Anda di halaman 1dari 103

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI


KECAMATAN BATIN XXIV KABUPATEN BATANGHARI

SKRIPSI

BAYU ADITIA WIGUNA

PROGRAM STUDI/JURUSAN AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI
KECAMATAN BATIN XXIV KABUPATEN BATANGHARI

BAYU ADITIA WIGUNA


D1B017082

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian


Pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI/JURUSAN AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
ABSTRAK

BAYU ADITIA WIGUNA. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Produksi Kelapa Sawit Petani Swadaya di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten
Batanghari. Dibimbing oleh ibu Dr. Ir. Ernawati Hd., M.P. selaku Dosen
Pembimbng Skripsi I dan ibu Dr. Rozaina Ningsih, S.P., M.Si. selaku Dosen
Pembimbing Skripsi II.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan gambaran usahatani kelapa


sawit petani swadaya, 2) Menganalisis pengaruh penggunaan faktor-faktor
produksi (Luas lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida, umur tanaman dan jarak
tanam). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
analisis kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di tiga desa yaitu hajran, koto boyo
dan jangga aur yang ditentukan secara purposive. Jumlah sampel petani pada
penelitian ini adalah sebanyak 74 petani dengan pembagian 12 petani pada desa
hajran, 26 petani pada desa koto boyo dan 36 petani pada desa janggi aur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa petani sampel memiliki luas lahan rata-rata
sebesar 3,66 Ha dengan rata-rata umur tanaman 9,36 tahun dengan status
kepemilikan pribadi. Hasil analisis menunjukkan koefisien determinasi (R 2)
diperoleh sebesar 0,586 yang berarti bahwa luas lahan, pupuk, tenaga kerja,
pestisida, umur tanaman dan jarak tanam mempengaruhi produksi kelapa sawit
sebesar 58,6% sedangkan sisanya 41,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil
analisis secara serempak (Uji-F) variabel luas lahan, pupuk, tenaga kerja,
pestisida, umur tanaman dan jarak tanam berpengaruh signifikan terhadap
produksi kelapa sawit di Kecamatan Batin XXIV. Analisis secara parsial (Uji-T)
menyatakan bahwa faktor luas lahan, pupuk, tenaga kerja berpengaruh signifikan
dan positif terhadap produksi kelapa sawit. Faktor pestisida berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap produksi kelapa sawit. Faktor umur tanaman dan
jarak tanam tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap produksi kelapa
sawit.

Kata Kunci: Kelapa Sawit, Faktor Produksi, Produksi

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat,
hidayah, dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Kelapa Sawit Petani Swadaya Murni di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten
Batanghari” guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
telah membantu dan membimbing serta memberi dukungan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Ernawati Hd., M.P. Selaku Dosen Pembimbing Akademik
sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I dan Ibu Dr. Rozaina Ningsih, S.P.,
M.Si. Selaku Pembimbing Skripsi II yang telah membimbing dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. H. Yanuar Fitri, M.Si. selaku Dosen Penguji Utama, Ibu Ir.
Emy Kernalis, M.P. selaku Dosen Penguji Anggota I dan Ibu Gina Fauzia,
S.P., M.Si. selaku Dosen Penguji Anggota II yang memberikan arahan,
saran dan masukan untuk menyempurnakan skripsi ini.
3. Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Dinas Perkebunan Kabupaten
Batanghari, Kantor Camat Kecamatan Batin XXIV, Kantor Desa Hajran,
Kantor Desa Koto Boyo dan Kantor Desa Jangga Aur yang telah banyak
membantu penulis dalam mendapatkan data kelapa sawit sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Kedua orang tua tercinta, Bapak Muslim dan Ibu Chalimah serta adik
tercinta Amanda Salsabilla yang telah memberikan do’a, dukungan,
semangat, motivasi, fasilitas serta materi kepada penulis mulai dari awal
masuk Perguruan Tinggi hingga menyelesaikan studi ini.
5. Rekan yang telah membantu penulis dalam memberikan semangat,
motivasi dan saran-saran yaitu Ariansyah Peratama, Rafit Novriansyah,
M.Aqsal Djzilham, Ananda Fahri Ramadhan, Rangga Juan Martinez,

ii
Rinaldi eka Putra, Kaenan Deddy, Kevin Laksana, Diffa Melati, Melly
Fitiani, Alfita Ningsih, Erlan Sukma Nuralam dan Hafiza.
6. Kepada para abang tingkat dan kakak tingkat serta teman-teman
seperjuangan agribisnis Angkatan 2017 yang telah menjadi teman dan
motivator sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan.
Demikian yang penulis dapat sampaikan. Kritik dan saran sangat
membantu dalam perbaikan skripsi ini yang sifatnya membangun agar dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua. Akhir kata semoga apa
yang penulis susun semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amiin.
Atas perhatian pembaca penulis mengucapkan terimakasih.
Jambi, Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii

I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 8


2.1 Konsep Usahatani 8
2.2 Usahatani Kelapa Sawit
2.3 Teori Produksi
2.4 Fungsi Produksi
2.4.1 Fungsi Produksi Cobb-Douglas 8
2.5 Faktor-Faktor Produksi 11
2.5.1 Tanah dan Sumber Alam 13
2.5.2 Tenaga Kerja 13
2.5.3 Modal 16
2.5.4 Keahlian Keusahawanan 18
2.6 Penelitian Terdahulu 24
2.7 Kerangka Pemikiran 26
2.8 Hipotesis 28

III. METODE PENELITIAN 29


3.1 Ruang Lingkup Penelitian 29
3.2 Sumber dan Pengumpulan Data 30
3.3 Metode Pengumpulan Data 30
3.4 Metode Penarikan Sampel 31
3.5 Metode Analisis Data 34
3.5.1 Uji Koefisien Determinasi ( R2 ) 36
3.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) 37
3.5.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji T) 38
3.6 Konsepsi Pengukuran 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 40


4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 40
4.1.1 Letak dan Batasan Wilayah 40
4.1.2 Keadaan Penduduk 40
iv
4.1.3 Pendidikan 41
4.1.4 Kesehatan 41
4.1.5 Keagamaan 41
4.2 Identitas Petani Sampel 42
4.2.1 Umur Petani 42
4.2.2 Tingkat Pendidikan Petani 44
4.2.3 Pengalaman Bertani Kelapa Sawit 45
4.3 Deskripsi Gambaran Usahatani Kelapa Sawit 46
4.3.1 Luas Lahan 46
4.3.2 Tenaga Kerja 47
4.3.3 Pupuk 48
4.3.4 Pestisida 49
4.3.5 Umur Tanaman 51
4.3.6 Jarak Tanam 52
4.3.7 Produksi Kelapa Sawit 53
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
4.4 54
Kelapa Sawit
Estimasi Analisis Factor-Faktor yang
4.4.1 Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Petani 55
Swadaya
4.5 Implikasi Hasil Penelitian 60

V. Kesimpulan dan Saran 62


5.1 Kesimpilan 62
5.2 Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN 66

DAFTAR TABEL

v
Tabel Halaman
Luas Areal Lahan Perkebunan dan Produksi Tanaman
1. Kelapa Sawit di Kabupaten Batanghari Tahun 2016-2020 2
Luas Areal Lahan dan Produksi Tanaman Perkebunan
2. Kelapa Sawit di Kabupaten Batanghari Menurut 3
Kecamatan Tahun 2020
Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Perkebunan
3. Rakyat di Kecamatan Batin XXIV Tahun 2017-2019 4

Jumlah Petani Kelapa Sawit Di Kecamatan Batin XXIV


4. 28
Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2020
Luas Lahan, Produksi, Produktivitas dan Jumlah Petani
5. Kelapa Sawit di Kecamatan Batin XXIV Menurut 31
Desa/Kelurahan Tahun 2019
Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur di
6. 43
Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan
7. 44
di Daerah Penelitian Januari 2021 - Desember 2021
Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman
8. Berusahatani di Daerah Penelitian Januari 2021 – 45
Desember 2022
Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan Di
9. 47
Daerah Penelitian Januari 2021 - Desember 2021
Distibusi Petani Sampel Berdasarkan Tenaga Kerja di
10. 48
Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Distribusi Petani Sampel Berdasakan Penggunaan Pupuk
11. 49
di Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Distribusi Petani Sampel Berdasakan Penggunaan
12. Pestisida di Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 50
2021
Distribusi Petani Sampel Berdasakan Umur Tanaman di
13. 51
Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Distribusi Petani Sampel Berdasakan Jarak Tanam di
14. 52
Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Distribusi Petani Sampel Berdasakan Produksi Per Hektar
15. Per Tahun di Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 53
2021
Hasil Estimasi Analisis Faktor-Faktor yang
16. 56
Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Petani Swadaya

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Skema Kerangka Pemikiran Produksi Kelapa Sawit 28

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Luas Areal Lahan dan Produksi Kelapa Sawit di
1. 66
Indonesia Tahun 2015-2019
Luas Areal Lahan dan Produksi Kelapa Sawit
2. 67
Perkebunan di Kecamatan Batin XXIV Tahun 2019
3. Kuisioner Penelitian 68
Identitas Petani Sampel pada Usahatani Kelapa Sawit
4. Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 – 72
Desember 2021
Penggunaan Pupuk pada Usahatani Kelapa Sawit
5. Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021- 76
Desember 2021
Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Kelapa
6. Sawit Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 78
2021 – Desember 2021
Penggunaan Pestisida pada Usahatani Kelapa Sawit
7. Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 – 80
Desember 2021
Produksi Kelapa Sawit pada Usahatani Kelapa Sawit
8. Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 – 82
Desember 2021
Ringkasan Data Mentah Produksi Kelapa Sawit di
9. 84
Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Ringkasan Data yang Telah di Tansformasikan
kedalam Bentuk Logaritma Natural (LN) Produksi
10. 86
Kelapa Sawit di Daerah Penelitian Januari 2021-
Desember 2021
11. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda 88
Hasil Uji Normalitas Terhadap Pengaruh Faktor yang
12. Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Januari 2021 - 89
Desember 2021
Hasil Uji Multikolinieritas Terhadap Pengaruh Faktor
13. yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Januari 90
2021 - Desember 2021
Hasil Uji Heteroskedastisitas Terhadap Pengaruh
14. Factor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit 91
Januari 2021 – Desember 2021
15. Dokumentasi Penelitian 92

viii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses produksi terdapat dua jenis input, yaitu input variabel dan

input tetap. Input variabel merupakan input yang habis dipakai dalam satu

periode produksi, sedangkan input tetap adalah input yang tidak habis dipakai

dalam satu periode produksi. Guna meningkatkan produktivitas perkebunan

rakyat, maka ditempuhlah berbagai upaya perbaikan kinerja perkebunan rakyat,

salah satunya adalah dengan menggunakan faktor produksi yang efisien

(Maharani Lutfiah Damayanti, 2020).

Jumlah dan kombinasi faktor produksi yang digunakan akan

mempengaruhi banyaknya hasil produksi yang dihasilkan oleh suatu proses

produksi. Petani akan berusaha untuk selalu efisien dalam mengalokasikan input

yang akan digunakan dalam usahataninya untuk memperoleh produksi yang

maksimal. Hubungan jumlah input yang digunakan dengan output yang

dihasilkan dapat dinyatakan dalam suatu fungsi produksi. Fungsi produksi

merupakan hubungan antara jumlah input yang diperlukan dan jumlah output

yang dapat diperoleh.

Produksi kelapa sawit perkebunan rakyat pada umumnya perlu

ditingkatkan dan terstruktur agar mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan

daerah serta memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Dalam meningkatkan

produksi kelapa sawit perkebunan rakyat hal yang harus diperhatikan dalam

proses pengelolaannya meliputi luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur

1
tanaman, dan jarak tanam. Dengan demikian peningkatan produksi kelapa sawit

akan lebih maksimal.

Di Provinsi Jambi perkebunan kelapa sawit tersebar luas disembilan

Kabupaten yaitu Kabupaten Batang Hari, Muaro Jambi, Bungo, Tebo, Merangin,

Sarolangun, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Kerinci. Salah

satu Kabupaten yang memiliki areal lahan sawit terbesar di Provinsi Jambi adalah

Kabupaten Batanghari. Secara umum areal lahan di Kabupaten Batanghari dalam

kurun waktu 2015 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Luas Areal Lahan dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit di


Kabupaten Batanghari Tahun 2015-2019
Tahun Luas Areal Produksi Produktivitas
Lahan (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
2015 90.287 252.694 2,80
2016 90.456 228.890 2,53
2017 96.153 251.663 2,62
2018 96.490 252.324 2,62
2019 97.042 254.409 2,62
Rata-Rata 94.086 247.996 2,64
Sumber : Statistik Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten
Batanghari 2016-2020

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 sampai 2019 luas areal

lahan dan produksi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Batanghari mengalami

peningkatan sebesar 6.755 Ha dan 1.715 Ton . Namun, produktivitas lahan

mengalami penurunan sebesar 0,18 Ton/Ha. Sementara rata-rata produktivitas

kelapa sawit yang ada di Kabupaten Batanghari dalam kurun waktu 2015 sampai

2019 yaitu sebesar 2,64 Ton/Ha lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata

produktivitas kelapa sawit Nasional yaitu sebesar 2,88 Ton/Ha (Lampiran 1).

Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu perkebunan unggulan di

Kabupaten Batanghari. Hal ini dapat dibuktikan bahwa Kabupaten Batanghari

2
dengan 8 Kecamatan, dimana seluruh kecamatannya mengusahakan perkebunan

kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Luas Areal Lahan dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit di


Kabupaten Batanghari Menurut Kecamatan Tahun 2019
Luas Areal Produksi Produktivitas
Kecamatan
Lahan (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
Mersam 15.914,36 40.835 2,57
Maro Sebo Ulu 16.899,45 29.852 1,77
Batin XXIV 21.624,14 51.397 2,38
Muara Tembesi 4.130,28 8.991 2,18
Muara Bulian 4.124,66 9.108 2,21
Bajubang 19.313,99 69.175 3,58
Maro Sebo Ilir 10.734,47 35.739 3,33
Pemayung 4.300,65 9.312 2,17
Jumlah 97.042,00 254.409 2,62
Sumber : Statistik Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten
Batanghari 2020

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kecamatan Batin XXIV merupakan

Kecamatan yang mimiliki luas areal lahan terluas di Kabupaten Batanghari.

Meskipun dengan luas areal lahan terluas, akan tetapi produksi yang dihasilkan

terbilang rendah jika dibandingkan dengan Kecamatan Bajubang yang memiliki

luas areal lahan yang lebih rendah tetapi mendapatkan hasil produksi yang

terbanyak di Kabupaten Batanghari. Hal tersebut berdampak pada produktivitas

yang menjadi rendah pula. Produktivitas di Kecamatan Batin XXIV adalah

sebesar 2,38 Ton/Ha angka tersebut bahkan lebih rendah bila dibandingkan

dengan produktivitas rata-rata yang ada di Kabupaten Batanghari yaitu sebesar

2,62 Ton/Ha. Meskipun ada beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten

Batanghari yang memiliki produktivitas yang lebih rendah, dengan

mempertimbangkan luas areal lahan terluas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di Kecamatan Batin XXIV.

3
Kecamatan Batin XXIV memiliki luas areal lahan sebesar 21.624,14 Ha

(Tabel 2) dengan luas areal lahan perkebunan rakyat sebesar 8.241,04 Ha atau

sebesar 38% dari total luas lahan, perkebunan negara sebesar 4.524 Ha atau

sebesar 21% dari total luas lahan dan perkebunan swasta sebesar 8.859,10 Ha

atau sebesar 41% dari total luas lahan (Lampiran 2). Hampir sebagian besar

masyarakat di Kecamatan Batin XXIV bermata pencarian sebagai petani kelapa

sawit sebagai mata pencarian utama.

Perkebunan rakyat di Kecamatan Batin XXIV terbagi menjadi 2 yaitu

Plasma PIR KKPA/Kemitraan (TLS, KMP, PAS, MAS, DPS), dan Swadaya

dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3 : Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Perkebunan Rakyat di


Kecamatan Batin XXIV Tahun 2017-2019
Luas
Produksi Produktivitas
Perkebunan Rakyat Tahun Lahan
(Ton) (Ton/Ha)
(Ha)
2017 6.950 18.680 2,688
Plasma PIR KKPA/kemitraan
2018 6.998 18.703 2,673
(TLS,KMP,PAS,MAS,DPS)
2019 7.014 19.089 2,722
2017 1.164 2.784 2,392
Swadaya 2018 1.211 2.765 2,283
2019 1.227 2.660 2,168
Sumber : Statistik Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten
Batanghari 2018-2020

Tabel 3 memperlihatkan bahwa pada tahun 2017-2019 petani swadaya

memiliki luas areal lahan yang terus meningkat tetapi produksi yang dihasilkan

justru menurun setiap tahunnya, dimana seharusnya semakin besar luas areal

lahan maka produksi yang dihasilkan akan cenderung meningkat. Tetapi

kenyataannya produksi yang dihasilkan mengalami penurunan dan membuat

angka produktivitasnya menjadi kecil. Penurununan produksi kelapa sawit diduga

4
disebabkan belum maksimalnya penggunaan faktor-faktor produksi yang

digunakan.

Berdasarkan hasil survei awal tanggal 22 Novenmber 2021 rata-rata

petani melakukan pemupukan sebanyak 1-3 kali dalam 1 tahun tergantung dari

harga pupuk dan jenis penggunaan pupuknya juga berdasarkan harga pupuk yang

murah. Penggunaan pestisida 1-2 kali dalam 1 tahun sesuai dengan kebutuhan

tetapi petani lebih sering melakukan pembersihan lahan dengan menggunakan

parang atau mesin rumput. Masalah yang sering dihadapai petani adalah gulma,

hama, daun kuning yang disebabkan oleh kurangnya unsur hara pada tanah, harga

pupuk mahal, tidak kesesuaian harga pupuk dan pestisida dengan harga jual sawit

dan lain sebagainya.

Penggunaan faktor produksi yang efisien akan menghasilkan produksi

yang maksimal sehingga berpengaruh pada produktivitas. Kegiatan usahatani

yang tidak efisien pada umumnya akan diikuti oleh produktivitas yang rendah.

Hal ini disebabkan oleh pengaruh efek inefisiensi dalam usahatani sehingga gagal

dalam mewujudkan produktivitas potensial. Maka dari pertimbangan tersebut

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Petani Swadaya di

Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari”

1.2 Perumusan Masalah

Pada kurun waktu 2015-2019 luas areal lahan kelapa sawit di Kabupaten

Batanghari mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Produktivitas rata-rata

perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Batanghari pada tahun 2015-2019 sebesar

5
2,64 Ton/Ha lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas rata-rata Nasional

pada tahun 2015-2019 yaitu sebesar 2,88 Ton/Ha.

Salah satu Kecamatan di Kabupaten Batanghari yaitu Kecamatan Batin

XXIV memiliki luas areal lahan perkebunan kelapa sawit terluas di Kabupaten

Batanghari. Namun demikian, produksi yang dihasilkan lebih rendah dibanding

dengan Kecamatan Bajubang yang memiliki luas lahan lebih kecil namun

mendapatkan hasil produksi terbanyak di Kabupaten Batanghari. Produktivitas di

Kecamatan Batin XXIV juga lebih kecil jika dibandingkan dengan produktivitas

rata-rata yang ada di Kabupaten Batanghari.

Produktivitas yang rendah dipengaruhi oleh penggunaan faktor produksi

yang kurang efisien sehingga mendapatkan hasil produksi yang rendah dan hal

tersebut akan mempengaruhi produktivitas yang akan menjadi rendah pula.

Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah yang dapat dikaji pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran usahatani kelapa sawit petani swadaya di

Kecamatan Batin XXIV?

2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi (luas lahan, tenaga kerja,

pupuk, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam) terhadap hasil produksi

kelapa sawit petani swadaya di Kecamatan Batin XXIV?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan gambaran usahatani kelapa sawit petani swadaya

di Kecamatan Batin XXIV.

2. Untuk menganalisis pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi (luas

lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam)
6
terhadap hasil produksi kelapa sawit petani swadaya di Kecamatan Batin

XXIV.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 pada Fakultas

Pertanian Universitas Jambi.

2. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang

membutuhkan.

3. Sebagai informasi dan referensi untuk pihak lain yang berkepentingan

dalam penelitian ini.

7
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Usahatani

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang

mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan

mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai

modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu

pengetahuan, ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani

menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-

faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut

memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Ken Suratiyah, 2020).

Ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani

memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu dan

pengelolaan) yang terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya

ialah ilmu ekonomi. Teori yang sangat relevan terhadap penelitian usahatani ialah

teori ekonomi. Penelitian usahatani dianggap mempunyai sifat multidisiplin

karena harus memperhatikan informasi, prinsip dan teori dari ilmu yang sangat

erat kaitannya, seperti sosiologi dan psikologi maupun berbagai bidang ilmu

tanaman dan ilmu hewan (Soekartawi dkk, 2011).

Ilmu usahatani adalah illmu terapan yang membahas atau mempelajari

bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha

pertanian agar diperoleh hasil maksimal . sumber daya yang dimaksud seperti

lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen (S.Agustina, 2011)

8
2.2 Usahatani Kelapa Sawit

Menurut Sastrosayono (2003), asal tanaman kelapa sawit (Elaeis

guineensis Jack) secara pasti belum bisa diketahui. Namun, ada dugaan

kuattanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu Amerika Selatan dan Afrika

(Guenia).Spesies Elaesis melanococca atau Elaesis oleivera diduga berasal dari

AmerikaSelatan dan spesies Elaesis guineensis berasal dari Afrika.Menurut Fauzi

(2007) kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun

1848yang ditanam di Kebun Raya Bogor.Budidaya perkebunan kelapa sawit

diIndonesia dilakukan oleh Adrien Hallet yang kemudian diikuti oleh K.

Schadtyang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Pada dasarnya dalam budidaya tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor

genetik dan faktor lingkungan.Faktor lingkungan yang paling penting adalah

tanah dan iklim serta interaksi kedua faktor tersebut. Kelapa sawit membutuhkan

lama penyinaran matahari rata-rata 5 - 7 jam/hari, dengan curah hujan tahunan

yang ideal 2.000 mm/tahun. Temperatur optimal 22 - 230C.Ketinggian tempat

yang ideal antara 1 - 500 mdpl. Kecepatan angin 5 - 6 km/jam untuk membantu

proses penyerbukan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan produksi bunga

tinggi, persentase buah menjadi rendah, penyerbukan terhambat sebagian besar

pollen terhanyut oleh air hujan.Selain itu hujan rendah menyebabkan

pembentukan daun terhambat serta pembentukan bunga dan buah terhambat

(Rustam dan Agus, 2011).

Berdasarkan susunan taksonominya kelapa sawit tergolong dalam :

Phillum : Angiospermae

Divisi : Monocotyledonae
9
Ordo : Palmae

Famili : Arecaceae

Tribe : Cocoineae

Genus : Elaeis

Rustam dan Agus (2011) menyatakan ketinggian tempat tanaman kelapa

sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1.000 mdpl.Namun,

untuk produktifitas optimalnya pada ketinggian 400 mdpl.Topografi yang baik

pada kemiringan lereng 0° - 12° atau 21%.Lahan dengan kemiringannya 13° -

25° masih bisa ditanami kelapa sawit, tetapi petumbuhannya kurang baik.Untuk

lahan yang kemiringannya >25° sebaiknya tidak dipilih karena menyulitkan

dalam pengangkutan buah saat panen dan beresiko terjadi erosi.Kelapa sawit

dapat hidup di tanah mineral, gambut, dan lahan pasang surut.Tanah yang baik

mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.Berdrainase baik

permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4 - 6,

dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik,

dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.

Pemilihan kecambah yang akan dikembangkan dan memilih yang

kualitasnya baik dan bagus yang selanjutnya akan tumbuh menjadi tanaman yang

produksinya baik. Benih yang digunakan adalah benih jenis Tenera, karena jenis

ini dianggap bibit unggul.Sifat benih ini melengkapi kekurangan masing-masing

induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betina tetap

fertile.Beberapa tenera unggul memiliki tempurung yang tipis (3 - 20%), ukuran

biji sedang (3 - 15%), persentase daging per buahnya mencapai 90%, kandungan

minyak per tandannya dapat mencapai 28% (Rustam dan Agus, 2011).
10
Penanaman kelapa sawit dilakukan saat musim hujan, dimana saat musim

hujan tiba akan membuat kelembapan tanah cukup tinggi sehingga dapat

merangsang perkembangan akar. Umur bibit yang optimal untuk penanaman

dilapangan sekitar 12 bulan.Setelah pembersihan lahan dilakukan, selanjutnya

pemancangan dilakukan untuk memberi tanda pembuatan lubang tanam sesuai

populasi pokok yang direndakanan. Kemudian pembuatan lubang tanam, ukuran

lobang berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm tergantung kondisi

tanah. Jika tanah gembur dan subur cukup 60 x 60 cm, tetapi kalau tanahnya

lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih

besar.Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 9 x 9 meter sistem persegi

panjang.Setelah lubang selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di

tengah lubang.Tanah galian dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan

bawah (sub soil) serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri

– kanan atau utara – selatan) dalam arah yang konsisten (Rustam dan Agus,

2011).Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan

November, setelah hujan turun dengan teratur.Sehari sebelum tanam, siram bibit

pada polibag.Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam

lubang.

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2005) kelapa

sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan.

Budidaya kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,

sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah

matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang

lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10
11
buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan

umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman

dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15 - 20 butir. Tanaman

kelapa sawit akan menghasilkan tandan buas segar (TBS) yang dapat dipanen

pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun. Produksi TBS yang dihasilkan akan

terus bertambah seiring bertambahnya umur dan akan mencapai produksi yang

optimal dan maksimal pada saat tanaman berumur 9–14 tahun, dan setelah itu

produksi TBS yang dihasilkan akan mulai menurun umumnya, tanaman kelapa

sawit akan optimal menghasilkan TBS hingga berumur 25–26 tahun.

2.3 Teori Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan

cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja,

teknologi, manageril skill. Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan

manfaat dengan cara mengubah bentuk (form utility), memindahkan tempat

(place ultility), dan menyimpan (store utility) (Soeharno, 2009)

Teori produksi adalah teori yang mempelajari berbagai macam input pada

tingkat teknologi tertentu yang menghasilkan sejumlah output tertentu. Sasaran

dari teori produksi adalah untuk menentukan tingkat produksi yang optimal

dengan sumber daya yang ada (Sisno, 2000)

Menurut Hendri (2007) Teori Produksi adalah prinsip ilmiah dalam

melakukan produksi, yang meliputi :

1. Bagaimana memilih kombinasi penggunaan input untuk menghasilkan

output dengan produktivitas dan efisiensi yang tinggi.

12
2. Bagaimana menentukan tingkat output yang optimal untuk tingkat

penggunaan input tertentu.

3. Bagaimana mamilih teknologi yang tepat sesuai dengan kondisi

perusahaan.

2.4 Fungsi Produksi

Hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang

diciptakannya dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi, seperti telah

dijelaskan, dapat dibedakan kepada empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah,

modal dan keahlian keusahawanan. Didalam teori ekonomi, didalam

menganalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi

yang belakangan dinyatakan (tanah, modal dan keahlian keusahwanan) adalah

tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang

berubah-ubah jumlahnya. Dengan demikian, didalam menggambarkan hubungan

diantara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang

digambarkan adalah hubungan diantara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan

jumlah produksi yang dicapai. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah

input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi

selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti berikut: (Sadono Sukirno,

200/8)

Y = f ( X1, X2, X3 ..... Xn ) atau Y = f ( Xi )

Dimana :

Y = Jumlah produksi.

Xi,1-n = Semua faktor produksi

13
Fungsi produksi adalah hubungan antara keluaran yang dihasilkan dengan

faktor-faktor produksi yang digunakan, biasanya dinyatakan dengan fungsi

produksi. Fungsi produksi merupakan tabel waktu atau persamaan matematis

yang menggambarkan keluaran maksimum yang dapat dihasilkan dari suatu

faktor produksi tertentu dan suatu tingkat produksi tertentu. Faktor produksi

dibedakan menjadi 2 :

1. Faktor Produksi Tetap (Fixed Input)

Faktor produksi tetap yaitu jika kondisi pasar memerlukan perubahan

keluaran, jumlah yang digunakan dalam proses produksi tidak dapat berubah

dengan cepat. Faktor produksi tidak dapat ditambah atau dikurangi dalam waktu

yang relatif singkat. Bahkan jika keluaran turun ke nol, masukan akan selalu ada.

Faktanya tidak ada faktor produksi yang tetap. Contoh faktor produksi tetap

dalam industri yaitu alat atau mesin yang digunakan dalam proses produksi.

2. Faktor Produksi Variabel (Variabel Input)

Faktor produksi variabel, yaitu faktor yang keluarannya dapat berubah

sesuai dengan keluaran dalam waktu yang relatif singkat. Variabel faktor

produksi dalam industri meliputi bahan baku dan tenaga kerja. Sejalan dengan

perkembangan faktor produksi menjadi faktor produksi tetap dan variabel, para

ekonom membagi periode produksi menjadi periode jangka pendek dan jangka

panjang. Contoh jangka pendeknya yaitu produsen dapat meningkatkan produksi

dengan menambah jumlah jam kerja per hari. Dalam jangka panjang, jika dia

memperbesar ukuran perusahaan (peralatan mesin) dan tidak perlu menambah

jam kerja, mungkin akan lebih hemat baginya.

14
2.4.1 Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang

melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dependent,

yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut independent, yang menjelaskan (X) .

Penyelesaian antara hubungan Y dan X adalah dengan cara regresi dimana variasi

dari Y akan dipengaruhi variasi dari X. Dengan demikian kaidah-kaidah dari

regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb-Douglas. (Soekartawi,

2003).

Y = βo X 1β 1 X 2β 2 X β3 3 X β4 4 … X βii … X nβn e μ

Dimana,

Y = Variabel yang dijelaskan

βo = Besaran yang akan diduga

β1... βn = Besaran yang akan diduga (Koefisien regresi terhadap X)

μ = Error/Kesalahan Pengganggu

X1…4 = Variabel yang menjelaskanUntuk memudahkan pendugaan, maka

persamaan diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritm

naturalkan persamaan tersebut :

Ln Y = βo+ β 1 ln X 1 + β 2 ln X 2 + β 3 ln X 3 +…+ β i ln X i

Untuk menganalisis pengaruh faktor independen terhadap faktor

dependent tersebut, dilakukan metode analisis dengan menggunakan cara regresi

linear berganda. Dengan menggunakan regresi linear berganda tersebut,

diperoleh besarnya nilai koefisien determinan (R2).

Ada tiga alasan fungsi produksi Cobb- Douglas lebih dipakai oleh

peneliti:
15
1. Penyelesaian fungsi ini relatif mudah dibandingkan dengan fungsi yang

lain. Fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah ditransfer dalam bentuk

linear.

2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan

koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.

3. Besaran elastisitas sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to

scale.

2.5 Faktor- Faktor Produksi

Faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam

atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang

dan jasa. Faktor-faktor produksi adakalanya dinyatakan dengan istilah lain, yaitu

sumber-sumber daya. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian

akan menentukan sampai dimana suatu negara dapat menghasilkan barang dan

jasa (Sadono Sukirno, 2008)

2.5.1 Tanah dan Sumber Alam

Faktor produksi ini disediakan alam. Faktor produksi ini meliputi tanah,

berbagai jenis barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan

modal seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga

listrik.

2.5.2 Tenaga kerja

Faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam

perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan keterampilan

yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja

dibedakan kepada tiga golongan berikut:


16
 Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau

rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang

pekerjaan.

 Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dari

pelatihan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan

ahli mereparasi TV dan radio.

 Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki Pendidikan cukup

tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonomi

dan insinyur.

2.5.3. Modal

Faktor produksi inimerupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan

digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang mereka

butuhkan. Beberapa contohnya adalah sistem pengairan, jaringan jalan raya,

bangunan pabrik dan pertokoan, mesin-mesin dan peralatan pabrik dan alat-alat

pengangkutan.

2.5.4 Keahlian keusahawanan (Skills)

Faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk

mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Dalam menjalankan

suatu kegiatan ekonomi, para pengusaha akan memerlukan ketiga faktor produksi

yang lain yaitu tanah, modal dan tenaga kerja. Keahlian keusahawanan meliputi

kemahirannya mengorganisasi berbagai sumber atau faktor produksi tersebut

secara efektif dan efisien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat

menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat.

17
2.6 Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelitian Ismail Soleh Batu Bara (2016) yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit (Elaeis

Guineesis) di Kabupaten Asahan (Studi Kasus Desa Pulau Tanjung, Kecamatan

Teluk Dalam, Kabupaten Asahan)” menyatakan bahwa ketersediaan input

produksi (Luas Lahan, Herbisida, Pupuk, Tenaga Kerja) tersedia di daerah

penelitian, sedangkan faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit seperti

luas lahan, herbisida, pupuk, tenaga kerja, umur tanaman secara serempak

berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan secara parsial luas

lahan, herbisida, tenaga kerja berpengaruh nyata.

Dari hasil penelitian Budi Sastro Wijoyo (2019) yang berjudul “Efisiensi

Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada usahatani Kelapa Sawit Rakyat (Stidu

Kasus: Desa Lama Baru, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat)”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan faktor-faktor

produksi serta mengukur tingkat efisiensi harga pada usahatani kelapa sawit

rakyat. Pemilihan lokasi penelitian di Desa Lama Baru dengan pertimbangan

bahwa masyarakat di Desa Lama Baru adalah petani kelapa sawit. Hasil dari

penelitian ini diperoleh dari hasil sebagai berikut : 1). Berdasarkan hasil uji T

diperoleh faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan terhadap produksi

usahatani kelapa sawit rakyat adalah luas lahan dan tenaga kerja sedangkan untuk

penggunaan bibit, pupuk dan pestisida tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap produksi usahatani kelapa sawit rakyat. 2). Tingkat efisiensi harga

terhadap faktor produksi faktor produksi pada usahatani kelapa sawit rakyat

belum efisien.
18
Dari hasil penelitian Ilham Arsyad dan Syarifah Maryam (2017) yang

berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit

Pada Kelompok Tani Sawit Mandiri di Desa Suka Maju Kecamatan Kongbeng

Kabupaten Kutai Timur” menyatakan bahwa pengaruh faktor-faktor produksi

secara simultan berpengaruh signifikan Fhitung sebesar 18,066 terhadap produksi

kelapa sawit pada kelompok tani sawit mandiri di Desa Suka Maju. Secara

parsial atau masing-masing variabel hanya variabel pupuk, tenaga kerja dan

pestisida berpengaruh signifikan terhadap produksi perkebunan kelapa sawit pada

kelompok tani sawit mandiri di Desa Suka Maju. Keeratan antara variabel

dependen (Y) dan variabel independen (X) dapat dari bersarnya nilai koefisien

korelasi (R) yaitu sebesar 0,821. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki keeratan

hubungan sebesar 82,1% dengan semua variabel independennya (luas lahan,

pupuk, tenaga kerja dan pestisida).

Dari hasil penelitian Yudi Siswanto, Zulkarnain Lubis dan Erwin Nyak

Akoeb (2020) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Kelapa Sawit Rakyat di Desa Tebing Linggahara Kecamatan Bilah

Barat Kabupaten Labuhanbatu” bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor

produksi minyak kelapa sawit masyarakat di Desa Tebing Linggahara,

Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhanbatu. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa luas lahan, benih, pupuk, tenaga kerja, umur tanaman dan tingkat

pendidikan memiliki pengaruh terhadap produksi minyak sawit di Desa Tebing

Linggahara, Kecamatan Bilah Barat, Kabbupaten Labuhanbatu, tetapi sumber

lain diluar pertanian kelapa sawit memiliki pengaruhnya terhadap produksi

kelapa sawit rakyat. Nilai koefisien determinasi R2 = 0,967 dapat diartikan


19
bahwa produksi kelapa sawit sebesar 86,7% dapat dipengaruhi oleh luas lahan,

benih, pupuk, tenaga kerja, umur tanaman, tingkat pendidikan dan sumber lain di

luar pertanian kelapa sawit.

Dari hasil penelitian Mustari, Yonarizka dan Rusda Khairiati (2020) yang

berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit

Perkebunan Rakyat dengan Pola Swadaya di Kabupaten Aceh Tamiang)”

bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa

sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi kelapa sawit di Kabupaten Aceh Tamiang secara signifikan adalah

penggunaan tenaga kerja, jenis bibit, penggunaan pupuk TSP, penggunaan

Herbisida, dan jumlah pohon dengan cukup baik sebesar 92,78% sedangkan

sisanya 7,12% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam

model.

2.7 Kerangka Pemikiran

Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang banyak

dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Batanghari. Luas areal tanaman

kelapa sawit di Kabupaten Batanghari pada tahun 2019 seluas 97.042,00 Ha.

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan demikian,

kegiatan produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai masukan untuk

menghasilkan keluaran. Faktor produksi dalam usahatani mencakup luas lahan,

tenaga kerja, pupuk dan pestisida.

Tanah merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Tanpa tanah

rasanya mustahil usahatani dapat dilakukan. Dalam tanah dan sekitar tanah
20
banyak lagi faktor yang harus diperhatikan, seperti luas, topografi, kesuburan,

keadaan fisik, lingkungan, dan lereng. Lahan sebagai salah satu faktor yang

merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup

besar terhadap usahatani kelapa sawit.

Pemberian dosis pupuk yang tepat akan menghasilkan produk yang

berkualitas pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan anorganik.

Begitu juga pestisida juga berpengaruh terhadap proses pertumbuhan kelapa

sawit, penggunaan pestisida bertujuan untuk mencegah serangan hama dan

penyakit yang dapat mengakibatkan turunnya produksi dan kualitas tandan buah

segas (TBS). Adapun secara jelas dapat digambarkan pada skema kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Usahatani Kelapa Sawit

Faktor Produksi Kelapa Sawit :


1. Luas Lahan 4. Pestisida
2. Pupuk 5. Umur Tanaman
3. Tenaga Kerja 6. Jarak Tanam
Pengaruh
(Cobb-Douglass)
Produksi

Berpengaruh Tidak
Berpengaruh
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Produksi Kelapa Sawit

21
2.8 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka hipotesis

pada penelitian ini yaitu diduga terdapat pengaruh positif penggunaan faktor-

faktor produksi (luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur tanaman dan

jarak tanam) terhadap hasil produksi kelapa sawit.

22
III. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Batin XXIV khususnya di

desa Hajran, Koto Buayo dan Jangga Aur. Pemilihan lokasi dilakukan dengan

sengaja (purposive). Alasan penentuan dan penetapan desa Hajran, Koto Buayo

dan Jangga Aur sebagai daerah penelitian karena desa Hajran, Koto Buayo dan

Jangga Aur merupakan desa yang menghasilkan produktivitas secara bertutur-

turut adalah yang terendah, sedang dan tertinggi yang ada di Kecamatan Batin

XXIV, dapat dilihat pada Tabel 4. Alasan penentuan dan penetapan Kecamatan

Batin XXIV sebagai daerah penelitian karena di Kecamatan Batin XXIV

merupakan daerah yang memiliki luas areal lahan perkebunan kelapa sawit

terluas di Kabupaten Batanghari tetapi produktivitas yang dihasilkan lebih rendah

dibandingkan dengan Kecamatan Bajubang yang memiliki luas areal lahan

perkebunan lebih rendah dan produktivitas di Kecamatan Batin XXIV juga lebih

rendah dari pada produktivitas rata-rata di Kabupaten Batanghari. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survei yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner

sebagai alat pengumpulan data.

Objek penelitian ini adalah petani swadaya yang menanam kelapa sawit

yang tergabung dalam kelompok tani maupun tidak bergabung. Umur tanaman

kelapa sawit yang diambil saat penelitian yaitu berumur produktif yaitu 4-25

tahun. Data yang akan diolah yaitu data satu tahun terakhir mulai dari Januari

2021 sampai Desember 2021. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi untuk

37
mengetahui faktor produksi kelapa sawit di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten

Batanghari.

3.2 Sumber dan Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan

pengamatan langsung di lapangan dan melakukan wawancara dengan petani serta

dipandu dengan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah disiapkan. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi yang berhubungan

seperti Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Badan Pusat Statistik Kabupaten

Batanghari, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Dinas Perkebunan Kabupaten

Batanghari, literatur yang mendukung penelitian ini, dan penelitian terkait

informasi lain yang relevan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara yaitu pengumpulan data secara langsung berdasarkan

wawancara dengan petani kelapa sawit dan pertanyaan berdasarkan

kuisioner.

2. Observasi yaitu pengumpulan data dengan mengamati langsung secara

sistematis aktivitas petani kelapa sawit.

3. Studi pustaka untuk mendukung pengumpulan data dilapangan.

3.4 Metode Penarikan Sampel

Kecamatan Batin XXIV terdiri dari 16 desa/kelurahan yang memiliki

perkebunan kelapa sawit. Dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

38
Tabel 5. Luas Lahan, Produksi, Produktivitas dan Jumlah Petani Kelapa
Sawit di Kecamatan Batin XXIV Menurut Desa/Kelurahan Tahun
2019
Desa/Kelurahan Produktivitas (Ton/Ha) Jumlah Petani (KK)
Jelutih 1,83 10
Olak Besar 1,56 6
Simp.Jelutih 1,10 10
Durian Luncuk 2,15 18
Aur Gading 1,40 23
Hajran 0,92 17
Paku Aji 1,16 8
Muara Jangga 2,20 26
Matagual 2,09 25
Koto Buayo 2,00 36
Simpang Karmeo 2,13 20
Karmeo 2,63 39
Jangga Aur 3,33 49
Ter.Baru 2,58 15
Jangga Baru 2,90 17
Bulian Baru 2,68 22
Sumber : Statistik Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten
Batanghari 2020
Sampel adalah bagian dari populasi, sampel penelitian merupakan

sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili

seluruh populasi. Untuk menentukan jumlah sampel dalam suatu penelitian, harus

terlebih dahulu mengetahui jumlah populasi dari daerah yang diteliti. Jumlah

petani kelapa sawit di desa Hajran, Koto Buayo dan Jangga Aur pada Tabel 5

sebanyak 102 KK.

Metode pengambilan sampel menggunakan teknik simple random

sampling. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Penentuan perwakilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan rumus Isaac dan Michael (sugiyono, 2013).

Dalam rumus ini terdapat tiga batas toleransi kesalahan yaitu 1%, 5% dan 10%.

Tingkat toleransi kesalahan menentukan kekurangan sampel menggambarkan

39
populasi, jika batas toleransi 10%, berarti memiliki tingkat akurasi sebesar 90%.

Rumus Isaac dan Michael :


2
λ . N .P.Q
s= 2 2
d . ( N −1 ) + λ . P .Q

Keterangan :

s : Jumlah Sampel
2
λ : Chi kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan tingkat

kesalahan. Untuk derajat kebebasan 1 dan kesalahan 10% harga kuadrat

= 2,706

N : Jumlah Populasi

P : Peluang Benar (0,5)

Q : Peluang salah (0,5)

d : Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi

(0,05)

Pada penelitian ini didapati populasi sebanyak 102 KK yang ada di

Kecamatan Batin XXIV dan ditentukan batas toleransi kesalahan sebesar 10%

serta nilai d = 0,05. Maka dapat ditentukan maka dapat ditentukan jumlah sampel

penelitian sebagai berikut :

2,706 ×102 ×0 , 5 ×0 , 5 69.003


s= = =74,277 (74 sampel)
( 0 , 05 ) ( 102−1 ) +2,706 × 0 ,5 × 0 ,5 0,929
2

Selanjutnya dilakukan penarikan jumlah petani yang akan menjadi sampel

mewakili masing-masing desa, dengan menggunakan rumus alokasi proportional

(Nazir, 2005) sebagai berikut :

¿= ¿ x n
N

40
Keterangan :

ni = Jumlah Petani Yang Akan Dijadikan Sampel

n = Jumlah Sampel

Ni = Jumlah Keseluruhan Petani Pada Desa-A

N = Jumlah Populasi Petani

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh perwakilan untuk tiap-tiap desa adalah

sebagai berikut :

17
1. Hajran ¿ ×74=12
102
36
2. Koto Buayo ¿ ×74=26
102
49
3. Jangga Aur ¿
×74=36
102
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan bahwa jumlah

petani sampel pada masing-masing desa seperti pada Tabel 4. Selanjutnya teknik

penarikan sampel dilakukan dengan metode penarikan sederhana (simple random

sampling) cara pengambilan sampel nama petani dari tiap sampel desa yang ada

memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel dengan cara

pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

(tingkatan) dalam petani tersebut. (Riduan dan Akdon, 2009).

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif bertujuan

untukmendeskripsikan gambaran usahatani kelapa sawit di Kecamatan Batin

XXIV saat ini. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis luas lahan,

41
pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam yang

mempengaruhi produksi kelapa sawit.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Cobb-

Douglas. Analisis statistika memerlukan hipotesis atau dugaan sementara yang

dilambangkan dengan H0 dan H1. Hipotesis ini meliputi ada tidaknya pengaruh

antara variabel X terhadap variabel Y dalam penelitian. Secara rinci Cobb-

Douglas merupakan alat statistik yang berguna untuk mengetahui pengaruh satu

atau lebih variabel X terhadap variabel Y. Hasil yang didapat meliputi statistik

deskriptif data, permodelan, uji F, uji T, serta tabel R Square yang berfungsi

untuk menggambarkan, menentukan dan menganalisis pengaruh variabel X

terhadap variabel Y.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada rumusan

dan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur tanaman dan jarak

tanam terhadap produksi kelapa sawit serta mengukur besarnya pengaruh faktor-

faktor tersebut secara simultan dan parsial. Data penelitian diolah menggunakan

software Eviews.

Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang

melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dependent,

yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut Independent, yang menjelaskan (X).

Penyelesaian antara hubungan Y dan X adalah dengan cara regresi dimana variasi

dari Y akan dipengaruhi variasi dari X. Dengan demikian kaidah-kaidah dari

regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsii Cobb-Douglas.


β1 β2 β3 β4 β5 β6 β1 βn µ
Y = β0 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 … X 1 .. X n e
42
Keterangan :

Y = Variabel yang dijelaskan (Kg) X2 = Pupuk (Kg)

β0 = Besaran yang Akan Diduga X3 = Tenaga Kerja (HOK)

(Konstanta) X4 = Pestisida (L)

µ = Eror/Kesalahan Pengganggu X5 = Umur Tanaman (Tahun)

X1 = Luas Lahan (Ha) X6 = Jarak Tanam (Meter)

β 1- β n = Besaran yang Akan Diduga (Koefisien Regresi Terhadap X)

Untuk memudahkan pendugaan, maka dalam proses analisisnya

persamaan diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritma

naturalkan persamaan tersebut

LnY = Lnβ0 + β1LnX1 + β2LnX2 + β3LnX3 + β4LnX4 + β5LnX5 + β6LnX6 + e

Keterangan :

Y = Produksi Kelapa Sawit (Kg) X4 = Pestisida (L)

X1 = Luas Lahan (m2) X5 = Umur Tanaman (Tahun)

X2 = Pupuk (Kg) X6 = Jarak Tanam (Meter)

X3 = Tenaga Kerja (HOK) β 0=Konstanta

β 1=Koefisien Regresi Faktor X 1 β 4 =Koefisien Regresi Faktor X 4

β 2=Koefisien Regresi Faktor X 2 β 5=Koefisien Regresi Faktor X 5

β 3=Koefisien Regresi Faktor X 3 β 6=Koefisien Regresi Faktor X 6

Persamaan yang diperoleh dilanjutkan dengan uji statistik yang terdiri

dari uji koefisien, uji serempak F dan uji parsial T. Untuk menganalisis pengaruh

faktor produksi kelapa sawit dilakukan analisis dengan menggunakan regresi

linear berganda, dengan menggunakan regresi, maka diperoleh besarnya nilai

koefisien determinan (R2).


43
3.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien korelasi R merupakan pengujian yang digunakan untuk

mengetahui apakah hubungan antara dua variabel kuat atau rendah berdasarkan

nilai yang digunakan dalam interpretasi koefisien korelasi. Sedangkan koefisien

determinasi R2 yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel secara serempak dan

untuk mngetahui apakah estimasi domain sudah cukup baik untuk menentukan

persentase masing-masing variabel, maka koefisien determinasi R2 dapat

dirumusakan secara sistematis sebagai berikut :

2 bi Ʃ XiYi
R= 2
Ʃ Yi

Keterangan :

R2 = Koefisien determinasi ganda

Xi = Jumlah variabel devisiasi ke-1 dari nilai rata-rata

Yi = Jumlah simpangan suatu variabel dari nilai rata-rata

Yi2 = Kuadrat simpangan suatu variabel dari suatu rata-rata

Nilai R2 berada diantara 0 dan 1 yaitu 0 ≤ R2 ≤ 1. Jika R2 adalah nol,

variabel independen tidak dapat menjelaskan dengan benar keragaman variabel

dependennya. Semakin dekat nilai R2 dengan 1, maka semakin kuat hubungan

antara variabel dependen dan independennya. Semakin tinggi nilai R2, maka

model yang digunakan tidak baik.

3.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara kolektif menjelaskan variabel dependen, atau apakah variabel X

mempengaruhi variabel Y. Untuk melihat besarnya pengaruh variabel

44
independen secara bersamaan (simultan), uji F digunakan untuk melakukan uji

keyakinan terhadap regresi secara keseluruhan pada tingkat kepercayaan 10%

(0,10). Jika nilai sig lebih kecil α maka variabel X berpengaruh terhadap variabel

Y, dan sebaliknya jika nilai sig lebih besar dari α maka variabel X tidak

berpengaruh pada variabel Y secara bersamaan.

Langkah-langkah untuk melakukan pengujian ini :

a. Menentukan hipotesis

H0 : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara variabel faktor luas lahan, pupuk,

tenaga kerja, Pestisida, umur tanaman dan jarak tanam terhadap produksi kelapa

sawit di Kecamatan Batin XXIV.

H0 : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara variabel faktor luas lahan, pupuk, tenaga

kerja, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam terhadap produksi kelapa sawit di

Kecamatan Batin XXIV.

b. Kesimpulan hipotesis

Kesimpulan diambil berdasarkan hasil yang didapat dari hipotesis yaitu

jika p value > α maka hipotesis yang berlaku adalah hipotesis pertama (H0) yang

berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. Jika P

value < α maka hipotesis yang berlaku adalah hipotesis kedua (H1) yang berarti

terdapat pengaruh antara variabel X dan variabel Y.

3.5.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi statistik koefisien

regresi secara parsial. Dengan uji ini akan diketahui apakah luas lahan, pupuk,

tenaga kerja, Pestisida, umur tanaman dan jarak tanam berpengaruh nyata secara

parsial terhadap produksi kelapa sawit. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
45
suatu variabel berpengaruh atau tidak. Uji signifikasi merupakan prosedur

dimana hasil sampel digunakan untuk menentukan keputusan menerima atau

menolak Ho berdasarkan uji statistik yang diperoleh dari data. Derajat

kepercayaan yang digunakan yaitu 0,10, jika nilai sig kecil dari 0,10 maka

variabel X berpengaruh terhadap variabel Y, dan sebagaliknya jika nilai sig besar

dari 0,10 maka variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y. Uji ini

dimaksud untuk mengetahuidengan rumus berikut :

bi
t=
Sbi

Keterangan :

bi = koefisien regresi hasil estimasi

Sbi = simpangan baku atau standar eror

Jika nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan, maka H1

diterima dengan menjelaskan bahwa variabel indipenden mempengaruhi variabel

dependen.

3.6 Konsepsi Pengukuran

Konsepsi pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan

sebagai berikut :

1. Petani Swadaya merupakan petani yang dengan inisiatif dan biaya sendiri

membuka dan mengelola lahan diatas tanah miliknya sendiri (orang).

2. Produksi adalah hasil yang didapatkan petani dari kegiatan usahatani

kelapa sawit, yang dikonversikan per-kg per-tahun (Kg).

3. Luas lahan adalah jumlah keseluruhan luas tanah atau lahan yang dimiliki

petani dan diusahakan untuk usahatani kelapa sawit yang dikonversikan

46
dalam hektar (Ha).

4. Pupuk adalah jumlah bahan atau zat makanan yang diberikan atau

ditambahkan pada tanaman per-luasan lahan (Ha) dengan satuan Kg yang

digunakan untuk meningkatkan hasil produksi (Kg) dan produktifitas

kelapa sawit (Ton/Tahun)

5. Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan

usahatani kelapa sawit, baik tenaga kerja dalam keluarga maupun diluar

keluarga. Pengukuran tenaga kerja dinyatakan dalam hari orang kerja

(HOK).

6. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membasmi berbagai

hama penyakit yang dapat merusak tanaman dan merusak hasil pertanian

(Liter).

7. Umur Tanaman adalah usia tanaman kelapa sawit pada saat penelitian

dilakukan (Tahun)

8. Jarak Tanam sangat mendukung pertumbuhan tanaman dan produksi,

karena jarak tanam berpengaruh terhadap kondisi iklim mikro disekitar

tanaman dan penerimaan cahaya matahari (Meter).

47
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Letak dan Batasan Wilayah

Kecamatan Batin XXIV merupakan salah satu dari Kecamatan yang

berada didalam wilayah kabupaten Batanghari dan memiliki luas wilayah ke

empat terbesar di Kabupaten Batanghari dengan luas wilayah adalah sebesar


2
904 ,14 km (15,58% dari total luas wilayah Kabupaten Batanghari). Kecamatan

Batin XXIV terdiri dari 16 desa/kelurahan. Kecamatan Batin XXIV berbatasan

langsung dengan Kecamatan Muara Tembesi disebelah Utara dan Timur,

disebelah selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Sarolangun, dan

disebelah barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Mersam dan Muaro Sebo

Ulu.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan

ekonomi suatu daerah atau desa. Hal ini terkait dengan kualitas dan kuantitas

penduduk yang mengelola sumber daya daerah. Bergantung pada kemampuan

dan tingkat pengetahuan, potensi populasi yang besar dapat dimanfaatkan untuk

mengelola sumber daya alam yang tersedia dengan baik. Jumlah penduduk di

Kecamatan Batin XXIV pada tahun 2019 sebanyak 28.426 jiwa yang terdiri dari

14.660 jiwa laki-laki dan 13.766 jiwa perempuan.

4.1.3 Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

menciptakan sumber daya manusia dalam melaksanakan pembangunan, untuk

41
mewujudkan peningkatan mutu pendidikan yang lebih baik diperlukan sarana dan

prasarana yang cukup memadai.

Fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Batin XXIV terdiri dari 30

Sekolah Dasar (SD), 8 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 2 Sekolah Menengah

Umum (SMU/SMA), dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

4.1.4 Kesehatan

Kebutuhan akan pelayanan kesehatan terus meningkat, seiring dengan

kemajuan pola pikir masyarakat dan tingkat pendidikan yang sudah mulai maju

sehingga mengalihkan pengobatan secara tradisional ke pengobatan secara

modern. Sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki Kecamatan Batin XXIV

terdapat 2 puskesmas dan didukung dengan puskesmas pembantu sebanyak 10

dengan tenaga kesehatan Dokter 3 orang, perawat/mantri kesehatan 24 orang dan

sebanyak 18 orang bidan desa. Untuk mendukung program kesehatan balita di

Kecamatan Batin XXIV terdapat 34 Posyandu sebagai sarana imunisasi bagi

balita.

4.1.5 Keagamaan

Kecamatan Batin XXIV dengan jumlah penduduk 28.426 jiwa dan

sebanyak 27.884 jiwa beragama islam yang mencapai 95%. Selain dari penganut

agama Islam di Kecamatan Batin XXIV terdapat juga penganut agama lain

seperti Kristen Katholik, Protestan yang jumlahnya 5%. Sarana tempat ibadah

yang dimiliki Kecamatan Batin XXIV adalah sebanyak 36 Masjid dan 38

Mushollah, sementara tempat peribadatan agama lain terdapat 2 gereja.

42
4.2 Identitas Petani Sampel

Identitas petani adalah karakteristik atau ciri pribadi seseorang atau semua

hal yang ada kaitannya dengan petani yang masih aktif dalam melakukan

berusaha tani. Identitas petani pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui

karakteristik petani sehingga dapat mendeskripsikan potensi dari petani itu

sendiri. Karakteristik dari petani sampel tersebut adalah umur petani, tingkat

pendidikan petani, dan pengalaman bertani.

4.2.1 Umur Petani

Umur merupakan usia petani responden yang berkaitan dengan

pengalaman dan kemampuan fisik dalam melakukan aktivitas usahatani. Umur

akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru

dalam melakukan usahatani. Umur juga salah satu faktor yang mempengaruhi

aktivitas petani dalam berusahatani karena petani yang masih muda dan sehat

memiliki kemampuan fisik yang kuat untuk mengelola usahataninya dibanding

dengan petani yang berusia lebih tua. Bertolakbelakang dengan kemampuan fisik,

petani dengan usia yang masih muda dalam berusahatani mempunyai

pengalaman yang lebih sedikit dibandingkan dengan usia petani yang lebih tua.

Menurut pernyataan Manyamsari dan Mujibrrahmad (2014), kelompok

usia 15-64 tahun digolongkan sebagai kelompok masyarakat yang produktif

untuk bekerja sebab dalam rentang usia tersebut dianggap mampu untuk

menghasilkan barang dan jasa. Umur yang produktif merupakan salah satu faktor

keberhasilan dalam kegiatan berusahatani. Menurut Hasyim (2006), dalam Ryan

et al., (2018), petani dengan usia produktif akan bekerja lebih baik dan lebih

43
maksimal dibandingkan dengan petani non roduktif. Namun, petani yang usianya

lebih tua dapat memahami kondisi dilapangan dengan lebih baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani sampel berada pada rentang

usia 27-60 tahun. Untuk lebih rinci distribusi usia petani kelapa sawit dapat

dilihat pada Tabel 6 :

Tabel 6 : Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur di Daerah


Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Kelompok umur Frekuensi Persentase
(Tahun) (Orang) (%)
27 – 32 2 2,70
33 – 37 11 14,86
38 – 43 20 27,03
44 – 48 18 24,32
49 – 54 14 18,92
55 – 59 8 10,81
60 – 65 1 1,35
Jumlah 74 100,00
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2022

Dapat dilihat pada Tabel 6 bahwa usia petani didaerah penelitian

merupakan kelompok usia yang digolongkan produktif. Sebanyak 27,03% petani

responden berusia 38 sampai 43 tahun dan sebanyak 24,32% berusia 44 sampai

48 atau jika dijumlahkan sebanyak 51,35% petani petani responden ada pada

rentang usia 38 sampai 48 tahun. Dilihat dari usia produktif, usia petani sangat

menunjang keberhasilan dalam mengusahakan kelapa sawit dikarenakan

mempunyai kemampuan fisik dan kerja yang baik sehingga dapat bekerja dengan

baik pula.

4.2.2 Tingkat Pendidikan Petani

Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan bangsa. Pendidikan

berperan penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pola pikir seseorang.

Petani dengan pendidikan yang tinggi akan memiliki kecenderungan untuk


44
berfikir lebih maju dibandingkan dengan petani yang berpendidikan rendah.

Petani yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi umumnya memiliki

pola pikir yang lebih terbuka dalam menerima inovasi baru dan lebih cepat

mengerti dalam menerapkan teknologi baru sehingga dapat mengembangkan dan

membawa hasil pertanian ke arah yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan didapatkan tingkat pendidikan petani sampel yang dapat

dilihat pada Tabel 7:

Tabel 7 : Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan di


Daerah Penelitian Januari 2021 - Desember 2021
Frekuensi Persentase
Tingkat pendidikan
(Orang) (%)
Tidak Sekolah 2 2,70
Sekolah Dasar/Sederajat 18 24,32
SLTP/Sederajat 20 27,03
SLTA/Sederajat 31 41,89
Perguruan Tinggi/Strata I 3 4,05
Jumlah 74 100,00
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2022

Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani sampel yang

menempuh pendidikan dengan rentang waktu 12 tahun keatas adalah sebanyak

41,89% angka tersebut menunjukkan bahwa hampir setengah dari petani sampel

telah menempuh wajib belajar selama 12 tahun.

4.2.3 Pengalaman Bertani Kelapa Sawit

Pengalaman berusahatani mempengaruhi kemampuan petani untuk

mengambil keputusan dan mengelola usahataninya. Petani yang sudah lama

berkecimpung dalam kegiatan berusahatani biasaynya memiliki pemahaman dan

pengetahuan mengenai kondisi lahan yang lebih baik dibandingkan dengan petani

yang baru saja berkecimpung, namun hal ini tidak menjamin kualitas

usahataninya. Petani yang belum berpengalaman masih bisa menggunakan


45
pengetahuan dan keterampilannya untuk bertani dengan baik. Pengalaman

berusahatani kelapa sawit dihitung sejak pertama kali melakukan usahatani

sampai penelitian ini dilakukan. Untuk melihat lebih jelas tentang pengalaman

berusahatani petani responden dapat dilihat pada Tabel 8 :

Tabel 8 : Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Berusahatani


di Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2022
Pengalaman Berusahatani Frekuensi Persentase
(Tahun) (Orang) (%)
4–7 31 41,89
8 – 11 25 33,78
12 – 15 14 18,92
16 – 19 3 4,05
20 – 23 0 0,00
24 – 27 1 1,35
Jumlah 74 100,00
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2022

Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa sebanyak 41,89% petani memiliki

pengalaman selama 4 sampai 7 tahun dalam berusaha tani kelapa sawit, artinya

petani responden di daerah penelitian hampir didominasi oleh petani dalam

kategori baru menurut Manyamsari dan Mujiburrahmad (2014) yang menyatakan

bahwa lama berusahatani terbagi menjadi 3 kategori yakni baru (kurang dari 10

tahun), sedang (10 sampai 20 tahun), dan lama (lebih dari 20 tahun).

4.3 Deskripsi Gambaran Usahatani Kelapa Sawit di Daerah Penelitian

Sebagian besar lahan perkebunan di Kecamatan Batin XXIV digunakan

untuk perkebunan yang luasnya mencapai 10.000 hektar. Area ini lebih banyak

digunakan untuk lahan perkebunan karet dan kelapa sawit (Kecamatan Batin

XXIV Dalam Angka, 2021). Sebagian besar mata pencaharian utama petani

responden adalah sebagai petani kelapa sawit. Rata-rata luas lahan yang dimiliki

46
petani responden adalah sebanyak 3,66 hektar dan umur tanaman 9,36 tahun

dengan status kepemilikian milik pribadi.

4.3.1 Luas Lahan

Lahan merupakan faktor produksi yang paling utama dalam berusahatani.

Dengan lahan yang luas maka petani dapat menghasilkan produksi yang tinggi

apabila lahannya dikelola dengan baik, begitu juga sebaliknya petani dengan

lahan yang sempit akan menghasilkan produksi yang rendah ditambah lagi jika

tidak dikelola dengan baik. Luas lahan yang dimaksud dalam penelitian adalah

luas lahan yang dimiliki oleh petani responden. Berikut tabel distribusi luas lahan

yang dimiliki petani responden pada Tabel 9 :

Tabel 9 : Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan Di Daerah


Penelitian Januari 2021 - Desember 2021
Luas Lahan Frekuensi Persentase
(Ha) (Orang) (%)
1–2 29 39,19
3–4 23 31,08
5–6 13 17,57
7–8 4 5,41
8–9 5 6,76
Jumlah 74 100,00
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2022

Dapat dilihat pada Tabel 9 sebesar 39,19% atau sebanyak 29 orang petani

sampel memiliki lahan seluas 1 sampai 2 hektar dan sebanyak 31,08% petani

didaerah penelitian memiliki lahan seluas 3 sampai 4 hektar, jika dijumlahkan

sebanyak 70,27% petani memiliki luas lahan seluas 1 sampai 4 hektar. Luas lahan

yang dimiliki petani responden akan mempengaruhi banyaknya hasil produksi

kelapa sawit.

47
4.3.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dan perlu diperhitungkan

dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari

tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula

diperhatikan karena tenaga kerja adalah faktor penentu keberhasilan dalam

usahatani. Keputusan pengalokasian input dan teknologi budidaya yang akan

diadopsi sepenuhnya ditentukan oleh tenaga kerja, disamping juga yang tidak

kalah penting yaitu tingkat keterampilan dalam berusahatani juga akan

menentukan produksi. Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani kelapa sawit di

daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 10 :

Tabel 10 : Distibusi Petani Sampel Berdasarkan Tenaga Kerja di Daerah


Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Tenaga Kerja Frekuensi Persentase
(Orang) (Orang) (%)
1 21 28,38
2 35 47,30
3 10 13,51
4 3 4,05
5 5 6,76
Jumlah 74 100,00
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2022

Dapat dilihat pada Tabel 10 sebanyak 35 orang atau 47,30% petani

responden menggunakan 2 orang tenaga kerja dan 21 orang atau 28,38% petani

responden menggunakan tenaga kerja sebanyak 1 orang tenaga kerja. Lebih dari

sebagian atau 75,68% petani responden di daerah penelitian menggunakan tenaga

kerja sebanyak 1 sampai 2 orang.

4.3.3 Pupuk

Pupuk merupakan sarana produksi yang penting dalam berusahatani

karena berfungsi untuk menambah unsur hara pada tanah yang dibutuhkan oleh
48
tanaman. Penggunaan pupuk di daerah penelitian bervariasi tergantung luas

lahan, dosis pemakaian dan jumlah pohon yang ada dalam luas lahan yang

dikelola oleh petani responden. Penggunaan pupuk oleh petani responden di

daerah penelitian beragam yaitu NPK, Urea, SP.36, KCL dan TSP. Beberapa

petani menggunakan pupuk tergantung harga jual pupuk atau memilih

menggunakan pupuk yang harga jualnya murah dan terjangkau oleh oleh petani

responden. Untuk mengetahui penggunaan pupuk di daerah penelitian dapat

dilihat pada Tabel 11 :

Tabel 11 : Distribusi Petani Sampel Berdasakan Penggunaan Pupuk di


Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Interval
(Kg) Ure KC
NPK SP.36 KCL TSP NPK Urea SP.36 TSP
a L
24,1
120 - 818 14 22 4 1 2 15,38 4,40 1,10 2,20
8
10,9
819 - 1516 7 10 5 2 1 7,69 5,49 2,20 1,10
9
1517 - 2215 3 5 3 2 0 3,30 5,49 3,30 2,20 0,00
2216 - 2914 1 1 2 0 0 1,10 1,10 2,20 0,00 0,00
2915 - 3613 0 0 1 0 0 0,00 0,00 1,10 0,00 0,00
3614 - 4311 0 1 0 0 0 0,00 1,10 0,00 0,00 0,00
4312 - 5010 0 3 1 0 0 0,00 3,30 1,10 0,00 0,00
46,1
Jumlah 25 42 16 5 3 27,47 17,58 5,49 3,30
5
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 11 total penggunaan pupuk paling banyak yang

digunakan oleh petani responden adalah pupuk Urea sebanyak 42 orang dengan

total persentase 46,15% dan paling sedikit menggunakan pupuk TSP adalah

sebanyak 3 orang dengan persentase 3,30%. Petani responden ada yang

menggunakan 1 jenis pupuk dan ada yang menggunakan 2 jenis pupuk dengan

cara pemaikainnya bergantian dalam proses pemupukannya (Lampiran 5).

4.3.4 Pestisida

49
Tanaman kelapa sawit harus dijaga dari gulma yang tumbuh disekitaran

tanaman kelapa sawit karena dapat mempengaruhi naik turunnya produksi dan

juga dapat mempermudah dalam proses pemanenan, sehingga dalam mencegah

gulma yang tumbuh disekitar tanaman kelapa sawit maka harus dilakukan

pencegahan dengan cara menyemprotkan obat-obatan atau dengan menggunakan

alat mesin rumput. Petani responden menggunakan 2 jenis obat semprot atau

pestisida yaitu round-up dan gramoxon dengan penggunaan rata-rata

perhektarnya yaitu sebanyak 26 Liter, petani juga menggunakan alat mesin

rumput untuk membasmi hama yang menggaggu tanaman kelapa sawit.

Penggunaan pestisida oleh petani responden dapat dilihat pada Tabel 12 :

Tabel 12 : Distribusi Petani Sampel Berdasakan Penggunaan Pestisida di


Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Interval Frekuensi (Orang) Persentase (%)
(Liter) Gramoxon Round-Up Gramoxon Round-Up
5 – 59 33 18 44,59 24,32
60 - 114 10 7 13,51 9,46
115 - 169 2 2 2,70 2,70
170 - 225 0 0 0,00 0,00
226 - 280 0 0 0,00 0,00
281 - 335 0 1 0,00 1,35
336 - 390 0 1 0,00 1,35
Jumlah 45 29 60,81 39,19
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2022

Dapat dilihat pada Tabel 12 paling banyak petani responden

menggunakan pestisida pada kisaran 5 sampai 59 liter yaitu gramoxon sebanyak

33 orang dan round-up sebanyak 18 orang dengan persentase penggunaan

gramoxon 44,59% dan round-up 24,32% dari keseluruhan petani responden.

Penggunaan pestisida tersebut menyesuaikan dari luasnya lahan yang dimiliki

semakin luas lahan maka penggunaan pestisida akan semakin banyak pula. Petani

responden tidak selalu menggunakan pestisida untuk membersihkan lahannya


50
dari hama tetapi terkadang petani menggunakan alat mesin rumput untuk

membersihkan lahan atau pun menggunakan alat terbas (parang dan lainnya).

4.3.5 Umur Tanaman

Tanaman kelapa sawit dapat dipanen pada saat tanaman berumur empat

tahun. Produksi yang dihasilkan akan terus bertambah seiring bertambahnya

umur dan akan mencapai produksi maksimalnya pada saat tanaman berumur 9

samapi 14 tahun, setelah itu produksi yang dihasilkan akan mulai menurun. umur

ekonomis tanaman kelapa sawit berkisar antara 25 sampai 26 tahun. Selain

mempengaruhi produksi, umur tanaman kelapa sawit juga mempengaruhi

produktivitas tanaman. Usaha budidaya kelapa sawit pada lokasi penelitian

memiliki umur rata-rata tanaman 9,36 tahun, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 13 :

Tabel 13 : Distribusi Petani Sampel Berdasakan Umur Tanaman di Daerah


Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Interval Frekuensi Persentase
(Tahun) (Orang) (%)
4–7 30 40,54
8 – 11 26 35,14
12 – 15 13 17,57
16 – 19 3 4,05
20 – 23 0 0,00
24 – 27 2 2,70
Jumlah 74 100,00
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2022

Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa sebanyak 30 orang memiliki lahan

dengan umur tanaman kelapa sawit dalam rentang 4 sampai 7 tahun atau sekitar

40,54% dan sebanyak 26 orang memiliki tanaman berumur 8 sampai 11 tahun

atau sekitar 35,14% dari seluruh responden artinya lebih dari setengah petani

51
responden memiliki tanaman kelapa sawit yang digolongkan teruna atau

mengarah naik menurut Suyatno,R (1995).

4.3.6 Jarak Tanam

Dalam melakukan penanaman tanaman kelapa sawit hal yang pertama

kali dilakukan adalah menentukan jarak tanaman kelapa sawit yang sesuai agar

tidak mengganggu pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit itu

sendiri dalam jangka waktu yang panjang. Mengatur jarak tanaman merupakan

bagian dari penyediaan tempat bagi tanaman. Jarak tanam yang terlalu rapat akan

menimbulkan persaingan dalam memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari,

tempat untuk berkembang dan fotosintesis terganggu. Sebaliknya jika jarak

tanam yang terlalu lebar tidak efisien dalam pemanfaatan lahan, dapat

memperkecil populasi tanaman dalam satu hektar dan memperkecil hasil panen

tanaman kelapa sawit. Pada lokasi penelitian petani responden menanam kelapa

sawit dengan 3 macam jarak tanam yaitu 8x8 meter, 8x9 meter dan 9x9 meter

dapat dilihat pada Tabel 14 berikut :

Tabel 14 : Distribusi Petani Sampel Berdasakan Jarak Tanam di Daerah


Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Jarak Tanam Frekuensi Persentase
(Meter) (Orang) (%)
8x8 3 4,05
8x9 38 51,35
9x9 33 44,59
Jumlah 74 100,00
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2022

Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa sebanyak 38 orang atau sekitar 51,35%

petani responden menanam tanaman kelapa sawitnya dengan jarak tanam 8x9

52
meter dan sebanyak 33 orang atau sekitar 44,59% petani responden menanam

dengan jarak tanam 9x9 meter.

4.3.7 Produksi Kelapa Sawit

Produksi adalah banyaknya hasil kelapa sawit yang dihasilkan petani,

produksi yang dimaksud adalah hasil fisik yang diperoleh petani dari kegiatan

usahatani kelapa sawit berupa buah sawit selama satu tahun, Januari 2021 sampai

Desember 2021. Jumlah produksi yang dihasilkan petani dalam penelitian ini

adalah 1.565.913 Kg/Ha/Tahun (Lampiran 8). Untuk mengetahui hasil produksi

per hektar petani sampel di daerah penelitian selama satu tahun dapat dilihat pada

Tabel 15 :

Tabel 15 : Distribusi Petani Sampel Berdasakan Produksi Per Hektar Per


Tahun di Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Interval Frekuensi Persentase
(Kg) (Orang) (%)
9.035 – 13.755 15 20,27
13.756 – 18.475 16 21,62
18.476 – 23.196 15 20,27
23.197 – 27.917 13 17,57
27.918 – 32.637 7 9,46
32.637 – 37.358 7 9,46
37.359 – 42.079 1 1,35
Jumlah 74 100,00
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2022

Dapat dilihat pada Tabel 15 produksi yang dihasilkan petani sampel

paling banyak berada pada 13.756 sampai 18.475 Kg/Ha/Tahun yaitu sebanyak

16 orang atau sekitar 21,62% dari seluruh petani sampel dan hanya sebanyak 1

orang atau 1,35% dari total 74 petani sampel yang memproduksi kelapa sawit

53
diatas 37.359 Kg/Ha/Tahun. Rata-rata produksi kelapa sawit per hektar per tahun

didaerah penelitian adalah 21.160,99 Kg/Ha/Tahun.

4.4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit pada penelitian

ini menggunakan metode analisis cobb-douglas, untuk mengetahui pengaruh

variabel independen seperti : luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur

tanaman dan jarak tanam terhadap variabel dependennya yaitu produksi kelapa

sawit. Sebelum itu dilakukan dengan pengujian asumsi klasik yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara variable dependen terhadap variablel

independennya.

Apabila uji asumsi klasik belum terpenuhi, maka besar kemungkinan

interpretas model menjadi bias atau kurang tepat yang artinya model tidak layak

untuk dilakukan penelitian. Untuk memperoleh hasil yang konsisten maka semua

data variable ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (Ln). uji

asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, multikolinieritas dan

heteroskedastisitas. Tujuan utamanya adalah agar estimator berdistribusi normal,

tidak terjadinya multikolinearitas dan bebas heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil uji normalitas pada (Lampiran 12), menunjukkan

bahwa variable residual model regresi berdistribusi normal karena uji Jarque-

Berra menunjukkan nilai Probability sebesar 0,511 lebih besar dari α = 0,10.

Selanjutnya dilakukan uji multikolinearitas pada Lampiran (13), menunjukkan

nilai VIF untuk luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur tanaman dan

jarak tanam masing-masing yaitu 4,653, 2,425, 2,375, 1,623, 1,098 dan 4,863

artinya keenam variabel tersebut memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 10
54
sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel luas lahan,

pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam dalam model

regresi. Uji yang terakhir yaitu uji heteroskedastisitas yang hasilnya pada

Lampiran (14), menunjukkan nilai Prob.Chi-Square pada Obs*R-Square yaitu

0,418 yang berarti lebih besar dari α = 0,10 artinya tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas didalam model regresi. Maka dapat disimpulkan bahwa

persamaan ini terbebas dari penyakit heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil

pengujian asumsi klasik yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan penelitian

ini bebas masalah atau lulus pada uji asumsi klasik. Sehingga dapat melakukan

analisis regresi linier berganda untuk mengetahui factor-faktor yang

mempengaruhi produksi kelapa sawit.

4.4.1 Estimasi Analisis Factor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Kelapa Sawit Petani Swadaya

Estimasi factor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit

menggunakan analisis Cobb-Douglas. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variable independen yaitu luas lahan, pupuk, tenaga kerja,pestisida, umur

tanaman dan jarak tanaman terhadap variable dependennya yaitu produksi kelapa

sawit. Dalam hal ini semua variable penelitian ditransformasikan ke dalam

bentuk logaritma natural (Ln). hal ini sesuai dengan model fungsi produksi.

Penggunaan transformasi Ln dilakukan untuk menghasilkan data yang normal

karena data hasil memiliki range (jangkauan data) dan standar deviasi yang besar

dan menyebabkan data tidak berdistribusi normal. Hasil estimasi dapat dilihat

pada Tabel 16 :

55
Tabel 16 : Hasil Estimasi Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Kelapa Sawit Petani Swadaya
Variabel Koefisien Probabilitas
Konstanta (C) 9,367 0,000
Luas Lahan X1 0,628 0,003
Pupuk X2 0,349 0,002
Tenaga Kerja X3 0,292 0,072
Pestisida X4 -0,185 0,038
Umur Tanaman X5 -0,031 0,846
Jarak Tanam X6 -0,016 0,405
R-Square = 0.586
Adjusted R2 = 0.549 *Nyata Pada Taraf 10%
Prob (F-Statistic) = 0.000
Sumber : Hasil Output Regresi Eviews 12
Berdasarkan Tabel 16 maka dapat dirumuskan persamaan regresi dengan

formulasi sebagai berikut :

Ln(Y) = 9,367 + 0,628 LnX1 + 0,349 LnX2 + 0,292 LnX3 - 0,185 LnX4 - 0,031

LnX5 - 0,016 LnX6

Berdasarkan koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas pada

persamaan tersebut, dapat disimpulkan apabila variabel luas lahan, pupuk, tenaga

kerja, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam berada dalam keadaan yang

konstan maka akan meningkatkan produksi kelapa sawit sebesar 9,367

Kg/Ha/Tahun. Untuk melihat secara statistic hasil pengujian koefisien

determinasi (R2), pengujian secara serempak (uji-F), pengujian secara parsial

(uji-T) dan koefisien (berpengaruh dari masing-masing variabel bebas). Maka

dapat dijelaskan sebagai berikut :

56
1. R2 (R-Square)

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien dari R-Square

adalah sebesar 0,586. Hal ini berarti bahwa 58,6% variasi produksi kelapa sawit

dapat dijelaskan oleh variabel luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur

tanaman dan jarak tanam. Sedangkan 41,4% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor

diluar model.

2. Uji Serempak (F)

Hasil uji signifikansi simultan (Uji Statistik F) menunjukkan nilai

probabilitas F-Statistik sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,10 maka H0

ditolak dan H1 diterima. Artinya luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur

tanaman dan jarak tanam secara bersama-sama berpengaruh nyata dan signifikan

terhadap produksi kelapa sawit.

3. Uji Parsial (T)

a. Variabel Luas Lahan

Berdasarkan hasil uji t-statistik untuk varabel luas lahan menunjukkan

nilai probabilitas sebesar 0,003 yang lebih kecil dari α = 0,10 maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel luas lahan

berpengaruh signifikan terhadap produksi kelapa sawit. Nilai koefisien parameter

penggunaan luas lahan bernilai positif sebesar 0,628. Artinya, jika terjadi

penambahan luas sebesar 1% maka meningkatkan jumlah produksi kelapa sawit

0,628% dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap nol atau konstan. Dengan

tanda koefisien yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi

kelapa sawit maka variabel luas lahan telah sesuai dengan hipotesis penelitian.

b. Variabel Pupuk
57
Hasil uji t-statistic untuk variabel pupuk menunjukkan bahwa nilai

probabilitas sebesar 0,002 yang lebih kecil dari α = 0,10 maka H0 ditolak dan H1

diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pupuk berpengaruh

signifikan terhadap produksi kelapa sawit. Nilai koefisien parameter penggunaan

pupuk kandang bernilai positif sebesar 0,349. Artinya, jika terjadi penambahan

pupuk sebesar 1% maka akan meningkatkan jumlah produksi kelapa sawit

sebesar 0,349% dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Dengan

tanda koefisien yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap produksi kelapa

sawit berarti telah sesuai dengan hipotesis penelitian dimana hasil ini

menjelaskan bahwa penggunaan pupuk merupakan salah satu cara meningkatkan

kualitas maupun kuantitas produk kelapa sawit yang dapat diperoleh.

c. Variabel Tenaga Kerja

Hasil uji t-statistik untuk variabel tenaga kerja terhadap produksi kelapa

sawit menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,072 yang lebih kecil dari α = 0,10

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

tenaga kerja terhadap produksi kelapa sawit berpengaruh signifikan. Nilai

koefisien parameter penggunaan tenaga kerja bernilai positif sebesar 0,292.

Artinya jika terjadi penambahan tenaga kerja sebesar 1% maka akan menambah

produksi kelapa sawit sebesar 0,292% dan sebaliknya apabila tenaga kerja

diturunkan 1% maka akan menurunkan jumlah produksi kelapa sawit sebesar

0,292% dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap nol atau konstan. Hasil ini

menjelaskan bahwa peningkatan tenaga kerja yang digunakan dalam suatu proses

produksi usahatani kelapa sawit secara langsung meningkatkan produksi kelapa

sawit.
58
d. Variabel Pestisida

Hasil uji t-statistik untuk variabel pestisida terhadap produksi kelapa

sawit menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,038 yang lebih kecil dari α = 0,10

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

pestisida terhadap produksi kelapa sawit berpengaruh signifikan. Nilai koefisien

parameter penggunaan pestisida bernilai negatif sebesar -0,185. Artinya jika

terjadi penambahan pestisida sebesar 1% maka akan menurunkan produksi

kelapa sawit sebesar 0,185%.

e. Variabel Umur Tanaman

Hasil uji t-statistik untuk variabel umur tanaman terhadap produksi kelapa

sawit menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,846 yang lebih besar dari α = 0,10

maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

umur tanaman terhadap produksi kelapa sawit tidak berpengaruh signifikan. Nilai

koefisien parameter penggunaan pestisida bernilai negatif sebesar -0,031. Artinya

jika terjadi peningkatan umur tanaman sebesar 1% maka akan menurunkan hasil

produksi kelapa sawit sebesar 0,031%.

f. Variabel Jarak Tanam

Hasil uji t-statistik untuk variabel jarak tanam terhadap produksi kelapa

sawit menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,405 yang lebih besar dari α = 0,10

maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

jarak tanam terhadap produksi kelapa sawit tidak berpengaruh signifikan. Nilai

koefisien parameter penggunaan pestisida bernilai negatif sebesar -0,016. Artinya

jika terjadi peningkatan jarak tanam yang digunakan sebesar 1% maka akan

menurunkan hasil produksi kelapa sawit sebesar 0,016%.


59
4.5 Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini memberikan deskripsi bahwa seluruh desa yang ada di

Kecamatan Batin XXIV (16 desa) mengusahakan tanaman perkebunan kelapa

sawit, penelitian ini dilakukan di 3 desa sebagai sampel penelitian yaitu desa

Hajran, desa Koto buayo dan desa Jangga Aur. Pada desa tersebut ditarik sampel

yaitu petani kelapa sawit swadaya pada masing-masing desa sebagai petani

responden diantaranya desa hajran sebanyak 12 petani responden, desa Koto

Buayo sebanyak 26 petani petani responden dan pada desa Jangga Aur sebanyak

36 petani reponden dengan total petani responden sebanyak 74 orang yang

dijadikan sebagai sampel pada penelitian ini.

Faktor luas lahan, pupuk dan tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan

faktor yang berpengaruh dan signifikan terhadap produksi kelapa sawit,

diharapkan semakin luas lahan, semakin banyak penggunaan pupuk dan semakin

banyak tenaga kerja yang digunakan untuk proses produksi kelapa sawit maka

hasil produksi akan semakin bertambah pula, begitupun sebaliknya.

Faktor pestisida dalam penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap produksi kelapa sawit artinya bahwa peningkatan

pestisida yang digunakan dalam suatu proses produksi kelapa sawit akan

menurunkan hasil produksi kelapa sawit itu sendiri karena pestisida yang

digunakan dalam satu kali proses produksi terlalu banyak dan penggunaan

pestisida juga rutin dilakukan sehingga memberikan pengaruh terhadap produksi

kelapa sawit.

Faktor umur tanaman dan jarak tanam dalam penelitian ini tidak

berpengaruh signifikan terhadap produksi kelapa sawit dan koefisien bernilai


60
negatif. Hasil ini menjelaskan bahwa penambahan umur tanaman dan jarak tanam

yang digunakan dalam suatu proses produksi kelapa sawit tidak secara langsung

meningkatkan produksi kelapa sawit.

Dari hasil penelitian perlu adanya pengembangan pada usahatani kelapa

sawit mulai dari luas lahan, penggunaan pupuk dan penambahan tenaga kerja,

karena melihat hasil penelitian bahwasannya faktor luas lahan, pupuk dan tenaga

kerja sangat mempengaruhi untuk meningkatkan produksi kelapa sawit.

Pengembangan usahatani kelapa sawit diharapkan bisa meningkatkan produksi

serta pendapatan petani.

61
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan :

1. Seluruh desa yang ada di Kecamatan Batin XXIV yaitu sebanyak 16 desa

mengusahakan tanaman perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan

di 3 desa sebagai sampel penelitian yaitu desa Hajran, desa Koto buayo

dan desa Jangga Aur. Pada daerah yang dijadikan sampel penelitian

terdapat beberapa kendala yang dihadapi petani yaitu harga pupuk yang

terlalu mahal sehingga beberapa petani memilih menggunakan pupuk

yang memiliki harga yang murah dibandingkan dengan harga pupuk yang

lain dan harga jual kelapa sawit yang rendah dan tidak sebanding dengan

harga jual pupuk. Beberapa petani juga menjadikan usahatani kelapa sawit

sebagai mata pencarian utamanya.

2. Pengujian secara simultan menyimpulkan bahwa model yang dibentuk

untuk memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa

sawit terbukti signifikan. Artinya luas lahan (X1), pupuk (X2), tenaga

kerja (X3), pestisida (X4), umur tanaman (X5) dan jarak tanam (X6)

secara bersama-sama berperngaruh nyata dan signifikan terhadap

produksi kelapa sawit. Adapun hasil pengujian secara parsial

menyimpulkan bahwa variabel luas lahan, variabel pupuk dan variabel

tenaga kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi kelapa

sawit sedangkan variabel pestisida berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap produksi kelapa sawit. Umur tanaman dan jarak tanam secara

62
parsial berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap produksi kelapa

sawit.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka saran dari peneliti

antara lain :

1. Perlu adanya pengembangan pada usahatani kelapa sawit mulai dari luas

lahan, pupuk dan tenaga kerja karena melihat hasil penelitian

bahwasannya faktor luas lahan, pupuk dan tenaga kerja sangat

mempengaruhi produksi kelapa sawit. Pengembangan yang usahatani

kelapa sawit yang dilakukan diharapkan bisa meningkatkan produksi serta

pendapatan petani.

2. Kepada instansi terkait, kiranya dapat memberikan penyuluhan dan

pelatihan kepada petani agar dapat mendorong pengembangan usahatani

kelapa sawit di Kecamatan Batin XXIV serta didukung dengan

penyediaan sarana dan prasarana produksi. Untuk petani supaya

memperhatikan penggunaan faktor produksi dengan baik.

3. Dapat digunakan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian

selanjutnya, terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi dengan mengembangkan variabel yang lebih luas dan bisa

menambah variabel-variabel yang lainnya.

63
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Habib. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi


Jagung. Agrium, (18)1, 79-87.

Arsyad, Ilham dan Maryam, Syarifah. 2017. “Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Pada Kelompok Tani Sawit Mandiri
di Desa Suka Maju Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai Timur”. Jurnal
Ekonomi Pertanian dan Pembangunan, 14(1), 75-85.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. 2005. Prospek Dan Arah


Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit di Indonesia. Departemen
Pertanian. Jakarta.

BatuBara, Ismail Soleh. 2016. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guineesis) di Kabupaten Asahan (Studi
Kasus Desa Pulau Tanjung, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten
Asahan)”. Skripsi. Medan : Universitsa Sumatera Utara.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Hal 12-
62. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama

Damayanti, Maharani Lutfiah. 2020. Teori Produksi. Teori Produksi. 1-15.

Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari. 2019. Statistik


Perkebunan : 2015-2019. Dinas Perkebunan dan Peternakan Batanghari.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2019. Statistik Perkebunan Indonesia 2018-2020.


Kementerian Pertanian

Fauzi. Y. 2007. Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil Dan Limbah,


Analisis Usahaa Dan Pemanasan. Jakarta: Penebar Swadaya

Fauzi, Yan dkk. 2012. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Malik, Nazarrudin. 2018. Dinamika Pasar Tenaga Kerja Indonesia. UMM Press.
Malang

Mustari dkk. 2020. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi


Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat dengan Pola Swadaya di Kabupaten
Aceh Tamiang)”. Jurnal Ilmiah MEA, 4(3), 1524-1542.

N. Henry Faizal. 2007 “Ekonomi Manajerial” PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Pima, D. 2009. Pengaruh Sistem Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung. (Zea mays L.) Varietas DK3

65
Rustam, E.L. dan W. Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka.
Jakarta Selatan

S. Agustina. 2011. “Ilmu Usahatani” Universitas Brawijaya Press. Malang

Sastrosayono, Selardi. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. PT Agro Media Pustaka.


Jakarta

Siswanto, Yudi dkk. 2020. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Produksi Kelapa Sawit Rakyat di Desa Tebing Linggahara Kecamatan
Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu”. Jurnal Ilmiah Magister Agribisnis,
2(1), 60-70.

Soeharno. 2009. “Teori Ekonomi Mikro” CV Andi Offset. Yogyakarta

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis


Fungsi Cobb Douglas. CV Rajawali. Jakarta.

Soeratno, 1986. Ekonomi Pertanian. Karunika Jakarta Universitas Terbuka.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. PT


Agro Media Pustaka. Jakarta

Sunarko. 2014. Budidaya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. PT Agro Media
Pustaka. Jakarta

Suratiyah, Ken. 2020. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya . Jakarta.

Susanto,1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Pascapanen. Konisius.


Yogyakarta. Hal : 74.

Suyatno, R. 1995. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Penerbit


Kansius. Yogyakarta

Syakura, A., Priyandari, Yusuf., & Zakaria, Roni. 2017. Perancangan Basis
Pengetahuan untuk Pengambilan Keputusan Pemupukan pada Perkebunan
Kelapa Sawit. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi
2017 (SENTIKA 2017), Yogyakarta, 17 - 18 Maret 2017.

Wijoyo, Budi Sastro. 2019. “Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada


usahatani Kelapa Sawit Rakyat (Stidu Kasus: Desa Lama Baru, Kecamatan
Sei Lepan, Kabupaten Langkat)”. Skripsi. Medan : Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.

66
LAMPIRAN

Lampiran 1. Luas Areal Lahan dan Produksi Kelapa Sawit di Indonesia


Tahun 2015-2019

Tahun Luas Areal Lahan Produksi Produktivitas


(Ton/Ha)
(Ha) (Ton)
2015 11.260.277 31.070.015 2,76
2016 11.201.465 31.730.961 2,83
2017 14.048.722 37.965.224 2,70
2018 14.326.350 42.883.631 2,99
2019 14.724.420 45.861.121 3,11
Rata-Rata 13.112.247 37.902.190 2,88
Sumber : statistik perkebunan indonesia 2016-2020

67
Lampiran 2. Luas Areal Lahan dan Produksi Kelapa Sawit Perkebunan di
Kecamatan Batin XXIV Tahun 2019

Jenis Perkebunan Luas Areal Lahan Produksi Produktivitas


(Ha) (Ton) (Ton/Ha)

Perkebunan Rakyat 8.241 21.749 2,64

Perkebunan Negara 4.524 14.525 3,21

Perkebunan Swasta 8.859 15.123 1,71

Jumlah 21.624 51.397 2,38

Sumber : Statistik Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten


Batanghari 2020

68
Lampiran 3. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi

Kelapa Sawit Petani Swadaya Murni di Kecamatan Batin

XXIV Kabupaten Batanghari

Nama Peneliti : Bayu Aditia Wiguna

NIM : D1B017082

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Hari/Tanggal :

Lokasi/Alamat :

No. Responden :

I. Identitas Petani

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin :

d. Pendidikan Terakhir :

e. Lama Bertani Kelapa Sawit : Tahun

f. Status Perkawinan : a) Kawin c) Belum Kawin

b) Cerai Mati d) Cerai Hidup

g. Jumlah Anggota Keluarga :

h. Pekerjaan Utama :

i. Pekerjaan Sampingan :

II. Penggunaan Faktor Produksi :


69
a. Lahan

1. Luas Lahan yang Dimiliki (Ha)

a) Milik Sendiri

2. Status Kepemilikan b) Sewa

c) Bagi Hasil

3. Jumlah Produksi (Kg/Bulan)

4. Sumber Modal

b. Tenaga kerja

Dalam Selain Biaya Total


Uraian
No. Keluarga Keluarga Satuan Biaya
Kegiatan
(HOK) (HOK) (Rp) (Rp)

1. Pemupukan

Pemberian
2.
Pestisida

3. Panen

4. Pasca Panen

70
c. Umur Tanaman
1) Berapa umur tanaman kelapa sawit bapak/ibu saat ini?
=>
2) Jenis bibit apa yang bapak/ibu gunakan?
=>
3) Apa keuntungan dari jenis bibit yang bapak/ibu gunakan tersebut
=>
4) Dari mana bibit tersebut diperoleh?
=>

d. Jarak Tanam
1) Berapa jarak tanam yang bapak/ibu gunakan untuk menamam kelapa sawit?
=>
2) Berapa jumlah pohon yang didapatkan dengan jarak tanam tersebut?
=>

c. Pupuk

Biaya
Jenis Pupuk yang Jumlah Total
No. Satuan
digunakan (Kg/Tahun) Biaya (Rp)
(Rp/Kg)

1. Pupuk Organik

2. Pupuk KCL

3. Pupuk TSP

4. Lainnya

d. Pestisida
71
No. Jenis pestisida yang Jumlah Biaya satuan Total biaya

digunakan (Liter/Ha) (Rp/Liter) (Rp/Tahun)

1.

2.

3.

72
Lampiran 4. Identitas Petani Sampel pada Usahatani Kelapa Sawit Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 –
Desember 2021

Jumlah Umur
Umur Pengalaman Jarak
Jenis Anggota Tanama
No Nama (Tahun Pendidikan Berusahatani Tanaman Desa
Kelamin Keluarga n
) (Tahun) (m)
(Orang) (Tahun)
1 Faturrahman 42 L SMA 5 4 5 8x9 Hajran
2 Muhammad Hamdan 44 L PT 5 4 5 9x9 Hajran
3 Sabu 60 L SMA 5 3 5 8X9 Hajran
4 M.Adip 50 L SMA 7 4 7 8x9 Hajran
5 Sujaman 57 L SD 10 5 10 9x9 Hajran
6 Sirahmah 55 P - 5 2 5 8x9 Hajran
7 Milton Sihombing 38 L SMP 10 2 10 8x9 Hajran
8 Budimansah 50 L PT 15 5 15 9x9 Hajran
9 Sapri 49 L SMA 6 2 6 9x9 Hajran
10 Hairi 45 L SMP 5 2 5 9x9 Hajran
11 Pirdaus 35 L SMA 8 3 8 8x9 Hajran
12 Sanusi 48 L SMA 7 4 7 8x9 Hajran
13 Waskito 49 L SMA 8 6 8 9x9 Koto Buayo
14 Akmal 44 L STM 4 6 10 8x9 Koto Buayo
15 Paijah 59 P - 27 6 27 8x9 Koto Buayo
16 Jarmiah 52 P SMA 13 3 27 8x9 Koto Buayo
17 Mulyadi 30 L SD 4 2 4 9x9 Koto Buayo
18 Cahyadi 47 L SD 10 2 10 8x9 Koto Buayo

Lampiran 4. Lanjutan
No Nama Umur Jenis Pendidika Pengalaman Jumlah Umur Jarak Desa
73
Anggota
(Tahun Berusahatani Tanaman Tanaman
Kelamin n Keluarga
) (Tahun) (Tahun) (m)
(Orang)
19 Antoni 36 L SD 15 3 15 8x9 Koto Buayo
20 Hambali 36 L SD 7 3 7 9x9 Koto Buayo
21 Dedi Irawan 33 L SMP 6 4 6 8x9 Koto Buayo
22 Hartono 39 L SMP 7 5 7 9x9 Koto Buayo
23 Imron 42 L SD 8 2 8 9x9 Koto Buayo
24 Jasmina 43 P SMA 7 5 7 8x9 Koto Buayo
25 Kasiem 49 P SMA 5 3 5 9x9 Koto Buayo
26 Lukman 50 L SD 6 4 6 8x9 Koto Buayo
27 Maijan 38 L SMA 13 2 13 9x9 Koto Buayo
28 Mukhlis 42 L SMP 8 3 8 9x9 Koto Buayo
29 Rohani 34 P SMP 12 3 12 9x9 Koto Buayo
30 Rukanah 50 P SMP 12 4 12 8x9 Koto Buayo
31 Samsuri 45 L SMA 16 3 16 8x9 Koto Buayo
32 Surgawi 46 L SMA 5 5 5 9x9 Koto Buayo
33 Sarmini 36 P SMP 7 3 7 8x9 Koto Buayo
34 Siti Aisah 35 P SMP 10 2 10 8x9 Koto Buayo
35 Wagiman 40 L SMP 6 3 6 8x9 Koto Buayo
36 Zainal Abidin 35 L SMA 11 2 11 8x9 Koto Buayo
37 Yanti 34 P SMA 12 5 12 9x9 Koto Buayo
38 Ade Irma 33 P SMA 9 5 9 9x9 Koto Buayo
39 Adi Apriyansah 38 L SMA 6 4 6 9x9 Jangga Aur
Lampiran 4. Lanjutan
N Nama Umur Jenis Pendidika Pengalaman Jumlah Umur Jarak Desa
o (Tahun Kelami n Berusahatan Anggota Tanama Tanama
) n i Keluarg n n (m)
74
a
(Tahun) (Tahun)
(Orang)
40 Mustofa 46 L SMP 5 3 5 9x9 Jangga Aur
41 Muhammad Aspi 27 L SMA 4 0 4 8x9 Jangga Aur
42 Herman 38 L SMA 6 4 6 8x9 Jangga Aur
43 Domi Suhendra 46 L STM 13 4 12 8x8 Jangga Aur
44 Zamri Ahmad 42 L PT 12 3 12 8x9 Jangga Aur
45 Sugianto 45 L SMP 7 3 7 8x8 Jangga Aur
46 Giyono 45 L SD 5 2 5 9x9 Jangga Aur
47 Imam Nanto 40 L SD 7 2 7 9x9 Jangga Aur
48 Jamani 38 L SMP 6 2 6 9x9 Jangga Aur
49 Jumadi 39 L SMA 9 5 9 8x9 Jangga Aur
50 Komaidi 38 L SD 6 5 6 8x9 Jangga Aur
51 Kasino 45 L SMP 10 3 10 8x9 Jangga Aur
52 Narimo 50 L SD 11 3 11 9x9 Jangga Aur
53 Lasno 40 L STM 9 1 9 8x9 Jangga Aur
54 Muntarom 53 L SMP 6 1 6 8x9 Jangga Aur
55 Samsu 54 L SMA 8 4 8 9x9 Jangga Aur
56 Sarbi 55 L SD 8 3 8 9x9 Jangga Aur
57 Sutomo 55 L SD 14 4 14 8x9 Jangga Aur
58 Suyudi 53 L SD 12 1 12 8x9 Jangga Aur
59 Warto 47 L SMA 16 6 16 8x9 Jangga Aur
60 Anwar 51 L SMA 11 2 11 9x9 Jangga Aur

Lampiran 4. Lanjutan
No Nama Umur Jenis Pendidika Pengalaman Jumlah Umur Jarak Desa
(Tahun Kelami n Berusahatan Anggota Tanama Tanama

75
Keluarg
i n
) n a n (m)
(Tahun) (Tahun)
(Orang)
61 Asnawi 43 L SMP 9 5 9 8x9 Jangga Aur
62 Darul 39 L SMP 12 4 12 9x9 Jangga Aur
63 Iwansyah 49 L SMA 18 1 18 8x9 Jangga Aur
64 Mustora 50 L SMA 15 3 15 9x9 Jangga Aur
65 Gio 46 L SD 10 5 10 9x9 Jangga Aur
66 Ngarni 42 P SD 7 4 7 9x9 Jangga Aur
67 Nurjani 41 P SMP 10 5 10 8x9 Jangga Aur
68 Paharul 48 L SMP 8 2 8 8x9 Jangga Aur
69 Samudra 56 L SMA 9 3 9 8x9 Jangga Aur
70 Zulkifli 42 L SD 7 1 7 9x9 Jangga Aur
71 Adang 38 L SD 9 4 9 8x9 Jangga Aur
72 Rosat 36 L SMP 11 2 11 8x9 Jangga Aur
73 Sutiyah 45 L SMA 10 4 10 9x9 Jangga Aur
74 Suwanto 59 L SMA 12 5 12 9x9 Jangga Aur

76
Lampiran 5. Penggunaan Pupuk pada Usahatani Kelapa Sawit Petani
Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021- Desember 2021

Luas Proses Penggunaan Pupuk (Kg)


Jumlah
No Lahan Pemupukan
NPK Urea SP.36 KCL TSP Pupuk
(Ha) (Kali/Tahun)
1 2 2 416 - - - - 416
2 6 2 2.250 - - - - 2.250
3 2 1 408 - - - - 408
1.82
4 2 1.820 - - -
7 0 3.640
4.42
5 3 2.214 - - -
9 8 6.642
6 1 2 280 - - - - 280
1.26
7 2 - - - -
3 0 1.260
4.42
8 2 - - - -
9 8 4.428
9 2 2 - 480 - - - 480
10 4 2 960 - - - - 960
1.95
11 3 975 - - -
5 0 2.925
12 2 2 520 - - - - 520
13 4 3 - 486 972 - - 1.458
1.56
14 2 - - - -
3 0 1.560
15 2 3 - 520 1.040 - - 1.560
16 2 1 - 260 - - - 260
17 2,5 2 - 300 - - - 300
18 2 3 - - - 780 - 780
19 4 3 - - - 1.560 780 2.340
1.75
20 3 - - - -
3 5 1.755
1.26
21 3 - 2.520 - -
7 0 3.780
22 5 2 - - 1.300 - - 1.300
4.42
23 3 - 2.214 - -
9 8 6.642
24 3 2 - 360 360 - - 720
25 2 2 - 320 - - - 320
1.20
26 2 - - - -
5 0 1.200
27 4 3 - - 3.120 - - 3.120
28 3 2 1.080 - - - - 1.080
29 4 2 1.440 - - - - 1.440
30 9 2 - - 5.004 - - 5.004

77
31 8 3 - - - 2.080 1.040 3.120
32 6 2 1.160 - - - - 1.160
1.17
33 2 - - - -
3 0 1.170
1.95
34 2 - - - -
5 0 1.950
1.17
35 2 - - - -
9 0 1.170
36 2 2 - - - 1.040 - 1.040
37 3 3 - - - 1.440 720 2.160
1.20
38 2 - - - -
5 0 1.200
Lampiran 5. Lanjutan
Luas Penggunaan Pupuk (Kg)
Proses
Laha Jumlah
No Pemupukan
n NPK Urea SP.36 KCL TSP Pupuk
(Kali/Tahun)
(Ha)
39 2 3 - 780 - - - 780
40 2 1 - 136 - - - 136
41 1,6 2 - 208 208 - - 416
42 2 3 - 780 - - - 780
43 2 1 - 250 - - - 250
44 1 2 120 - 120 - - 240
45 1,5 3 290 580 - - - 870
46 2 2 720 - - - - 720
47 3 2 720 - - - - 720
48 1 2 240 - - - - 240
49 4 2 - 780 - - - 780
50 3 2 - 585 - - - 585
51 5 3 - 975 1.950 - - 2.925
52 3 3 - 720 1.440 - - 2.160
53 2 2 780 - - - - 780
54 2 1 390 - - - - 390
55 2 2 - 720 - - - 720
56 4 2 - 720 - - - 720
57 3 2 - - 1.170 - - 1.170
58 5 2 - - 2.600 - - 2.600
59 6 2 - - 2.160 - - 2.160
60 1 2 - 520 - - - 520
61 1 2 - 390 - - - 390
62 2 2 720 - - - - 720
63 2 3 - 390 780 - - 1.170
64 7 3 - 3.780 - - - 3.780
65 5 2 - 2.400 - - - 2.400
66 6 2 - 1.440 - - - 1.440

78
67 3 2 1.560 - - - - 1.560
68 2 1 520 - - - - 520
69 5 1 1.300 - - - - 1.300
70 4 2 1.440 - - - - 1.440
71 1 2 390 - - - - 390
72 2 2 - 780 - - - 780
73 4 2 - 1.440 - - - 1.440
74 3 3 - 1.080 - - - 1.080
26.95
Jumlah 161 22.713 51.759 6.900 2.540
271 8 110.870
Rata- 364,3
3,66 2,18 306,93 699,45 93,24 34,32 1.498,24
Rata 0
Lampiran 6. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Kelapa Sawit
Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 –
Desember 2021

Pemanenan Pemupukan Penyemprotan


No
(Orang) (Orang) (Orang)
1 2 2 2
2 2 3 3
3 1 - 1
4 4 3 3
5 5 2 1
6 2 1 1
7 1 1 1
8 5 5 5
9 1 1 1
10 2 1 2
11 2 2 1
12 2 1 1
13 2 2 2
14 3 2 1
15 1 1 1
16 1 1 1
17 1 1 1
18 1 1 1
19 2 2 2
20 2 2 2
21 3 4 3
22 2 2 3
23 5 5 5
24 3 2 2
25 1 1 1
26 2 2 2
27 2 2 2
28 1 1 1
79
29 2 2 1
30 5 5 5
31 4 5 5
32 3 4 3
33 3 3 3
34 2 3 3
35 5 4 4
36 1 1 1
37 2 2 2

Lampiran 6. Lanjutan
Pemanenan Pemupukan Penyemprotan
No
(Orang) (Orang) (Orang)
38 2 2 2
39 1 1 -
40 1 1 1
41 2 2 -
42 2 2 2
43 1 1 1
44 1 1 1
45 2 2 -
46 1 1 1
47 2 1 2
48 1 1 2
49 2 2 1
50 2 2 1
51 4 4 1
52 2 1 1
53 2 1 1
54 1 1 1
55 1 2 1
56 2 2 2
57 1 2 1
58 3 2 1
59 3 4 -
60 1 1 1
61 1 1 1
62 1 1 1
63 1 1 -
64 4 4 -
65 4 3 -
66 3 3 -
67 2 2 1
68 1 1 1

80
69 2 2 2
70 2 2 2
71 2 1 1
72 2 2 1
73 2 2 1
74 2 2 1
Jumla
h 157 148 115
Rata-
2,12 2,00 1,55
Rata
Lampiran 7. Penggunaan Pestisida pada Usahatani Kelapa Sawit Petani
Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021

Penggunaan Pestisida (L)


N Luas Lahan Proses Penyemprotan
Gramoxo
o (Ha) (Kali/Tahun) Round-Up
n
1 2 6 96 -
2 6 6 - 384
3 2 2 16 -
4 7 2 112 -
5 9 2 126 -
6 1 1 8 -
7 3 1 21 -
8 9 2 126 -
9 2 3 42 -
10 4 4 - 80
11 5 2 - 60
12 2 2 24 -
13 4 1 20 -
14 3 2 90 -
15 2 2 40 -
16 2 2 40 -
17 2,5 4 32 -
18 2 2 32 -
19 4 2 56 -
20 3 2 42 -
21 7 2 98 -
22 5 2 60 -
23 9 1 - 63
24 3 1 21 -
25 2 3 36 -
26 5 1 30 -
27 4 1 28 -
28 3 1 21 -
29 4 4 112 -
30 9 5 - 315
81
31 8 1 40 -
32 6 1 30 -
33 3 1 21 -
34 5 1 35 -
35 9 2 - 90
36 2 3 36 -
37 3 3 54 -
38 5 2 60 -

Lampiran 7. Lanjutan
Proses Penggunaan Pestisida (L)
Luas Lahan
No Penyemprotan Gramoxo
(Ha) Round-Up
(Kali/Tahun) n
39 2 2 20 -
40 2 1 - 15
41 1,6 2 20 -
42 2 2 - 20
43 2 1 - 10
44 1 2 - 15
45 1,5 1 - 20
46 2 5 55 -
47 3 5 85 -
48 1 5 - 40
49 4 2 56 -
50 3 2 30 -
51 5 2 - 50
52 3 2 - 42
53 2 1 14 -
54 2 4 - 56
55 2 3 36 -
56 4 4 - 96
57 3 1 - 18
58 5 2 60 -
59 6 1 - 60
60 1 1 5 -
61 1 1 - 7
62 2 2 - 28
63 2 1 - 25
64 7 1 - 56
65 5 1 - 50
66 6 2 - 120
67 3 2 - 36
68 2 3 60 -
69 5 2 - 100
70 4 4 - 160
82
71 1 1 - 7
72 2 1 - 20
73 4 1 32 -
74 3 1 27 -
Jumlah 271 159 2.105 2.043
Rata-
3,66 2,15 28,45 27,61
Rata
Lampiran 8. Produksi Kelapa Sawit pada Usahatani Kelapa Sawit Petani
Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021

83
Lampiran 8. Lanjutan

84
Lampiran 9. Ringkasan Data Mentah Produksi Kelapa Sawit di Daerah
Penelitian Januari 2021 – Desember 2021

85
N X X X
Y X2 X4 X6
o 1 3 5
8x
10.645 416 96
1 2 2 5 9
2.25 38 9x
66.805
2 6 0 3 4 5 9
8X
20.520 408 16
3 2 1 5 9
3.64 11 8x
80.960
4 7 0 3 2 7 9
140.09 6.64 12 1 9x
5 0 9 2 3 6 0 9
8x
9.035 280 8
6 1 1 5 9
1.26 1 8x
44.300 21
7 3 0 1 0 9
126.00 4.42 12 1 9x
8 0 9 8 5 6 5 9
9x
21.770 480 42
9 2 1 6 9
1 9x
45.075 960 80
0 4 2 5 9
1 2.92 8x
58.350 60
1 5 5 2 8 9
1 8x
30.395 520 24
2 2 1 7 9
1 1.45 9x
93.595 20
3 4 8 2 8 9
1 1.56 1 8x
67.005 90
4 3 0 2 0 9
1 1.56 2 8x
31.030 40
5 2 0 1 7 9
1 2 8x
30.210 260 40
6 2 1 7 9
1 2, 9x
29.140 300 32
7 5 1 4 9
1 1 8x
41.505 780 32
8 2 1 0 9
1 2.34 1 8x
90.755 56
9 4 0 2 5 9
2 1.75 9x
41.450 42
0 3 5 2 7 9
2 3.78 8x
60.435 98
1 7 0 3 6 9
2 1.30 9x
54.560 60
2 5 0 2 7 9
2 152.49 9 6.64 5 63 8 9x
86
3 5 2 9
2 8x
39.600 720 21
4 3 2 7 9
2 9x
29.660 320 36
5 2 1 5 9
2 1.20 8x
90.390 30
6 5 0 2 6 9
2 3.12 1 9x
91.055 28
7 4 0 2 3 9
2 1.08 9x
57.555 21
8 3 0 1 8 9
2 1.44 11 1 9x
91.900
9 4 0 2 2 2 9
3 158.46 5.00 31 1 8x
0 5 9 4 5 5 2 9
3 136.24 3.12 1 8x
40
1 0 8 0 5 6 9
3 122.00 1.16 9x
30
2 0 6 0 3 5 9
3 1.17 8x
63.555 21
3 3 0 3 7 9
3 120.42 1.95 1 8x
35
4 0 5 0 3 0 9
3 170.05 1.17 8x
90
5 5 9 0 4 6 9
3 1.04 1 8x
53.835 36
6 2 0 1 1 9
3 2.16 1 9x
79.795 54
7 3 0 2 2 9
3 109.55 1.20 9x
60
8 0 5 0 2 9 9
3 9x
40.070 780 20
9 2 1 6 9

Lampiran 9. Lanjutan
N X X X
Y X2 X4 X6
o 1 3 5
9x
45.785 136 15
40 2 1 5 9
1, 8x
28.725 416 20
41 6 1 4 9
8x
52.400 780 20
42 2 2 6 9
8x
51.630 250 10
43 2 1 12 8
44 27.125 1 240 1 15 12 8x
87
9
1, 8x
28.590 870 20
45 5 1 7 8
9x
53.590 720 55
46 2 1 5 9
9x
87.483 720 85
47 3 2 7 9
9x
13.550 240 40
48 1 1 6 9
120.52 8x
780 56
49 5 4 2 9 9
8x
40.800 585 30
50 3 2 6 9
182.09 2.92 8x
50
51 0 5 5 3 10 9
111.61 2.16 9x
42
52 0 3 0 1 11 9
8x
56.295 780 14
53 2 1 9 9
8x
20.520 390 56
54 2 1 6 9
9x
63.900 720 36
55 2 1 8 9
122.55 9x
720 96
56 0 4 2 8 9
1.17 8x
77.980 18
57 3 0 1 14 9
147.06 2.60 8x
60
58 0 5 0 2 12 9
215.15 2.16 8x
60
59 0 6 0 2 16 9
9x
26.770 520 5
60 1 1 11 9
8x
25.900 390 7
61 1 1 9 9
9x
65.900 720 28
62 2 1 12 9
1.17 8x
68.045 25
63 2 0 1 18 9
170.46 3.78 9x
56
64 0 7 0 3 15 9
123.06 2.40 9x
50
65 0 5 0 2 10 9
122.62 1.44 12 9x
66 0 6 0 2 0 7 9
1.56 8x
92.145 36
67 3 0 2 10 9
88
8x
28.910 520 60
68 2 1 8 9
1.30 10 8x
85.885
69 5 0 2 0 9 9
1.44 16 9x
84.660
70 4 0 2 0 7 9
8x
38.360 390 7
71 1 1 9 9
8x
30.350 780 20
72 2 2 11 9
145.51 1.44 9x
32
73 0 4 0 2 10 9
101.42 1.08 9x
27
74 5 3 0 2 12 9

89
Lampiran 10. Ringkasan Data yang Telah di Tansformasikan kedalam
Bentuk Logaritma Natural (LN) Produksi Kelapa Sawit di
Daerah Penelitian Januari 2021- Desember 2021

No LnY LnX1 LnX2 LnX3 LnX4 LnX5 LnX6


1 9,273 0,693 6,031 0,693 4,564 1,609 5,598
11,11
2 1,792 7,719 1,099 5,951 1,609 6,579
0
3 9,929 0,405 6,011 0,000 2,773 1,609 5,311
11,30
4 1,946 8,200 1,099 4,718 1,946 6,851
2
11,85
5 2,197 8,801 1,099 4,836 2,303 6,985
0
6 9,109 0,000 5,635 0,000 2,079 1,609 4,905
10,69
7 1,099 7,139 0,000 3,045 2,303 6,004
9
11,74
8 2,197 8,396 1,609 4,836 2,708 6,985
4
9 9,988 0,693 6,174 0,000 3,738 1,792 5,481
10,71
10 1,386 6,867 0,693 4,382 1,609 6,174
6
10,97
11 1,609 7,981 0,693 4,094 2,079 6,515
4
10,32
12 0,693 6,254 0,000 3,178 1,946 5,598
2
11,44
13 1,386 7,285 0,693 2,996 2,079 6,174
7
11,11
14 1,099 7,352 0,693 4,500 2,303 6,004
3
10,34
15 0,693 7,352 0,000 3,689 3,296 5,598
3
10,31
16 0,693 5,561 0,000 3,689 3,296 5,598
6
10,28
17 0,916 5,704 0,000 3,466 1,386 5,704
0
10,63
18 0,693 6,659 0,000 3,466 2,303 5,598
4
11,41
19 1,386 7,758 0,693 4,025 2,708 6,292
6
10,63
20 1,099 7,470 0,693 3,738 1,946 5,886
2
11,00
21 1,946 8,237 1,099 4,585 1,792 6,851
9
10,90
22 1,609 7,170 0,693 4,094 1,946 6,397
7
11,93
23 2,197 8,801 1,609 4,143 2,079 6,985
5
90
10,58
24 1,099 6,579 0,693 3,045 1,946 6,004
7
10,29
25 0,693 5,768 0,000 3,584 1,609 5,481
8
11,41
26 1,609 7,090 0,693 3,401 1,792 6,515
2
11,41
27 1,386 8,046 0,693 3,332 2,565 6,174
9
10,96
28 1,099 6,985 0,000 3,045 2,079 5,886
0
11,42
29 1,386 7,272 0,693 4,718 2,485 6,174
8
11,97
30 2,197 8,518 1,609 5,753 2,485 7,102
3
11,82
31 2,079 8,046 1,609 3,689 2,773 6,985
2
11,71
32 1,792 7,056 1,099 3,401 1,609 6,579
2
11,06
33 1,099 7,065 1,099 3,045 1,946 6,004
0
11,69
34 1,609 7,576 1,099 3,555 2,303 6,515
9
12,04
35 2,197 7,065 1,386 4,500 1,792 7,102
4
10,89
36 0,693 6,947 0,000 3,584 2,398 5,598
4
11,28
37 1,099 7,678 0,693 3,989 2,485 5,886
7
11,60
38 1,609 7,090 0,693 4,094 2,197 6,397
4

Lampiran 10. Lanjutan


No LnY LnX1 LnX2 LnX3 LnX4 LnX5 LnX6
10,59
39 0,693 6,659 0,000 2,996 1,792 5,481
8
10,73
40 0,693 4,913 0,000 2,708 1,609 5,481
2
10,26
41 0,470 6,031 0,000 2,996 1,386 5,375
6
10,86
42 0,693 6,659 0,693 2,996 1,792 5,598
7
10,85
43 0,693 5,521 0,000 2,303 2,485 5,704
2
10,20
44 0,000 5,481 0,000 2,708 2,485 4,905
8
45 10,26 0,405 6,768 0,000 2,996 1,946 5,416
91
1
10,88
46 0,693 6,579 0,000 4,007 1,609 5,481
9
11,37
47 1,099 6,579 0,693 4,443 1,946 5,886
9
48 9,514 0,000 5,481 0,000 3,689 1,792 4,787
11,70
49 1,386 6,659 0,693 4,025 2,197 6,292
0
10,61
50 1,099 6,372 0,693 3,401 1,792 6,004
6
12,11
51 1,609 7,981 1,099 3,912 2,303 6,515
2
11,62
52 1,099 7,678 0,000 3,738 2,398 5,886
3
10,93
53 0,693 6,659 0,000 2,639 2,197 5,598
8
54 9,929 0,693 5,966 0,000 4,025 1,792 5,598
11,06
55 0,693 6,579 0,000 3,584 2,079 5,481
5
11,71
56 1,386 6,579 0,693 4,564 2,079 6,174
6
11,26
57 1,099 7,065 0,000 2,890 2,639 6,004
4
11,89
58 1,609 7,863 0,693 4,094 2,485 6,515
9
12,27
59 1,792 7,678 0,693 4,094 2,773 6,697
9
10,19
60 0,000 6,254 0,000 1,609 2,398 4,787
5
10,16
61 0,000 5,966 0,000 1,946 2,197 4,905
2
11,09
62 0,693 6,579 0,000 3,332 2,485 5,481
6
11,12
63 0,693 7,065 0,000 3,219 2,890 5,598
8
12,04
64 1,946 8,237 1,099 4,025 2,708 6,733
6
11,72
65 1,609 7,783 0,693 3,912 2,303 6,397
0
11,71
66 1,792 7,272 0,693 4,787 1,946 6,579
7
11,43
67 1,099 7,352 0,693 3,584 2,303 6,004
1
10,27
68 0,693 6,254 0,000 4,094 2,079 5,598
2
11,36
69 1,609 7,170 0,693 4,605 2,197 6,515
1
92
11,34
70 1,386 7,272 0,693 5,075 1,946 6,174
6
10,55
71 0,000 5,966 0,000 1,946 2,197 4,905
5
10,32
72 0,693 6,659 0,693 2,996 2,398 5,598
1
11,88
73 1,386 7,272 0,693 3,466 2,303 6,174
8
11,52
74 1,099 6,985 0,693 3,296 2,485 5,886
7

93
Lampiran 11. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 10/16/22 Time: 22:04
Sample: 1 74
Included observations: 74

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 9.367469 1.106383 8.466751 0.0000


X1 0.628483 0.209808 2.995514 0.0038
X2 0.349267 0.108477 3.219730 0.0020
X3 0.292075 0.160169 1.823547 0.0727
X4 -0.185271 0.087602 -2.114908 0.0382
X5 -0.031840 0.163675 -0.194534 0.8463
X6 -0.162835 0.194619 -0.836689 0.4057

R-squared 0.586373 Mean dependent var 11.00000


Adjusted R-squared 0.549332 S.D. dependent var 0.776363
S.E. of regression 0.521186 Akaike info criterion 1.624399
Sum squared resid 18.19957 Schwarz criterion 1.842351
Log likelihood -53.10276 Hannan-Quinn criter. 1.711343
F-statistic 15.83031 Durbin-Watson stat 1.556450
Prob(F-statistic) 0.000000

94
Lampiran 12. Hasil Uji Normalitas Terhadap Pengaruh Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Januari 2021 -
Desember 2021
10
Series: Residuals
Sample 1 74
8 Observations 74

6 Mean 1.27e-15
Median 0.048878
Maximum 1.234149
4 Minimum -1.416583
Std. Dev. 0.499309
Skewness -0.137130
2
Kurtosis 3.600120

0 Jarque-Bera 1.342370
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 Probability 0.511103

95
Lampiran 13. Hasil Uji Multikolinieritas Terhadap Pengaruh Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Januari 2021 -
Desember 2021

Variance Inflation Factors


Date: 10/16/22 Time: 22:08
Sample: 1 74
Included observations: 74

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C 1.224083 333.4697 NA
X1 0.044019 21.22899 4.653559
X2 0.011767 159.5051 2.425934
X3 0.025654 5.194351 2.375107
X4 0.007674 30.28594 1.623333
X5 0.026790 33.53184 1.098181
X6 0.037876 381.3641 4.863387

96
Lampiran 14. Hasil Uji Heteroskedastisitas Terhadap Pengaruh Factor yang
Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Januari 2021 –
Desember 2021

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey


Null hypothesis: Homoskedasticity

F-statistic 0.993196 Prob. F(6,67) 0.4372


Obs*R-squared 6.044186 Prob. Chi-Square(6) 0.4183
Scaled explained SS 6.441507 Prob. Chi-Square(6) 0.3756

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/16/22 Time: 22:07
Sample: 1 74
Included observations: 74

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.558796 0.847841 0.659082 0.5121


X1 -0.172381 0.160780 -1.072154 0.2875
X2 -0.120847 0.083128 -1.453740 0.1507
X3 0.145862 0.122740 1.188378 0.2389
X4 0.063104 0.067131 0.940007 0.3506
X5 -0.072582 0.125427 -0.578681 0.5647
X6 0.093112 0.149140 0.624328 0.5345

R-squared 0.081678 Mean dependent var 0.245940


Adjusted R-squared -0.000560 S.D. dependent var 0.399283
S.E. of regression 0.399394 Akaike info criterion 1.092082
Sum squared resid 10.68756 Schwarz criterion 1.310034
Log likelihood -33.40704 Hannan-Quinn criter. 1.179026
F-statistic 0.993196 Durbin-Watson stat 1.713510
Prob(F-statistic) 0.437171

97
Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian

98
Lampiran 15. Lanjutan

99
Lampiran 15. Lanjutan

100
Lampiran 15. Lanjutan

101

Anda mungkin juga menyukai