Anda di halaman 1dari 100

LAPORAN III STUDIO AKHIR ARSITEKTUR 52

HOTEL BUTIK

NAMA: ANASTASYA DWITA

NPM: 2017420182

PEMBIMBING:

DR. NANCY YUSNITA NUGROHO, S.T., M.T., IAI

PENGUJI :

DR. IR. KARYADI KUSLIANSJAH, M.T., IAI

DEWI MARIANA, S.T., M.T., IAI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Akreditasi Institusi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No:


4339/SK/BAN-PT/Akred/PT/XI/2017 dan Akreditasi Program Studi
Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 429/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014
BANDUNG 2022
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena penulis dapat
menyelesaikan penyusunan proposal tahap perancangan Studio Akhir Arsitektur 52 ini. Selama proses
penyusunan dan perancangan berlangsung, penulis mendapatkan bimbingan, arahan,dukungan, dan saran.
Untuk itu rasa terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:

● Dosen pembimbing, Dr. Nancy Yusnita Nugroho, S.T., M.T., IAI atas saran, pengarahan, dan
masukan yang telah diberikan serta berbagai ilmu yang berharga.
● Dosen penguji, Dr. Ir. Karyadi Kusliansjah, M.T., IAI dan Dewi Mariana, S.T., M.T., IAI atas
masukan dan bimbingan yang diberikan.
● Keluarga dan kolega yang membantu dan mendoakan penulis dalam penyusunan laporan dan
pengerjaan tugas perancangan Studio Akhir Arsitektur 52. Semoga tugas perancangan ini dapat
bermanfaat bagi saya dan pembaca.
● Saffanah Mirah, S.Ars, Christella Sharleen, S.Ars, Gevin Timotius S.Ars dan Nabila Andyna
Suherman, atas doa dan dukungan terhadap penulis selama proses penyusunan laporan laporan
dan pengerjaan tugas perancangan Studio Akhir Arsitektur 52 .
● Andrian Kurnia Triutama, atas bantuan yang diberikan terhadap penulis selama proses
penyusunan laporan dan pengerjaan tugas perancangan Studio Akhir Arsitektur 52, serta doa dan
dukungan terhadap penulis.
● Olympus, adik bungsu penulis, atas kesetiaan dan penghiburan yang diberikan kepada penulis
selama proses penyusunan laporan dan pengerjaan tugas perancangan Studio Akhir Arsitektur 52.
● Seluruh teman dan kerabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala dukungan dan
motivasi untuk penulis selama proses penyusunan laporan dan pengerjaan tugas perancangan
Studio Akhir Arsitektur 52.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari segi materi
maupun penyajiannya mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,
penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun.

Bandung, 23 Juni 2022

Anastasya Dwita
DAFTAR ISI

PRAKATA 1

DAFTAR ISI 2

DAFTAR TABEL 4

DAFTAR GAMBAR 5

BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Penentuan Tema dan Fungsi 1
1.2 Latar Belakang Pemilihan Tapak 1
1.3 Ruang Lingkup Proyek 2
1.4 Sistematika Penulisan Laporan 2

BAB II 4
DATA DAN ANALISIS 4
2.1 Analisis Tapak dan Kawasan 4
2.1.1 Lokasi dan Batas Tapak 4
2.1.2 Karakteristik Fisik Tapak (Iklim, Kontur, Tanah) 5
2.1.3 Tinjauan Historis 8
2.1.4 Fungsi dan Aktivitas di Sekitar Tapak 9
2.1.5 Massa dan Ruang di Sekitar Tapak 11
2.1.6 Aksesibilitas dan Sirkulasi 12
2.1.7 Demografi dan Sosial-Budaya 13
2.1.8 Peraturan dan Regulasi 16
2.2 Analisis Fungsi 23
2.2.1 Definisi Fungsi 23
2.2.2 Aktivitas dan Pengguna (Tipe, Pola, Alur) 27
2.2.3 Fasilitas 34
2.2.4 Program Ruang 47
2.2.5 Sistem Struktur, Utilitas, dan Pengendalian Iklim 59
2.2.6 Studi Preseden 63
2.3 Permasalahan Perancangan 66
2.4 Tema Perancangan 67

BAB III 68
KONSEP PERANCANGAN 68
3.1 Tema Perancangan 68

2
3.2 Pendekatan Perancangan 68
3.3 Konsep Bentuk Massa dan Tampilan Bangunan 69
3.4 Konsep Tata Ruang 70
3.5 Konsep Perancangan tapak 71
3.6 Struktur dan Konstruksi 73
3.7 Kelengkapan Bangunan dan Utilitas 73

BAB IV 77
HASIL PERANCANGAN 77
4.1 Daftar Ruang dan Luas Bangunan 77
4.2 Gambar Kerja 77
4.2.1 Rencana Blok 77
4.2.2 Rencana Tapak 78
4.2.3 Denah 79
4.2.4 Tampak 84
4.2.5 Potongan 85
4.2.6 Potongan Prinsip dan Detail 86
4.3 Diagram 89
4.3.1 Sistem Struktur 89
4.3.2 Sistem Utilitas 89

DAFTAR PUSTAKA 91

3
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keadaan Udara Menurut Bulan di Kota Bandung Tahun 2018 5

Tabel 2.2 Rata-Rata Suhu dan Kelembaban Menurut Bulan di Kota Bandung 6
Tahun 2018

Tabel 2.3 Kecepatan Angin Menurut Bulan di Kota Bandung Tahun 2018 7

Tabel 2.4 Kawasan Sekitar Tapak dalam Radius 200 Meter 9

Tabel 2.5 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk per Kelurahan di 13
Kecamatan Sukajadi Tahun 2018

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian per Kelurahan di 14
Kecamatan Sukajadi Tahun 2018

Tabel 2.7 Rencana Peraturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum 18
berdasarkan Perda Kota Bandung No.18 Tahun 2011

Tabel 2.8 ITBX Daerah K3 Bandung 18

Tabel 2.9 Aktivitas Pengguna Hotel 30

Tabel 2.10 Program Ruang 49

Tabel 4.1 Daftar Ruang dan Luas Bangunan 77


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Tapak 4

Gambar 2.2 Bentuk Tapak 8

Gambar 2.3 Kawasan Sekitar Tapak dalam Radius 1 kilometer 9

Gambar 2.4 Batasan Tapak 12

Gambar 2.5 Titik halte bus 13

Gambar 2.6 Peta regulasi SWK. 18

Gambar 2.7 Struktur Organisasi Penginapan 28

Gambar 2.8 Skema pola sirkulasi pengguna bangunan. 34

Gambar 2.9 Mountain hotel - Hotel Rosa Alpine by Aman Group 37

Gambar 2.10 Beach hotel - Amanyara Hotel by Aman Group 37

Gambar 2.11 Lake hotel - Amanjena Resort by Aman Group 38

Gambar 2.12 Hill hotel - Amanoi Hotel by Aman GroupGambar 38

Gambar 2.13 Forest Hotel - Aman Kyoto Hotel by Aman GroupGambar 38

Gambar 2.14 The Sheraton Milan Malpensa Airport hotel 38

Gambar 2.15 Diagram Kedekatan Ruang 59

Gambar 2.16 Skema air bersih 61

Gambar 2.17 Skema air kotor 61

Gambar 2.18 Katamama Boutique Hotel Bali 64

Gambar 2.19 Interior Kamar 65

Gambar 2.20 Fasilitas Kamar 66

Gambar 3.1 Perspektif Mata Burung 69

Gambar 3.2 Diagram Kedekatan Ruang 70

Gambar 3.3 Pembagian Lantai Berdasarkan Fungsi Ruang 71

Gambar 3.4 Rencana Tapak 72

5
Gambar 3.5 Tampak Sirkulasi Kendaraan 73

Gambar 3.6 Skema air bersih 74

Gambar 3.7 Skema air kotor 74

Gambar 4.1 Rencana Blok 78

Gambar 4.2 Rencana Tapak 79

Gambar 4.3 Denah Basement 80

Gambar 4.4 Denah Lantai 1 81

Gambar 4.5 Denah Lantai 2 82

Gambar 4.6 Denah Lantai 3 83

Gambar 4.7 Denah Tipikal Lantai 4 dan 5 84

Gambar 4.8 Tampak A 84

Gambar 4.9 Tampak B 85

Gambar 4.10 Potongan A-A 85

Gambar 4.11 Potongan B-B 86

Gambar 4.12 Potongan Prinsip 87

Gambar 4.13 Detail Struktur Kolom 88

Gambar 4.14 Detail Kusen Pintu Kamar Suite 89

Gambar 4.15 Sistem Struktur 89

Gambar 4.16 Sistem Utilitas 90

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penentuan Tema dan Fungsi

Kecamatan Sukajadi merupakan sebuah kecamatan yang berada di tengah-tengah Kota


Bandung, yang menjadi salah satu tujuan pelaku wisata untuk wisata belanja dan menginap.
Infrastruktur yang sesuai adalah hotel sebagai tempat persinggahan sementara yang memfasilitasi
kegiatan bagi para pelaku wisata.

Berdasarkan klasifikasi hotel, jenis hotel yang sesuai dengan kebutuhan kawasan ini
dalam mendukung kegiatan wisata yang dapat mengembangkan potensi sektor pembangunan
pariwisata dan kebudayaan daerah yang memiliki keunikan, dan kompetitif adalah Hotel Butik.
Hotel Butik yang sasaran tamunya pelaku wisata akan memerlukan fasilitas dan layanan yang
berbeda dari hotel lainnya.

Hal yang menjadi dasar dalam perancangan Hotel Butik di Sukajadi ini adalah fungsi dari
Hotel Butik itu sendiri. Hotel Butik selain berfungsi sebagai tempat beristirahat diharapkan juga
mampu menampilkan cirikhas budaya setempat yaitu budaya Sunda. Hotel Butik ini dirancang
berdasarkan fungsi, kesesuaian tapak dan konsep utama dari Hotel Butik sehingga bangunan yang
dirancang dapat mengenalkan budaya sunda melalui tema “Cerita Rakyat Sunda”.

1.2 Latar Belakang Pemilihan Tapak


Bentuk dan karakteristik tapak yang berada di tanah hook dan berada di antara pertigaan
kawasan perbelanjaan dan perdagangan barang dan jasa, dinilai cukup strategis sehingga menjadi
latar belakang pemilihan tapak pembangunan hotel butik. Bentuk tapak menciptakan potensi
bangunan untuk terlihat dari segala sisi, sehingga apabila dirancang dengan baik dapat menjadi
sebuah ikon kawasan Sukajadi. Arah orientasi tapak menangkap view cukup baik di sebelah
utara, merupakan keunggulan yang dapat ditawarkan pada tamu hotel. Sedangkan pada sisi barat,
terdapat jalan protokol yang menjadi jalan utama , sehingga tapak dapat dengan mudah dijangkau
oleh kendaraan.

1
1.3 Ruang Lingkup Proyek

Ruang lingkup perancangan ini dibatasi oleh:

1. Konsep dan pemilihan fungsi yang berangkat dari minimal satu tema besar, yaitu
seni/budaya, agroin, lingkungan, dan teknologi. Pada proses perancangan di
dalam SAA 52, penulis memilih tema seni/budaya sebagai tema besar.
2. Ruang lingkup dari tugas perancangan SAA 52 yang terletak di Kota Bandung
dengan tapak – tapak yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu zona urban, sub
urban, dan city center.
3. Parameter perancangan disesuaikan dengan standar teknis dan peraturan yang
berlaku, sehingga menjamin keamanan, kenyamanan, kemudahan, kesehatan, dan
keselamatan bagi penggunanya.
4. Perancangan ini memiliki beberapa batasan dalam perancangannya. Kriteria dan
klasifikasi hotel disesuaikan dengan regulasi daerah Sukajadi, peraturan Kota
Bandung, peraturan pemerintah, dan undang – undang mengenai pemukiman di
Indonesia.

1.4 Sistematika Penulisan Laporan

Laporan ini terdiri dari 3 (tiga) bab yang mencakup urutan proses perancangan, mulai
dari pendahuluan, data dan analisis, serta konsep perancangan. Berikut merupakan rangkaian dan
pemaparan singkat dari 3 bab yang akan dibahas:

1. BAB I: Pendahuluan

Membahas penentuan latar belakang penentuan tema dan fungsi, latar belakang
pemilihan tapak, tujuan dan manfaat proyek, ruang lingkup proyek, dan sistematika
penulisan laporan.

2. BAB II: Data dan Analisis

Pembahasan berangkat dari analisis tapak dan kawasan yang memuat data lokasi
dan batas tapak, karakteristik fisik tapak, tinjauan historis, fungsi dan aktivitas di sekitar
tapak, massa dan ruang di sekitar tapak, aksesibilitas dan sirkulasi, demografi dan sosial
budaya, peraturan, dan isu terkait tapak dan/atau kawasan. Setelah analisistapak dan
kawasan, dilanjutkan dengan pembahasan analisis fungsi yang mencakup definisi fungsi,

2
aktivitas, program ruang, studi preseden, permasalahan perancangan, dan konsep
perancangan Membahas tentang pemilihan tema perancangan dan pendekatan
perancangan yang digunakan.

3. BAB III: Konsep Perancangan

Membahas tema perancangan dan pendekatan perancangan.

4. BAB IV: Hasil Perancangan

Menjabarkan hasil perancangan melalui konsep perancangan dan gambar kerja.

3
BAB II

DATA DAN ANALISIS

2.1 Analisis Tapak dan Kawasan

2.1.1 Lokasi dan Batas Tapak

Lokasi tapak berada di Jl. Sukajadi No.148-150, Pasteur ,Kec. Sukajadi Kota
Bandung, Jawa Barat 40162, dengan luas tapak sebesar ±5.587 m2. Batasan lokasi tapak
antara lain sebagai berikut:

1. Utara : Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Cidadap


2. Timur : Kecamatan Coblong
3. Selatan : Kecamatan Cicendo
4. Barat : Kota Cimahi

Gambar 2.1 Lokasi Tapak

4
2.1.2 Karakteristik Fisik Tapak (Iklim, Kontur, Tanah)

1. Iklim

Iklim asli Kota Bandung dipengaruhi oleh pegunungan di sekitarnya


sehingga cuaca yang terbentuk sejuk dan lembab. Namun beberapa waktu
belakangan ini temperatur rata-rata Kota Bandung selama tahun 2015 23,50 C
dengan temperatur tertinggi yaitu pada bulan Oktober yaitu 24,50 C dengan
curah rata-rata 184,74 mm/tahun.

Kecepatan angin di wilayah Kecamatan Sumur Bandung


memiliki rata-rata 8,2 selama setahun. dengan kecepatan tertinggi sebesar 24.1
pada bulan Maret.

Tabel 2.1 Keadaan Udara Menurut Bulan di Kota Bandung Tahun 2018

5
Tabel 2.2 Rata-Rata Suhu dan Kelembaban Menurut Bulan di Kota Bandung
Tahun 2018

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika (BMKG),


ambang batas nilai yang digunakan untuk menentukan intensitas hujan sebagai
berikut:

1. 0 mm/hari : Berawan
2. 0.5 – 20 mm/hari : Hujan ringan
3. 20 – 50 mm/hari : Hujan sedang
4. 50 – 100 mm/hari : Hujan lebat
5. 100 – 150 mm/hari : Hujan sangat lebat
6. >150 mm / hari : Hujan ekstrem

Ditinjau dari data curah hujan, di bulan Januari hingga April dan
November hingga Desember Kecamatan Sukajadi memiliki curah hujan ekstrem,
pada bulan Mei dan Oktober memiliki curah hujan lebat, dan pada bulan Juni
hingga September memiliki curah hujan ringan hingga sedang.

6
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Sukajadi adalah
kawasan dengan curah hujan tinggi. Dari data tersebut dapat mendukung konsep
biofilik yang akan diterapkan. Pada proses perancangan, curah hujan lebat dapat
menjadi latar belakang dari proses perancangan fasad, bukaan, dan orientasi.

Tabel 2.3 Kecepatan Angin Menurut Bulan di Kota Bandung Tahun 2018

Pada umumnya angin normal berada pada kecepatan kurang dari 18


kilometer per jam. Kecepatan angin ekstrim, yang lebih dari 45 kilometer per
jam, berpotensi menimbulkan pohon tumbang, terutama pohon-pohon yang
berusia tua atau telah rapuh.

Pada data yang tertera, kecepatan angin pada Kecamatan Sukajadi


cenderung normal dan tidak membahayakan. Dengan kecepatan angin normal,
dapat berpotensi menciptakan banyak bukaan dan ruangan semi terbuka serta
ruangan-ruangan yang menampung aktivitas outdoor, sehingga penghematan
energi dapat tercapai.

2. Kontur

7
Kontur pada tapak relative datar, jenis tapak merupakan tanah hook yang
meruncing.

Gambar 2.2 Bentuk Tapak

3. Tanah

Kecamatan Sukajadi adalah satu kecamatan dari 30 (tigapuluh)


kecamatan di wilayah Kota Bandung. Dengan luas wilayah 430,90 Ha,
Kecamatan Sukajadi berada di ± 730 meter dpl (di atas permukaan laut).

2.1.3 Tinjauan Historis

Dilansir dari surat kabar “Pikiran Rakyat”, Asal nama sukajadi berasal dari
relasinya dengan jalan yang cekung. Dengan adanya jalan cekung, masyarakat menjuluki
tempat itu dengan sesuatu yang menyerupai roda bumi.Cekungan yang dikelilingi
lengkung perbukitan nan hijau dengan sungai me­ngalir jernih di lembahnya, maka
tempat itu membuat hati menjadi senang. Maka, masyarakat Bandung lama menamai
tempat itu Sukajadi. Suka berasal dari kata sukha yang berarti suka atau senang dan jadi
berarti kawasan itu rona buminya mirip benda cekung.

8
Pada tahun 1945, Jl. Sukajadi merupakan area elit dimana memiliki nilai sejarah
yang gelap. Zaman kolonial Belanda, Jalan Sukajadi bernama Bronbeekweg. Dari peta
dan foto lama lansiran KITLV Leiden sebelum tahun 1940, tampak bahwa jalur
Bronbeekweg dahulunya area sawah dimana pada daerah ke utara terdapat sebuah
kompleks, yang disebut Indisch Bronbeek.

Namun keberadaan Indisch Bronbeek kemudian menjadi heboh peristiwa


pembunuhan massal semasa zaman pergolakan di Indonesia, pada sebuah periode singkat
yang disebut Masa Bersiap pada akhir tahun 1945.

2.1.4 Fungsi dan Aktivitas di Sekitar Tapak

Pada radius 200 meter, terdapat tempat perbelanjaan, hotel, Sekolah Dasar (SD),
cafe, bank, taman, kawasan perumahan dan pertokoan. Apabila radius diperlebar menjadi
1 kilometer, semakin banyak area dan fasilitas umum yang dapat dijangkau, diantaranya
pasar sederhana, department store, butik, puskesmas, rumah sakit, apartemen, bar, dan
lain-lain. Berikut merupakan penjabaran melalui gambar, jangkauan tapak terhadap
fungsi di sekitarnya:

Tabel 2.4 Kawasan Sekitar Tapak dalam Radius 200 Meter

9
Keterangan gambar:

Nomor Nama Bangunan

1 Paris Van Java

2 Hotel De Java

3 SD Sukajadi

4 Station 8 Cafe Art & Jawelery

5 Rumah Batik

6 Bank BNP

Gambar 2.3 Kawasan Sekitar Tapak dalam Radius 1 kilometer

Di bawah ini merupakan beberapa fungsi yang berada di sekitar tapak dalam
radius 1 km:
1. Paris Van Java
2. Hotel De Java
3. SD Sukajadi
4. Station 8 Cafe Art & Jawelery
5. Rumah Batik

10
6. Bank BNP
7. Zen Familly & SPA
8. Kilogram Space
9. Polres Bandung Barat
10. Yogja Junction
11. Hi Brew Cofee
12. Pasar Sederhana
13. Perumahan
14. Pertokoan
15. Taman Sukajadi
16. Puskesmas Sukajadi
17. Eighteen Cofee Bandung
18. Holly Wings Bandung
19. Setiabudi Supermarket
20. Rumah Mode Factory Outlet
21. Karang Setra Hotel Cottages
22. Sany Rosa Hotel Bandung
23. Rumah Sakit Advent Bandung
24. Rumah Sakit Hasan Sadikin
25. Jardin Apartemen Cihampelas

Diketahui bahwa terdapat 3 rumah sakit dan 1 puskesmas, 1 kantor polisi,


beberapa pusat perbelanjaan, dan beberapa bank, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tapak berada di kawasan strategis.

2.1.5 Massa dan Ruang di Sekitar Tapak

Bentuk dan karakteristik tapak merupakan tanah hook yang meruncing, berada di
antara pertigaan, sehingga jangkauan view dari tapak berada di segala sisi. Berikut
merupakan jabaran massa dan ruang di sekitar Tapak:

11
Gambar 2.4 Batasan Tapak

Utara : Taman Sukajadi

Timur : Rumah Warga

Selatan : De Java Hotel

Barat : Area Parkir Mall PVJ

Diketahui pada gambar tertera di atas, bahwa Taman Sukajadi menjadi node pada
kawasan sekitar tapak. Sedangkan landmark di sekitar tapak adalah bangunan mall PVJ,
yang menjadi atraksi bagi turis.

2.1.6 Aksesibilitas dan Sirkulasi

Tapak dapat diakses melalui jalan protokol di sebelah barat, yang memungkinkan
kendaraan umum untuk menjangkau tapak. Pada sisi timur merupakan jalan selebar 2-3
mobil namun bukan merupakan jalan protokol dikarenakan kawasan tersebut sudah
termasuk ke dalam perumahan warga sekitar. Dapat disimpulkan bahwa jalan pada sisi
barat cenderung padat karena merupakan jalan utama dan pada sisi timur merupakan
jalan alternatif yang diakses sebagian orang karena bukan merupakan jalan utama.

Di bawah ini merupakan akses kendaraan umum menuju tapak:

12
Gambar 2.5 Titik halte bus

Haltes bus terdekat dapat terlihat pada sebrang tapak dan mudah untuk dicapai.

2.1.7 Demografi dan Sosial-Budaya

Di bawah ini merupakan jabaran mengenai jumlah kepadatan penduduk beserta


luas wilayah tiap kelurahan di Kecamatan Sukajadi.

Tabel 2.5 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk per Kelurahan di
Kecamatan Sukajadi Tahun 2018

13
Diketahui bahwa ditinjau dari luas wilayahnya, dapat disimpulkan bahwa
Kecamatan Sukajadi dinilai padat penduduk.

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian per Kelurahan di
Kecamatan Sukajadi Tahun 2018

14
15
Diketahui bahwa pada Kecamatan Sukajadi, jumlah pedagang yang mendominasi
menunjukkan bahwa Kecamatan Sukajadi juga merupakan kawasan pusat perekonomian
warga Bandung Utara, sehingga dengan adanya pembangunan hotel dapat terus
meningkatkan perekonomian para pedagang di sekitarnya. Untuk memfasilitasi
orang-orang yang datang karena kepentingan berbisnis, karena daerah Sukajadi
merupakan pusat perekonomian, maka pemilihan jenis hotel yang cocok adalah hotel
butik.

2.1.8 Peraturan dan Regulasi

2.1.8.1 Regulasi SWK

16
Lokasi tapak yang berada pada Jl. Sukajadi berada pada naungan SWK
Bojonegara. Pada SWK tersebut telah diregulasi sebagai berikut :

1. Jalan adalah Jalan Arteri Sekunder

2. Pada tapak disebut sebagai K3 bc, yaitu area Perdagangan & Jasa Linier.

3. Status dari KKOP berada pada : Permukaan Horizontal Dalam.

17
Gambar 2.6 Peta regulasi SWK.

Tabel 2.7 Rencana Peraturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum berdasarkan
Perda Kota Bandung No.18 Tahun 2011

Berdasarkan tabel tersebut, regulasi menyatakan bahwa area K3(Perdagangan dan Jasa) :
- KDB Maksimal : 70 %
- KLB Maksimal : 2.1
- KDH Minimal : 20 %
- GSB: 15 Meter, dapat digunakan sebagai plaza atau parkir.

Pada ITBX, daerah Sukajadi difokuskan sebagai daerah K3 atau daerah


perdagangan dan jasa.

Tabel 2.8 ITBX Daerah K3 Bandung

18
19
20
21
Pada tabel ITBX Daerah K3 Kota Bandung, diketahui bahwa bangunan yang tidak
diizinkan dibangun pada kawasan tersebut adalah bangunan dengan fungsi stadion, taman
perkemahan, kebun binatang, wisata alam, industri, gedung serbaguna, pertanian, dan peternakan,
yang sebagian besar merupakan bangunan bentang lebar atau kawasan yang memakan lahan
besar.

2.1.9 Isu terkait Tapak dan/atau Kawasan (SWOT)

22
STRENGTH WEAKNESS

- Kawasan strategis terhadap pusat - Berada pada area yang cukup


perekonomian dan fasilitas umum. ramai akan perbelanjaan, Jl.
- Bentuk tapak yang unik Sukajadi rentan akan
menciptakan berbagai alternatif kemacetan.
dalam membangun sebuah hotel.

OPPORTUNITY THREAT

- Dengan lokasi strategis dan bentuk - Kenyamanan penghuni dapat


tapak hook yang unik, apabila terganggu akibat polusi udara
dirancang dengan baik, bangunan dan suara yang ditimbulkan dari
dapat berpotensi menjadi sebuah kemacetan. Maka dari itu,
landmark di daerah Sukajadi. sistem bangunan harus dapat
mengendalikan kedua
permasalahan tersebut.

2.2 Analisis Fungsi

2.2.1 Definisi Fungsi

Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu hospitium, yang artinya
ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan untuk
membedakan guest house dengan mansion house yang berkembang saat itu, maka rumah
besar disebut hostel. Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap dan
beristirahat sementara waktu, dan dikoordinir oleh seorang host. Seiring perkembangan,
tuntutan terhadap kepuasan, dimana orang tidak menyukai peraturan yang terlalu banyak
pada hostel, maka kata hostel kemudian mengalami perubahan, yakni penghilangan huruf
“s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel.

Hotel menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001) memiliki arti bangunan
berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan
orang yang sedang dalam perjalanan. Bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial,

23
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan
minum.

Sedangkan definisi hotel pada buku pengantar perhotelan adalah suatu bentuk
bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang dikelola secara
komersil. Menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman
serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat
umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya
menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. (sesuai Keputusan Menteri
Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987)

Hotel merupakan suatu sarana penginapan bagi orang-orang yang melakukan


perjalanan dengan segala fasilitas-fasilitasnya yang memenuhi persyaratan kenyamanan
yang dikelola secara komersial. Menurut surat keputusan Menteri Perhubungan R.I No.
PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977 : Hotel adalah suatu bentuk
akomodasi yang dikelola secara komersial. Disediakan bagi setiap orang untuk
memperoleh pelayanan, penginapan, berikut makan dan minum. Sedangkan kantor adalah
tempat dilaksanakannya kegiatam menangani informasi yang prosesnya mulai dari
menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan, sampai menyalurkan /
mendistribusikan informasi.

Butik mempunyai definisi sebuah toko kecil, yang khusus menjual barang-barang
tertentu yang mewah dan mengikuti tren seperti pakaian dan perhiasan. Dari pengertian
hotel dan butik diatas, dapat disimpulkan bahwa hotel butik memberikan konsep
penginapan yang berbeda dari hotel biasanya, dengan keunikan dan kemewahan ini
menjadikan hotel butik sebagai hotel non bintang dengan kualitas hotel bintang. Boutique
hotel memiliki pengertian (The Defenition of Boutique Hotels in Recent Years – Lucienne
Anhar) yakni:

a. Kecil: memiliki kapasitas 50 kamar (didaerah pinggiran) atau 150 kamar


(didaerah perkotaan)
b. Orisinalitas :kebanyakan butik hotel memiliki konsep yang jauh berbeda
dari hotel-hotel bintang lima, sehingga sebuah butik hotel memiliki
identitas yang kuat, misalnya hotel tersebut memiliki dekorasi layaknya

24
galeri, barang antik bahkan ada juga yang mendekorasi layaknya
tempat-temoat tinggal di perkampungan yang sangat sederhana.
c. Karya arsitektur yang sustainable :material yang digunakan bervariasi
dan kebanyakan konsep dasarnya selaras dengan alam dan
perkembangan budaya di sekitar site. Juga memperhatikan manajemen
pembuangan atau sisa dan keefisienan penggunaan energi.
d. Mewah : sebuah butik hotel mempunyai pedoman utama yang berbunyi
“Kualitas, Berapapun Harganya” namun hal ini tidak diterapkan dalam
pemilihan material, akan tetapi dalam segi pelayanan dan keramahan
yaitu menempatkan keinginan individu di atas segalanya.
e. .Low profile : butik hotel tidak mengiklankan diri sendiri, mereka
berkenyakinan bahwa para turis akan mencari keberadaan mereka.

Pengertian lain dari hotel butik adalah : Butik hotel bukanlah hotel yang berskala
besar. Butik hotel bukanlah bagian dari hotel lainnya Hotel butik didesain dengan
penekenan pada tema yang berbeda dari hotel lainnya yakni dengan tema yang unik, tidak
biasa, dan suasana yang spesial. Butik hotel tidak berkesan kuno Hotel bertemakan
tradisional lebih mengambil pendekatan pada buku bacaan mengenai branding, akan
tetapi hotel memiliki definisi yang berbeda. Modernis, dan interpretasi dari abad ke 21
banyak dijumpai pada hotel butik yang terdapat di kota.

Dalam hotel butik, konsep tidak hanya terbatas pada acara-acara seperti
pertunjukan live musik, konsep dari hiburan pada hotel butik lebih pada hotel tersebut,
dengan menggunakan yang tidah umum dan dekorasi yang berbeda. Hotel butik terkesan
stylish Gaya, perbedaan, kehangatan, dan keintiman merupakan kunci utama dari hotel
butik, dimana menarik tamu hotel yang mencari keunikan dan perbedaan dari segi
arsitekturalnya. Lokasi dari hotel butik yang dipilih berperan penting Apabila berada di
area perkotaan lokasi menjadi prioritas utama yang dipertimbangkan oleh tamu hotel.
Hotel butik menawarkan suasana kosmopolitan dengan sentuhan lokal.

Suasana merupakan faktor penting dalam mendesain sebuah hotel butik. Hotel
butik memiliki staf lulusan akademi pendidikan pelayanan Hotel butik adalah hotel
untuk kalangan menengah ke atas Pada saat ini, wisatawan lebih mencari penginapan
yang tidak hanya sekedar menawarkan kenyamanan dan kemudahan. Dengan sering
bertambahnya jumlah wisatawan, mereka menyesuaikan tampilan dan suasana. Terdapat

25
bermacam-macam definisi dari hotel butik menurut Luciene Anhar, tetapi telah disepakati
bahwa hotel butik memiliki komponen-komponen sebagai berikut :

a. Arsitektur dan desain Tema keunikan, dan keramahan serta keakraban


merupakan peran utama di dalam mendesain suatu hotel butik, yang
mana pada akhirnya dapat menarik perhatian turis wisman maupun
wisnis yang berkunjung ke suatu daerah. selain itu, pihak hotel
cenderung lebih akrab dengan tamu-tamu hotelnya dan berusaha
memenuhi kebutuhan individu dari tamu hotelnya. Hotel butik tidak
memiliki standar tertentu. Konsep dan tema yang digunakan diterapkan
pada keseluruhan bangunan hal ini yang membuat tamu hotel tertarik
untuk datang.
b. Pelayanan (service)

Perbedaan mendasar antara hotel butik dengan hotel standar adalah


tamu-tamu hotel yang memiliki hubungan baik dengan anggota staf
hotel. Para staf hotel butik mengenal dengan baik tamu yang pernah
menginap. Kebanyakan hotel butik memiliki kamar yang relatif sedikit.
Hal ini disepakati agar pelayanan yang diberikan oleh para staf hotel
dapat maksimal.

c. Target pemasaran

Target konsumen hotel butik umumnya adalah konsumen yang


berpenghasilan menengah ke atas. Keberhasilan hotel butik didasari oleh
pemilihan lokasi. Kualitas yang diberikan permintaan pasar, pendekatan
pemasaran dan penanganan distribusi dan reservasi yan efektif.

Tema dan gaya sebuah hotel menjadi aspek yang membedakan hotel yang satu
dengan hotel yang lainnya. Tema merupakan titik berangkat proses perancangan yang
dijadikan acuan dasar para arsitek dan desainer agar dapat menemukan pemecahan desain
yang lebih kreatif. Sedangkan gaya dari suatu rancangan merupakan ekspresi arsitektural.

Dengan tumbuh dan berkembangnya hotel-hotel barn di Indonesia, trend telah


berkembang ke arah hotel-hotel kecil yang yang terdiri dari rumahrumah villa atau
cottage, biasanya berjumlah kurang dari 40 unit. Hotel kecil ini biasanya terletak di

26
pinggir kota atau di luar kota yang jauh dari kebisingan dan lebih menyatu dengan alam
dan budaya daerah setempat. Trend seperti diatas lebih dikenal sebagai boutique hotel.

2.2.2 Aktivitas dan Pengguna (Tipe, Pola, Alur)

Pada bangunan penginapan hotel, terdapat dua pelaku aktivitas, yaitu pengunjung
dan pengelola. Kegiatan pengunjung dan pengelola saling berhubungan sehingga
menciptakan pola dan alur aktivitas.

Pengunjung Merupakan tamu yang datang ke penginapan baik yang memiliki


tujuan utama untuk menginap atau hanya sekedar ingin menikmati fasilitas – fasilitas
penunjang yang disediakan oleh pihak penginapan. Pengunjung penginapan dibagi
menjadi dua, yaitu:

1. Pengunjung Menginap

Yaitu pengunjung yang bermalam di penginapan dan menggunakan


fasilitas penginapan, membayar biaya sewa kamar serta menikmati pemandangan
yang ada di sekitar penginapan Hotel. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan
membutuhkan kenyamanan, keamanan, dan privasi.

2. Pengunjung Tidak Menginap

Yaitu pengunjung yang tidak melakukan aktivitas bermalam di


penginapan dan hanya sekedar datang dan untuk menikmati fasilitas – faslitas
penunjang yang ada di dalam penginapan, seperti fasilitas meeting room, fasilitas
restoran, dan fasilitas yang lain.

Pelaku aktivitas selanjutnya ialah pengelola dan pelayanan. Pengelola


merupakan pihak yang bertanggungjawab di dalam sistem pengelolaan suatu
penginapan dan fasilitas – fasilitas penginapan agar dapat berjalan sesuai dengan
fungsinya. Berikut struktur organisasi pengelola penginapan :

27
Gambar 2.7 Struktur Organisasi Penginapan

Suatu jasa penginapan tentunya tidak bisa terlepas dari fasilitas pelayanan yang
ada pada setiap penginapan. Berikut penjabaran tentang pengelola yang terdapat di dalam
jasa penginapan penginapan ataupun hotel :

1. General Manager & Assistant General Manager

Merupakan pimpinan di dalam struktur organisasi yang mempunyai


kekuasaan dan semua kegiatan hotel, pegawai, dan operasional hotel. Assisten
General Manager Merupakan bagian yang membantu General Manager dalam
melaksanakan tugas – tugasnya tentang semua kegiatan di hotel.

2. Housekeeping Department

Bagian yang mendapat tugas menjaga kebersihan dan kelengkapan kama


– kamar tamu, dinning room dan fasilitas – fasilitas lainnya.

3. Front Office Department

Bagian yang bertugas di bagian informasi tamu, pemesanan kamar, dan


pembayaran.

4. Food And Beverage Production Department

28
Bagian yang bertugas menyajikan makanan dan minuman untuk tamu.

5. Administration Department

Bertugas mengelola bagian administrasi dan mengelola keuangan.

6. Marketing Department

Bagian yang bertugas mempromosikan hotel. Dan bagian yang lainnya


yaitu yang menangani fasilitas – fasilitas lain yang mendukung kebutuhan
pengunjung.

7. Accounting Department

Bagian yang bertugas menerima Purchase Request atau Market List dari
department – department yang lain yang sudah ditandatangani oleh manajer
masing-masing department, serta mengendalikan kegiatan operasional keuangan
hotel dari pemasukan dan pengeluaran hotel sehingga menghasilkan laporan
keuangan.

8. Store Keeping Department

Store keeper adalah salah satu bagian dari divisi akunting yang secara
umum tugas dan tanggung jawabnya adalah berkaitan dengan stok barang dan
persediaan yang ada di general store.

Store keeper bertanggung jawab atas penyimpanan semua pembelian dan


mengeluarkan permintaan penyimpanan kepada department yang meminta sesuai
dengan system standard yang berlaku.

9. Food And Beverage Service Department

Bagian yang bertugas dalam bidang pelayanan restoran seperti


menyiapkan dan menyajikan makanan dan minuman kepada para tamu,
mengontrol kualitas ruang makan dan fasilitas pada ruang makan.

10. Human Resource Development Department

HRD merupakan singkatan dari Human Resources Development atau


suatu departemen dari perusahaan yang tugas utamanya mengelola sumber daya

29
manusia. Tugas HRD adalah menerima dan menempatkan karyawan/trainee,
memberi pelatihan, dan menangani masalah yang dihadapi karyawan.

11. Engineering Department

Engineering department adalah bagian yang bertugas melaksanakan


perencanaan, pemasanagan dan pemeliharaan gedung, serta perlengkapan hotel,
dan melaksanakan Pengawasan Teknis.

12. Security Department


Bagian yang bertugas di bagian keamanan, pemeliharaan dan ketertiban
hotel dan sekitarnya.

Tabel 2.9 Aktivitas Pengguna Hotel

No Pelaku Aktivitas

1 Tamu menginap - Datang.


- Parkir.
- Check In
- Menginap
- Makan dan minum
- Mandi dan menggunakan toilet
- Membeli barang, makanan, souvenir
- Menggunakan fasilitas yang ada di hotel.
- Check Out

2 Tamu Tidak Menginap - Datang.


- Parkir.
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet
- Membeli barang
- Menggunakan fasilitas yang ada di hotel

3 General Manager & - Mengatur dan mengelola operasional hotel


Assistant General Manager
- Mengadakan rapat dan pertemuan

30
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

4 Human Resource - Mencari calon karyawan yang berpotensi dan


Development Department
sesuai dengan kualifikasi
- Melakukan pemeliharaan, peningkatan, dan
menganalisa kinerja masing-masing
karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

5 Administration Department - mengurus berkas, membuat laporan,


pengaturan arsip, pengaturan keuangan, dan
menginput data-data perusahaan
- Memeriksa daftar tamu yang masuk dan
keluar
- Memproses pembayaran tamu
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

6 Accounting Department - Menerima Purchase Request atau Market


List dari department – department yang lain
yang sudah ditandatangani oleh manajer
masing-masing department.
- Mengendalikan kegiatan operasional
keuangan hotel dari pemasukan dan
pengeluaran hotel sehingga menghasilkan
laporan keuangan.
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

7 Marketing Department - Menawarkan dan memberi informasi lengkap


terkait hotel
- Melaporkan aktivitas penjualan kepada
atasan

31
- Melakukan pengiklanan fisik dan daring
- Menghadiri briefing dan evaluasi karyawan
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

8 Front Office Department - Memberikan informasi umum mengenai


hotel
- Melayani pemesanan kamar maupun ruang
pertemuan
- Melayani proses check-in dan check out tamu
yang menginap
- Berganti pakaian
- Menghadiri briefing dan evaluasi karyawan
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

9 Housekeeping Department - Membersihkan kamar dan ruang pertemuan


- Membersihkan fasilitas penunjang
- Menjaga kebersihan dan kelancaran
pelayanan operasional hotel
- Berganti pakaian
- Menghadiri briefing dan evaluasi karyawan
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

10Food And Beverage - Memasak


Production Department
- Menyajikan makanan dan minuman
- Mencuci peralatan masak
- Melayani pemesanan makanan dan minuman
- Berganti pakaian
- Menghadiri briefing dan evaluasi karyawan
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

1 Food And Beverage Service - Menyiapkan dan menyajikan makanan dan

32
Department minuman kepada para tamu
- Mengontrol kualitas ruang makan dan
fasilitas pada ruang makan
- Berganti pakaian
- Menghadiri briefing dan evaluasi karyawan
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

12Store Keeping Department - Menjaga dan mengatur persediaan atau stok


yang dimiliki perusahaan
- Mengatur inventaris barang yang masuk dan
keluar hotel
- Berganti pakaian
- Menghadiri briefing dan evaluasi karyawan
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

14. Engineering Department - Memelihara dan memperbaiki seluruh asset


perlengkapan mekanik dan elektronik di
Hotel Resort
- Mengelola listrik, gas, dan air
- Berganti pakaian
- Menghadiri briefing dan evaluasi karyawan
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

15. Security Department - Mengawasi dan mengatur keamanan hotel


- Mengawal tamu penting
- Mengamankan pihak yang dapat meresahkan
tamu hotel
- Mengawasi keluar masuknya kendaraan di
hotel
- Berganti pakaian
- Menghadiri briefing dan evaluasi karyawan

33
- Makan dan minum
- Menggunakan toilet

Gambar 2.8 Skema pola sirkulasi pengguna bangunan.

2.2.3 Fasilitas

Fasilitas hotel berbeda beda berdasarkan jenis hotel tersebut, dengan


syarat-syarat yang berbeda, sebagai berikut :

34
Klasifikasi dan kriteria hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada peraturan
Pemerintah, yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Klasifikasi hotel ditinjau
berdasarkan beberapa faktor, yaitu :

1. Hotel berdasarkan harga jual (sewa) dibedakan menjadi :

a. European plan hotel : hotel dengan biaya untuk harga kamar.

b. American plan hotel : hotel dengan perencanaan biaya termasuk harga


kamar dan harga makan, terbagi dua yaitu :

1) Full American plan (FAP) : harga kamar termasuk tiga kali


makan sehari (sarapan, makan siang, makan malam).
2) Modified American plan (MAP) : harga kamar termasuk dua kali
makan sehari, yaitu : kamar + makan pagi + makan siang, kamar
+ makan pagi + makan malam.
3) Continental plan hotel : hotel dengan perencanaan harga kamar
sudah termasuk dengan continental breakfast.

c. Bermuda plan hotel : hotel dengan perencanaan harga kamar yang sudah
termasuk dengan American breakfast

2. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran dibedakan menjadi :

a. Small hotel: hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar

b. Medium hotel: hotel sedang, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu:

1) Average hotel: jumlah kamar antara 150 sampai 299 kamar


2) Above hotel: jumlah kamar antara 300 sampai 600 kamar
3) Large hotel: hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600
kamar
3. Klasifikasi hotel berdasarkan asal usul dan latar belakang tamu yang menginap
dibedakan menjadi :

a. Family hotel: hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga


b. Business hotel: hotel untuk tamu berupa para pengusaha
c. Tourist hotel: hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik
domestic maupun luar negeri.

35
d. Transit hotel: hotel untuk tamu yang transit (singgah sementara)
e. Cure hotel : Hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan
atau penyembuhan penyakit
4. Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap dibedakan menjadi:

a. Transit hotel: hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam


b. Semi residential hotel: hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu
hari tetapi tetap dalam jangka waktu pendek berkisar dua minggu hingga
satu bulan
c. Residential hotel: hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar
paling sedikit satu bulan

5. Hotel berdasarkan lokasi dibedakan menjadi :

a. City hotel: hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian besar
yang menginap melakukan kegiatan bisnis

b. Urban hotel: hotel yang terletak di dekat kota

c. Suburb hotel: hotel yang terletak di pinggiran kota

d. Resort hotel: hotel yang terletak di daerah wisata, di mana sebagian besar
tamu yang menginap tidak melakukan usaha. Hotel resort berdasarkan
lokasinya dibagi atas:

1) Mountain hotel: hotel yang berada di pegunungan dengan


fasilitas khusus yang mendukung aktivitas sekitar pegunungan
seperti hiking.
2) Beach hotel: hotel yang berada di pinggir pantai dengan fasilitas
khusus yang mendukung aktivitas di pantai seperti watersport.
3) Lake hotel: hotel yang berada di tepi danau dengan fasilitas
khusus yang mendukung aktivitas di danau seperti watersport,
memancing, dan piknik.
4) Hill hotel : hotel yang berada di puncak bukit dengan fasilitas
tambahan: mengandung unsur adventure

36
5) Forest hotel: hotel yang berada di kawasan hutan lindung dengan
fasilitas yang mendukung aktivitas di hutan seperti api unggun
dan hiking
6) Airport hotel: hotel yang terletak di daerah bandar udara dengan
fasilitas yang mempermudah tamu yang menggunakan bandara,
seperti layanan travel dan rental mobil.

Di bawah ini merupakan ilustrasi klasifikasi hotel berdasarkan lokasi:

Gambar 2.9 Mountain hotel - Hotel Rosa Alpine by Gambar 2.10 Beach hotel - Amanyara Hotel by Aman
Aman Group Group
Sumber: Aman.com Sumber: Aman.com

37
Gambar 2.11 Lake hotel - Amanjena Resort by Aman Gambar 2.12 Hill hotel - Amanoi Hotel by Aman Group
Group Sumber: Aman.com
Sumber: Aman.com

Gambar 2.13 Forest Hotel - Aman Kyoto Hotel by Gambar 2.14 The Sheraton Milan Malpensa Airport
Aman Group hotel
Sumber: Aman.com Sumber: Archdaily.com

6. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Wujud Fisik

a. Produk nyata (tangible)

1) Lokasi : Letak bangunan yang dibutuhkan oleh para


wisatawan adalah lokasi yang sangat strategis dan memiliki
nilai-nilai ekonomis, seperti lokasi yang dekat dengan bandar
udara, pelabuhan, pusat kegiatan bisnis, stasiun kereta api,
kegiatan wisata sehingga memberikan memudahkan para tamu
untuk mencari kegiatan lain diluar hotel.

2) Fasilitas : Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan fisik


yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu hotel serta
dapat memudahkan para tamu melaksanakan kegiatannya selama
menginap di hotel tersebut. Berupa :

38
- Kamar dengan perlengkapannya seperti penghangat
ataupun pendingin ruangan, Televisi, Safe Deposit Box,
Air hangat dan dingin, Minibar, International Direct
Dialing telephone, adanya bathroom dengan bathtub dan
shower, Tea & Coffee making facility, Hair dryer.
- Kamar bagi orang cacat atau disable room.
- Restoran dan bar mempunyai jenis produk-produk
makanan dan berbagai merk minuman.
- Area bebas asap rokok dengan kelengkapannya.
- Pelayanan makanan dan minuman di dalam kamar.
- Ballroom atau aula.
- Brankas.
- Kolam renang.
- Fasilitas hiburan, seperti musik dan karaoke.
- Fasilitas taman bermain untuk anak-anak atau
playground.
- Fasilitas pengasuhan anak.
- Salon.
- Laundry dan dry cleaning atau binatu.
- Pusat kegiatan bisnis dan sekretaris.
- Toko obat atau toko yang menjual kebutuhan sehari-hari.
- Klinik kesehatan.
- Pusat kegiatan kebugaran.
- Kendaraan antar jemput.
- Fasilitas penukaran mata uang asing.
- Pelayanan memarkirkan kendaraan.
- Area parkir yang luas.

b. Produk tidak nyata (intangible)

Produk tidak nyata merupakan segala sesuatu kegiatan yang


berhubungan erat dengan pelayanan dan citra pembentuk suatu produk
dari hotel. Di usaha perhotelan dalam bentuk intangible (produk tidak
nyata) diberikan bersamaan dengan penjualan produk tangible (nyata).
Rasa sopan santun, rasa hormat, keramahtamahan dan bersahabat dari

39
seluruh karyawan merupakan suatu sifat yang sederhana tetapi sangat
membantu dalam pembentukan citra hotel.

Agar fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh hotel dapat berfungsi


dengan baik, maka disertai dengan pelayanan yang baik pula, adapun
pelayanan tersebut dapat berupa: perlakuan pelayanan yang diberikan
oleh pihak hotel, antara lain dapat juga berupa waktu bukanya suatu
fasilitas dan penyajian makanan dan minuman di restoran, serta
pelayanan kebersihan kamar. Sekarang ini persaingan usaha perhotelan
yang paling diminati adalah bagaimana cara hotel memberikan pelayanan
dan fasilitas yang terbaik.

7. Kriteria Hotel

a. Hotel Bintang Satu

Hotel bintang stau merupakan jenis hotel yang tergolong kecil


karena biasanya dikelola oleh pemiliknya langsung. Hotel bintang satu
biasanya terletak di kawasan yang ramai dan terdapat transportasi umum
yang dekat serta hiburan dengan harga yang tidak mahal. Adapun kriteria
antara lain :

1) Bedroom

- Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar


- Kamar mandi dalam
- Luas kamar standar, minimum 20m persegi

b. Hotel Bintang Dua

Hotel bintang dua biasanya terletak di lokasi yang mudah dicapai


artinya akses menuju lokasi hotel tersebut sangat mudah. Bangunannya
terawatt, bersih dan rapi serta lokasi beban polusi. Adapun kriterianya :

1) Kamar Tidur

- Jumlah kamar stadar, minimum 20 kamar


- Kamar suite minimum 1 kamar

40
- Kamar mandi dalam
- Kamar memiliki telepon dan televisi
- Luas kamar standar, minimum 22 m2
- Luas kamar suite, minimum 44 m2
- Pintu kamar dilengkapi dengan pengaman
- Tata udara dengan AC/ventilasi
- Kapasitas dengan maksimum 150 lux
- Ruang dilengkapi dengan tata udara dengan pengatur
udara
- Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai
- Tidak bising
- Terdapat jenela dengan tirai tidak tembus sinar luar
- Dalam tiap kamar ada kamar mandi minimum terdapat
satu stop kontak
- Dinding kamar mandi kedap air

2) Dining Room

- Standard luas 1,5 m2/tempat duduk


- Tinggi ruangan lebih dari 2,6 m
- Terdapat akses langsung dengan dapur
- Tata udara dengan/tanpa pengatur udara
3) Bar
- Standard luas 1,1 m2/tempat duduk
- Terdapat satu buah yang terpisah dengan restoran
- Dilengkapi perlengkapan mencuci dengan air
panas/dingin
4) Lobby
- Harus ada lobby
- Tata udara dengan AC/ventilasi
- Kapasitas penerangan minimum 150 lux

5) Sarana olahraga dan rekreasi

41
Minimum satu buah dengan alternatif pilihan: tenis, golf,
fitnes, billiard, jogging, taman bermain anak, olahraga air (misal
kolam renang).

6) Utilitas Penunjang

- Terdapat transportasi vertikal yang bersifat mekanis


- Ketersediaan air minum 300 liter/orang/hari
- Tata udara dengan /tanpa pengatur udara
- Terdapat ruang mekanik
- Komunikasi dengan telepon saluran dalam (house
phone), telepon lokal, interlokal
- Terdapat fasilitas sentral radio, carcall
- Terdapat alat deteksi kebakaran awal pada tiap ruang,
fire extinguisher, fire hydrant, pintu kamar tahan api
- Minimum terdapat satu ruang jaga
- Terdapat tempat penampungan sampah tertutup
- Terdapat saluran pembuangan air kotor

c. Hotel Bintang Tiga

Hotel bintang tiga berlokasi di dekat jalan tol, pusat bisnis dan
daerah perbelanjaan dengan menawarkan pelayanan terbaik, kamar yang
luas dan lobi yang penuh dekorasi. Para karyawan hotel yang bertugas
terlihat rapi dan professional. Di bawah ini merupakan kriteria ruangan
pada hotel bintang tiga :

1) Bedroom

- Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar


- Terdapat minimum 2 kamar suite
- Kamar mandi dalam
- Luas kamar standar, minimum 24 m2
- Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai
- Luas kamar suite, minimum 48 m2
- Kamar dilengkapi dengan pengatur AC dengan suhu
24℃

42
2) Dining Room

- Bila tidak berdampingan dengan lobi maka harus


dilengkapi dengan kamar mandi/WC sendiri
3) Bar
- Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi
dengan pengatur udara mekanik (AC) dengan suhu 24 ℃
- Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 meter

4) Ruang Fungsional

- Minimum terdapat satu buah pintu masuk yang terpisah


dari lobi dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah
kamar
- Dilengkapi dengan toilet apabila tidak ada satu lantai
dengan lobby
- Terdapat pre function room

5) Lobi

- Mempunyai luasan minimum 30 m2


- Dilengkapi dengan lounge
- Toilet umum minimum satu buah dengan perlengkapan
- Lebar koridor minimum 1,6 m

6) Fasilitas Penunjang

- Minimum terdapat apotek, bank, money changer, biro


perjalanan, airline agent, souvenir shop, perkantoran,
butik, salon
- Tersedia poliklinik
- Tersedia paramedis

7) Sarana Rekreasi dan Olahraga

- Minimum satu buah dengan pilihan: tenis, bowling, golf,


fitness, sauna, billiard, jogging, diskotik, taman bermain
anak

43
- Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan
kolam renang anak
- Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat dipilih dari
alternatif berperahu, menyelam, selancar, atau ski air
- Sarana rekreasi untuk hotel di gunung dapat dipilih dari
alternatif hiking, berkuda, atau berburu
8) Utilitas
- Terdapat transportasi vertikal yang bersifat mekanis
- Ketersediaan air minum 500 liter/orang/hari
- Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin
- Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal
- Tersedia PABX
- Dilengkapi dengan sentra video/TV, radio, paging,
carcall

d. Hotel Bintang Empat

Hotel bintang empat sudah termausk hotel yang berkelas dengan


para karyawan dan staff yang lebih professional dalam melayani tamu
yang dating. Pegawai juga dibekali informasi mengenai pariwisata di
sekitar hotel. Hotel ini memiliki bangunan yang cukup besar dekat
dengan pusat perbelanjaan, restoran dan hiburan. Pelayananya pun diatas
rata-rata sehingga tamu akan puas apabila menginap. Berikut merupakan
kriteria ruangan pada hotel bintang empat:

1) Bedroom

- Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar


- Memiliki minimum 3 kamar suite
- Kamar mandi dalam
- Luas kamar standar, minimum 24 m2
- Luas kamar suite, minimum 48 m2
- Memiliki lobby dengan luas minimum 100 m2
- Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai
- Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam
bedroom

44
- Kamar mandi dilengkapi dengan instalasi air
panas/dingin

2) Dining Room

- Memiliki toilet umum


- Mempunyai minimum 2 buah dining room, salah satunya berupa
coffee shop

3) Bar

- Mempunyai ketentuan minimum seperti hotel bintang 3

4) Ruang Fungsional

- Mempunyai ketentuan ruang minimum seperti hotel bintang 3

5) Lobby

- Mempunyai luasan minimum 100 m2


- Terdapat dua toilet umum untuk pria dan tiga toilet untuk wanita
dengan perlengkapannya

6) Drug Store

- Mempunyai ketentuan minimum seperti hotel bintang 3

7) Sarana rekreasi dan olahraga

- Sama pada hotel bintang 3 ditambah dengan bar / night club


kedap suara dengan AC dan toilet

8) Utilitas Penunjang

- Terdapat transportasi vertikal yang bersifat mekanis


- Ketersediaan air minum 700 liter/orang/hari
- Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin

e. Hotel Bintang Lima

45
Hotel bintang lima adalah hotel termewah dengan fasilitas
tambahan serta pelayanan multibahasa yang tersedia. Hotel bintang lima
memegang prinsip bahwa tamu nomor satu sehingga ketika tamu dating
disambut di pintu masuk hotel, diberikan welcome drink dan ketika di
kamar diberikan daftar makanan.

Adapun kriteria hotel ini yaitu :

1) Bedroom

- Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar


- Terdapat minimum 4 kamar suite
- Memiliki kamar mandi pribadi di dalam kamar
- Luas kamar standar, minimum 52 m2
- Tempat tidur dan perabot di dalam kamar kualitas no 1
- Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai
- Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam
bedroom

2) Dining Room

- Mempunyai minimum 3 buah dining room, salah


satunya dengan spesialis makanan
(Japanese/Chinese/European food)
- Terdapat restoran dengan layanan antar ke kamar 24
jam dalam seminggu

3) Bar

- Mempunyai ketentuan minimum seperti hotel bintang 4

4) Ruang Fungsional

- Mempunyai ketentuan minimum seperti hotel bintang 4

5) Lobby

- Mempunyai ketentuan minimum seperti hotel bintang 4

46
6) Drug Store

- Mempunyai ketentuan minimum seperti hotel bintang 4

7) Sarana Rekreasi dan Olahraga

- Sama dengan hotel bintang 4 ditambah dengan area


bermain anak minimum ayunan atau ungkit (children
playground)
- Terdapat pusat kebugaran, valet parking, dan service dari
concierge dengan pengalaman matang.

8) Utilitas Penunjang

- Terdapat transportasi vertical yang bersifat mekanis


- Ketersediaan air minum 700 liter/orang/hari
- Dilengkapi dengan instalasi air panas/dinging
- Dilengkapi dengan sntra video, music, teleks, radio,
carcall

2.2.4 Program Ruang

Secara umum organisasi ruang pada bangunan Hotel terbagi menjadi lima
zona/area berdasarkan kehadiran publik dan unit hunian hotel. Zona-zona tersebut antara
lain :

1) Zona Publik
2) Zona Semi Publik
3) Zona Semi Privat
4) Zona Private
5) Zona Pelengkap

Selain itu, susunan organisasi ruang pada dasarnya, memiliki kesamaan, karena
setiap hotel mempunyai pelayanan yang sama yaitu pelayanan penginapan, makan dan
minum. Menurut Walter Rutes and Richard Penner dalam buku Hotel Planning and
Design, 1985, hal 257, membedakan organisasi ruang hotel menurut fungsinya, terdiri
dari:

1) Pembagian organisasi ruang menurut fungsinya

47
Pembagian organisasi hotel menurut fungsinya dapat dirinci sebagai berikut:

- Public Space, merupakan kelompok ruang umum termasuk lobby utama,


front office dan function room.

- Consession and rentable space, merupakan kelompok ruang yang


disewakan untuk melayani keperluan tamu hotel dan juga usaha bisnis
lainnya yang terpisah dari kegiatan hotel.

- Food and Beverage Store Space, kelompok ruang yang melayani bagian
makan dan minum bagi tamu yang menginap maupun yang tidak menginap.
Termasuk kelompok ini adalah restaurant, coffee shop, bar, kitchen dan
gudang.

- General service space, kelompok ruang pelayanan secara umum meliputi


bagian penerimaan (receiving) storage empoyee’s room, employee dining
room, laundry, linen room, house keeping dan maintenance.

- Guest Room Service, kelompok yang terdiri dari atas ruang tidur bagi tamu
yang menginap, dilengkapi fasilitas untuk ruang tidur, toilet, koridor, lift dan
perlengkapan lainnya.

- Recreation and Sport Space, kelompok fasilitas rekreasi olahraga yang


biasanya diproritaskan untuk para tamu hotel yang memerlukannya dan
ruang ini ternuka untuk masyarakat luar.

2) Pembagian organisasi ruang menurut sifat

Pembagian organisasi ruang menurut sifat dari ruangannya adalah


sebagai berikut:

- Public Room, kelompok ruang yang dipakai untuk keperluan umum seperti
lobby utama, front office, restaurant, recreation, and sport centre, function
room, dan rentable room.

- Bedroom, kelompok ruang tidur para tamu dengan fasilitas dan


perlengkapannya.

48
- Service room, kelompok ruang yang sifatnya melakukan pelayanan, yaitu
kitchen, laundry, linen, general store, house keeping dan maintenance.

Di dalam menentukan besaran ruang masing-masing kegiatan yang ada, maka


dipakai acuan atau pedoman standar perencanaan dengan mengacu pada :

1. SK Dinas Pariwisata No. 14/U/1988 (SK)


2. Hotel and penginapan Planning Design and Refurbishment (HRP)
3. Ernest Neufert, Data Arsitek (DA)
4. Time Saver Standard of Bulding Types (TSS)
5. Studi Banding (SB)

Di dalam menghitung program ruang suatu kawasan maka perlu memperhatikan


tentang sirkulasi flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan, yaitu :

1. 5-10% : standar minimum


2. 20% : kebutuhan keleluasaan sirkulsi
3. 30% : kebutuhan kenyamanan fisik
4. 40% : tuntutan kenyamanan psikologis
5. 50% : tuntutan kenyamanan spesifik kegiatan
6. 70%-100% : keterkaitan dengan banyak kegiatan

(Sumber : Time Saver Standard of Building Type 2 nd Edition)

Tabel 2.10 Program Ruang

49
50
51
52
53
54
55
56
57
3) Diagram Kedekatan Ruang

58
Gambar 2. 15 Diagram Kedekatan Ruang

2.2.5 Sistem Struktur, Utilitas, dan Pengendalian Iklim

a. Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan pada hotel berbintang tiga di kawasan


sekitar Candi Ijo ini meliputi sistem struktur pondasi, struktur lantai, dan struktur
kolom. Berikut penjabaran tentang ketiga sistem struktur tersebut:

1) Struktur Pondasi

Struktur pondasi harus diperhitungkan mampu menjamin kinerja


bangunan sesuai fungsinya dan dapat menjamin kestabilan bangunan
terhadap berat sendiri, beban hidup, dan gaya-gaya luar seperti tekanan
angin dan gempa termasuk stabilitas lereng apabila didirikan di lokasi
yang berlereng.

59
2) Struktur Lantai

Struktur lantai beton, lantai beton yang diletakkan langsung di


atas tanah, harus diberi lapisan pasir di bawahnya dengan tebal
sekurang-kurangnya 5 cm, dan lantai kerja dari beton tumbuk setebal 5
cm, bagi pelat-pelat lantai beton bertulang yang mempunyai ketebalan
lebih dari 10 cm dan pada daerah balok (¼ bentang pelat) harus
digunakan tulangan rangkap, kecuali ditentukan lain berdasarkan hasil
perhitungan struktur.

3) Struktur Kolom

Struktur kolom beton bertulang, kolom beton bertulang yang


dicor di tempat harus mempunyai tebal minimum 15 cm diberi tulangan
minimum 4 buah Ø 12 mm dengan jarak sengkang maksimum 15 cm,
selimut beton bertulang minimum setebal 2,5 cm, Mutu bahan dan
kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI yang
dipersyaratkan.

b. Sistem Utilitas
1) Sistem Jaringan Air bersih
Kebutuhan air bersih pada hotel ini dari jaringan air bersih yang
bersumber dari sumur artesis dan PDAM daerah setempat, yang
kemudian diolah dengan menggunakan berupa down feed dan up feed.

60
Gambar 2.16 Skema air bersih

2) Sistem Pembuangan Air Kotor

Sistem pembuangan air kotor dari dapur dan lavatory sebelum


dibuang ke riol kawasan harus diproses dahulu melalui water treatment
sehingga tidak mencemari lingkungan. Saluran drainase kawasan
dipersiapkan dengan mengikuti pola kawasan. Sedangkan air buangan
dari KM/WC ditampung dalam bak resapan kemudian disalurkan menuju
riol kawasan.

Gambar 2.17 Skema air kotor

61
3) Sistem Jaringan Listrik

Sumber tenaga listrik utama yang digunakan adalah dari PLN


dengan menggunakan panel-panel penghubung yang disalurkan ke
seluruh bagian ruangan yang terdiri dari panel utama (Main Distribution
Panel) dan beberapa panel sekunder (Sub Distribution Panel). Untuk
energi listrik cadangan menggunakan generator set dengan automatic
switch system untuk menggantikan peran PLN ketika listrik padam.

4) Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah dilakukan secara manual dengan


membuang sampah yang terkumpul setiap harinya dan diangkut menuju
pembuangan kawasan dan kemudian dilanjutkan ke pembuangan akhir.

5) Sistem Pemadam Kebakaran

Untuk menghindari dari bahaya kebakaran, bangunan Hotel


perlu dilengkapi dengan adanya sistem pemadam kebakaran,
diantaranya:

- Smoke detector, yaitu alat pendeteksi asap yang ditempatkan


pada temperatur 40˚ - 50˚ Celcius
- Gas detector, yaitu alat pendeteksi adanya gas yang akan
menyebabkan kebakaran
- Heat detector, yaitu alat pendeteksi yang akan bekerja bila terjadi
kenaikan temperatur mencapai 60˚ - 70˚ Celcius.
- Sprinkler, yaitu alat yang akan bekerja jika suhu ruangan
mencapai 60˚ - 70˚ Celcius.
- Penutup kaca sprinkler akan pecah dan menyemburkan air.
- Fire Extinguisher, yaitu sebuah tabung yang berisi zat kimia,
penempatannya setiap 20 – 25 meter.

Hydrant, sebuah alat pemadam kebakaran dengan luas pelayanan


800 m2. Ada dua jenis hydrant: Fire Hydrant, memiliki jarak maksimum
30 m, ditempatkan pada koridor yang mudah dicapai; Pylar Hydrant,

62
memiliki jarak maksimum 100 m, ditempatkan pada halaman yang
mudah dicapai

6) Sistem Telekomunikasi

Perencanaan meliputi sistem komunikasi internal dan eksternal.


Komunikasi internal menggunakan sistem PABX dan intercom untuk
komunikasi dalam satu bangunan maupun antar bangunan. Sedangkan
komunikasi eksternal pada bangunan pengelola terdapat telepon yang
dilengkapi dengan fasilitas internet dan faximile dalam rangka
pendistribusian informasi dengan cepat.

7) Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir harus dipasang pada bangunan-bangunan yang


tinggi, minimum bangunan 2 lantai (terutama yang paling tinggi di antara
sekitarnya). Ada beberapa sistem instalasi penangkal petir yaitu sistem
franklin, faraday, dan thomas (radioaktif).

8) Sistem Keamanan

Pengamanan dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamanan


secara manual yaitu dilakukan oleh petugas keamanan dan pengamanan
secara otomatis yaitu dengan menggunakan CCTV pada tempat-tempat
yang membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi.

9) Sistem Transportasi Vertikal

Terdapat beberapa sistem transportasi vertikal yang dapat


diaplikasikan, diantaranya adalah tangga, ramp, eskalator atau lift. Untuk
hotel ini menggunakan lift, tangga, dan ramp.

2.2.6 Studi Preseden

63
Gambar 2.18 Katamama Boutique Hotel Bali

Arsitek : Andra Matin


Luas Tapak :65000 m²
Tahun : 2015

64
Lead Architect : Andra Matin

Mechanical & Electrical Engineer : PT Aman Pratama Consultants

Landscape Constructor : Larch Studio

Builder : PT Isa Development

Preseden yang dipilih adalah Katamama Hotel yang terletak di kota Jl. Petitenget
No.51B, Seminyak, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Katamama Hotel
menjadi sebuah preseden karena fungsi yang memenuhi kriteria sebagai hotel butik dan
memiliki luas area yang hampir mendekati dengan tapak perancangan Sukajadi SAA 52.
Dasar pertimbangan selanjutnya adalah usungan tema dan fungsi hotel yang kontekstual
dengan budaya lingkungan sekitar dan penggunaan material alami sebagai elemen pada
bangunan.

Gambar 2.19 Interior Kamar

65
Gambar 2.20 Fasilitas Kamar

Elemen desain kontemporer mengacu pada gaya hidup Bali dan taman hijau subur yang
mencerminkan keindahan alam. Eksterior Katamama mengambil isyarat dari praktik tri-angga
bangunan Bali, sebuah konsep di mana struktur ruang mencerminkan harmoni antara bangunan
dan penghuninya.

Katamama memiliki lobi tinggi yang memungkinkan para tamu untuk melihat kolam
renang dan lanskap sekitarnya. Kamar-kamar yang menempati lantai bawah dirancang seprivat
mungkin, dengan pemandangan taman pribadi yang terpencil. Visinya untuk bangunan itu adalah
untuk memungkinkan para tamu melihat sudut lanskap yang berbeda dari setiap tingkat hotel.

2.3 Permasalahan Perancangan

Dalam proses perancangan, diawali dengan mengidentifikasi masalah pada tapak,


sehingga gubahan dan tata massa, orientasi, perencanaan struktur dan utilitas, pemilihan material
pada objek yang dibangun merupakan respon dari permasalahan yang ada. Permasalahan
dikerucutkan menjadi S.W.O.T, yang membantu proses perancangan dalam menonjolkan potensi
yang baik serta mengurangi kendala yang akan terjadi. Perancangan bangunan mengedepankan
harmonisasi dengan lingkungan sekitar. Ditinjau dari daerah tersebut, terdapat landmark yakni
mall PVJ. Selain membangun harmonisasi dengan bangunan landmark, harmonisasi dengan

66
daerah penduduk dan perumahan, serta pertokoan yang bersandingan dengan pasar tradisional
juga harus dibangun, sehingga bangunan yang dirancang tetap tidak merugikan bangunan sekitar.

Permasalahan yang kemudian harus dihadapi adalah bagaimana merencanakan siteplan


yang baik, menyediakan jalan masuk dan keluar kendaraan terbaik agar tidak menciptakan
kemacetan baru di daerah Sukajadi. Dapat diketahui bahwa kemacetan memiliki dampak polusi
udara dan suara, maka dari itu, di dalam perancangan hotel harus mempertimbangkan upaya
pengendalian polusi udara dan suara, sehingga kenyamanan penghuni hotel tetap terjaga.

hotel butik diharapkan dapat menunjang kebutuhan utama penggunanya, yakni


menyediakan fungsi-fungsi rekreasi seperti restoran, lounge, spa, gym, swimming pool, dan
fasilitas yang menunjang kegiatan refreshing di dalam kamar. Selain itu, diharapkan hotel butik
dapat menciptakan suasana baru untuk memberi penyegaran terhadap tamu yang datang.
Diharapkan perancangan hotel ini, disamping dapat memberi pengalaman baru bagi tamu, juga
dapat turut menunjang perekonomian penduduk sekitar serta menjadi ikon baru daerah Sukajadi.

2.4 Tema Perancangan

Hotel Butik yang memiliki fungsi sebagai tempat beristirahat diharapkan juga mampu
menampilkan ciri khas budaya setempat yaitu budaya Sunda. Hotel Butik ini dirancang
berdasarkan fungsi, kesesuaian tapak dan konsep utama dari Hotel Butik sehingga bangunan yang
dirancang dapat mengenalkan budaya sunda melalui tema “Cerita Rakyat Sunda”

Pada proses perancangan di dalam SAA 52, penulis memilih tema seni/budaya sebagai
tema besar. Tema perancangan yang diangkat adalah “Cerita Rakyat Sunda”.

67
BAB III

KONSEP PERANCANGAN

3.1 Tema Perancangan

Tema perancangan yang diangkat adalah “Cerita Rakyat Sunda”. Dasar pertimbangan
dari pemilihan tema adalah menciptakan setiap sudut hotel sebagai ‘eksibisi kecil’ dari cerita
rakyat sunda, ‘menceritakan’ kepada tamu hotel beragam legenda dan dongeng Sunda sehingga
terbentuk sense of place yang beragam melalui pemilihan material, desain interior, dan fasad
bangunan.
Setiap tipe unit kamar memiliki nama seperti cerita rakyat Sunda, yang kemudian dari
cerita rakyat tersebut dapat membentuk tema yang berbeda di setiap kamar.
a. Tangkuban Prahu Suites
- Elemen dinding kamar membentuk relief cerita rakyat tangkuban prahu,
- View kamar dihadapkan ke arah gunung tangkuban prahu,
- Letak kamar di lantai tertinggi, memiliki private garden dan menciptakan point of
view berada di puncak tertinggi seperti gunung sehingga tamu ‘masuk’ ke dalam
cerita rakyat.
b. Talaga Warna Suites
- Kamar mandi memiliki view kolam ikan sebagai analogi dari sebuah telaga,
- Memiliki private pool pada teras.
c. Kasarung Suites
- Elemen kamar menciptakan ambience seperti berada di hutan,
- Jacuzzi berada di tengah taman dengan suasana tropis.

3.2 Pendekatan Perancangan

Pendekatan perancangan menggunakan pendekatan arsitektur perilaku. Arsitektur


Perilaku merupakan arsitektur yang dirancang untuk manusia yang menggunakan bangunan
tersebut dengan memperhatikan aspek-aspek perilaku manusia didalamnya, dimana tidak hanya
mengedepankan kebutuhan dasar manusia (tidur dan makan) untuk diakomodasi di dalam
rancangan, tetapi juga kebutuhan emosional.
Dalam proses perancangan, mengacu pada teori perilaku spasial sebagai berikut:
1. Antropometri : Perhitungan dari ukuran-ukuran tubuh manusia.

68
Penerapan pada perancangan: Setiap ruang dan sirkulasi tidak diciptakan dengan
ukuran minimal antropometri demi kenyamanan ruang gerak pengguna
bangunan.
2. Proksemik : Jarak antar manusia yang dianggap paling ideal untuk melakukan
interaksi sosial.
3. Privasi : Ruang personal yang dimiliki oleh setiap orang. Ruang personal
mengatur seberapa dekat kita berinteraksi dengan orang lain, berpindah, bergerak
bersama kita, dan meluas serta mengecil menurut di mana kita berada.
Penerapan pada perancangan: Kamar-kamar dengan privasi terjaga, seolah-olah
tidak memiliki tetangga, terdapat fasilitas yang dimiliki oleh sebuah rumah.

4. Teritorialitas: Teritorialitas merupakan suatu proses berdasarkan kelompok,


sedangkan ruang personal lebih kepada individu. Meskipun, di dalam beberapa
penelitian, ruang personal juga dapat dimiliki oleh kelompok.
Penerapan pada perancangan: Menciptakan ruang dengan fungsi memberi
experience lebih kepada tamu, seperti art gallery, ruang komunal, perpustakaan.

3.3 Konsep Bentuk Massa dan Tampilan Bangunan

Gambar 3.1 Perspektif Mata Burung

69
Bentuk bangunan dari hasil rancangan merupakan respon pada bentuk tapak, sekaligus mencapai
tujuan untuk menangkap view perkotaan dan menciptakan kenyamanan tamu yang menginap. Respon
pada tapak mengacu pada pemanfaatan sisi tapak yang mengerucut di selatan menjadi area drop off,
pemanfaatan sisi utara yang menghadap tembok pembatas dengan meletakkan hanya 2 lantai bangunan,
untuk menghindari view yang terblok dengan bangunan tetangga. Sisi utara yang tidak menyediakan view
baik juga dimanfaatkan sebagai area keluar basement, servis, dan utilitas.
Bentuk fasad yang didominasi oleh lengkungan memiliki tujuan untuk menciptakan bangunan
yang menangkap view perkotaan yang tak terbatas.

3.4 Konsep Tata Ruang

Pembagian zonasi ruang pada butik hotel mengacu pada kedekatan ruang berdasarkan
tipe fungsi dan tingkat privasinya.

Gambar 3.2 Diagram Kedekatan Ruang

70
Gambar 3.3 Pembagian Lantai Berdasarkan Fungsi Ruang

Pada diagram di atas, kedekatan ruang dibagi menjadi erat, kurang erat, dan tidak erat.
Ruangan dengan fungsi rekreasi dan komersil, diletakkan dekat dengan ruang penerima dan ruang
publik sehingga mempermudah sirkulasi tamu terutama untuk tamu yang tidak menginap. Fungsi
rekreasi diletakkan di lantai 1 dan 2.
Ruangan dengan fungsi untuk mengakomodasi kegiatan menginap diletakkan terpisah
dengan ruang rekreasi dan ruang publik untuk menjaga privasi tamu yang menginap dan untuk
menciptakan kenyamanan ruang dari segi visual dan pendengaran (dijauhkan dari kebisingan),
maka dari itu, ruang-ruang kamar diletakkan pada lantai 3 sampai dengan lantai 5.
Ruangan dengan fungsi servis seperti dapur diletakkan sangat jauh dengan ruang
penerima dan ruang kamar, dengan tujuan menjaga kenyamanan pengunjung dari aktivitas keluar
masuk barang dan aktivitas bising yang ditimbulkan di dapur. Dapur dekat dengan restoran dan
kolam renang untuk memudahkan sirkulasi pengantaran makanan untuk tamu yang memesan.
Ruangan dengan fungsi servis di bidang yang berhubungan dengan tamu seperti front
office dan kantor diletakkan dekat dengan ruang penerima atau lobi untuk memudahkan
komunikasi antar pengelola hotel dan tamu yang berkepentingan.

3.5 Konsep Perancangan tapak

71
Gambar 3.4 Rencana Tapak

72
Gambar 3.5 Tampak Sirkulasi Kendaraan

Sistem keluar masuk kendaraan menyesuaikan pada arus lalu lintas kendaraan searah
menuju selatan. Untuk mempermudah sistem drop-off yang mengharuskan kursi penumpang
depan mobil berhadapan tepat dengan teras atau lobi hotel, sirkulasi masuk kendaraan masuk
melalui sisi selatan dan keluar melalui sisi utara.

3.6 Struktur dan Konstruksi

Sistem struktur yang digunakan pada hotel butik ini meliputi sistem struktur pondasi,
struktur lantai, dan struktur kolom. Berikut penjabaran tentang ketiga sistem struktur tersebut :
a. Struktur Pondasi

Struktur pondasi harus diperhitungkan mampu menjamin kinerja bangunan sesuai


fungsinya dan dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup,
dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin dan gempa termasuk stabilitas lereng apabila
didirikan di lokasi yang berlereng.

b. Struktur Lantai

Struktur lantai beton, lantai beton yang diletakkan langsung di atas tanah, harus
diberi lapisan pasir di bawahnya dengan tebal sekurang-kurangnya 5 cm, dan lantai kerja
dari beton tumbuk setebal 5 cm, bagi pelat-pelat lantai beton bertulang yang mempunyai
ketebalan lebih dari 10 cm dan pada daerah balok (¼ bentang pelat) harus digunakan
tulangan rangkap, kecuali ditentukan lain berdasarkan hasil perhitungan struktur.

c. Struktur Kolom

Struktur kolom beton bertulang, kolom beton bertulang yang dicor di tempat
harus mempunyai tebal minimum 60 cm diberi tulangan minimum 4 buah Ø 12 mm
dengan jarak sengkang maksimum 15 cm, selimut beton bertulang minimum setebal 2,5
cm, Mutu bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI yang
dipersyaratkan.

3.7 Kelengkapan Bangunan dan Utilitas

a. Sistem Jaringan Air bersih

73
Kebutuhan air bersih pada hotel ini dari jaringan air bersih yang bersumber dari
sumur artesis dan PDAM daerah setempat, yang kemudian diolah dengan menggunakan
berupa down feed dan up feed.

Gambar 3.6 Skema air bersih

b. Sistem Pembuangan Air Kotor

Sistem pembuangan air kotor dari dapur dan lavatory sebelum dibuang ke riol
kawasan harus diproses dahulu melalui water treatment sehingga tidak mencemari
lingkungan. Saluran drainase kawasan dipersiapkan dengan mengikuti pola kawasan.
Sedangkan air buangan dari KM/WC ditampung dalam bak resapan kemudian disalurkan
menuju riol kawasan.

Gambar 3.7 Skema air kotor

c. Sistem Jaringan Listrik

74
Sumber tenaga listrik utama yang digunakan adalah dari PLN dengan
menggunakan panel-panel penghubung yang disalurkan ke seluruh bagian ruangan yang
terdiri dari panel utama (Main Distribution Panel) dan beberapa panel sekunder (Sub
Distribution Panel). Untuk energi listrik cadangan menggunakan generator set dengan
automatic switch system untuk menggantikan peran PLN ketika listrik padam.

d. Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah dilakukan secara manual dengan membuang sampah


yang terkumpul setiap harinya dan diangkut menuju pembuangan kawasan dan kemudian
dilanjutkan ke pembuangan akhir.

e. Sistem Pemadam Kebakaran

Untuk menghindari dari bahaya kebakaran, bangunan Hotel perlu dilengkapi


dengan adanya sistem pemadam kebakaran, diantaranya :

➔ Smoke detector, yaitu alat pendeteksi asap yang ditempatkan pada temperatur 40˚
- 50˚ Celcius
➔ Gas detector, yaitu alat pendeteksi adanya gas yang akan menyebabkan
kebakaran
➔ Heat detector, yaitu alat pendeteksi yang akan bekerja bila terjadi kenaikan
temperatur mencapai 60˚ - 70˚ Celcius.
➔ Sprinkler, yaitu alat yang akan bekerja jika suhu ruangan mencapai 60˚ - 70˚
Celcius.
➔ Penutup kaca sprinkler akan pecah dan menyemburkan air.
➔ Fire Extinguisher, yaitu sebuah tabung yang berisi zat kimia, penempatannya
setiap 20 – 25 meter.

Hydrant, sebuah alat pemadam kebakaran dengan luas pelayanan 800 m2. Ada
dua jenis hydrant: Fire Hydrant, memiliki jarak maksimum 30 m, ditempatkan pada
koridor yang mudah dicapai; Pylar Hydrant, memiliki jarak maksimum 100 m,
ditempatkan pada halaman yang mudah dicapai

f. Sistem Telekomunikasi

Perencanaan meliputi sistem komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi


internal menggunakan sistem PABX dan intercom untuk komunikasi dalam satu

75
bangunan maupun antar bangunan. Sedangkan komunikasi eksternal pada bangunan
pengelola terdapat telepon yang dilengkapi dengan fasilitas internet dan faximile dalam
rangka pendistribusian informasi dengan cepat.

g. Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimum


bangunan 2 lantai (terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya). Ada beberapa sistem
instalasi penangkal petir yaitu sistem franklin, faraday, dan thomas (radioaktif).

h. Sistem Keamanan

Pengamanan dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamanan secara manual yaitu
dilakukan oleh petugas keamanan dan pengamanan secara otomatis yaitu dengan
menggunakan CCTV pada tempat-tempat yang membutuhkan tingkat keamanan yang
tinggi.

i. Sistem Transportasi Vertikal

Terdapat beberapa sistem transportasi vertikal yang dapat diaplikasikan,


diantaranya adalah tangga, ramp, eskalator atau lift. Untuk hotel ini menggunakan lift,
tangga, dan ramp.

76
BAB IV

HASIL PERANCANGAN

4.1 Daftar Ruang dan Luas Bangunan

KLB/FAR : Luas Lantai max ijin berdasarkan KLB : (m²)


Luas Lantai minimal (80% dari luas lantai izin): (m²)

Tabel 4.1 Daftar Ruang dan Luas Bangunan

No Lantai Luas Efektif (m²) Sirkulasi (m²) Total (m²)

1 Lantai Basement 1.500 1.717

2 Lantai 1 1677 40 1.717

3 Lantai 2 1677 40 1.717

4 Lantai 3 1600 77 1.717

5 Lantai 4 740 419 1159

6 Lantai 5 400 140 540

Total 8.567

4.2 Gambar Kerja

4.2.1 Rencana Blok

77
Gambar 4.1 Rencana Blok

4.2.2 Rencana Tapak

78
Gambar 4.2 Rencana Tapak

4.2.3 Denah

79
Gambar 4.3 Denah Lantai Basement

80
Gambar 4.4 Denah Lantai Dasar

81
Gambar 4.5 Denah Lantai 2

82
Gambar 4.6 Denah Lantai 3

83
Gambar 4.7 Denah Tipikal Lantai 4 dan 5

4.2.4 Tampak

Gambar 4.8 Tampak A

84
Gambar 4.9 Tampak B

4.2.5 Potongan

Gambar 4.10 Potongan A-A

85
Gambar 4.11 Potongan B-B

4.2.6 Potongan Prinsip dan Detail

86
Gambar 4.12 Potongan Prinsip

87
Gambar 4.13 Detail Struktur Kolom

88
Gambar 4.14 Detail Kusen Pintu Kamar Suite

4.3 Diagram

4.3.1 Sistem Struktur

89
Gambar 4.15 Sistem Struktur

4.3.2 Sistem Utilitas

90
Gambar 4.16 Sistem Utilitas

91
DAFTAR PUSTAKA

https://www.archdaily.com/947975/hotel-somiatruites-xavier-andresarquitecte/5f6389d263c017c8
ec0000e9-hotel-somiatruites-xavier-andresarquitecte-south-facade?next_project=no

https://www.archdaily.com/947071/with21-boutique-hotel-jupiter-andmars/5f54fc74b35765fa560
0057b-with21-boutique-hotel-jupiter-and-marssection?next_project=no

https://www.archdaily.com/948548/bermonds-locke-hotel-hollowayli/5f7113fa63c017c2620002f1
-bermonds-locke-hotel-holloway-li-ground-floorplan?next_project=no

http://repository.unika.ac.id/15415/5/13.11.0055%20LTP%20Mayrosi%20Wahyu
%20Aji%20BAB%20IV.pdf

http://eprints.undip.ac.id/49706/7/Myrta_Mayadiva_A.D_(21020112140161)_BA B_VI.pdf

http://eprints.undip.ac.id/56059/6/BAB_V.pdf

https://travelingyuk.com/objek-wisata/paris-van-java/4348

https://www.academia.edu/6779570/UTILITAS_HOTEL_AMARIS_YOGYAKA RTA

92
93

Anda mungkin juga menyukai