Anda di halaman 1dari 116

KINERJA APARATUR DESA DALAM PELAYANAN

PUBLIK DI DESA NUPABOMBA KECAMATAN


TANANTOVEA KABUPATENDONGGALA

THE PERFORMANCE OF THE NUPABOMBA


VILLAGE APPARATUS TANANTOVEA DISTRICT
DONGGALA DISTRICT IN PUBLIC SERVICE

Oleh:

DIAN

MENTARI
B 101 18 047

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar sarjana
Administrasi Publik pada fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas
tadulako

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK JURUSAN ILMU


ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
ILMU POLITIKUNIVERSITAS TADULAKO
PALU
TAHUN
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERNYATAAN MAHASISWA iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
KATA PENGANTAR ix
ABSTRAK xii
ABSTRACT xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian 9
1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 9
1.3.1 Tujuan penelitian 9
1.3.2 Kegunaan penelitian 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ALUR PIKIR 11
2.1 Tinjauan Pustaka 11
2.1.1 Penelitian terdahulu 11
2.2 Landasan teoritis dan kepustakaan yang relevan 14
2.2.1 Pengertian Administrasi publik 14
2.2.2 Kinerja 15
2.2.3 Pelayanan Publik 20
2.2.4 Kualitas pelayanan publik 22
2.2.5 Kinerja dan falsafah kinerja 23
2.2.6 Pengaruh Kinerja Terhadap Lingkungan Kerja 27

iv
2.2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja: 27
2.2.8 Indikator kinerja 32
2.2.9 Hubungan lingkungan kerja dan kinerja 33
2.2.10 Pemerintah Desa 34
2.3 Alur pikir 36
BAB III METODE PENELITIAN 38
3.1 Dasar Dan Tipe Penelitian 38
3.1.1 Tipe Penelitian 38
3.2 Definisi Konsep 38
3.3 Jenis Data 40
3.3.1 Data primer 40
3.3.2 Data sekunder 40
3.4 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data 41
3.4.1 Sumber data 41
3.4.2 Teknik pengumpulan data 42
3.5 Instrument Penelitian 43
3.6 Analisis Data 44
3.7 Penentuan Lokasi Penelitian 46
3.8 Waktu Dan Jadwal Penelitian 46
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH/LOKASI PENELITIAN 48
4.1 Deskripsi Wilayah 48
4.1.1 Sejarah Singkat Desa Nupabomba 48
4.1.2 Kondisi Umum Desa 49
4.1.3 Keadaan Geografis Kelurahan Nupabomba 50
4.2 Keadaan Sosial Penduduk 52
4.2.1 Jumlah Penduduk 52
4.2.2 Kondisi Sosial Budaya, Ekonomi Dan Agama 53

v
4.3 Struktur Organisasi, Visi Misi Dan Tujuan, Keadaan Pegawai Kantor
Kelurahan Nupabomba.
59
4.2.1 Struktur Organisasi 60
4.4 Visi Misi Dan Tujuan Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea Kabupaten
Donggala
60
4.4 Keadaan Pegawai 62
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 67
5.1 Kinerja Aparatur Desa Nupabomba 67
5.2 Efektifitas dan efisiensi 69
5.3 Otoritas Dan Tanggung Jawab 72
5.4 Disiplin 76
5.5 Inisiatif 80
BAB VI PENUTUP 85
DAFTAR PUSTAKA 97
A. BUKU 97
B. JURNAL SKRIPSI DAN SUMBER LAIN 98
C. RUJUKAN ELETRONIK 1
D. DOKUMEN DAN PERUNDANG UNDANGAN 1
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matrix persamaan dan perbedaan penelitian 10

Tabel 1 Rekapitulasi pendataan jumlah penduduk 54

Tabel 2. Kondisi ekonomi sektor pertanian 55

Tabel 3 Sektor peternakan 57

Tabel 4 Sektor industry 59

Tabel 5 Sektor jasa 59

Tabel 6 Sektor Perdagangan 58

Tabel 7 Jasa angkutan ojek 59

Tabel 8 Kondisi agama 60

Tabel 9 Sarana peribadatan masyarakat 66

Tabel 10 Sarana dan prasarana kantor desa 66

Tabel 11 Sarana transportasi yang ada di desa Napubomba 66

Tabel 12 Sarana olahraga . 67

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Alur pikir 45

Gambar 2.2 Skema analisis data 43

Gambar 1 Struktur organisasi aparatur desa Napubomba 63

Gambar 2 Daftar keadaan pegawai pemerintahan desa Napubomba 65

viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatu
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikanpenelitian dan
penulsan ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa pula panjatkan kepada
nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat pengikutnya.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjujudul “kinerja aparatur sipil
negara di kelurahan nupabomba kecamatan tanantovea palu utara dalam
pelayanan publik.
Skripsi ini dibuat sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1)
pada program studi administrasi publik di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
(FISIP) universitas tadulako. Terimakasih yang tidak terhingga penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulisan dan penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan bantuan dan dukungan
dari kedua orang tua dan dari berbagai pihak yang sangat berharga baik berupa
moril ataupun material. Secara khusus penulis berterimakasih sebesar-besarnya
kepada Selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu berupa ilmu,
arahan, kritik, koreksi dansaran demi memperbaiki skripsi ini.
Penyelesaian skripsi ini juga tak luput dari bantuan dan dukungan yang
sangat berharga dari berbagai pihak terutama kepada kedua orang tua ku,sehingga
dalam kesempatan ini dengan segala hormat penulis menyampaikan banyak
terimakasi yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Ir.H Mahfudz, M.P Rektor Universitas Tadulako palu

2. Bapak Prof.Dr. Muhammad Khairil, M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik Universitas Tadulako Palu

3. Ibu Dr.Hj. Nuraisyah, M.Si Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Bapak Dr. Ilyas, M.Ikom Wakil

Dekan Bidang Umum Dan Keuangan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

ix
Universitas Tadulako Palu

4. Ibu Dr.Hj. Ani Susanti, M.Si Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Palu

5. Ibu Dr. Hj. Suasa, M.Si Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Palu

6. Bapak Drs. Rizali Djaelangkara, M.Si Koordinator Program Studi

Administrasi Publik fakultas ilmu social dan ilmu politik

7. Bapak Dr. Syahruddin Hattab M.Si dan Muhammad Rapi S.Sos M.Si, selaku

dosen pembimbing yang telah membimbing dengan sabar dan memberikan

masukan serta semangat dalam penyusunan proposal sampai skripsi

8. Bapak Drs. Rizali Djaelangkara, M.Si selaku ketua penguji yang telah

memberikan masukan dan saran sejak seminar proposal sampai dengan

penyusunan skripsi.

9. Bapak Moh. Royfandi S.Sos, M.AP selaku sekertaris penguji yang telah

memberikan masukan dan saran sejak seminar proposal sampai dengan

penyusunan skripsi.

10. Bapak Nasrullah, S.Sos M.Si selaku penguji utama yang telah memberikan

masukan dan saran sejak seminar proposal sampai dengan penyusunan

skripsi.

11. Kepada seluruh jajaran dosen, khususnya di lingkungan fakultas ilmu sosial

dan ilmu politik universitas tadulako palu, semoga apa yang diperoleh penulis

dapat bermanfaat untuk kepentingan bangsa.

12. Ucapan Terima Kasih Kepada Kepala desa, sekretaris desa Dan seluruh
aparatur desa Di nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala.

13. Ucapan Terima Kasih kepada orang tuaku Alm. Yuslin dan Ratna Dewi

14. Kepada teman-teman kelas Administrasi public 18 kelas A

15. Kepada Teman-Teman Seperjuangan Ami dan Ekal.

16. Kepada teman teman silat

17. Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tadulako yang

telah memberikan pengalaman ilmu yang bermanfaat bagi saya.

Terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini, baik bentuk doa, motivasi dan hal lain yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi
ini dapat memberikan manfaat dan barokah bagi pembaca. Amin allahummaamin,
wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
ABSTRAK

Dian Mentari stambuk B 101 18 047 program studi ilmu administrasi publik,
judul skripsi “kinerja aparatur Desa Nupabomba kecamatan Tanantovea
kabupaten donggala” pembimbing I Syahruddin Hattab dan Pembimbing II
Muhammad Rapi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja aparatur desa
nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala. Penelitian ini
menggunakan teori Prawirosentono (2008 : 27), mempunyai empat aspek yaitu
efektifitas, tanggung jawab, disiplin. Tipe penelitian ini menerapkan metode
penelitian Deskriptif kualitatif dan metode penelitian ini menggunakan dasar
penelitian riset lapangan (field research). Sedangkan tekhnik pengumpulan data
menggunakan purposive dengan informan penelitian sebanyak 7 (tujuh) orang
yaitu kepala desa 1, sekretaris desa 1, perangkat desa 2, dan masyarakat 3 (tiga)
orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kinerja
aparatur desa dalam pelayanan public di desa nupabomba kecamatan tanantovea
kabupaten donggala cukup baik, namun masih ada beberapa aspek yang perlu
dibenahi antaranya pada efektifitas dikarenakan masih perlu perbaikan untuk
terciptanya tujuan dan tentunya dapat memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada masyarakat.sedangkan disiplin yaitu bagaimana tingkat kehadiran aparatur
dan waktu dalam melakukan pelayanan terhadap warga masih terlihat pada jam
jam kerja ada beberapa ruangan yang kosong dan pelayanan administrasi lebih
sering dilakukan dirumah daripada dikantor. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa kinerja aparatur desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten
donggala perlu adanya perbaikan dari segi aspek efektifitas dan disiplin untuk
kedepannnya.

Kata kunci: efektifitas, efesiensi otoritas, dan tanggung jawab, disiplin inisiatif.
ABSTRACT

Dian Mentari stambuk B 101 18 047 study program of public


administration, the title of the thesis is "Performance of the apparatus of
Nupabomba Village, Tanantovea District, Donggala Regency" supervisor I
Syahruddin Hattab and Supervisor II Muhammad Rapi.

This study aims to determine how the performance of the village


apparatus nupabomba, tanantovea sub-district. This study uses the theory of
Prawirosentono (2008: 27), has four aspects, namely effectiveness, responsibility,
discipline. This type of research applies descriptive qualitative research methods
and this research method uses the basis of field research. While the data
collection technique used purposive research with 7 (seven) informants, namely
village head 1, village secretary 1, village officials 2, and community 3 (three)
people.

Based on the results of the research obtained, it can be concluded that


the performance of the village apparatus in public services in the village of
Nupabomba, Tanantovea sub-district, Donggala district is quite good, but there
are still several aspects that need to be addressed including effectiveness because
it still needs improvement to create goals and of course can provide satisfactory
service to the community. While discipline, namely how the level of attendance of
the apparatus and time in providing services to residents is still visible during
working hours there are several empty rooms and administrative services are
more often carried out at home than at the office. Therefore, it can be concluded
that the performance of the Nupabomba village apparatus, Tanantovea district,
Donggala district needs improvement in terms of effectiveness and discipline
aspects for the future.

Keywords: effectiveness, efficiency of authority, and responsibility, initiative


discipline
BAB 1
PENDAHULUA
N

1.1 Latar belakang

Seiring dengan dikeluarkannya undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang

Desa adalah suatu kesatuan masyarakat dalam lingkup hukum yang mempunyai

batas batas wilayah yang berwenang dalam rangka mengatur dan mengurus segala

kepentingan masyarakat dan pemerintahan dalam sistem pemerintahan NKRI.

Dalam era reformasi ini kinerja apartur sebuah birokrasi pemerintah sudah

menjadi sorotan publik karena ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan

yang diberikan serta proses administrasinya yang masih berbelit-belit. Kinerja

Aparat Desa dalam meningkatkan pelayanan dimasyarakat tentunya harus menjadi

tujuan karena mengingat tanggung jawab atau fungsi aparat desa umumnya yaitu

melayani.

Tugas pelayanan masyarakat mengutamakan kepentingan publik,

memudahkan urusan publik, dan memberikan kepuasan kepada publik pada pasal

4 menjelaskan bahwa penyelenggaraan public berdasarkan:

1. Kepentingan umum
2. Kepastian hukum
3. Kesamaan hak
4. Keseimbangan hak dan kewajiban
5. Keprofesionalan
6. partisipatif
7. Persamaan perlauan atau tidak diskriminatif
8. Keterbukaan
9. Akuntabilitas
1
2

10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan


11. Ketepatan waktu, kecepatan, kemudahan dan kejangkauan.

Untuk memenuhi kriteria Kinerja yang unggul, setiap aparatur atau organisasi

memerlukan pengelolaan yang efektif. Salah satu cara paling efektif untuk

meningkatkan kinerja aparatur desa adalah dengan mengelola departemen kinerja.

Efektivitas, efisiensi, otoritas, tanggung jawab, disiplin dan inisiatif Rangkaian

kegiatan yang bersangkutan harus diselesaikan.

Pencapaian tujuan kinerja memerlukan pegawai yang kompeten dan efisien.

Dengan menerapkan kinerja yang efektif, Pada dasarnya kunci keberhasilan dalam

mempertahankan sertifikat sistem kinerja yang unggul adalah setiap pegawai yang

diberikan tugas/wewenang harus mampu untuk menyelesaikan pekerjaan dalam

batas waktu tertentu menjadi tantangan di tempat kantor camat telah mencapai

posisi yang sangat sentral dalam kehidupan manusia, aparatur desa merupakan

tempat terjadinya kegiatan pelayanan masyarakat merupakan pemberi layanan

terdepan dari pemerintahan pusat yang berhadapan langsung pada mayarakat,

sebagai instansi pelayanan publik dituntut untuk senantiasa memperbaiki dan

melakukan reformasi serta mengantisipasi dalam rangka menciptakan citra, kerja

dan kinerja instansi untuk lebih menuju ke arah profesionalisme dan menunjang

terciptanya pemerintahan yang baik pada Kinerja Aparatur Desa Nupabomba

Kecamatan Tanantovea Kabupaten donggala Dalam Pelayanan Publik.

Pada hakikatnya kinerja dapat di katakan sebagai sebuah bentuk hasil yang di

dapat oleh individu dalam menjalankan fungsinya. Sudah selayaknya pada

peningkatan kinerja Kinerja Aparatur Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea


3

Kabupaten donggala Dalam Pelayanan Publik menitik beratkan pada kinerja

aparatur desa, untuk mencapai tujuan tersebut di butuhkan suatu metode dan

pengelolaan efektivitas, efisiensi, otoritas, tanggung jawab, disiplin kerja yang

baik untuk terciptanya Kinerja Aparatur Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea

Kabupaten donggala Dalam Pelayanan Publik yang efektif. oleh karena itu untuk

mengoptimalkan Kinerja Aparatur Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea

Kabupaten donggala.

Dalam Pelayanan Publik tersebut di terapkannya suatu metode dan

pengelolaan efektivitas, efisiensi, otoritas, tanggung jawab, disiplin kerja untuk

berkembangnya potensi keseriusan dan membentuk sumber daya manusia dalam

bekerja. Untuk mencapai kepentingan bersama dan memberikan kepuasan kepada

masyarakat yang harus dilayani,Aparatur Desa Nupabomba Kecamatan

Tanantovea Kabupaten donggala Dalam Pelayanan Publik harus memiliki

integritas yang tinggi untuk memberikan kesamaan hak, keseimbangan hak dan

kewajiban, ke profesionalan, partisipatif, dan perlakuan khusus bagi masyarakat

yang akan dilayani, Dalam rangka untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik

diperlukan peningkatan dan penyempurnaan kinerja pegawai, tanpa

memperhatikan hal itu kualitas Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelayanan Publik di

desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea Kabupaten donggala akan mengalami

staknan dan bahkan mengalami kemunduran jika tidak di barengi pengelolan

kinerja aparatur yang baik, yang artinya bahwa salah satu penentu kinerja aparatur

desa perlu di perhatikan seperti, tupoksi kerja, dan lingkungan kerja aparatur desa.

Peranan Aparatur Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea Kabupaten donggala


4

Dalam Pelayanan Publik dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sangat

beriorientasi pada pelayanan masyarakat harus meningkatkan kemampuan

kerjanya semaksimal mungkin karena tugas pelayanan oleh pemerintahan Desa

sangat tergantung pada kinerja para aparaturnya, sedangkan masyarakat hanya

dapat melihat dan menilai sebuah Kinerja Aparatur Desa Nupabomba Kecamatan

Tanantovea Kabupaten donggala Dalam Pelayanan Publik. dengan demikian jika

kinerja Pegawai tidak di kelolah dengan baik maka akan terjadi perbincangan

serta mengalami berbagai hambatan dan kesulitan yang bisa memberikan peluang

terjadinya kegagalan yang pada akhirnya level kinerja yang tidak sesuai dengan

standar yang telah di tetapkan. dalam upaya menjalankan sebuah penyelenggaraan

pemerintah setiap Kantor pasti memiliki tujuan yang harus di capai, untuk itu

Kantor Desa akan semakin bergantung pada kualitas Kinerja Aparatur Desa

Nupabomba Kecamatan Tanantovea Kabupaten donggala Dalam Pelayanan

Publik yang baik. Hal ini berarti untuk mencapai kesuksesan dapat di wujudkan

dengan cara mengelolah kinerja aparatur desa sebaik baiknya. Karena untuk

menciptakan Kinerja Aparatur Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea

Kabupaten donggala Dalam Pelayanan Publik yang berkualitas dan unggul perlu

adanya informasi yang memadai terkait dengan kinerja pegawainya sebagai bahan

pertimbangan baik terkait dengan kebijakan umum organisasi maupun

pengembangan sumber daya manusia (SDM) pemerintahan Desa harus mampu

mengembangkan dan meningkatkan Kinerja Aparatur Desa Nupabomba

Kecamatan Tanantovea Kabupaten donggala Dalam Pelayanan Publik.

Menurut (Prawirosentono 2014) Sebuah proses yang dilakukan untuk


5

mewujudkan tujuan organisasi melalui:

1) Efektivitas dan efesiensi Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi,

maka ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efesiensi.

Masalahnya adalah bagaimana proses terjadinya efisiensi dan efektivitas

organisasi. Dikatakan efektif bila mencapai tujuan, dikatakan efesien bila hal itu

memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau

tidak

2) Otoritas dan Tanggung Jawab Dalam organisasi yang baik wewenang dan

tanggung jawab telah didelegasikan dengan baik, tanpa adanya tumpang tindih

tugas. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam

suatuorganisasi akan mendukung kinerja karyawan tersebut. Keinerja karywan

akan dapat terwujud bila karyawan mempunyai komitmen dengan organisasinya

dan ditunjang dengan disiplin kerja yang tinggi.

3) Disiplin Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap

hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan.

Disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara

perusahaan dan karyawan.

Maka dari itu, pemerintah desa nupabomba dalam menjalankan roda

kepemerintahan dituntut memiliki sumber daya yang tinggi dan meningkatkan

kinerjanya dalam pelayanan public agar mampu melaksanakan tugas dan mampu

menyejahterakan masyarakat desa. Aparatur Desa Nupabomba Kecamatan

Tanantovea Kabupaten donggala Dalam Pelayanan Publik merupakan Birokrasi

yang menjadi pelaksanaan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa


6

yang mana memiliki tugas dan wewenang dalam bentuk pelayanan publik dari

pembuatan surat pertanahan, sertifikat kebun, pengantar kartu keluarga sementara,

Domisili,Bantuan sosial kepada masyarakat kurang mampu, pengantar kartu keluarga

(KK), pengantar kartu tanda penduduk (KTP), pengantar surat pindah, pengantar akte

kelahiran, surat nikah, dan surat keterangan tidak mampu.

Untuk mengetahui, menganalisis, dan menarik kesimpulan bagaimana kinerja

aparatur desa nupabomba, maka peneliti menggunakan teori Prawirosentono yang

terbagi atas lima indicator yaitu efektifitas, efisiensi, otoritas dan tanggung jawab,

disiplin inisiatif

Berdasarkan observasi awal menunjukan bahwa aparat desa nupabomba

belum mampu memberikan pelayanan secara efektif dan efisien, hal ini

dikarenakan ada satu indicator yang bermasalah yaitu perilaku masalah

kedisiplinan dan tanggung jawab aparat belum efektif dikarenakan aparatur desa

yang berwenang untuk mengurus keperluan masyarakat yang membutuhkan

pelayanan tersebut tidak ada di tempat pelayanan pada saat jam kantor. dalam

proses melayani masyarakat terlihat sikap dan prilaku staf seperti acuh tak acuh

kepada masyarakat Desa yang sudah lama menunggu untuk dilayani, pelayanan

yang diberikan terhadap masyarakat sangat terlihat dibeda-bedakan..

Untuk memberi focus dan arah penelitian maka konsep yang dikembangkan

penulis dalam penelitian ini adalah dengan memperhatikan konsep yang

dikemukakan oleh Prawirosentono (2014) tujuan dan perencanaan tindakan yang

akan diambil untuk mencapai kinerja yang sukses, sehubung mengenai hal itu

maka untuk mengukur sejauh mana kinerja aparatur desa maka peneliti

mengambil teori yang di kemukakan oleh Prawirosentono (2014)


7

1) Efektivitas dan efesiensi, dalam hubungannya dengan kinerja organisasi,

maka ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efesiensi.

Masalahnya adalah bagaimana proses terjadinya efisiensi dan efektivitas

organisasi. Dikatakan efektif bila mencapai tujuan, dikatakan efesien bila hal itu

memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau

tidak dengan kata lain efektifitas ialah pengukuran keberhasilan dalam mencapai

sebuah tujuan yang telah ditentukan dan efisien adalah sebuah evaluasi/penilaian

dalam penggunaan sumber daya secara optimum. Di dalam birokrasi pemerintah

di desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala aparatur desa menjadi

tumpuan satu satunya masyarakat untuk melakukan kepengurusan seperti KK, ktp,

domisili, surat tanah/kebun bantuan pkh/bansos, dan lain lain. Di dalam birokrasi

pemerintahan aparatur desa di desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten

donggala tidak efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan terdapat banyak masalah

seperti sarana dan prasarana yang kurang memadai, adanya korupsi dalam penggunaan

waktu, masyarakat di desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala sangat

berharap aparatur desa lebih peka terhadap permasalahan yang berhubungan dengan

pemerintahan desa dan masalah yang ada di masyarakat. Aparatur desa nupabomba

kecamatan tanantovea kabupaten donggala harus menerima masukan dari masyarakat,

kritik sepahit apapun asal itu membangun.

2) Otoritas dan Tanggung Jawab Dalam organisasi yang baik wewenang

dan tanggung jawab telah didelegasikan dengan baik, tanpa adanya tumpang

tindih tugas. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam

suatuorganisasi akan mendukung kinerja karyawan tersebut. Keinerja akan dapat

terwujud bila aparatur desa mempunyai komitmen dengan organisasinya dan


8

ditunjang dengan disiplin kerja yang tinggi. Kedudukan, tugas fungsi, wewenang,

hak dan kewajiban aparatur desa sangat besar dan berpengaruh di desa

nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala. Semua aparatur desa

sudah cukup bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pemerintahan desa

akan tetapi dalam aspek ini kepala desa masih kurang. Terlihat pada saat peneliti

turun langsung ke lapangan dalam beberapa hari kepala desa nya kurang

membersamai aparatur desa karena jarang hadir di kantor, dan dalam pernyataan

kaur keuangan saat peneliti wawancara ia menyatakan bahwa kalau untuk

tanggung jawab belum semuanya terpenuhi dan terlaksana. Terlihat juga

tanggapan masyarakat dalam aspek ini juga demikian seperti tanggapan salah satu

aparatur desa kaur keuangan.

3) Disiplin Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap

hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan

perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat

antara perusahaan dan karyawan.Dengan demikian, bila peraturan atau ketetapan

yang ada diabaikan atau sering dilanggar, maka aparatur desa nupabomba

kecamatan tanantovea kabupaten donggala mempunyai disiplin yang buruk.

Kedisiplinan adalah modal utama dalam suatu keberasilan dalam aspek ini

aparatur desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala menjadi

perhatian bersama, aparatur desa dalam melaksanakan pelayanan sudah dilakukan

dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada, namun yang menjadi

masalahnya adalah dalam melaksanakan aturan aturan dengan tertib, seperti

kehadiran, jam pulang, pemakaian seragam kerja terlihat masih kurang disiplin.
9

Terlihat juga pada saat peneliti turun langsung ke lapangan aparatur desanya

masih kurang disiplin terlihat dalam kehadiran aparatur desa masih kurang

mematuhi aturan.

4) inisiatif ialah berkaitan dengan kreatifitas, daya pikir dan ide yang

berkaitan dengan tujuan kinerja. Dalam aspek inisiatif aparatur desa nupabomba

perlu di tingkatkan lagi perihal budaya saling pimpong tupoksi masih ada di

kantor desa seharusnya seorang aparatur desa mempunyai sikap inisiatif untuk

kemajuan desa.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak kriteria kinerja,

maka peneliti mengambil teori kinerja menurut Suryadi Prawirosentono yang

meliputi efektifitas dan efisiensi, tanggung jawab dan otoritas, disiplin, inisiatif.

Dari latar belakang yang tercantum di atas, penelitian ini mengambil judul

“Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelayanan Public di desa Nupabomba Kecamatan

TanantoveaKabupaten donggala”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat

diketahui bahwa rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana Kinerja Aparatur Desa dalam pelayanan public di desa Nupabomba

Kecamatan Tanantovea Kabupaten donggala ?

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

Kinerja Aparatur Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea Kabupaten donggala


10

Dalam Pelayanan Public?

1.3.2 Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu:

1) Manfaat akademis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu administrasi

public.

2) Manfaat praktis Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada para

aparatur pemerintah yang mengemban tugas agar bias menjalankan tugas

serta fungsinya sebagai mestinya serta amanah dalam tugas masing masing

3) Bagi penulis: Mempelajari hal baru yang diharapkan mampu menambah

pengetahuan terkait pelajaran yang di kemukakan dengan menggunakan cara

cara dan teori sebagai acuan dan bahan untuk penelitian selanjutnya yang

akan datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN ALUR PIKIR

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Penelitian terdahulu

Sejauh pengetahuan peneliti adalah beberapa karya yang mengungkap tentang

kinerja aparatur desa, Maka peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian lain

yang terkait dengan kinerja aparatur desa diantaranya:

Irdiansyah (2021) melakukan penelitian dengan judul: “Upaya peningkatan

kemampuan aparat desa dalam pelaksanaan tugas administrasi pemerintah di desa

tekasire kecamatan manggelewa kabupaten dompu” Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui factor penghambat dan factor pendukung kualitas aparatur desa hasil

penelitian ini menunjukan bahwa upaya peningkatan kemampuan aparat desa

dalam pelaksanaan tugas administrasi terdapat beberapa factor pendukung serta

factor penghambat meningkatkan kemampuan aparat desa dengan memberikan

pembinaan disiplin dan pendidikan juga pelatihan rutin terhadap aparat desa setiap

dua kali dalam setahun.

Penelitian relevan yang selanjutnya juga dilakukan oleh Yuslim (2013)

dengan judul “Pembinaan sumber daya aparatur dalam meningkatkan pelayanan

publik di kantor camat Tangerang kabupaten Kartanegara” tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui peningkatan, “Kinerja aparatur di kantor camat

Tangerang kabupaten Kartanegara dalam pelayanan publik.” Tipe penelitoan yang

digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan teori yang

dikemukakan oleh (Haridansyah, 2011) kinerja dipengaruhi oleh dua factor,

1)Faktor kemampuan terdiri dari : a. Pengetahuan, meliputi pendidikan,

11
12

pengalaman, pelatihan, dan minat b. Keterampilan, meliputi kecakapan dan

kepribadian. 2) Faktor motivasi terdiri dari: a. Kondisi sosial, meliputi organisasi

formal dan informal, kepemimpinan dan serikat kerja b. Kebutuhan individu,

meliputi fisiologis, sosial, dan egoistik c. Kondisi fisik, meliputi lingkungan kerja.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi dalam peningkatan kinerja

aparatur desa sudah sesuai dengan factor kemampuan dan factor motivasi kinerja

namun dalam pelaksanaanya belum berjalan dengan baik. Kendala dalam

peningkatan kinerja yaitu kurang maksimalnyamotivasi kerja aparatur desa untuk

meningkatkan kinerja yang effisien.Kedua penelitian tersebut merupakan contoh

penelitian sebelumnya. Penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu “Kinerja

Aparatur Desa dalam pelayanan public di desa Nupabomba Kecamatan

Tanantovea Kabupaten donggala”.


Tabel 2.1
Matrix Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Nama dan judulpenelitian Metode Teori Hasil penelitian
Irdiansyah (2021) “Upaya Kualitatif Steers Gunawan (2017) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya
peningkatan kemampuan aparat Factor pendukung dan peningkatan kemampuan aparat desa dalam
desa dalam pelaksanaan tugas penghambat aparat desa pelaksanaan tugas administrasi terdapat beberapa
administrasi pemerintah di desa factor pendukung serta factor penghambat
tekasire kecamatan manggelewa meningkatkan kemampuan aparat desa dengan
kabupaten dompu” memberikan pembinaan disiplin dan pendidikan juga
pelatihan rutin terhadap aparat desa setiap dua kali
dalam setahun.
Yuslim (2013) “pembinaan sumber Kualitatif Hardiansyah(2011) factor Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi dalam
daya aparatur dalam meningkatkan kualitas pelayanan public peningkatan kinerja aparatur sudah sesuai dengan factor
pelayanan public di kantor camat kemampuan dan factor motivasi kinerja, namun dalam
tanggerang kabupaten kartanegara” pelaksanaanya belum berjalan dengan baik. Kendala
dalam peningkatan kinerja yaitu kurang maksimalnya
sumber daya yang baik untuk
meningkatkan kinerja yangeffisien.
Musliha Karim “penerapan sistem Kualitatif Soekidjo Notoatmodjo Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan
kinerja aparatur desa di laga ligo (2003: 143) kinerja aparatur desa laga ligo bua sudah baik namun
bua kabupaten luwu” masih perlunya penilaian standar pelaksanaan kerja
dalam
mengontrol aparatur desa di laga ligo bua kabupaten
luwu
Kualitatif (Prawirosentono) Hasil penelitian ini menunjukan kurangnya kedisiplinan
Dian Mentari
Indicator kinerja 2014) para aparatur desa pada saat jam kerja.

13
14

2.2 Landasan teoritis dan kepustakaan yang relevan

2.2.1 Pengertian Administrasi publik

Sesungguhnya istilah administrasi, berhubungan dengan kegiatan kerjasama

yang dilakukan manusia atau sekelompok orang sehingga tercapai tujuan yang di

inginkan yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara etimologis, administrasi

berasal dari bahasa latinad dan ministrate, yang berarti “membantu, melayani,

atau memenuhi”, serta administration yang berarti “pemberian bantuan,

pemeliharaan, pelaksanaan, pimpinan dan pemerintahan, pengelolaan”. Dari

perkataan itu terbentuk kata benda administration dan kata sifat administrativus,

yang kemudian masuk kedalambahasa Indonesia menjadi administrasi. Sehingga,

secara etimologi pengertian administrasi dapat dartikan sebagai kegiatan

memberikan bantuan dan mengelolah informasi, mengelolah manusia, mengelolah

harta benda kearah satu tujuan yang terhimpun dalam organisasi.

Adapun pengertian menurut Sondang P Siagian, 2003:19 dalam bukunya

“falsafat Administrasi”. Mengemukakan administrasi sebagai keseluruhan proses

kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas

tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Selain itu, Siangian

memberikan definisi “administrasi” adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari

pada yang telah ditentukan sebelumnya.

Administrasi mempunyai beberapa karakteristik/ciri ciri sebagai berikut:

1. Adanya sekelompok manusia terdiri dari 2 orang atau lebih

2. Adanya kerjasama

3. Adanya proses atau usaha


15

4. Adanya bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan

5. Adanya tujuan

Sedangkan menurut liang Gie dalam Ali Mufiz (2004:14) menyebutkan

bahwa administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok orang dalam bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Sehingga dengan demikian ilmu administrasi dapat diartikan sebagai suatu ilmu

yang mempelajari proses, kegiatan dan dinamika kerja sama manusia.

2.2.2 Kinerja dan Pelayanan Publik

Kinerja diartikan sebagai kualitas dan jumlah pekerjaan yang diselesaikan

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kewajiban

yang dibebankan kepadanya, menurut Mangkunegara (2008: 67). Menurut

(Simanjuntak, 2005:50), kinerja adalah derajat keberhasilan yang muncul dari

pelaksanaan kegiatan tertentu. Kata “kinerja” berasal dari “kinerja kerja” atau

“kinerja nyata” (job performance atau prestasi nyata yang dicapai seseorang).

Murphy, 1990 menyatakan bahwa kinerja merupakan seperangkat perilaku yang

relevan dengan tujuan organisasi atau unit organisasi tempat bekerja. Sedangkan

(Widodo, 2006:20) mengatakan bahwa kinerja adalah melakukan suatu kegiatan

dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti

yang diharapkan Mangkunegara, Anwar Prabu (2000) mengatakan bahwa kinerja

(prestasi kerja) adalah konsekuensi dari hasil kerja seseorang secara kualitas dan

kuantitas dalam melaksanakan tanggung jawabnya.dengan kewajiban yang telah

dipercayakan kepadanya Selain itu, Seymour (1991), Tindakan atau eksekusi

tugas disebut sebagai kinerja. dapat diukur Kinerja didefinisikan sebagai


16

kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan sukses.tempat kerja

nyaMenurut Byar dan Rue (1984), kinerja didefinisikan sebagai sejauh mana

Penyelesaian tugas yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang.Yang penting

adalah seberapa baik Anda tampil.menunjukkan seberapa baik seseorang dalam

karir mereka.Kinerja karyawan dapat digambarkan berdasarkan definisi

ini.merupakan ukuran pencapaian seseorang dalam mencapai suatu tujuan atau

fungsi.Ini adalah hasil dari perbuatannya sendiri.Dikatakan bahwa kinerja

seseorang sangat baik.

Menurut Hubeis (2007:153), kinerja adalah konsekuensi dari proses kerja

tertentu yang dilakukan secara terjadwal pada waktu dan lokasi yang ditentukan

oleh orang dan organisasi.Secara umum kinerja mengacu pada prestasi kerja atau

pekerjaan seseorang yang diukur dengan jumlah dan kualitas pekerjaan yang

diselesaikan sesuai dengan kewajiban yang diberikan. Menurut David C.

McCleland, ada enam kualitas orang yang berkinerja tinggi:

1. Miliki rasa tanggung jawab yang kuat atas tugas dan upaya Anda.

2. Ambil risiko di tempat kerja dan jangan takut gagal.

3. Di tempat kerja, tetapkan tujuan yang dapat diterima dan masuk


akal (realistis).
4. Buatlah rencana kerja yang detail dan usahakan untuk mencapai tujuan
tertentu.
5. Menggunakan umpan balik aktual dalam semua aspek pekerjaan

“Kinerja didefinisikan sebagai catatan hasil yang dicapai pada suatu fungsi

pekerjaan atau aktivitas tertentu dalam jangka waktu tertentu,” tulis Bernardin dan

Russell (dalam Ruky, 2002:15).Sebuah catatan hasil yang diperoleh dari tugas
17

pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu disebut sebagai prestasi

atau kinerja.

Gibson., (2003: 355) Pekerjaan yang terhubung dengan tujuan organisasi,

efisiensi, dan efektivitas kinerja lainnya menghasilkan kinerja pekerjaan. Ilyas

(Ilyas) (1999: 99) Penampilan personel dan kerja organisasi disebut sebagai

kinerja. Penampilan pekerjaan tidak terbatas pada mereka yang memiliki peran

fungsional dan struktural di dalam perusahaan, tetapi juga pada seluruh jajaran

pekerja.

Kata “kinerja” telah menjadi kata yang memasyarakat, seringkali istilah

kinerja ini mulai dari media massa, pejabat birokrasi, pelaku bisnis bahkan sampai

masyarakat awam. Lebih lanjut Widodo (2008:78), mengartikan kinerja sebagai

berikut “kinerja adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh sesorang atau

kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan

secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral maupun etika”.

Arti dari kinerja meliputi : performance management dan managing

employee performance. Selanjutnya definisi program kinerja meliputi: (1)

merencanakan, (2) proses manajemen, dan (3) produktivitas. kinerja meliputi

pengelolaan semua elemen proses organisasi yang mempengaruhi prestasi

meliputi penetapan tujuan, seleksi & penempatan pekerja, penilaian, kompensasi,

pelatihan, dan manajemen karir. Ruang Lingkup Program Kinerja terdiri dari

beberapa elemen:  Teknologi (Peralatan, metode kerja)  Kualitas dari input

(termasuk material  Kualitas lingkup fisik (keselamatan, kesehatankerja)  Iklim


18

dan budaya organisasi (termasuk supervisi dan kepemimpinan  Sistem

kompensasi dan imbalan Di dalam organisasi penting untuk menentapkan

program kinerja, dimana istilah tersebut mempunyai implikasi bahwa kegiatan

tersebut harus dilaksanakan sebagai sebuah proses manajemen yang umum yang

dimulai dengan penetapan tujuan dan sasaran dan diakhiri dengan evaluasi. Lima

garis besar proses kinerja meliputi: 1) Merumuskan tanggung jawab dan tugas

yang harus dicapai oleh seorang karyawan dan rumusan tesebut disepakati oleh

atasan dan karyawan. 2) Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang

harus dicapai oleh karyawan untuk kurun waktu tertentu. 3) Melakukan

monitoring, melakukan koreksi, memberikan kesempatan dan bantuan yang

diperlukan oleh anak buah.

Sejumlah penyebab umum yang sering menimbulkan kegagalan dan harus

dihindarkan dalam menerapkan kinerja disebutkan oleh Oliver (1985: 22) yang

dikutif oleh (Dessler & Gary, 2005: 71) sebagai berikut:

1. Tidak adanya standar.

2. Standar yang relevan dan bersifat subyektif.

3. Standar yang tidak realistis.

4. Ukuran prestasi yang tidak tepat

5. .Kesalahan penilai

6. Pemberian umpan balik secara buruk.


7. Komunikasi yang negatif.

8. Kegagalan untuk memanfaatkan data hasil penilaian.

Kinerja berasal dari pengertian performance.Ada pula yang memberikan

pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

sebenarnya
19

kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi

termasuk proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang

mempunyai hubungan kuat dengan tujuan stategis organisasi, kepuasan

konsumen, dan memberikan konstribusi pada ekonomi.Dengan demikian, kinerja

adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan

tersebut.

Kinerja mengacu pada strategi metodis untuk meningkatkan kinerja melalui

proses berkelanjutan untuk menciptakan sasaran kinerja strategis, memantau

kinerja, dan mengumpulkan, meninjau, dan melaporkan data kerja untuk

menggunakan informasi tersebut untuk memotivasi peningkatan kinerja.

komunikasi yang sukses. Berfokus pada apa yang dibutuhkan bisnis, manajer, dan

karyawan untuk berhasil adalah kinerja yang efektif. Proses kinerja yang

dikendalikan untuk sukses adalah fokus dari manajemen kinerja. Berikut ini

adalah beberapa pendapat profesional tentang konsep kinerja:

a. Menurut Bacal, kolaborasi antara karyawan dan manajer langsung mereka

adalah komponen kunci dari kinerja.

b. Menurut Denisi, kinerja mengacu pada berbagai perilaku organisasi yang

dijamin dapat meningkatkan kinerja individu atau kelompok dengan tujuan

akhir untuk meningkatkan kinerja organisasi.

c. Menurut (Gary, 2013), kinerja adalah metode sistematis untuk meningkatkan

kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja individu dan tim.

d. Menurut Philpott dan Sheppard, kinerja bertujuan untuk meningkatkan fokus

dan efektivitas strategis organisasi dengan memastikan peningkatan


20

berkelanjutan baik dalam kinerja individu maupun tim..

Armstrong menarik kesimpulan bahwa untuk mencapai keberhasilan organisasi

memerlukan keselarasan atau integrasi tujuan individu atau organisasi

berdasarkan beberapa sudut pandang tersebut di atas. Dengan demikian, proses

yang mengendalikan semua operasi organisasi untuk mewujudkan tujuan

organisasi yang ditetapkan merupakan inti dari kinerja. Manfaat kinerja bagi

organisasi meliputi: mengkoordinasikan tujuan tim dan individu dengan tujuan

organisasi; meningkatkan kinerja; memotivasi; memupuk komitmen; memperkuat

nilai-nilai inti; meningkatkan prosedur pelatihan dan pengembangan;

meningkatkan basis keterampilan; mencari perbaikan dan pengembangan

berkelanjutan; mencari dasar perencanaan karir; dan membantu dalam memegang

Pelayanan Publik

Dari segi kosakata, pelayanan publik terdiri dari dua kata "layanan" dan

"publik" oleh karena itu bagi mereka yang membutuhkan layanan ini dari

yayasan, badan, lembaga, atau entitas lain, mereka dapat juga disebut sebagai

"pelayanan" atau diberi pengertian apa pun yang bersifat layanan. Pemerintah

dituntut untuk melatih semua pegawainya dari waktu ke waktu untuk

meningkatkan pelayanan masyarakat.

Menurut J.P.G Sianipar mengemukakan: “pelayanan adalahsalah satu cara

melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan,

kebutuhan seseorang atau kelompok orang, artinya objek yang dilayani adalah

masyarakat, yang terdiri dari individu, golongan dan organisasi (sekelompok

anggota organisasi).” (sumber J.P.G Sianipar 2000:6)


21

Wawaruntu berpendapat mengenai pelayanan yaitu “setiap orang

menginginkan jasa pelayanan yang diterima dan yang direncanakan sesuai dengan

harapan. Secara umum masyarakat meninginkan pelayanan yang sama dari

aparatur pemerintahan, sebab warga Negara yang mempunyai kedudukan yang

sama didalam hukum berhak mendapatkan pelayanan yang sama.

Menurut kebijakan dan proses fundamental yang ditetapkan, pelayanan

publik adalah tindakan menyediakan kebutuhan individu atau masyarakat yang

memiliki kepentingan dalam organisasi. Seperti yang telah disebutkan, fungsi

pemerintah terutama sebagai layanan komunal. Pelayanan publik telah

berkembang menjadi institusi dan pekerjaan yang sangat penting pada periode

kontemporer. Hal ini sejalan dengan penegasan Moenir (1998:41) bahwa hak atas

pelayanan bersifat inheren, berlaku bagi setiap orang yang berkepentingan, dan

dilakukan oleh setiap organisasi yang fungsi utamanya adalah memberikan

pelayanan. Melayani dan mengatur masyarakat adalah peran pemerintah. Thoha

(1995:41) menyatakan bahwa tugas regulasi lebih menekankan pada kewenangan

atau kekuasaan yang melekat pada jabatan birokrasi. Lonsdale (1994) menegaskan

bahwa apa pun yang disediakan oleh pemerintah atau sektor swasta dianggap

sebagai bentuk pelayanan publik karena pada umumnya individu tidak dapat

memenuhi keinginannya sendiri kecuali dengan bersatu demi kesejahteraan sosial.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, pelayanan publik adalah

tindakan atau rangkaian tindakan yang dilakukan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan barang, jasa, atau pelayanan administrasi bagi setiap warga negara dan

penduduk sesuai dengan peraturan perundang-undangan..


22

2.2.3 Kualitas pelayanan publik

Kualitas pelayanan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan

manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono

2001) definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketetapan penyampaiannya dalam

mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono 2007) Kualitas layanan adalah

penilaian keterampilan dan juga merupakan hasil perbandingan antara harapan

(harapan) dan kinerja (hasil). Definisi lain dari kualitas layanan adalah sejauh

mana layanan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan klien. Ndara

Taliziduhu (2001:67) mengatakan ciri ciri atribut yang perlu ada dalam setiap

kegiatan pelayanan itu:

1. Kecepatan adalah aparat cepat dalam memberikan layanan kepada masyarakat


yang membutuhkan layanan sipil, serta cepat merespon apa yang menjadi
keluhan masyarakat.
2. Ketetapan adalah ketetapan dari aparat pemerintah yang selalu siap pada saat
dibutuhkan.
3. Kemudahan adalah merupakan kemampuan dari aparat pemerintah dalam
memberikan komunikasi yang baik yang bias memenuhi keluhan masyarakat
pada saat pemberian pelayanan.
4. Keadilan adalah kesamaan waktu dalam hal penyelesaian pemenuhan layanan
masyarakat.

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara

membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata mereka

terima/peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/ inginkan

terhadap atribut atribut pelayanan suatu perusahaan jika jasa yang diterima atau

dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas

pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui
23

harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan

berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang

diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.

Menurut Kolter (2002:38) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produkfisik.Pelayanan

meruapakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.

Kolter juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat,

sebelum dan sesudah terjadinya transaski. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf

tinggi akan menghabiskan kepuasan yang tinggi. Kata kualitas mengandung

banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya secara

berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa

kesamaan walaupun cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen

sebagai berikut:

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan.

2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah

2.2.4 Kinerja dan falsafah kinerja

(Baron, 2005) mengklaim bahwa (Wibisono, 2006) Menggunakan

pendekatan yang lebih sistematis dan terorganisir untuk mengontrol kinerja

organisasi. Mengetahui seberapa efektif dan efisien operasional suatu


24

perusahaan.Membantu dalam membuat penilaian atas kinerja organisasi, kinerja

individu, dan kinerja setiap segmen organisasi.Terus meningkatkan kompetensi

perusahaan secara keseluruhan. Adapun tujuan dari Manajemen Kinerja, yaitu

sebagai berikut:

1. Target dan rencana untuk perusahaan sedang dipersiapkan.

Tahap perencanaan merupakan salah satu langkah penerapan manajemen

kinerja.Manajemen sering berkumpul pada periode ini untuk mengembangkan

tujuan dan rencana perusahaan.Karena merupakan pendekatan top-down,

manajemen akan menyampaikan tujuan dan strategi kepada karyawan di semua

tingkatan. Karyawan tahu apa yang harus dilakukan ketika mereka telah

menetapkan tujuan dan strategi, memungkinkan mereka untuk fokus pada tugas

mereka. Meskipun pekerja bekerja secara mandiri sesuai dengan deskripsi

pekerjaannya, namun pekerjaannya tetap akan sesuai dengan tujuan perusahaan

yang telah ditetapkan. Manajer atau atasan dapat mengenali hasil personel yang

penting berdasarkan tujuan dan strategi.

2. Individu dan tim harus dapat berkomunikasi secara efektif satu sama lain.

Dalam kebanyakan kasus, karyawan dalam bisnis bekerja sendiri. Kolaborasi,

di sisi lain, sangat penting.Komunikasi sangat penting untukkesuksesan tim yang

sukses. Jangan sampai tujuan perusahaan meleset karena kesalah pahaman atau

kurangnya komunikasi antar personel. Pertemuan satu lawan satu yang teratur

antara manajer atau supervisor dan setiap anggota tim adalah salah satu teknik

untuk mengembangkan suasana tim dengan komunikasi yang baik. Berdasarkan

perkembangan masing-masing SDM, tujuan kinerja dapat ditetapkan. Karyawan,


25

di sisi lain, dapat mengekspresikan tantangan apa pun yangmereka hadapi. Pilihan

lainnya adalah memberikan kritik yang membangun kepada staf melalui evaluasi

atau penilaian kinerja.

3. Menetapkan pedoman yang jelas untuk supervisor dan staf.

Manajer dan staf harus efisien dalam menentukan ekspektasi sejak

awal.Jangan hanya memberi tahu pekerja apa yang harus mereka lakukan dalam

pekerjaan mereka. Namun, pastikan untuk mengomunikasikan harapan Anda

kepada karyawan, seperti jenis hasil apa yang Anda cari untuk memenuhi tujuan

perusahaan. Karyawan, di sisi lain, memiliki hak untuk menyuarakan keprihatinan

mereka jika harapan ini dianggap tidak masuk akal.Jika Anda telah mencapai

kesepakatan, buatlah dokumen formal darinya. Cantumkan juga nama karyawan

dalam dokumen tersebut. Dalam pertemuan satu lawan satu, tanyakan tentang

bagaimana kemajuan staf dalam mencapai tujuan ini.

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kinerja membantu berfuangsi untuk melacak seberapa baik kinerja staf Anda

di tempat kerja. Hal ini tentu bisa mendukung self-improvement karyawan

tersebut. Setelah mengikuti training, harapannya ia akan lebih terampil dan

memiliki skill yang bertambah. Karyawan dengan skill meningkat tentu akan

menjadi aset yang berharga bagi perusahaan. Lebih dari sekadar pengoptimalan

kinerja karyawan, tujuan manajemen kinerja atau performance management dapat

membantu perusahaan untuk mencapai target secara efektif.

Selain tujuan kinerja, adapun falsafah yang menyokong suatu kinerja

bersumber dari teori motivasi ketiga teori motivasi yang paling banyak
26

memberikan kontribusinya terhadap falsafah kinerja adalah yang berkenaan

tujuan (goals), dorongan (reinforcement) dan harapan (expectancy).

1. Teory tujuan (goals) dikembangkan oleh Latham dan Locke (1979) atas dasar

penelitian selama 14 tahun terhadap penetapan tujuan sebagai suatu tekhnik

motivasi. Mereka menyatakan bahwa tingkat produksi pada perusahaan

perusahaan yang mereka pelajari meningkat rata rata 19 persen akibat proses

penetapan tujuan. Karakteristik penetapan tujuan adalah:

a. Tujuan harus bersifat spesifik;

b. Tujuan harus cukup menantang tetapi dapat dicapai;

c. Tujuan dipandang adil dan masuk akal;

d. Karyawan secara individu ikut berpartisipasi dalam penetapan tujuan;

e. Umpan balik memastikan bahwa para karyawan akan merasa bangga dan

puas mendapatkan pengalaman keberhasilan mencapai suatu tujuan yang

menantang dan adil. Umpan balik dipergunakan untuk mendapatkan komitmen

terhadap tujuan yang lebih tinggi lagi.

2. Dorongan (Reinforcement)

Teori reinforcement menyatakan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan

dan imbalannya berlaku sebagai insentif yang positif dan mendorong perilaku

yang berhasil, dan bila diulangi kebutuhan yang sama dapat muncul kembali.

3. Teori harapan (Expectancy theory)

Teori harapan, sebagaimana yang dikembangkan oleh Vroom (1964),

menyatakan bahwa agar dapat meningkatkan motivasi untuk menunjukan kinerja

tinggi, karyawan harus merasa mampu mengubah perilaku mereka, merasa yakin
27

bahwa perubahan perilaku mereka dapat menghasilkan imbalan, memberikan nilai

tambahan yang memadai sehingga membawa perubahan perilaku.

2.2.5 Pengaruh Kinerja Terhadap Lingkungan Kerja

Kriteria utama untuk mengukur kinerja, menurut (Darma, 2003), dapat

dicapai dengan cara-cara berikut:

1. Kontrol kualitas, yang mencakup penghitungan output dari suatu proses atau

pelaksanaan tugas.

2. Pengukuran kuantitas, yang memerlukan komputasi output yang mewakili

jumlah kepuasan, atau seberapa berhasil tugas diselesaikan. Hal ini berkaitan

dengan kualitas pekerjaan.

3. Pengukuran ketepatan waktu, merupakan jenis pengukuran khusus dan

pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan penyelesaian waktu pekerjaan

yang dilakukan.

Jenis lingkungan kerja fisik atau non-fisik berpengaruh terhadap kinerja dan

produktivitas karyawan. Ketika seorang karyawan berada di lingkungan yang

kaya akan ide-ide kreatif, ia akan lebih produktif dan mencapai hasil yang

maksimal. Demikian pula, jika jenis lingkungan kerja tertentu digunakan untuk

mengelola karyawan dan keseluruhan operasional kerja, maka perlu diterapkan

sistem kerja yang efisien dan efektif.Selain itu, pemberian penghargaan kepada

karyawan berpotensi menciptakan suasana positif di lingkungan kerja.

2.2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja:

Jika tempat kerja terdapat tempat untuk bersantai, berkumpul, dan

bermain, kinerja karyawan akan semakin meningkat. Hal ini karena


28

tempat kerja merupakan hal primer yang memberikan efek langsung bagi

psikologis masing-masing anggota tim yang nantinya kinerja masing-masing

individu akan meningkat Ada tiga aspek yang mempengaruhi kinerja seorang

pegawai, antara lain:

1. Faktor lingkungan internal organisasi: Untuk melaksanakan tanggung

jawabnya, personel memerlukan dukungan organisasi tempat mereka bekerja.

Kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh bantuan ini. Kinerja pegawai akan

menurun jika sistem remunerasi dan suasana kerja organisasi buruk. Aspek

lingkungan internal organisasi lainnya meliputi strategi organisasi,sumber daya

pendukung kerja, sistem manajemen dan kompensasi, dan sebagainya. Akibatnya,

untuk mempromosikan dan meningkatkan produktivitas staf, manajemen

organisasi harus membangun lingkungan organisasi internal yangsesuai.

2. Variabel lingkungan eksternal organisasi adalah peristiwa, kondisi, atau

situasi yang terjadi di luar perusahaan dan berdampak pada kinerja karyawan,

pertimbangkan situasi ekonomi.kerja, dan sebagainya.

3. Faktor eksternal, seperti peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan,

pesaing, nilai sosial,serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja dan

kondisi pasar.

Sejalan dengan beberapa pendapat di atas, Hadari (2006), mengemukakan

bahwa kinerja dipengaruhi tiga faktor yaitu : 1. Pengetahuan, khususnya yang

berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dalam bekerja,

faktor ini mencakup jenis dan jenjang pendidikan serta pelatihan yang pernah

diikuti dibidangnya. 2. Pengalaman, tidak sekedar jumlah waktu (lama) dalam


29

bekerja, tetapi berkenaan dengan substansi yang dikerjakan yang jika

dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama akan meningkatkan kemampuan

dalam mengerjakan suatu bidang tertentu. 3. Kepribadian, berupa kondisi di

dalam diri seseorang dalam menghadapi bidang kerjanya, seperti minat, bakat,

kemampuan bekerjasama/keterbukaan, ketekunan, motivasi kerja dan sikap

terhadap pekerjaan.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan di atas, maka faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai adalah faktor internal dan

faktor eksternal. Dimana faktor internal sendiri merupakan faktor bawaanlahir

dari pegawai itu sendiri seperti minat, bakat, pengetahuan, etos kerja, motivasi

kerja, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal

dari luar pegawai itu sendiri seperti peraturan perusahaan, suasana kerja, kondisi

ekonomi, sarana prasarana, dan lain-lain.

Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal.Banyaknya elemen ini

harus diperhatikan agar kinerja karyawan tidak merosot dan perusahaan berjalan

dengan lancar. Berbagai elemen yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan

tercantum di bawah ini :

a. Disiplin

Disiplin adalah pola pikir kritis yang harus dimiliki setiap aparatur desa. agar

dapat mentaati setiap peraturan yang ditetapkan oleh pemerintahan desa.

b. Motivasi kerja

Motivasi adalah dorongan alami yang berasal dari dalam.Gaya kepemimpinan

yang baik adalah melindungi aparatur desa agar mampu menyelesaikan setiap
30

tugas yang diberikan untuk melayani masyarakat tanpa tekanan yang berlebihan.

c. Lingkungan kerja

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja aparatur desa adalah

lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang bersih dan nyaman akan membuat mood

setiap aparatur desa menjadi tenang dan menjadi lebih fokus dalam melakukan

pekerjaan. Peralatan yang memadai juga akan membuat aparatur desa bekerja

secara maksimal. Selain itu, kepala desa juga harus dapat memperhatikan tingkat

kesehatan dan kecermatan aparatur desa dengan menciptakan kondisi yang

menyenangkan dan sesuai dengan suasana hati aparatur desa.

d. Pelatihan Karyawan

Pelatihan dan pendidikan sangat penting untuk dapat meningkatkan kinerja

aparatur desa terutama bagi pegawai baru dan masih membutuhkan pembinaan.

Sedangkan untuk pegawai lama biasanya membutuhkan peningkatan kinerja dari

waktu ke waktu.Dalam hal ini, pemerintahan desa harusnya memberikan pelatihan

kerja atau dengan mendanai studi mengenai beberapa faktor penentu yang dapat

mempengaruhi kinerja aparatur desa. Kepala desa harus bisa memastikan para

aparatur desa nya untuk mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan tupoksinya.

e. Good governance

Aparatur desa yang menyandang gelar good governance dari pemerintahan

akan cenderung memiliki prestasi kerja yang lebih baik. karena pada dasarnya

aparatur desa akan merasa lebih termotivasi, dan lebih effort dalam

melakukan pelayanan. Good governance tidak hanya bentuk sebuah pujian, tetapi

untuk mengukur sebuah kinerja aparatur yang efektif dan efisien.


31

f. Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi juga akan memungkinkan aparatur desa dalam

bekerja lebih efektif. Contoh nya, kinerja seorang akuntan akan dapat meningkat

jika dibarengi dengan penggunaan alat kerja yang mampu melakukan berbagai

laporan keuangan atau pengelolaan keuangan yang baik.

Zaman modern adalah era dimana semua serba canggih dan otomatis. Jika kantor

desa dapat melakukan semuanya dengan mudah dengan bantuan perangkat yang

canggih, maka cara lama atau manual harus segera di hapuskan.

g. Tugas Delegasi

Delegasi tugas yang dimaksud adalah mengalihkan tugas atau pekerjaan kepada

beberapa aparatur desa yang sesuai dalam hal ini. This is a simple and effective method

for improving a karyawan's performance. Because of this, each karyawan will be able to

devote time and effort to completing tasks that are more specific and in line with their

goals.

h. Indikator Kinerja

Ada berbagai aspek indikator kinerja karyawan, antara lain: 1) Kuantitas hasil, atau

kuantitas yang harus diselesaikan atau dicapai dalam kaitannya dengan jumlah output

yang dihasilkan,2) Kualitas keluaran, yaitu kualitas yang harus dihasilkan (baik atau

buruk), evaluasi kualitatif terhadap keluaran menunjukkan tingkat kepuasan, yaitu

seberapa baik penyelesaian dikaitkan dengan bentuk produk, 3) Ketepatan waktu temuan,

yaitu disampaikan tepat waktu atau tidak. Pengukuran ketepatan waktu adalah semacam

pengukuran kuantitatif yang menilai seberapa cepat suatu tindakan diselesaikan.

Menurut Robbins (2006) kinerja pegawai memiliki enam indikator, yaitu

sebagai berikut:
32

1. Kualitas, Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan

yang dihasilkan dan kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan

karyawan.

2. Kuantitas, merupakan kuantitas yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti

jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3. Ketepatan Waktu, yang dimaksud adalah tingkat kegiatan yang diselesaikan pada

awal waktu yang ditentukan, dari sudut pandang koordinasi dengan hasil keluaran dan

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk kegiatan lain.

4. Efektifitas, apakah tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,

teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud untuk meningkatkan hasil setiap

unit dalam penggunaan sumber daya.

5. Kemandirian, ini adalah tingkat seorang karyawan yang akan mampu

melaksanakan tugaspekerjaannya.

6. Komitmen Kerja, merupakan tingkatan dimana pegawai memiliki komitmen kerja

terhadap instansi dan tanggung jawab pegawai terhadap kantor.

2.2.7 Indikator kinerja

Pemerintah desa harus memiliki kemampuan kelembagaan, sumber daya

aparatur, dan manajemen/administrasi di lingkungan pemerintahan untuk

menyelenggarakan berbagai fungsi pemerintahan. Suryadi Prawirosentono

(2008:27) menegaskan bahwa berikut ini, dapat digunakan untuk mengevaluasi

atau mengukur kinerja. Untuk menjalankan berbagai urusan pemerintahan, kinerja

dapat dinilai atau diukur dengan beberapa indicator yaitu:

1. Efektifitas, yaitu bila tujuan kelompok dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan
33

yang direncanakan, dikatakan efesien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong

mencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak

2. Otoritas dan Tanggung jawab, merupakan bagian yang tak terpisahkan

atau sebagai akibat kepemilikan wewenang peranan formal dalam sebuah

organisasi.

3. Disiplin, yaitu taat pada hukum dan aturan yang berlaku. Disiplin karyawan

adalah ketaatan karyawan yang bersangkutan yang menghormati perjanjian kerja

dengan perusahaan dimana dia bekerja.

4. Inisiatif, yaitu menghasilkan kinerja yang lebih baik untuk diri sendiri maupun

tim dengan memprakarsai hal hal yang bukan kewajiban utamamu dalam bekerja

untuk lebih mempermudah pekerjaan.

2.2.8 Hubungan lingkungan kerja dan kinerja

Selain kierja, factor lain yang perlu di perhatikan oleh kepala desa adalah

lingkungan kerja karena sangat berkaitan erat dengan tinggi rendahnya kepuasan

perangkat desa apabila lingkungan kerja baik maka hal tersebut dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap kinerja perangkat desa begitu pula sebaiknya.

lingkungan kerja adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap kinerja

perangkat desa. kinerja yang efektif menurut Sedarmayanti (2001: 65) antara lain:

1. Sikap mental yang dimiliki seorang pegawai akan memberikan pengaruh

terhadap kinerjanya.

2. Pendidikan yang dimiliki seorang pegawai mempengaruhi kinerja pegawai

tersebut.

3. Ketrampilan, pegawai yang memiliki ketrampilan akan mempunyai kinerja


34

yang lebih baik dari pada pegawai yang tidak mempunyai ketrampilan.

4. Kepemimpinan manajer memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawainya.

5. Tingkat penghasilan pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

6. Kedisiplinan yang kondusif dan nyaman akan dapat meningkatkan kinerja

pegawai.

2.2.10 Pemerintah Desa

Pemerintahan desa dan prasarana pendukungnya berfungsi sebagai perencana

utama penyelenggaraan pemerintahan, kemasyarakatan, dan pembangunan serta

pencipta ketentraman dan ketertiban dalam lingkup pengaruhnya. Akibatnya,

mereka memainkan pengaruh penting dalam bagaimana unit pemerintah maju

atau mundur. kompeten dan mampu bekerja sama dalam menyelesaikan kegiatan

yang menjadi kewenangannya. Keberadaan perangkat desa yang juga mengemban

tugas pemerintahan memegang posisi yang sangat signifikan karena sebagai

tingkat pemerintahan yang paling rendah, mereka sangat menyadari semua

kondisi dan persoalan yang ada di wilayahnya. Hasilnya, mereka dapat

memberikan masukan yang berharga kepada pemerintah kecamatan mengenai

berbagai informasi yang diperlukan untuk merumuskan kebijakan. persyaratan

regional dan nasional untuk mewujudkan kepentingan masyarakat desa.

dengan nama lain dengan bantuan perangkat desa sebagai bagian dari

penyelenggara pemerintahan desa. Sedangkan Badan Permusyawaratan Desa atau

yang dikenal dengan nama lain adalah badan yang menjalankan tugas

pemerintahan dan anggotanya dipilih secara demokratis sebagai wakil rakyat desa

berdasarkan keterwakilan daerah. Dengan kata lain, pemerintah desa adalah


35

organisasi yang mewakili pemerintah pusat dan daerah yang bertanggung jawab

untuk mengelola urusan desa agar berpengaruh pada kepentingan lokal dan

nasional. Atas prakarsa masyarakat, desa dibuat dengan tetap memperhatikan

konteks sosial budaya lingkungan tempat tinggalnya. Desa dapat dibuat dengan

menggabungkan beberapa desa menjadi satu, atau dengan menggabungkan

wilayah desa yang berdekatan, atau dengan memperluas satu desa menjadi dua

atau lebih desa, atau dengan membuat desa yang terpisah dari desa yang sudah

ada. Atas prakarsa Pemerintah Desa bekerja sama dengan BPD dan dengan

mempertimbangkan saran dan pendapat masyarakat setempat, desa dapat diubah

atau diubah statusnya menjadi kelurahan. Desa yang berubah menjadi kelurahan,

lurah dan perangkatnya diisi dari pegawai negeri sipil dan kekayaannya menjadi

kekayaan daerah dan dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan untuk

kepentingan masyarakat setempat. Dalam wilayah desa dapat dibagi atas dusun

yang merupakan bagian wilayah kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan

peraturan desa.Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa.

Kewenangan desa menurut Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah pada Pasal 7 di antaranya adalah urusan pemerintahan yang

sudah ada berdasarkan hak asal usul desa, urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada desa dan tugas

pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten

serta urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundangan - undangan

yang diserahkan kepada desa. Khusus berhubungan dengan urusan pemerintahan

yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa antara lain menetapkan peraturan
36

desa, memilih pimpinan pemerintahan desa, memiliki kekayaan sendiri, menggali

dan menetapkan sumber - sumber pendapatan desa, menyelenggarakan gotong

royong, dan lain - lain.

2.3 Alur pikir

Untuk mengukur sejauh mana kinerja karyawan secara individual ada

enamkriteria, diantaranya (Suryadi Prawirosentono 2008:27) :

1. Efektifitas, yaitu bila tujuan kelompok dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan

yang direncanakan.

2. Efisiensi, dikatakan efesien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai

tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak

3. Otoritas dan Tanggung jawab, merupakan bagian yang tak terpisahkanatau

sebagai akibat kepemilikan wewenang peranan formal dalam sebuah

organisasi.

4. Disiplin, yaitu taat pada hukum dan aturan yang berlaku. Disiplin karyawan

adalah ketaatan karyawan yang bersangkutan yang menghormati perjanjian

kerja dengan perusahaan dimana dia bekerja.

5. Inisiatif, yaitu menghasilkan kinerja yang lebih baik untuk diri sendiri maupun

tim dengan memprakarsai hal hal yang bukan kewajiban utamamu dalam

bekerja untuk lebih mempermudah pekerjaan.


37

Gambar
2.3 Alur

Kinerja Aparatur Desa Nupabomba


Kecamatan Tanantovea Dalam
PelayananPublik

Indikator Kinerja

Efektifitas & efisiensi Otoritas & tanggung


jawab Disiplin
Inisiatif
(Suryadi Prawirosentono 2014:4)

Tercapai kinerja yang baik

pikir
BAB III

METODE

PENELITIAN

3.1 Dasar Dan Tipe Penelitian

3.1.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana peneliti menggambarkan

bagaimana kinerja Aparatur desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten

donggala dalam pelayanan publik. Meleong (2013:6) menjelaskan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

presepsi, motivasi, dan tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan

bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai

metode alamiah. Data yang dikumpulkan adalah kata kata, gambar, dan bukan

angka angka.selain itu semua akan dikumpulkan kemungkinanmenjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti. Data yang dimaksud bersumber dari wawancara,

catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan lainnya.

3.4.3 Dasar penelitian


Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif, yaitu dengan mengacu kepada observasi partisipan, penelitian lapangan,

dan wawancara.menurut sugiono (2005:3) penelitian kualitatif adalah penelitian

yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang

mengandung makna.Makna adalah data yang sebenarnya.

3.2 Definisi Konsep


38
39

Focus pada penelitian ini adalah kinerja pegawaiaparatur desa nupabomba

kecamatan tanantovea kabupaten donggala dalam pelayanan publik adapun untuk

memberi focus dan arah penelitian maka konsep yang dikembangkan penulis

dalam penelitian ini adalah dengan memperhatikan konsep yang dikemukakan

oleh Prawirosentono (2014) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan

penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai sebuah kinerja

yang efektif maka diharapkan kinerja organisasi akan semakin baik, sehubung

mengenai hal itu maka untuk mengukur sejauh mana kinerja karyawan maka

peneliti mengambil teori yang di kemukakan oleh Prawirosentono (2008:27)

1. Efektivitas dan efesiensi

Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik buruknya

kinerja diukur oleh efektivitas dan efesiensi. dalam bekerja terutama dalam

melakukan pelayanan pada masyarakat desa Nupabomba kecamatan tanantovea

kabupaten donngala di kantor desa aparatur desa di desa nupabomba kecamatan

tanantovea kabupaten donggala tidak efektif dan efisien dalam memberikan

pelayanan terdapat banyak masalah seperti sarana dan prasarana yang kurang

memadai, adanya korupsi dalam penggunaan waktu, masyarakat di desa

nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala sangat berharap aparatur

desa lebih peka terhadap permasalahan yang berhubungan dengan pemerintahan

desa dan masalah yang ada di masyarakat. Aparatur desa nupabomba kecamatan

tanantovea kabupaten donggala harus menerima masukan dari masyarakat, kritik

sepahit apapun asal itu membangun

2. Otoritas dan Tanggung Jawab


40

Tanggung jawab telah didelegasikan yang dimiliki aparatur desa nupabomba

dengan baik dengan fungsi masing masing aparatur, tanpa adanya tumpang tindih

tugas. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu

organisasi akan mendukung kinerja aparatur desa dalam pelayanan public di Desa

Nupabomba Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala.

3. Disiplin

Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada

pada diri aparatur desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala

terhadap peraturan dan ketetapan sebagai penyelenggara pmerintahan desa

nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala

4. Inisiatif

Menghasilkan kinerja yang lebih baik di Desa Nupabomba Kecamatan

Tanantovea Kabupaten Donggala untuk diri sendiri maupun tim dengan

memprakarsai hal hal yang bukan kewajiban utamamu dalam bekerja untuk lebih

mempermudah pekerjaan, sebagai aparatur desa npabomba dalam melakukan

pelayanan kepada masyarakat.

3.3 Jenis Data

3.3.1 Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari narasumber

melalui tekhnik wawancara dan observasi kepada skepala desa, sekretaris desa,

kepala urusan keuangan, kepala seksi pemerintahan dan masyarakat yang

bertindak sebagai informan.

3.3.2 Data sekunder


41

Data sekunder merupakan literature atau data yang berasal dari laporan

laporan atau informasi yang berasal dari referensi referensi yang berkaitan dengan

objek penelitian sumber data dan teknik pengumpulan data

3.4 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber data

Menurut Ari Kunto (1992:118) “Sumber data adalah subyek penelitian

dimana data menempel” Sumber data dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat

dan sebagainya. Ada dua jenis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh atau ditemukan dari hasil

penelitian dengan tujuan memperoleh data sesuai kebutuhan peneliti.Adapun

Pemilihan informan dalam penelitian ini didasari pada tugas dan kerja informan

yang bersangkutan dengan pengambilan keputusan atau kewenangan dan

keterlibatan dalam memberikan pelayanan kepada Masyarakat. Informan dalam

penelitian ini yakni :

Kepala Desa I, Sekretaris Desa 1, Perangkat Desa 2, serta masyarakat 3

orang. Dengan demikian jumlah informan yang dilibatkan dalam penelitian ini

sebanyak 7 orang, penentuan informan sudah sesuai kriteria terpilih yang relevan

dengan masalah penelitian tersebut.

Tabel 3. 1 Data Informan

No. Nama Status (Jabatan) Umur


1. Anwar S.Kom Kepala Desa 38 Tahun
2. Muhammad Ayub Ml Sekretaris Desa 47 Tahun
3. As’ad Kepala Urusan Keuangan 35 Tahun
42

4. Aslam Ahlan Kepala Seksii Pemerintahan 47 Tahun

5. Hasmin Masyarakat 41 Tahun


6. Edi Suhandi Masyarakat 46 Tahun
7. Ondang Masyarakat 42 Tahun

Tekhnik pengumpulan informan menggunakan purposive sampling yang

ditetapkan atas dasar kriteria tertentu.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan literatur atau data yang berasal dari laporanlaporan

atau informasi yang berasal dari referensi referensi yang berkaitan dengan objek

penelitian

3.4.2 Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui tekhnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi status data yang ditetapkan.oleh karena itu untuk

mengungkapkan data mengenai kinerja aparatur desa nupabomba kecamatan

tanantovea kabupaten palu dalam pelayanan publik diperlukan metode

pengumpulan data. Dalam penelitian metode yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Observasi

Metode observasi dapat disebut juga sebagai pengamatan.Menurut Meleong

(2013:174) teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan tinjauan

langsungdan juga secara menyeluruh melihat dan mengamati di lapangan saat kita

meneliti kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana kejadian yang


43

terjadi pada keadaan sebenarnya.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Menurut meleong

(2013:135) percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan.Metode ini digunakan untuk menggali informasi dari

informan yang telah ditetapkan.Pedoman wawancara yang digunakan hanya garis

garis permasalahannya saja.

c. Dokumentasi

Menurut Susarsimi Arikunto (2006:158) dokumentasi ini berasal dari kata

dokumen, yang berarti bahan bahan tertulis. Metode dokumentasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah untuk menggali informasi melalui data data yang ada

di Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala. Dokumentasi

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Bisa berbentuk tulisan,gambar

atau karya karya dari seseorang.

3.5 Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk

diolah. Menurut Sugiono (2015:156) instrument penelitian merupakan alat ukur

seperti tes, kuisioner, pedoman wawancara, dan pedoman observasi yang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam satu penelitian. Pada

prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena social


44

maupun alam.

3.6 Analisis Data

Analisis berarti bahwa data yang diperoleh dari penelitian disajikan apa

adanya kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran

terhadap fakta yang terjadi. Dengan adanya analisis data ini merupakan suatu

upaya atau cara untuk melakukan pengolahan terhadap data yang ada sehingga

data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat terhadap solusi permasalahan.

Menurut Miles, Huberman dan Saldana (2014:31-33) berikut ini akan di paparkan

masing-masing proses secara selintas, yaitu sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data (data collection)

Analisis dapat dibedakan apabila jika data sudah terkumpul melalui

pengumpulan data yang diuraikan pada bagian sebelumnya.Pengumpulandata

dimaksudkan dalam tahapan analisis data karena tanpa terkumpulnya data anlisis

tidak dapat dilakukan.

2. Kondensasi Data (data condensation)

Kondensasi data merujuk pada proseas pemilihan, menyederhanakan,

mengabstrakan dan atau mentransformasikan data yang mendekati kesleuruhan

bagian dari catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara,

dokumen-dokumen, dan materi-materi empiris lainnya.

3. Penyajian data (data display)

Penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Semuanya

dirancang guna menggabungkan infromasi yang tersusun da;a, satu bentuk yang
45

padu dan mudah diraih.

4. Penarikan Kesimpulan (conclusions drawing)

Data-data yang dikumpulkan direduksi dan disajikan dengan cara yang mudah

dipahami, kemudia ditarik suatu kesimpulan berdasarkan pengamatan yang menyeluruh

dari data-data tersebut.


46

Skema Analisis Data.2

Skema Analisi Data

Pengumpulan Data
Penyajian Data

Reduksi Data
Penarikan kesimpulan

(Sumber. Miles dan Huberman 2007:16-17)

3.7 Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa nupabomba yang terletak didaerah palu

utara kecamatan tanantovea penentu lokasi ini didasarkan atas pertimbangan

kestrategisan letak wilayah selain itu juga lokasi desa nupabomba kecamatan

tanantovea yang mudah dijangkau kebetulan bertepatan dikampung halaman

peneliti sehingga memudahkan peneliti dalam proses penelitian. Peneliti ingin

mengetahui bagaimana kinerja aparatur desa nupabomba kecamatan tanantovea

kabupaten palu dalam pelayanan public, adapun yang menjadi pertimbangan

adalah perusahaan bersedia memberikan data yang diperlukan.

3.8 Waktu Dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan kurang lebih 4 bulan lamanya, disesuaikan

dengan kebutuhan penelitian.


Lampiran

Tahun 2022
NO Tahap PokokPeneltian Maret April Mei Juni
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3
PengumpulanData
1 Pemaparan Data
Analisis Data
Rencana UjianHasil
2 Revisi Teks Awal
Revisi Teks Akhir
3 Rencana UjianAkhir

47
48

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH/LOKASI PENELITIAN

4.1 Deskripsi Wilayah

4.1.1 Sejarah Singkat Desa Nupabomba

Desa nupambomba pada awalnya terdiri dari nupa kodi artinya kampong

kecil dan nupa oge atau kampong besar nupa kodi dan nupa oge sekarang sebelah

utara di dusun V kebun kopi. Asal mula masyarakat bermula dari rano malei yaitu

pemukimanmasyarakat yang berada diatas pegunungan yang di perkirakan berada

di sebelah utara kebun kopi. Nama nupabomba terdiri dari dua suku kata yakni:

nupa berarti wilayah, sedangkan bomba adalah sejenis kayu. Jadi nupabomba

berarti tempat pemukiman yang dimana terdapat pohon bomba yang jarang

tumbuh pada tempat tempat lain. Desa nupabomba yang dulunya dikenal sebagai

kampong ini berdiri sejak tahun 1938 dan telah mengalami pergantian kepala desa

sebanyak 19 kali. Kepala-kepala desa yang pernah menjabat adalah:

Tabel 1. Nama nama dan periode jabatan kepala desa

NO PERIODE NAMA KEPALA DESA

1. 1938-1943 Latintiga
2. 1943-1948 DG.Mabela
3. 1948-1953 Mandalaba
4. 1953-1958 Vetugau
5. 1958-1963 Sawarta
6. 1963-1968 Lasihu
7. 1968-1973 Samajudin tandaje
8. 1973-1978 T.Bunaiya
49

9. 1978-1983 M.Woentina
10. 1983-1988 L.Lamasa
11. 1988-1993 Kisman ndogi
12. 1993-1998 Alihami laburasa
13. 1998-2003 Andi Ganti Daenta
14. 2003-2008 Drs. Moh. Nadir lawangki
15. 2008-2013 Djusman Kadorahi
16. 2013-2018 Harun T. bunaya
17. 2018-2019 Fadlan mahyudin
18. 2019- 2021 Sardjan Tole

19. 2021- Sampai Sekarang Anwar S.Kom


Sumber data: kantor desa nupabomba kecamatan
tanantovea 2021
4.1.2 Kondisi Umum Desa

1. Potensi sumber daya alam (SDA)Terdiri dari:

2. Hutan: 130,254 Ha

3. Pemukiman: 50 Ha3.)

4. Lapangan: 5 Ha

5. Kebun rakyat: 1450 Ha

6. Perkantoran/sekolahan: 5 Ha

7. Makam umum: 5 Ha

8. Tempat ibadah: 2 Ha

9. Jalan umum : 30 Ha

10. Hutan lindung : 2000

Ha Tipologi desa

1. Desa pegunungan

2. Dataran
50

4.1.3 Keadaan Geografis Kelurahan Nupabomba

Secara geografis kelurahan nupabomba berada pada wilayah kecamatan

tanantovea dengan luas wilayah 4.275,08 km. Batas-batas kelurahan nupabomba

adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Desa Wombo Kec Tanantovea, Kel. Lambara

2. Sebelah Timur : Desa Toboli Barat Kec. Toboli Kab Parimo

3. Sebelah Selatan : Desa Guntarano, Desa Bale Kec Tanantovea

4. Sebelah Barat : Kelurahan Lambara Kec. Palu Utara Kota Palu.

Kondisi iklim di kelurahan nupabomba dipengaruhi oleh dua iklim musim


yaitu musim panas ( terjadi pada bulan april-september) dan musim hujan (terjadi
pada bulan oktober-maret).curah hujan bulanan berkisar antara 2-7 mm, dimana
pada bulan april-november – januari mempunyai curah hujan yang cukup tinggi
sedangkan pada bulan-bulan lainnya curah hujannya rendah. Suhu udara
dikelurahan nupabomba berkisar antara 33ºc-37ºc dengan rata-rata 35ºc.
kelembapan udara rata-rata 74,8% dimana kelembapan udara bulanan berkisar 69-
79%. Desa nupabomba merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian :
1. perbatasan dengan kota madya : 64 m.dpl
2. dusun 1 kinta (titik koordinat masjid dusun 1) : 68 m.dpl
3. dusun ll bodi(titik koordinat kantor desa) : 86 m.dpl
4. dusun lll pombaloya (titik koordinat masjid dusun lll) : 96 m.dpl
5. dusun lV karumba (titik koordinat masjid dusun lV) :164 m.dpl
6. dusun V kebun kopi
a. titik koordinat masjid kebun kopi : 833 m.dpl
b. titik koordinat masjid uwe maliko : 900 m.dpl
c. titik koordinat masjid tanjung angina : 840 m.dpl
d. titik perbatasan dengan kabupaten donggala : 882 m.dpl

4.3 Potensi Kelembagaan


51

Kelembagaan merupakan salah satu fakor penunjang kemajuansuatu desa maupun

daerah. Di desa nupabomba sendiri, baik kelembagaan pemerintah maupun

lembaga masyarakat cukup aktif dan selalu memberikan konribusi untuk

kemajuan desa.

A. Lembaga Pemerintahan

1. Pemerintah Desa
lembaga pemerintahan desa nupabomba dibentuk berdasarkan pada peraturan

daerah (PERDA) melalui keputusan bupati dengan menetapkan 1 kepaladesa dan

1 sekertaris desa sebagai pemangku jalannya roda pemerintahan desa. Dibantu

dengan 6 perangkat desa yang bertugas pada bidangnya masing-masing.selain itu

juga, terdapat dua kepala dusun yang dibentuk melalui keputusan kepala desa

untuk menagani wilayah dusunnya masing-masing.

2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

badan permusyawaratan desa atau BPD merupakan salah satu uunsur dalam

penyelenggaraan pemerintahana desa. Badan permusyawaratan desa (BPD) ini

dibentuk/dipilih mesyarakat desa melalui pemilihan umum yang di selenggarakan

masyarakat desa setempat. Tugas BPD adalah sebagai penampung dan penyalur

aspirasi masyarakat. Selain itu, BPD juga bertugas untuk membahas peraturan

desa bersamakepala desa, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program

maupun peraturan kepala desa.

A.Lembaga Kemasyarakatan

lembaga kemasyarakan menjadi salah satu unsur penting dalam memajukan desa.
Lembaga kemasyarakatan ini dibentuk sesuai dengan bidang dan ruanglingkupnya
masing-masing. Di desa nupabomba sendiri terdapat bebrapa lembaga
52

kemasyarakatan yang selalu aktif.

4.2 Keadaan Sosial Penduduk

4.2.1 Jumlah Penduduk


Pertumbuhan penduduk desa nupabomba cenderung mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Pada tahun 2021 penduduk desa nupabomba tercatat 3260 jiwa (926
KK), 1730 jiwa diantaranya adalah laki-laki dan 1550 jiwa perempuan.Berikut

Tabel Jumlah Penduduk Di Desa Nupabomba:


Tabel 1. Rekapitulasi Pendataan Jumlah Penduduk
JUMLAH JIWA
NO RT JUMLAH KK TOTAL
L P

1. 01 27 53 46 99
2. 02 52 77 79 156
3. 03 46 77 79 156
4. 04 33 94 58 152
5. 05 34 74 63 137
DUSUN 1 192 375 325 700
6 06 35 58 65 123
7 07 36 51 59 110
8 08 47 80 81 161
DUSUN II 118 189 205 394
9 09 68 126 107 233
10 10 60 111 103 214
11 11 78 120 122 242
DUSUN III 206 357 332 689
12 12 80 153 132 285
13 13 62 136 121 257
DUSUN IV 142 289 253 542
14 14 17 31 29 60
15 15 28 52 47 99
53

16 16 41 76 69 145
17 17 30 40 40 80
18 18 54 107 84 191
DUSUN V 170 306 269 575
19 19 38 72 66 138
20 19 30 61 46 107
21 21 30 61 54 115
DUSUN VI 98 194 166 360
926 1710 1550 3260
Sumber: sumber data kantor desa nupaboba 2022

4.2.2 Kondisi Sosial Budaya, Ekonomi Dan Agama

1. Kondisi Sosial Dan Budaya

Masyarakat kelurahan nupabomba tergolong gammain schaef ataukumpulan


masyarakat yang masih dalam koridor budaya yang sama dengan masyarakat
sekitaranya dimana tingkatnya kekerabatannya masih sangat berpengaruh besar.
Masyarakat kelurahan nupabomba memiliki budaya yangsangat maju atau dengan
kata lain tidak tradisional sehingga tidak lagi merasa ketinggalan dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan serta kemajuanperkembangan.
Pendidikan merupakan salah satu faktor mendasar dalam potensi sumber manusia
yang dimiliki oleh salah satu daerah dengan latar belakang pendidikan yang
memadai yang di yakini bahwa masyarakat mampu mengikuti perkembangan
pembangunan yang sekian pesat dalam kehidupan, disisi lain masyarakat akan
mampu untuk menempatkan diri dari berbagai proses pembangunan sehingga
dapat menjadi pendorong laju pembangunan bagi daerah masing-masing dengan
demikian sekian tinggi tingkat yang dimiliki suatu masyarakat pada suatu daerah
maka besar juga kemungkinan daerah tersebut dapat berkembang secara pesat
dalam berbagai sector, demikian pula sebaliknya semakin rendah tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat maka diyakini pula bahwa
pembangunan suatu daerah akan lambat.
Masyarakat di desa nupabomba masih menjunjung tinggi yang namanya adat
54

istiadat hal ini berkaitan dengan pergaulan dan interaksi pada kehidupan
bermasyarakat di dalam desa tersebut.

2. Kondisi Ekonomi

Masyarakat nupabomba memiliki tingkat ekonomi yang sudah menandai.


Adapun kondisi ekonomi masyarakat kelurahan nupabomba sebagai besar
bermata pencarian pertanian dan pegawai negeri sebihnya perternakan, wiraswasta
dan buruh.

a. Sektor Pertanian

Status sektor pertanian di desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten


donggala dengan rincian petani pemilik berjumlah lima ratus lima puluh empat
jiwa, petani penggarap lima ratus lima puluh empat jiwa, buruh tani tiga puluh
jiwa. total keseluruhan pada sektor pertanian adalah 1.138 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:

Tabel 2. Sektor pertanian masyarakat desa nupabomba

NO STATUS JUMLAH

1. Petani pemilik 554 jiwa

2. Petani penggarap 554 jiwa

3. Buruh tani 30 jiwa

TOTAL 1.138 jiwa


Sumber data: data statistic desa nupabomba 2021

b. Sektor Peternakan

Sektor peternakan masyarakat di desa nupabomba kecamatan tanantovea

kabupaten donggala degan rincian peternak sapi tiga puluh jiwa, peternak

kambing empat puluh jiwa, peternak ayam seratus lima puluh jiwa, total

keseluruhan sektor peternakan 220 jiwa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
55

Tabel 3 sektor peternakan masyarakat Desa Nupabomba

NO JENIS USAHA JUMLAH

1. Peternak sapi 30 jiwa

2. Peternak kambing 40 jiwa

3. Peternak ayam 150 jiwa

4. Lainnya 220Jiwa

Sumber data: data statistik desa nupabomba 2021


c. Sektor industri

Sektor industri masyarakat di desa nupabomba kecamatan tanantovea

kabupaten donggala dengan rincian buruh industry lima puluh tiga jiwa, industry

rumah tangga tiga puluh dua jiwa dan industry delapan puluh lima jiwa, total

keseluruhan sektor industry adalah 85 jiwa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4 sektor industry masyarakat desa nupabomba


NO SEKTOR JUMLAH
1. Buruh Industry 53 jiwa

2. Industri rumah tangga 32 jiwa

3. Industry 85 Jiwa
Sumber data: data statistic desa nupabomba 2021

d. Sektor Jasa

Sektor jasa masyarakat di Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea

Kabupaten Donggala dengan rincian Pns Sembilan puluh delapan jiwa, Tni/polri

tiga jiwa pensiunan dua belas jiwa, karyawan swasta sebelas jiwa, bidan/perawat

empat jiwa, total keseluruhan berjumlah 128 jiwa dapat dilihat pada tabel berikut
56

ini:

Tabel 5 sektor jasa masyarakat desa nupabomba

NO SEKTOR JUMLAH
1. PNS 98 jiwa
2. TNI/POLRI 3 jiwa

3. Pensiunan 12 jiwa
4. Karyawanan swasta 11 jiwa
5. Bidan/perawat/mantra 4 jiwa
Jumlah 128
Sumber data: data statistic desa nupabomba 2021

e. Sektor perdangangan

Adapun sektor perdagangan pada masyarakat desa nupabomba dengan rincian

pedagang buah empat puuh jiwa, pedagang sayur mayor lima puluh dua jiwa,

pedagang ternak lima jiwa, pedagang restoran/warung makan dua belas, pedagang

warung tiga puluh lima jiwa, pedagang kios lima puluh lima jiwa total

keseluruhan 199 jiwa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6 sektor perdagangan masyarakat desa nupabomba


NO SEKTOR JUMLAH
1. Pedagang buah 40 jiwa
2. Pedagang sayur mayor 52 jiwa
3. Pedagang ternak 5 jiwa
4. Pedagang restoran/warung makan 12 jiwa
5. Pedagang warung 35 jiwa
6. Pedagang kios 55 jiwa
Jumlah 199
Sumber data: data statistik 2021

3. Kondisi Agama
Masyarakat nupabomba merupakan masyarakat yang religius dan memiliki
57

kebudayaan yang beragama. Secara umum, mayoritas kelurahan ini beragama

islam dan berasal dari suku kaili yang merupakan penduduk asli. Beberapa suku

pendatang yang terdapat dikelurahan ini meliputi suku bugis (mayoritas beragama

islam), suku toraja (mayoritas beragama Kristen) jawa (mayoritas beraga

islam),bali ( hindu). Saat ini telah terjadi percampuran antara suku asli (kaili)

dengan suku-suku pendatang sehingga mesyarakat telah memiliki kebudayaan

serta pengetahuan yang beragama, dengan latar belakang budaya kaili yang masih

kuat.

Kondisi agama masyarakat desa nupabomba dengan rincian islam 3.120

jiwa, katolik 40 jiwa, hindu 8 jiwa, maejlis taklim 22 kelompok total 3.190 jiwa

keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8 kondisi agama masyarakat desa Nupabomba


NO AGAMA JUMLAH
1. Islam 3.120 jiwa
2. Katolik 40 jiwa
3. Protestan - jiwa
4. Hindu 8 jiwa
5. Budha - jiwa
6. Majlis taklim 22 kelompok
7. Kelompok kebaktian - kelompok
Jumlah 3.190
Sumber data: kantor desa nupabomba 2021

Sarana peribadahan masyarakat di desa nupabomba kecamatan tanantovea

kabupaten donggala dengan rincian masjid dua belas unit, gereja satu unit total

keseluruhan 13 unit dapat dilihat pada tabel berikut ini:


58

Tabel 9 Sarana Peribadahan Masyarakat Desa Nupabomba

No Sarana peribadatan Jumlah (unit)


1. Masjid 12 unit
2. Gereja 1 unit
TOTAL 13 unit
Sumber data: kantor desa nupabomba 2021
4.3 Struktur Organisasi, Visi Misi Dan Tujuan, Keadaan Pegawai Kantor Kelurahan Nupabomba.

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA NUPABOMBA KEC. TANANTOVEA KEC. DONGGALA

Kepala desa ANWAR S.KOM

SEKRETARIAT DESA MUHAMAD AYUB.ML

Kepala seksi pemerintahan


Kepala seksi kesejahteraan
Kepala seksi pelayananKepala urusantata usaha&umu m Kepala urusan perencanaan
Kepala urusan
ASLAM AHLAN IWAN SIDIK HUSNAWATI keuangan IIN

AS’AD SH

Kepala dusun II MULYADIN


Kepala dusun lll BEBI.SHKepala dusun IV YEYEN Kepala dusun V ABDUL RAZAK
Kepala dusun VI
Kepala dusun l HAZAIRIN
BUDI HANDARUAN
60

4.2.1 Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah grafik yang menjelaskan tentang fungsi,

pengelompokan serta batas-batas wewenang dan tanggung jawab. Struktur

organisasi dapat pula dilaksanakan sebagai suatu sistem pembagian kerja teratur,

untuk mencapai suatu efesiensi,efektivitas, dan produktifitas kerja. Bagi suatu

organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui karena

dengan struktur organisasi akan memberikan gambaran dan kejelasan mengenai

tugas-tugas dan fungsi masing-masing pegawai untuk menghindari terjadinya

tumpang tindih pelaksanaan pekerjaan yang satu dengan yang lainnya demi

kelancaran sebuah pekerjaan.

4.4 Visi Misi Dan Tujuan Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea

Kabupaten Donggala

Visi dan misi


Visi dan misi pembangunan desa nupabomba mengacu pada visi dan misi induk
kabupaten donggala visi dan misi pembangunan desa nupabomba sesuai dengan
masa jabatan kepala desa berlaku mulai tahun 2015 sampai dengan 2020, yaitu:

VISI:
Terwujudnya masyarakat desa nupabomba yang aman, tertib, dan berkualitas,
berbasis pada sumber daya manusia yang handal, serta pengelolaan sumber daya
alam berwawasan lingkungan.

Untuk mewujudkan visi pemerintahan desa maka ditetapkan misi sebagai


pernyataan tujuan, sasaran dan kebijakan yang ingin dicapai untuk pemerintah
desa misi ini memberikan arah dan pedoman jangka menengah serta merupakan
acuan dasar dalam merumuskan kebijakan program kegiatan selama 5 (lima
tahun) kedepan (2015-2020)
Misi pemerintahan desa dirumuskan atau ditetapkan sebagai berikut:
61

1. menciptakan keamanan dan ketertiban melalui peran serta aktif masyarakat


2. meningkatkan daya saing desa melalui peningkatan produktifitas lahan
pertanian dan perkebunan
3. revitalisasi fungsi dan peran pemerintahan desa, lembaga kemasyarakatan
dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance)
4. peningkatan instruktur desa berbasis kebutuhan masyarakat dan potensi desa
5. peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program life skill
6. peningkatan derajat kesehatan dengan mengedepankan pola perilaku hidup
bersih dan sehat
7. pengelolaan hutan dan sungai secara efektif dan efisien serta berwawasan
lingkungan.

Tujuan
1. terciptannya lingkungan bersih, indah, sehat, dan aman
2. terciptanya lapangan kerja
3. terciptanya pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Terciptanya hubungan yang harmonis antar umat beragama.
5. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan
produktif. Meningkatkan sumber daya masyarakat ekonomi lemah

Tugas Pokok Dan Fungsi Pemerintahan Desa


Dengan melihat bagan struktur diatas, maka tampak setiap satuan
organisasi telah tertera dengan jelas untuk melaksanakan tugas berupa pelayanan
kepada masyarakat di wilayah kerja dengan uraian sebagai berikut :
a. Dalam melaksanakan tugas, kepala desa, sekretaris desa, kepala-kepala seksi
melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi atas segala kegiatan
pemerintahan di desa.
b. Kepala desa dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijaksanaan yang di
tetapkan oleh kepala daerah.
c. Kepala desa wajib memberikan petunjuk, membina, membimbing dan
mengawasi pekerjaan unsur-unsur pembantu dan pelaksanaan yang berada dalam
62

lingkungannya.

Untuk mencapai efesiensi dan efektivitas dari pelaksanaan tugas wilayah


kerjanya, pemerintah kota palu mengeluarkan surat keputusan walikota selaku
kepala daerah nomor 34 tahun 2017 tentang tugas, fungsi dan tata cara kerja
kecamatan, maka kelurahan mempunyai tugas yang dimaksud dan wewenangnya
sebagai berikut:
1. Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Nupabomba Terdiri Dari
a. Kepala desa :Anwar S.kom
b. Sekretaris desa : Muhamad Ayub.ml
c. Kasi pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum: Aslam Ahlan
d. Kasi pemerdayaan masyarakat dan kesejahteraan sosial: Iwan Sidik
e. kasi ekonomi dan pembangunan: As’ad SH
f. kasi pelayanan: Husnawati
g. Kelompok jabatan fungsional.

2. Kepala Desa Mempunyai Tugas Membantu Sekertaris Desa Dalam


Melaksanakan Pemerintahan Desa.
a. Melakukan pemberdayaan masyarakat .
b. Melaksanakan pelayanan masyarakat.
c. Memelihara ketentraman dan ketertiban umum.
d. Memelihara prasarana dan fasililitas pelayanan umum.
e. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh camat. Dan
f. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4.4 Keadaan Pegawai
Penyelenggaraaan berupa tugas berupa memberikan pelayanan kepada

masyarakat dalam mencapai efektifitas sangat di pengaruhi beberapa factor, baik

dukungan mesin-mesin dan peralatan kantor yang baik, teknik analisa yang lebih

baik serta prosedur-prosedur yang lebih efisien dan sistem perencanaan yang

efektif.
DATA APARAT PEMERINTAHAN DESA
TAHUN:2019 DESA:NUPABOMBA KEC:TANANTOVEA KAB:DONGGALA

L Kep.Pengangkatan
No Nama Nip Tempat/TglLahir Agama Jabatan PendAkhir
P TGL NO
Taipa,12-05-
1 Anwar S.Kom L Islam Kepala Desa S1
1980
Muhamad Tawaeli,21-
2 L Islam Sekdes Sma
Ayub. Ml 11-1976
3 Aslam Ahlan L Nupabomba,18-03-1976 Islam Kasi Pemerintahan Ma 04-01-2018
4 Iwan Sidik L Nupabomba,08-10-1979 Islam Kasi Kesejahteraan Smk 04-01-2018
5 Husnawati P Nupabomba,12-02-1982 Islam Kasi Pelayanan Sma 04-01-2018
6 Wining P Nupabomba,23-10-1987 Islam Kaur Tata UsahaDan Umum Sma 04-01-2018
Tondo,14-
7 As’ad,SH L Islam Kaur Keuangan S1 04-01-2018
01-1986
8 Iin L Nupabomba,12-11-1977 Islam Kaur Perencanan Sma
9 Hazairin L Nupabomba,02-10-1978 Islam Kadus I Sma 12-04-2018
10 Muliadin L Nupabomba, Islam Kadus Ii Sma 11-11-2018
11 Bebi.SH L Nupabomba, Islam Kadus Ii S1 04-01-2018
12 Yeyen L Nupabomba,27-07-1988 Islam Kadus Iv Sma 04-01-2018
Lambara,02-
13 Abdul Razak L Islam Kadus V Sma 04-01-2018
02-1980
Budi Budimukti,25
14 L Islam Kadus Vi Sma
Handaruan -05-1980
Sumber data: kantor desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala

63
64

4.5.3 Sarana Dan Prasarana

A. Sarana Prasarana Kantor Desa Nupabomba Kecamatan

Tanantovea Kabupaten Donggala:

Adapun sarana yang ada di kantor desa nupabomba kecamatan tanantovea


berupa meja kantor 10, kursi plastic 150, kursi ruang kantor 16, kipas angina 4,
computer 2, printer 3, speaker/pengeras suara 2, lemari dokumen 5, mobil pick
up 1, motor dinas 1, papan pengumuman 1, mesin penggilingan kopi 1, dan
tandon air 1 jadi total keseluruhan 197 unit. sarana tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 10. Sarana prasarana kantor desa nupabomba

NO SARANA KANTOR JUMLAH


1. Meja kantor 10
2 Kursi plastic 150
3. Kursi ruangan kantor 16
4. Kipas angina 4
5. Komputer 2
6. Printer 3
7. Speaker/pengeras suara 2
8. Lemari dokumen 5
9. Mobil pick up 1
10. Motor dinas 1
11. Papan pengumuman 1
12. Mesin penggilingan kopi 1
13. Tandon air 1
14. TOTAL 197
Sumber: data statistik kantor desa nupabomba 2022
65

1. Sarana Transportasi
Adapun sarana transportasi yang ada di desa nupabomba berupa mobil 9, truk 2,

mobil pick up kantor desa 1, sepeda motor 250, sepeda 30, dan gerobak 20 sarana

tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 11 sarana transportasi

NO SARANA JUMLAH

1. Mobil 9 Buah

2. Truk 2 Buah
Mobil pick up kantor
3. 1 Buah
Desa
4. Sepeda motor 250 Buah

5. Sepeda 30 Buah

6. Gerobak 20 Buah

TOTAL 312 Buah


Sumber data: data statistic desa nupabomba 2021

2. Sarana Olahraga
Adapun sarana olahraga yang ada di desa nupabomba berupa lapangan sepak
bola 2, voly 2, bulu tangkis 1, takraw 2, total keseluruhan berjumlah 7 buah.
sarana tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 12 sarana olahraga desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten
donggala

NO SARANA JUMLAH

1. Lapangan sepak bola 2 buah

2. Lapangan bola voly 2 buah


66

3. Lapangan bulu tangkis 1 buah

4. Lapangan takraw 2 buah

TOTAL Jumlah 7 buah


Sumber data: data statistic desa nupabomba 2021
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

5.1 Kinerja Aparatur Desa Nupabomba

Sebelum menilai pekerjaan seseorang maka terlebih dulu memahami

pengertian pemahaman kerja, sebab yang harus di nilai adalah pekerja yang telah

di laksanakan seseorang berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang di berikan.

Adapun factor yang mempengaruhi kinerja aparat serta penilaian kinerja pegawai

sebagai berikut: Berhasil dan tidaknya tujuan dan cita-cita dalam organisasi

pemerintah tergantung bagaimana proses kinerja itu dilaksanakan. Aparat desa

mempunyai peranan yang sangat penting dalam memperlancarkan jalannya roda

pemerintahan di desa dan melaksanakan pembangunan di setiap daerah ataupun

mengurus kepentingan- kepentingan warga di wilayah tersebut. Mengingat

pentingannya peranan tersebut di perlukannya aparat desa yang memiliki sumber

daya yang kompoten dan suatu kinerja yang seharusnya baik.

Aparatur desa nupabomba yang sebagai salah satu organ pemerintahan

yang secara langsung memberikan pelayanannya kepada warga nupabomba

kecamatan tanantovea kabupaten donggala tersebut memiliki aparatur desa yang

mempuni dalam melakukan pekerjaan mereka namun keberadaan aparatur yang

dserahi tugas di bidang administrasi ataupun pelayanan menduduki peran yang

sangat penting karna sebagai organ pemerintahan yang paling bawah yang

mengetahui secara pasti segala kondisidan pemersalahan yang ada di wilayahnya.

Aparatur desa memiliki pekerjaan salah satunya dalam melakukan pelayanan

namun masih banyak yang perlu di perbaiki dan di benahi kedepannya. Seperti

67
68

hasil observasi di lapangan. Kantor desa nupabomba kecamatan tanantovea

kabupaten donggala masih memilki kinerja aparatur yang belum maksimal seperti

halnya dalam kegiatan seperti pembuatan surat tanah, surat domisili, daftar ktp,

surat keterangan lahir, perubahan data kartu keluarga dan lain-lain.merupakan

salah satu tugas dari aparatur desa. Tugas tersebut perlu di laksanakan dan untuk

selanjutnya di tampilkan dalam ruang kantor dalam. Hal ini penting meningat

papan monografi tersebut dalam memberikan informasi dan data kepada pihak

luar atau masyarakat umum tentang keadaan wilayah dengan berbagai potensinya

namun dari pengamatan penulis menunjukan bahwa pelaksanaan tugas pada papan

monografi yang ada tidak akurat dan actual lagi. Hal ini diketahui karena data

yang ditampilkan adalah data antara tahun 2020 dan 2021. Begitu pula dengan

prasarana kantor dan keeadaan pegawai juga sampai saat ini belum di perbaharui

sehingga saat ini mereka masih menggunakan data-data lama yang sebenarnya

sudah tidak akurat lagi dimana seharusnya data tersebut harus di perbaharui

setahun sekali agar lebih akurat dan actual tentunya kinerja individu seorang

aparatur desa merupakan suatu tolak ukur suatu keberhasilan. Begitu pula dengan

kedisiplinan masih ada aparatur desa yangbelum datang padahal sudah pada jam

kerja dan di kantor hanya lima jam saja kemudian langsung pulang, dan dari hasil

observasi di kantor tersebut masih ada seseorang aparatur desa di kantor

menggunakan kaos oblong yang tidak seharusnya di pakai di kantor apalagi

mereka yang menjadi garda terdepan untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat desa wajib memberikan contoh yang baik jiwa kepemimpinan kepada

masyarakat desa dengan menumbuhkan sikap kedisiplinan. Namun masih ada


69

beberapa aspek yang perlu di kaji dalam melakukan penelitian ini dapat di kaji

dalam 4 aspek kinerja. Efektifitas otoritas atau tanggung jawab dan di siplin

dalam melakukan tugas dan fungsi mereka sebagai aparatur desa sesuai dengan

pendapata prawirosentono (2014).

5.2 Efektifitas dan efisiensi

Efektifitas adalah berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasidimana

rendahnya tingkat kesalahan dan tingginya kecermatan para aparatur kelurahan

dalam melaksanakan tugas dan fungsi mereka. Dimana bila tingginya tingkat

kecermatan aparatur desa dalam bekerja tentunya akan menghasilkan

kinerja individu yang baik yang dapat mencapai tujuan tujuan organisasi yang

berdampak pada meningkatnya efektifitas dari organisasi dan halnya melayani

masyarakat yang berada di desa tersebut.dari hasil penelitian yang peneliti

lakukan selama berada di kantor desa nupabomba terlihat tingkat para aparatur

sudah begitu cermat dalam menjalankan pekerjaan mereka. Dalam rangka

membangun kualitas kinerja pemerintahan yang efektif diperlukan waktu untuk

memikir bagaimana mencapai kesatuan kerjasama sehingga membangun

kepercayaan masyarakat desa nupabomba untuk itu diperlukan kualitas pelayanan

yang efektif dan sesuai dengan harapan. selanjutnya tentang aspek efektifitas dan

efisiensi, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yang

relevan untuk di wawancarai dibawah ini.

Dari hasil wawancara dengan sekretaris desa bapak Muhammad Ayub.

ML mengatakan bahwa:

“efektifitas sesuai dengan kualitas memang belum tercapai sampai kesitu,


dibeberapa kesempatan pertemuan saya juga menyampaikan kita harus merubah
70

pola perekrutan perangkat desa dengan mengedepankan aspek efektifitas dan


efisiensi kita sekarang dalam program meeting desa brilian wilayah Indonesia
timur Sulawesi utara, Sulawesi tengah, gorontalo jayapura jadi salah satunya itu
terkait dengan peningkatan kualitas efektifitas dan efisiensi aparatur desa, kalau
ada uji kepatuhan dan kelayakan pemerintahan desa ada meet dan program tes
maka kita mau yang ideal untuk mencapai itu kita masih susah sekarang, saya
sudah 18 tahun jadi sekdes jadi saya sudah paham betul yang paling tidak apa
yang ada di masyarakat dan apa yang seharusnya dilakukan kedepan tinggal
komitmen dari masing masing perangkat desa ” (hasil wawancara 16 maret 2022).

Menurut analisa peneliti wawancara diatas menunjukan bahwa aparatur

desa yang ada di nupabomba untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi

masih belum maksimal dan harus di uji lagi tingkat kelayakan dan kepatuhan

untuk menjabat sebagai perangkat desa dengan mengedepankan aspek efektifitas

dan efisiensi,

Selanjutnya dari pernyataan Kasi pemerintahan Pak Aslam Ahlan dari

hasil wawancara saya tentang aspek efektifitas dan efisiensi mengatakan bahwa:

“Semuanya sudah efektif alhamdulilah, yang kurang efektif kinerja nya


biasanya yang kurang sehat”(hasil wawancara 16 maret 2022)

menurut analisa peneliti dari wawancara di atas dalam melakukan

pekerjaan di kantor sudah berjalan sebagaimana mestinya, namun ada kalanya

aparatur desa yang kurang sehat pekerjaanya belum efektif

Berikut hasil wawancara selanjutnya dengan bapak solehudin selaku

warga nupabomba mengatakan bahwa:

“saya sebagai warga nupabomba melihat kinerja aparatur desa cukup baik
namun masih kurang responsive dalam membantu membuat surat surat, misalnya
dalam mengurus surat tanah”(hasil informan wawancara pada tanggal 31 mei
2022)

Menurut analisa peneliti keterangan diatas bahwa aparatur desa kurang

tanggap dalam melaksanakan pelayanan terutama dalam mengurus surat tanah.


71

Berikut hasil wawancara selanjutnya dengan bapak Yohannes selaku

warga nupabomba mengatakan bahwa:

“tidak efektif, karena aparaturnya dalam melayani masyarakat masih


memilih milih apalagi dalam hal bantuan blt dan bansos dia memilih milih dan
tidak merata” (hasil informan wawancara pada tanggal 31 mei 2022)

Menurut analisa peneliti hasil pernyataan di atas berdasarkan wawancara

saya adalah aparatur desa masih memiliki sifat pilih kasih dalam melakukan

pelayanan dan kepengurusan blt bansos dan bantuan lainnya.

Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak Bio selaku warga nupabomba

tentang aspek efektifitas dan efisiensi:

“tidak efektif karena pelayanannya di beda bedakan ada yang dapat


bantuan dan ada yang tidak, jarang dapat yang bukan termasuk kerabatnya dan
keluarganya masih adanya nepotisme dalam pelayanan termasuk dalam pelayanan
bantuan blt, pkh, bansos ini”(hasil informan wawancara 17 juni 2022)

Menurut analisa peneliti keterangan diatas bahwa masih adanya nepotisme

dalam pelayanan apalagi dalam pelayanan bantuan adanya sifat pilih kasih kepala

desa tidak bisa di pungkiri, dan menurut analisa peneliti masih belum efektif.

Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak Irwan selaku masyarakat

nupabomba dari hasil wawancara saya mengatakan bahwa:

“Tingkat keefektifitasan/kinerja aparatur desa belum memadai sehingga


ada beberapa rancangan kinerja yang belum terealisasi sampai saat ini dan juga
tingkat pelayanan masyarakat tidak efisien dan juga terbilang menunda nunda
dalam membuat persyaratan administrasi masyarakat”(wawancara pada tanggal 17
juni 2022)

Menurut analisa peneliti wawancara diatas menunjukan bahwa aparatur

desa yang ada di nupabomba tidak mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi

dalam menjalankan roda kepemerintahan di desa nupabomba terkait dalam hal


72

pelayanan masih sering menunda nunda dalam melakukan kepengurusan

persyaratan administrasi masyarakat.

Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak wiliam selaku masyarakat

nupabomba dari hasil wawancara saya mengatakan bahwa:

“Kurang efektif dan efisien, karena kepala desanya jarang turun


mengawasi dan melakukan bimbingan terhadap aparatur desa yang ada di kantor,
seharusnyakepala desa perlu sering mengadakan kerja sama dengan aparatur desa
dan masyarakat sehingga bisa menimbulkan ikatan kekeluargaan yang lebih erat”

Menurut analisa peneliti wawancara diatas menunjukan bahwa aparatur

desa yang ada di nupabomba masih belum efektif, berdasarkan beberapa

pernyataan masyarakat nupabomba yang mengatakan bahwa kepala desa sangat

jarang turun langsung kemasyarakat bahkan kurang mengontrol aparatur desa

yang bertugas di kantor desa

5.3 Otoritas Dan Tanggung Jawab

Sikap tanggung jawab aparatur desa nupabomba dalam menjalankan tugas-

tugasnya sudah berjalan dengan baik seperti yang disampaikan aparatur desa

nupabomba bahawa memberikan pelayanan masyarakat di perlukan tanggung

jawab yang besar selaku pemberi layanan Dalam menjalankan tugas dan fungsi

sebagai aparatur desa nupabomba tentunya sudah memiliki tanggung jawabdalam

mengungunakan penggunaan waktu dalam bekerja sebagaimana penggunaan

waktu yang baik dan disiplin memberikan dampak yang baik dalam bekerja

dengan adannya di siplin dalam penggunaan waktu kerja akan memberikan

kualitas kerja yang baik terhadap otoritas aparat desa itu sendiri. Penguunaan

waktu yang efektif dan efisien sangat di butuhkan oleh aparatur desa dalam

menjalankan pekerjaan nya guna pencapaian tujuan organisasi. Pengunaan waktu


73

yang baik dimana tingginya tingkat ketidak hadiran para aparatur desa, rendahnya

keterlambatan dan tidak terlaksana dengan tepat waktu segala pekerjaan yang

berhubugan dengan pelayanan kepada masyarakat. Dari hasil observasi penulis

selama meniliti di kantor desa nupabomba kecamatan tanantovea ada bebrapa

aparatur desa yang kurang maksimal dalam bertanggung jawab terutama dalam

kesehjateraan masyarakat, masih adaya nepotisme dalam kepengurusan bansos,

pkh, blt dan bantuan lainnya.

Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang aspek tersebut, maka penulis

mewawancarai beberapa pihak terkait dengan berbagai narasumber dan setiap

para narasumber yang telah di tentukan peneliti menyampaikan pertanyaan hasil

wawancara yang penulis lakukan dengan bapak As’ad kaur keuangan yaitu :

“kalau masalah tanggung jawab, belum sepenuhnya bertanggung jawab


dan belum semua terlaksana karena saya ini punya bidang keuangan cuman semua
topoksi kadang bisa saya cover sendiri yang lain ini hanya membantu (wawancara
pada tanggal 16 maret 2022).

Menurut analisa peneliti dari hasil wawancara bersama informan kaur

keuangan Bapak As’ad bahwa aparatur desa yang kurang aktif dalam bekerja

mengakibatkan mulai terkikisnya rasa tanggung jawab aparatur karena semua

tupoksi hanya di bebankan kepada satu aparatur saja sedangkan semua aparatur

desa masing masing memiliki tanggung jawab dan tupoksi masing masing.

Lalu untuk mengikuti lebih lanjut tentang aspek otoritas dan tanggung

jawab dalam pencapaian kinerja aparatur desa nupabomba, berikut hasil

wawancara peneliti bersama Kasi pemerintahan pak Aslam Ahlan berpendapat

bahwa:
74

“sudah bertanggung jawab sesuai dengan tugas yang di bebankan masing


masing” (wawancara pada tanggal 16 maret)

Menurut analisa peneliti dari hasil wawancara bersama informan yaitu kasi

pemerintahan bapak Aslam Ahlan, bahwa dalam penerapan otoritas dan tanggung

jawab yang di berlakukan aparatur desa sudah sesuai denan tupoksi dan berjalan

sebagaimana mestinya seorang aparatur desa.

Hasil wawancara dengan ibu Sinta selaku warga desa nupabomba,

berpendapat bahwa:

“kalau masalah kerjanya mereka sudah bertanggung jawab, namun kalau


ada pengaduan lama baru prosesnya dan pelayanannya” (hasil wawancara 16
maret 2022).

Menurut analisa peneliti keterangan diatas menunjukan bahwa belum

dilaksanakan sepenuhnya otoritas dan tannggung jawab pelayanan yang baik di

kantor desa nupabomba masih belum responsive keluhan keluhan masyarakat

desa.

hasil wawancara dengan bapak Yohannes selaku warga nupabomba terkait

aspek otoritas dan tanggung jawab, berpendapat bahwa:

“tanggung jawab nya sudah bagus karena dulu ktp dan sim saya hilang
tidak meminta kontribusi apapun dan langsung di uruskan, namun nanti lama baru
selesai berminggu minggu” (hasil wawancara 16 maret 2022).

Menurut analisa peneliti keterangan di atas menunjukan bahwa aparatur

desa dalam melaksanakan pelayanan dan kepengurusan sudah bertanggung jawab

sesuai dengan tugas mereka masing masing.

Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Hairiah selaku masyarakat

nupabomba terkait aspek otoritas dan tanggung jawab:

“ kepala desanya tidak bertanggung jawab dan pembangunan desa juga


75

belum ada, bantuan Blt, pkh, bansos pun tidak merata, bansos tidak di umukan di
desa ini bansos sudah beberapa bulan ini tidak dapat. Kepala desanya kurang
bertanggung jawab” (hasil wawancara 16 maret 2022).

Dari pernyataan di atas menurut peneliti kepala desa dalam

mensejahterahkan rakyatnya kurang bertanggung jawab masih adanya nepotisme

dan sikap acuh kepada masyarakat yang kurang sejahtera.

Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak Kiki selaku masyarakat

nupabomba mengatakan bahwa:

“Biasanya kami mengadakan bakti sosial akan tetapi hanya masyarakat


yang ikut turun andil, sedangkan beberapa oknum aparatur desa sama sekali tidak
pernah membersamai bakti lingkungan dengan masyarakat, jadi kami punya
inisiatif sendiri tanpa ada bantuan gotong royong dari beberapa aparatur desa”
(hasil wawancara 16 maret 2022).

Menurut analisa peneliti berdasarkan hasil wawancara saya ada beberapa

aparatur desa yang kurang bertanggung jawab dalam agenda bakti sosial pada

masyarakat, hal ini terlihat dalam pernyataan masyarakat ada beberapa aparatur

desa yang tidak membersamai masyarakatnya padahal ini adalah agenda dari

aparatur desa.

Selanjutnya hasil wawancara dengan bapak Yahya selaku masyarakat

nupabomba mengatakan bahwa:

“Menurut saya selaku masyarakat menyimak bahwa adanya beberapa


bantuan yang turun langsung ke masyarakat tidak merata, contohnya kemarin
bantuan Blt saya sudah mengurus persyaratan untuk mendapatkan bantuan akan
tetapi keluarga saya tidak mendapatkan bantuan tersebut di karenakan data yang
saya setor di kantor desa tidak lengkap kata salah satu aparatur desa seperti itu
kepada saya, tapi menurut saya tidak masuk akal karena ada yang menyetor data
yang tidak lengkap tapi mereka tetap mendapat bantuan Blt, dalam hal ini aparatur
desa menyalurkan bantuan tidak merata/pilih kasih” (hasil wawancara 16 maret
2022).

Menurut analisa peneliti berdasarkan hasil wawancara saya aparatur desa


76

dalam hal ini sangat kurang mengevaluasi masyarakatnya terkait dalam hal

kepengurusan administrasi bantuan, kepada seseorang pemangku wewenang

dalam hal pelayanan masyarakat desa seharusnya mengontrol masyarakatnya yang

kurang sejahtera, masyarakat sangat mengharapkan kinerja aparatur desa yang

tidak nepotisme dalam hal ini.

5.4 Disiplin

Disiplin secara umum menunjukan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada

pada diri aparatur terhadap peraturan dan ketetapan, Hasibuan (2002) disiplinkerja

yaitu menaati semua peraturan dengan penuh kesadaran dan kesediaan untuk

mematuhi norma norma sosial yang berlaku. Disiplin meliputi ketaatan dan

hormat terhadap perjanjian yang dibuat. Dalam menjalankan tugas dan fungsi

sebagai aparatur desa nupabomba kecamatan tantovea kabupaten donggala

tentunya harus disiplin terutama dalam menjalankan pelayanan dan menaati

kewajiban dalam peraturan perundang undangan atau kedinasan yakni suatu sikap

atau cara karyawan dalam melayani masyarakat nupabomba kecamatan

tanantovea secara memuaskan Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai

aparatur desa nupabomba tentunya sudah memliki tanggung jawab dalam

mengunakan pengunaan waktu dalam bekerja, sebagaimana pengunaan waktu

yang baik dan disiplin akan memberikan dampak baik dalam pekerjaan. Dengan

adanya disiplin dalam pengunaan waktu kerja akan memberikan kualitas yang

baik terhadap mutuaparat kelurahan itu sendiri. Pengunaan waktu yang efektif dan

efisien sangat dibutuhkan oleh aparatur kelurahan dalam menjalankan pekerjaanya

gunapencapaian tujuan organisasi. Pengunaan waktu yang baik dimana tingginya


77

tingkat ketidak hadiran para aparatur kelurahan, rendahnya keterlambatan dan

tidak terlaksana dengan pelayanan kepada masyarakat. Dari hasil observasi

penulis selama meneliti dikantor kelurahan nupabomba ada beberapa aparatur

sipil desa yang datang terlambat, seperti ketika penulis ingin meminta beberapa

data namun aparat yang bertanggung jawab atas hal tersbut belum bisa di temui

karena belum tiba di kantor, Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang aspek

tersebut, maka penulis mewawancarai beberapa pihak terkait.

Berikut hasil wawancara bersama bapak kepala desa Anwar S.kom

terkait aspek disiplin mengatakan bahwa:

“saya hanya PJS disini pengganti sementara jadi belum sepenuhnya


menerapkan aspek disiplin di desa nupabomba ini karena saya memiliki dua
kesibukan saya menjabat sebagai camat di Labuan dan sebagai kepala desa juga
didesa nupabomba ini.” (hasil wawancara 31 mei 2022)
Dari petikan pernyataan di atas dari hasil wawancara saya menurut

peneliti Bahwa Kepala desa memiliki dua kesibukan sebagai camat Labuan dan

juga kepala desa nupabomba yang mengharuskan mengatur dua waktu,

seharusnya seseorang yang sudah di percayakan atas wewenang nya bisa disiplin

waktu karena masyarakat desa juga sangat butuh pelayanan.

aparatur desa dalam memberikan pelayanan dilihat dari aspek kedisiplinan

berikut hasil wawancara dengan sekertaris desa bapak Muhammad Ayub ML

mengatakan bahwa

“ya alhamdulilah kalau kinerjanya sesuai dengan ketentuan pasti disiplin


insha allah cuman ya mangkanya saya bilang untuk yang ideal belum tercapai tapi
kalau untuk standarnya kita sudah memenuhi jadi ya belum sampai pada level
ideal, tapi ada sedikit dibawah standar”. (hasil informasi wawancara tanggal 31
mei 2022).

Dari petikan pernyataan di atas dari hasil wawancara saya menurut peneliti
78

bahwa aparatur desa nupabomba dalam menjalankan kedisiplinan belum

sepenuhnya disiplin dan perlu di tingkatkan lagi terlihat dari observasi peneliti

bahwa masih ada perangkat desa yang di kantor hanya beberapa jam saja

kemudian langsung pulang, dan dari hasil observasi saya di kantor desa tersebut

masih ada perangkat desa dalam melakukan pelayanan menggunakan kaos oblong

bukan baju dinas yang seharusnya di pakai pada saat di kantor.

Dalam wawancara selanjutnya dengan masyarakat desa nupabomba bapak

Agus yang telah peneliti lakukan memberikan pendapatnya tentang disiplin dalam

penggunaan waktu pelayanan sebagai berikut :

“Tidak disiplin belum jam nya pulang sudah pulang jadi kita ini kalau ada
perlu pagi pagi sekali sudah pergi, karena kalau kita datang jam 10 atau sudah jam
11 tidak ada orang di kantor desa (hasil informan wawancara tanggal 31 mei
2022).

Peneliti menyimpulkan bahwa aparatur desa tidak disiplin dalam

penggunaan waktu pelayanan dari hasil observasi saya juga memang belum di

terapkannya kedisiplinan di kantor desa tersebut karena aparaturnya jam 10 sudah

tidak ada orang di kantor.

Berikut hasil wawancara selanjutnya dengan masyarakat desa nupabomba

ibu Neneng wahyuningsih yang telah peneliti memberikan pendapatnya tentang

aspek disiplin sebagai berikut:

“aparatur desa yang bermasalah dengan disiplin karena sebagian datang ya


datang saja belum jam nya pulang mereka sudah pulang, disiplin waktu tidak
terlalu memadai mereka”(hasil wawancara pada tanggal 17 juni 2022)

Peneliti menyimpulkan bahwa aparatur desa yang tidak menerapkan aspek

kedisiplinan di kantor sangat disayangkan. Dan dari hasil observasi saya di kantor

desa tersebut memang benar mereka dari datang dan pulangnya pun sama sekali
79

tidak disiplin.

Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Hairiah masyarakat desa nupabomba

mengatakan bahwa:

“tidak disiplin waktu, kesibukan kepala desa hampir tidak ada di kantor desa itu
ditambah juga beliau jarang masuk kantor kepala desa ada tapi seperti tidak ada” (hasil
wawancara pada tanggal 17 juni 2022)

Peneliti menyimpulkan bahwa lagi lagi aparatur desa yang tidak

menerapkan aspek kedisiplinan masyarakat banyak membutuhkannya di satu sisi

beliau jarang masuk kantor.

Selanjutnya hasil wawancara dengan masyarakat nupabomba bapak

Darmin mengatakan bahwa:

“menurut saya sudah disiplin dan mereka bekerja sudah baik semua di
kantor desa itu” (hasil wawancara 18 juni 2022)

Menurut analisa peneliti aparatur desa mengenai aspek disiplin masih

perlu di kembangkan lagi yang peneliti wawacara menurut beliau sudah bagus dan

sesuai kinerjanya.

Selanjutnya hasil wawancara dengan masyarakat nupabomba bapak Ardi

mengatakan bahwa:

“seharusnya aparat desa dapat dikatakan disiplin ketika terbentuknya


kesadaran untuk mentaati aturan, bukan datang jam sembilan kemudian pulang
kantor jam dua belas dan juga mereka sering saya temui saat melakukan
kepengurusan tidak menggunakan pakaian dinas dapat di tekankan bahwa dalam
hal ini sangat kurang disiplin” (hasil wawancara 18 juni 2022)

Menurut analisa peneliti aparatur desa belum disiplin, dalam mentaati

semua aturan dan norma yang telah di tetapkan, karena belum ada tekanan yang

kuat dan tidak membentuk kesadaran diri untuk memenuhi tuntutan berbagai

ketentuan tersebut.
80

5.5 Inisiatif

Inisiatif adalah kemampuan seorang aparatur desa untuk melaksanakan tugas

yang dinamana aparatur desa harus bisa mengambil peran inisiatif, kreatif, dan

inofatip secara lebih spesifik di dalam melakakukan pelayanan untuk dapat

mempermudah pekerjaan dan bahkan menghasilkan kinerja yang lebih baik

seorang aparatur desaharus mampu memprakarsai hal-hal yang bukan kewajiban

utama dalam pekerjaan selain memberkan kesempatan untuk mendalami

pekerjaan secara lebih komprehensif, inisiatif yang tinggi akan membuat kinerja

aparatur desa nupabomba mendapat perhatian lebih dari masyarakat desa yang

akan dilayani Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai aparatur sipil desa

nupabomba tentunya sudah memliki rasa inisiatif yang tinggi dalam bekerja,

sebagaimana jika ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kepada aparatur

desa yang pada saat itu tidak berkenaan hadir. Dengan adanya inisiatif aparatur

desa yang bertugas di kantor akan memberikan kualitas yang baik dan

merangkul masyarakat yang sangat membutuhkan kepengurusan itu.

Dari hasil observasi penulis selama meneliti dikantor kelurahan

nupabomba ada beberapa aparatur sipil desa yang kurang inisiatif hal ini terlihat

bahwa dari hasil observasi saya ada masyarakat yang mau menemui kepala desa

yang bertanggung jawab atas hal tersbut belum bisa di temui karena ada

keperluan dan kesibukan seharusnya seorang aparatur desa yang bertugas di

kantor tersebut inisiatif untuk merangkul masyarakatnya agar dalam melakukan

kepengurusan agar urusan cepat terselesaikan tidak memakan waktu yang lama

karena kepala desa sangat jarang di kantor. Untuk mengetahui lebih jelasnya
81

tentang aspek tersebut, maka penulis mewawancarai beberapa pihak terkait.

Hasil pernyataan dari Kasi pemerintahan Pak Aslan Ahlam dari

wawancara saya tentang aspek inisiatif mengatakan bahwa:

“disini ada nomor aparat yang di pampang jadi misalnya tidak ada yang
datang atau berhalangan bisa di hubungi saja” (hasil wawancara 17 juni 2022)

Dari hasil pernyataan di atas peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada rasa

inisiatif aparatur desa jika masyarakat mebutuhkan kepengurusan, seharusnya

pemangku wewenang yang menjadi garda terdepan untuk melayani masyarakat

desa yang bertugas di kantor tersebut harus mengarahkan dan merangkul

masyarakat nya yang memrlukan kepengurusan.

Hasil wawancara dari sekretaris desa pak Muhammad Ayub ML tentang

aspek inisiatif mengatakan bahwa:

“misalnya ada masyarakat yang butuh kepengurusan sama aparatur lain


yang kebetulan pada saat itu beliau berhalangan hadir terkadang ada tumpang
tindih antara kita sebagai aparatur, bukannya tidak mau membantu takutnya ada
ketidak cocokan komunikasi antara kita. Misalnya kita sudah cap tanda tangan
berkasnya kemudian aparatur yang bersangkutan yang lebih memiliki
kewenangan untuk mengurus masyarakat yang memerlukan dia bilang tidak,.
Intinya cuman permasalahan miss komunikasi saja kalau ada kasus begitu” (hasil
wawancara pada tanggal 17 juni 2022)
Dari hasil pernyataan di atas menurut analisa peneliti bahwa aparatur yang

lebih memiliki wewenang kepada masyarakat yang ingin memlakukan

kepengurusan dengan beliau seharusnya datang lebih cepat, dan antara yang

bertugas di kantor dan aparatur yang lebih memiliki wewenang ada tumpang

tindih bila ada kasus seperti ini karena permasalahan miss komunikasi dengan si

pemegang wewenang yang lebih wajib dan aparatur lain yang bertugas.

Berikut hasil wawancara dari masyarakat desa bapak Yohanes Tibo


82

tentang aspek inisiatif mengatakan bahwa:

“aparatur desa kurang inisiatif apalagi dalam mendengar keluhan


masyarakat terkait masalah air PAM tidak ada perbaikan, air desa kandas dan
belum di perbaiki seharusnya kalau air inisiatif di usahakan supaya masyarakat
sejahtera, jarang ada pen gaduan karena pengaduan di masyarakat jarang di
dengarkan.” (hasil wawancara pada tanggal 17 juni 2022)

Menurut analisa peneliti dari pernyataan di atas bahwa inisiatif aparatur

desa tidak ada dalam mendengar keluhan masyarakat, lambat dan belum adanya

respon dari aparatur yang berwenang, masyarakat sangat membutuhkan inisiatif

dari aparatur desa yang mengatur wewenang kepada masyarakat desa yang kurang

sejahtera namun aparatur desa sangat acuh kepada masyarakatnya dan tidak

adanya inisiatif untuk meringankan keluhan masyarakatnya.

Hasil wawancara bersama masyarakat nupabomba bapak Swidodo tentang

aspek inisiatif mengatakan bahwa:

“sudah inisiatif, sudah lumayan kinerjanya mereka dari yang tahun tahun
kemarin, terkait masalah Bantuan pkh mereka inisiatif datang kerumah jauh jauh
membawa motor cuman untuk bawa undangan bantuan kepada saya, alhamdulilah
mereka inisiatif”
Menurut analisa peneliti menyimpulkan bahwa beliau hanya menilai

kinerjanya dari satu sisi saja yaitu pada saat memberikan undangan berupa

bantuan, sebuah inisiatif kinerja yang berhasil apabila itu terealisasi dengan baik

dan lancar. Aparatur desa sudah baik dalam inisiatif nya kepada masyarakat yang

kurang sejahtera tetapi yang dilihat disini adalah bagaimana seseorang aparatur

desa mengedepankan aspek tidak pada saat itu saja.

Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Christin masyarakat nupabomba

mengatakan bahwa:

“menurut saya kurang inisiatif, karena kepala desa tidak inisiatif untuk
berubah untuk menjadi lebih baik kedepannya terkait dengan keluhan keluhan
83

masyarakat desa disini yang masalah beliau jarang di kantor, dan juga kita sebagai
masyarakat sangat bingung dalam mengurus surat domisili yang mengharuskan
minta tanda tangan kepala desa di satu sisi kepala desa sangat jarang berada di
kantor karena, saya paham betul beliau memiliki dua kesibukkan sebagai camat
Labuan dan juga kepala desa disini tapi beliau saya kira sudah di berikan
tanggung jawab dan wewenang kepada pemerintah pusat, beliau lebih sibuk
dengan instansi sebelah”(hasil wawancara 18 juni 2022)
Menurut analisa peneliti dari pernyataan di atas bahwa masyarakat

sering kali merasa kebingungan terkait masalah tanda tangan yang

mengharuskan tanda tangan dari kepala desa, sedangkan kepala desa sangat

jarang bahkan tidak pernahdi kantor, aparatur desa yang bertugas tidak inisiatif

memberikan arahan kepada masyarakat desa agar lebih memudahkan urusan

mereka terkait kepala desa yang jarang hadir, aparatur desa sehausnya lebih

inisiatif dan responsive kalau melihat situasi seperti ini”

Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Misnah selaku masyarakat

nupabomba mengatakan bahwa:

“Aparatur desa nupabomba terbilang tidak serius dan kurang inisiatif


dalam menyelesaikan masalah masalah yang ada di desa nupabomba, misalnya
ketika kami mengurus persyaratan administrasi bantuan seringkali tidak
responsive dan membuat kami bingung harus menyetor ke aparatur desa yang
mana, jadi saya sendiri merasa aparatur desa tidak memiliki keseriusan dan tidak
inisiatif untuk melakukan pelayanan yang baik untuk masyarakat.”(hasil
wawancara 18 juni 2022)
Menurut analisa peneliti berdasarkan hasil wawancara saya di atas
inisiatif aparatur desa yang kurang maksimal membuat masyarakat tidak puas
dengan hasil kinerja yang dilakukan dan terkesan menyepelekan

Selanjutnya hasil wawancara dengan ibu Zahwa selaku masyarakat

nupabomba mengatakan bahwa:

“Salah satu aparatur desa nupabomba belum memiliki inisiatif untuk


membangun dan/atau memperbaiki sarana dan prasarana yang ada sehingga
84

masyarakat sering mengeluh terkait pembangunan desa, kepala desa kurang


menghiraukan dan tidak inisiatif mengevaluasi aduan masyarakat”(hasil
wawancara 18 juni 2022)
menurut analisa peneliti berdasarkan hasil wawancara saya di atas kepala

desa dan sekretaris desa tidak hanya berpangku tangan, akan tetapi harus memiliki

inisiatif untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mempercepat

program pembangunan, agar terwujudnya kesehjateraan masyarakat desa, aparatur

desa dapat mengambil inisiatif untuk mewujudkan desa yang mandiri, sehat,

sejahtera dan

tangguh.
85

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan

6.1.1 Kinerja aparatur desa dalam pelayanan public di desa nupabomba

kecamatan tanantovea kabupaten donggala

Dari hasil penelitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, kinerja

aparatur desa dalam pelayanan public yang menitik pada teori Suryadi

Prawirosentono indicator kinerja efektifitas dan efisiensi, otoritas dan tanggung

jawab, disiplin, inisiatif. Kinerja aparatur desa dalam pelayanan public di desa

nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala sudah berjalan cukup

bagus sesuai dengan tupoksi yang telah ditentukan, otoritas dan tanggung jawab

masih belum maksimal di karenakan sebagian aparatur desa yang masih memiliki

tingkat kehadiran yang cukup rendah, dan belum adanya kesadaran akan waktu

terkhususnya dalam melakukan pelayanan aparatur desa sangat jarang memiliki

waktu di kantor desa. Kemudian pada indicator disiplin, sebagaimana para

aparatur desa yang seharusnya sudah paham dengan peraturan jam masuk dan jam

pulang terlihat sangat di sepelehkan bahkan waktu pelayanan masyarakat desa

nupabomba kecamatan tanantovea hanya sampai jam 10 saja. Selanjutnya

indicator inisiatif yaitu adanya konflik yang terjadi karena interpersonal antar

individu para aparatur desa, dimana masyarakat yang mengurus segala

kepentingan kepengurusan berkas kepada aparatur yang berhalangan hadir namun

karena kurangnya inisiatif aparatur desa yang seharusnya dapat di selesaikan

dengan kewenangan aparatur desa yang bertugas pada saat itu mengakibatkan
86

masyarakat hanya membuang buang waktu saja dan kemudian pulang.

6.2 Saran

Penulis dalam hal ini memberikan beberapa saran kepada pihak pihak yang

bersangkutan khususnya kepada aparatur desa nupabomba kcamatan tanantovea

kabupaten donggala

1. Kepada Aparatur desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala

Sebagai pemangku wewenang masyarakat desa nupabomba sebaiknya harus

di perbaiki kualitas terutama dalam hal disiplin dalam penggunaan waktu

kurang efektif dan efisien, secara wewenang dan psikologis aparatur desa lah

yang lebih memahami dan mengerti apa masalah yang ada di masyarakat,

apapun kritik dan saran dari masyarakat harus di dengar dan di aspirasi

sepahit apapun itu.

2. Kepada masyarakat desa nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten

donggala

Untuk masyarakat penulis memberikan saran agar tetap mengawasi dan

berpartisipatif, jangan ragu untuk melaporkan aparatur desa yang tidak sesuai

standar operasional pelayanan sehingga sama sama mewujudkan

pemerintahan desa yang lebih transparansi kepada masyarakat desa

nupabomba kecamatan tanantovea kabupaten donggala untuk mewujudkan

visi misi desa.


87

DOKUMENTASI

A. Wawancara dengan beberapa informan masyarakat desa nupabomba

Wawancara kepada bapak Bio

kepada ibu neneng fitrianingsih


88

Wawancara kepada ibu Hairiah

Wawancara kepada sekertaris desa bapak


Muhammad Ayub Ml
89

Wawancara kepada Kaur keuangan Bapak As’ad

Wawancara kepada bapak Swidodo


90

Wawancara kepada ibu Zahwa

Wawancara kepada bapak solehudin


91

Wawancara kepada ibu farida

Wawancara kepada ibu hasmin


92

Wawancara kepada bapak yuki

Wawancara kepada ibu ida


93

wawancara kepada bapak edi

Wawancara kepada bapak ondang


94

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Muhammad Ayub


Ml Status (jabatan): sekretaris desa
Umur : 47 tahun

2. Nama : As’ad
Status (jabatan): kaur keuangan
Umur : 35 tahun

3. Nama : Aslam Ahlan


status (jabatan) : kasi pemerintahan
Umur : 47 tahun

4. Nama : Hairiah

Status (jabatan) : Masyarakat


Umur : 73 tahun

5. Nama : Darmin

Jabatan (status) : masyarakat


Umur : 68 tahun

6. Nama : Swidodo

Status (jabatan) : Masyarakat


Umur : 30 tahun

7. Nama : Neneng
fitrianingsih Status (jabatan):
Masyarakat
Umur : 30 Tahun

8. Nama : solehudin
Status (jabatan) :
masyarakat umur : 42
tahun

9. Nama : farida
Status (jabatan) : masyrakat
95

Umur : 46 tahun

10. Nama : hasmin


Status (jabatan) : masyarakat
Umur : 41 tahun

11. Nama : yuki marlian


Status (jabatan) : masyarakat
Umur :27 tahun

12. Nama : ida


Status (jabatan) : masyarakat
Umur : 43

13. Nama : edi suhandi


Status (jabatan) : masyarakat
Umur : 46

14. Nama : ondang


Status (jabatan) :masyarakat
Umur : 42
96

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA PRIBADI

Nama : Dian mentari

No. Stambuk : B10118047

Tempat dan tanggal lahir : 07 september


2000Jenis kelamin perempuan
Agama : islam
Alamat : jl makagili no 07 pantoloan
Status : Belum Menikah
Telp./Faks : 087842249405
Alamat e-mail : dianmentari879@gmail.com

A. BIODATA ORANG TUA

Nama Ayah : Alm. Yuslin


Agama : Islam
Pekerjaan : -
alamat : jl makagili no 07 pantoloan
Nama Ibu : Ratna dewi
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : jl makagili no 07 pantoloan

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Lulus Jenjang pendidikan Nama sekolah


2012 SD Sdn 10 pantoloan
2015 SMP Smp n 17 palu
2018 SMA Sma n 7 palu
97

DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU

Sugiyono, (2009).Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta.Sugiyono,

(2012).Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bacal, & Robert. (2001). Performance management : memberdayakan karyawan,


meningkatkan kinerja melalui umpan balik, mengukur kinerja. jakarta: Jakarta: Gramedia,
2001..

Darma, A. (2003). Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor Edisi
cetakan kelima.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dessler, & Gary. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. jakarta: edisi kesembilan
jilid 2.

Gary, A. (2013). Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi ke-12. jakarta: Erlangga. George, R.,

& W.Rue, L. (2010). Dasar-Dasar Manajemen. jakarta: Bumi aksara.

Gouzali, & Saydam. (2000). Manajemen sumberdaya manusia (suatu pendekatan mikro).
Jakarta: Djambatan.

Kansil, & Kansil, C. S. (1933). Hukum Perusahaan Indonesia aspek hukum dalam
ekonomi. jakarta: Jakarta : Pradnya Paramita, 1996.

Kansil, C., & Kansil, C. S. (1993). Hukum Perusahaan Indonesia aspek hukum dalam
ekonomi. jakarta: Jakarta : Pradnya Paramita, 1996.

Kreitener, R. (2009). Manajemen penata pemasaran wilayah kantor daerah jawa tengah
dan DIY . jurnal undip, 20-24.

Murphy. (1990). Job performance and productivity. In K. R. . Psychology in


organizations: Integrating science and practice . Lawrence Erlbaum Associates,
Inc., 157-176.

Nickels, W. G., McHugh, J. M., & McHugh, S. M. (1997). Understanding Business.


USA: McGraw Hill Comp. Inc.

P, S. S. (2000). Manajemen sumberdaya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Reeser, C. (1973). Management Function and Modern Concept. America: scoot foresman
and company.

Robert, M., & John, J. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba
empat.
98

Rue, L. W. (1998). management bussines. Management journal, 50-55.

Saydam, G. (2000). Manajemen sumberdaya manusia (suatu pendekatan mikro). Jakarta:


Djambatan.

Simanjuntak. (2005). PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN. Cendekiawan, 50-61.

Sondang, S. P. (2000). Manajemen sumberdaya manusia. Jakarta: Bumi aksara.

Udekusuma. (2007). penerapan sistem manajemen kinerja pegawai di bandara udara laga
ligobua kabupaten luwu. jurnal unismuh, 40-49.

B. JURNAL SKRIPSI DAN SUMBER LAIN

Dessler. (2003). konsep manajemen kinerja . jurnal satya dharma, 22-39.

Baron. (2005). penerapan sistem manajemen kinerja pegawai. jurnal unismuh, 12-20.

Dessler. (2003). konsep manajemen kinerja . jurnal satya dharma, 22-39.

Dessler, & Gary. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. jakarta: edisi kesembilan
jilid 2.

Gouzali, & Saydam. (2000). Manajemen sumberdaya manusia (suatu pendekatan mikro).
Jakarta: Djambatan.

Kreitener, R. (2009). Manajemen penata pemasaran wilayah kantor daerah jawa tengah
dan DIY . jurnal undip, 20-24.

Lewa, E. I., & Subowo. (2005). Pengaruh Kepemimpinan Lingkungan Kerja Fisik, dan
Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. Pertamina(PERSERO) Daerah Operasi
Hulu Jawa Bagian Barat cirebon. Sinergi Edisi Khusus on Human Resources, 50-62.

Mangkunegara. (2008). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya


Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja
Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia).
Manajemen dan kewirausahaan, 40-55.

Murphy. (1990). Job performance and productivity. In K. R. . Psychology in


organizations: Integrating science and practice . Lawrence Erlbaum Associates,
Inc., 157-176.
Nickels, W. G., McHugh, J. M., & McHugh, S. M. (1997). Understanding Business.
USA: McGraw Hill Comp. Inc.

Reeser, C. (1973). Management Function and Modern Concept. America:


scoot foresmanand company.

Rue, L. W. (1998). management bussines. Management journal, 50-55.

Simanjuntak. (2005). PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN. Cendekiawan, 50-61.

Suryadi Prawirosentono (2008:27) indikator kinerja karyawan

Udekusuma. (2007). penerapan sistem manajemen kinerja pegawai di


bandara udara lagaligobua kabupaten luwu. jurnal unismuh, 40-49.

Wibisono. (2006). penerapan sistem manajemen kinerja pegawai. jurnal

unismuh, 17-28. Widodo. (2006). Analisis Kepemimpinan Transformasi,

Motivasi Dan Lingkungan Kerja


Terhadap Kinerja Pegawai Pengadilan Negeri Kediri Kelas IB. Jurnal ilmu
manajemen, 20-21.

C. RUJUKAN ELETRONIK

Cendekia, implementasi manajemen kinerja di perum pht badan usaha milik


Negara BUMN, 18 maret 2018, <https://cendekia/read/implementasi
manajemenkinerjadiperumphtbadanusahamilikNegaraBUMN

Scholar, manajemen strategi dalam meningkatkan kinerja karyawan PT makassar


raya motor cabang pare pare, 17 april 2018, <https://scholar/3342/manajemen
strategidalammeningkatkankinerjakaryawanPTmakassarrayamotor cabang pare
pare

D. DOKUMEN DAN PERUNDANG UNDANGAN

Undang RI No 13 tahun 2003Undang Undang nomor 3 tahun 1982

Anda mungkin juga menyukai