Oleh
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini. Tak lupa shalawat dan salam penulis kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Seperti yang telah disinggung diatas bahwa laporan ini adalah sebuah Karya Tulis
Parongpong.
Dalam proses pembuatan KTI ini kendala yang ditemui penulis adalah sulitnya
dalam pengumpulan kuisioner. Serta sulitnya memahami pembuatan KTI yang ideal
Atas selesainya KTI ini tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua
orangtua. Tidak lupa kepada dosen penulis sendiri yaitu Ibu Ririn Sri Kuntorini, Dra.
M. Hum. yang telah memberikan pengarahan yang baik dalam pembuatan KTI ini.
Karya Tulis Ilmiah ini masih sangat banyak kekurangannya. Karena karya manusia
tidak ada yang sempurna. Maka dari itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan
Wassalamualaikum wr. wb
Penulis
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
Settlements are one of the basic human needs (primary needs) that must be
fulfilled so that people can prosper and live according to their humanity. Settlements
are actually the needs of individuals (individuals) but can develop into a shared need if
humans have a family and have a community. One of the supporting factors for
settlements is the existence of easily available needs, one of which is the existence of
trade. The problems that usually arise in the trading area are the irregular patterns of
settlements that follow the flow of trade, so that there needs to be a restructuring that
is supported by the government in order to create a comfortable and orderly settlement.
The pattern of shops in Ciwaruga Village is very important for settlement patterns in
the area. Because of the imbalance between the pattern of shops and the pattern of
settlements in Ciwaruga Village. Therefore there are still many settlements that focus
on following the pattern of shops so that there is still a lot of land that is not fully
occupied.
The method used is the survey method to obtain primary data using an approach
through interviews and questionnaire distribution. The target is intended for the
Ciwaruga Village community. The parameter used is the influence of the location of
shops on settlement patterns. Identification of the distribution of the influence of green
open space is done by field surveys which are then examined to obtain data on the
distribution of the influence of the location of shops on settlement patterns.
The results of the study were obtained from the community which showed that
the location of shops adjacent to settlements was very influential for the life of the
Ciwaruga Village community, needed to be addressed and needed to be followed up to
reduce the impacts that had occurred and minimize problems that might arise.
Keywords: Shops, Survey, Settlements.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PRAKATA ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Postulat dan Hipotesis 2
1.4.1 Postulat 3
1.4.2 Hipotesis 3
1.5 Ruang Lingkup Kajian 4
1.6 Cara Mengumpulkan Data 4
1.6.1 Metode 4
1.6.2 Teknik Pengumpulan data 4
1.6.3 Sumber Data 5
1.7 Sistematika Penyajian Karya Tulis Ilmiah 6
BAB II LANDASAN TEORI 7
2.1 Pengertian Perdagangan 7
2.2 Pengertian Pola Permukiman 7
2.2.1 Macam Macam Pola Permukiman 8
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Permukiman 11
2.3 Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan Dan
permukiman 12
2.4 Undang - Undang RI No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 14
2.5 Kajian Islam 15
v
BAB III PENGARUH POLA PERTOKOAN TERHADAP POLA PERMUKIMAN
DI DESA CIWARUGA 16
3.1 Fenomena 16
3.2 Data 17
3.3 Analisis Data 19
3.3.1 Data Analisis Pengaruh Pola Pertokoan terhadap Permukiman di Desa
Ciwaruga 19
3.4 Kajian Islam 21
3.4.1 Konsep Perencanaan Tata Ruang Di Dalam Islam 21
BAB IV KESIMPULAN 25
4.1 Kesimpulan 25
4.2 Saran 26
SINOPSIS
DAFTAR PUSTAKA
INDEKS
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4.1 Postulat
Lingkungan menjadi satu dengan perumahan, dengan adanya pembangunan
perumahan tentunya lingkungan yang hijau yang masih alami akan sedikit demi sedikit
mulai terkikis. Sesuai dengan fiman Allah SWT surat al-A‟raf ayat 56;
1.4.2 Hipotesis
Berdasarkan ayat diatas penulis dapat menyimpulkan, bahwasannya Allah
SWT telah menciptakan segala sesuatunya dengan baik, dan allah juga melarang
hambanya agar tidak sewenang-wenangnya dalam mengelola SDA di muka bumi,
karena rahmat Allah sesungguhnya dekat dengan orang yang berbuat baik.
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat dugaan (Conjectural) tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih (Kerlinger, 2008:32). Hipotesis merupakan
peryataaan tentatif sebagai dugaan mengenai apa saja objek yang sedang diamati dalam
usaha untuk memahami serta mencari kebenaran.
Vardiansyah (2007:22) Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara
terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya. Dalam perumusan hipotesis terdapat dua macam jenis variabel yaitu:
4
1. Hipotesis kerja atau alternatif (Ha). Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan
antara Variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesis nol (Ho). Hipotesis nol meyatakan tidak ada perbedaan antara dua
variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap Y.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Hipotesis nol (Ho): letak pertokoan terhadap pola permukiman memusat di Desa
Ciwaruga tidak membawa pengaruh yang berarti dan tidak ada dampak yang di
timbulkan karenanya.
2. Hipotesis kerja atau alternative (Ha): letak pertokoan terhadap pola permukiman
memusat di Desa Ciwaruga sangat membawa pengaruh yang berarti dan banyak
dampak yang di timbulkan karenanya.
1.5 Ruang Lingkup Kajian
Untuk mempermudah proses pengerjaan makalah ini, dan agar lebih terarah serta
berjalan dengan baik, maka perlu dibuatnya batasan – batasan masalah. Adapun ruang
lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya:
1. Penulis membahas mengenai dampak yang ditimbulkan oleh pola pertokoan
terhadap pola pemukiman di Desa Ciwaruga.
2. Penulis membahas mengenai solusi yang tepat bagi masalah pola pemukiman di
Desa Ciwaruga.
1.6 Cara Mengumpulkan Data
Metode pengumpulan data yang penulis pakai adalah sebagai berikut:
1.6.1 Metode Deskriptif
Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa atau
gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang
mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan langkah pengkajian dan
evaluasi.
1.6.2 Teknik Pengumpulan data
1. Wawancara
5
Suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari
sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil/sedikit
2. Observasi
Pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.
Secara langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan seluruh pancaindera.
Sedangkan tidak langsung dengan dibantu mediavisual/audiovisual.
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
3. Kuisioner
Pengumpulan dara secara kuisioner atau angket, merupakan seangkaian
berisikan daftar pertanyaan secara tertulis ditunjukan kepada reponden mengenai
masalah-masalah tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari
responden Kuesioner yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah angket yang
bersifat tertutup, karena jawaban yang harus dipilih sudah tersedia.
1.6.3 Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari objek yang diteliti dan diperoleh
langsung dari sumbernya. Data primer diperoleh dari wawancara dan penyebaran
kuesioner kepada masyarakat di Desa Ciwaruga. Kuesioner yang berisi tentang
pertanyaan-pertanyaan mengenai pola permukiman di Desa Ciwaruga
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan dengan
media perantara. Data sekunder digunakan sebagai pendukung data primer. Penelitian
ini merupakan penelitian yang menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan
metode kualitatif.
6
3. Penelitian Deskriptif
Penelitian dengan metode kualitatif ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif, karena merupakan penelitian yang menganalis masalah dalam
penelitiannya. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan
fakta-fakta dan masalah yang ada di tempat penelitian yang kemudian
diinterprestasikan dengan rasional sehingga dapat ditarik kesimpulan nantinya.
1.7 Sistematika Penyajian Karya Tulis Ilmiah
Berikut ini akan diuraikan mengenai sistematika penyajian Karya Tulis Ilmiah
ini. Bab I pendahuluan, bab ini membahas mengenai Latar Belakang, Identifikasi
Masalah, Ruang Lingkup, serta Sistematika Penyajian Karya Tulis Ilmiah (KTI). Bab
II landasan teori, bab ini membahas mengenai pengertian perdagangan, pengertian pola
permukiman, dan Undang - Undang RI. Bab III analisis dan pembahasan, bab ini
membahas mengenai letak geografis, identifikasi data, dan pembahasan mengenai Pola
Pemukiman di Desa Ciwaruga. Bab IV kesimpulan, bab ini membahas mengenai
kesimpulan dari analisis dan pembahasan untuk menciptakan Permukiman yang
nyaman dan Teratur.
BAB II
LANDASAN TEORI
7
8
daerah dataran tinggi atau pegunungan namun di daerah kapur yang notabene sulit air,
pasti akan mencari tempat dengan kondisi air yang memadai.
a. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam
rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat
b. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, dan teratur;
c. Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional
d. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial , budaya, dan bidang-bidang
lain.
13
a. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam
rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat
b. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, dan teratur;
c. Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional
d. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial , budaya, dan bidang-bidang
lain.
14
3.1 Fenomena
Permukiman merupakan kumpulan tempat tinggal manusia di suatu kawasan
tertentu. Manusia biasa membangun perumahan-perumahan yang berdekatan satu sama
lain, karena pola interaksi manusia sebagai makhluk sosial, permukiman yang
dibangun oleh penduduk di suatu kawasan akan sangat tergantung kepada kondisi
lingkungan di kawasan tersebut. Oleh karena itu, pola-pola permukiman di setiap
wilayah memiliki ciri tersendiri.
Di Desa Ciwaruga memiliki pola pemukiman memusat mengikuti pola
pertokoan, dimana pada pola ini merupakan bentuk yang memiliki kenampakan yang
cenderung memusat atau bertemu pada satu titik. Faktor yang memengaruhi pola
keruangan cenderung memusat tersebut diantaranya ketersediaan sumberdaya air dan
kondisi tanah yang relatif subur. Pola keruangan desa yang memusat paling banyak
terdapat di daerah dataran rendah. Dampak lain dari pola desa yang memusat adalah
pola kekerabatan masyarakatnya yang sangat tinggi karena jarak antar rumah yang
dekat sehingga interaksi antar individu menjadi lebih intens. Pola pemukiman seperti
ini banyak terdapat di dataran rendah yang morfologinya landai sehingga
memudahkan pembangunan jalan-jalan di pemukiman. Namun pola ini
sebenarnya terbentuk secara alami untuk mendekati Kawasan perdagangan.
Adapun pertokoan yang tidak tersebar dengan baik di Desa Ciwaruga menjadi
pemicu timbulnya permasalahan sosial, serta lingkungan. Setelah melakukan
pengumpulan data dengan menggunakan metode deskriptif, permasalahan yang terjadi
di lapangan bukanlah masalah yang mudah untuk di selesaikan. Pasalnya, pola
permukiman yang memusat dan struktur jalan yang cukup sempit menyebabkan
berbagai dampak seperti, terbentuknya kawasan pertokoan menyebabkan kemacetan
yang berarti pada jam-jam tertentu
16
17
Seberapa padat
Cukup Padat 57 79.2
permukiman di Desa
Ciwaruga Sangat Padat 9 12.5
Pengaruh letak pertokoan Sangat
20 27.8
terhadap pola permukiman berpengaruh
Berpengaruh 50 69.4
Tidak
2 2.8
berpengaruh
Membandingkan pola
Memusat 34 47.2
pertokoan yang memusat
atau menyebar Menyebar 38 52.8
Sumber: Kuisioner
Ciwaruga. Dalam data ini dapat diketahui bahwa sebanyak 72 responden telah
memberikan tanggapannya terhadap kuisioner yang diberikan oleh penulis. Berikut
uraiannya.
Tabel 3. 3 Data Kerugian yang Disebabkan Adanya Pertokoan sepanjang jalan Ciwaruga
NO YANG MENJADI
PERSENTASE
KERUGIAN ADANYA FREKUENSI
(%)
PERTOKOAN
1. Kemacetan 45 62
Sumber: Kuisioner
Pada table di atas merupakan tanggapan dari 72 responden yang telah penulis
analisis di lapangan. Dari 72 responden, 45 orang menjawab yang menjadi kerugian
adanya pertokoan yang tersebar di sepanjang jalan Ciwaruga adalah kemacetan tercatat
sebanyak 62%, pada saat pengambilan data para responden mengeluhkan kemacetan
yang cukup berarti di jam-jam tertentu pada daerah ini menyebabkan terhambatnya
aktivitas masyarakat sekitar, salah satunya dikarenkan pertokoan yang tidak memiliki
lahan yang cukup untuk parkir para konsumennya sehingga konsumen yang dating ke
pertokoan parker di bahu jalan. Sebanyak 10 orang memberikan tanggapan mengenai
lingkungan yang menjadi kotor dan terlihat kumuh, kurangnya kebersihan membuat
lingkungan yang mulanya bersih menjadi kotor dan tidak terawat, pada permasalahan
kotornya lingkungan tercatat sebanyak 14%.
Selanjutnya sebanyak 5 orang yang menunjukan presentase sebesar 7%
menanggapi tentang lahan untuk para pejalan kaki juga jalan raya menjadi sempit,
dikarenakan berbagai factor yaitu; persebaran penduduk yang kurang merata, pola
permukiman yang berdekatan dengan pertokoan merupakan penyebab sempitnya lahan
21
bagi pejalan kaki dan jalan raya, penataannya kurang teratur sehingga dengan pola
permukiman dan pertokoan yang berdekatan menimbulkan permasalahan seperti
kemacetan, kemacetan yang terjadi karena lahan untuk pengendara roda empat maupun
roda dua menjadi lebih sempit karena kendaraan yang parkir di bahu jalan.
Disisi lain sebanyak 12 orang dengan persentase 17% menanggapi bahwa tidak
ada kerugian yang berarti karena responden bukan masyarakat ataupun orang yang
sering melewati jalan Ciwaruga. Solusi yang dapat kita ambil tidak lain hanya penataan
kembali wilayah tersebut, mengkaji kembali apakah pembuatan pola permukiman yang
memusat dan beriringan dengan banyaknya pertokoan merupakan hal yang benar
dilakukan atau sebaliknya.
Maka dari itu, langkah yang sangat tepat untuk mengatasi permasalahan yang
telah terjadi di Desa Ciwaruga, dengan cara penataan kembali pertokoan dan
permukiman yang ada sehingga menghindari dampak-dampak yang telah di paparkan
sebelumnya dan menciptakan lahan serta kawasan yang nyaman.
3.4 Kajian Islam
“Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum
kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,
agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami
memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang
ternak dan manusia yang banyak.” (Q.S. Al-Furqan: 48-49)
22
Pembangunan tata ruang yang telah melanggar aturan islam misalnya alih fungsi lahan,
serta pembangunan kota yang keluar dari nilai-nilai islam. Misalnya, merebaknya
gemerlapan kehidupan kota yang tidak islami dengan adanya beberapa tempat
lokalisasi dengan fasilitas-fasilitas seperti itu suasana kota semakin buram, runyam
karena telah keluar jajuuh dari tatanan nilai-nilai islam.
Disini penataan tempat pertokoan dan permukiman di Desa Ciwaruga
merupakan suatu permasalahan yang serupa dengan fenomena yang telah dipaparkan
di atas, pembangunan di Desa Ciwaruga sebaiknya dikaji ulang agar sesuai dengan
aturan-aturan islam yang berlaku demi memperindah dan mempernyaman lokasi.
Banyaknya permasalahan-permasalahan yang terjadi merupakan teguran perlunya
dikaji ulang lokasi tersebut. Ditambah lagi mobilitas masyarakat yang tidak sedikit dan
memerlukan lahan yang banyak untuk melakukan segala aktivitas menjadi terhambat
ini merupakan permasalahan yang sangat merugikan untuk masyarakat sekitar.
Telah tertulis dalam Al-Quran pada surat Al-A’raf:56
dikarenakan kurang terjaganya kebersihan, bukankah ini merupakan salah satu bentuk
kerusakan yang terjadi.
Selama ini kita dapat melihat dengan jelas bencana yang terjadi merupakan
bentuk teguran dan peringatan dari Allah SWT kepada manusia untuk senantiasa
menjaga lingkungannya jangan sampai karena sumber daya yang berada di Negara kita
ini melimpah menjadi alasan untuk dieksploitasi secara besar-besaran dan
menyalahgunakannya.
Kita sebagai umat islam hendaknya menjadi pelopor dalam menjaga
kelestarian, kebersihan, dan keserasian di lingkungan, sebab dalam berbagai ayat Al-
Qur’an telah melarang umat islam untuk merusak ekosistemnya atau lingkungan
hidupnya. Jika hal ini di langgar, kita bukan hanya melakukan dosa besar, tetapi kita
juga menyengsarakan masyarakat banyak (public) yang harus menanggung akibat dari
keserakahan orang-orang tidak bertanggung jawab.
Bukan lagi saatnya menyalahkan siapapun tetapi saat ini kita hanya perlu
membenahi diri untuk senantiasa mengaharap ridho kepada Allah SWT, selalu
bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikannya secara bebas dan tidak terbatas
ini baiknya kita selalu bersyukur dan menggunakannya dengan bijak. Jangan
melanggar aturan-aturan dalam syariat islam, mengetahui posisi kita ada dimana
sehingga kita tidak akan salah dalam melangah dan berindak.
Dalam ajaran islam siapa yang mengerjakan kebaikan maka kelak hidupnya
akan bermanfaat tetapi apabila siapa yang curang, culas, serakah maka kelak akan
mendapatkan balasan dari allah SWT. Balasan yang sifatnya kecil hingga balasan yang
manusia tidak bisa memperhitungkannya, kerusakan material dan kematian yang
dahsyat, jika secara hukum tidak bisa membuat mereka jera(mengambil keputusan)
maka balasan dari Allah SWT lah yang akan membuat mereka jera.
Oleh karena itu ada baiknya kita memohon ridho dan ampunan kepada Allah
SWT karena sampai saat ini kita masih menyalah gunakan segala sumber daya yang
ada dan mengelolanya dengan kurang baik yang mana telah disampakan ini merupakan
salah satu dosa besar. Menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk masa depan dan
generasi yang akan datang.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pada bagian akhir penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis akan memaparkan
beberapa kesimpulan yang dapat di ambil dan saran yang didasarkan pada temuan hasil
penelitian. Secara umum penulis menyimpulkan bahwa letak pertokoan terhadap pola
pemukiman memanjang di Desa Ciwaruga membawa pengaruh kuat dan dampak-
dampak yang besar bagi lingkungan dan masyarakat disekitarnya perlu dikaji ulang.
Oleh karena itu, Ho: “letak pertokoan terhadap pola permukiman memusat di
Desa Ciwaruga tidak membawa pengaruh yang berarti dan tidak ada dampak yang di
timbulkan karenanya.” Tidak terbukti. Jadi kesimpulan Ha: “letak pertokoan terhadap
pola permukiman memusat di Desa Ciwaruga sangat membawa pengaruh yang berarti
dan banyak dampak yang di timbulkan karenanya.” Dan upaya perbaikannya adalah
dengan pengkajian ulang dan menata kembali wilayah tersebut. Secara lebih khusus
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Letak pertokoan yang berdekatan dengan permukiman warga membawa banyak
pengaruh baik maupun pengaruh buruk yang sangat berarti, dimana pengaruh
baiknya mempermudah masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhannya dan
pendekatan antar masyarakatnya lebih intens, di sisi buruknya bukan hanya
masyarakat yang bermukin di Desa Ciwaruga, tetapi banyak masyarakat luar
daerah tersebut yang ketika melewati jalan Ciwaruga mengeluhkan kemacetan.
2. Sarana prasarana yang kurang memadai minimbulkan dampak-dampak kecil
maupun besar di lingkungan masyarakat sekitar dan luar masyarakat sekitar. Maka
perlu adanya pengkajian ulang dan penataan kembali mengenai pola permukiman
yang memanjang beriringan dengan pertokan.
25
26
3. Sarana yang kurang memadai seperti lahan untuk pejalan kaki dan kurang lebarnya
jalan raya selalu menjadi pemicu kemacetan yang berarti pada jam-jam tertentu. Di
tambah lagi kurangnya lahan hijau membuat permukiman yang berdekatan dengan
pertokoan menjadi kotor dan kumuh karena kurang terjaganya kebersihan.
4. Dari beberapa hasil kesimpulan diatas, dapat dikatakan bahwa letak pertokoan yang
berdekatan dengan permukiman merupakan hal yang sangat berpengaruh untuk
kehidupan masyarakat Desa Ciwaruga, perlu di atasi dan perlu ditindak lanjuti guna
mengurangi dampak-dampak yang sudah terjadi dan meminimalisir permasalahan-
permasalahan yang mungkin akan timbul.
4.2 Saran
1. Seharusnya Desa Ciwaruga harus lebih memperhatikan pembangunan agar
pembangunan bisa merata dan tidak merusak apa yang sudah ada.
2. Perlu adanya peninjauan oleh pemerintah agar desa ciwaruga tertata sesuai dengan
aturan untuk mencapai pola permukiman yang tertata dan merata, tanpa
mengesampingkan kondisi alam sekitar.
3. Penindaklanjutan pemerintah harus dilakukan secara bertahap agar terjadi
kesinambungan dalam penataan ruangnya, dan tidak salah dalam melakukan proses
perencanaan
SINOPSIS
perdagangan juga bisa kita lihat ada berbagai macam barang yang ditawarkan atau
teraturnya pola pemukiman yang mengikuti alur perdagangan, sehingga perlu adanya
penataan ulang yang di dukung oleh pemerintah supaya terciptanya pemukiman yang
nyaman dan teratur. Biasanya pola permukiman akan mengikuti pola perdagangan
yang ada, mengapa demikian, karena mereka ingin tempat tinggal mereka dekat dengan
Maka dari itu banyaknya pola permukiman yang tidak tertata, dan tidak sesuai
dengan peraturan yang ada, mereka dengan seenaknya membangun permukiman tanpa
adanya pertimbangan yang lebih lanjut terhadap dampak yang dihasilkan dari apa yang
mereka perbuat.
primer) yang harus terpenuhi agar manusia dapat sejahtera dan hidup layak sesuai
juga sebagai makhluk sosial maka manusia tidak hidup sendirisendiri akan tetapi hidup
tersebar dalam suatu wilayah, dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang diperlukan
Maka harus adanya penataan yang lebih lanjut di Desa Ciwaruga agar
Dengan cara pembagian letak pertokoan agar tidak terjadi pemusatan lokasi, sehingga
A trading area is a region or place whose activities are intended for the sale and
purchase of goods for daily living needs. In the trading area we can also see there are
The problem that usually arises in the trading area is the irregularity of
settlement patterns that follow the flow of trade, so that there needs to be a restructuring
settlement. Usually the pattern of settlements will follow the existing trading pattern,
why is that, because they want their residence to be close to the place of trade so that it
Therefore from the number of settlement patterns that are not organized, and
not in accordance with existing regulations, they arbitrarily build settlements without
Settlements are one of the basic human needs (primary needs) that must be
fulfilled so that people can prosper and live according to their humanity. Settlements
are actually the needs of individuals (individuals) but can develop into a shared need if
humans have a family and have a community. Aside from being individual human
beings as well as social beings, humans do not live alone but live together and form
groups, as well as the house where they live will be built together so that groups or
scattered in an area, equipped with infrastructure and facilities what is needed by the
http://ipssmp123.blogspot.com/2014/03/pengertian-pola-pemukiman-
http://renlitbang.banjarmasinkota.go.id/2016/06/al-qur-tentang-tata-ruang-
https://walhi.or.id/wp-content/uploads/2018/07/UU-No-26-2007-ttg-Tata-
https://www.slideshare.net/infosanitasi/uu01-2011-perumahan-
nucleated, 9 morfologi, 10
mekanisme, 8 responden, 21
transaksi, 1 intens, 27
hipotesis, 4 distribusi, 8
observasi, 5 deskriptif, 5
radial, 9 paramenter, iii
LAMPIRAN
AGAMA : ISLAM
STATUS : MAHASISWA
HOBI : TRAVELING
GOLONGAN DARAH : A
TAHUN 2005
2. KEPANITIAN LAINNYA
HORMAT SAYA