Anda di halaman 1dari 112

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Analisa dan Konsep
Perancangan Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek
Perancangan Kota.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak
pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan pendahuluan ini. Pertama, kepada yang
terhormat Bapak Putu Gde Ariastita, S.T., M.T. dan Bapak Ilman Harun, S.T., M.Sc. selaku dosen
pembimbing dalam Mata Kuliah Praktek Perancangan Kota, yang telah memberikan banyak
masukan, bimbingan, dan arahan dalam proses penyusunan laporan ini. Kedua, kepada pihak-
pihak lain yang turut serta membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dalam proses
perkuliahan pada masa kini dan mendatang, serta dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan
inspirasi bagi pembaca.
Akhir kata, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan
penyusunan Laporan Analisa dan Konsep Perancangan Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran ini
dan perbaikan penulisan laporan-laporan lain ke depannya. Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Desember 2022


Hormat Kami,

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 6

PENDAHULUAN 6
1.1 Latar Belakang 6
1.2 Tujuan dan Sasaran 7
1.2.1 Tujuan 7
1.2.2 Sasaran 7
1.3 Ruang Lingkup 7

BAB II 9

TINJAUAN KEBIJAKAN 9
2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya 9
2.2 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) UP III Tambak Wedi 10
2.3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya 12

BAB III 13

RUANG LINGKUP 13
3.1 Lingkup Kawasan Perencanaan 13
3.2 Lingkup Materi 14
3.2.1 Fisik Dasar 14
3.2.2 Tata Guna Lahan 22
3.2.3 Tata Massa Bangunan dan Bentuk Bangunan 29
3.2.4 Penunjang Transportasi 41
3.2.5 Figure/Ground, Linkage, Place 52
3.2.6 Ruang Terbuka 55
3.2.7 Aktivitas Pendukung 57
3.2.8 Penanda Kawasan (Signage) 59
3.2.9 Preservasi 62
3.2.10 Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan 62

BAB IV 64

GAMBARAN UMUM KAWASAN 64


4.1 Karakteristik Kawasan 64
4.1.1 Fisik Dasar 64
4.1.2 Tata Guna Lahan 66
4.1.3 Tata Massa Bangunan dan Bentuk Bangunan 67
4.1.4. Figure/Ground, Linkage, Place 69
4.1.5 Penunjang Transportasi 70
4.1.6 Ruang Terbuka 75
4.1.7 Aktivitas Pendukung 75
4.1.8 Penanda Kawasan (Signage) 76
4.1.9 Preservasi 77
4.1.10 Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan 77

BAB V 78

POTENSI DAN PERMASALAHAN 78


5.1 Potensi 78
5.1.1 Fisik Dasar 78
5.1.2 Tata Guna Lahan 78
5.1.3 Tata Massa Bangunan dan Bentuk Bangunan 78
5.1.4 Figure/Ground, Linkage, Place 79
5.1.5 Penunjang Transportasi 79
5.1.6 Ruang Terbuka 79
5.1.7 Aktivitas Pendukung 80
5.1.8 Penanda Kawasan (Signage) 80
5.1.9 Preservasi 80
5.1.10 Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan 80
5.2 Masalah 81
5.2.1 Fisik Dasar 81
5.2.2 Tata Guna Lahan 81
5.2.3 Tata Massa Bangunan dan Bentuk Bangunan 81
5.2.4 Figure/Ground, Linkage, Place 81
5.2.5 Penunjang Transportasi 82
5.2.6 Ruang Terbuka 82
5.2.7 Aktivitas Pendukung 82
5.2.8 Penanda Kawasan (Signage) 82
5.2.9 Preservasi 82
5.2.10 Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan 82
5.3 Sintesis Potensi dan Masalah 83
5.4 Matriks SWOT 85
5.5 Perhitungan AHP 86
5.6 Matriks IFAS dan EFAS 86
5.7 Strategi SWOT 87

BAB VI 89

KONSEP PERANCANGAN KAWASAN 89


6.1 Strategi Dan Program Urban Design 89
6.2 Impact Assessment 105
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perancangan kota (urban design) merupakan proses mengonsep dan merealisasikan
arsitektur yang memungkinkan penguasaan pengaturan formal dari perkembangan kota, yang
menyatukan perubahan dan kemapanan (Merlin dan Choay, 1988: 677&851). Perancangan kota
memiliki kaitan yang erat dengan kebijakan yang melibatkan sekelompok orang dalam jangka
waktu tertentu. Selain itu, perancangan kota juga berkaitan dengan manajemen pembangunan fisik
kota, baik dalam lingkup lingkungan alami maupun binaan. Dalam bidang perancangan kota
(urban planning), perancangan kota atau urban design memiliki fungsi sebagai penerjemah output
perancangan, yang awalnya masih dalam bentuk dua dimensi menjadi tiga dimensi. Hal ini
dilakukan untuk menguji keefektifan dari output perancangan dan juga mencegah perbedaan
pemahaman konsep yang dapat muncul, menggunakan bentuk nyata dari rencana tata ruang yang
dirumuskan ahli perancangan kota.
Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran merupakan sebuah kawasan yang berada di
Kecamatan Bulak yang masuk ke dalam UP III Tambak Wedi. Penggunaan lahan pada kawasan
ini didominasi oleh permukiman dan ruang terbuka. Permukiman yang ada di kawasan ini
merupakan permukiman yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah nelayan, hal
tersebut yang menyebabkan kawasan ini disebut Kampung Nelayan Kenjeran. Selain itu, pada
kawasan ini juga terdapat tempat rekreasi, yaitu Wisata Pantai Lama Kenjeran. Namun, tempat
rekreasi yang terdapat di kawasan ini untuk saat ini dalam kondisi tidak beroperasi. Kampung
Nelayan dan Wisata Pantai Lama Kenjeran mengidentifikasi adanya potensi ekonomi bagi
penduduk sekitar, hal tersebut dikarenakan potensi pariwisata yang dimiliki kawasan ini
diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat dengan memaksimalkan potensi
yang dimiliki, yaitu kawasan ini dapat menjadi salah satu destinasi wisata bahari di Kota Surabaya.
Peningkatan taraf hidup masyarakat setempat dengan perancangan yang baik dan mampu
memaksimalkan potensi yang dimiliki kawasan ini juga diharapkan dapat mengurangi disparitas
yang terjadi di Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran dengan kawasan permukiman kelas
menengah yang berlokasi di sekitar kawasan ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta menganalisis potensi dan
permasalahan yang ada di Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran dalam perspektif perancangan
kota. Dengan diketahuinya potensi dan permasalahan yang ada di kawasan ini, dapat menciptakan
sebuah konsep perancangan Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran, seperti program perbaikan
kampung dan fasilitas wisata pantai, penataan wilayah pesisir, dan penataan ulang bangunan-
bangunan yang memiliki fasad dan nilai estetika dan kesan ruang yang baik. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mendukung pertumbuhan kegiatan ekonomi di Kawasan Kampung Nelayan
Kenjeran melalui visualisasi konsep perancangan yang akan dikembangkan di sana. Sehingga,
dapat tercipta sebuah kawasan wisata bahari yang dapat menunjang tidak hanya pada sisi ekonomi,
tetapi juga perbaikan kondisi ekologinya.
1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan Kawasan Kampung Nelayan
Kenjeran sebagai kawasan wisata bahari untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang
ada dengan tetap memperhatikan kondisi ekologi di lingkungan sekitar.

1.2.2 Sasaran
Sasaran yang dirumuskan dalam perancangan Kawasan Kampung Nelayan
Kenjeran adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi permasalahan yang ada di Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran
berdasarkan kriteria terukur dan tidak terukur.
2. Mengidentifikasi potensi yang ada di Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran
berdasarkan kriteria terukur dan tidak terukur.
3. Mengeksplorasi konsep perancangan dan visualisasi dalam pengembangan
Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran.

1.3 Ruang Lingkup


Kawasan perancangan ini terletak di Kampung Nelayan Kenjeran yang memiliki luas
kurang lebih mencapai 7 hektar. Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran terletak di Kelurahan
Kenjeran, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya.
Peta 1.1 Ruang Lingkup Perancangan

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN

2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya


Kecamatan Bulak termasuk dalam UP III Tambak Wedi. Pusat lingkungan pada Unit
Pengembangan III Tambak Wedi, meliputi wilayah Kecamatan Bulak dan Kecamatan Kenjeran
dengan pusat unit pengembangan di kawasan kaki Jembatan Suramadu. Fungsi kegiatan utama
pusat lingkungan pada Unit Pengembangan III Tambak Wedi meliputi permukiman, perdagangan
dan jasa, rekreasi dan lindung terhadap alam. Unit pengembangan wilayah laut III adalah wilayah
laut yang berada di perairan bagian timur laut kota, di sekitar kawasan Tambak Wedi dan Kenjeran
di Kecamatan Kenjeran dan Kecamatan Bulak. Pengembangan kawasan daya tarik alam, meliputi
wisata bahari/pantai yaitu kawasan pantai Kenjeran dan sekitar Jembatan Suramadu di Unit
Pengembangan III Tambak Wedi. Kawasan Kaki Jembatan Wilayah Suramadu-Pantai Kenjeran
dan Kawasan Kota Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Bulak berada di Unit
Pengembangan III Tambak Wedi sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi.

Peta 2.1 Penggunaan Lahan Kota Surabaya

Sumber: RTRW Kota Surabaya


2.2 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) UP III Tambak Wedi
Berdasarkan RDTR UP III Tambak Wedi, Kecamatan Bulak memiliki fungsi utama zona
pengembangan laut Surabaya sebagai Pariwisata dan Niaga dengan pengembangan Kegiatan
Wisata Pantai Kenjeran, Kawasan Niaga, Kawasan Penangkapan, Budidaya Ikan dan Perumahan
Pesisir Kampung Nelayan.
Adapun peruntukan dari masing-masing wilayah Kecamatan yang ada di UP III Tambak
Wedi memiliki beberapa kebijakan dalam pemanfaatan ruang yang ada antara lain :

Tabel 2.1 Peruntukan Lahan UP III Tambak Wedi


No. Jenis Peruntukan Kebijakan Pemanfaatan Ruang

Sebesar 20 % dari luas wilayah kota yang


dimaksud RTH yaitu: hutan kota dan lahan
1 Ruang Terbuka Hijau pertanian, jalur hijau, taman kota, taman
lingkungan, kawasan di sekitar LPA dan
kawasan khusus

Perumahan

40% untuk prasarana lingkungan, utilitas


2 Kawasan real estate umum, dan fasilitas sosial
2% untuk lahan pemakaman umum.

Peningkatan kualitas lingkungan, dan


pembenahan prasarana dan sarana perumahan.

Fasilitas Umum

Fasilitas pendidikan baru tingkat dasar sampai


menengah dilakukan secara tersebar pada
Pendidikan
lokasi fasilitas umum di sekitar kawasan
perumahan.

Peningkatan kualitas prasarana dan sarana


Kesehatan
3 kesehatan yang telah dikelola

Pembangunan lahan pembuangan sementara


Sarana
pada unit pengembangan Tambak Wedi

Pembangunan TPU dilakukan dengan


Tempat Pemakaman Umum
pengembangan makam-makam yang telah ada.

Pembangunan tempat ibadah dilakukan pada


Tempat Peribadatan
lahan fasilitas umum
Ruang serbaguna, gedung pertemuan, Pembangunan dengan pengembangan yang
fasilitas kesenian dan budaya telah ada atau pembangunan fasilitas baru.

Pengembangan dan peningkatan fasilitas


Olahraga
olahraga yang telah ada.

Perdagangan dan Jasa

40% untuk prasarana lingkungan, utilitas


Kawasan perdagangan terpadu umum, area untuk pedagang informal dan
4 fasilitas sosial.

Pengembangan pada pusat-pusat pertumbuhan


Kawasan perdagangan skala
dengan memperhitungkan daya dukung dan
pelayanan lingkungan
daya tampung.

40% untuk prasarana lingkungan, utilitas


5 Industri umum, bangunan perumahan untuk pekerja
dan fasilitas sosial.

Kawasan Wisata

6 Wisata di kawasan kenjeran dan sekitar


Jembatan Suramadu, yang pengembangannya
Wisata bahari/pantai
harus memperhatikan kelestarian lingkungan
dan ekosistem di wilayah pantai/pesisir

Penataan dan pelaksanaan pembangunan


fasilitas umum, fasilitas sosial, dan utilitas kota
7 Kawasan Khusus di kawasan khusus harus diintegrasikan dengan
pengembangan ruang kota dan
dikoordinasikan Pemerintah Daerah.

Melestarikan potensi dan sumberdaya alam,


mencegah timbulnya kerusakan lingkungan
8 Kawasan Lindung serta menghindari berbagai usaha dan/atau
kegiatan di wilayah darat yang dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Sumber : RDTR UP III Tambak Wedi
Peta 2.2 RDTR Kawasan Kampung Nelayan

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

2.3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya


Kawasan Kaki Jembatan Wilayah Suramadu-Pantai Kenjeran dan Kawasan Kota Tepi
Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Bulak berada di Unit Pengembangan III Tambak Wedi,
merupakan kawasan strategis ditinjau dari lokasinya yang berada di kawasan kaki Jembatan
Suramadu dan pesisir Pantai Bulak - Kenjeran yang memiliki potensi besar untuk berkembang
sebagai wisata pesisir dan laut. Keberadaan Jembatan Suramadu dan Pantai Kenjeran diharapkan
dapat memberikan peningkatan potensi dan peran Kota Surabaya, sebagai pusat kegiatan regional.
Dengan adanya Sentra Ikan Bulak, kawasan ini, khususnya Kecamatan Bulak dapat menyumbang
kontribusi PDRB pada kategori Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta
kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor.
BAB III
RUANG LINGKUP

3.1 Lingkup Kawasan Perencanaan


Kawasan perancangan ini terletak di Kampung Nelayan Kenjeran yang memiliki luas
kurang lebih mencapai 7 hektar. Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran terletak di Kelurahan
Kenjeran, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya. Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran memiliki
batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Jl. Pantai Kenjeran


- Sebelah Barat : Perumahan Pantai Mentari Surabaya
- Sebelah Selatan : Jl. Raya Pantai Lama
- Sebelah Timur : Laut Jawa

Peta 3.1 Ruang Lingkup Perancangan

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


3.2 Lingkup Materi

3.2.1 Fisik Dasar


1. Topografi
Topografi adalah bentuk morfologi yang memuat ketinggian dan
kemiringan atau kelerengan sebuah wilayah. Dalam perencanaan, kondisi fisik
topografi suatu wilayah penting karena mempengaruhi daya dukung serta daya
tampung dalam penentuan fungsi kawasan, peruntukkan lahan, juga penetapan
sarana dan prasarana wilayah.
Secara umum Topografi adalah kajian tentang keadaan bentuk morfologi
atau muka bumi pada suatu daerah yang terdiri dari kontur, ketinggian dan
kelerengannya.

Peta 3.2 Topografi Kampung Nelayan Kenjeran

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Semampir di


dominasi oleh ketinggian dengan rentang 0 sampai 6 meter diatas permukaan laut.
Kecamatan ini termasuk ke daerah dataran rendah.
Peta 3.2 Kemiringan Lereng Kampung Nelayan Kenjeran

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui bahwa Kawasan Perancangan


didominasi oleh Kelerengan dengan rentang 3-7%.

2. Temperatur Udara
Temperatur udara atau suhu udara adalah keadaan panas dinginya udara di
waktu dan tempat tertentu. Suhu di Negara Indonesia digambarkan dengan satuan
celcius (C). Berdasarkan Junghuhn suhu pada suatu daerah mempengaruhi
pembagian iklim suatu daerah, berikut merupakan pembagian iklim berdasarkan
suhu menurut Junghuhn :

● < 11,1°C : Dingin


● 17,1°C - 11,1°C : Sejuk
● 22°C - 17,1°C : Sedang
● 23,3°C - 22°C : Panas

Berikut merupakan keadaan temperatur Kawasan Kampung Nelayan


Kenjeran yang divisualisasikan pada grafik dan peta :
Gambar 3.1 Grafik Temperatur Udara

Sumber : Wheater Spark, 2022

Gambar diatas merupakan data temperatur udara yang disajikan dalam


bentuk grafik. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa temperatur udara terendah
berada pada Bulan Agustus dengan angka 24°C. Sedangkan untuk temperatur
tertinggi berada pada Bulan Oktober dengan angka 34°C. Berikut merupakan data
temperatur udara terendah hingga tertinggi yang divisualisasikan dalam bentuk
peta.
Peta 3.3 Temperatur Udara

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

3. Cahaya Matahari
Cahaya matahari atau sinar matahari merupakan cahaya yang di hasilkan
oleh matahari. Arah matahari sangat mempengaruhi biasan cahaya dan bayangan
suatu objek di bumi. Berikut merupakan arah terbit dan terbenamnya matahari pada
Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran yang divisualisasikan ke dalam peta.
Peta 3.2 Arah Matahari

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

Berdasarkan peta di atas dapat dilihat bahwa terbitnya matahari terletak


pada sebelah kanan Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran dan terbenam pada
sebelah kiri kawasan. Sebagian besar arah bangunan pada wilayah tapak mengarah
ke arah timur dan barat, sehingga pada pagi hari menjelang siang bangunan yang
terlatak pada sebelah timur ataupun yang mengarah ke arah timur akan
mendapatkan cahaya matahari terlebih dahulu, dan begitu pula seterusnya dengan
bangunan yang berada di sebela barat ataupun yang menghadap barat.

4. Pergerakan Angin
Kecepatan angin dan arah angin merupakan pergerakan yang
menggambarkan pergerakan angin. Kecepatan angin digambarkan dengan satuan
knot (kn) dan arah angin digambarkan dengan arah mata angin utama yang terdiri
dari utara, timur, selatan, dan barat. Berikut merupakan visualisasi data kecepatan
angin pada Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran dan arah anginnya.
Gambar 3.2 Grafik Kecepatan Angin

Sumber : Wheater Spark, 2022

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa kecepatan angin tertinggi


terjadi pada bulan Agustus, dengan kecepatan sebesar 8.8 knot. Dari data diatas
juga dapat dilihat bahwa kecepatan angin pada kawasan studi saat ini berkisar
antara 4 knot hingga 7 knot.

Peta 3.3 Arah Angin

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


Peta diatas menggambarkan arah angin di Kawasan Kampung Nelayan
Kenjeran. Dapat dilihat bahwa angin bergerak dari arah timur menuju barat, di
mana angin tersebut berhembus dari lautan menuju ke daratan.

5. Vegetasi
Vegetasi dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas
tumbuhan di suatu tempat tertentu, mencakup baik perpaduan komunal dari jenis-
jenis flora penyusunnya maupun tutupan lahan (ground cover) yang dibentuknya.
Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tumbuhan yang menempati
suatu ekosistem, atau, dalam area yang lebih sempit, relung ekologis, pada kawasan
penelitian didapati terdapat vegetasi buatan berupa kumpulan tanaman hijau yang
berada pada taman lapangan pantai kenjeran yang berdempetan langsung dengan
pantai.

Peta 3.4 Vegetasi

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

6. Fitur Alam
Daerah penelitian memiliki dasar fungsi sebagai daerah pesisir yang
memiliki fitur alam berupa pantai tepatnya pantai Kenjeran yang dijadikan
kawasan yang digunakan untuk menjadi tempat kapal nelayan berlabuh tepatnya
di wilayah pantai di dekat pasar nelayan.
Gambar 3.3 Fitur Alam

Sumber : Survey Primer , 2022

7. Morfologi Kota
Morfologi Kota terdiri dari dua suku kata, yaitu morf yang berarti bentuk
dan logos yang berarti ilmu. Sedangkan kota, menurut Gallion dan Eisner (1992)
mendefinisikan kota sebagai suatu laboratorium tempat pencarian kebebasan
dilaksanakan percobaan uji bentukan-bentukan fisik. Bentukan fisik kota terjalin
dalam aturan yang mengemukakan lambang-lambang pola-pola ekonomi, sosial,
politik, dan spiritual serta peradaban masyarakat. Secara sederhana morfologi kota
berarti ilmu yang mempelajari produk bentuk-bentuk fisik kota secara logis.
Sedangkan arti luasnya adalah morfologi kota merupakan ilmu terapan yang
mempelajari tentang sejarah terbentuknya pola ruang suatu kota dan mempelajari
tentang perkembangan suatu kota mulai awal terbentuknya kota tersebut hingga
munculnya daerah-daerah hasil ekspansi kota tersebut. Bentuk morfologi suatu
kawasan tercermin pada pola tata ruang, bentuk arsitektur bangunan, dan elemen-
elemen fisik kota lainnya pada keseluruhan konteks perkembangan kota.
Peta 3.5 Morfologi Kota

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

Berdasarkan kondisi eksisting wilayah perancangan, wilayah kami


memiliki pola dan bentuk kota berupa sheet, karena wilayah perencanaan memiliki
sedikit atau tanpa artikulasi.

3.2.2 Tata Guna Lahan


1. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan merupakan campur tangan manusia secara tetap ataupun
berkala terhadap lahan dengan tujuan untuk memenuhi penunjang kebutuhan, baik
kebutuhan kebendaan, spiritual maupun keduanya (Malingreau, 1979).
Penggunaan lahan memiliki fungsi untuk penentu pilihan dalam mengoptimalkan
pemanfaatan suatu lahan tertentu, dimana penggunaan lahan dapat memperlihatkan
suatu wilayah menjalankan sesuai dengan fungsinya. Penggunaan lahan sendiri
juga digunakan untuk alat pengendali investasi dalam pembangunan dan
pengembangan pada suatu wilayah maupun kawasan. Penggunaan lahan secara
umum pada kawasan perancangan yaitu berupa :

● Perdagangan dan jasa


● Perumahan
● Fasilitas umum
● RTH

Peta 3.6 Penggunaan Lahan Makro

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

Penggunaan lahan mikro sendiri yang berada pada kawasan perancangan


kampung nelayan Kenjeran dapat dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:

1) Perumahan
Pada kawasan kampung nelayan kenjeran terdapat perumahan yang
didominasi oleh perumahan kumuh berkepadatan tinggi yang tersebar pada
kawasan perancangan.
Gambar X.X Perumahan

Sumber : Survei Primer, 2022

2) Fasilitas Umum
Terdapat beberapa fasilitas umum pada kawasan perancangan
kampung nelayan, yaitu seperti peribadatan berupa Masjid Kejawan Lor 3,
dan Musholla pada Jalan Pantai Kenjeran.

Gambar 3.2.3 Masjid Kejawan

Sumber : Google Street View, 2022

3) Perdagangan dan Jasa


Kawasan perancangan didominasi oleh penggunaan pada
perdagangan dan jasa. Dimana terdapat pasar tanah kali kedinding dan
sentra ikan bulak berupa olahan pangan bulak. Terdapat juga perdagangan
jasa berupa warung atau toko, pengolahan ikan asap di sepanjang jalan
kawasan perancangan.

Gambar 3.2.3 Minimarket


Sumber : Survei Primer, 2022

4) Ruang Terbuka Hijau


Ruang terbuka hijau disediakan untuk pertemuan pada aktivitas
terbuka, dimana dapat menimbulkan berbagai macam aktivitas dari setiap
pertemuan yang dilakukan. RTH yang tersedia pada kawasan kampung
nelayan yaitu berupa lapangan pantai kenjeran dan taman.

Gambar 3.2.5 Lapangan Olahraga

Sumber : Survei Primer, 2022

Berikut untuk peta penggunaan lahan mikro Kawasan Kampung Nelayan :


Peta 3.2.2 Penggunaan Lahan Mikro

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

2. Landmark
Landmark merupakan penanda suatu kawasan yang memiliki nilai lebih dan
biasanya paling menonjol pada kawasan tersebut sehingga sering dijadikan patokan
dalam mengenali suatu tempat. Cenderung memiliki bentuk visual yang khas
sehingga dapat memudahkan identifikasi melalui penginderaan. Landmark
biasanya merupakan benda fisik yang didefinisikan dengan sederhana seperti: tugu,
bangunan, tanda, toko, atau pegunungan. Adapun unsur penting serta kriteria
Landmark sebagai berikut :

1. Tanda fisik berupa elemen visual


2. Informasi yang memberikan gambaran tepat
3. Jarak yang dikenal
Peta X.X Landmark Di sekitar Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

Landmark yang terdapat di sekitar area perancangan adalah Taman Air


Mancur Menari Kenjeran dan Jembatan Suroboyo.

3. Edge
Edge atau yang sering disebut memiliki pengertian sebagai batas-batas
diantara dua wilayah, sela-sela linier dalam kesinambungan yaitu antara lain :
pantai, potongan jalur kereta api, tepian bangunan, dinding, dan lainnya. Batas juga
dapat berupa barrier antara dua kawasan yang berbeda, yaitu antara lain : tembok,
pagar, maupun sungai. Dimana batas berfungsi sebagai batasan terhadap suatu area
kota dalam menjaga privasi dan identitas kawasan.
Peta X.X Batasan Kawasan Kampung Nelayan

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

4. Node
Node atau yang sering disebut simpul memiliki pengertian sebagai titik-
titik, spot-spot strategis dalam sebuah kota dimana pengamat bisa masuk, dan yang
merupakan fokus untuk ke dan dari mana dia berjalan. Node juga dapat diartikan
sebagai persimpangan jalan, tempat break (berhenti sejenak) dari jalur, persilangan
atau pertemuan path, ruang terbuka atau titik perbedaan dari suatu bangunan ke
bangunan lain.Nodes menjadi suatu tempat yang cukup strategis, karena bersifat
sebagai tempat bertemunya beberapa kegiatan/aktivitas yang membentuk suatu
ruang dalam kota. Setiap nodes dapat memiliki bentuk yang berbeda-beda,
tergantung dengan pola aktivitas yang terjadi didalamnya. Node dapat berupa
sebagai, ruang terbuka, ruang terbuka hijau (RTH), taman, taman kota, plaza/town
square, dan lainnya.
Peta X.X Titik Temu Kawasan Kampung Nelayan

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

3.2.3 Tata Massa Bangunan dan Bentuk Bangunan


1. Intensitas Pemanfaatan Ruang
a) Koefisien Dasar Bangunan (KDB
Wilayah perancangan memiliki KDB 91 – 100 persen ditandai
dengan rapatnya bangunan terbangun dalam suatu persil dan minim akan
ruang non hijau. KDB jenis ini dijumpai pada perkampungan padat warga
yang terletak di bagian utara blok perancangan serta kawasan pemukiman
yang berada di sempadan pantai kenjeran, Kemudian di bagian selatan blok
perancangan terdapat kawasan perdagangan dan jasa dengan KDB 11 - 20
persen.
Peta X.X KDB Kawasan Kampung Nelayan

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

b) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


Pada wilayah utara perancangan memiliki KLB 1 - 2 persen dengan
bangunan berlantai satu hingga dua di kawasan permukiman, kemudian
pada wilayah selatan perancangan memiliki KLB KLB 0 – 0,9 persen yang
merupakan kawasan ruang terbuka hijau, taman, dan perdagangan dan jasa.
Peta X.X KLB Kawasan Kampung Nelayan

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

c) Koefisien Dasar Hijau (KDH)


Pada wilayah utara perancangan memiliki KDH 0 - 20 persen
dengan kawasan permukiman sangat padat dengan luas kavling cenderung
tidak terlalu luas, kemudian pada wilayah selatan perancangan memiliki
KDH 60 – 100 persen yang merupakan kawasan ruang terbuka hijau,
taman, dan perdagangan dan jasa.
Peta X.X KDH Kawasan Kampung Nelayan

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

2. Ketinggian Bangunan, Optimasi Harga


a) Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan pada wilayah perancangan merupakan
kategori bangunan rendah dengan 1-2 lantai saja.

Gambar X.X Ketinggian Bangunan

Sumber : Survei Primer, 2022

b) Optimasi Harga
Harga lahan adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan
harga nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luasan tertentu. Harga
lahan pada setiap daerah selalu bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh banyak
faktor. Salah satu faktor yang menentukan harga lahan adalah letak yang
strategis, semakin strategis suatu lahan tentunya harga yang ditawarkan
akan semakin tinggi.
Dilansir dari web BHUMI atrpbn, harga lahan di blok perancangan
berkisar antara Rp. 5.000.000 - Rp 10.000.000

3. Selubung Bangunan
a) Jumlah Lantai Bangunan
Jumlah lantai pada kawasan perancangan kampung nelayan
kenjeran memiliki ketinggian yang sama, yaitu 1 – 2 lantai pada bangunan
permukiman warga dan perdagangan dan jasanya.

b) Tinggi Bangunan
Tinggi bangunan pada kawasan perancangan kampung nelayan
kenjeran sangat bervariasi tergantung dari beberapa faktor antara lain
jumlah lantai, lebar jalan, dan peruntukannya. Tinggi bangunan pada
kawasan perancangan dimulai dari 3-8 meter untuk 1-2 lantai.

c) Luas Lahan
Luas lahan yang digunakan sebagai selubung bangunan sama
dengan yang ada pada optimasi harga. Berikut merupakan luas bangunan
yang ada di Kawasan Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran.

Tabel X.X Luas Lahan Bangunan dan Lahan Kampung Nelayan Kenjeran
Nama Bangunan Gambar Luas Lahan

Masjid Kejawan Lor 3 197.15 m²


Mushola Babussalam 199.58 m²

Indomaret 654.52 m²

Rumah 61.60 m²

Sumber: Google Maps, 2022

Peta X.X Selubung Bangunan Kawasan Kampung Nelayan

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


d) Ruang Milik Jalan (RUMIJA)
RUMIJA adalah sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan
yang dibatasi dengan tanda batas ruang milik jalan yang dimaksudkan untuk
memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan dan
diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan
jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk
pengamanan jalan.

Tabel X.X Ruang Milik Jalan Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran


Nama Jalan Rumija (Meter) Gambar Keterangan

Jl. Raya Pantai ± 15 meter Terdapat 1 lajur


Lama yang bisa
digunakan untuk
sepeda maupun
kendaraan
bermotor.

Jl. Pantai ± 5 meter Terdapat 1 lajur


Kenjeran yang bisa
digunakan untuk
sepeda maupun
kendaraan
bermotor.

Sumber : Google Maps, 2022


Peta X.X Ruan Milik Jalan Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran

Sumber: Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

4. Pemunduran Bangunan, Garis Sempadan, Jarak Antar Bangunan


a) Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Garis Sempadan Bangunan (GSB) dapat diartikan sebagai
kemunduran bangunan di suatu ruang atau lingkungan dapat dilihat sebagai
adanya jarak dari sebuah bangunan terhadap sebuah objek lainnya. GSB
yang ada di Kawasan Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran adalah <1
meter di permukiman yang sangat padat dan GSB 1-5 meter di kawasan
perdagangan dan jasa dan RTH.

b) Jarak Antar Bangunan


Jika dilihat dari kondisi eksisting jarak bangunan di Kawasan
Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran berkisar antara 1 - 3 meter. Hal
ini dikarenakan Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran dipenuhi
oleh kawasan permukiman sangat padat dan perdagangan dan jasa yang
memiliki ketinggian antara 3 – 8 meter.
Gambar X.X Standar Jarak Minimum antar Bangunan
Tinggi Bangunan Jarak Minimum Antar Bangunan
No.
Gedung (m) Gedung (m)

1. s.d. 8 3

2. > 8 s.d. 14 > 3 s.d. 6

3. > 14 s.d 40 > 6 s.d. 8

4. > 40 >8
Sumber : Permen Pu Nomor: 26/PRT/M/2008

5. Fasade
Istilah fasad berasal dari bahasa Prancis yaitu façade, bahasa Italia Facciata
atau faccia, serta bahasa Latin kata Faccia yang memiliki arti wajah. Dalam sebuah
bangunan, fasad adalah wajah dari bangunan. Fasad adalah tampilan muka pada
eksterior sebuah bangunan, umumnya terutama yang dimaksud adalah bagian
depan, tetapi kadang-kadang juga bagian samping dan belakang bangunan. Fasad
merupakan elemen pertama yang dapat dilihat dan dinilai oleh orang lain dari luar
bangunan yang dapat menunjukkan karakter, kesan, keunikan, serta keindahan
bangunan.
Fasad bangunan di Kawasan Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran
memiliki dua jenis fasad. Fasad bangunan bergaya modern yang dimiliki indomaret
dan fasad bangunan kuno yang didominasi bangunan di permukiman warga.

Gambar X.X Fasad Kawasan Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran

Sumber: Google Street View, 2022

6. Skala dan Kesan Ruang


a) Territories of Space
Yoshinobu Ashihara dalam bukunya yang berjudul Aesthetic
Townscape menyatakan bahwa terdapat tiga jenis territories of space, yaitu:
1. External Order, yakni ruang luar yang ada di antara bangunan dan
jalan. Ruang luar bisa berupa halaman langsung berhubungan
dengan jalan. Ruang ini cenderung bersifat semi publik. Sehingga
dalam sebuah territories of space, ruang luar ini dipahami sebagai
bagian dari jalan;
2. Internal Order, yakni ruang luar yang dipisahkan oleh dinding
pembatas sehingga ruang luar berhubungan langsung dengan
bangunan. Ruang ini menjadi bagian dari bangunan, bersifat lebih
privat. Ruang luar ini tidak memberikan kontribusi penting pada
townscape kawasan. Karena ruang luar masuk ke dalam wilayah
bangunan, maka kegiatan sosialisasi biasanya dilakukan hanya di
batas ini. Keberadaan jalan tidak begitu penting sebagai aktivitas
sosialisasi.
3. Inside-Outside, yakni tidak terdapat ruang luar sehingga bangunan
langsung berhadapan dengan jalan. Ini memungkinkan aktivitas
manusia dari bangunan meluap ke jalan.

Berdasarkan ketiga definisi tersebut, bangunan-bangunan di


Kawasan Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran dapat dikategorikan
sebagai bangunan yang memiliki territories of space jenis ketiga, yaitu
Inside-Outside. Hal ini dapat dilihat berdasarkan keterlibatan penggunaan
bagian Kawasan Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran yang digunakan
untuk menunjang aktivitas kawasan.

Gambar X.X Skala dan Kesan Ruang

Sumber : Google Street Maps, 2022

b) Proporsi dan Skala Ruang


Proporsi dan skala merupakan salah satu aspek penting dalam
membentuk kesan ruang. Ashihara menyatakan bahwa Kualitas spasial
kawasan dapat dicapai tergantung pada tinggi rendahnya perbandingan
antara ketinggian bangunan (H) dengan jarak antar bangunan yang
berhadapan (D), dimana setiap nilai perbandingan yang berbeda antara
ketinggian dan jarak, maka akan muncul kesan yang berbeda juga dari
pengamat. Klasifikasi kesan ruang berdasarkan perbandingan D/H terbagi
menjadi :

1. Jika D/H≤0.25, ruang berkesan sempit dan sesak.


Pengamat yang melalui koridor ini akan
merasakan seperti di tebing yang sempit, dan
hanya seperempat elevasi bangunan yang dapat
dilihat.
2. Jika D/H<1, ruang akan berkesan intim, timbul sense of enclosure.
Wujud bangunan dapat terlihat walaupun tidak keseluruhan.
3. Jika D/H=1, keseimbangan dicapai antara bangunan dan jarak
antaranya. Ruang yang dihasilkan nyaman. Sense of enclosure
masih dapat dirasakan.
4. Jika D/H≥1, ruang berkesan luas dan terbuka.
Pengamat dapat melihat lebar bangunan. Saat
perbandingan antara D/H=3, maka sense of
enclosure makin tidak terasa, dan detail dari
bangunan tidak tampak.
5. Jika D/H≈4, akan timbul kesan struktur sebuah
plaza atau square.
Jika D/H=5 hingga 10, akan timbul kesan ruang monumental, dan
pengamat merasa kecil.

Jalan Pantai Kenjeran memiliki panjang jalan 280 meter dan lebar jalan 5
meter. Sedangkan untuk ketinggian bangunan, di Koridor Jalan Pantai Kenjeran
didominasi oleh deretan permukiman dan perdagangan dan jasa dengan jumlah
lantai sekitar 1-2 lantai. Dengan tinggi per lantai menggunakan estimasi sekitar 3-
4 meter, maka rasio D/H didapatkan sebagai berikut :

5/9 = 0,56

Jalan Raya Pantai Lama memiliki panjang 320 meter dan lebar jalan 15
meter. Sedangkan untuk ketinggian bangunan, di Koridor Jalan Raya Pantai Lama
didominasi oleh deretan perdagangan dan jasa dan RTH dengan jumlah lantai
sekitar 1 lantai. Dengan tinggi per lantai menggunakan estimasi sekitar 3-4 meter,
maka rasio D/H didapatkan sebagai berikut :

15/3 = 5

Dari hasil tersebut, diketahui jika kesan ruang di Koridor Jalan Pantai
Kenjeran timbul kesan ruang monumental dan pengamat merasa kecil.

7. Material, Warna, dan Tekstur


Material, warna, dan tekstur pada Kawasan Perancangan Kampung Nelayan
Kenjeran adalah beragam. Hal ini karena bangunan besar di area tersebut dimiliki
oleh beberapa pihak, dimana konsep material, warna, dan tekstur yang digunakan
berbeda sesuai dengan masterplan masing-masing bangunan.

Tabel X.X Material, warna, dan tekstur


Deskripsi Foto

● Material yang digunakan adalah


batu bata dengan pelindung
eksterior seng
● Tekstur bangunan terasa kuno
karena tidak tertata dan tidak
terurus
● Warna yang digunakan didominasi
oleh putih

● Material yang digunakan adalah


beton yang dilapisi dengan kaca
● Tekstur bangunan terasa modern
karena penggunaan kaca yang
dominan
● Warna yang digunakan adalah
Putih, Merah, Biru, dan Kuning
● Material yang digunakan adalah
beton dengan pelindung eksterior
● Warna yang dipakai adalah warna
krim lembut dan merah cerah
● Tekstur bangunan terasa halus
karena pelindung eksteriornya

Sumber : Google Street View, 2022

3.2.4 Penunjang Transportasi


1. Sirkulasi
Menurut Tofani (2011) Sirkulasi dapat didefinisikan sebagai prasarana
penghubung yang vital dalam menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan
suatu lahan di atas suatu area yang mempertimbangkan aspek fungsional,
ekonomis, keluwesan dan kenyamanan. Sedangkan menurut Shirvani (1985:26),
elemen perancangan kota sirkulasi merupakan salah satu alat paling bermanfaat
untuk membangun lingkungan kota. Sirkulasi dapat membentuk, mengarahkan dan
mengontrol pola aktivitas dan pengembangan kota, ketika sistem transportasi jalan
umum, pedestrian ways dan sistem transit menghubungkan dan memusatkan
pergerakan.
Akses keluar-masuk Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran terbagi
atas akses yang dapat dilalui untuk masuk ke kawasan, keluar dari kawasan, dan
akses jalan 2 arah yang bisa digunakan untuk akses keluar masuk pada kawasan
tersebut. Berikut merupakan pembagian akses keluar masuk ke Kawasan Blok
Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran, yang disajikan ke dalam tabel berikut :

Tabel X.X Pembagian Akses Keluar Masuk Kampung Nelayan Kenjeran


Akses Keterangan

JL.Pantai Kenjeran, JL Jembatan


Keluar
Suroboyo

Masuk JL.Pantai Kenjeran, JL Raya Pantai Lama

Keluar-Masuk JL.Pantai Kenjeran, Jl Raya Pantai Lama


Sumber: Analisis Penulis, 2022
Gambar X.X Sirkulasi Keluar Masuk Kampung Nelayan Kenjeran

Sumber: Survei Sekunder, 2022

Peta X.X Sirkulasi Kawasan Kampung Nelayan

Sumber: Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


Peta X.X Rawan Kemacetan

Sumber: Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

2. Parkir
Parkir merupakan salah satu hal paling dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan lalu lintas. Kekurangan dalam penyediaan fasilitas parkir yang memadai
dapat menyebabkan kemacetan dan akan menimbulkan permasalahan transportasi
yang lainnya. Menurut Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Nomor 272/HK.105/DRJD/96 tanggal 8 April 1996 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Parkir, Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai
tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan
kegiatan pada suatu kurun waktu. Fasilitas parkir itu sendiri dibagi menjadi :

1. Parkir di badan jalan (on-street parking), adalah fasilitas parkir yang


menggunakan tepi jalan.
2. Parkir di luar badan jalan (off-street parking) adalah fasilitas parkir
kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat khusus atau penunjang
kegiatan yang dapat berupa tempat parkir dan/atau gedung parkir.
Penempatan fasilitas parkir di luar badan jalan (off-street parking) terdiri
dari :
a. Fasilitas parkir untuk umum adalah tempat yang berupa gedung
parkir atau taman parkir untuk umum yang diusahakan sebagai
kegiatan tersendiri.
b. Fasilitas parkir sebagai fasilitas penunjang adalah tempat yang
berupa gedung parkir atau taman parkir yang disediakan untuk
menunjang kegiatan pada bangunan utama

Dalam kondisi eksisting yang ada lahan parkir yang disediakan cukup
sedikit dan dirasa sulit untuk mendatangkan pendatang agar dapat bersinggah di
Kampung Nelayan, berikut hasil analisa survey yang sudah dilakukan :

Tabel X.X Kondisi Eksisting Lahan Parkir Kampung Nelayan Kenjeran


No Gambar Alamat

1 Jl. Pantai Kenjeran


2 Jl. Pantai Kenjeran

3 Jl. Pantai Kenjeran

Sumber : Analisis Penulis 2022


Peta X.X Parkir Kawasan Kampung Nelayan

Sumber: Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

3. Transportasi Publik
Tidak banyak angkutan umum yang ada di wilayah Kampung Nelayan,
pada wilayah studi hanya terdapat 1 jenis angkutan yaitu Angkutan Kota dengan
keterangan sebagai berikut.

Tabel X.X Angkutan Umum


Kode Rute Karakteristik
Angkutan

P Joyoboyo - Gebang Putih – Kenjeran


Berangkat : Joyoboyo – Jagir Wonokromo –
Ngagel – Bung Tomo – Ngagel Timur –
Pucang Sewu – Pasar Pucang – Pucang
Anom – Pucang Jajar Tengah – Manyar
Sabrangan – Mleto – Manyar Kertoadi –
Gebang Lor – Raya ITS – Institut Sepuluh
November (ITS) – Mulyosari – Tempurejo –
Babatan Pantai VII – Babatan Pantai –
Kenjeran – Wiratno – Kenjeran (Terminal)
Kembali : Kenjeran (Terminal) – Wiratno –
Babatan Pantai – Babatan Pantai VII –
Tempurejo – Mulyosari – Raya ITS –
Gebang Lor – Manyar Kertoadi (Asrama
Haji) – Mleto – Manyar Sabrangan – Pucang
Jajar Tengah – Pucang Anom – Pasar Pucang
– Pucang Sewu – Ngagel Timur – Ngagel
Rejo Utara – Ngagel Rejo Kidul – Ngagel –
Stasiun Wonokromo – RSI – Wonokromo -
Joyoboyo
Sumber : Transportasi Pemerintah Surabaya, 2022

Peta X.X Peta Rute Angkutan Umum

Sumber : Data Survei Sekunder diolah Oleh Penulis, 2022


4. Jalur Pejalan Kaki
Pedestrian diartikan sebagai pergerakan atau sirkulasi atau perpindahan
orang atau manusia dari satu tempat ke titik asal (origin) ketempat lain sebagai
tujuan (destination) dengan berjalan kaki (Rubenstein, 1992). Jalur pedestrian
merupakan daerah yang menarik untuk kegiatan sosial, perkembangan jiwa dan
spiritual, misalnya untuk bernostalgia, pertemuan mendadak, berekreasi, bertegur
sapa dan sebagainya
Berdasarkan Pedoman Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di
Kawasan Perkotaan Departemen PU (1995), pedestrian ways atau jalur pejalan kaki
merupakan jalur yang disediakan untuk pejalan kaki guna memberikan pelayanan
kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan
kenyamanan pejalan kaki tersebut. Zona pejalan kaki terdiri dari beberapa bagian
yaitu zona bagian depan gedung, zona penggunaan bagi pejalan kaki, zona
tanaman/perabot, dan zona pinggir jalan (Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki di Perkotaan Dept. PU, 2012). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pedestrian ways/ jalur pejalan kaki adalah area
berupa jalur yang digunakan oleh pejalan kaki sebagai penghubung dalam
melakukan suatu aktivitas di suatu lokasi.
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa kondisi pedestrian di Kawasan
Kampung Nelayan:

Tabel X.X Kondisi Eksisting Pedestrian Kampung Nelayan Kenjeran


No. Nama Gambar

1 Pedestrian Jalan Pantai Kenjeran


2 Pedestrian Jalan Raya Pantai Lama

Sumber : Analisis Penulis dan Google Street View 2022

Peta X.X Jalur Pedestrian

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


Peta X.X Sirkulasi Pejalan Kaki

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

5. Tempat Perhentian Angkutan Umum


Berdasarkan hasil observasi, Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran tidak
memiliki suatu tempat yang dikhususkan untuk menurunkan dan/atau menaikkan
penumpang yang biasa disebut tempat perhentian angkutan umum. Tempat
perhentian angkutan umum terdekat dari Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran
berupa Shelter Bulak yang berada di Jl. Kyai Tambak Deres, Kenjeran, Kec. Bulak.
Shelter Bulak berjarak 1,3 km dari Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran.
Gambar 3.4.5.1 Shelter Bulak

Sumber: Google Street View, 2022

Peta X.X Tempat Perhentian Angkutan Umum

Sumber: Analisis Penulis, 2022

Jangkauan dari trayek moda transportasi yang akan digunakan sebesar 400
m dan 800m. Hal ini sesuai dengan pendapat Morency (2005) mengenai jarak rule
of thumb yang dapat digunakan yaitu 400 m dan 800 m. Terlihat bahwa
Pemberhentian angkutan umum terdekat tidak mencakup wilayah studi.
Peta X.X Jangkauan Tempat Perhentian Angkutan Umum

Sumber: Analisis Penulis, 2022

3.2.5 Figure/Ground, Linkage, Place


1. Figure/Ground
Pada teori ini, pola perkotaan dapat dipahami melalui hubungan antara
bentuk bangunan terbangun (building mass) dan ruang terbuka (open space). Teori
Figure Ground digunakan untuk menganalisis hubungan ruang terbuka (void)
dengan massa/ bangunan (solid) di pusat kota, untuk mengidentifikasi pola spasial
kawasan pusat kota tersebut. Analisis dilakukan dengan cara penggambaran dalam
peta black (hitam = masa bangunan) dan white (putih = ruang terbuka) untuk
memperlihatkan komposisi atau pola kawasan kota. Solid merupakan elemen pasif
(bangunan) berfungsi sebagai wadah kegiatan manusia, sedangkan void merupakan
ruang terbuka dalam lingkup kawasan.

Tabel X.X Figure/Ground Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran


No. Deskripsi Luas (HA)

1 Lahan Terbangun 2,18

2 Ruang Terbuka 4,82

Total 7,0
Sumber :

Peta X.X Figure/Ground Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran

Sumber: Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

2. Linkage
Teori Linkage, adalah teori ruang kota yang menekankan pada hubungan
dan pergerakan yang terjadi pada beberapa bagian kawasan kota. Linkage
merupakan pendekatan dari jaring-jaring sirkulasi (network circulation) yang
menjadi motor penggerak bentukan kota dan sebagai pengikat serta memadukan
berbagai aktivitas bentukan kota. Jaring-jaring tersebut dapat berupa jalan, gang,
jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk linier, maupun bentuk yang secara
fisik menjadi penghubung antar bagian kota atau kawasan. Linkage dapat
digunakan untuk melihat dinamika suatu kawasan/kota dan memperhatikan inti dan
arah pertumbuhan kota melalui pola pergerakan dan sirkulasi yang memberi image
atau citra pada kota tersebut,contoh linkage pada kawasan perancangan adalah.

Gambar 3.3.2.1 Jalan Pantai Kenjeran


Sumber : Dokumentasi Survei Primer, 2022

3. Place
Dalam teori ini membahas mengenai makna sebuah kawasan di perkotaan
secara arsitektural, memperhatikan nilai budaya, sejarah, dan hal-hal lain secara
arsitektural. Sebuah tempat (place) ini akan terbentuk bila dibatasi dengan sebuah
void, serta memiliki ciri khas tersendiri yang mempengaruhi lingkungannya.
Menurut Zahnd (1999) sebuah place dibentuk sebagai sebuah space jika memiliki
ciri khas dan suasana tertentu yang berarti bagi lingkungannya. Selanjutnya Zahnd
menambahkan suasana itu tampak dari benda konkret (bahan, rupa, tekstur, warna)
maupun benda yang abstrak, yaitu asosiasi kultural dan regional yang dilakukan
oleh manusia di tempatnya. Berikut merupakan gambar place yang ada di Kawasan
Perancangan:

Gambar X.X Minimarket Indomaret

n
Sumber : Google Street Maps, 2022
Gambar X.X Masjid Kejawen

Sumber : Google Street Maps, 2022

Gambar X.X Pasar Ikan

Sumber : Google Street Maps, 2022

3.2.6 Ruang Terbuka


Ruang terbuka (open space) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang
terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang
terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, taman dan vegetasi guna
mendukung manfaat ekologis, sosial budaya, dan arsitektural yang dapat memberikan
manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya. Ruang terbuka non-hijau dapat
berupa ruang terbuka yang diperkeras (paved) maupun ruang terbuka biru yang berupa
permukaan sungai, danau, maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai genangan
retensi. (Dwiyanto, 2009).
Open Space merupakan salah satu ruang yang berfungsi dalam aktivitas bersama
dan juga sebagai kehidupan manusia. Ruang terbuka pada Kawasan Perancangan
Kampung Nelayan Kenjeran terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.
Untuk ruang terbuka hijau terdiri dari satu taman, yaitu Taman Lapangan Pantai Kenjeran
dengan total penggunaan lahan 1,36 ha. Kemudian ruang terbuka non hijau yaitu lapangan
olahraga berukuran 320 m².
Gambar X.X Ruang Terbuka Non Hijau

Sumber : Google Street Maps, 2022

Gambar X.X Ruang Terbuka Hijau

Sumber : Google Street Maps, 2022


Peta X.X Ruang Terbuka Hijau

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

3.2.7 Aktivitas Pendukung


Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang
mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Menurut Hamid Shirvani di dalam buku
yang berjudul “Urban Design Process”, Aktivitas Pendukung merupakan salah satu
elemen perancangan kota yang mendukung suatu kegiatan. Dalam hubungannya dengan
perancangan kota, kegiatan pendukung berarti suatu elemen kota yang mendukung dua
atau lebih pusat kegiatan umum yang berada di kawasan pusat kota yang mempunyai
konsentrasi pelayanan yang cukup besar (Hamid Shirvani, 1985).
Aktivitas pendukung memiliki fungsi utama yakni menghubungkan dua atau lebih
pusat-pusat kegiatan umum kota/kawasan yang menggerakkan fungsi utama di dalam
kota/kawasan untuk menjadi lebih hidup, menerus dan ramai. Adapun tujuan dari aktivitas
pendukung menurut M. Danisworo (1991) antara lain untuk menciptakan kehidupan kota
yang serasi dan baik (sempurna), mudah mengakomodasikan keinginan manusia kota
untuk memperoleh kebutuhannya sehari-hari, disamping memberikan pengalaman-
pengalaman yang memperkaya pemakai (urban experience) dan peluang untuk tumbuh dan
berkembangnya budaya perkotaan yang baik, terkontrol dan bersifat mendidik pada
masyarakat pengguna.
Aktivitas pendukung meliputi segala fungsi dan aktivitas yang memperkuat ruang
terbuka publik, karena aktivitas dan ruang fisik saling melengkapi satu sama lain.
Pendukung aktivitas tidak hanya berupa sarana pendukung jalur pejalan kaki, tetapi juga
mempertimbangkan fungsi elemen kota yang dapat membangkitkan aktivitas seperti pusat
perbelanjaan, taman rekreasi, alun-alun, dan sebagainya.

Tabel X.X Aktivitas Pendukung Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran


Aktivitas
No. Dokumentasi Keterangan
Pendukung

Taman rekreasi yang


berada di kawasan
perancangan adalah
Wisata Pantai Lama
Kenjeran. Taman
rekreasi ini juga
1. Taman Rekreasi
terdapat lahan parkir
yang luas untuk mobil
dan bus. Namun,
taman rekreasi ini
dalam kondisi tidak
beroperasi/tutup.

Lapangan yang
berada kawasan
perancangan berupa
2. Lapangan lapangan basket dan
futsal. Lokasi
lapangan berdekatan
dengan posyandu.

Mini Market yang


berada di kawasan
perancangan menjadi
salah satu sarana
3. Mini Market perdagangan dan jasa
yang sering
dikunjungi oleh
penduduk setempat
ataupun pendatang.
Sumber: Analisis Penulis, 2022
Peta X.X Aktivitas Pendukung

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

3.2.8 Penanda Kawasan (Signage)


Signage atau yang biasa dikenal dengan penanda kawasan merupakan tanda-tanda
yang biasanya berbentuk papan dan terletak pada bagian-bagian jalan maupun suatu
bangunan yang berfungsi sebagai penunjuk suatu informasi bagi pengguna jalan.
Sedangkan menurut Rubenstein (1992), signage sebagai tanda-tanda visual di perkotaan
yang berfungsi sebagai sarana informasi atau komunikasi secara arsitektural. Selain itu
signage juga dapat menjadi eye catcher bagi suatu bangunan atau kawasan dan
menghidupkan suasana kota.
Penanda kawasan terbagi menjadi 4 jenis, yakni yang pertama adalah penanda
identitas yang merupakan penanda yang berfungsi untuk menunjukkan identitas sebuah
tempat, bangunan, atau ruangan. Kedua Penanda penunjuk arah, merupakan penanda yang
berfungsi untuk memberikan petunjuk arah akan keberadaan suatu tempat, ruangan, atau
fungsi ruang tertentu. Ketiga penanda Informasi, merupakan penanda yang memberikan
informasi terkait dengan konteks dimana tanda ini ditempatkan. Penanda ini berfungsi
untuk memperkaya pembaca dengan pengetahuan tambahan. Kemudian yang terakhir
adalah penanda himbauan atau larangan, merupakan penanda yang memberikan informasi
terkait regulasi di dalam konteks kawasan, dimana regulasi tersebut bisa berupa himbauan
ataupun larangan (Urbanite, 2014).
Signage memiliki jenis dan bentuk yang beragam, diantaranya dapat berupa rambu
lalu lintas, rute atau arah, lokasi bangunan, papan reklame periklanan, dan yang lainnya.
Pada wilayah studi, terdapat beberapa bentuk signage yang ditemukan, yakni rambu lalu
lintas, papan penunjuk arah, dan penanda toko. Lokasi signage pada wilayah studi tersebar
merata di beberapa bagian jalan dan badan bangunan. Selain itu, signage yang terletak
pada wilayah studi juga tertata dengan rapi sehingga keberadaanya dalam struktur kota
tidak mengganggu atau mengurangi visualisasi dari kawasan tersebut. Untuk keadaan fisik
dari mayoritas signage pada wilayah studi sendiri masih terjaga dengan baik dan tidak
terhalangi oleh apapun, sehingga pengguna jalan dapat membaca dengan jelas membaca
signage tersebut. Berikut merupakan kondisi eksisting dari signage-signage yang berada
pada Kawasan Kenjeran :

Tabel X.X Signage Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran


No. Jenis Nama Gambar Lokasi

Jl. Pantai
Kenjeran

Penanda Rambu Larangan


1
Larangan Berhenti

Jl. Pantai
Kenjeran
Penanda Rambu Larangan
2
Larangan Parkir

Jl. Pantai
Kenjeran

Penanda Signage Nama


3
Identitas Toko
Jl. Pantai
Kenjeran
Papan Penunjuk
4 Penanda Arah
Arah Lokasi

Jl. Pantai
Kenjeran
Rambu Pengarah
Penanda
5 Tikungan ke
Himbauan
Kanan

Rambu Lajur atau Jl. Pantai


Jalan yang Wajib Kenjeran
dilewati dan
Penanda
Rambu Larangan
6 Himbauan dan
Masuk Bagi
Larangan
Semua Kendaraan
Bermotor Maupun
Tidak Bermotor
Sumber : Survei Primer dan Survei Sekunder, 2022
Peta X.X Lokasi Penanda Kawasan atau Signage

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

3.2.9 Preservasi
Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan
tempat tinggal (permukiman) dan urban places (alun-alun, plaza, area perbelanjaan) yang
ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran, tidak
terdapat bangunan bersejarah, sehingga tidak terdapat preservasi pada suatu bangunan yang
terdapat di kawasan tersebut.

3.2.10 Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan


1. Jaringan Air Bersih
Penyediaan Pipa air bersih yang terlayani oleh PDAM di kawasan
perancangan sudah dapat menjangkau kurang lebih seluruh blok kawasan pipa
tersebut adalah pipa PDAM.
2. Jaringan Listrik
Jaringan Listrik yang melalui kawasan perancangan ini adalah Saluran
Udara berupa SUTM. Jaringan ini dirasa cukup dan tergolong dapat terlayani
dengan baik, terbukti dengan tidak ditemukannya bukti kerusakan atau
permasalahan lain terkait penyediaan listrik di media massa.

3. Drainase
Terdapat saluran primer yang masuk di Kawasan Kampung Nelayan
Kenjeran, yaitu bibir Pantai Kenjeran Surabaya. Selain itu, saluran drainase lain
yang ada di kawasan perancangan adalah saluran sekunder, tersier, dan lokal.

4. Persampahan
Terdapat satu Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di wilayah kawasan
Kampung Nelayan, tetapi masih banyak warga kampung nelayan masih
menghiraukan tentang keberadaan sampah yang menumpuk yang masih berserakan
di bibir Pantai Kenjeran Surabaya.

5. Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi berupa kabel telepon ditemui di sepanjang koridor
wilayah penelitian. Pelayanan jaringan di kawasan perancangan Kawasan
Kampung Nelayan Kenjeran sudah bagus terbukti tidak ada kendala serius
mengenai persinyalan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM KAWASAN

4.1 Karakteristik Kawasan

4.1.1 Fisik Dasar


1. Topografi
Secara umum Topografi adalah kajian tentang keadaan bentuk morfologi
atau muka bumi pada suatu daerah yang terdiri dari kontur, ketinggian dan
kelerengannya. Dapat diketahui bahwa Kawasan perancangan kami yaitu Kampung
Nelayan merupakan wilayah yang memiliki ketinggian berkisar 0,656 mdpl dan
kelerengan antara 0-7%.

2. Temperatur Udara
Temperatur udara pada Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran berkisar
antara 24°C hingga 34°C. Temperatur pada pada kawasan perencanaan terbilang
stabil walaupun temperatur pada wilayah Kecamatan Gubeng termasuk pada
kategori panas yang dirumuskan oleh Junghuhn. Temperatur udara sendiri tidak
begitu berpengaruh terhadap sektor pertanian di Kawasan Kampung Nelayan
Kenjeran, sebab mata pencaharian pada kawasan perencanaan berfokus kepada
sektor kelautan.
Temperatur udara yang tergolong pada golongan panas, sangat sesuai dan
mendukung aktivitas ekonomi utama yang terdapat di Kawasan Kampung Nelayan
Kenjeran, seperti contohnya perdagangan ikan asin dan olahan hasil laut lainnya
yang membutuhkan temperatur udara yang tinggi.

3. Cahaya Matahari
Berdasarkan survei primer dan sekunder yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa mayoritas besar bangunan warga pada Kampung Nelayan
Kenjeran menghadap ke arah timur dan barat. Pada peta yang tertera pada bab
sebelumnya, dapat dilihat bahwa matahari mulai terbit dari sebelah kanan blok
kawasan perencanaan dan terbenam pada sebelah kiri blok kawasan perencanaan.
Sehingga pada pagi hari menjelang siang bangunan yang menghadap ke arah timur
mendapatkan cahaya matahari terlebih dahulu dan bangunan yang menghadap barat
mendapatkan cahaya matahari setelahnya pada siang hari menuju malam. Baik
bangunan yang menghadap timur maupun barat pada Kawasan Kampung Nelayan
Kenjeran, keduanya sama-sama mendapatkan cahaya matahari yang rata.

4. Pergerakan Angin
Berdasarkan survei serta observasi yang telah dilakukan, ketika matahari
belum terbenam, dimana hal yang dimaksud adalah waktu pagi, siang, hingga sore,
angin pada Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran mengalami pergerakan angin
berasal dari laut menuju ke daratan dan ketika matahari mulai terbenam, atau dapat
dikatakan waktu menunjukan malam hari, pergerakan angin berpindah dari daratan
menuju ke lautan.
Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap mata pencaharian di
Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran, dengan mayoritas penduduk yang bermata
pencaharian nelayan, membuat arah pergerakan angin menjadi hal yang penting,
sebab nelayan akan mulai berlayar apabila angin darat bergerak menuju ke lautan.
Kencang atau pelan pergerakan angin berpengaruh pula dengan banyak sedikitnya
hasil tangkapan ikan yang didapat oleh nelayan-nelayan di Kawasan Kampung
Nelayan Kenjeran.

5. Vegetasi
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan di daerah penelitian
ditemukan bahwa vegetasi berupa sekumpulan tutupan hijau terdapat pada satu
titik namun luas tepat pada kawasan taman lapangan pantai kenjeran, wilayah
vegetasi tersebut merupakan wilayah vegetasi buatan yang diisi oleh beberapa
tanaman hias serta pepohonan yang posisinya berdempetan dengan lahan parkir dan
pantai kenjeran.

6. Fitur Alam
Berdasarkan survey primer didapatkan bahwa didapati bahwa kawasan
penelitian kampung nelayan berupa kawasan yang dimanfaatkan untuk kawasan
pesisir yang memiliki kegiatan utama berupa perikanan, fitur alam yang berada
pada kawasan tersebut berupa pantai tepatnya adalah Pantai Kenjeran yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk menjadi tempat pelabuhan kapal
nelayan mereka.

7. Morfologi Kota
Morfologi kota merupakan ilmu terapan yang mempelajari tentang sejarah
terbentuknya pola ruang suatu kota dan mempelajari tentang perkembangan suatu
kota mulai awal terbentuknya kota tersebut hingga munculnya daerah-daerah hasil
ekspansi kota tersebut. Bentuk morfologi suatu kawasan tercermin pada pola tata
ruang, bentuk arsitektur bangunan, dan elemen-elemen fisik kota lainnya pada
keseluruhan konteks perkembangan kota.
Berdasarkan kondisi eksisting wilayah perancangan, wilayah kami
memiliki pola dan bentuk kota berupa sheet, karena wilayah perencanaan memiliki
sedikit atau tanpa artikulasi.
4.1.2 Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan merupakan bentuk langkah campur tangan manusia untuk
membuat keadaan menjadi lebih baik, hal ini baik secara tetap permanen atau periodik
terhadap lahan baik pada sumber daya alam maupun sumber daya buatan dengan tujuan
memenuhi kebutuhan, baik seperti kebutuhan kebendaan, spiritual, maupun gabungan
keduanya (Malingreau, 1978). Mengacu pada kondisi eksisting Kawasan, yaitu pada Blok
Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran yang terdiri dari penggunaan lahan berupa,
permukiman, Perdagangan dan jasa, serta fasilitas umum. Pada kawasan perancangan
didominasi pada penggunaan lahan yaitu berupa Perumahan dan permukiman, lalu
Perdagangan dan jasa, dan Fasilitas Umum. Diketahui bahwa pada jalan di Kawasan
Perancangan tidak termasuk pada tata guna lahan. Apabila dilihat pada kondisi eksisting
yaitu pada kawasan perdagangan dan jasa pada Kawasan Perancangan yaitu terdiri dari
pasar tanah kali kedinding, sentra ikan bulan berupa olahan pangan bulak, serta beberapa
warung atau toko dan pengolahan ikan asap pada sepanjang Kawasan Perancangan. Lalu
pada RDTR UP III Tambak Wedi meliputi wilayah Kecamatan bulak dan Kecamatan
Kenjeran dengan pusat unit pengembangan di Kawasan kaki Jembatan Suramadu yang
merupakan wilayah laut serta kawasan kota tepi pantai yang menjadi daya tarik wisata
bahari maupun pantai yang menjadi daya tarik masyarakat maupun wisatawan untuk
berkunjung, hal ini menjadikan kawasan Pengembangan Tambak Wedi sebagai embrio
pusat pertumbuhan ekonomi bersama.

1. Landmark
Landmark merupakan penanda suatu kawasan yang memiliki nilai lebih dan
biasanya paling menonjol pada kawasan tersebut sehingga sering dijadikan patokan
dalam mengenali suatu tempat. Cenderung memiliki bentuk visual yang khas
sehingga dapat memudahkan identifikasi melalui penginderaan. Landmark
biasanya merupakan benda fisik yang didefinisikan dengan sederhana seperti: tugu,
bangunan, tanda, toko, atau pegunungan. Adapun unsur penting serta kriteria
Landmark sebagai berikut : Tanda fisik berupa elemen visual Informasi yang
memberikan gambaran tepat Jarak yang dikenal.
Landmark yang terdapat di sekitar area perancangan adalah Taman Air
Mancur Menari Kenjeran dan Jembatan Suroboyo.

2. Edge
Edges berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai
pemutus linear. Berdasarkan pada edge/batas yang terdapat pada kawasan yaitu
pada blok Perancangan Kampung Nelayan kenjeran yaitu pada sisi sebelah kanan
dibatasi oleh bibir pantai dan pada sisi sebelah kiri dibatasi oleh jalan.

3. Node
Berdasarkan pada simpul atau titik-titik strategis pada blok kawasan
perancangan adalah berada pada ruang terbuka lapangan pantai Kenjeran yang
berada pada sisi sebelah kanan jalan dan ruang terbuka terbuka lapangan yang
berada pada sebelah sisi kiri jalan, dimana kedua lapangan tersebut mudah untuk
dikenali ketika sedang bergerak karena tempat bertemunya beberapa
kegiatan/aktivitas.

4.1.3 Tata Massa Bangunan dan Bentuk Bangunan


1. Intensitas Pemanfaatan Ruang
Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran memiliki intensitas
pemanfaatan ruang yang cukup bervariasi. Apabila diamati berdasarkan Koefisien
Dasar Bangunan (KDB), mayoritas berada pada rentang 91 – 100 persen. Kondisi
tersebut sangat dipengaruhi oleh bentuk penggunaan lahannya. Semakin tinggi
persentase KDB yang dimiliki, umumnya memiliki penggunaan lahan berupa
permukiman berkepadatan sangat tinggi yang berbentuk kampung kota. Sementara
itu, daerah dengan persentase KDB rendah dijumpai pada ruang terbuka hijau yang
terdapat di pinggir Pantai Kenjeran dan tempat parkir yang berada di bagian selatan
kawasan perancangan. Pada area tersebut terdapat sedikit bangunan yang
menyebabkan persentase KDB yang dimiliki cenderung lebih rendah.
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) di Blok Perancangan Kampung Nelayan
Kenjeran memiliki keragaman. Dari penjelasan yang disajikan dalam Bab III,
diketahui bahwa jenis KLB blok perancangan dibagi pada rentang <1,00 dan 1,00
– 2,00. Dari kedua jenis KLB tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
mayoritas KLB Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran memiliki nilai di
rentang 1,00 – 2,00.
Karakteristik Koefisien Dasar Hijau (KDH) di Blok Perancangan Kampung
Nelayan Kenjeran cenderung rendah karena mayoritas berupa penggunaan lahan
terbangun. Jenis KDH yang ada di Blok Perancangan umumnya memiliki KDH 0
– 20 persen. Hanya beberapa ruang di blok ini yang memiliki KDH tinggi, seperti
pada lahan kosong yang berada di selatan kawasan perancangan dan lapangan
pantai kenjeran lama.

2. Ketinggian Bangunan, Optimasi Harga


Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran memiliki ketinggian
bangunan mulai dari 3 - 8 meter. Dimana pada Blok Perancangan Kampung
Nelayan Kenjeran didominasi oleh bangunan permukiman. Berdasarkan jarak yang
diukur dari Bandara Juanda menggunakan measure distance pada google maps,
Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran memiliki jarak kurang lebih 16 km.
Maka Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran berada di dalam luar daerah
lintasan terbang pesawat yang berada di permukaan horizontal luar.
Harga lahan adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan harga
nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luasan tertentu. Harga lahan pada
setiap daerah selalu bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu
faktor yang menentukan harga lahan adalah letak yang strategis, semakin strategis
suatu lahan tentunya harga yang ditawarkan akan semakin tinggi. Dilansir dari web
BHUMI atrpbn, harga lahan di blok perancangan berkisar antara Rp. 5.000.000 -
Rp 10.000.000

3. Selubung Bangunan, Pemunduran Bangunan, garis Sempadan, Jarak Antar


Bangunan
Selubung bangunan adalah elemen bangunan yang membungkus bangunan
gedung, yaitu dinding dan atap transparan atau yang tidak transparan dimana
sebagian besar energi termal berpindah melewati elemen tersebut. Selubung
bangunan sendiri terdiri dari beberapa aspek seperti jumlah lantai bangunan, tinggi
bangunan, luas lahan dan RUMIJA. Jumlah lantai pada Blok Perancangan
Kampung Nelayan Kenjeran memiliki jumlah yang umumnya terdapat 1 – 2 lantai
untuk permukiman dan 1 perdagangan dan jasa. Lalu untuk ketinggian yang ada di
Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran juga bervariasi mulai dari 3 - 8
meter. Penggunaan luas lahan di Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran
paling banyak digunakan di lapangan pantai kenjeran dengan luas 13,044.69 m².
Rumija adalah ruang milik jalan yang membentang di antara jalan pedestrian sisi
kanan dan sisi kiri. Jalur pedestrian dan bahu jalan termasuk ke dalam rumija. Pada
Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran sendiri Rumija yang ada berkisar
antara 5 – 15 meter.
Garis Sempadan Bangunan (GSB) dapat juga diartikan sebagai kemunduran
bangunan di suatu ruang atau lingkungan dapat dilihat sebagai adanya jarak dari
sebuah bangunan terhadap sebuah objek lainnya. GSB yang ada di Blok
Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran terdiri dari <1 meter berupa kawasan
permukiman warga dan GSB 1- Meter berupa perdagangan jasa dan RTH. Untuk
jarak bangunan yang ada di Blok Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran sendiri
berkisar antara 3 - 8 meter. Ini dikarenakan Blok Perancangan Kampung Nelayan
Kenjeran memiliki ketinggian bangunan antara 3 – 8 meter. Jarak dari antar
bangunan yang ada di blok ini mengacu pada Permen PU NOMOR :
26/PRT/M/2008.

4. Fasad
Istilah fasad berasal dari bahasa Prancis yaitu façade, bahasa Italia Facciata
atau faccia, serta bahasa Latin kata Faccia yang memiliki arti wajah. Dalam sebuah
bangunan, fasad adalah wajah dari bangunan. Fasad adalah tampilan muka pada
eksterior sebuah bangunan, umumnya terutama yang dimaksud adalah bagian
depan, tetapi kadang-kadang juga bagian samping dan belakang bangunan. Fasad
merupakan elemen pertama yang dapat dilihat dan dinilai oleh orang lain dari luar
bangunan yang dapat menunjukkan karakter, kesan, keunikan, serta keindahan
bangunan.
Fasad bangunan di Kawasan Perancangan Kampung Nelayan Kenjeran
memiliki dua jenis fasad. Fasad bangunan bergaya modern yang dimiliki indomaret
dan fasad bangunan kuno yang didominasi bangunan di permukiman warga.

5. Skala dan Kesan Ruang


Kesan ruang yang ditimbulkan di Blok Perancangan Kampung Nelayan
Kenjeran berbeda-beda tergantung lokasinya. Di Jalan Pantai Kenjeran, kesan
ruang yang ditimbulkan terasa agak intim karena lebar jalan yang tak terlalu besar
dan tidak adanya jalur pejalan kaki sehingga sense of enclosure-nya terasa.
Sedangkan di Jalan Raya Pantai Lama, kesan ruang yang ditimbulkan adalah luas
dan pengamat yang melewati jalan tersebut merasa kecil, hal itu karena lebar Jalan
Raya Pantai Lama yang lumayan besar. Ruang dengan kesan seperti ini bisa
dimanfaatkan dengan maksimal untuk pejalan kaki. Namun terdapat beberapa
tempat yang menggunakan jalur pejalan kaki untuk memarkirkan kendaraannya
maupun digunakan untuk berjualan. Sehingga kenyamanan pejalan kaki menjadi
tidak maksimal.

6. Material, Warna dan Tekstur


Secara garis besar, material, warna, dan tekstur bangunan-bangunan di
wilayah perancangan hampir sama. Untuk tekstur bangunan, semuanya hampir
sama kecuali minimarket indomaret karena tekstur bangunannya terasa glassy
karena penggunaan kaca yang dominan. Untuk rata-rata warna bangunan pada
wilayah perencanaan dominan warna netral/putih. Dan untuk material bangunan di
kawasan perancangan bervariasi, seperti batu bata, beton, dan kayu.

4.1.4. Figure/Ground, Linkage, Place


Teori-teori figure-ground di pahami dari tata kota sebagai hubungan
tekstural antara bentuk yang dibangun dan ruang terbuka. Teori ini berguna
mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola-pola sebuah tata ruang perkotaan.
Meninjau kondisi salah satu aspek figure/ground void di Blok Perancangan yaitu
bersifat tertutup, contohnya sistem tertutup yang memusat yang terletak pada
perkampungan yang ada disana, Sayangnya kondisi ruang tertutup yang ada masih
belum optimal, kondisi ini dibuktikan dengan ketidakteraturan bangunan di
perkampungan di daerah perancangan, dengan adanya ketidak keteraturan di lokasi
perkampungan di kawasan perancangan menimbulkan permasalahan berupa
kesenjangan sosial antara masyarakat di perkampungan dengan masyarakat di
kawasan perumahan yang ada di seberang perkampungan tersebut, permasalahan
tersebut masih perlu dibenahi dengan melakukan penataan pada wilayah
perkampungan tersebut.
Linkage adalah teori yang memahami struktur kota melalui keterkaitan
fungsi satu sama lain. Teori ini menjelaskan keterkaitan antara generator-generator
kota tersebut. Elemen linkage pada kota, seperti adanya jalan sebagai penghubung,
koridor pejalan kaki, jajaran elemen lanskap berupa pohon ataupun elemen vertikal
ruang kota yang dominan (seperti jajaran bangunan tinggi). Sebagian linkage yang
berada di Kawasan Perancangan merupakan linkage berupa elemen koridor, yaitu
sepanjang tepi jalan yang terdapat jajaran elemen lanskap berupa jalur pedestrian,
pohon ataupun elemen vertikal ruang kota yang dominan. Kondisi linkage untuk
persimpangan pada setiap ruas jalannya sudah menyeluruh pada wilayah
perencanaan untuk menghubungkan antara pusat kegiatan dengan jalan. Namun
tidak semua jalannya mudah untuk diakses oleh kendaraan karena pada beberapa
jalan, memiliki ruas jalan yang sempit terutama di wilayah permukiman di dekat
pasar ikan.
Pada kondisi eksisting Kawasan Perancangan penggunaan lahan didominasi
oleh permukiman dan perdagangan dan jasa, sehingga pada wilayah ini elemen
place terlihat jelas area mana yang ingin ditonjolkan menjadi ciri bagi lingkungan
tersebut. Dimana ketika menelusuri koridor ini, terlihat nilai legibility (kejelasan)
akan suatu kawasan yang menjadi pusat kegiatan atau pusat perhatiannya sekaligus
menjadi mark dari sarana perdagangan dan jasa yaitu Pasar Ikan, pasar ini menjadi
aktivitas karena merupakan pasar induk yang menjadi sumber pemasukan para
nelayan disana.

4.1.5 Penunjang Transportasi


1. Sirkulasi
Menurut Tofani (2011) Sistem sirkulasi adalah prasarana penghubung vital
yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan suatu lahan di atas suatu
area dan di dalam bangunan yang mempertimbangkan aspek fungsional, ekonomis,
keluwesan dan kenyamanan (Tofani, 2011). Sirkulasi merupakan salah satu elemen
penting dalam membangun lingkungan kota yang harus diperhatikan.

a) Pola Pergerakan
Prinsip utama dalam penataan sirkulasi adalah memahami pola
aktivitas pengguna yang ada dalam ruangan (Putri et al., 2017). Peran pola
aktivitas yaitu untuk menentukan sistem sirkulasi yang akan
menghubungkan antar tata guna lahan sekitar.
Kampung Nelayan memiliki karakteristik sebagai kawasan
pariwisata dan perdagangan, sehingga Kampung Nelayan bisa menjadi
kawasan tarikan, sedangkan bangkitan berasal dari luar Kampung Nelayan.
Suatu kawasan yang bisa dijadikan tarikan adalah kawasan pasar ikan yang
masih bisa dilakukan perbaikan.

Peta 4.1.5.1.1 Pergerakan

Sumber : Data Survei Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

b) Akses
Dalam hal ini, Akses berperan untuk menggambarkan bagaimana
kemudahan sirkulasi menuju suatu lokasi. Pada wilayah studi kami yaitu
Kampung Nelayan berada di kecamatan Bulak. Letak kampung nelayan ini
berada diantara Pantai Kenjeran lama dan Pantai Laut Selatan. Pada
kawasan Kampung Nelayan ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan
pribadi baik kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4, akan tetapi pada
Wilayah studi kami hanya dapat ditempuh menggunakan angkutan umum
berupa Angkutan Kota (Angkot) tetapi tidak didukung dengan Halte yang
ada.

Gambar X.X Letak Blok Kampung Nelayan

Sumber : Google Maps, 2022

c) Arus Pergerakan
Arus pergerakan berperan dalam merancang bentuk dan kondisi
sirkulasi, seperti arus perjalanan lancar atau macet, arus perjalanan dengan
dua arah atau satu arah, arus perjalanan terdiri dari satu lajur, dua lajur, atau
lebih. Selain itu arus pergerakan juga berperan dalam merancang sirkulasi
supaya bisa saling menghubungkan antara nodes bangkitan dan tarikan.

d) Pergerakan Barang
Pergerakan Barang yang terjadi pada kawasan Kampung Nelayan
terjadi karena aktivitas perdagangan yang ada di wilayah studi yang dapat
mengakibatkan kepadatan pergerakan pada Kampung Nelayan.
Gambar X.X Kegiatan Perdagangan dan Jasa

Sumber : Google Maps, 2022

e) Pergerakan Orang
Pola pergerakan orang dalam pembahasan ini adalah pergerakan
yang terjadi yang diakibatkan oleh aktivitas penduduk sebagai pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Pergerakan tersebut seperti pola pergerakan ke
tempat kerja, pola pergerakan ke tempat perdagangan dan jasa, pola
pergerakan ke tempat pendidikan, dan sebagainya.

2. Transportasi Publik
Tidak banyak angkutan umum yang ada di wilayah Kampung Nelayan,
pada wilayah studi hanya terdapat 1 jenis angkutan yaitu Angkutan Kota dengan
keterangan sebagai berikut.

Tabel X.X Angkutan Umum


Karakteristik
Kode Rute
Angkutan

P Joyoboyo - Gebang Putih – Kenjeran


Berangkat : Joyoboyo – Jagir Wonokromo –
Ngagel – Bung Tomo – Ngagel Timur –
Pucang Sewu – Pasar Pucang – Pucang
Anom – Pucang Jajar Tengah – Manyar
Sabrangan – Mleto – Manyar Kertoadi –
Gebang Lor – Raya ITS – Institut Sepuluh
November (ITS) – Mulyosari – Tempurejo –
Babatan Pantai VII – Babatan Pantai –
Kenjeran – Wiratno – Kenjeran (Terminal)
Kembali : Kenjeran (Terminal) – Wiratno –
Babatan Pantai – Babatan Pantai VII –
Tempurejo – Mulyosari – Raya ITS –
Gebang Lor – Manyar Kertoadi (Asrama
Haji) – Mleto – Manyar Sabrangan – Pucang
Jajar Tengah – Pucang Anom – Pasar Pucang
– Pucang Sewu – Ngagel Timur – Ngagel
Rejo Utara – Ngagel Rejo Kidul – Ngagel –
Stasiun Wonokromo – RSI – Wonokromo -
Joyoboyo
Sumber : Transportasi Pemerintah Kota Surabaya, 2022

3. Parkir
Pada Wilayah Studi Kampung Nelayan ini didonminasi oleh Off-Street
berupa parkir umum di lokasi wisata yang menjadi fasilitas penunjang. Di sekitar
pantai pun terdapat parkir On-Street yang dapat digunakan baik kendaraan roda 2
atau roda 4.

Gambar 4.1.5.2.1 Parkir On dan Off-Street

Sumber : Survei Primer

4. Jalur Pejalan Kaki


Jalur pedestrian yang baik harus dapat menampung setiap kegiatan pejalan
kaki dengan lancar dan aman. Persyaratan ini perlu dipertimbangkan di dalam
perancangan jalur pedestrian. Agar dapat menyediakan jalur pedestrian yang dapat
menampung kebutuhan kegiatan-kegiatan tersebut. Shirvani (1985) juga
mengatakan bahwa jalur pejalan kaki harus dipertimbangkan sebagai salah satu
perancangan kota. Jalur pejalan kaki adalah bagian dari kota dimana orang bergerak
dengan kaki, biasanya di sepanjang sisi jalan. Fungsi jalur pejalan kaki adalah untuk
keamanan pejalan kaki pada waktu bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.
5. Tempat Perhentian Angkutan Umum
Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran tidak memiliki tempat perhentian angkutan
umum. Tempat perhentian angkutan umum terdekat dari Kawasan Kampung
Nelayan Kenjeran berupa Shelter Bulak berjarak 1,3 km dari Kawasan Kampung
Nelayan Kenjeran. Dengan jarak tersebut dirasa kurang terjangkau bagi pejalan
kaki, ditambah dengan kondisi jalur pejalan kaki yang kurang optimal bagi para
pengunjung dan masyarakat setempat pengguna angkutan umum.

4.1.6 Ruang Terbuka


Berbicara tentang ruang terbuka (open space) selalu menyangkut lansekap. Elemen
lansekap terdiri dari elemen keras (hardscape seperti : jalan, trotoar, bebatuan dan
sebagainya) serta elemen lunak (softscape) berupa tanaman dan air. Ruang terbuka biasa
berupa lapangan, jalan, sempadan sungai, taman dan sebagainya. Dalam perencanaan open
space akan senantiasa terkait dengan perabot taman/jalan (street furniture). Street furniture
ini bisa berupa lampu, tempat sampah, papan nama, bangku taman dan sebagainya.
Pada Blok Perancangan terdapat 2 jenis ruang terbuka, yaitu ruang terbuka hijau
dan ruang terbuka non hijau. Kondisi ruang terbuka hijau pada Blok Perancangan, dalam
kondisi yang cukup baik. Pada kedua RTH terdapat tanaman yang mengisi ruang tersebut.
Pada RTH non hijau yaitu lapangan olahraga terdapat fasilitas olahraga seperti lapangan
basket dan lapangan futsal . Sedangkan untuk ruang terbuka hijau nya pada taman lapangan
Pantai Kenjeran hanya berupa pantai buatan berupa hanya berupa lapangan terbuka untuk
menuju pantai yang berisi banyak tumbuhan hias dengan lahan parkir di beberapa kawasan
di taman tersebut.

4.1.7 Aktivitas Pendukung


Suatu kawasan kota tidak dapat terlepas dari aktivitas pendukung. Aktivitas
pendukung memiliki peranan yang sangat penting karena dapat menghubungkan suatu
fungsi kegiatan dengan fungsi kegiatan yang lainnya. Seperti yang kita ketahui, kota
memiliki intensitas kegiatan yang sangat tinggi, hal ini menyebabkan adanya keberagaman
dari aktivitas pendukung yang dapat berperan besar pada perkembangan suatu kota serta
dapat memberikan efek pada terbentuknya citra (image) yang spesifik pada kawasan
tersebut dan juga menciptakan identitas pada kawasan itu sendiri. Menurut Danisworo
dalam Carolina (2008), bentuk dari aktivitas pendukung terbagi menjadi dua (2) yakni
Ruang Terbuka dan Bangunan.
1. Ruang Terbuka
Untuk ruang terbuka, bentuk fisiknya dapat berupa taman rekreasi, taman
kota, plaza-plaza, taman budaya, kawasan pedagang kaki lima (PKL), jalur
pedestrian, kelompok hiburan tradisional/lokal, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwasannya pada
Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran terdapat beberapa fasilitas ruang terbuka
berupa taman rekreasi yaitu Wisata Pantai Lama Kenjeran yang berada di Jalan
Pantai Kenjeran, serta ruang terbuka lain yakni lapangan yang letaknya juga berada
di Jalan Pantai Kenjeran. Taman rekreasi yang ada di Kawasan Kampung Nelayan
Kenjeran memiliki kondisi yang tidak terawat dan sudah tidak beroperasi kembali.
Oleh karena itu, apabila terdapat wisatawan yang berkunjung ke Kawasan
Kampung Nelayan Kenjeran tidak dapat secara leluasa menikmati pemandangan
pantai, laut, sekaligus panorama Jembatan Surabaya dari dekat. Kemudian,
lapangan yang terdapat di Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran memiliki kondisi
yang baik dan dapat digunakan untuk masyarakat setempat.
2. Bangunan
Untuk bentuk bangunan, diperuntukkan bagi kepentingan umum/ruang
tertutup seperti halnya kelompok pertokoan eceran (grosir), pusat pemerintahan,
pusat jasa dan kantor, department store, perpustakaan umum, dan lain-lain.
Bentuk aktivitas pendukung berupa bangunan pada Blok Perancangan
Keputran hanya berupa minimarket. Adanya aktivitas pendukung tersebut
berfungsi untuk menciptakan ruang yang hidup, berkelanjutan, dan mampu
mengintegrasikan dan menjadi penghubung kegiatan utama. Ketersediaan halte
minimarket dapat meningkatkan tingkat kenyamanan pengunjung dalam
melakukan aktivitasnya.

4.1.8 Penanda Kawasan (Signage)


Pada wilayah studi perancangan kampung nelayan kenjeran didapati adanya
beberapa jenis signage yang berada pada wilayah studi perancangan tersebut, yakni
penanda himbauan atau larangan yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai
regulasi berkendara ataupun kawasan, penanda identitas yang berfungsi untuk memberikan
informasi mengenai identitas sebuah lokasi ataupun bangunan, dan penanda arah yang
berfungsi untuk memberikan informasi mengenai petunjuk arah suatu lokasi ataupun
bangunan pada pengguna jalan.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis melalui survei primer dan
survei sekunder melalui platform Google Street Maps, diketahui bahwa mayoritas kondisi
signage pada wilayah studi perancangan kampung nelayan kenjeran masih dalam kondisi
yang baik.
4.1.9 Preservasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran,
tidak terdapat bangunan bersejarah, sehingga tidak terdapat preservasi pada suatu
bangunan yang terdapat di kawasan tersebut. Oleh karena itu, dapat dilakukan penataan
dan perancangan ulang kawasan untuk merancang kembali desain yang telah ada
sebelumnya dengan tujuan melengkapi dan memperbaharui perancangan.

4.1.10 Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan


Prasarana mengambil peran sebagai pendukung dalam kawasan perancangan.
Prasarana sendiri terdiri dari beberapa variabel diantaranya jaringan air bersih, listrik, dan
lain sebagainya yang mana semua variabel tersebut berfungsi menunjang kegiatan di
kawasan perancangan yang memiliki fungsi utama perdagangan jasa. Prasarana berperan
dalam memberikan dukungan untuk masyarakat yang berada di kawasan perancangan
melakukan aktivitas di dalamnya sehari-hari.
Blok Perancangan di wilayah ini memerlukan supply dari prasarana dengan
jumlah yang relatif besar karena jenis bangunannya merupakan perumahan dan
permukiman yang cukup padat serta masyarakat yang beraktivitas di dalamnya juga relatif
lebih banyak sehingga konsumsi yang dilakukan juga meningkat. Peran prasarana dalam
wilayah perancangan selalu mengambil peran yang vital. Dengan ketersediaan prasarana
yang lengkap maka juga akan mempengaruhi minat dan daya tarik pelanggan dalam belanja
di Blok Perancangan. Peningkatan prasarana akan meningkatkan citra Blok Perancangan
Kampung Nelayan dan akan mempengaruhi daya tarik untuk berkunjung ke Blok
Perancangan Kampung Nelayan.
BAB V
POTENSI DAN PERMASALAHAN

5.1 Potensi

5.1.1 Fisik Dasar


1. Temperatur udara yang tergolong tinggi membuat sebagian mata pencaharian pada
Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran terakomodasi dengan baik, seperti
contohnya industri ikan asin.
2. Cahaya matahari menyinari Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran dengan merata
membuat bangunan pada Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran terseimbangkan
oleh kelembapan yang diakibatkan oleh air laut dan angin laut yang berpotensi
merusak bangunan.
3. Dengan kondisi angin yang ada memudahkan masyarakat untuk melakukan
pekerjaanya, hal ini berkaitan dalam mata pencaharian berupa nelayan.

5.1.2 Tata Guna Lahan


1. Penggunaan lahan sebagian besar berupa perdagangan dan jasa
Mayoritas penggunaan lahan pada Blok Kawasan Perancangan Kampung Nelayan
Kenjeran adalah perdagangan dan jasa sebesar 40% dari total keseluruhan luas
wilayah. Dimana telah sesuai dengan RDTR UP III Tambak Wedi dengan salah
satu fungsi utama Niaga dan Pariwisata dengan pengembangan kegiatan
penangkapan, budidaya ikan, dan hasil olahan ikan.
2. Kampung Nelayan yang merupakan kawasan pesisir menjadikan sisi pada sebelah
kanan blok kawasan perancangan dibatasi oleh bibir pantai yang dapat menjadi
sebuah daya tarik baik dari segi daya tarik alam, pemasaran dan pengelolaan hasil
laut yang nantinya dapat membantu meningkatkan perekonomian wilayah tersebut.

5.1.3 Tata Massa Bangunan dan Bentuk Bangunan


a) Intensitas Pemanfaatan Ruang
Perdagangan dan jasa yang terletak di kawasan perancangan sudah
memiliki intensitas pemanfaatan yang sesuai dengan RDTR UP II Tambak Wedi.
Adapun arahan pengembangan kawasan perancangan kedepannya sebagai berikut:
1. Penataan kawasan permukiman dan peningkatan kualitas permukiman;
2. Peremajaan kawasan permukiman;
3. Pembuatan akses antar kawasan dan fasilitas perumahan; dan
4. Pengendalian perubahan fungsi dan tampilan bangunan lama (pada
perkampungan lama).
5. Memiliki pusat kegiatan di Taman Ria Kenjeran serta fungsi pelayanan
sebagai area wisata bahari yaitu Pantai Ria Kenjeran.
6. Memiliki pusat pelayanan di pasar hasil olahan ikan.

b) Ketinggian Bangunan, Optimasi Harga


Ketinggian bangunan di wilayah perancangan sudah sesuai dengan RDTR
UP III Tambak Wedi. Maka dari itu, perlu adanya pengawasan dan pemeliharaan
kesesuaian tinggi bangunan di wilayah perancangan.

c) Fasad, Skala dan Kesan Ruang, dan Material, Warna, dan Tekstur
Fasad bangunan di Jalan Keputran hampir semuanya sama, yaitu fasad
bangunan kuno. Akan tetapi, wilayah perancangan memiliki potensi memiliki
fasad baru yang modern dengan membangun bangunan yang sesuai dengan
arahan di RDTR UP III Tambak Wedi
Kesan Ruang di Koridor Jalan Pantai Kenjeran timbul kesan ruang
monumental dan pengamat merasa kecil.

5.1.4 Figure/Ground, Linkage, Place


1. Adanya Place berupa Pasar Ikan di kawasan perancangan ini yang menjadi sarana
untuk masyarakat berdagang, dapat diunggulkan pengembangannya untuk
memperkuat peran tempat tersebut di kawasan perancangan dan bahkan mampu
menjadi pasar berskala luas
2. Terdapatnya linkage berupa jalan utama pantai kenjeran yang memiliki kualitas
yang baik sehingga kawasan ini menjadi kawasan yang akan lebih terjamah dan
tentunya lebih mudah untuk dikembangkan karena memiliki akses yang mudah

5.1.5 Penunjang Transportasi


1. Dengan keadaan lahan parkir yang besar dapat menjadi pusat parkir wilayah studi
sehingga dapat menarik masyarakat luar dalam kunjungan baik wisata atau lainnya.
2. Dapat menjadi salah satu jalur yang dilewati masyarakat karena menjadi jalur
alternatif menuju Kecamatan Kenjeran.
3. Menjadi penunjang Transportasi karena memiliki jalur yang tidak sering
mengalami kemacetan.
4. Terdapat jarak antar ruas jalan dan bangunan sehingga tetap dapat dilakukan
perencanaan dan perbaikan jalur pejalan kaki.

5.1.6 Ruang Terbuka


1. Adanya Taman Lapangan Pantai Kenjeran yang menjadi ruang terbuka yang cukup
besar dan sangat fungsional dan memiliki lahan yang masih bisa di kembangkan
dan tentunya memiliki nilai estetika yang indah karena berdekatan dengan pantai
kenjeran
2. Memiliki ruang terbuka non hijau yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
untuk bersosialisasi dan berkegiatan sehingga mampu mendukung fungsi sosial
taman

5.1.7 Aktivitas Pendukung


1. Adanya taman rekreasi berupa Wisata Pantai Lama Kenjeran sebagai daya tarik
wisata yang berpotensi untuk menghidupkan kegiatan perdagangan dan jasa yang
ada di kawasan sekitarnya dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat setempat.
2. Lapangan olahraga yang terdapat di kawasan ini berfungsi dengan baik dan layak
untuk digunakan oleh masyarakat setempat untuk berolahraga dan melakukan
aktivitas lainnya.
3. Tersedianya minimarket pada kawasan ini dapat menciptakan ruang yang hidup,
berkelanjutan dan mampu menjadi penghubung kegiatan utama, serta menjadi
sarana perbelanjaan yang nyaman bagi pendatang dan masyarakat setempat.

5.1.8 Penanda Kawasan (Signage)


1. Signage yang berupa rambu-rambu lalu lintas pada wilayah studi tersebar dengan
merata di sepanjang jalan wilayah studi dan memiliki kondisi yang baik, sehingga
pengguna jalan dapat dengan mudah mendapatkan informasi melalui signage yang
ada.
2. Tidak ditemukan adanya banner-banner yang saling bertumpukan atau tumpang
tindih, sehingga memberikan kesan yang rapi dan tidak mengganggu estetika pada
wilayah studi.

5.1.9 Preservasi
1. Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran tidak terdapat preservasi terhadap suatu
bangunan tertentu di kawasan tersebut, sehingga tidak terdapat batasan terhadap
perancangan pada kawasan ini dan revitalisasi dapat dilakukan secara penuh
terhadap kawasan ini.

5.1.10 Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan


1. Tercukupinya jaringan listrik, telekomunikasi, dan air bersih di Blok Perancangan
Kampung Nelayan yang mendukung kegiatan perdagangan dan jasa.
5.2 Masalah

5.2.1 Fisik Dasar


1. Temperatur yang tergolong tinggi membuat Kampung Nelayan Kenjeran terasa
panas, terlebih pada bagian pesisir yang masih minim pepohonan.

5.2.2 Tata Guna Lahan


1. Terdapat penggunaan lahan yang padat, dimana didominasi oleh perumahan warga
yang tergolong kumuh dan tidak tertata rapi, selain itu terdapat aktivitas
perdagangan jasa berupa lapak berdagang yang tersebar di pinggir jalan yang
berada tepat di depan perumahan warga.

5.2.3 Tata Massa Bangunan dan Bentuk Bangunan


a) Intensitas Pemanfaatan Ruang
Masalah yang terdapat di wilayah perancangan adalah kondisi eksisting IPR
penggunaan lahan permukiman yang melewati batas peraturan KDB di RDTR UP
III Tambak Wedi. Sehingga perlu dilakukan arahan pengembangan dan penataan
kawasan permukiman.
b) Ketinggian Bangunan, Optimasi Harga
Tidak ada masalah dalam ketinggian bangunan di kawasan perancangan
akan tetapi banyak sekali bangunan yang tidak memiliki jarak antar bangunan
yang sesuai dengan pedoman RDTR UP III Tambak Wedi khususnya kawasan
permukiman padat.
c) Fasad, Skala dan Kesan Ruang, dan Material, Warna, dan Tekstur
Terdapat bangunan yang fasadnya rusak sehingga mengurangi keindahan
fasad di wilayah perancangan.
Kesan ruang di jalan raya pantai kenjeran terasa sempit sehingga perlu
adanya pelebaran jalan dan pemeliharaan jalan.

5.2.4 Figure/Ground, Linkage, Place


1. Kondisi ruang tertutup yang ada masih belum optimal, kondisi ini dibuktikan
dengan ketidakteraturan bangunan di perkampungan di daerah perancangan,
dengan adanya ketidak keteraturan di lokasi perkampungan di kawasan
perancangan menimbulkan permasalahan berupa kesenjangan sosial antara
masyarakat di perkampungan dengan masyarakat di kawasan perumahan yang ada
di seberang perkampungan tersebut.
2. Sulit nya melihat pola solid void yang terdapat pada area tersebut sehingga
mempersulit rencana pengembangan yang nanti nya akan di bangun
3. Memiliki beberapa titik linkage yang sulit di akses kendaraan tepat nya di daerah
perumahan di kampung nelayan

5.2.5 Penunjang Transportasi


1. Sirkulasi tergolong tidak memiliki dampak besar kemacetan, akan tetapi ukuran
ruas jalan yang sempit memungkinkan terjadinya kemacetan di masa depan karena
pertambahan jumlah penduduk.
2. Pedestrian yang terdapat pada wilayah studi perlu diperhatikan karena tidak terlihat
penggunaannya dengan baik dan benar dan perlu ditata kembali.

5.2.6 Ruang Terbuka


1. Masih kurangnya fasilitas di area ruang terbuka yang ada disana sehingga
membatasi kegiatan serta fungsi dari taman tersebut.
2. Dan masih kurang nya tumbuhan hijau atau vegetasi yang terdapat pada ruang
terbuka disana.

5.2.7 Aktivitas Pendukung


1. Tidak beroperasinya Wisata Pantai Lama Kenjeran mengakibatkan kurangnya daya
tarik wisata yang dimiliki oleh kawasan ini.

5.2.8 Penanda Kawasan (Signage)


1. Masih terdapat beberapa lokasi ataupun bangunan yang masih belum memiliki
penanda identitas. Hal tersebut berkemungkinan menimbulkan kerancuan terhadap
pengunjung maupun penduduk sekitar yang berada pada wilayah studi.
2. Terdapat beberapa penanda identitas yang sudah memudar dan mulai rusak,
sehingga terkesan kurang jelas apabila dibaca.

5.2.9 Preservasi
1. Tidak adanya suatu bangunan yang dipreservasi pada kawasan ini mengakibatkan
kurangnya identitas dan daya tarik pada kawasan ini.

5.2.10 Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan


1. Prasarana lain seperti hidran masih belum banyak ditemui di Blok Perancangan
Kampung Nelayan yang padahal merupakan kawasan perdagangan dan jasa.
2. Persebaran prasarana persampahan, yaitu bak sampah yang masih kurang ditemui
di sebagian besar Blok Perancangan Kampung Nelayan ini, dan mayoritas sampah
berserakan di bibir pantai.
5.3 Sintesis Potensi dan Masalah
Tabel 5.3 Sintesis Potensi dan Masalah
No. Aspek Potensi Masalah

Blok Kawasan Kampung Berapa kondisi alam yang terkadang


Nelayan Kenjeran tidak menentu.
memiliki berbagai macam
1 Fisik Dasar potensi alami yang
menjadikan kondisi
tersebut sebagai nilai
tambah tersendiri.

Penggunaan lahan pada Terdapat penggunaan lahan yang padat,


Blok Kawasan Kampung dimana didominasi oleh perumahan
Nelayan sebagian besar warga yang tergolong kumuh dan tidak
terdiri atas perdagangan tertata rapi, selain itu terdapat aktivitas
2 Tata Guna Lahan
dan jasa yang berlokasi perdagangan dan jasa berupa lapak
pada peruntukan lahan berdagang yang tersebar di pinggir jalan
Pariwisata dan Niaga. yang berada tepat di depan perumahan
warga.

Perdagangan dan jasa Masalah yang terdapat di wilayah


yang terletak di kawasan perancangan adalah kondisi eksisting
perancangan sudah IPR penggunaan lahan permukiman
Tata Massa Bangunan memiliki intensitas yang melewati batas peraturan KDB di
3
dan Bentuk Bangunan
pemanfaatan yang sesuai RDTR UP III Tambak Wedi. Sehingga
dengan RDTR UP II perlu dilakukan arahan pengembangan
Tambak Wedi. dan penataan kawasan permukiman

Adanya Place berupa Kondisi ruang tertutup yang ada masih


Pasar Ikan di kawasan belum optimal, kondisi ini dibuktikan
perancangan ini yang dengan ketidakteraturan bangunan di
menjadi sarana untuk perkampungan di daerah perancangan,
masyarakat berdagang, dengan adanya ketidak keteraturan di
dapat diunggulkan lokasi perkampungan di kawasan
Figure/Ground,
4 pengembangannya untuk perancangan menimbulkan
Linkage, Place
memperkuat peran tempat permasalahan berupa kesenjangan sosial
tersebut di kawasan antara masyarakat di perkampungan
perancangan dan bahkan dengan masyarakat di kawasan
mampu menjadi pasar perumahan yang ada di seberang
berskala luas perkampungan tersebut
Pada kawasan Kampung Sarana dan Prasarana transportasi yang
Nelayan memiliki lalu ada belum memenuhi standar
lintas yang baik dan dapat transportasi yang baik, hal ini dapat
5 Penunjang Transportasi menjadi salah satu dilihat dari banyaknya penunjang yang
wilayah yang dapat tidak ada.
menjadi tarikan ataupun
bangkitan.

Adanya Taman Lapangan Masih kurangnya fasilitas di area ruang


Pantai Kenjeran yang terbuka yang ada disana sehingga
menjadi ruang terbuka membatasi kegiatan serta fungsi dari
yang cukup besar dan taman tersebut
sangat fungsional dan
6 Ruang Terbuka memiliki lahan yang
masih bisa di kembangkan
dan tentunya memiliki
nilai estetika yang indah
karena berdekatan dengan
pantai kenjeran nya

Terdapat berbagai macam Tidak beroperasinya Wisata Pantai


jenis aktivitas pendukung Lama Kenjeran mengakibatkan
yang dapat menciptakan kurangnya daya tarik wisata yang
7 Aktivitas Pendukung ruang yang hidup, dimiliki oleh kawasan ini.
berkelanjutan dan mampu
menjadi penghubung
kegiatan utama.

Penanda kawasan yang Penanda identitas lokasi maupun


tersebar merata dan bangunan yang masih kurang
Penanda Kawasan
8 mayoritas penanda
(Signage)
kawasan memiliki kondisi
yang baik

Kawasan Kampung Tidak adanya suatu bangunan yang


Nelayan Kenjeran tidak dipreservasi pada kawasan ini
terdapat batasan terhadap mengakibatkan kurangnya identitas dan
perancangan pada daya tarik pada kawasan ini.
kawasan ini dan
9 Preservasi revitalisasi dapat
dilakukan secara penuh
terhadap kawasan ini
karena tidak terdapat suatu
bangunan yang
dipreservasi.
Sebagian besar prasarana Masih ada beberapa prasarana yang
utilitas sudah sangat belum terpasang di daerah Blok
Sistem Prasarana dan tercukupi, seperti Perancangan, seperti contohnya
10
Utilitas Lingkungan telekomunikasi, jaringan hydrant/Alat Pemadam Api. dan masih
listrik dan Air bersih. kurangnya penyediaan bak sampah
secara merata.
Sumber : Analisa Penulis, 2022

5.4 Matriks SWOT


Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tiap-tiap aspek, ditemukan sebuah potensi
dan permasalahan yang dimiliki pada aspek-aspek yang telah dianalisis, dari aspek tersebut
dirumuskan sebuah matriks Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT) berikut :

Tabel 5. Matriks SWOT


HELPFUL HARMFUL

INTERNAL Strengths Weakness


1. Terdapat taman rekreasi yang dapat 1. Terdapat pencemaran air laut
menjadi daya tarik wisata yang menimbulkan banyak
2. Memiliki aksesibilitas yang cukup permasalahan lainnya,
baik karena akses jalan yang seperti polusi udara
memadai 2. Terdapatnya kawasan
3. Lahan parkir yang luas yang permukiman yang kumuh
berfungsi menampung jumlah 3. Tidak terdapat
pengunjung ke wilayah perancangan landmark/identitas di
4. Signage di daerah perancangan wilayah perancangan
memadai sehingga wilayah lebih 4. Taman rekreasi yang tidak
teratur. beroperasi

EKSTERNAL Opportunities Threats


1. Berpotensi memiliki dermaga kapal 1. Memiliki citra buruk di
untuk mengoptimalkan kegiatan masyarakat karena kumuh
nelayan untuk dijadikan tempat dan tidak tertata.
kapal bersandar 2. Memiliki saingan pasar ikan
2. Daerah perancangan tidak termasuk yang memiliki kondisi lebih
kawasan rawan bencana. baik.
3. .Berdasarkan RTRW dan RDTR UP 3. Kualitas ikan yang ditangkap
III Tambak Wedi, wilayah dan dijual di pasar kurang
perancangan berpotensi menjadi baik karena pencemaran air
tempat wisata bahari laut.
4. Terdapat pasar ikan yang berpotensi
sebagai pusat perdagangan dan jasa
yang dapat meningkatkan
HELPFUL HARMFUL

perekonomian lokal.
Sumber : Analisa Penulis, 2022

5.5 Perhitungan AHP


Setelah merumuskan potensi dan permasalahan ke dalam matriks SWOT, selanjutnya
dilakukan pembobotan kriteria oleh peneliti dengan menggunakan perhitungan Analytical
Hierarchy Process (AHP) dan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Perhitungan AHP


AVG P2 P2/AVG Lambda CI CI/RI
0,06 0,52 8,39
0,09 0,78 8,80

0,07 0,64 8,51

0,03 0,26 8,30


8,62 0,09 0,06
0,03 0,25 8,16

0,17 1,46 8,82

0,40 3,59 8,94

0,14 1,31 9,04


Sumber : Analisa Penulis, 2022

5.6 Matriks IFAS dan EFAS

Dari hasil perhitungan AHP yang telah didapatkan, selanjutnya dilakukan perhitungan
untuk mengetahui kriteria internal dan eksternal apa saja yang menjadi prioritas dalam perumusan
strategi di Blok Kawasan Kampung Nelayan Kenjeran dengan menggunakan matriks Internal
Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) dan External Strategic Factors Analysis Summary
(EFAS). Berikut merupakan hasil dari perhitungan menggunakan matriks IFAS dan EFAS :

Tabel 5. Matriks IFAS dan EFAS


Matriks IFAS & EFAS
IFAS/EFAS Strength Weakness
1 2 3 4 5 6 7 8
A 0,0222 0,0319 0,0270 0,0114 0,0009 0,0047 0,0113 0,0041
B 0,0161 0,0231 0,0196 0,0083 0,0006 0,0034 0,0082 0,0030
Opportunity
C 0,0912 0,1310 0,1110 0,0471 0,0036 0,0192 0,0465 0,0167

D 0,0434 0,0623 0,0528 0,0224 0,0017 0,0091 0,0221 0,0080


E 0,0128 0,0184 0,0156 0,0066 0,0005 0,0027 0,0065 0,0024

Threat F 0,0052 0,0074 0,0063 0,0027 0,0002 0,0011 0,0026 0,0010

G 0,0047 0,0067 0,0057 0,0024 0,0002 0,0010 0,0024 0,0009


Sumber : Analisa Penulis, 2022

Selanjutnya dari hasil pembobotan matriks IFAS dan EFAS pada tabel diatas, dilakukan
penentuan prioritas perumusan strategi dengan memilih hasil pembobotan yang paling tinggi.
Untuk kebijakan pemilihan pembobotan yang paling tinggi, peneliti menetapkan nilai pembobotan
paling tinggi yang akan dipilih dimulai dari angka 0,04. Kemudian didapatkan delapan nilai
pembobotan tertinggi yang kemudian dijadikan sebagai prioritas perumusan strategi sebagai
berikut :

Tabel 5. Prioritas Strategi Terpilih


Prioritas Strategi
I 0,131 C2
II 0,111 C3
III 0,0912 C1
IV 0,0623 D2
V 0,0528 D3
VI 0,0471 C4
VII 0,0465 C7
VIII 0,0434 D1
Sumber : Analisa Penulis, 2022

5.7 Strategi SWOT


Setelah melakukan berbagai rangkaian pembobotan dan perhitungan yang telah dilakukan
sebelumnya, maka dirumuskan delapan rumusan strategi perancangan Blok Kawasan Kampung
Nelayan Kenjeran sebagai berikut :

Tabel 5. Strategi Berdasarkan SWOT


Menentukan Strategi Pengembangan Kawasan Kampung Nelayan
Penyusunan Strategi
Kenjeran
Eksternal Internal Strategi
C 2 Menciptakan wisata bahari yang mudah
Aksesibilitas yang cukup dijangkau dengan aksesibilitas yang cukup
Wisata Bahari baik baik
C 3 Mengoptimalkan penggunaan lahan parkir
yang luas untuk memudahkan kegiatan l
Wisata Bahari Lahan parkir yang luas wisata bahari
C 1 Mengoptimalkan taman rekreasi sebagai
Wisata Bahari Taman Rekreasi salah satu fasilitas wisata bahari
D 2 Mendukung pengembangan pasar ikan
Aksesibilitas yang cukup dengan memanfaatkan aksesibilitas yang
Pasar Ikan baik cukup baik
D 3
Lahan parkir yang cukup Menciptakan lahan luas agar tarikan yang
Pasar Ikan luas terjadi dapat memadai lebih maksimal
C 4 Mengoptimalkan penggunaan signage
untuk membuat rencana kawasan bahari
Wisata Bahari Signage Memadai lebih teratur
C 7 Menciptakan wisata bahari yang memiliki
Wisata Bahari Tidak Terdapat Landmark landmark sebagai identitas kawasan

D 1 Menjadikan pasar ikan yang layak bagi


Pasar Ikan Taman Rekreasi para pengunjung taman rekreasi
Sumber : Analisa Penulis, 2022
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN KAWASAN

6.1 Strategi Dan Program Urban Design


Pada Wilayah Studi kami Akses eksisting yang sudah ada cenderung dalam keadaan baik,
namun jika dilakukan rencana pengembangan dan juga perbaikan arah sirkulasi tentu akan
menciptakan akses dan sirkulasi yang baik bagi masyarakat yang berasal dari luar daerah wilayah
studi. Maka dari itu, strategi aksesibilitas dan rencana sirkulasi yang dilakukan dapat dilihat pada
peta berikut.

Peta X.X Strategi Aksesibilitas, Sirkulasi, Parkir, dan Signage

Sumber : Data Primer dan Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


Suatu wilayah perencanaan tentu memiliki batas-batas peruntukan dan penggunaan
lahannya, sama halnya pada wilayah Kampung Nelayan Kenjeran. Pada wilayah studi kami,
terdapat beberapa strategi dalam pengelompokan penggunaan lahan agar fungsi dan kegunaan
suatu daerah dapat terpusat dan terfokus pada tujuannya. Contoh yang bisa diambil adalah
penggunaan lahan pada perdagangan dan jasa, hal ini didasarkan dengan perolehan ikan yang
langsung berasal dari laut yang akhirnya dapat dilakukan pengolahan hasil laut, maka dari itu
daerah perdagangan dan jasa diproyeksikan berada berdekatan dengan tempat dermaga kapal dan
restaurant.

Peta X.X Strategi Tata Guna Lahan

Sumber : Data Primer dan Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


Strategi perdagangan dan jasa yang akan diaplikasikan berupa persebaran lahan dimana
kegunaan dan pusat kegiatan perdagangan dan jasa akan saling berkaitan dan berinteraksi satu
sama lain, wilayah yang difokuskan pada perdagangan dan jasa umum diambil pada wilayah yang
langsung berdekatan dengan akses utama kawasan Kampung Nelayan Kenjeran. Selain itu,
kawasan pengolahan ikan diletakkan berdekatan dengan lokasi penangkapan ikan.

Peta X.X Strategi Perdagangan dan Jasa

Sumber : Data Primer dan Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


Strategi rekreasi dan wisata bahari yang akan diaplikasikan berupa persebaran lahan
dimana kegunaan dan kegiatan rekreasi akan saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lain,
wilayah yang difokuskan untuk wisata bahari pada wilayah yang langsung berdekatan dengan laut
atau garis pantai yang memiliki panorama pantai yang dapat dijadikan daya tarik pariwisata.

Peta X.X Strategi Rekreasi dan Wisata Bahari

Sumber : Data Primer dan Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


Dalam mendesain suatu wilayah studi tentu harus memiliki target dan tujuan yang ingin
dicapai, dalam melakukan perencanaan pada wilayah studi Kampung Nelayan Kenjeran sudah
dibuat suatu strategi dan desain wilayah berupa arah sirkulasi, penggunaan lahan dan lainnya.
Berikut peta desain dan strategi pada Kampung Nelayan Kenjeran.

Peta X.X Urban Design

Sumber : Data Primer dan Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


1. Strategi 1 : Menciptakan Wisata Bahari Yang Mudah Dijangkau Dengan
Aksesibilitas Yang Cukup Baik
a. Alternatif 1 : Memperlebar dan memperbaiki akses jalan menuju kawasan
perancangan.

Peta X.X Rencana Pelebaran Jalan

Sumber : Data Primer dan Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

Ilustrasi :
● Jalan Arteri
Gambar X.X Ilustrasi Jalan Arteri
Sumber : Google Images, 2022

● Jalan Lingkungan
Gambar X.X Ilustrasi Jalan Lingkungan

Sumber : Google Images, 2022

b. Alternatif 2 : Membangun jembatan guna menambah konektivitas antara


kawasan parkir dan wisata bahari dengan kawasan pasar ikan dan permukiman
nelayan.
Peta X.X Rencana Jembatan Pejalan Kaki

Sumber : Data Primer dan Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

Gambar X.X Ilustrasi Jembatan Pejalan Kaki

Sumber: Google Images, 2022

2. Strategi 2 : Mengoptimalkan Taman Rekreasi Sebagai Salah Satu Fasilitas


Wisata Bahari
a. Alternatif 1 : Peningkatan kualitas pantai dengan memperlebar garis pantai di
area taman rekreasi menggunakan penambahan sedimen pasir pantai.
Peta X.X Rencana Penambahan Sedimen Pasir Pantai

Sumber : Analisis Penulis, 2022

Gambar X.X Ilustrasi Penambahan Sedimen Pasir Pantai


Sumber: Google Images, 2022

b. Alternatif 2 : Peningkatan dan penambahan kualitas sarana hiburan seperti


penyewaan skuter listrik, ATV, penyewaan gazebo dan tempat duduk, dan voli
pantai pada kawasan wisata bahari.

Peta X.X Rencana Sarana Pantai

Sumber : Analisis Penulis, 2022


Gambar X.X Ilustrasi Sarana Pantai

Sumber : Google Image, 2022

3. Strategi 3 : Mendukung Pengembangan Pasar Ikan Dengan Memanfaatkan


Aksesibilitas Yang Cukup Baik
a. Alternatif 1 : Membangun dan menambahkan signage guna memudahkan akses
menuju pasar ikan.
Peta X.X Rencana Signage

Sumber : Data Primer dan Sekunder diolah oleh Penulis, 2022


Ilustrasi :
● Gapura
Gambar X.X Ilustrasi Gapura

Sumber : Google Image, 2022


● Signage Dermaga
Gambar X.X Ilustrasi Signage Dermaga
Sumber : Google Image,2022

● Signage Parkir
Gambar X.X Ilustrasi Signage Parkir

Sumber : Google Image,2022

● Signage Pasar Ikan-Pengolahan Ikan-Restoran


Gambar X.X Ilustrasi Signage Pasar Ikan-Pengolahan Ikan-Restoran

Sumber : Google Image,2022


● Signage Wisata Bahari
Gambar X.X Ilustrasi Wisata Bahari

Sumber : Google Image,2022

b. Alternatif 2 : Membangun jalur pedestrian di seluruh lingkup kawasan


perancangan yang ramah disabilitas dan shaded sidewalk.
Peta X.X Rencana Pedestrian

Sumber : Data Primer dan Sekunder diolah oleh Penulis, 2022

Ilustrasi :
● Pedestrian Way

Sumber : Google Images, 2022


c. Alternatif 3 : Menyediakan sarana tempat sampah guna menjaga kebersihan area
pasar ikan.

Peta X.X Rencana Sarana Tempat Sampah Di Area Pasar Ikan

Sumber : Analisis Penulis, 2022

Gambar X.X Ilustrasi Sarana Tempat Sampah

Sumber: Google Images, 2022


6.2 Impact Assessment
1) Impact Assessment Strategi 1
1. A. Local Economy
- Perkembangan perdagangan dan jasa yang mudah karena akses yang baik
berdampak pada peningkatan kontribusi dan sirkulasi ekonomi yang terjadi
terhadap masyarakat, Investasi pun dapat meningkat karena mudahnya akses dan
wilayah yang terjangkau sehingga investor dapat tertarik dalam peningkatan
investasi yang ada. Terbentuknya kawasan yang memiliki ekonomi tinggi berarti
menumbuhkan nilai wilayah itu sendiri sehingga didapatkan bahwa kenaikan harga
atau land value dapat terjadi dimasa mendatang.
B. Local Environment
- Penambahan RTH juga memberikan dampak yang baik pada kondisi udara di
Kampung Nelayan Kenjeran karena RTH dapat mengurangi polusi udara karena
tumbuhan atau vegetasi yang ditanam dapat menyerap karbondioksida dan juga
menurunkan suhu sehingga menambah kenyamanan bagi masyarakat dan
pengunjung.
C. Aesthetic and Cultural Values
- Dampak pembangunan wisata bahari terhadap pola perkotaan mengalami sedikit
perubahan karena adanya pelebaran jalan dan pembangunan kawasan permukiman
nelayan yang baru. Kemudian adanya wisata bahari berdampak dengan fasilitas dan
keamanan, sehingga harus ada penambahan fasilitas dan keamanan guna menjaga
dan mendukung kegiatan di daerah perancangan. Adanya wisata bahari juga
berdampak terhadap komunitas nelayan karena secara tidak langsung terlibat dalam
pemeliharaan wisata bahari dan pesisir wilayah perancangan.

D. Infrastructure
- Dampak pembangunan wisata bahari terhadap infrastruktur tentunya sangat
banyak, seperti penambahan fasilitas publik layaknya halte, tempat duduk,
pedestrian ramah disabilitas, dan toilet umum. Adanya wisata bahari juga
berdampak terhadap transportasi publik karena akan banyak masyarakat yang
membutuhkan fasilitas transportasi publik untuk menuju wilayah perancangan,
sehingga harus dibangun fasilitas penunjang yang baik.

2) Impact Assessment Strategi 2


2. A. Local Economy
- Adanya taman rekreasi dan wisata bahari tentunya berdampak bagi ekonomi di
wilayah perancangan dan harga lahan. Dampak tersebut seperti akan ada UMKM
yang muncul karena adanya wisatawan yang membutuhkan. Banyaknya wisatawan
yang berkunjung dapat meningkatkan harga lahan di wilayah perancangan.
B. Local Environment
- Adanya taman rekreasi akan menyebabkan peningkatan kebisingan karena
banyaknya wisatawan yang berkunjung. Open space juga bertambah berkat adanya
taman rekreasi. Taman rekreasi membuat vegetasi di wilayah perancangan
bertambah dan bervariasi yang akan membuat pengunjung nyaman.

C. Aesthetic and Cultural Values


- Visualisasi wilayah perancangan akan terlihat luas dan lebar dengan adanya taman
rekreasi dan wisata bahari.

D. Infrastructure
- Taman rekreasi dengan kolam an menambah penyerapan terhadap air hujan.
Adanya taman rekreasi akan menjadi tempat liburan dan hiburan (refreshing).

3) Impact Assessment Strategi 2


3. A. Local Economy
- Perkembangan pasar ikan dengan didukung oleh aksesibilitas yang baik akan
memberikan dampak bagi peningkatan ekonomi masyarakat, kemudahan dalam
mengakses pasar serta tempat yang nyaman menjadikan banyak pengunjung
tertarik untuk belanja di pasar ikan. Dengan terbentuknya kualitas pasar ikan yang
baik disertai dengan kemudahan dalam mencapai pasar yang dapat diakses berbagai
kalangan dapat menjadikan pasar ikan Kenjeran menjadi pusat pasar ikan terbesar
bertaraf internasional yang ramah terhadap berbagai kalangan yang berkunjung.

B. Local Environment
- Adanya pengembangan pasar akan berdampak pada kebisingin pada wilayah
sekitar dikarenakan aktivitas perdagangan.

C. Aesthetic and Cultural Values


- Dampak pengembangan pasar ikan pada pola perkotaan akan sedikit mengalami
perubahan, karena dengan penambahan pedestrian dan juga fasilitas untuk para
pengunjung makan di sekitar lokasi pantai.

D. Infrastructure
- Dampak pengembangan pasar ikan terhadap infrastruktur tentu terdapat
penambahan seperti, pedestrian yang ramah untuk disabilitas, penambahan fasilitas
toilet umum dan tempat sampah yang tersebar pada kawasan pasar akan
menciptakan pasar yang bersih dan sehat, dimana akan memberikan kesan nyaman
bagi pengunjung pasar ikan.
BAB VII
VISUALISASI KAWASAN PERANCANGAN

Anda mungkin juga menyukai