SKRIPSI
SKRIPSI
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat,
hidayah, dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Kelapa Sawit Petani Swadaya Murni di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten
Batanghari” guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
telah membantu dan membimbing serta memberi dukungan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Ernawati Hd., M.P. Selaku Dosen Pembimbing Akademik
sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I dan Ibu Dr. Rozaina Ningsih, S.P.,
M.Si. Selaku Pembimbing Skripsi II yang telah membimbing dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. H. Yanuar Fitri, M.Si. selaku Dosen Penguji Utama, Ibu Ir.
Emy Kernalis, M.P. selaku Dosen Penguji Anggota I dan Ibu Gina Fauzia,
S.P., M.Si. selaku Dosen Penguji Anggota II yang memberikan arahan,
saran dan masukan untuk menyempurnakan skripsi ini.
3. Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Dinas Perkebunan Kabupaten
Batanghari, Kantor Camat Kecamatan Batin XXIV, Kantor Desa Hajran,
Kantor Desa Koto Boyo dan Kantor Desa Jangga Aur yang telah banyak
membantu penulis dalam mendapatkan data kelapa sawit sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Kedua orang tua tercinta, Bapak Muslim dan Ibu Chalimah serta adik
tercinta Amanda Salsabilla yang telah memberikan do’a, dukungan,
semangat, motivasi, fasilitas serta materi kepada penulis mulai dari awal
masuk Perguruan Tinggi hingga menyelesaikan studi ini.
5. Rekan yang telah membantu penulis dalam memberikan semangat,
motivasi dan saran-saran yaitu Ariansyah Peratama, Rafit Novriansyah,
M.Aqsal Djzilham, Ananda Fahri Ramadhan, Rangga Juan Martinez,
ii
Rinaldi eka Putra, Kaenan Deddy, Kevin Laksana, Diffa Melati, Melly
Fitiani, Alfita Ningsih, Erlan Sukma Nuralam dan Hafiza.
6. Kepada para abang tingkat dan kakak tingkat serta teman-teman
seperjuangan agribisnis Angkatan 2017 yang telah menjadi teman dan
motivator sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan.
Demikian yang penulis dapat sampaikan. Kritik dan saran sangat
membantu dalam perbaikan skripsi ini yang sifatnya membangun agar dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua. Akhir kata semoga apa
yang penulis susun semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amiin.
Atas perhatian pembaca penulis mengucapkan terimakasih.
Jambi, Desember 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 7
DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN 66
DAFTAR TABEL
v
Tabel Halaman
Luas Areal Lahan Perkebunan dan Produksi Tanaman
1. Kelapa Sawit di Kabupaten Batanghari Tahun 2016-2020 2
Luas Areal Lahan dan Produksi Tanaman Perkebunan
2. Kelapa Sawit di Kabupaten Batanghari Menurut 3
Kecamatan Tahun 2020
Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Perkebunan
3. Rakyat di Kecamatan Batin XXIV Tahun 2017-2019 4
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Kerangka Pemikiran Produksi Kelapa Sawit 28
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Luas Areal Lahan dan Produksi Kelapa Sawit di
1. 66
Indonesia Tahun 2015-2019
Luas Areal Lahan dan Produksi Kelapa Sawit
2. 67
Perkebunan di Kecamatan Batin XXIV Tahun 2019
3. Kuisioner Penelitian 68
Identitas Petani Sampel pada Usahatani Kelapa Sawit
4. Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 – 72
Desember 2021
Penggunaan Pupuk pada Usahatani Kelapa Sawit
5. Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021- 76
Desember 2021
Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Kelapa
6. Sawit Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 78
2021 – Desember 2021
Penggunaan Pestisida pada Usahatani Kelapa Sawit
7. Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 – 80
Desember 2021
Produksi Kelapa Sawit pada Usahatani Kelapa Sawit
8. Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 – 82
Desember 2021
Ringkasan Data Mentah Produksi Kelapa Sawit di
9. 84
Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Ringkasan Data yang Telah di Tansformasikan
kedalam Bentuk Logaritma Natural (LN) Produksi
10. 86
Kelapa Sawit di Daerah Penelitian Januari 2021-
Desember 2021
11. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda 88
Hasil Uji Normalitas Terhadap Pengaruh Faktor yang
12. Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Januari 2021 - 89
Desember 2021
Hasil Uji Multikolinieritas Terhadap Pengaruh Faktor
13. yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Januari 90
2021 - Desember 2021
Hasil Uji Heteroskedastisitas Terhadap Pengaruh
14. Factor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit 91
Januari 2021 – Desember 2021
15. Dokumentasi Penelitian 92
viii
I. PENDAHULUAN
Dalam proses produksi terdapat dua jenis input, yaitu input variabel dan
input tetap. Input variabel merupakan input yang habis dipakai dalam satu
periode produksi, sedangkan input tetap adalah input yang tidak habis dipakai
produksi. Petani akan berusaha untuk selalu efisien dalam mengalokasikan input
merupakan hubungan antara jumlah input yang diperlukan dan jumlah output
produksi kelapa sawit perkebunan rakyat hal yang harus diperhatikan dalam
proses pengelolaannya meliputi luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur
1
tanaman, dan jarak tanam. Dengan demikian peningkatan produksi kelapa sawit
Kabupaten yaitu Kabupaten Batang Hari, Muaro Jambi, Bungo, Tebo, Merangin,
Sarolangun, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Kerinci. Salah
satu Kabupaten yang memiliki areal lahan sawit terbesar di Provinsi Jambi adalah
kurun waktu 2015 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 sampai 2019 luas areal
kelapa sawit yang ada di Kabupaten Batanghari dalam kurun waktu 2015 sampai
2019 yaitu sebesar 2,64 Ton/Ha lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
produktivitas kelapa sawit Nasional yaitu sebesar 2,88 Ton/Ha (Lampiran 1).
2
dengan 8 Kecamatan, dimana seluruh kecamatannya mengusahakan perkebunan
Meskipun dengan luas areal lahan terluas, akan tetapi produksi yang dihasilkan
luas areal lahan yang lebih rendah tetapi mendapatkan hasil produksi yang
sebesar 2,38 Ton/Ha angka tersebut bahkan lebih rendah bila dibandingkan
3
Kecamatan Batin XXIV memiliki luas areal lahan sebesar 21.624,14 Ha
(Tabel 2) dengan luas areal lahan perkebunan rakyat sebesar 8.241,04 Ha atau
sebesar 38% dari total luas lahan, perkebunan negara sebesar 4.524 Ha atau
sebesar 21% dari total luas lahan dan perkebunan swasta sebesar 8.859,10 Ha
atau sebesar 41% dari total luas lahan (Lampiran 2). Hampir sebagian besar
Plasma PIR KKPA/Kemitraan (TLS, KMP, PAS, MAS, DPS), dan Swadaya
memiliki luas areal lahan yang terus meningkat tetapi produksi yang dihasilkan
justru menurun setiap tahunnya, dimana seharusnya semakin besar luas areal
4
disebabkan belum maksimalnya penggunaan faktor-faktor produksi yang
digunakan.
petani melakukan pemupukan sebanyak 1-3 kali dalam 1 tahun tergantung dari
harga pupuk dan jenis penggunaan pupuknya juga berdasarkan harga pupuk yang
murah. Penggunaan pestisida 1-2 kali dalam 1 tahun sesuai dengan kebutuhan
parang atau mesin rumput. Masalah yang sering dihadapai petani adalah gulma,
hama, daun kuning yang disebabkan oleh kurangnya unsur hara pada tanah, harga
pupuk mahal, tidak kesesuaian harga pupuk dan pestisida dengan harga jual sawit
yang tidak efisien pada umumnya akan diikuti oleh produktivitas yang rendah.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh efek inefisiensi dalam usahatani sehingga gagal
Pada kurun waktu 2015-2019 luas areal lahan kelapa sawit di Kabupaten
5
2,64 Ton/Ha lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas rata-rata Nasional
XXIV memiliki luas areal lahan perkebunan kelapa sawit terluas di Kabupaten
dengan Kecamatan Bajubang yang memiliki luas lahan lebih kecil namun
Kecamatan Batin XXIV juga lebih kecil jika dibandingkan dengan produktivitas
yang kurang efisien sehingga mendapatkan hasil produksi yang rendah dan hal
Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah yang dapat dikaji pada
pupuk, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam) terhadap hasil produksi
lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam)
6
terhadap hasil produksi kelapa sawit petani swadaya di Kecamatan Batin
XXIV.
membutuhkan.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
ialah ilmu ekonomi. Teori yang sangat relevan terhadap penelitian usahatani ialah
karena harus memperhatikan informasi, prinsip dan teori dari ilmu yang sangat
erat kaitannya, seperti sosiologi dan psikologi maupun berbagai bidang ilmu
bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif pada suatu usaha
pertanian agar diperoleh hasil maksimal . sumber daya yang dimaksud seperti
8
2.2 Usahatani Kelapa Sawit
guineensis Jack) secara pasti belum bisa diketahui. Namun, ada dugaan
kuattanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu Amerika Selatan dan Afrika
tanah dan iklim serta interaksi kedua faktor tersebut. Kelapa sawit membutuhkan
yang ideal antara 1 - 500 mdpl. Kecepatan angin 5 - 6 km/jam untuk membantu
Phillum : Angiospermae
Divisi : Monocotyledonae
9
Ordo : Palmae
Famili : Arecaceae
Tribe : Cocoineae
Genus : Elaeis
sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1.000 mdpl.Namun,
25° masih bisa ditanami kelapa sawit, tetapi petumbuhannya kurang baik.Untuk
dalam pengangkutan buah saat panen dan beresiko terjadi erosi.Kelapa sawit
dapat hidup di tanah mineral, gambut, dan lahan pasang surut.Tanah yang baik
permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4 - 6,
dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik,
dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.
kualitasnya baik dan bagus yang selanjutnya akan tumbuh menjadi tanaman yang
produksinya baik. Benih yang digunakan adalah benih jenis Tenera, karena jenis
induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betina tetap
biji sedang (3 - 15%), persentase daging per buahnya mencapai 90%, kandungan
minyak per tandannya dapat mencapai 28% (Rustam dan Agus, 2011).
10
Penanaman kelapa sawit dilakukan saat musim hujan, dimana saat musim
hujan tiba akan membuat kelembapan tanah cukup tinggi sehingga dapat
tanah. Jika tanah gembur dan subur cukup 60 x 60 cm, tetapi kalau tanahnya
lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih
tengah lubang.Tanah galian dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan
bawah (sub soil) serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri
– kanan atau utara – selatan) dalam arah yang konsisten (Rustam dan Agus,
2011).Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan
November, setelah hujan turun dengan teratur.Sehari sebelum tanam, siram bibit
lubang.
sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan.
Budidaya kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,
sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah
matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang
lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10
11
buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan
umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman
kelapa sawit akan menghasilkan tandan buas segar (TBS) yang dapat dipanen
pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun. Produksi TBS yang dihasilkan akan
terus bertambah seiring bertambahnya umur dan akan mencapai produksi yang
optimal dan maksimal pada saat tanaman berumur 9–14 tahun, dan setelah itu
produksi TBS yang dihasilkan akan mulai menurun umumnya, tanaman kelapa
Teori produksi adalah teori yang mempelajari berbagai macam input pada
dari teori produksi adalah untuk menentukan tingkat produksi yang optimal
12
2. Bagaimana menentukan tingkat output yang optimal untuk tingkat
perusahaan.
dijelaskan, dapat dibedakan kepada empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah,
tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang
diantara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang
digambarkan adalah hubungan diantara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan
jumlah produksi yang dicapai. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah
input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi
selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti berikut: (Sadono Sukirno,
200/8)
Dimana :
Y = Jumlah produksi.
13
Fungsi produksi adalah hubungan antara keluaran yang dihasilkan dengan
faktor produksi tertentu dan suatu tingkat produksi tertentu. Faktor produksi
dibedakan menjadi 2 :
keluaran, jumlah yang digunakan dalam proses produksi tidak dapat berubah
dengan cepat. Faktor produksi tidak dapat ditambah atau dikurangi dalam waktu
yang relatif singkat. Bahkan jika keluaran turun ke nol, masukan akan selalu ada.
Faktanya tidak ada faktor produksi yang tetap. Contoh faktor produksi tetap
dalam industri yaitu alat atau mesin yang digunakan dalam proses produksi.
sesuai dengan keluaran dalam waktu yang relatif singkat. Variabel faktor
produksi dalam industri meliputi bahan baku dan tenaga kerja. Sejalan dengan
perkembangan faktor produksi menjadi faktor produksi tetap dan variabel, para
ekonom membagi periode produksi menjadi periode jangka pendek dan jangka
dengan menambah jumlah jam kerja per hari. Dalam jangka panjang, jika dia
14
2.4.1 Fungsi Produksi Cobb-Douglas
melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dependent,
yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut independent, yang menjelaskan (X) .
Penyelesaian antara hubungan Y dan X adalah dengan cara regresi dimana variasi
2003).
Y = βo X 1β 1 X 2β 2 X β3 3 X β4 4 … X βii … X nβn e μ
Dimana,
μ = Error/Kesalahan Pengganggu
Ln Y = βo+ β 1 ln X 1 + β 2 ln X 2 + β 3 ln X 3 +…+ β i ln X i
Ada tiga alasan fungsi produksi Cobb- Douglas lebih dipakai oleh
peneliti:
15
1. Penyelesaian fungsi ini relatif mudah dibandingkan dengan fungsi yang
linear.
scale.
atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang
dan jasa. Faktor-faktor produksi adakalanya dinyatakan dengan istilah lain, yaitu
akan menentukan sampai dimana suatu negara dapat menghasilkan barang dan
Faktor produksi ini disediakan alam. Faktor produksi ini meliputi tanah,
berbagai jenis barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan
modal seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga
listrik.
Faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam
yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja
pekerjaan.
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dari
pelatihan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki Pendidikan cukup
tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonomi
dan insinyur.
2.5.3. Modal
bangunan pabrik dan pertokoan, mesin-mesin dan peralatan pabrik dan alat-alat
pengangkutan.
suatu kegiatan ekonomi, para pengusaha akan memerlukan ketiga faktor produksi
yang lain yaitu tanah, modal dan tenaga kerja. Keahlian keusahawanan meliputi
secara efektif dan efisien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat
17
2.6 Penelitian Terdahulu
Dari hasil penelitian Ismail Soleh Batu Bara (2016) yang berjudul
luas lahan, herbisida, pupuk, tenaga kerja, umur tanaman secara serempak
berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan secara parsial luas
Dari hasil penelitian Budi Sastro Wijoyo (2019) yang berjudul “Efisiensi
Kasus: Desa Lama Baru, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat)”. Penelitian
produksi serta mengukur tingkat efisiensi harga pada usahatani kelapa sawit
bahwa masyarakat di Desa Lama Baru adalah petani kelapa sawit. Hasil dari
penelitian ini diperoleh dari hasil sebagai berikut : 1). Berdasarkan hasil uji T
usahatani kelapa sawit rakyat adalah luas lahan dan tenaga kerja sedangkan untuk
terhadap produksi usahatani kelapa sawit rakyat. 2). Tingkat efisiensi harga
terhadap faktor produksi faktor produksi pada usahatani kelapa sawit rakyat
belum efisien.
18
Dari hasil penelitian Ilham Arsyad dan Syarifah Maryam (2017) yang
Pada Kelompok Tani Sawit Mandiri di Desa Suka Maju Kecamatan Kongbeng
kelapa sawit pada kelompok tani sawit mandiri di Desa Suka Maju. Secara
parsial atau masing-masing variabel hanya variabel pupuk, tenaga kerja dan
kelompok tani sawit mandiri di Desa Suka Maju. Keeratan antara variabel
dependen (Y) dan variabel independen (X) dapat dari bersarnya nilai koefisien
korelasi (R) yaitu sebesar 0,821. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki keeratan
Dari hasil penelitian Yudi Siswanto, Zulkarnain Lubis dan Erwin Nyak
bahwa luas lahan, benih, pupuk, tenaga kerja, umur tanaman dan tingkat
benih, pupuk, tenaga kerja, umur tanaman, tingkat pendidikan dan sumber lain di
Dari hasil penelitian Mustari, Yonarizka dan Rusda Khairiati (2020) yang
Herbisida, dan jumlah pohon dengan cukup baik sebesar 92,78% sedangkan
sisanya 7,12% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam
model.
kelapa sawit di Kabupaten Batanghari pada tahun 2019 seluas 97.042,00 Ha.
Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas
rasanya mustahil usahatani dapat dilakukan. Dalam tanah dan sekitar tanah
20
banyak lagi faktor yang harus diperhatikan, seperti luas, topografi, kesuburan,
keadaan fisik, lingkungan, dan lereng. Lahan sebagai salah satu faktor yang
berkualitas pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan anorganik.
penyakit yang dapat mengakibatkan turunnya produksi dan kualitas tandan buah
segas (TBS). Adapun secara jelas dapat digambarkan pada skema kerangka
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Produksi Kelapa Sawit
21
2.8 Hipotesis
pada penelitian ini yaitu diduga terdapat pengaruh positif penggunaan faktor-
faktor produksi (luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur tanaman dan
22
III. METODE PENELITIAN
desa Hajran, Koto Buayo dan Jangga Aur. Pemilihan lokasi dilakukan dengan
sengaja (purposive). Alasan penentuan dan penetapan desa Hajran, Koto Buayo
dan Jangga Aur sebagai daerah penelitian karena desa Hajran, Koto Buayo dan
turut adalah yang terendah, sedang dan tertinggi yang ada di Kecamatan Batin
XXIV, dapat dilihat pada Tabel 4. Alasan penentuan dan penetapan Kecamatan
merupakan daerah yang memiliki luas areal lahan perkebunan kelapa sawit
perkebunan lebih rendah dan produktivitas di Kecamatan Batin XXIV juga lebih
Objek penelitian ini adalah petani swadaya yang menanam kelapa sawit
yang tergabung dalam kelompok tani maupun tidak bergabung. Umur tanaman
kelapa sawit yang diambil saat penelitian yaitu berumur produktif yaitu 4-25
tahun. Data yang akan diolah yaitu data satu tahun terakhir mulai dari Januari
2021 sampai Desember 2021. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi untuk
37
mengetahui faktor produksi kelapa sawit di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten
Batanghari.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan
dipandu dengan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah disiapkan. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi yang berhubungan
seperti Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Badan Pusat Statistik Kabupaten
kuisioner.
38
Tabel 5. Luas Lahan, Produksi, Produktivitas dan Jumlah Petani Kelapa
Sawit di Kecamatan Batin XXIV Menurut Desa/Kelurahan Tahun
2019
Desa/Kelurahan Produktivitas (Ton/Ha) Jumlah Petani (KK)
Jelutih 1,83 10
Olak Besar 1,56 6
Simp.Jelutih 1,10 10
Durian Luncuk 2,15 18
Aur Gading 1,40 23
Hajran 0,92 17
Paku Aji 1,16 8
Muara Jangga 2,20 26
Matagual 2,09 25
Koto Buayo 2,00 36
Simpang Karmeo 2,13 20
Karmeo 2,63 39
Jangga Aur 3,33 49
Ter.Baru 2,58 15
Jangga Baru 2,90 17
Bulian Baru 2,68 22
Sumber : Statistik Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten
Batanghari 2020
Sampel adalah bagian dari populasi, sampel penelitian merupakan
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi. Untuk menentukan jumlah sampel dalam suatu penelitian, harus
terlebih dahulu mengetahui jumlah populasi dari daerah yang diteliti. Jumlah
petani kelapa sawit di desa Hajran, Koto Buayo dan Jangga Aur pada Tabel 5
sampling. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Penentuan perwakilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan rumus Isaac dan Michael (sugiyono, 2013).
Dalam rumus ini terdapat tiga batas toleransi kesalahan yaitu 1%, 5% dan 10%.
39
populasi, jika batas toleransi 10%, berarti memiliki tingkat akurasi sebesar 90%.
Keterangan :
s : Jumlah Sampel
2
λ : Chi kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan tingkat
= 2,706
N : Jumlah Populasi
(0,05)
Kecamatan Batin XXIV dan ditentukan batas toleransi kesalahan sebesar 10%
serta nilai d = 0,05. Maka dapat ditentukan maka dapat ditentukan jumlah sampel
¿= ¿ x n
N
40
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
sebagai berikut :
17
1. Hajran ¿ ×74=12
102
36
2. Koto Buayo ¿ ×74=26
102
49
3. Jangga Aur ¿
×74=36
102
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan bahwa jumlah
petani sampel pada masing-masing desa seperti pada Tabel 4. Selanjutnya teknik
sampling) cara pengambilan sampel nama petani dari tiap sampel desa yang ada
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel dengan cara
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
XXIV saat ini. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis luas lahan,
41
pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam yang
dilambangkan dengan H0 dan H1. Hipotesis ini meliputi ada tidaknya pengaruh
Douglas merupakan alat statistik yang berguna untuk mengetahui pengaruh satu
atau lebih variabel X terhadap variabel Y. Hasil yang didapat meliputi statistik
deskriptif data, permodelan, uji F, uji T, serta tabel R Square yang berfungsi
terhadap variabel Y.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada rumusan
dan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur tanaman dan jarak
tanam terhadap produksi kelapa sawit serta mengukur besarnya pengaruh faktor-
faktor tersebut secara simultan dan parsial. Data penelitian diolah menggunakan
software Eviews.
melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dependent,
yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut Independent, yang menjelaskan (X).
Penyelesaian antara hubungan Y dan X adalah dengan cara regresi dimana variasi
Keterangan :
dari uji koefisien, uji serempak F dan uji parsial T. Untuk menganalisis pengaruh
mengetahui apakah hubungan antara dua variabel kuat atau rendah berdasarkan
untuk mngetahui apakah estimasi domain sudah cukup baik untuk menentukan
2 bi Ʃ XiYi
R= 2
Ʃ Yi
Keterangan :
antara variabel dependen dan independennya. Semakin tinggi nilai R2, maka
44
independen secara bersamaan (simultan), uji F digunakan untuk melakukan uji
(0,10). Jika nilai sig lebih kecil α maka variabel X berpengaruh terhadap variabel
Y, dan sebaliknya jika nilai sig lebih besar dari α maka variabel X tidak
a. Menentukan hipotesis
tenaga kerja, Pestisida, umur tanaman dan jarak tanam terhadap produksi kelapa
kerja, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam terhadap produksi kelapa sawit di
b. Kesimpulan hipotesis
jika p value > α maka hipotesis yang berlaku adalah hipotesis pertama (H0) yang
value < α maka hipotesis yang berlaku adalah hipotesis kedua (H1) yang berarti
regresi secara parsial. Dengan uji ini akan diketahui apakah luas lahan, pupuk,
tenaga kerja, Pestisida, umur tanaman dan jarak tanam berpengaruh nyata secara
parsial terhadap produksi kelapa sawit. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
45
suatu variabel berpengaruh atau tidak. Uji signifikasi merupakan prosedur
kepercayaan yang digunakan yaitu 0,10, jika nilai sig kecil dari 0,10 maka
variabel X berpengaruh terhadap variabel Y, dan sebagaliknya jika nilai sig besar
dari 0,10 maka variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y. Uji ini
bi
t=
Sbi
Keterangan :
dependen.
sebagai berikut :
1. Petani Swadaya merupakan petani yang dengan inisiatif dan biaya sendiri
3. Luas lahan adalah jumlah keseluruhan luas tanah atau lahan yang dimiliki
46
dalam hektar (Ha).
4. Pupuk adalah jumlah bahan atau zat makanan yang diberikan atau
5. Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan
usahatani kelapa sawit, baik tenaga kerja dalam keluarga maupun diluar
(HOK).
hama penyakit yang dapat merusak tanaman dan merusak hasil pertanian
(Liter).
7. Umur Tanaman adalah usia tanaman kelapa sawit pada saat penelitian
dilakukan (Tahun)
47
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
disebelah barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Mersam dan Muaro Sebo
Ulu.
ekonomi suatu daerah atau desa. Hal ini terkait dengan kualitas dan kuantitas
dan tingkat pengetahuan, potensi populasi yang besar dapat dimanfaatkan untuk
mengelola sumber daya alam yang tersedia dengan baik. Jumlah penduduk di
Kecamatan Batin XXIV pada tahun 2019 sebanyak 28.426 jiwa yang terdiri dari
4.1.3 Pendidikan
41
mewujudkan peningkatan mutu pendidikan yang lebih baik diperlukan sarana dan
4.1.4 Kesehatan
kemajuan pola pikir masyarakat dan tingkat pendidikan yang sudah mulai maju
modern. Sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki Kecamatan Batin XXIV
balita.
4.1.5 Keagamaan
sebanyak 27.884 jiwa beragama islam yang mencapai 95%. Selain dari penganut
agama Islam di Kecamatan Batin XXIV terdapat juga penganut agama lain
seperti Kristen Katholik, Protestan yang jumlahnya 5%. Sarana tempat ibadah
42
4.2 Identitas Petani Sampel
Identitas petani adalah karakteristik atau ciri pribadi seseorang atau semua
hal yang ada kaitannya dengan petani yang masih aktif dalam melakukan
berusaha tani. Identitas petani pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui
sendiri. Karakteristik dari petani sampel tersebut adalah umur petani, tingkat
akan mempengaruhi kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru
dalam melakukan usahatani. Umur juga salah satu faktor yang mempengaruhi
aktivitas petani dalam berusahatani karena petani yang masih muda dan sehat
dengan petani yang berusia lebih tua. Bertolakbelakang dengan kemampuan fisik,
pengalaman yang lebih sedikit dibandingkan dengan usia petani yang lebih tua.
untuk bekerja sebab dalam rentang usia tersebut dianggap mampu untuk
menghasilkan barang dan jasa. Umur yang produktif merupakan salah satu faktor
et al., (2018), petani dengan usia produktif akan bekerja lebih baik dan lebih
43
maksimal dibandingkan dengan petani non roduktif. Namun, petani yang usianya
usia 27-60 tahun. Untuk lebih rinci distribusi usia petani kelapa sawit dapat
48 atau jika dijumlahkan sebanyak 51,35% petani petani responden ada pada
rentang usia 38 sampai 48 tahun. Dilihat dari usia produktif, usia petani sangat
mempunyai kemampuan fisik dan kerja yang baik sehingga dapat bekerja dengan
baik pula.
Petani yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi umumnya memiliki
pola pikir yang lebih terbuka dalam menerima inovasi baru dan lebih cepat
membawa hasil pertanian ke arah yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan didapatkan tingkat pendidikan petani sampel yang dapat
41,89% angka tersebut menunjukkan bahwa hampir setengah dari petani sampel
pengetahuan mengenai kondisi lahan yang lebih baik dibandingkan dengan petani
yang baru saja berkecimpung, namun hal ini tidak menjamin kualitas
sampai penelitian ini dilakukan. Untuk melihat lebih jelas tentang pengalaman
pengalaman selama 4 sampai 7 tahun dalam berusaha tani kelapa sawit, artinya
bahwa lama berusahatani terbagi menjadi 3 kategori yakni baru (kurang dari 10
tahun), sedang (10 sampai 20 tahun), dan lama (lebih dari 20 tahun).
untuk perkebunan yang luasnya mencapai 10.000 hektar. Area ini lebih banyak
digunakan untuk lahan perkebunan karet dan kelapa sawit (Kecamatan Batin
XXIV Dalam Angka, 2021). Sebagian besar mata pencaharian utama petani
responden adalah sebagai petani kelapa sawit. Rata-rata luas lahan yang dimiliki
46
petani responden adalah sebanyak 3,66 hektar dan umur tanaman 9,36 tahun
Dengan lahan yang luas maka petani dapat menghasilkan produksi yang tinggi
apabila lahannya dikelola dengan baik, begitu juga sebaliknya petani dengan
lahan yang sempit akan menghasilkan produksi yang rendah ditambah lagi jika
tidak dikelola dengan baik. Luas lahan yang dimaksud dalam penelitian adalah
luas lahan yang dimiliki oleh petani responden. Berikut tabel distribusi luas lahan
Dapat dilihat pada Tabel 9 sebesar 39,19% atau sebanyak 29 orang petani
sampel memiliki lahan seluas 1 sampai 2 hektar dan sebanyak 31,08% petani
sebanyak 70,27% petani memiliki luas lahan seluas 1 sampai 4 hektar. Luas lahan
kelapa sawit.
47
4.3.2 Tenaga Kerja
dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari
tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula
diadopsi sepenuhnya ditentukan oleh tenaga kerja, disamping juga yang tidak
responden menggunakan 2 orang tenaga kerja dan 21 orang atau 28,38% petani
responden menggunakan tenaga kerja sebanyak 1 orang tenaga kerja. Lebih dari
4.3.3 Pupuk
karena berfungsi untuk menambah unsur hara pada tanah yang dibutuhkan oleh
48
tanaman. Penggunaan pupuk di daerah penelitian bervariasi tergantung luas
lahan, dosis pemakaian dan jumlah pohon yang ada dalam luas lahan yang
daerah penelitian beragam yaitu NPK, Urea, SP.36, KCL dan TSP. Beberapa
menggunakan pupuk yang harga jualnya murah dan terjangkau oleh oleh petani
digunakan oleh petani responden adalah pupuk Urea sebanyak 42 orang dengan
total persentase 46,15% dan paling sedikit menggunakan pupuk TSP adalah
menggunakan 1 jenis pupuk dan ada yang menggunakan 2 jenis pupuk dengan
4.3.4 Pestisida
49
Tanaman kelapa sawit harus dijaga dari gulma yang tumbuh disekitaran
tanaman kelapa sawit karena dapat mempengaruhi naik turunnya produksi dan
gulma yang tumbuh disekitar tanaman kelapa sawit maka harus dilakukan
alat mesin rumput. Petani responden menggunakan 2 jenis obat semprot atau
semakin luas lahan maka penggunaan pestisida akan semakin banyak pula. Petani
membersihkan lahan atau pun menggunakan alat terbas (parang dan lainnya).
Tanaman kelapa sawit dapat dipanen pada saat tanaman berumur empat
umur dan akan mencapai produksi maksimalnya pada saat tanaman berumur 9
samapi 14 tahun, setelah itu produksi yang dihasilkan akan mulai menurun. umur
memiliki umur rata-rata tanaman 9,36 tahun, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 13 :
dengan umur tanaman kelapa sawit dalam rentang 4 sampai 7 tahun atau sekitar
atau sekitar 35,14% dari seluruh responden artinya lebih dari setengah petani
51
responden memiliki tanaman kelapa sawit yang digolongkan teruna atau
kali dilakukan adalah menentukan jarak tanaman kelapa sawit yang sesuai agar
sendiri dalam jangka waktu yang panjang. Mengatur jarak tanaman merupakan
bagian dari penyediaan tempat bagi tanaman. Jarak tanam yang terlalu rapat akan
tanam yang terlalu lebar tidak efisien dalam pemanfaatan lahan, dapat
memperkecil populasi tanaman dalam satu hektar dan memperkecil hasil panen
tanaman kelapa sawit. Pada lokasi penelitian petani responden menanam kelapa
sawit dengan 3 macam jarak tanam yaitu 8x8 meter, 8x9 meter dan 9x9 meter
Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa sebanyak 38 orang atau sekitar 51,35%
petani responden menanam tanaman kelapa sawitnya dengan jarak tanam 8x9
52
meter dan sebanyak 33 orang atau sekitar 44,59% petani responden menanam
produksi yang dimaksud adalah hasil fisik yang diperoleh petani dari kegiatan
usahatani kelapa sawit berupa buah sawit selama satu tahun, Januari 2021 sampai
Desember 2021. Jumlah produksi yang dihasilkan petani dalam penelitian ini
per hektar petani sampel di daerah penelitian selama satu tahun dapat dilihat pada
Tabel 15 :
paling banyak berada pada 13.756 sampai 18.475 Kg/Ha/Tahun yaitu sebanyak
16 orang atau sekitar 21,62% dari seluruh petani sampel dan hanya sebanyak 1
orang atau 1,35% dari total 74 petani sampel yang memproduksi kelapa sawit
53
diatas 37.359 Kg/Ha/Tahun. Rata-rata produksi kelapa sawit per hektar per tahun
variabel independen seperti : luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur
tanaman dan jarak tanam terhadap variabel dependennya yaitu produksi kelapa
sawit. Sebelum itu dilakukan dengan pengujian asumsi klasik yang bertujuan
independennya.
interpretas model menjadi bias atau kurang tepat yang artinya model tidak layak
untuk dilakukan penelitian. Untuk memperoleh hasil yang konsisten maka semua
bahwa variable residual model regresi berdistribusi normal karena uji Jarque-
Berra menunjukkan nilai Probability sebesar 0,511 lebih besar dari α = 0,10.
nilai VIF untuk luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur tanaman dan
jarak tanam masing-masing yaitu 4,653, 2,425, 2,375, 1,623, 1,098 dan 4,863
artinya keenam variabel tersebut memiliki nilai VIF yang lebih kecil dari 10
54
sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel luas lahan,
pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam dalam model
regresi. Uji yang terakhir yaitu uji heteroskedastisitas yang hasilnya pada
0,418 yang berarti lebih besar dari α = 0,10 artinya tidak terdapat masalah
pengujian asumsi klasik yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan penelitian
ini bebas masalah atau lulus pada uji asumsi klasik. Sehingga dapat melakukan
tanaman dan jarak tanaman terhadap variable dependennya yaitu produksi kelapa
bentuk logaritma natural (Ln). hal ini sesuai dengan model fungsi produksi.
karena data hasil memiliki range (jangkauan data) dan standar deviasi yang besar
dan menyebabkan data tidak berdistribusi normal. Hasil estimasi dapat dilihat
pada Tabel 16 :
55
Tabel 16 : Hasil Estimasi Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Kelapa Sawit Petani Swadaya
Variabel Koefisien Probabilitas
Konstanta (C) 9,367 0,000
Luas Lahan X1 0,628 0,003
Pupuk X2 0,349 0,002
Tenaga Kerja X3 0,292 0,072
Pestisida X4 -0,185 0,038
Umur Tanaman X5 -0,031 0,846
Jarak Tanam X6 -0,016 0,405
R-Square = 0.586
Adjusted R2 = 0.549 *Nyata Pada Taraf 10%
Prob (F-Statistic) = 0.000
Sumber : Hasil Output Regresi Eviews 12
Berdasarkan Tabel 16 maka dapat dirumuskan persamaan regresi dengan
Ln(Y) = 9,367 + 0,628 LnX1 + 0,349 LnX2 + 0,292 LnX3 - 0,185 LnX4 - 0,031
persamaan tersebut, dapat disimpulkan apabila variabel luas lahan, pupuk, tenaga
kerja, pestisida, umur tanaman dan jarak tanam berada dalam keadaan yang
56
1. R2 (R-Square)
adalah sebesar 0,586. Hal ini berarti bahwa 58,6% variasi produksi kelapa sawit
dapat dijelaskan oleh variabel luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur
tanaman dan jarak tanam. Sedangkan 41,4% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor
diluar model.
probabilitas F-Statistik sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,10 maka H0
ditolak dan H1 diterima. Artinya luas lahan, pupuk, tenaga kerja, pestisida, umur
tanaman dan jarak tanam secara bersama-sama berpengaruh nyata dan signifikan
nilai probabilitas sebesar 0,003 yang lebih kecil dari α = 0,10 maka H0 ditolak
penggunaan luas lahan bernilai positif sebesar 0,628. Artinya, jika terjadi
0,628% dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap nol atau konstan. Dengan
tanda koefisien yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi
kelapa sawit maka variabel luas lahan telah sesuai dengan hipotesis penelitian.
b. Variabel Pupuk
57
Hasil uji t-statistic untuk variabel pupuk menunjukkan bahwa nilai
probabilitas sebesar 0,002 yang lebih kecil dari α = 0,10 maka H0 ditolak dan H1
pupuk kandang bernilai positif sebesar 0,349. Artinya, jika terjadi penambahan
sebesar 0,349% dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Dengan
tanda koefisien yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap produksi kelapa
sawit berarti telah sesuai dengan hipotesis penelitian dimana hasil ini
Hasil uji t-statistik untuk variabel tenaga kerja terhadap produksi kelapa
sawit menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,072 yang lebih kecil dari α = 0,10
Artinya jika terjadi penambahan tenaga kerja sebesar 1% maka akan menambah
produksi kelapa sawit sebesar 0,292% dan sebaliknya apabila tenaga kerja
0,292% dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap nol atau konstan. Hasil ini
menjelaskan bahwa peningkatan tenaga kerja yang digunakan dalam suatu proses
sawit.
58
d. Variabel Pestisida
sawit menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,038 yang lebih kecil dari α = 0,10
Hasil uji t-statistik untuk variabel umur tanaman terhadap produksi kelapa
sawit menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,846 yang lebih besar dari α = 0,10
umur tanaman terhadap produksi kelapa sawit tidak berpengaruh signifikan. Nilai
jika terjadi peningkatan umur tanaman sebesar 1% maka akan menurunkan hasil
Hasil uji t-statistik untuk variabel jarak tanam terhadap produksi kelapa
sawit menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,405 yang lebih besar dari α = 0,10
jarak tanam terhadap produksi kelapa sawit tidak berpengaruh signifikan. Nilai
jika terjadi peningkatan jarak tanam yang digunakan sebesar 1% maka akan
sawit, penelitian ini dilakukan di 3 desa sebagai sampel penelitian yaitu desa
Hajran, desa Koto buayo dan desa Jangga Aur. Pada desa tersebut ditarik sampel
yaitu petani kelapa sawit swadaya pada masing-masing desa sebagai petani
Buayo sebanyak 26 petani petani responden dan pada desa Jangga Aur sebanyak
Faktor luas lahan, pupuk dan tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan
diharapkan semakin luas lahan, semakin banyak penggunaan pupuk dan semakin
banyak tenaga kerja yang digunakan untuk proses produksi kelapa sawit maka
negatif dan signifikan terhadap produksi kelapa sawit artinya bahwa peningkatan
pestisida yang digunakan dalam suatu proses produksi kelapa sawit akan
menurunkan hasil produksi kelapa sawit itu sendiri karena pestisida yang
digunakan dalam satu kali proses produksi terlalu banyak dan penggunaan
kelapa sawit.
Faktor umur tanaman dan jarak tanam dalam penelitian ini tidak
yang digunakan dalam suatu proses produksi kelapa sawit tidak secara langsung
sawit mulai dari luas lahan, penggunaan pupuk dan penambahan tenaga kerja,
karena melihat hasil penelitian bahwasannya faktor luas lahan, pupuk dan tenaga
61
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Seluruh desa yang ada di Kecamatan Batin XXIV yaitu sebanyak 16 desa
di 3 desa sebagai sampel penelitian yaitu desa Hajran, desa Koto buayo
dan desa Jangga Aur. Pada daerah yang dijadikan sampel penelitian
terdapat beberapa kendala yang dihadapi petani yaitu harga pupuk yang
yang memiliki harga yang murah dibandingkan dengan harga pupuk yang
lain dan harga jual kelapa sawit yang rendah dan tidak sebanding dengan
harga jual pupuk. Beberapa petani juga menjadikan usahatani kelapa sawit
sawit terbukti signifikan. Artinya luas lahan (X1), pupuk (X2), tenaga
kerja (X3), pestisida (X4), umur tanaman (X5) dan jarak tanam (X6)
terhadap produksi kelapa sawit. Umur tanaman dan jarak tanam secara
62
parsial berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap produksi kelapa
sawit.
5.2 Saran
antara lain :
1. Perlu adanya pengembangan pada usahatani kelapa sawit mulai dari luas
pendapatan petani.
63
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Hal 12-
62. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama
Malik, Nazarrudin. 2018. Dinamika Pasar Tenaga Kerja Indonesia. UMM Press.
Malang
Pima, D. 2009. Pengaruh Sistem Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung. (Zea mays L.) Varietas DK3
65
Rustam, E.L. dan W. Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka.
Jakarta Selatan
Sunarko. 2014. Budidaya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. PT Agro Media
Pustaka. Jakarta
Syakura, A., Priyandari, Yusuf., & Zakaria, Roni. 2017. Perancangan Basis
Pengetahuan untuk Pengambilan Keputusan Pemupukan pada Perkebunan
Kelapa Sawit. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi
2017 (SENTIKA 2017), Yogyakarta, 17 - 18 Maret 2017.
66
LAMPIRAN
67
Lampiran 2. Luas Areal Lahan dan Produksi Kelapa Sawit Perkebunan di
Kecamatan Batin XXIV Tahun 2019
68
Lampiran 3. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
NIM : D1B017082
Fakultas : Pertanian
Hari/Tanggal :
Lokasi/Alamat :
No. Responden :
I. Identitas Petani
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
h. Pekerjaan Utama :
i. Pekerjaan Sampingan :
a) Milik Sendiri
c) Bagi Hasil
4. Sumber Modal
b. Tenaga kerja
1. Pemupukan
Pemberian
2.
Pestisida
3. Panen
4. Pasca Panen
70
c. Umur Tanaman
1) Berapa umur tanaman kelapa sawit bapak/ibu saat ini?
=>
2) Jenis bibit apa yang bapak/ibu gunakan?
=>
3) Apa keuntungan dari jenis bibit yang bapak/ibu gunakan tersebut
=>
4) Dari mana bibit tersebut diperoleh?
=>
d. Jarak Tanam
1) Berapa jarak tanam yang bapak/ibu gunakan untuk menamam kelapa sawit?
=>
2) Berapa jumlah pohon yang didapatkan dengan jarak tanam tersebut?
=>
c. Pupuk
Biaya
Jenis Pupuk yang Jumlah Total
No. Satuan
digunakan (Kg/Tahun) Biaya (Rp)
(Rp/Kg)
1. Pupuk Organik
2. Pupuk KCL
3. Pupuk TSP
4. Lainnya
d. Pestisida
71
No. Jenis pestisida yang Jumlah Biaya satuan Total biaya
1.
2.
3.
72
Lampiran 4. Identitas Petani Sampel pada Usahatani Kelapa Sawit Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 –
Desember 2021
Jumlah Umur
Umur Pengalaman Jarak
Jenis Anggota Tanama
No Nama (Tahun Pendidikan Berusahatani Tanaman Desa
Kelamin Keluarga n
) (Tahun) (m)
(Orang) (Tahun)
1 Faturrahman 42 L SMA 5 4 5 8x9 Hajran
2 Muhammad Hamdan 44 L PT 5 4 5 9x9 Hajran
3 Sabu 60 L SMA 5 3 5 8X9 Hajran
4 M.Adip 50 L SMA 7 4 7 8x9 Hajran
5 Sujaman 57 L SD 10 5 10 9x9 Hajran
6 Sirahmah 55 P - 5 2 5 8x9 Hajran
7 Milton Sihombing 38 L SMP 10 2 10 8x9 Hajran
8 Budimansah 50 L PT 15 5 15 9x9 Hajran
9 Sapri 49 L SMA 6 2 6 9x9 Hajran
10 Hairi 45 L SMP 5 2 5 9x9 Hajran
11 Pirdaus 35 L SMA 8 3 8 8x9 Hajran
12 Sanusi 48 L SMA 7 4 7 8x9 Hajran
13 Waskito 49 L SMA 8 6 8 9x9 Koto Buayo
14 Akmal 44 L STM 4 6 10 8x9 Koto Buayo
15 Paijah 59 P - 27 6 27 8x9 Koto Buayo
16 Jarmiah 52 P SMA 13 3 27 8x9 Koto Buayo
17 Mulyadi 30 L SD 4 2 4 9x9 Koto Buayo
18 Cahyadi 47 L SD 10 2 10 8x9 Koto Buayo
Lampiran 4. Lanjutan
No Nama Umur Jenis Pendidika Pengalaman Jumlah Umur Jarak Desa
73
Anggota
(Tahun Berusahatani Tanaman Tanaman
Kelamin n Keluarga
) (Tahun) (Tahun) (m)
(Orang)
19 Antoni 36 L SD 15 3 15 8x9 Koto Buayo
20 Hambali 36 L SD 7 3 7 9x9 Koto Buayo
21 Dedi Irawan 33 L SMP 6 4 6 8x9 Koto Buayo
22 Hartono 39 L SMP 7 5 7 9x9 Koto Buayo
23 Imron 42 L SD 8 2 8 9x9 Koto Buayo
24 Jasmina 43 P SMA 7 5 7 8x9 Koto Buayo
25 Kasiem 49 P SMA 5 3 5 9x9 Koto Buayo
26 Lukman 50 L SD 6 4 6 8x9 Koto Buayo
27 Maijan 38 L SMA 13 2 13 9x9 Koto Buayo
28 Mukhlis 42 L SMP 8 3 8 9x9 Koto Buayo
29 Rohani 34 P SMP 12 3 12 9x9 Koto Buayo
30 Rukanah 50 P SMP 12 4 12 8x9 Koto Buayo
31 Samsuri 45 L SMA 16 3 16 8x9 Koto Buayo
32 Surgawi 46 L SMA 5 5 5 9x9 Koto Buayo
33 Sarmini 36 P SMP 7 3 7 8x9 Koto Buayo
34 Siti Aisah 35 P SMP 10 2 10 8x9 Koto Buayo
35 Wagiman 40 L SMP 6 3 6 8x9 Koto Buayo
36 Zainal Abidin 35 L SMA 11 2 11 8x9 Koto Buayo
37 Yanti 34 P SMA 12 5 12 9x9 Koto Buayo
38 Ade Irma 33 P SMA 9 5 9 9x9 Koto Buayo
39 Adi Apriyansah 38 L SMA 6 4 6 9x9 Jangga Aur
Lampiran 4. Lanjutan
N Nama Umur Jenis Pendidika Pengalaman Jumlah Umur Jarak Desa
o (Tahun Kelami n Berusahatan Anggota Tanama Tanama
) n i Keluarg n n (m)
74
a
(Tahun) (Tahun)
(Orang)
40 Mustofa 46 L SMP 5 3 5 9x9 Jangga Aur
41 Muhammad Aspi 27 L SMA 4 0 4 8x9 Jangga Aur
42 Herman 38 L SMA 6 4 6 8x9 Jangga Aur
43 Domi Suhendra 46 L STM 13 4 12 8x8 Jangga Aur
44 Zamri Ahmad 42 L PT 12 3 12 8x9 Jangga Aur
45 Sugianto 45 L SMP 7 3 7 8x8 Jangga Aur
46 Giyono 45 L SD 5 2 5 9x9 Jangga Aur
47 Imam Nanto 40 L SD 7 2 7 9x9 Jangga Aur
48 Jamani 38 L SMP 6 2 6 9x9 Jangga Aur
49 Jumadi 39 L SMA 9 5 9 8x9 Jangga Aur
50 Komaidi 38 L SD 6 5 6 8x9 Jangga Aur
51 Kasino 45 L SMP 10 3 10 8x9 Jangga Aur
52 Narimo 50 L SD 11 3 11 9x9 Jangga Aur
53 Lasno 40 L STM 9 1 9 8x9 Jangga Aur
54 Muntarom 53 L SMP 6 1 6 8x9 Jangga Aur
55 Samsu 54 L SMA 8 4 8 9x9 Jangga Aur
56 Sarbi 55 L SD 8 3 8 9x9 Jangga Aur
57 Sutomo 55 L SD 14 4 14 8x9 Jangga Aur
58 Suyudi 53 L SD 12 1 12 8x9 Jangga Aur
59 Warto 47 L SMA 16 6 16 8x9 Jangga Aur
60 Anwar 51 L SMA 11 2 11 9x9 Jangga Aur
Lampiran 4. Lanjutan
No Nama Umur Jenis Pendidika Pengalaman Jumlah Umur Jarak Desa
(Tahun Kelami n Berusahatan Anggota Tanama Tanama
75
Keluarg
i n
) n a n (m)
(Tahun) (Tahun)
(Orang)
61 Asnawi 43 L SMP 9 5 9 8x9 Jangga Aur
62 Darul 39 L SMP 12 4 12 9x9 Jangga Aur
63 Iwansyah 49 L SMA 18 1 18 8x9 Jangga Aur
64 Mustora 50 L SMA 15 3 15 9x9 Jangga Aur
65 Gio 46 L SD 10 5 10 9x9 Jangga Aur
66 Ngarni 42 P SD 7 4 7 9x9 Jangga Aur
67 Nurjani 41 P SMP 10 5 10 8x9 Jangga Aur
68 Paharul 48 L SMP 8 2 8 8x9 Jangga Aur
69 Samudra 56 L SMA 9 3 9 8x9 Jangga Aur
70 Zulkifli 42 L SD 7 1 7 9x9 Jangga Aur
71 Adang 38 L SD 9 4 9 8x9 Jangga Aur
72 Rosat 36 L SMP 11 2 11 8x9 Jangga Aur
73 Sutiyah 45 L SMA 10 4 10 9x9 Jangga Aur
74 Suwanto 59 L SMA 12 5 12 9x9 Jangga Aur
76
Lampiran 5. Penggunaan Pupuk pada Usahatani Kelapa Sawit Petani
Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021- Desember 2021
77
31 8 3 - - - 2.080 1.040 3.120
32 6 2 1.160 - - - - 1.160
1.17
33 2 - - - -
3 0 1.170
1.95
34 2 - - - -
5 0 1.950
1.17
35 2 - - - -
9 0 1.170
36 2 2 - - - 1.040 - 1.040
37 3 3 - - - 1.440 720 2.160
1.20
38 2 - - - -
5 0 1.200
Lampiran 5. Lanjutan
Luas Penggunaan Pupuk (Kg)
Proses
Laha Jumlah
No Pemupukan
n NPK Urea SP.36 KCL TSP Pupuk
(Kali/Tahun)
(Ha)
39 2 3 - 780 - - - 780
40 2 1 - 136 - - - 136
41 1,6 2 - 208 208 - - 416
42 2 3 - 780 - - - 780
43 2 1 - 250 - - - 250
44 1 2 120 - 120 - - 240
45 1,5 3 290 580 - - - 870
46 2 2 720 - - - - 720
47 3 2 720 - - - - 720
48 1 2 240 - - - - 240
49 4 2 - 780 - - - 780
50 3 2 - 585 - - - 585
51 5 3 - 975 1.950 - - 2.925
52 3 3 - 720 1.440 - - 2.160
53 2 2 780 - - - - 780
54 2 1 390 - - - - 390
55 2 2 - 720 - - - 720
56 4 2 - 720 - - - 720
57 3 2 - - 1.170 - - 1.170
58 5 2 - - 2.600 - - 2.600
59 6 2 - - 2.160 - - 2.160
60 1 2 - 520 - - - 520
61 1 2 - 390 - - - 390
62 2 2 720 - - - - 720
63 2 3 - 390 780 - - 1.170
64 7 3 - 3.780 - - - 3.780
65 5 2 - 2.400 - - - 2.400
66 6 2 - 1.440 - - - 1.440
78
67 3 2 1.560 - - - - 1.560
68 2 1 520 - - - - 520
69 5 1 1.300 - - - - 1.300
70 4 2 1.440 - - - - 1.440
71 1 2 390 - - - - 390
72 2 2 - 780 - - - 780
73 4 2 - 1.440 - - - 1.440
74 3 3 - 1.080 - - - 1.080
26.95
Jumlah 161 22.713 51.759 6.900 2.540
271 8 110.870
Rata- 364,3
3,66 2,18 306,93 699,45 93,24 34,32 1.498,24
Rata 0
Lampiran 6. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Kelapa Sawit
Petani Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 –
Desember 2021
Lampiran 6. Lanjutan
Pemanenan Pemupukan Penyemprotan
No
(Orang) (Orang) (Orang)
38 2 2 2
39 1 1 -
40 1 1 1
41 2 2 -
42 2 2 2
43 1 1 1
44 1 1 1
45 2 2 -
46 1 1 1
47 2 1 2
48 1 1 2
49 2 2 1
50 2 2 1
51 4 4 1
52 2 1 1
53 2 1 1
54 1 1 1
55 1 2 1
56 2 2 2
57 1 2 1
58 3 2 1
59 3 4 -
60 1 1 1
61 1 1 1
62 1 1 1
63 1 1 -
64 4 4 -
65 4 3 -
66 3 3 -
67 2 2 1
68 1 1 1
80
69 2 2 2
70 2 2 2
71 2 1 1
72 2 2 1
73 2 2 1
74 2 2 1
Jumla
h 157 148 115
Rata-
2,12 2,00 1,55
Rata
Lampiran 7. Penggunaan Pestisida pada Usahatani Kelapa Sawit Petani
Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
Lampiran 7. Lanjutan
Proses Penggunaan Pestisida (L)
Luas Lahan
No Penyemprotan Gramoxo
(Ha) Round-Up
(Kali/Tahun) n
39 2 2 20 -
40 2 1 - 15
41 1,6 2 20 -
42 2 2 - 20
43 2 1 - 10
44 1 2 - 15
45 1,5 1 - 20
46 2 5 55 -
47 3 5 85 -
48 1 5 - 40
49 4 2 56 -
50 3 2 30 -
51 5 2 - 50
52 3 2 - 42
53 2 1 14 -
54 2 4 - 56
55 2 3 36 -
56 4 4 - 96
57 3 1 - 18
58 5 2 60 -
59 6 1 - 60
60 1 1 5 -
61 1 1 - 7
62 2 2 - 28
63 2 1 - 25
64 7 1 - 56
65 5 1 - 50
66 6 2 - 120
67 3 2 - 36
68 2 3 60 -
69 5 2 - 100
70 4 4 - 160
82
71 1 1 - 7
72 2 1 - 20
73 4 1 32 -
74 3 1 27 -
Jumlah 271 159 2.105 2.043
Rata-
3,66 2,15 28,45 27,61
Rata
Lampiran 8. Produksi Kelapa Sawit pada Usahatani Kelapa Sawit Petani
Swadaya di Daerah Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
83
Lampiran 8. Lanjutan
84
Lampiran 9. Ringkasan Data Mentah Produksi Kelapa Sawit di Daerah
Penelitian Januari 2021 – Desember 2021
85
N X X X
Y X2 X4 X6
o 1 3 5
8x
10.645 416 96
1 2 2 5 9
2.25 38 9x
66.805
2 6 0 3 4 5 9
8X
20.520 408 16
3 2 1 5 9
3.64 11 8x
80.960
4 7 0 3 2 7 9
140.09 6.64 12 1 9x
5 0 9 2 3 6 0 9
8x
9.035 280 8
6 1 1 5 9
1.26 1 8x
44.300 21
7 3 0 1 0 9
126.00 4.42 12 1 9x
8 0 9 8 5 6 5 9
9x
21.770 480 42
9 2 1 6 9
1 9x
45.075 960 80
0 4 2 5 9
1 2.92 8x
58.350 60
1 5 5 2 8 9
1 8x
30.395 520 24
2 2 1 7 9
1 1.45 9x
93.595 20
3 4 8 2 8 9
1 1.56 1 8x
67.005 90
4 3 0 2 0 9
1 1.56 2 8x
31.030 40
5 2 0 1 7 9
1 2 8x
30.210 260 40
6 2 1 7 9
1 2, 9x
29.140 300 32
7 5 1 4 9
1 1 8x
41.505 780 32
8 2 1 0 9
1 2.34 1 8x
90.755 56
9 4 0 2 5 9
2 1.75 9x
41.450 42
0 3 5 2 7 9
2 3.78 8x
60.435 98
1 7 0 3 6 9
2 1.30 9x
54.560 60
2 5 0 2 7 9
2 152.49 9 6.64 5 63 8 9x
86
3 5 2 9
2 8x
39.600 720 21
4 3 2 7 9
2 9x
29.660 320 36
5 2 1 5 9
2 1.20 8x
90.390 30
6 5 0 2 6 9
2 3.12 1 9x
91.055 28
7 4 0 2 3 9
2 1.08 9x
57.555 21
8 3 0 1 8 9
2 1.44 11 1 9x
91.900
9 4 0 2 2 2 9
3 158.46 5.00 31 1 8x
0 5 9 4 5 5 2 9
3 136.24 3.12 1 8x
40
1 0 8 0 5 6 9
3 122.00 1.16 9x
30
2 0 6 0 3 5 9
3 1.17 8x
63.555 21
3 3 0 3 7 9
3 120.42 1.95 1 8x
35
4 0 5 0 3 0 9
3 170.05 1.17 8x
90
5 5 9 0 4 6 9
3 1.04 1 8x
53.835 36
6 2 0 1 1 9
3 2.16 1 9x
79.795 54
7 3 0 2 2 9
3 109.55 1.20 9x
60
8 0 5 0 2 9 9
3 9x
40.070 780 20
9 2 1 6 9
Lampiran 9. Lanjutan
N X X X
Y X2 X4 X6
o 1 3 5
9x
45.785 136 15
40 2 1 5 9
1, 8x
28.725 416 20
41 6 1 4 9
8x
52.400 780 20
42 2 2 6 9
8x
51.630 250 10
43 2 1 12 8
44 27.125 1 240 1 15 12 8x
87
9
1, 8x
28.590 870 20
45 5 1 7 8
9x
53.590 720 55
46 2 1 5 9
9x
87.483 720 85
47 3 2 7 9
9x
13.550 240 40
48 1 1 6 9
120.52 8x
780 56
49 5 4 2 9 9
8x
40.800 585 30
50 3 2 6 9
182.09 2.92 8x
50
51 0 5 5 3 10 9
111.61 2.16 9x
42
52 0 3 0 1 11 9
8x
56.295 780 14
53 2 1 9 9
8x
20.520 390 56
54 2 1 6 9
9x
63.900 720 36
55 2 1 8 9
122.55 9x
720 96
56 0 4 2 8 9
1.17 8x
77.980 18
57 3 0 1 14 9
147.06 2.60 8x
60
58 0 5 0 2 12 9
215.15 2.16 8x
60
59 0 6 0 2 16 9
9x
26.770 520 5
60 1 1 11 9
8x
25.900 390 7
61 1 1 9 9
9x
65.900 720 28
62 2 1 12 9
1.17 8x
68.045 25
63 2 0 1 18 9
170.46 3.78 9x
56
64 0 7 0 3 15 9
123.06 2.40 9x
50
65 0 5 0 2 10 9
122.62 1.44 12 9x
66 0 6 0 2 0 7 9
1.56 8x
92.145 36
67 3 0 2 10 9
88
8x
28.910 520 60
68 2 1 8 9
1.30 10 8x
85.885
69 5 0 2 0 9 9
1.44 16 9x
84.660
70 4 0 2 0 7 9
8x
38.360 390 7
71 1 1 9 9
8x
30.350 780 20
72 2 2 11 9
145.51 1.44 9x
32
73 0 4 0 2 10 9
101.42 1.08 9x
27
74 5 3 0 2 12 9
89
Lampiran 10. Ringkasan Data yang Telah di Tansformasikan kedalam
Bentuk Logaritma Natural (LN) Produksi Kelapa Sawit di
Daerah Penelitian Januari 2021- Desember 2021
93
Lampiran 11. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 10/16/22 Time: 22:04
Sample: 1 74
Included observations: 74
94
Lampiran 12. Hasil Uji Normalitas Terhadap Pengaruh Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Januari 2021 -
Desember 2021
10
Series: Residuals
Sample 1 74
8 Observations 74
6 Mean 1.27e-15
Median 0.048878
Maximum 1.234149
4 Minimum -1.416583
Std. Dev. 0.499309
Skewness -0.137130
2
Kurtosis 3.600120
0 Jarque-Bera 1.342370
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 Probability 0.511103
95
Lampiran 13. Hasil Uji Multikolinieritas Terhadap Pengaruh Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Januari 2021 -
Desember 2021
C 1.224083 333.4697 NA
X1 0.044019 21.22899 4.653559
X2 0.011767 159.5051 2.425934
X3 0.025654 5.194351 2.375107
X4 0.007674 30.28594 1.623333
X5 0.026790 33.53184 1.098181
X6 0.037876 381.3641 4.863387
96
Lampiran 14. Hasil Uji Heteroskedastisitas Terhadap Pengaruh Factor yang
Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Januari 2021 –
Desember 2021
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/16/22 Time: 22:07
Sample: 1 74
Included observations: 74
97
Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian
98
Lampiran 15. Lanjutan
99
Lampiran 15. Lanjutan
100
Lampiran 15. Lanjutan
101