HOTEL BUTIK
NPM: 2017420182
PEMBIMBING:
PENGUJI :
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena penulis dapat
menyelesaikan penyusunan proposal tahap perancangan Studio Akhir Arsitektur 52 ini. Selama proses
penyusunan dan perancangan berlangsung, penulis mendapatkan bimbingan, arahan,dukungan, dan saran.
Untuk itu rasa terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:
● Dosen pembimbing, Dr. Nancy Yusnita Nugroho, S.T., M.T., IAI atas saran, pengarahan, dan
masukan yang telah diberikan serta berbagai ilmu yang berharga.
● Dosen penguji, Dr. Ir. Karyadi Kusliansjah, M.T., IAI dan Dewi Mariana, S.T., M.T., IAI atas
masukan dan bimbingan yang diberikan.
● Keluarga dan kolega yang membantu dan mendoakan penulis dalam penyusunan laporan dan
pengerjaan tugas perancangan Studio Akhir Arsitektur 52. Semoga tugas perancangan ini dapat
bermanfaat bagi saya dan pembaca.
● Saffanah Mirah, S.Ars, Christella Sharleen, S.Ars, Gevin Timotius S.Ars dan Nabila Andyna
Suherman, atas doa dan dukungan terhadap penulis selama proses penyusunan laporan laporan
dan pengerjaan tugas perancangan Studio Akhir Arsitektur 52 .
● Andrian Kurnia Triutama, atas bantuan yang diberikan terhadap penulis selama proses
penyusunan laporan dan pengerjaan tugas perancangan Studio Akhir Arsitektur 52, serta doa dan
dukungan terhadap penulis.
● Olympus, adik bungsu penulis, atas kesetiaan dan penghiburan yang diberikan kepada penulis
selama proses penyusunan laporan dan pengerjaan tugas perancangan Studio Akhir Arsitektur 52.
● Seluruh teman dan kerabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala dukungan dan
motivasi untuk penulis selama proses penyusunan laporan dan pengerjaan tugas perancangan
Studio Akhir Arsitektur 52.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari segi materi
maupun penyajiannya mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,
penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun.
Anastasya Dwita
DAFTAR ISI
PRAKATA 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR TABEL 4
DAFTAR GAMBAR 5
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Penentuan Tema dan Fungsi 1
1.2 Latar Belakang Pemilihan Tapak 1
1.3 Ruang Lingkup Proyek 2
1.4 Sistematika Penulisan Laporan 2
BAB II 4
DATA DAN ANALISIS 4
2.1 Analisis Tapak dan Kawasan 4
2.1.1 Lokasi dan Batas Tapak 4
2.1.2 Karakteristik Fisik Tapak (Iklim, Kontur, Tanah) 5
2.1.3 Tinjauan Historis 8
2.1.4 Fungsi dan Aktivitas di Sekitar Tapak 9
2.1.5 Massa dan Ruang di Sekitar Tapak 11
2.1.6 Aksesibilitas dan Sirkulasi 12
2.1.7 Demografi dan Sosial-Budaya 13
2.1.8 Peraturan dan Regulasi 16
2.2 Analisis Fungsi 23
2.2.1 Definisi Fungsi 23
2.2.2 Aktivitas dan Pengguna (Tipe, Pola, Alur) 27
2.2.3 Fasilitas 34
2.2.4 Program Ruang 47
2.2.5 Sistem Struktur, Utilitas, dan Pengendalian Iklim 59
2.2.6 Studi Preseden 63
2.3 Permasalahan Perancangan 66
2.4 Tema Perancangan 67
BAB III 68
KONSEP PERANCANGAN 68
3.1 Tema Perancangan 68
2
3.2 Pendekatan Perancangan 68
3.3 Konsep Bentuk Massa dan Tampilan Bangunan 69
3.4 Konsep Tata Ruang 70
3.5 Konsep Perancangan tapak 71
3.6 Struktur dan Konstruksi 73
3.7 Kelengkapan Bangunan dan Utilitas 73
BAB IV 77
HASIL PERANCANGAN 77
4.1 Daftar Ruang dan Luas Bangunan 77
4.2 Gambar Kerja 77
4.2.1 Rencana Blok 77
4.2.2 Rencana Tapak 78
4.2.3 Denah 79
4.2.4 Tampak 84
4.2.5 Potongan 85
4.2.6 Potongan Prinsip dan Detail 86
4.3 Diagram 89
4.3.1 Sistem Struktur 89
4.3.2 Sistem Utilitas 89
DAFTAR PUSTAKA 91
3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keadaan Udara Menurut Bulan di Kota Bandung Tahun 2018 5
Tabel 2.2 Rata-Rata Suhu dan Kelembaban Menurut Bulan di Kota Bandung 6
Tahun 2018
Tabel 2.3 Kecepatan Angin Menurut Bulan di Kota Bandung Tahun 2018 7
Tabel 2.5 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk per Kelurahan di 13
Kecamatan Sukajadi Tahun 2018
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian per Kelurahan di 14
Kecamatan Sukajadi Tahun 2018
Tabel 2.7 Rencana Peraturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum 18
berdasarkan Perda Kota Bandung No.18 Tahun 2011
5
Gambar 3.5 Tampak Sirkulasi Kendaraan 73
6
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan klasifikasi hotel, jenis hotel yang sesuai dengan kebutuhan kawasan ini
dalam mendukung kegiatan wisata yang dapat mengembangkan potensi sektor pembangunan
pariwisata dan kebudayaan daerah yang memiliki keunikan, dan kompetitif adalah Hotel Butik.
Hotel Butik yang sasaran tamunya pelaku wisata akan memerlukan fasilitas dan layanan yang
berbeda dari hotel lainnya.
Hal yang menjadi dasar dalam perancangan Hotel Butik di Sukajadi ini adalah fungsi dari
Hotel Butik itu sendiri. Hotel Butik selain berfungsi sebagai tempat beristirahat diharapkan juga
mampu menampilkan cirikhas budaya setempat yaitu budaya Sunda. Hotel Butik ini dirancang
berdasarkan fungsi, kesesuaian tapak dan konsep utama dari Hotel Butik sehingga bangunan yang
dirancang dapat mengenalkan budaya sunda melalui tema “Cerita Rakyat Sunda”.
1
1.3 Ruang Lingkup Proyek
1. Konsep dan pemilihan fungsi yang berangkat dari minimal satu tema besar, yaitu
seni/budaya, agroin, lingkungan, dan teknologi. Pada proses perancangan di
dalam SAA 52, penulis memilih tema seni/budaya sebagai tema besar.
2. Ruang lingkup dari tugas perancangan SAA 52 yang terletak di Kota Bandung
dengan tapak – tapak yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu zona urban, sub
urban, dan city center.
3. Parameter perancangan disesuaikan dengan standar teknis dan peraturan yang
berlaku, sehingga menjamin keamanan, kenyamanan, kemudahan, kesehatan, dan
keselamatan bagi penggunanya.
4. Perancangan ini memiliki beberapa batasan dalam perancangannya. Kriteria dan
klasifikasi hotel disesuaikan dengan regulasi daerah Sukajadi, peraturan Kota
Bandung, peraturan pemerintah, dan undang – undang mengenai pemukiman di
Indonesia.
Laporan ini terdiri dari 3 (tiga) bab yang mencakup urutan proses perancangan, mulai
dari pendahuluan, data dan analisis, serta konsep perancangan. Berikut merupakan rangkaian dan
pemaparan singkat dari 3 bab yang akan dibahas:
1. BAB I: Pendahuluan
Membahas penentuan latar belakang penentuan tema dan fungsi, latar belakang
pemilihan tapak, tujuan dan manfaat proyek, ruang lingkup proyek, dan sistematika
penulisan laporan.
Pembahasan berangkat dari analisis tapak dan kawasan yang memuat data lokasi
dan batas tapak, karakteristik fisik tapak, tinjauan historis, fungsi dan aktivitas di sekitar
tapak, massa dan ruang di sekitar tapak, aksesibilitas dan sirkulasi, demografi dan sosial
budaya, peraturan, dan isu terkait tapak dan/atau kawasan. Setelah analisistapak dan
kawasan, dilanjutkan dengan pembahasan analisis fungsi yang mencakup definisi fungsi,
2
aktivitas, program ruang, studi preseden, permasalahan perancangan, dan konsep
perancangan Membahas tentang pemilihan tema perancangan dan pendekatan
perancangan yang digunakan.
3
BAB II
Lokasi tapak berada di Jl. Sukajadi No.148-150, Pasteur ,Kec. Sukajadi Kota
Bandung, Jawa Barat 40162, dengan luas tapak sebesar ±5.587 m2. Batasan lokasi tapak
antara lain sebagai berikut:
4
2.1.2 Karakteristik Fisik Tapak (Iklim, Kontur, Tanah)
1. Iklim
Tabel 2.1 Keadaan Udara Menurut Bulan di Kota Bandung Tahun 2018
5
Tabel 2.2 Rata-Rata Suhu dan Kelembaban Menurut Bulan di Kota Bandung
Tahun 2018
1. 0 mm/hari : Berawan
2. 0.5 – 20 mm/hari : Hujan ringan
3. 20 – 50 mm/hari : Hujan sedang
4. 50 – 100 mm/hari : Hujan lebat
5. 100 – 150 mm/hari : Hujan sangat lebat
6. >150 mm / hari : Hujan ekstrem
Ditinjau dari data curah hujan, di bulan Januari hingga April dan
November hingga Desember Kecamatan Sukajadi memiliki curah hujan ekstrem,
pada bulan Mei dan Oktober memiliki curah hujan lebat, dan pada bulan Juni
hingga September memiliki curah hujan ringan hingga sedang.
6
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Sukajadi adalah
kawasan dengan curah hujan tinggi. Dari data tersebut dapat mendukung konsep
biofilik yang akan diterapkan. Pada proses perancangan, curah hujan lebat dapat
menjadi latar belakang dari proses perancangan fasad, bukaan, dan orientasi.
Tabel 2.3 Kecepatan Angin Menurut Bulan di Kota Bandung Tahun 2018
2. Kontur
7
Kontur pada tapak relative datar, jenis tapak merupakan tanah hook yang
meruncing.
3. Tanah
Dilansir dari surat kabar “Pikiran Rakyat”, Asal nama sukajadi berasal dari
relasinya dengan jalan yang cekung. Dengan adanya jalan cekung, masyarakat menjuluki
tempat itu dengan sesuatu yang menyerupai roda bumi.Cekungan yang dikelilingi
lengkung perbukitan nan hijau dengan sungai mengalir jernih di lembahnya, maka
tempat itu membuat hati menjadi senang. Maka, masyarakat Bandung lama menamai
tempat itu Sukajadi. Suka berasal dari kata sukha yang berarti suka atau senang dan jadi
berarti kawasan itu rona buminya mirip benda cekung.
8
Pada tahun 1945, Jl. Sukajadi merupakan area elit dimana memiliki nilai sejarah
yang gelap. Zaman kolonial Belanda, Jalan Sukajadi bernama Bronbeekweg. Dari peta
dan foto lama lansiran KITLV Leiden sebelum tahun 1940, tampak bahwa jalur
Bronbeekweg dahulunya area sawah dimana pada daerah ke utara terdapat sebuah
kompleks, yang disebut Indisch Bronbeek.
Pada radius 200 meter, terdapat tempat perbelanjaan, hotel, Sekolah Dasar (SD),
cafe, bank, taman, kawasan perumahan dan pertokoan. Apabila radius diperlebar menjadi
1 kilometer, semakin banyak area dan fasilitas umum yang dapat dijangkau, diantaranya
pasar sederhana, department store, butik, puskesmas, rumah sakit, apartemen, bar, dan
lain-lain. Berikut merupakan penjabaran melalui gambar, jangkauan tapak terhadap
fungsi di sekitarnya:
9
Keterangan gambar:
2 Hotel De Java
3 SD Sukajadi
5 Rumah Batik
6 Bank BNP
Di bawah ini merupakan beberapa fungsi yang berada di sekitar tapak dalam
radius 1 km:
1. Paris Van Java
2. Hotel De Java
3. SD Sukajadi
4. Station 8 Cafe Art & Jawelery
5. Rumah Batik
10
6. Bank BNP
7. Zen Familly & SPA
8. Kilogram Space
9. Polres Bandung Barat
10. Yogja Junction
11. Hi Brew Cofee
12. Pasar Sederhana
13. Perumahan
14. Pertokoan
15. Taman Sukajadi
16. Puskesmas Sukajadi
17. Eighteen Cofee Bandung
18. Holly Wings Bandung
19. Setiabudi Supermarket
20. Rumah Mode Factory Outlet
21. Karang Setra Hotel Cottages
22. Sany Rosa Hotel Bandung
23. Rumah Sakit Advent Bandung
24. Rumah Sakit Hasan Sadikin
25. Jardin Apartemen Cihampelas
Bentuk dan karakteristik tapak merupakan tanah hook yang meruncing, berada di
antara pertigaan, sehingga jangkauan view dari tapak berada di segala sisi. Berikut
merupakan jabaran massa dan ruang di sekitar Tapak:
11
Gambar 2.4 Batasan Tapak
Diketahui pada gambar tertera di atas, bahwa Taman Sukajadi menjadi node pada
kawasan sekitar tapak. Sedangkan landmark di sekitar tapak adalah bangunan mall PVJ,
yang menjadi atraksi bagi turis.
Tapak dapat diakses melalui jalan protokol di sebelah barat, yang memungkinkan
kendaraan umum untuk menjangkau tapak. Pada sisi timur merupakan jalan selebar 2-3
mobil namun bukan merupakan jalan protokol dikarenakan kawasan tersebut sudah
termasuk ke dalam perumahan warga sekitar. Dapat disimpulkan bahwa jalan pada sisi
barat cenderung padat karena merupakan jalan utama dan pada sisi timur merupakan
jalan alternatif yang diakses sebagian orang karena bukan merupakan jalan utama.
12
Gambar 2.5 Titik halte bus
Haltes bus terdekat dapat terlihat pada sebrang tapak dan mudah untuk dicapai.
Tabel 2.5 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk per Kelurahan di
Kecamatan Sukajadi Tahun 2018
13
Diketahui bahwa ditinjau dari luas wilayahnya, dapat disimpulkan bahwa
Kecamatan Sukajadi dinilai padat penduduk.
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian per Kelurahan di
Kecamatan Sukajadi Tahun 2018
14
15
Diketahui bahwa pada Kecamatan Sukajadi, jumlah pedagang yang mendominasi
menunjukkan bahwa Kecamatan Sukajadi juga merupakan kawasan pusat perekonomian
warga Bandung Utara, sehingga dengan adanya pembangunan hotel dapat terus
meningkatkan perekonomian para pedagang di sekitarnya. Untuk memfasilitasi
orang-orang yang datang karena kepentingan berbisnis, karena daerah Sukajadi
merupakan pusat perekonomian, maka pemilihan jenis hotel yang cocok adalah hotel
butik.
16
Lokasi tapak yang berada pada Jl. Sukajadi berada pada naungan SWK
Bojonegara. Pada SWK tersebut telah diregulasi sebagai berikut :
2. Pada tapak disebut sebagai K3 bc, yaitu area Perdagangan & Jasa Linier.
17
Gambar 2.6 Peta regulasi SWK.
Tabel 2.7 Rencana Peraturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum berdasarkan
Perda Kota Bandung No.18 Tahun 2011
Berdasarkan tabel tersebut, regulasi menyatakan bahwa area K3(Perdagangan dan Jasa) :
- KDB Maksimal : 70 %
- KLB Maksimal : 2.1
- KDH Minimal : 20 %
- GSB: 15 Meter, dapat digunakan sebagai plaza atau parkir.
18
19
20
21
Pada tabel ITBX Daerah K3 Kota Bandung, diketahui bahwa bangunan yang tidak
diizinkan dibangun pada kawasan tersebut adalah bangunan dengan fungsi stadion, taman
perkemahan, kebun binatang, wisata alam, industri, gedung serbaguna, pertanian, dan peternakan,
yang sebagian besar merupakan bangunan bentang lebar atau kawasan yang memakan lahan
besar.
22
STRENGTH WEAKNESS
OPPORTUNITY THREAT
Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu hospitium, yang artinya
ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan untuk
membedakan guest house dengan mansion house yang berkembang saat itu, maka rumah
besar disebut hostel. Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap dan
beristirahat sementara waktu, dan dikoordinir oleh seorang host. Seiring perkembangan,
tuntutan terhadap kepuasan, dimana orang tidak menyukai peraturan yang terlalu banyak
pada hostel, maka kata hostel kemudian mengalami perubahan, yakni penghilangan huruf
“s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel.
Hotel menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001) memiliki arti bangunan
berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan
orang yang sedang dalam perjalanan. Bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial,
23
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan
minum.
Sedangkan definisi hotel pada buku pengantar perhotelan adalah suatu bentuk
bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang dikelola secara
komersil. Menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman
serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat
umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya
menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. (sesuai Keputusan Menteri
Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987)
Butik mempunyai definisi sebuah toko kecil, yang khusus menjual barang-barang
tertentu yang mewah dan mengikuti tren seperti pakaian dan perhiasan. Dari pengertian
hotel dan butik diatas, dapat disimpulkan bahwa hotel butik memberikan konsep
penginapan yang berbeda dari hotel biasanya, dengan keunikan dan kemewahan ini
menjadikan hotel butik sebagai hotel non bintang dengan kualitas hotel bintang. Boutique
hotel memiliki pengertian (The Defenition of Boutique Hotels in Recent Years – Lucienne
Anhar) yakni:
24
galeri, barang antik bahkan ada juga yang mendekorasi layaknya
tempat-temoat tinggal di perkampungan yang sangat sederhana.
c. Karya arsitektur yang sustainable :material yang digunakan bervariasi
dan kebanyakan konsep dasarnya selaras dengan alam dan
perkembangan budaya di sekitar site. Juga memperhatikan manajemen
pembuangan atau sisa dan keefisienan penggunaan energi.
d. Mewah : sebuah butik hotel mempunyai pedoman utama yang berbunyi
“Kualitas, Berapapun Harganya” namun hal ini tidak diterapkan dalam
pemilihan material, akan tetapi dalam segi pelayanan dan keramahan
yaitu menempatkan keinginan individu di atas segalanya.
e. .Low profile : butik hotel tidak mengiklankan diri sendiri, mereka
berkenyakinan bahwa para turis akan mencari keberadaan mereka.
Pengertian lain dari hotel butik adalah : Butik hotel bukanlah hotel yang berskala
besar. Butik hotel bukanlah bagian dari hotel lainnya Hotel butik didesain dengan
penekenan pada tema yang berbeda dari hotel lainnya yakni dengan tema yang unik, tidak
biasa, dan suasana yang spesial. Butik hotel tidak berkesan kuno Hotel bertemakan
tradisional lebih mengambil pendekatan pada buku bacaan mengenai branding, akan
tetapi hotel memiliki definisi yang berbeda. Modernis, dan interpretasi dari abad ke 21
banyak dijumpai pada hotel butik yang terdapat di kota.
Dalam hotel butik, konsep tidak hanya terbatas pada acara-acara seperti
pertunjukan live musik, konsep dari hiburan pada hotel butik lebih pada hotel tersebut,
dengan menggunakan yang tidah umum dan dekorasi yang berbeda. Hotel butik terkesan
stylish Gaya, perbedaan, kehangatan, dan keintiman merupakan kunci utama dari hotel
butik, dimana menarik tamu hotel yang mencari keunikan dan perbedaan dari segi
arsitekturalnya. Lokasi dari hotel butik yang dipilih berperan penting Apabila berada di
area perkotaan lokasi menjadi prioritas utama yang dipertimbangkan oleh tamu hotel.
Hotel butik menawarkan suasana kosmopolitan dengan sentuhan lokal.
Suasana merupakan faktor penting dalam mendesain sebuah hotel butik. Hotel
butik memiliki staf lulusan akademi pendidikan pelayanan Hotel butik adalah hotel
untuk kalangan menengah ke atas Pada saat ini, wisatawan lebih mencari penginapan
yang tidak hanya sekedar menawarkan kenyamanan dan kemudahan. Dengan sering
bertambahnya jumlah wisatawan, mereka menyesuaikan tampilan dan suasana. Terdapat
25
bermacam-macam definisi dari hotel butik menurut Luciene Anhar, tetapi telah disepakati
bahwa hotel butik memiliki komponen-komponen sebagai berikut :
c. Target pemasaran
Tema dan gaya sebuah hotel menjadi aspek yang membedakan hotel yang satu
dengan hotel yang lainnya. Tema merupakan titik berangkat proses perancangan yang
dijadikan acuan dasar para arsitek dan desainer agar dapat menemukan pemecahan desain
yang lebih kreatif. Sedangkan gaya dari suatu rancangan merupakan ekspresi arsitektural.
26
pinggir kota atau di luar kota yang jauh dari kebisingan dan lebih menyatu dengan alam
dan budaya daerah setempat. Trend seperti diatas lebih dikenal sebagai boutique hotel.
Pada bangunan penginapan hotel, terdapat dua pelaku aktivitas, yaitu pengunjung
dan pengelola. Kegiatan pengunjung dan pengelola saling berhubungan sehingga
menciptakan pola dan alur aktivitas.
1. Pengunjung Menginap
27
Gambar 2.7 Struktur Organisasi Penginapan
Suatu jasa penginapan tentunya tidak bisa terlepas dari fasilitas pelayanan yang
ada pada setiap penginapan. Berikut penjabaran tentang pengelola yang terdapat di dalam
jasa penginapan penginapan ataupun hotel :
2. Housekeeping Department
28
Bagian yang bertugas menyajikan makanan dan minuman untuk tamu.
5. Administration Department
6. Marketing Department
7. Accounting Department
Bagian yang bertugas menerima Purchase Request atau Market List dari
department – department yang lain yang sudah ditandatangani oleh manajer
masing-masing department, serta mengendalikan kegiatan operasional keuangan
hotel dari pemasukan dan pengeluaran hotel sehingga menghasilkan laporan
keuangan.
Store keeper adalah salah satu bagian dari divisi akunting yang secara
umum tugas dan tanggung jawabnya adalah berkaitan dengan stok barang dan
persediaan yang ada di general store.
29
manusia. Tugas HRD adalah menerima dan menempatkan karyawan/trainee,
memberi pelatihan, dan menangani masalah yang dihadapi karyawan.
No Pelaku Aktivitas
30
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet
31
- Melakukan pengiklanan fisik dan daring
- Menghadiri briefing dan evaluasi karyawan
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet
32
Department minuman kepada para tamu
- Mengontrol kualitas ruang makan dan
fasilitas pada ruang makan
- Berganti pakaian
- Menghadiri briefing dan evaluasi karyawan
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet
33
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet
2.2.3 Fasilitas
34
Klasifikasi dan kriteria hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada peraturan
Pemerintah, yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Klasifikasi hotel ditinjau
berdasarkan beberapa faktor, yaitu :
c. Bermuda plan hotel : hotel dengan perencanaan harga kamar yang sudah
termasuk dengan American breakfast
a. Small hotel: hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar
35
d. Transit hotel: hotel untuk tamu yang transit (singgah sementara)
e. Cure hotel : Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan
atau penyembuhan penyakit
4. Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap dibedakan menjadi:
a. City hotel: hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian besar
yang menginap melakukan kegiatan bisnis
d. Resort hotel: hotel yang terletak di daerah wisata, di mana sebagian besar
tamu yang menginap tidak melakukan usaha. Hotel resort berdasarkan
lokasinya dibagi atas:
36
5) Forest hotel: hotel yang berada di kawasan hutan lindung dengan
fasilitas yang mendukung aktivitas di hutan seperti api unggun
dan hiking
6) Airport hotel: hotel yang terletak di daerah bandar udara dengan
fasilitas yang mempermudah tamu yang menggunakan bandara,
seperti layanan travel dan rental mobil.
Gambar 2.9 Mountain hotel - Hotel Rosa Alpine by Gambar 2.10 Beach hotel - Amanyara Hotel by Aman
Aman Group Group
Sumber: Aman.com Sumber: Aman.com
37
Gambar 2.11 Lake hotel - Amanjena Resort by Aman Gambar 2.12 Hill hotel - Amanoi Hotel by Aman Group
Group Sumber: Aman.com
Sumber: Aman.com
Gambar 2.13 Forest Hotel - Aman Kyoto Hotel by Gambar 2.14 The Sheraton Milan Malpensa Airport
Aman Group hotel
Sumber: Aman.com Sumber: Archdaily.com
38
- Kamar dengan perlengkapannya seperti penghangat
ataupun pendingin ruangan, Televisi, Safe Deposit Box,
Air hangat dan dingin, Minibar, International Direct
Dialing telephone, adanya bathroom dengan bathtub dan
shower, Tea & Coffee making facility, Hair dryer.
- Kamar bagi orang cacat atau disable room.
- Restoran dan bar mempunyai jenis produk-produk
makanan dan berbagai merk minuman.
- Area bebas asap rokok dengan kelengkapannya.
- Pelayanan makanan dan minuman di dalam kamar.
- Ballroom atau aula.
- Brankas.
- Kolam renang.
- Fasilitas hiburan, seperti musik dan karaoke.
- Fasilitas taman bermain untuk anak-anak atau
playground.
- Fasilitas pengasuhan anak.
- Salon.
- Laundry dan dry cleaning atau binatu.
- Pusat kegiatan bisnis dan sekretaris.
- Toko obat atau toko yang menjual kebutuhan sehari-hari.
- Klinik kesehatan.
- Pusat kegiatan kebugaran.
- Kendaraan antar jemput.
- Fasilitas penukaran mata uang asing.
- Pelayanan memarkirkan kendaraan.
- Area parkir yang luas.
39
seluruh karyawan merupakan suatu sifat yang sederhana tetapi sangat
membantu dalam pembentukan citra hotel.
7. Kriteria Hotel
1) Bedroom
1) Kamar Tidur
40
- Kamar mandi dalam
- Kamar memiliki telepon dan televisi
- Luas kamar standar, minimum 22 m2
- Luas kamar suite, minimum 44 m2
- Pintu kamar dilengkapi dengan pengaman
- Tata udara dengan AC/ventilasi
- Kapasitas dengan maksimum 150 lux
- Ruang dilengkapi dengan tata udara dengan pengatur
udara
- Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai
- Tidak bising
- Terdapat jenela dengan tirai tidak tembus sinar luar
- Dalam tiap kamar ada kamar mandi minimum terdapat
satu stop kontak
- Dinding kamar mandi kedap air
2) Dining Room
41
Minimum satu buah dengan alternatif pilihan: tenis, golf,
fitnes, billiard, jogging, taman bermain anak, olahraga air (misal
kolam renang).
6) Utilitas Penunjang
Hotel bintang tiga berlokasi di dekat jalan tol, pusat bisnis dan
daerah perbelanjaan dengan menawarkan pelayanan terbaik, kamar yang
luas dan lobi yang penuh dekorasi. Para karyawan hotel yang bertugas
terlihat rapi dan professional. Di bawah ini merupakan kriteria ruangan
pada hotel bintang tiga :
1) Bedroom
42
2) Dining Room
4) Ruang Fungsional
5) Lobi
6) Fasilitas Penunjang
43
- Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan
kolam renang anak
- Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat dipilih dari
alternatif berperahu, menyelam, selancar, atau ski air
- Sarana rekreasi untuk hotel di gunung dapat dipilih dari
alternatif hiking, berkuda, atau berburu
8) Utilitas
- Terdapat transportasi vertikal yang bersifat mekanis
- Ketersediaan air minum 500 liter/orang/hari
- Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin
- Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal
- Tersedia PABX
- Dilengkapi dengan sentra video/TV, radio, paging,
carcall
1) Bedroom
44
- Kamar mandi dilengkapi dengan instalasi air
panas/dingin
2) Dining Room
3) Bar
4) Ruang Fungsional
5) Lobby
6) Drug Store
8) Utilitas Penunjang
45
Hotel bintang lima adalah hotel termewah dengan fasilitas
tambahan serta pelayanan multibahasa yang tersedia. Hotel bintang lima
memegang prinsip bahwa tamu nomor satu sehingga ketika tamu dating
disambut di pintu masuk hotel, diberikan welcome drink dan ketika di
kamar diberikan daftar makanan.
1) Bedroom
2) Dining Room
3) Bar
4) Ruang Fungsional
5) Lobby
46
6) Drug Store
8) Utilitas Penunjang
Secara umum organisasi ruang pada bangunan Hotel terbagi menjadi lima
zona/area berdasarkan kehadiran publik dan unit hunian hotel. Zona-zona tersebut antara
lain :
1) Zona Publik
2) Zona Semi Publik
3) Zona Semi Privat
4) Zona Private
5) Zona Pelengkap
Selain itu, susunan organisasi ruang pada dasarnya, memiliki kesamaan, karena
setiap hotel mempunyai pelayanan yang sama yaitu pelayanan penginapan, makan dan
minum. Menurut Walter Rutes and Richard Penner dalam buku Hotel Planning and
Design, 1985, hal 257, membedakan organisasi ruang hotel menurut fungsinya, terdiri
dari:
47
Pembagian organisasi hotel menurut fungsinya dapat dirinci sebagai berikut:
- Food and Beverage Store Space, kelompok ruang yang melayani bagian
makan dan minum bagi tamu yang menginap maupun yang tidak menginap.
Termasuk kelompok ini adalah restaurant, coffee shop, bar, kitchen dan
gudang.
- Guest Room Service, kelompok yang terdiri dari atas ruang tidur bagi tamu
yang menginap, dilengkapi fasilitas untuk ruang tidur, toilet, koridor, lift dan
perlengkapan lainnya.
- Public Room, kelompok ruang yang dipakai untuk keperluan umum seperti
lobby utama, front office, restaurant, recreation, and sport centre, function
room, dan rentable room.
48
- Service room, kelompok ruang yang sifatnya melakukan pelayanan, yaitu
kitchen, laundry, linen, general store, house keeping dan maintenance.
49
50
51
52
53
54
55
56
57
3) Diagram Kedekatan Ruang
58
Gambar 2. 15 Diagram Kedekatan Ruang
a. Sistem Struktur
1) Struktur Pondasi
59
2) Struktur Lantai
3) Struktur Kolom
b. Sistem Utilitas
1) Sistem Jaringan Air bersih
Kebutuhan air bersih pada hotel ini dari jaringan air bersih yang
bersumber dari sumur artesis dan PDAM daerah setempat, yang
kemudian diolah dengan menggunakan berupa down feed dan up feed.
60
Gambar 2.16 Skema air bersih
61
3) Sistem Jaringan Listrik
62
memiliki jarak maksimum 100 m, ditempatkan pada halaman yang
mudah dicapai
6) Sistem Telekomunikasi
8) Sistem Keamanan
63
Gambar 2.18 Katamama Boutique Hotel Bali
64
Lead Architect : Andra Matin
Preseden yang dipilih adalah Katamama Hotel yang terletak di kota Jl. Petitenget
No.51B, Seminyak, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Katamama Hotel
menjadi sebuah preseden karena fungsi yang memenuhi kriteria sebagai hotel butik dan
memiliki luas area yang hampir mendekati dengan tapak perancangan Sukajadi SAA 52.
Dasar pertimbangan selanjutnya adalah usungan tema dan fungsi hotel yang kontekstual
dengan budaya lingkungan sekitar dan penggunaan material alami sebagai elemen pada
bangunan.
65
Gambar 2.20 Fasilitas Kamar
Elemen desain kontemporer mengacu pada gaya hidup Bali dan taman hijau subur yang
mencerminkan keindahan alam. Eksterior Katamama mengambil isyarat dari praktik tri-angga
bangunan Bali, sebuah konsep di mana struktur ruang mencerminkan harmoni antara bangunan
dan penghuninya.
Katamama memiliki lobi tinggi yang memungkinkan para tamu untuk melihat kolam
renang dan lanskap sekitarnya. Kamar-kamar yang menempati lantai bawah dirancang seprivat
mungkin, dengan pemandangan taman pribadi yang terpencil. Visinya untuk bangunan itu adalah
untuk memungkinkan para tamu melihat sudut lanskap yang berbeda dari setiap tingkat hotel.
66
daerah penduduk dan perumahan, serta pertokoan yang bersandingan dengan pasar tradisional
juga harus dibangun, sehingga bangunan yang dirancang tetap tidak merugikan bangunan sekitar.
Hotel Butik yang memiliki fungsi sebagai tempat beristirahat diharapkan juga mampu
menampilkan ciri khas budaya setempat yaitu budaya Sunda. Hotel Butik ini dirancang
berdasarkan fungsi, kesesuaian tapak dan konsep utama dari Hotel Butik sehingga bangunan yang
dirancang dapat mengenalkan budaya sunda melalui tema “Cerita Rakyat Sunda”
Pada proses perancangan di dalam SAA 52, penulis memilih tema seni/budaya sebagai
tema besar. Tema perancangan yang diangkat adalah “Cerita Rakyat Sunda”.
67
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
Tema perancangan yang diangkat adalah “Cerita Rakyat Sunda”. Dasar pertimbangan
dari pemilihan tema adalah menciptakan setiap sudut hotel sebagai ‘eksibisi kecil’ dari cerita
rakyat sunda, ‘menceritakan’ kepada tamu hotel beragam legenda dan dongeng Sunda sehingga
terbentuk sense of place yang beragam melalui pemilihan material, desain interior, dan fasad
bangunan.
Setiap tipe unit kamar memiliki nama seperti cerita rakyat Sunda, yang kemudian dari
cerita rakyat tersebut dapat membentuk tema yang berbeda di setiap kamar.
a. Tangkuban Prahu Suites
- Elemen dinding kamar membentuk relief cerita rakyat tangkuban prahu,
- View kamar dihadapkan ke arah gunung tangkuban prahu,
- Letak kamar di lantai tertinggi, memiliki private garden dan menciptakan point of
view berada di puncak tertinggi seperti gunung sehingga tamu ‘masuk’ ke dalam
cerita rakyat.
b. Talaga Warna Suites
- Kamar mandi memiliki view kolam ikan sebagai analogi dari sebuah telaga,
- Memiliki private pool pada teras.
c. Kasarung Suites
- Elemen kamar menciptakan ambience seperti berada di hutan,
- Jacuzzi berada di tengah taman dengan suasana tropis.
68
Penerapan pada perancangan: Setiap ruang dan sirkulasi tidak diciptakan dengan
ukuran minimal antropometri demi kenyamanan ruang gerak pengguna
bangunan.
2. Proksemik : Jarak antar manusia yang dianggap paling ideal untuk melakukan
interaksi sosial.
3. Privasi : Ruang personal yang dimiliki oleh setiap orang. Ruang personal
mengatur seberapa dekat kita berinteraksi dengan orang lain, berpindah, bergerak
bersama kita, dan meluas serta mengecil menurut di mana kita berada.
Penerapan pada perancangan: Kamar-kamar dengan privasi terjaga, seolah-olah
tidak memiliki tetangga, terdapat fasilitas yang dimiliki oleh sebuah rumah.
69
Bentuk bangunan dari hasil rancangan merupakan respon pada bentuk tapak, sekaligus mencapai
tujuan untuk menangkap view perkotaan dan menciptakan kenyamanan tamu yang menginap. Respon
pada tapak mengacu pada pemanfaatan sisi tapak yang mengerucut di selatan menjadi area drop off,
pemanfaatan sisi utara yang menghadap tembok pembatas dengan meletakkan hanya 2 lantai bangunan,
untuk menghindari view yang terblok dengan bangunan tetangga. Sisi utara yang tidak menyediakan view
baik juga dimanfaatkan sebagai area keluar basement, servis, dan utilitas.
Bentuk fasad yang didominasi oleh lengkungan memiliki tujuan untuk menciptakan bangunan
yang menangkap view perkotaan yang tak terbatas.
Pembagian zonasi ruang pada butik hotel mengacu pada kedekatan ruang berdasarkan
tipe fungsi dan tingkat privasinya.
70
Gambar 3.3 Pembagian Lantai Berdasarkan Fungsi Ruang
Pada diagram di atas, kedekatan ruang dibagi menjadi erat, kurang erat, dan tidak erat.
Ruangan dengan fungsi rekreasi dan komersil, diletakkan dekat dengan ruang penerima dan ruang
publik sehingga mempermudah sirkulasi tamu terutama untuk tamu yang tidak menginap. Fungsi
rekreasi diletakkan di lantai 1 dan 2.
Ruangan dengan fungsi untuk mengakomodasi kegiatan menginap diletakkan terpisah
dengan ruang rekreasi dan ruang publik untuk menjaga privasi tamu yang menginap dan untuk
menciptakan kenyamanan ruang dari segi visual dan pendengaran (dijauhkan dari kebisingan),
maka dari itu, ruang-ruang kamar diletakkan pada lantai 3 sampai dengan lantai 5.
Ruangan dengan fungsi servis seperti dapur diletakkan sangat jauh dengan ruang
penerima dan ruang kamar, dengan tujuan menjaga kenyamanan pengunjung dari aktivitas keluar
masuk barang dan aktivitas bising yang ditimbulkan di dapur. Dapur dekat dengan restoran dan
kolam renang untuk memudahkan sirkulasi pengantaran makanan untuk tamu yang memesan.
Ruangan dengan fungsi servis di bidang yang berhubungan dengan tamu seperti front
office dan kantor diletakkan dekat dengan ruang penerima atau lobi untuk memudahkan
komunikasi antar pengelola hotel dan tamu yang berkepentingan.
71
Gambar 3.4 Rencana Tapak
72
Gambar 3.5 Tampak Sirkulasi Kendaraan
Sistem keluar masuk kendaraan menyesuaikan pada arus lalu lintas kendaraan searah
menuju selatan. Untuk mempermudah sistem drop-off yang mengharuskan kursi penumpang
depan mobil berhadapan tepat dengan teras atau lobi hotel, sirkulasi masuk kendaraan masuk
melalui sisi selatan dan keluar melalui sisi utara.
Sistem struktur yang digunakan pada hotel butik ini meliputi sistem struktur pondasi,
struktur lantai, dan struktur kolom. Berikut penjabaran tentang ketiga sistem struktur tersebut :
a. Struktur Pondasi
b. Struktur Lantai
Struktur lantai beton, lantai beton yang diletakkan langsung di atas tanah, harus
diberi lapisan pasir di bawahnya dengan tebal sekurang-kurangnya 5 cm, dan lantai kerja
dari beton tumbuk setebal 5 cm, bagi pelat-pelat lantai beton bertulang yang mempunyai
ketebalan lebih dari 10 cm dan pada daerah balok (¼ bentang pelat) harus digunakan
tulangan rangkap, kecuali ditentukan lain berdasarkan hasil perhitungan struktur.
c. Struktur Kolom
Struktur kolom beton bertulang, kolom beton bertulang yang dicor di tempat
harus mempunyai tebal minimum 60 cm diberi tulangan minimum 4 buah Ø 12 mm
dengan jarak sengkang maksimum 15 cm, selimut beton bertulang minimum setebal 2,5
cm, Mutu bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI yang
dipersyaratkan.
73
Kebutuhan air bersih pada hotel ini dari jaringan air bersih yang bersumber dari
sumur artesis dan PDAM daerah setempat, yang kemudian diolah dengan menggunakan
berupa down feed dan up feed.
Sistem pembuangan air kotor dari dapur dan lavatory sebelum dibuang ke riol
kawasan harus diproses dahulu melalui water treatment sehingga tidak mencemari
lingkungan. Saluran drainase kawasan dipersiapkan dengan mengikuti pola kawasan.
Sedangkan air buangan dari KM/WC ditampung dalam bak resapan kemudian disalurkan
menuju riol kawasan.
74
Sumber tenaga listrik utama yang digunakan adalah dari PLN dengan
menggunakan panel-panel penghubung yang disalurkan ke seluruh bagian ruangan yang
terdiri dari panel utama (Main Distribution Panel) dan beberapa panel sekunder (Sub
Distribution Panel). Untuk energi listrik cadangan menggunakan generator set dengan
automatic switch system untuk menggantikan peran PLN ketika listrik padam.
➔ Smoke detector, yaitu alat pendeteksi asap yang ditempatkan pada temperatur 40˚
- 50˚ Celcius
➔ Gas detector, yaitu alat pendeteksi adanya gas yang akan menyebabkan
kebakaran
➔ Heat detector, yaitu alat pendeteksi yang akan bekerja bila terjadi kenaikan
temperatur mencapai 60˚ - 70˚ Celcius.
➔ Sprinkler, yaitu alat yang akan bekerja jika suhu ruangan mencapai 60˚ - 70˚
Celcius.
➔ Penutup kaca sprinkler akan pecah dan menyemburkan air.
➔ Fire Extinguisher, yaitu sebuah tabung yang berisi zat kimia, penempatannya
setiap 20 – 25 meter.
Hydrant, sebuah alat pemadam kebakaran dengan luas pelayanan 800 m2. Ada
dua jenis hydrant: Fire Hydrant, memiliki jarak maksimum 30 m, ditempatkan pada
koridor yang mudah dicapai; Pylar Hydrant, memiliki jarak maksimum 100 m,
ditempatkan pada halaman yang mudah dicapai
f. Sistem Telekomunikasi
75
bangunan maupun antar bangunan. Sedangkan komunikasi eksternal pada bangunan
pengelola terdapat telepon yang dilengkapi dengan fasilitas internet dan faximile dalam
rangka pendistribusian informasi dengan cepat.
h. Sistem Keamanan
Pengamanan dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamanan secara manual yaitu
dilakukan oleh petugas keamanan dan pengamanan secara otomatis yaitu dengan
menggunakan CCTV pada tempat-tempat yang membutuhkan tingkat keamanan yang
tinggi.
76
BAB IV
HASIL PERANCANGAN
Total 8.567
77
Gambar 4.1 Rencana Blok
78
Gambar 4.2 Rencana Tapak
4.2.3 Denah
79
Gambar 4.3 Denah Lantai Basement
80
Gambar 4.4 Denah Lantai Dasar
81
Gambar 4.5 Denah Lantai 2
82
Gambar 4.6 Denah Lantai 3
83
Gambar 4.7 Denah Tipikal Lantai 4 dan 5
4.2.4 Tampak
84
Gambar 4.9 Tampak B
4.2.5 Potongan
85
Gambar 4.11 Potongan B-B
86
Gambar 4.12 Potongan Prinsip
87
Gambar 4.13 Detail Struktur Kolom
88
Gambar 4.14 Detail Kusen Pintu Kamar Suite
4.3 Diagram
89
Gambar 4.15 Sistem Struktur
90
Gambar 4.16 Sistem Utilitas
91
DAFTAR PUSTAKA
https://www.archdaily.com/947975/hotel-somiatruites-xavier-andresarquitecte/5f6389d263c017c8
ec0000e9-hotel-somiatruites-xavier-andresarquitecte-south-facade?next_project=no
https://www.archdaily.com/947071/with21-boutique-hotel-jupiter-andmars/5f54fc74b35765fa560
0057b-with21-boutique-hotel-jupiter-and-marssection?next_project=no
https://www.archdaily.com/948548/bermonds-locke-hotel-hollowayli/5f7113fa63c017c2620002f1
-bermonds-locke-hotel-holloway-li-ground-floorplan?next_project=no
http://repository.unika.ac.id/15415/5/13.11.0055%20LTP%20Mayrosi%20Wahyu
%20Aji%20BAB%20IV.pdf
http://eprints.undip.ac.id/49706/7/Myrta_Mayadiva_A.D_(21020112140161)_BA B_VI.pdf
http://eprints.undip.ac.id/56059/6/BAB_V.pdf
https://travelingyuk.com/objek-wisata/paris-van-java/4348
https://www.academia.edu/6779570/UTILITAS_HOTEL_AMARIS_YOGYAKA RTA
92
93