= 19.5 = 20 Mobil
(dibulatkan)
Pengunjung Rawat
Inap (15 Orang) =
20% Mobil = 2.25 =
2 mobil
T
Masyarakat lain yang
r
menggunakan
M
fasilitas (10 Orang) =
o
40 % Mobil = 4
b
Mobil
il
Petugas Para Medis
(24 orang) = 10%
Mobil = 2,4 = 2
Mobil (dibulatkan)
Petugas Nonmedis
(24 Orang) = 10%
Mobil = 2,4 = 2
Mobil (dibulatkan)
Jumlah Asumsi
Mobil Keseluruhan =
35 Mobil
A 2 Ambulans 1 x 1,68 7,78 x 7,78 + 2 x 10,11
m = 7,78 30% 2,33 = = 20,22
b = 2,33 10,11
u
l
a
n
s
Sumber : Data Arsitek Jilid 1

Tabel 3. 6 Ukuran dan Dimensi


No. Standar Ukuran Sumber
1. Wc dan Stretcher Data Arsitek

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
94
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2. Kamar Kelas 1,2 Data Arsitek

3. Kamar Kelas 3 Data Arsitek

4. Sirkulasi Stretching Data Arsitek

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
95
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C (2007)

Analisa

Pengelompokan Ruang

Dari Analisa kebutuhan ruang Puskesmas Rawat Inap diatas, dapat

dilakukan pengelompokkan ruang berdasarkan fungsi ruang, jenis ruang

dan sifat ruang. Fungsi ruang terdiri dari zona rawat jalan, zona rawat

inap, zona operasi dan bersalin, zona administrasi / pengelola, tempat

ibadah serta zona servis. Pengelompokkan jenis ruang berdasarkan jenis

ruang terdiri dari zona steril, zona substeril dan zona non steril.

Pengelompokkan ruang berdasarkan sifat ruang yaitu ruang public, privat,

semi privat dan servis.

Berikut terdapat tabel mengenai pengelompokkan ruang berdasarkan

fungsi ruang, jenis ruang dan sifat ruang.

Tabel 3. 7 Analisa Pengelompokan Ruang


Fungsi Ruang Sifat Nama ruang Jenis
Ruang Ruan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
96
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Semi
Ruang Periksa 1 Non Steril
Publik

Semi Non Steril


Ruang Periksa 2
Publik

Semi Publik Klinik Gigi Non Steril


Pelayanan
Prakt Semi Publik Ruang Lansia Non Steril
ek
Ruang Infeksi
Semi Publik Menular Substeril
Seksual

Semi Publik Klinik TBC Substeril

Semi Publik Klinik Sanitasi Substeril

Semi
Zona KIA Non Steril
Publik
Pelayan
an Semi Publik KB Non Steril
Umum
Pelayanan Semi Publik Imunisasi Substeril
Kons Semi Publik Ruang Gizi Non Steril
ultasi
Semi Publik Ruang Senam Non Steril

Semi Publik Ruang Kesehatan


Reproduksi SubSteril
Remaja

Privat Ruang Vaksin Substeril

Pelayanan Semi
Laboratorium Substeril
Rawa Publik
t Privat Gudang Obat Substeril
Jalan
Semi
Ruang Apotik Substeril
Publik

Zona Rawat Inap R. Rawat Inap


Semi Publik Kelas I, 1 Substeril
TT+WC

R. Rawat Inap
Semi Publik Kelas II, 2 Substeril
TT+WC

R. Rawat Inap
Semi Publik Kelas III, 6 Substeril
TT+WC

Semi Privat Ruang Jaga Non Steril


Perawat

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
97
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Ruang Istirahat
Privat Non Steril
Perawat

Unit Gawat
Semi Privat Steril
Darurat

Privat Ruang Ganti Steril


Ruang Persiapan
Privat Operasi Steril

Privat Ruang Operasi Steril


Ruang Post
Zona Operasi dan Bersalin Privat Operasi Steril

Privat Ruang Scrub-up Steril

Privat Spoolhoek Steril


Ruang Persiapan
Privat Bersalin Steril

Privat Ruang Bersalin Steril

Privat Ruang Bayi Steril


Ruang Kepala
Privat Puskesmas + Non Steril
WC

Zona Administrasi Ruang Tata


Privat Non Steril
Usaha

Loket Rekam
Publik Non Steril
Medik

Publik Musholla Non Steril


Zona Tempat Ibadah
Publik Tempat Wudhu Non Steril
Zona Service Main Entrance /
Publik Side Non Steril
Entrance

Semi
Back Entrance Non Steril
Publik

Hall dan Ruang


Publik Non Steril
Tunggu

Semi Ruang
Non Steril
Publik Serbaguna

Service Ruang alat Non Steril

Service Janitor Non Steril


Service Toilet Non Steril

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
98
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Service Gudang Non Steril


Privat Linen SubSteril

Service Dapur Non Steril

Service Ruang Panel Non Steril

Service Ruang Pompa Non Steril

Service Tangga Non Steril

Service Ramp Non Steril

Service Parkir Brankar Non Steril


Privat Garasi Ambulan Non Steril
Service Parkir Motor Non Steril
Service Parkir Mobil Non Steril
Sumber : Analisa Pengelompokan ruang, 2018

Analisa

Persyaratan Ruang

Setelah pada tahap pengelompokan ruang tahap selanjutnya yaitu

menentukan analisa persyaratan ruang mengenai penggunaan pencahayaan dan

penghawaan alami pada suatu ruang. Berikut tabel mengenai persyaratan ruang

pada Puskesmas Rawat Inap.

Tabel 3. 8 Analisa Persyaratan Ruang


Pencahayaan Penghawaan
No Nama Ruang
Alami Buatan Alami Buatan
1. Ruang Periksa 1 √ - √ -
2. Ruang Periksa 2 √ - √ -
3. Klinik Gigi √ - √ -
4. Ruang Lansia √ - √ -
5. Ruang Infeksi Menular Seksual √ - √ -
6. Klinik TBC √ - √ -
7. Klinik KIA √ - √ -
8. KB √ - √ -

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
99
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

9. Imunisasi √ - √ -
10. Ruang Gizi √ - √ -
11. Ruang Senam √ - √ -
12. Ruang Kesehatan Reproduksi Remaja √ - √ -
13. Ruang Vaksin √ - √ -
14. Laboratorium √ - √ -
15. Gudang Obat √ - √ -
16. Ruang Apotek √ - √ -
17. R. Rawat Inap Inap Kelas I, 1 TT+WC √ - √ -
18. R. Rawat Inap Inap Kelas II, 2 TT+WC √ - √ -
19. R. Rawat Inap Inap Kelas III, 6 TT+WC √ - √ -
20. Ruang Jaga Perawat √ - √ -
21. Ruang Istirahat Perawat √ - √ -
22. Unit Gawat Darurat √ - - √
23. Ruang Ganti √ - √ -
24. Ruang Persiapan Operasi - √ - √
25. Ruang Operasi - √ - √
26. Ruang Post Operasi - √ - √
27. Ruang Scrub-up - √ √ -
28. SpoolHoek - √ √ -
29. Ruang Persiapan Bersalin - √ - √
30. Ruang Bayi - √ - √
31. Ruang Kepala Puskesmas + WC √ - √ -
32. Ruang Tata Usaha √ - √ -
33. Loket Rekam Medik √ - √ -
34. Musholla √ - √ -
35. Tempat Wudhu √ - √ -
36. Hall √ - √ -
37. Ruang Serbaguna - √ √ -
38. Ruang Alat √ - √ -
39. Janitor √ - √ -
40. Toilet √ - √ -
41. Gudang √ - √ -
42. Linen √ - √ -
43. Dapur √ - √ -
44. Ruang Panel √ - √ -

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
100
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

45. Ruang Pompa √ - √ -


Sumber : Analisa Persyaratan ruang, 2018

Analisa

Hubungan Ruang

Analisa hubungan ruang ini mengenai hubungan kedekatan pada masing-

masing ruang pada setiap lantainya. Hubungan ruang ini dibagi menjadi 3 yaitu

berhubungan langsung, tidak berhubungan langsung, dan tidak berhubungan.

Hubungan kedekatan ruang dapat dilihat pada diagram bubble.

Hubungan berdasarkan zona pelayanan :

Lantai 1 :

Gambar 3. 1Diagram Pelayanan Lantai 1


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
101
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Lantai 2 :

Gambar 3. 2 Diagram Pelayanan Lantai 2


Sumber : Data Pribadi, 2023

Gambar 3. 3 Diagram Pelayanan Lantai 2


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
102
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Hubungan ruang :
Lantai 1

Gambar 3. 4 Diagram Bubble Lantai 1


Sumber : Data Pribadi, 2023

Lantai 2 :

Gambar 3. 5 Diagram Bubble Lantai 2


Sumber : Data Pribadi, 2023

Analisa

Organisasi Ruang

Lantai 1 ;

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
103
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3. 7 Analisa Organisasi Ruang Lantai 1


Sumber : Data Pribadi, 2023

Lantai 2 :

Gambar 3. 8 Analisa Organisasi Ruang Lantai 2


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
104
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3. 8 Penjelasan Zoning


Sumber : Data Pribadi, 2023

Analisa

Zoning Ruang

Zoning Lantai 1 :

Gambar 3. 10 Analisa Zoning Ruang Lantai 1


Sumber : Data Pribadi, 2018
Zoning Lantai 2 :

Gambar 3. 11 Analisa Zoning Ruang Lantai 2


Sumber : Data Pribadi, 2023

2.1. Tanggapan Lokasi

Lokasi tapak untuk perancangan Puskesmas Rawat Inap ini terletak

di Jalan M Yusuf, Kecamatan Pontianak Barat Provinsi Kalimantan Barat

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
105
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dengan luas lahan yaitu 5.000,60 m2. Pada sekitar tapak terdapat masjid,

rumah penduduk dan warung atau kios-kios. Berikut ini merupakan data

lokasi perencanaan dan perancangan Puskesmas Rawat Inap Pontianak.

● Lokasi Tapak : Jalan M Yusuf, Kecamatan Pontianak Barat,

Provinsi Kalimantan Barat

● Luas Lahan : 5.000,60 m2

● Koefisien Dasar Bangunan (KDB) di wilayah Kecamatan Pontianak Kota

yaitu 60-80 %

● Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yaitu 1,2-2,4

● Garis Sempadan Bangunan (GSB) 7 m dari Ruas Muka Jalan (RMJ) Jl. M

Yusuf yaitu 3 m

KDB : rumus = Luas Lahan x KDB


5.000,60 m2 x 60% = 3.000,36 m2
KLB : rumus = Luas Bangunan x KLB
5.000,60 m2 x 1,2 = 6.000,72 m2
Jumlah Lantai = Luas Lantai/ Lantai dasar
= 3.000,36 / 6.000,72
= 2 ~ 2 Lantai

Perencanaan dan perancangan ini menggunakan Koefisien Dasar

Bangunan (KDB) sebesar 90% dan lahan sisanya yaitu 10 % digunakan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
106
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

untuk Ruang Terbuka Hijau. Luas lahan keseluruhan 5.000.60 m2 m2

karena telah di potong Garis Sempadan Bangunan (GSB) sebesar 7 meter

dari As RMJ JL. M. Yusuf. Berikut ini merupakan dimensi tapak dan

lingkungannya :

Gambar 3. 13 Site Existing


Sumber : Data Pribadi , 2023

Iklim

Matahari dan Angin

Lahan berada di iklim tropis yang memiliki tingkat curah hujan yang

tinggi, tingkat kelembaban yang tinggi dan juga suhu yang panas.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
107
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3. 14 Analisis Matahari


Sumber : Data Pribadi , 2023
Analisis :

● Memberi perlindungan pada area atau bukaan yang langsung terkena

cahaya matahari langsung

● Hampir semua ruangan pada perancangan menggunakan pencahyaan alami

dan juga penghawaan alami

Respon :

Gambar 3. 15 Respon Analisis Matahari dan Angin


Sumber : Data Pribadi , 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
108
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3. 16 Analisis Matahari dan angin


Sumber : Data Pribadi , 2023

Pencapaian

Pada lahan, Jl. M. Yusuf yaitu menggunakan 1 jalan dengan 2 arah.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
109
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3. 17 Analisis Pencapaian


Sumber : Data Pribadi , 2023
Analisis :

● Mengatur in out menuju site karena pada Jl. M. Yusuf terdapat 2 arah

kendaraan dan lumayan padat, keluar masuk ke site

● Tidak terdapatnya jalur pedesterian menuju ke site

Gambar 3. 18 Respon Analisis Pencapaian


Sumber : Data Pribadi , 2018
Respon :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
110
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Orientasi

View kedalam site dengan positif paling tinggi yaitu berasal view kedalam

dari Jl. Alianyang. Pelaku yang melintas yaitu pengendara yang melintasi jalan

tersebut. Sedangkan untuk view keluar site memiliki nilai positif yang hampir

sama.

View kedalam :

Gambar 3. 19 Analisis View Kedalam


Sumber : Data Pribadi , 2023
View Keluar :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
111
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3. 20 Analisis View Keluar


Sumber : Data Pribadi , 2023
Analisis :

● Nilai positif tertinggi yaitu berasal dari Jl. M Yusuf harus dapat menarik

visual

● Sebagian besar pelaku yang melintas positif tertinggi yaitu pengendara

yang menlintasi Jl. M Yusuf

Vegetasi

Vegetasi yang terdapat pada site yaitu hanya terdapat pada pinggiran jalan M

Yusuf yang merupakan bagian timur site

Gambar 3. 22 Analisis Vegetasi


Sumber : Data Pribadi , 2023
Analisis :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
112
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

● Vergetasi yang terdapat ditapak hanya pada arah timur dan dapat menjadi

peneduh dan buffering sinar matahari namun tidak terdapat pada arah

barat.

● Hanya terdapat sedikit area hijau didalam site

Respon :

Kebisingan

Sumber kebisingan yang ada disekitar yaitu berasal dari pengendara motor

yang melintasi Jl. M Yusuf pada bagian timur dan juga dari kegiatan pemukiman

pada sekeliling bangunan.

Gambar 3. 23 Analisis Kebisingan


Sumber : Data Pribadi , 2023
Analisis :

● Sumber kebisingan pada area sekitar hanya terjadi pada siang hari saja

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
113
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

● Site langsung Berbatasan dengan Jalan M Yusuf, Gang Toman dan Gang

Seluang

Respon :

Membuat bangunan yang terletak jauh dari jalan hingga mengurangi kebisingan.

2.2. Tanggapan Tampilan dan Bentuk Bangunan

Dalam penyusunan tanggapan tampilan bentuk bangunan, analisis dipecah

menjadi beberapa pokok bahasan mangacu pada permintaan yang terdapat di

dalam TOR serta Prototipe dari KEMENKES.

Pada rancangan nantinya akan menggunakan analogi bangunan tropis,

seperti penggunaan atap perisai ataupun plana serta penggabungan maupun

transformasi dari kedua model atap tersebut. Penggunaan tritisan panjang dapat

mengantisipasi berbagai permasalahan dan merupakan cirikhas bangunan tropis.

Site yang berada pada daerah beriklim tropis yang memiliki curah hujan dan

kelembaban yang tinggi dapat mempengaruhi bentuk bangunan serta kenyamanan

pengguna didalamnya.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
114
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3. 24 Tampilan Bentuk Bangunan Tropis


Sumber : Data Pribadi, 2023

Penggunaan pencahayaan alami dan penghawaan alami juga dapat

meminimalisir konsumsi sumber bangunan. Penggunaan dinding lapis dua/

second skin juga dapat mengatasi beberapa permasalahan tersebut dan juga efiensi

terhadap biaya pembangunan.

Gambar 3. 25 Penghawaan Alami dan Pencahayaan Alami


Sumber : https://kitchensetidaman.com, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
115
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.3. Tanggapan Struktur Bangunan

Struktur bangunan yang digunakan untuk Puskesmas Rawat Inap ini

ialah dimulai dengan pondasi minipile, struktur rangka menggunakan

beton bertulang , dinding batako, dan pada bagian atap menggunakan

rangka atap baja ringan. Berikut sketsa mengenai struktur yang digunakan.

Pondasi

Karena site berada pada daerah yang memiliki tanah gambut maka pondasi

dengan jenis pondasi setempat yang menggunakan tiang pancang akan cocok pada

jenis tanah seperti ini. Penggunaan tiang pancang juga dapat meminimalisir

penggunaan kayu cerucuk yang sudah mulai langka.

Rangka

Beton

Umumnya konstruksi rangka beton sudah sangat dikenal – atau malah adalah

yang paling dikenal dalam bangunan modern, banyak kontraktor bangunan dalam

membangun rumah tinggal menggunakan struktur ini. Sesuai namanya tadi,

struktur bangunan ini terdiri dari rangka atau kerangka beton. Untuk yang struktur

horizontal disebut balok dan yang vertikal disebut kolom. Untuk lantainya apabila

juga menggunakan beton maka disebut plat beton.

Jadi dimensi balok anak adalah 40 cm x 20 cm.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
116
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Struktu

r Atap

Langkah untuk mengganti konstruksi atap kayu dengan material baja

ringan dan genteng metal adalah langkah tepat, karena dengan mengganti material

kayu dengan material alternatif ini berarti kita juga telah membantu

menyelamatkan hutan dan mencegah terjadinya bencana alam.

Sesuai dengan namanya, material ini memang sangat ringan. Bobotnya per

meter persegi hanya sekitar 12 kg dibandingkan dengan rangka kayu yang

bobotnya sekitar 40 kg/m2. Baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang

memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara baja konvensional.

Baja ringan ini termasuk jenis baja yang dibentuk setelah dingin (cold form steel).

Meskipun tipis, baja ringan memiliki kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550

MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Berikut adalah contoh struktur

rangka atap :

Gambar 3. 26 Struktur Rangka Atap


Sumber : Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 Dian Ariestadi, 2008

Kekurangan :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
117
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1. Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem

rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.

2. Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian

struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika

salah satu bagian kurang memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa

terjadi secara keseluruhan (biasanya perhitungan strukturnya langsung

dilakukan oleh structural engineer dari aplikatornya).

3. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan

dibentuk berbagai profil. (makanya jarang digunakan pada bangunan

tradisional)

Kelebihan :

1. Karena bobot rangka atap yang ringan menurut konstruksi sipil maka

dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya

lebih rendah (jadi lebih irit strukturnya).

2. Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).

3. Tidak bisa dimakan rayap (memangnya rayap makan baja atap ringan)

4. Pemasangan rangka baja relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu.

5. Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak berubah

karena panas dan dingin.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
118
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.4. Tanggapan Kelengkapan Bangunann

Air

Bersih

Sistem pendistribusian air bersih pada Puskesmas Rawat Inap

menggunakan sistem down feed. Dalam sistem ini air ditampung terlebih dahulu

pada tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper

tank). Upper tank biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan.

Dari tangki ini air di distribusikan ke seluruh ruangan yang ada di bangunan.

Sistem tangki atap ini cukup efisien diterapkan karena sistem pompa yang

menaikkan air ke tangki atas bekerja secara otomatis. Kelebihan sistem ini adalah

pompa tidak bekerja secara terus – menerus sehingga lebih efisien dan awet dan

air bersih selalu tersedia setiap saat.

Bagan 3. 1 Sistem Downfeed


Sumber : Data Pribadi, 2018
Tabel 3. 9 Sumber Kebutuhan Air
NO Jenis pemakaian Kebutuhan

1. Sambungan Rumah 150 L/org/Hari


2. Hudran Umum 30 L/org/Hari

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
119
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3. Sekolah 10 L/murid/Hari
4. Kantor 10 L/pegawai/Hari
5. Rumah Sakit 200 L/tt/Hari
6. Puskesmas 2000 L/unit/Hari
7. Pasar 12 m3/hektar/Hari
8. Restoran 100 L/kursi/Hari
9. Hotel/ Penginapan 150 L/tt/Hari
Sumber : PU Cipta Karya

Air

Kotor

Sistem pendistribusian air kotor dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis

yaitu limpahan air hujan yang tidak tertampung harus disalurkan ke pembuangan

akhir agar tidak menggenangi lingkungan, air bekas pakai atau air yang telah

digunakan untuk kepentingan pengguna tetapi bebas dari limbah-limbah yang

dapat membahayakan lingkungan, air tinja atau air limbah padat manusia maupun

air yang terbawa bersamanya serta air limbah septik yaitu air limbah yang berasal

dari washtafel yang harus dioleh melalui IPAL.

Berikut merupakan sistem pemipaan air kotor atau limbah buangan dari

Puskesmas Rawat Inap:

− Limbah Padat

Limbah padat adalah limbah yang berasal dari kloset berupa tinja yang akan

disalurkan ke tangki septik terlebih dahulu untuk pengendapan lumpur

kemudian air limpahannya dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah.

− Limbah Domestik

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
120
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari air buangan kamar mandi,

dapur, air bekas cuci. Limbah ini mengandung senyawa pencemar yang cukup

tinggi dan dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis. Limbah

domestik merupakan limbah yang memiliki prosentase terbesar

− Limbah Klinis

Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari kegiatan klinis Puskesmas

misalnya air bekas cucian luka dan cucian darah, air bekas cucian peralatan

medis.

− Limbah Laboratorium

Limbah laboratorium berasal kegiatan laboratorium.

Bagan 3. 2 Sistem Pembuangan Air Kotor


Sumber : Data Pribadi, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
121
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sistem

Pengkondisian Udara

Sebagian besar ruangan pada bangunan Puskesmas Rawat Inap ini hanya

menggunakan penghawaan alami, namun beberapa ruangan pada Puskesmas

Rawat Inap ini juga memerlukan sistem pengjhawaan buatan pada ruang – ruang

tertentu. Penghawaan buatan pada bangunan ini menggunakan sistem AC Split.

AC ini digunakan pada ruangan dalam skala kecil. Pada AC Split, sistem tata

udara yang digunakan adalah sistem tata udara langsung. Mesin tata udara jenis

split terbagi atas dua unit, satu di bagian luar ruangan (outdoor unit) yang berisi

kondesor dan kompresor, dan satu di dalam ruangan (indoor unit) berisi

evaporator dan kipas udara. Agar komponen Outdoor tidak mengganggu tampilan

fasad bangunan harus diletakkan ditempat yang tersembunyi/tersamarkan. Dengan

kapasitas yang di asumsikan untuk satu ruangan mengunakan AC split dengan

kemampuan hisap 1 PK, Khusus untuk laboratorium memerlukan exhaust untuk

membantu pengeluaran dengan cepat.

Sistem

Transportasi Vertikal

Bangunan Puskesmas Rawat Inap ini berjumlah tiga lantai, maka dari itu

bangunan Puskesmas Rawat Inap ini memerlukan suatu ssistem transportasi

vertikal yang dapat mengubungkan lantai satu dan yang lainnya dengan mudah.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
122
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sistem transportasi vertikal pada bangunan umumnya terdapat 4 jenis yaitu

lift, escalator, tangga dan ramp. Namun pada Puskesmas Rawat Inap ini

menggunakan ramp dan tangga saja sebagai alat transportasi vertikal.

Sistem

Telekomunikasi

Pada Puskesmas Rawat Inap ini menggunakan intercom untuk

menghubungkan ruang perawatan dengan ruang tunggu perawat.

Sistem Inter Comunication (Intercom) ini khusus melayani

percakapan antar ruang dalam bangunan.

Sistem

Perlindungan Terhadap Bahaya

Kebakaran

Pada bangunan Puskesmas Rawat inap ini perlu adanya sistem perlindungan

dari kebakaran. Untuk itu sistem perlindungan terhadap bahaya kebakaran pada

Puskesmas Rawat Inap ini menerapkan kedua sistem perlindungan terhadap

bahaya kebakaran yaitu sistem pasif dan sistem aktif. Sistem pasif diantaranya

adalah mengatur jarak antar ruangan dan meletakkan alat transportasi vertikal

tangga maupun ramp di tempat yang strategis dan tidak terhalang oleh apapun.

Sedangkan sistem aktif diantaranya adalah memasang alat deteksi api, alarm

kebakaran, alat pemadam api ringan dan menyediakan hidran pada bangunan.

Perlindungan terhadap bahaya kebakaran yang digunakan adalah APAR (Alat

Pemadam Api Ringan) yang jarak maksimalnya 20 meter dan juga hidran pilar.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
123
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat jika mengacu pada

Standar NFPA(National Fire Protection Association) dan SNI (Standar Nasional

Indonesia) adalah sebagai berikut:

● Penentuan Pompa Hydrant yang akan menyedot air dari tandon reservoir

dan mengalirkan ke jaringan pipa dalam instalasi fire hydrant harus

memperhatikan jumlah output dari hydrant pillar atau hydrant box

● Jarak yang bagus untuk Pemasangan Hydrant Pillar yang Tepat adalah 35-

38 karena panjang selang kebakaran umumnya bisa mencapai 30 meter, dan

semprotan dari air bertekanan yang keluar dari nozzle bisa mencapai jarak

sampai 5 meter.

● Pada bangunan gedung yang memiliki 8 lantai atau lebih wajib

menggunakan hydrant untuk mencegah api merambat pada bangunan

gedung lain di sebelahnya

● Hydrant pillar dan hydrant box diletakkan pada area yang mudah terlihat,

mudah dijangkau tanpa halangan apapun sehingga sewaktu – waktu terjadi

kebakaran petugas pemadam akan dengan mudah mengakses tempat

tersebut. biasanya ada di ruang terbuka dekat dengan pintu darurat.

Sistem

Jaringan Listrik

Mengingat kondisi pasokan listrik dari PLN tidak terjamin sepanjang

waktu, maka sistem jaringan listrik pada Puskesmas Rawat Inap ini akan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
124
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

menggunakan dua sumber energi yaitu yang berasal dari PLN dan Generator Set

atau yang biasa disebut Genset. Sistem penyaluran sumber listrik dari PLN

menggunakan panel induk, setelah dari panel induk kemudian disalurkan ke panel

box di setiap lantai pada bangunan dimana panel box ini memisahkan daya

berdasarkan pencahayaan, penghawaan buatan, telekomunikasi dan peralatan.

Sedangkan sumber dari genset di salurkan ke panel induk kemudian di salurkan ke

panel box di tiap lantai.

Sistem

Penangkal Petir

Instalasi penangkal petir berfungsi untuk menangkap petir dan

menyalurkannya ke tanah sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya

terhindar dari bahaya sambaran petir. Dalam perencanaan puskesmas ini sangat

memerlukan sistem penangkal petir, karena tapak berada pada lahan kosong

dengan bangunan sekitar tapak yang hanya memiliki ketinggian 2 lantai. Pada

bangunan Puskesmas Rawat Inap ini menggunakan sistem sangkar faraday.

Penangkal petir Sangkar Faraday adalah rangkaian jalur elektris dari bagian atas

bangunan menuju sisi bawah atau grounding dengan banyak jalur penurunan

kabel penghantar petir.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
125
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 3. 27 Tanggapan Penangkal Petir


Sumber : Data Pribadi, 2018

Sistem

Pemeliharaan Bangunan

Pemeliharaan bangunan sangat penting dan perlu dilakukan setelah

bangunan tersebut selesai dibangun dan telah dipergunakan. Pada perencangaan

bangunan Puskesmas Rawat Inap ini perlu penanganan tentang kemudahan dalam

pemeliharaan bangunan. Puskesmas meminimalkan penggunaan atap dak beton

dan menggunakan atap yang sesuai dengan iklim di Kota Pontianak. Sedangkan

pemeliharaan pada sistem utilitas dibuat dua lubang shaft, yang pertama untuk

sistem kelistrikan seperti jaringan listrik dan kabel telepon dan shaft kedua

digunakan untuk pemipaan saluran air kotor air bersih sehingga dapat

mempermudah proses pemeliharaan jika terjadi kebocoran maupun konsleting.

Sistem

Persampahan

Sampah yang dihasilkan pada Puskesmas ini berupa sampah biasa dan

sampah klinis. Sampah biasa memerlukan tempat sampah yang kemudian dibawa

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
126
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

oleh Dinas Kebersihan Kota Pontianak ke Tempat Pembuangan Akhir. Sedangkan

sampah klinis yang berupa jarum suntik bekasm botol infuse, darah dan potongan

tubuh bekas operasi harus dibakar menggunakan insenerator.

Sampah biasa yang dihasilkan dari puskesmas di buatkan beberapa tempat

sampah pada titik – titik tertentu sebagai tempat penampungan sementara sebelum

dibuang ke TPA dan di bedakan menjadi tempat sampah basah dan tempat

sampah kering. Sedangkan sampah klinis memerlukan safety box untuk

menyimpan sampah tersebut kemudian dibakar menggunakan insenerator jika jam

rawat jalan jalan telah berakhir, ini dimaksudkan agar tidak mengganggu aktivitas

rawat jalan.

Bagan 3. 3 Sistem Persampahan


Sumber : Data Pribadi, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
127
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB IV
USULAN RANCANGAN PUSKESMAS RAWAT INAP

4.1 Konsep Rancangan Fungsi Ruang

Pada penyusunan ruang nantinya akan didapati beberapa penetepan ruang

yang digunakan yaitu :

Lantai 1 :

1. Hall (main enterance) 18. Ruang Panel


2. Loket 19. Ruang Genset
3. Ruang Tunggu 20. Ruang Rekam Medik
4. Rekam Medik 21. WC Umum
5. Apotik 22. Dapur/Pantry
6. Gudang Obat 23. Ruang Jemur
7. Hall (side enterance) 24. Ruang Pompa
8. Parkir Ambulance 25. Ruang Linen
9. Ruang Post Operasi 26. Ruang Laundry
10. Ruang Persiapan Operasi + WC 27. Ruang Lansia
11. Ruang Operasi 28. Ruang Periksa 1
12. Ruang UGD 29. Ruang Laktase
13. Ruang Scrub-up 30. Laboratorium
14. Spoolhoek 31. Klinik TBC
15. Ruang Bersalin/Recovery + WC 32. Ruang Imunisasi
16. Ruang Persiapan Bersalin +WC 33. Ruang KIA
17. Ruang Ganti 34. Ruang KB

Lantai 2 :

1. Lobby
2. Ruang Jaga Perawat
3. Tempat Wudhu
4. Ruang Vaksin
5. WC umum
6. Mushola
7. Ruang Panel
8. Dapur / Pantry
9. Ruang Kantor/Adminisrasi Puskesmas
10. Ruang Rapat
11. Ruang Istirahat Perawat
12. Ruang Rawat Inap Anak + WC
13. Ruang Rawat Inap Pria + WC
14. Ruang Rawat Inap Wania + WC

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
128
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.2 Konsep Zoning Ruang

Perletakan ruang – ruang pada denah setiap lantai ini berdasarkan fungsi

pada tiap – tiap zoning makro yang ada. Zona pada lantai satu dibagi menjadi 4

yaitu zona administrasi, operasi dan bersalin, rawat jalan, dan service. Dari ke

empat zona tersebut akan dibedakan sirkulasinya. Sirkulasi pada masing-masing

zona yaitu sirkulasi steril, substeril. Publik dan service. Pembagian sirkulasi ini

agar tidak bercampurnya aktifitas antar zona. Ramp brankar diletakkan pada inner

coat dan berhubungan langsung dengan side enterance.

Gambar 4. 1 Konsep Zoning Ruang Lantai 1


Sumber : Data Pribadi, 2023

Untuk pembagian zona lantai 2, dibedakan menjadi 3 yaitu zona rawat inap,

poliklinik, dan service. Zona rawat inap langsung berhubungan dengan ramp

brankar. Sedangkan untuk zona poliklinik dapat diakses melalui tangga utama.

Seperti pada denah lantai satu zona dilantai 2 juga dibedakan sirkulasi nya.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
129
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4. 2 Konsep Zoning Ruang Lantai 2


Sumber : Data Pribadi, 2023

4.3 Konsep Rancangan Bentuk

Sesuai dengan pertimbangan site yang berada diiklim tropis, kebutuhan

pencahayaan dan penghawaan alami akan dimaksimalkan dengan cara

memanfaatkan arah matahari, curah hujan dan arah angin. selan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
130
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.4 Konsep Rancangan Ruang

4.1.1 Konsep Penghawaan dan Pencahayaan Alami

Hampir semua ruang yang didesain memaksimalkan penghawaan alami

dan pencahayaan alami. Inlet pada ruang berasal dari luar bangunan dan outlet

akan dibuang ke arah koridor pada masing-masing sirkulasi. Selain itu terdapat

juga pencahayaan alami yang berasal dari void pada ramp brankar dan juga dari

sky light pada salah satu ruang.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
131
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4. 4 Konsep Penghawaan Dan Pencahayaan Alami Ruang


Sumber : Data Pribadi, 2018

Gambar 4. 5 Konsep Sky Light Pencahayaan Alami


Sumber : Data Pribadi, 2018

4.1.2 Konsep Sirkulasi bangunan


Pada setiap zona baik steril maupun substeril setiap ruang akan

dihubungkan oleh masing-masing sirkulasi.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
132
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4. 6 Konsep Sirkulasi Ruang


Sumber : Data Pribadi, 2023

3.1.1. Konsep Ruang Terbuka Hijau

Pada site ruang terbuka hijau akan dimaksimalkan dengan cara

penggunaan roofgarden atau vertikal garden yang nantinya sumber resapan air

hujan pada roofgarden akan disaring dan ditampung dalam groundtank.

Gambar 4. 7 Konsep Ruang Terbuka Hijau


Sumber : Data Pribadi, 2023

3.2. Konsep Tampilan Bangunan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
133
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3.3. Konsep Rancangan Bentuk Tapak dan Perkerasaan

Rancangan perkerasaan tapak yaitu menggunakan aspal sebagai material.

Penggunaan aspal ini yaitu mempertimbangkan jangka waktu penggunaan yang

panjang dan juga kontur pada tapak akan lebih halus dan datar dari pada paving

block dan juga beton. Namun beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu seperti

sistem drainase karena aspal tidak tahan pada genangan air. Warna hitam aspal

juga mempengaruhi psikologi pengendara karena lebih hitam dan nyaman.

Gambar 4. 8 Konsep Rancangan Tapak


Sumber : Data Pribadi, 2023

3.4. Konsep Rancangan Struktur

3.4.1. Pondasi

Pada rancangan Puskesmas Rawat Inap Pontianak ini menggunakan tiang

pancang beton dengan ukuran 20cm x 20cm dengan kedalaman 24 meter di dalam

tanah. (Sumber : TOR Tugas Akhir Puskesmas Rawat Inap, 2018)

Pondasi yang digunakan pada perencanaan bangunan Puskesmas Rawat Inap

ini adalah pondasi setempat dan dengan tiang pancang. Tiang pancang ini diikat

pada pilecap yang berfungsi sebagai dudukan dari kolom yang menopang semua

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
134
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

beban dari bangunan. Pada bagian bawah pile cap juga diberi beberapa lapisan

seperti lantai kerja dan pasir urug.

Perhitungan Beban :

Bangunan 2 lantai + 1 atap


Beban Mati = 500 kg/m²
Beban Hidup = 250 kg/m²
Ukuran tiang = 20 x 20 cm tinggi 24 meter
Luas (A) = 400 cm²
Keliling (Q) = 80 cm
Qc = tegangan konus tanah = 25 kg/cm²
JHP = jumlah hambatan perekat = 1.228 kg/cm

Daya dukung tiang :


Beban Mati = 2 Lantai x BM
= 2 Lantai x 500 kg/m²
= 1.000 kg/m²

Beban Hidup = 2 Lantai x BH


= 2 Lantai x 250 kg/m²
= 500 kg/m²

Beban = (1,2 x BM) + (1,6 x BH)


= (1,2 x 1000 kg/m²) + (1,6 x 500 kg/m²)
= 1.200 kg/m² + 800 kg/m²
= 2.000 kg/m²

P = A x Qc + Q x JHL
3 5
P = 400 cm² x 25 kg/cm² + 80 cm x 1228 kg/cm

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
135
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3 5
= 3.333 kg + 19.648 kg
= 22.981 kg

Pondasi 1 (P1)
Beban total = beban x grid bangunan
= 3.600 kg/m² x ( 6 m x 4 m )
= 3.600 kg/m² x 24 m²
= 86.400 kg

Jumlah Titik Tiang Pancang = Beban Total / P


= 86.400 kg / 22.981 kg
= 3,75 = 4 titik mini pile
Pondasi 2 (P2)
Beban total = beban x grid bangunan
= 3.600 kg/m² x ( 6 m x 4,25 m )
= 3.600 kg/m² x 25,5 m²
= 91.800 kg

Jumlah Titik Tiang Pancang = Beban Total / P


= 86.400 kg / 22.981 kg
= 3,99 = 4 titik mini pile
Pondasi 3 (P3)
Beban total = beban x grid bangunan
= 3.600 kg/m² x ( 6 m x 2 m )
= 3.600 kg/m² x 12 m²
= 43.200 kg

Jumlah Titik Tiang Pancang = Beban Total / P


= 43.200 kg / 22.981 kg

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
136
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

= 1,87 = 2 titik mini pile


Pondasi 4 (P4)
Beban total = beban x grid bangunan
= 3.600 kg/m² x ( 6 m x 3 m )
= 3.600 kg/m² x 18 m²
= 64.800 kg

Jumlah Titik Tiang Pancang = Beban Total / P


= 64.400 kg / 22.981 kg
= 2,80 = 3 titik mini pile

Gambar 4. 9 Konsep Struktur Pondasi


Sumber : Data Pribadi, 2023

3.4.2. Rangka Beton

Sistem struktur rangka beton yang akan digunakan yaitu struktur kaku

yang terdiri dari rangkaian kolom balok. Konstruksi yang digunakan yaitu beton

bertulang. Bentang yang digunakan yaitu 6m x 4m. Penggunaan bentang ini yaitu

melihat dari besar luas setiap ruangan yang berkalian dengan hasil 6,4,3,2.

Kolom 1
N = 3 lantai

P = 6 meter (panjang bentang)

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
137
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

L = 4 meter (lebar bentang)

Kbeton = 300 kg/cm3 (mutu beton) 1200 kg/cm2 = berat/1 kg/m2

1/3 Kbeton = tegangan izin beton (tergantung pada mutu beton)

Jadi dimensi kolom yang diperlukan :

N x P x L x 1200 kg/cm2 = 1/3 Kbeton x A

3 x 6 x 4 x 1200 kg/cm2 = 1/3 x 300 kg/cm3 x A

86.400 = 100 kg/cm x A

A = 86.400 / 100

A = 864 cm2

Bentuk kolom adalah persegi, maka ;

√864 cm2 = 29,39 cm ≈ 30cm


Balok Sloof
Tinggi Balok = 1/10 x bentang terpanjang
= 1/10 x 600 cm

= 60 cm

Lebar Balok = 1/2 x tinggi balok

= 1/2 x 60 cm

= 30 cm

Jadi dimensi balok sloof adalah 60 x 30 cm.


Balok Anak
Tinggi Balok = 1/16 x bentang terpanjang
= 1/16 x 600 cm

= 37,5 ≈ 40 cm

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
138
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Lebar Balok = 1/2 x tinggi balok

= 1/2 x 40 cm

= 20 cm

Ukuran kolom yang digunakan yaitu 30 x 30 :

Gambar 4. 11 Konsep Struktur Kolom


Sumber : Data Pribadi, 2023

Serta dengan tebal dinding 10 cm :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
139
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4. 12 Konsep Struktur Dinding


Sumber : Data Pribadi, 2023

3.4.3. Struktur Atap

Konstruksi atap yang digunakan yaitu dengan rangka baja profil dengan

kemiringan 15 derajat. Penutup atap yang akan digunakan yaitu berjenis bitumen :

Gambar 4. 13 Konsep Struktur Atap

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
140
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Data Pribadi, 2023

4.8 Konsep Rancangan Utilitas

4.8.1 Sistem Air Bersih dan Kotor


Air bersih yang berasal dari pipa PDAM dipompa kedalam ground tank.

Lalu air tersebut dialirkan ke rooftank dan didistribusikan kesetiap lantai. Dari

rooftank akan menggunakan sistem Downfeed atau gravitasi dalam

pendistribusiannya.

Perhitungan kebutuhan Reservoir :


Pemakaian air perhari : 2000 liter
Air yang disediakan PDAM selama 24jam
Pemakaian air 24jam = 1440 menit
Debit air 5 L/menit
Jumlah pemakaian air perhari = pemakaian air x debit
= 1440 menit x 5 liter/menit
= 3600 Liter
Kapasitas tangki = 2000 L – 7200 L
= - 5200 = - 5,2m³
Kebutuhan air untuk hidran = 20 % x jumlah pemakai perhari
= 20 % x 2000 L
= 400 L
Jadi volume reservoir yang dibutuhkan adalah sebagai berikut
Resevoir atas : 40 % x 5,6 = 2,24 m³
Ukuran reservoir atas : 1,5 x 2 x 1 = 3 m³ (1buah)
Resevoir bawah : 60 % x 5,6 = 3,36 m³
Ukuran reservoir bawah :2 x 2 x 1 = 4 m³ (1buah)

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
141
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4. 16 Aksonometri Konsep Sistem Air Bersih


Sumber : Data Pribadi, 2023
Selain bersumber dari PDAM air bersih yang akan digunakan juga berasal dari

air hujan yang nntinya akan ditampung didalam groundtank. Sebagian besar air

hujan yaitu diperoleh dari talang air diatap dan juga roofgarden dan ditampung

dalam groundtank.

Gambar 4. 17 Air Bersih Roofgarden

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
142
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Data Pribadi, 2023

Limbah-limbah yang berasal dari bangunan akan masuk akan masuk ke

septictank dan nantinya akan diolah di IPAL dan akan dibuang selokan.

Perhitungan septic tank :

O (Pelaku) = 139 orang

Q (Volume air ) = 2000 L / hari

L (Volume Lumpur) = 40 Liter / orang / hari

P (waktu pengurasan) = 1kali / tahun

● Volume lumpur = O x L xP

= 139 orang x 40 L/orang/tahun x 1 tahun

= 5.560 liter

● V.air + V. lumpur = 2.000 + 5.560 /1.000

3
= 7.560 L / 1.000 = 7.56 m

3
Dimensi ukuran septictank = 7.56 m : 3 buah

3
= 2,52 m / buah

Jadi ukuranseptictank = 2 m x 2 m x 0.65 m


Pada tinggi septictank ditambah 20 cm untuk volume udara, sehingga dimensi
septictank menjadi : 2 m x 2 m x 0,85 m

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
143
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4. 20 Aksonometri Konsep Sistem Air Kotor


Sumber : Data Pribadi, 2023

4.8.2 Sistem Pengkondisian Udara


Selain menggunakan penghawaan alami, sistem pengkondisian udara

(HVAC) yang digunakan pada bangunan Puskesmas Rawat Inap Pontianak ini

adalah AC Split. Dengan pemasangan di dinding.

Berikut adalah beberapa ruangan yang akan menggunakan penghawaan

buatan :

Tabel 4. 1 Sistem Pengkondisian Udara Ruang


No Fungsi Ruang Nama Ruang
R. Kepala Puskesmas
1 Unit Administrasi
R. Tata Usaha
Unit R. Gawat Darurat
2
Tindakan R. Operasi

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
144
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

R. Rawat inap Anak + wc


R. Rawat inap Pria + wc
Unit
3 R. Rawat inap Wania + wc
Perawatan
Ruang Jaga Perawat
Ruang Istirahat Perawat + Km/wc
Zona Praktek Klinik Gigi
Ruang vaksin
Unit
4 Zona Rawat Laboratorium
Rawat Jalan
Jalan Apotik
Gudang Obat
5
Unit Pelayanan Ruang Serbaguna

Sumber : Data Pribadi, 2023

4.8.3 Sistem Transportasi Vertikal


Pada rancangan ini transportasi vertikal akan mnggunakan ramp yang

menghubungkan lantai 1 dengan 2 dan juga 2 tangga yang akan menghubungkan

lantai 1sampai 2. Ramp yang digunakan akan lebuh dikhusus kan untuk brankar.

Tangga yaitu dibagi 2, salah satu lebih difungsikan untuk area publik sedangkan

yang lain untuk back enterance dan jalur evakuasi.

Gambar 4. 21 Konsep Sistem Transportasi Vertikal


Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
145
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.8.4 Sistem Telekomunikasi


Sistem telekomunikasi pada bangunan Puskesmas Rawat Inap ini

menggunakan sistem Inter Comunication (intercom). Sumber telekomunikasi

berasal dari Telkom dan dihubungkan ke panel induk telepon, dari panel induk

telepon dihubungkan ke panel distribusi telepon yang berada di tiap lantai

kemudian disalurkan ke ruang – ruang yang memerlukan sistem telekomunikasi.

Berikut adalah beberapa ruang yang menggunakan sistem telekomunikasi tersebut

Tabel 4. 2 Sistem Telekomunikasi Ruang


No Fungsi Ruang Nama Ruang
R. Kepala Puskesmas
1 Unit Administrasi R. Tata Usaha
Loket/Rekam Medik
Unit R. Gawat Darurat
2
Tindakan Ruang Jaga Perawat
Unit Pelayanan Rawat
3 Apotik
Rawat Jalan Jalan
Sumber : Data Pribadi, 2023

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
146
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4. 23 Konsep Telekomunikasi


Sumber : Data Pribadi, 2023

4.8.5 Sistem Perlindungan Terhadap Bahaya Kebakaran

Pada bangunan Puskesmas Rawat Inap sangat diperlukan adanya tindakan

pencegahan terhadap bahaya kebaran. Beberapa alternatif yang digunakan sebagai

sistem perlindungan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan Puskesmas Rawat

Inap ini menggunakan hidran pada bagian luar bangunan, Sprinkler, alat pemadam

api ringan (APAR) dan Smoke Detector yang berfungsi sebagai alat pendeteksi

asap.

4.8.6 Sistem Jaringan Listrik

Pada umumnya sumber energi listrik berasal dari PLN. Namun untuk

mengantisipasi pemadaman listrik yang tidak menentu maka perlu pengadaan

listrik cadangan yang berasal dari generator set (genset) untuk membantu

kebutuhan listrik di saat listrik dari PLN tidak tersedia.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
147
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4. 25 Konsep Sistem Jaringan Listrik


Sumber : Data Pribadi, 2023

4.8.7 Sistem Penangkal Petir

Sebagai antisipasi bahaya petir yang tidak menentu, maka diperlukan adanya

suatu sistem yang dapat melindungi bangunan dari ancaman petir. Bangunan

Puskesmas Rawat Inap ini menggunakan sistem penangkal petir Faraday. Sistem

penangkal petir faraday adalah rangkaian jalur elektris dari bagian atas bangunan

menuju sisi bawah dengan jalur penurunan kabel penghantar petir sehingga

menghasilkan selubung jalur konduktor yang menyerupai sebuah sangkar yang

melindungi bangunan dari semua sisi kemungkinan sambaran. Pemasangan kabel

penghantar ini berada pada sisi luar bangunan dan di letakkan pada sudut-sudut

bangunan. Sistem faraday ini memiliki jarak 8,4 meter untuk bangunan kurang

dari 20 meter.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
148
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 4. 26 Konsep Sistem Penangkal Petir


Sumber : Data Pribadi, 2023

4.8.8 Sistem Pemeliharaan Bangunan

Adapun yang dapat dilakukan dalam pemeliharaan bangunan adalah

menggunakan bentuk bangunan yang mengadopsi iklim setempat dan

membuatkan lubang shaft pada bangunan sebagai tempat pempipaan air bersih

maupun air kotor dan shaft untuk kelistrikan serta telekomunikasi. Sehingga jika

terjadi kerusakan, teknisi dapat dengan mudah memperbaikinya. Selain itu pada

rooftank ataupun roofgarden nantinya akan diberikan akses maintenance untuk

pemeliharaan jaringan utilitas.

Gambar 4. 27 Akses Sistem Pemeliharaan Bangunan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
149
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Data Pribadi, 2023

4.8.9 Sistem Persampahan

Sampah pada bangunan Puskesmas Rawat Inap ini memiliki sampah non

medis dan sampah medis. Untuk pengolahan sampah non medis pada bangunan

Puskesmas Rawat Inap ini akan menyediakan unit – unit tempat sampah di titik –

titik tertentu pada bangunan yang di pisahkan menjadi 2 yaitu sampah basah dan

sampah kering. Setelah sampah terkumpul pada unit – unit tempat sampah

tersebut, sampah akan diangkut oleh petugas puskesmas dan dibawa ke Tempat

Penampungan Sementara (TPS) yang ada pada luar bangunan. Selanjutnya

sampah dari TPS akan di angkut oleh petugas kebersihan Kota Pontianak untuk

dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sedangkan untuk sampah medis yang tergolong benda tajam dikumpulkan

ke dalam safety box daan untuk sampah medis lainnya dikumpulkan ke dalam

tempat sampah medis. Sampah – sampah yang telah terkumpul tersebut

selanjutnya akan dihancurkan atau dibakar menggunakan alat insenerator, Hasil

pembakaran tersebut berupa abu yang selanjutnya dibawa ke TPS berupa abu sisa

pembakaran.

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
150
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.9 Konsep Bentuk Site Plan

Berdasarkan pertimbangan sebelumnya in dan out bangunan serta sirkulasi

kendaraan serta pembagian enterance untuk masuk kedalam bangunan,

dirancanglah site plan pada gambar dibawah ini :

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
151
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB V
PRODUK PERANCANGAN ARSITEKTURAL

PUSKESMAS RAWAT INAP

4.1. Gambar Rencana Tapak (Site Plan)

Pada site plan enterance masuk kedalam tapak melalui Jl. Ali Anyang dan

keluar melalui jalan yang ada pada arah selatan site. Pada bagian selatan dan timur

bangunan digunakan untuk area parkir dan juga ruang terbuka hijau. Pada bagian

utara dan barat bangunan terdapat back entrance yang menghubungkan area

service.

Gambar 5. 1 Site Plan

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
152
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Hasil Rancangan, 2018

4.1.1. Gambar Denah

Gambar 5. 2 Denah Lantai 1


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
153
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 3 Denah Lantai 2


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 4 Denah Lantai 3


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
154
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.1.2. Gambar Tampak

Gambar 5. 5 Tampak Depan dan Kanan


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 6 Tampak Kiri dan Belakang


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
155
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

4.1.3. Gambar Potongan

Gambar 5. 7 Potongan A-A


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 8 Potongan B-B


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
156
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 9 Potongan C-C


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

4.1.4. Gambar Rencana dan Detail

Gambar 5. 10 Rencana Pondasi

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
157
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 11 Detail Pondasi P1, P2


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 12 Detail Pondasi P3,P4


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
158
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 13 Rencana Balok Sloof


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 14 Rencana Pembalokan Lantai 2

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
159
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 15 Rencana Pembalokan Lantai 3


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 16 Rencana Pembalokan Lantai Atap

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
160
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Hasil Rancangan, 2018

30Gambar 5. 17 Detail Penampang Balok


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 18 Rencana Tangga

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
161
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 19 Potongan Tangga 1


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 20 Potongan Tangga 2


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
162
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 21 Detail Tangga


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 22 Portal Grid 6


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
163
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 23 Portal Grid D


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 24 Rencana Atap


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
164
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 25 Atap 1
Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 26 Atap 2
Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
165
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 27 Detail Atap


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 28 Rencana Pola Plafond dan Titik Lampu Lantai 1


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
166
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 29 Rencana Plafond dan Titik Lampu Lantai 2


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 30 Rencana Plafond dan Titik Lampu Lantai 3


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
167
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 31 Rencana Air Bersih dan Sprinkler Lantai 1


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
168
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 32 Rencana Air Bersih dan Sprinkler Lantai 2


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 33 Rencana Air Bersih dan Sprinkler Lantai 3


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
169
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 34 Rencana Air Bersih dan Sprinkler Lantai Atap


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 35 Rencana Air Kotor Lantai 1


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
170
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 36 Rencana Air Kotor Lantai 2


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 37 Rencana Air Kotor Lantai 2


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
171
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 38 Detail Arsitektural


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
172
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 39 Perspektif 3D Exterior 1


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 40 Perspektif 3D Exterior 2


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
173
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Gambar 5. 41 Perspektif 3D Interior Ruang Tunggu


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

Gambar 5. 42 Perspektif 3D Interior Rawat Inap Kelas III


Sumber : Hasil Rancangan, 2018

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
174
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN PUSKESMAS
RAWAT INAP PONTIANAK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR PUSTAKA

Ariestadi, D. (2008). Teknik Struktur Bangunan.


Kesehatan, D. (2007). Pedoman Teknis Saran dan Prasarana Rumah Sakit Kelas
C.
Neufert. (t.thn.). Data Arsitek.
Nooerlaelasari, Y. (2010). Modul Ajar Pondasi.

http://struktursivil12.blogspot.com/2014/03/pengertian-konstruksi-bangunan.html
http://i773.photobucket.com/albums/yy11/ojan87/baru43.jpg
http://jayawan.com/struktur-bangunan-rumah-2/.
http://www.puskesmasngadirojo.com/2015/05/operasional-ipal-dan-
incinerator.html
http://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id/2015/11/20/pengaturan-
penghawaan-dan-pencahayaan-pada-bangunan/
http://teknisi-elektro.blogspot.com/2012/10/rangkaian-intercom-sederhana-
dengan-3.html
http://teknisi-elektro.blogspot.com/2012/10/rangkaian-intercom-sederhana-
dengan-3.html
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/02/kebutuhan-air-minum-di-
wilayah-perencanaan-studi-kasus/
https://www.bromindo.com/pemasangan-hydrant-pillar-yang-tepat/

ANDREA APRILIANGGI
3201907002
175

Anda mungkin juga menyukai