UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.)
TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans
LANY ANDRIANY
14 3145 453 018
1
ABSTRAK
Lany Andriany. Program Studi DIII Analis Kesehatan. Uji Daya Hambat
Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap Pertumbuhan Jamur
Candida albicans. ( Dibombing oleh Zakia Bakri dan Sulfiani ).
Daun sirih hijau (Piper betle L.) telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional. Ekstrak daun sirih hijau mengandung daya anti jamur
yang terdiri dari fenol dan senyawa turunannya yang mampu menghambat
pertumbuhan berbagai macam jamur. Jamur Candida albicans merupakan salah
satu jamur penyebab masalah kesehatan reproduksi wanita yaitu flora albous
(keputihan), Candida albicans juga merupakan jamur oportunistik dan
merupakan flora normal pada vagina, tenggorokan dan mulut. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau yang dilarutkan dengan
etanol 96% terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Daun sirih yang
digunakan diekstraksi menggunakan metode mesarasi mengasilkan ekstrak kental.
Selanjutnya, berbagai konsentrasi 20%, 40% dan 50% ekstrak daun sirih hijau
tersebut diuji efek anti jamurnya terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans
dengan metode diks. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih hijau, maka semakin besar pula diameter
daya hambatnya terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Pada penelitian
ini didapatkan hasil ekstrak tertinggi terdapat pada konsentrasi 50% yaitu dengan
zona rata-rata pada inkubasi 24 jam 28,7 mm dan pada inkubasi 48 jam dengan
zona rata-rata 30,1 mm.
Kata Kunci : Daun sirih hijau, Candida albicans, Difusi diks.
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR BAGAN xi
BAB I : PENDAHULUAN
3
2.5. Tinjauan umum tentang Anti Jamur 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
5
DAFTAR BAGAN
Halaman
6
DAFTAR TABEL
Halaman
7
DAFTAR GRAFIK
Halaman
8
9
KATA PENGANTAR
meneyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Uji Daya Hambat
Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap Pertumbuhan Jamur
Candida albican” ini dapat terselesaikan dengan penuh semangat dan do’a
sekaligus sebagai salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan Program Studi
DIII Analis Kesehatan serta shalawat dan salam pada Nabi Muhamad SAW
Terkhusus buat kedua orang tua saya ibunda HAPIPA BEDDU dan
atas segala cinta kasih dan sayang, do’a, dorongan dan semangat yang telah
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah masih
jauh dari kesempurnaan. Terwujudnya karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari
Pada kesempatan ini pula, saya sampaikan rasa terimakasi yang setulus-
setulusnya kepada :
10
2. Ibu Hj. Suryani, SH.,MH. Selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Stikes
3. Bapak Prof. Dr. H.M. Rusli Ngatimin, MPH. Sebagai ketua Stikes Mega
Rezky Makassar.
4. Ibu Sulfiani.S.Si., M.Pd selaku ketua prodi DIII Analis Kesehatan STIKes
7. Ibu Hernika Tanwar. SKM., M.Kes selaku penguji atas segala pimbingan
Ilmiah.
8. Seluruh dosen dan staf program D III Analis Kesehatan STIKes Mega
Rezky Makassar.
9. Kak Yayat, Kak Basmiati Amd. Anakes yang selalu membantu dalam
11
Kesehatan yang telah banyak motivasi dan bantuan dalam bentuk apapun
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam menyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini
Makassar, 2017
Penulis
12
BAB I
PENDAHULUAN
masih merupakan salah satu penyebab utama kematian. Salah satu agen infeksi
yang sering menjangkit manusia adalah infeksi jamur (Sundari dan Winarno,
2001). Insiden penyakit infeksi oleh jamur meningkat secara dramatis beberapa
dan Setiowulan, 2000). Sampai saat ini, penyakit infeksi jamur yang cukup tinggi
Candidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dari spesies
Candida albicans. Secara umum jamur adalah flora normal dan sacara alami
hidup pada manusia seperti pada daerah mulut, tenggorokan, vagina dan pada
kesehatan reproduksi pada wanita yaitu fluor albus. Fluor albus (keputihan) atau
keluarnya cairan berlebihan dari genitalia eksterna merupakan hal yang paling
sering dikeluhkan oleh wanita. Infeksi mukosa vagina oleh Candida menjadi
13
sebanyak 75% wanita didunia pernah mengalami satu kali kandidiasis vaginalis
sepanjang hidupnya dan sekitar 45% diantaranya mengalami dua kali atau lebih
kemerahan dan peradangan sekitar vagina, rasa gatal, keluarnya cairan putih yang
berlebihan, sakit saat buang air seni serta bau menyengat pada vagina (Diah,
2012).
bahan alami. Penggunaan bahan alami sebagai zat penghambat merupakan suatu
langkah pemanfaatan bahan alami untuk kebutuhan hidup. Bahan alami yang
2015).
Secara tradisional daun sirih (Piper betle L.) dipakai sebagai obat
sariawan, sakit tenggorokan, obat batuk, obat cuci mata, obat keputihan, mimisan,
Selama ini penggunaan ekstrak daun sirih menjadi salah satu pilihan bagi
penderita yang mengalami keputihan. Ekstrak daun sirih ini banyak didapatkan
dalam bentuk cairan yang sudah dikemas didalam botol steril dalam bentuk merek
produk yang beragam. Daun sirih yang biasnya digunakan untuk kebutuhan para
wanita ada bermacam-macam jenis. Diantaranya daun sirih hijau, daun sirih
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L.) seperti akar, biji dan
14
bagian daunnya. Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur, jenis daun,
dan sinar matahari. Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas
senyawa phenol dan beberapa derivatnya eugenol dan kavikol. Senyawa phenol
dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri. Senyawa eugenol bersifat
kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima
kali lipat dari senyawa fenol lainnya. Berbagai macam penelitian membuktikan
bahwa ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) memiliki aktivitas antibakteri.
Penelitian (Utami dkk, 2015) Kemampuan ekstrak daun sirih hijau dalam
terdapat pada daun sirih hijau fenol, kavikol, kavibetol, saponin, karvakrol,
eugenol, dan tannin. Kavikol, kavibetol dan karvakrol merupakan turunan dari
fenol yang mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari fenol biasa. Fenol
Pratiwi, Tannin merupakan poliferol yang larut dalam air, saponin dapat merusak
dimensi protein terganggu dan terbuka menjadi struktur acak tanpa adanya
kerusakan pada struktur kerangka kovalen. Hal ini mengakibatkan protein berubah
sifat, aktifitas biologisnya menjadi rusak sehingga protein tidak dapat melakukan
sel dikatalisis oleh enzim sehingga mikroba atau jamur tidak dapat bertahan
hidup.
15
Dari penelitian (Putri S dan dkk, 2015) Perbedaan yang signifikan juga
terlihat antara ekstrak daun sirih kosentrasi 20% dengan ekstrak daun sirih
kosentrasi 5% dan 10%. Hasil ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dimungkinkan karena kandungan pada ekstrak daun sirih berupa etanol mampu
Penelitian ini menunjukan bahwa semakin kecil kosentrasi, maka semakin sedikit
Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui efektifitas ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans”. Yang
sumuran dengan cara membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi
penelitian dengan judul yaitu “Uji daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper
Bagaimana kemampuan ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) dalam
16
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kosentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) yang
- Dapat mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.)
17
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
aktif dari simplisia nabati atau semplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
1. Metode perkolasi
sebuah perkolator (wadah selinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian
dibiarkan menetes perlahan pada bagian bawah. Kelebihan dari metode ini
jika sampel dalam perkolator tidak homogen maka pelarut akan sulit
menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga membutuhkan banyak
2. Metode mesarasi
18
tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi
etanol, etil asetat, aseton dan astonitril dengan air. Pemilihan pelarut pada
Dasar dari mesarasi adalah melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel
yang rusak, yang berbentuk pada saat penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan
kandungan dari sel yang masih utuh. Setelah selesai waktu mesarasi, artinya
keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel masuk
kedalam cairan, telah tercapai maka proses difusi segerah berakhir. Selama
19
Kerugian utama dari metode mesarasi ini adalah memakan banyak waktu,
senyawa hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi
pada suhu kamar. Namun disisi lain, metode mesarasi dapat menghindari
merambat dan bersandar pada batang pohon lain, yang tingginya 5-15 meter. Sirih
memiliki daun tunggal letaknya berseling dengan bentuk bervariasi mulai dari
bundar telur atau bundar telur lonjong, pangkal berbentuk jantung atau agak
bundar berlekuk sedikit, ujung daun runcing, pinggir daun rata agak menggulung
ke bawah, panjang 5-18 cm, lebar 3-12 cm. daun berwarna hijau, permukaan atas
rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam; permukaan bawah agak
kasar, kusam, tulang daun menonjol, bau aromatiknya khas, rasanya pedas.
Sendangkan batang tanaman berbentuk bulat dan lunak berwarna hijau agak
Class : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
20
Species : Piper betle Linn (Inayatullah, 2012)
Daun sirih mempunyai aroma yang khas karena mengandung minyak atsiri
1-4,2%, air, protein, lemak, fosfor, vitamin A, B, C, yodium, gula dan pati. Dari
berbagai kandungan tersebut, minyak atsiri terdapat fenol alam yang mempunyai
daya antiseptik 5 kali lebih kuat dibandingkan fenol biasa dalam membunuh
(Bakterisid dan Fungisid) tetapi tidak sporasi. Minyak atsiri merupakan minyak
yang mudah menguap dan mengandung aroma atau wangi yang khas. Minyak
21
atsiri dari daun sirih mengandung 30% fenol dan berbagai derivetnya. Minyak
komponen paling banyak dalam minyak atsiri yang memberih bauh khas pada
daun sirih, kavikol dan karvakol yang terdapat pada sirih hijau memiliki efek yang
sirih hijau (Piper betle L.) diantaranya bersifat fungisid (antijamur) adalah
sifatnya yang fungisid daun sirih (Piper betle L.) mampu membunuh jamur seperti
Daun sirih hijau yang lebih muda mengandung banyak minyak atsiri
(pemberi bau aromatik khas), diastase dan gula yang jauh lebih banyak
dibandingkan daun yang lebih tua, sedangkan kandungan tanin pada daun muda
Daun sirih hijau (Piper betle L.) sejak lama dikenal oleh nenek moyang
sebagai daun multi khasiat, daun sirih selain sebagai bahan utama menginang,
gigi dan membersihkan gigi dan membersihkan tegorokan. Karvakrol dan kavikol
22
dalam minyak atsirih menimbulkan aroma yang harum. Dua bahan ini bisa
Kandungan minyak atsiri dari daun sirih hijau (Piper betle L.) memiliki
Pada pengobatan tradisional India, daun sirih dikenal sebagai zat aromatik
mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah
bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya piker, meningkatkan gerakan
jenis tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki klorofil, sehingga jamur tidak
bergantung pada mikroorganisme lain, oleh karena itu disebut bersifat heterotrof.
Sifat ketergantungan ini jamur dapat berperan sebagai saprofit bila tidak
(Yudistira, 2008).
23
Penyakit yang disebabkan oleh jamur disebut Mikosis. Mikosis yang
mengenai permukaan badan yaitu seperti kulit, rambut, dan kuku. Disebut mikosis
superpesial. Mikosis yang mengenai alat dalam disebut Mikosis profunda atau
jamur dapat hidup dimana saja baik di udara, tanah, tubuh manusia. Bahkan ada di
Jamur dapat menganggu kesehatan melalui toksin yang dihasilkan. Laporan para
berbagai bentuk jamur berkaitan erat dengan makanan dan minuman sehari hari
heterotrof. Jamur terdiri atas jamur bersel satu dan bersel banyak, struktur
gamet jantan dan gamet betina. Alat reproduksi jamur yang lain adalah
24
1) Fase vegetative (fase lender) yang dapat bergerak seperti amuba.
Reproduksi jamur ini secara vegetative dengan spora, yaitu spora kembar
2. Oomycotina
serangga air
kentang.
3. Zygomycotina
2) Genetatif : dengan konjugasi hifa (+) dengan hifa (-) yang akan
baru.
25
Contoh spesies Zygomycotina adalah :
4. Ascomytina
multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak. Hidupnya ada yang bersifat
mengharumkan keju,
mengharumkan keju,
26
g) Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin hidup pada biji-
Gramineae.
5. Basidiumycotina
dibudidayakan
didaerah subtropics.
6. Buterqmycotin
demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan
secara generative. Contoh spesies jamur ini adalah : jamur oncom sebelum
penyakit kulit karena jamur dari golongan ini, misalnya : Epidermaphyton Sp.
27
2.3.2 Struktur dan Morfologi Jamur
memanjang dan berhubungan dari ujung ke ujung, benang ini dinamakan hifa.
Banyak anggota hifanya dibatasi oleh dinding penyekat disebut septa. Septa ini
membagi hifa menjadi banyak sel dan tiap sel dilengkapi dengan inti (Nukleus)
susunan demikian disebut hifa bersepta. Tetapi dari beberapa kelas terdapat septa,
hingga tampak sebagai satu sel yang memanjang dan terdapat nucleus dalam
jumlah yang banyak, hifa semacam ini disebut hifa senositik. Apabila benang-
Hifa pada umumnya mempunyai septa, tetapi apabila dari satu spora jamur
membentuk hifa semu sebagai contoh dari hifa semu dapat di jumpai pada sel-sel
ragi(yeast). Sehingga tampak menyerupai hinga sehingga anyaman dari semu itu
jamur dapat digolongkan berdasarkan 3 bentuk jamur yaitu (Samidjo, 2001), yaitu
1. Koloni
Koloni adalah kumpulan jamur sejenis yang terdapat pada ruangan yang
karena memiliki bentuk, sifat, dan warna yang berbeda antara masing-masing
jamur.
2. Koloni ragi (yeast colony), terdiri dari sel-sel ragi membentuk tunas dan pada
28
3. Koloni menyerupai ragi (yeast like colony), terdiri dari sel-sel ragi dan
membentuk askospora.
4. Koloni filament (filamentous colony). Terdiri atas hifa sejati yang membentuk
5. Hifa
dinding sel, cairan sel, (protoplasma) dan inti (nukleus). Pada umumnya hifa
dibedakan menjadi tiga macam yaitu : hifa vegetative, hifa udara dan hifa
macam, yaitu hifa bersepta, hifa tidak bersepta dan hifa semu. Hifa bersepta
yang didalamnya tidak dibatasi oleh sekat-sekat / dinding. Hifa ini tampak
sebagi sel-sel yang memanjang seperti pipa. Hifa semu merupakan hifa yang
menifestasinya ada yang berwarna dan tidak berwarna. Warna hifa sebanarnya
muda dan tua ternyata jga mempengaruhi warna koloni jamur. Jamur yang
termaksut dalam family dermatiacae hifanya berwarna hitam atau tengguli tua,
29
6. Spora
secara vegetative dan generative. Oleh sebab itu spora yang dihasilkan oleh
jamur dibedakan menjadi dua macam yaitu spora seksual dan spora aseksual.
dan oospore. Askospora dibentuk oleh dua sel yang sama bentuknya misalnya.
Pada golongan phycomycetes. Oospore dibentuk oleh dua sel yang berbeda
yang disebut kandidiasis pada kulit, mukos, dan organ dalam manusia. Beberpa
karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk seperti telur (ovoid) atau sferis
albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu bentuk seperti khamir dan bentuk
hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan mikrorganisme ini juga dapat berubah
dari berwarna putih dan rata menjadi kerut tidak beraturan, berbentuk bintang,
lingkaran, bentuk seperti topi, dan tidak tembus cahaya. Cendawan ini memiliki
30
Candida albicans merupakan jamur demorfik karena kemampuanya untuk
tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan
membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor ekstrenal
penderita diabetes militus karena kadar gula darah dan urin yang tinggi, serta pada
wanita hamil karena penimbunan glikogen dalam epitel vagina (Amelia, 2009).
Regnum : Eucaryotae
Subdivisio : Fungi
Class : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Familiar : Cryptococcaceae
Genus : Candida
31
Spesies : Candida albicans (Febiola, 2012)
2.4.3 Morfologi
Dinding sel Candida albicans terdiri dari lima lapisan yang berbeda dan
kompleks dengan tebal dinding sel 100-300 nm. Dinding sel Candida albicans
berfungsi untuk memberi bentuk pada sel, melindungi sel jamur dari
antigenik. Dinding sel tersebut juga merupakan target dari beberapa antimikotik
(Munawwaroh, 2016).
dari jamur Candida albicans ini adalah rasa gatal yang amat sangat pada Miss V
positif, berukuran 2-3 x 4-6 μm, memanjang menyerupai hifa (pseudohifa) dengan
32
Morfologi koloni Candida albicans pada medium padat Potato Dekstrosa
Agar, umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin
dan kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah tua.
Umur biakan mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan
Sel jamur Candida albicans berbentuk bulat atau bulat lonjong. Koloninya
permukaan halus, licin atau berlipat-lipat, berwarna putih kekuningan dan berbau
ragi. Besar koloni bergantung pada umur. Pada tepi koloni dapat dilihat hifa semu
sebagai benang-benang halus yang masuk kedalam medium. pada medium cair
(Sabaroud Glukosa Agar) atau PDA (Potatos Dexstrose Agar) selama 2-4 hari
pada suhu 37oC atau suhu ruang. Besar koloni jamur ini tergantung pada umur
33
biakan. Bagian tepi koloni Candida albicans berhifa semu sebagai benang-benang
halus yang masuk kedalam media, pada media cair biasanya tumbuh pada dasar
pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini dapat tumbuh
senyawa organik sebagai sumber karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan
dan proses metabolismenya. Unsur karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat.
metabolisme sel, baik dalam suasana anaerob maupun aerob (Febiola, 2012).
Jamur Candida memperbanyak diri dengan cara seksual yaitu spora yang
dibentuk langsung dari hifa tanpa adanya peleburan inti dengan membentuk tunas.
Spora Candida albicans disebut dengan Blastospora atau sel ragi Candida
2.4.5 Patogenesis
biakan maupun dalam tubuh. Bentuk jamur di dalam tubuh dianggap dapat
kelainan atau sebagai parasit patogen yang menyebabkan kelainan dalam jaringan.
34
berhubungan dengan ditemukannya Candida albicans dalam bentuk blatospora
1. Faktor endogen terdiri dari umur, imunologik, dan perubahan fisologik, seperti
(debility), karena tidak adanya daya dari tubuh (latrogenik), karena rusaknya
pengobatan.
1) Candidiasis mulut sering pada pedhet juga hewan dewasa, berupa bercak
putih pada mulut atau lidah. Bila diangkat akan tampak dasar yang
kemerahan dan erisive. Parleche berupa lesi pada sudut mulut yang
berbentuk fisur, terasa perih dan nyeri bila tersentuh makan atau air.
kadar gula darah dan urin yang tinggi serta pada wanita hamil karena
35
penimbunan glikogen dalam epitel vagina. Gejala gatal daerah vulva, rasa
genetik.
2.4.6 Epidemologi
(rectum, rongga mulut dan vagina). Prefalensi infeksi Candida albicans pada
36
2.4.7 Gambaran Klinis
Keparahanya berbeda antara satu wanita dengan wanita lain dan dari waktu ke
vagina dapat menyerag organ lain yaitu kulit, mukosa oral, bronkus, paru-paru,
usus dll. Candida biasanya tidak ditularkan melaui hubungan seksual (Widyatun,
2012).
Candida albicans adalah sel jamur sel tunggal, berbentuk bulat samapi
oval. Jumlah sekitar 80 spesies dan 17 diantaranya di temukan pada manusia. Dari
semua spesies yang ditemukan pada manusia, Candida albicans lah yang paling
invasive dari pada spora. Hal itu dikarenakan pseudohifa berukuran lebih besar
37
2.4.7.2 Gejala kandidiasis
terkena/terpapar. Infeksi pada vagina atau vulva dapat menyebabkan rasa gatal
yang parah, rasa terbakar, rasa sakit, dan iritasidan menimbulkan bercak-bercak
Efek antibiotik yang diharapkan terjadi pada satu wilayah tubuh, akan
wilaya genital/kemaluan. Bakteri flora yang normal yang terdapat pada daerah
kemaluan dan tidak berbahaya bagi tubuh akan banyak yang terbunuh oleh
antibiotik ini. Gejalanya, akan muncul kemerahan dan rasa gatal (jamuran pada
genital wanita dan genital pria) yang dapat berlangsung selama periode pemakain
1. Ketokonazol
lipofilik dan larut dalam air pada pH asam. Ketokonazol tropical yang
kosentrasi 200 mg, karena pada kosentrasi tersebut ketokonazol sudah mampu
yang merupakan sterol penting untuk membran jamur, penghambat ini dapat
38
mengganggu fungsi membran daan meningkatkan permeabilitas dari dinding
obat-obat tersebut. Hal ini dapat menyebabkan distrimia jantung yang parah,
sedatif agen-agen ini. Obat ini juga meningkatkan kadar tolbutamin dan
mual dan muntah. Ketokonazol sistematik tersedia dalam sediaan tablet 200
resisten, efek samping minimal dan harga yang terjangkau. Oleh karena itu,
39
obat ini paling banyak digunakan dalam pengobatan antifungi (Munawwaroh,
2016).
4. Kontrak Indikasi
2014).
Kertas diks ( paper disc ) ditetesi dengan suatu antibiotic yang akan diuji,
mikroorganisme uji secara merata dipermukaan agar plate. Difusi antibiotic dari
mikroorganisme uji disekitar paper disc pada jarak tertentu pada peper disc.
mikroorganisme terhadap antibiotika yang di uji yang terdapat dalam paper disc
(Syarif, 2014).
40
2.6.2 Metode Difusi Agar (sumuran)
Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan. Pada
metode ini, penentuan aktivitas didasarkan pada kemampuan difusi dari zat
antimikroba. Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode cakram
penelitian, kemudian setiap lubang/sumuran diisi dengan ekstrak yang akan diuji.
1. Bila inokulasi terlalu tipis, maka zona inhibisinya akan menjadi lebih luas,
2. Sebaliknya bila inoculum terlalu pekat, maka ukuran zona berukuran dan
3. Suhu Inkubasi
41
untuk pertumbuhan efektif diperpanjang dan akan terbentuk zona yang lebih
luas.
4. Waktu inkubasi
menyatakan dapat menggunakan waktu inkubasi 6 jam, namun hal ini tidak di
anjarkan untuk pekerjaan rutinitas dan hasilnya harus selalu ditetapkan setelah
waktu inkubasi.
5. Pengaruh pH
perbedaan jumlah zat uji yang berdifusi, pH juga menentukan jumlah molekul
6. Komposisi media
difusi antibiotika dan aktivasi dari zat – zat pembentukan medium ( Syarif
sendangkan kelemahan dari metode ini yaitu cara pembuatan media dalam
42
2.8 Kerangka Teori
Daun sirih hijau (Piper betle L.) memiliki aroma yang khas karena
mengandung minyak atsiri. Didalam minyak atsiri terdapat kandungan kimia yang
gula, pati dan asam amino. Telah diketahui bahwa beberapa komponen yang
dikandung oleh daun sirih hijau (Piper betle L.) diantaranya bersifat fungisid
alami. Karena sifatnya yang fungisid daun sirih (Piper betle L.) mampu
kesehatan reproduksi pada wanita yaitu fluor albus. Fluor albus (keputihan) atau
keluarnya cairan berlebihan dari genitalia eksterna merupakan hal yang paling
dimodifikasi yaitu dengan metode kertas dikst dengan cara membuat meletakan
kertas diks di atas padat yang telah diinokulasi dengan jamur (Hermawan. A,
2007).
Pada metode kertas diks di letakan di atas media padat yang telah
diinokulasi dengan jamur. Jumlah kertas diks yang diletakan diatas disesuaikan
dengan tujuan penelitian, kemudian setiap kertas diks diisi dengan ekstrak yang
akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi, dilakukan pengamatan untuk melihat ada
43
2.9 Kerangka Konsep
Metode Difusi
Zona hambat
Keterangan :
44
BAB III
METODE PENELITIAN
cara kuantitatif metode difusi untuk melihat kemampuan ekstrak daun sirih hijau
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah daun sirih hijau (Piper betle L.)
3.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun sirih
hijau (Paper betle L.) yang di peroleh dari Kabupaten Gowa, Kecamatan
45
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
sampling.
- Daun muda
Variabel bebas pada penelitian ini adalah efektivitas ekstrak daun sirih
1. Ekstrak Daun Sirih adalah cairan yang di peroleh dari hasil ekstrak kemudian
invitro yang diinokulasikan pada media SDA yang telah diberikan ekstrak
daun Sirih hijau dalam berbagai macam kosentrasi yang ditandai dengan
46
3. Uji sensitivitas jamur merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat
4. Media SDA adalah media selektif untuk pertumbuhan jamur dan menghambat
pertumbuhan bakteri.
padat yang sebelumnya telah diinokulasi dengan jamur uji. Setelah diinkubasi
dalam jangka waktu tertentu akan tampak zona hambat disekitar cakram.
3.8.1 Alat
tabung reaksi, mikropipet, kertas diks, bunsen, korek api, ose, vortex, cawan petri,
rak tabung, autoclave, erlenmeyer, kamera, pingset dan jangka sorong, gunting,
3.8.2 Bahan
Ekstrak daun sirih hijau, Kultur biakan Candida albican, aquadest steril,
Media, Sabaroad Dekstrokse Agar (SDA), masker, hendscon, tisu, almunium foil,
spidol, Mc farland 0,5%, NaCl 0,9%, kertas saring, antibiotik ketokonazol, dan
47
3.9 Prosedur Kerja
Sampel daun sirih hijau (Piper betle L.) di ambil langsung di pohonnya
di daerah Gowa
Alat-alat yang digunkan untuk uji aktivitas jamur seperti alat-alat gelas
yang berupa tabung reaksi ditutup dengan kapas secukupnya. Labu takar, dan
alat-alat gelas lainnya dibungkus kertas dengan rapat dimasukan kedalam oven
(pemanasan kering) dan disterilkan pada suhu 121oC selama 2 jam. Sterilisasi
3. Sterilisasi basah
Alat dan bahan yang tidak tahan pemanasan kering seperti media,
5 menit.
dalam autoclave pada suhu 121oC selam 15 menit setelah itu di tuang ke
48
3.9.2 Tahap Pelaksanaan
Larutan kontrol positif (+) yang digunakan yaitu ketokonazol 2%. dibuat
reaksi.
0,9%
49
4) Daun sirih yang dikeringkan, dipotong-potong dan di haluskan dengan
50%.
4) Beri label pada masing-masing botol yang telah diisi ekstrak daun sirih
50
5. Pengujian efektivitas ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap jamur
Candida albicans
2) Dituang media SDA cair yang telah kedalam cawan petri yang berisi
5) Diletakan 4 buah kertas disk pada permukaan Media SDA yang telah
jangka sorong.
51
3.10 Analisa Data
Hasil uji labolatorium akan disajikan dalam bentuk table dan selanjutnya
52
3.11 Alur Penelitian
Sampel
Preparasi sampel
Medium SDA
Uji Sensitivitas
Hasil penelitian
Analisa Data
Pembahasan
Kesimpulan
53
BAB IV
daun sirih hijau yang di uji pada jamur Candida albicans pada tanggal 6 – 14 Juni
tabel berikut :
4.1.1 Tabel 4.1 hasil pengukuran zona hambat ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans pada
inkubasi 24 jam.
(Piper betle L.) di dapatkan rata-rata zona hambat pada konsentrasi 20% sebesar
17,3 mm, konsentrasi 40% sebesar 23,85 mm, dan pada konsentrasi 50% sebesar
28,7 mm.
54
Tabel 4.2 hasil penelitian uji daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans pada
inkubasi 48 jam.
Perlakuan Zona Hambat (mm) Ekstrak Daun Sirih Hijau
20% 40% 50% Kontrol
(+)
1 20 mm 20 mm 30,2 mm 20 mm
2 17 mm 33 mm 20 mm 20 mm
3 20 mm 20 mm 40 mm 20 mm
Rata-rata 19 mm 24,3 mm 30,1 mm 20 mm
Berdasarkan pada tabel 4.2 pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L.) di dapatkan rata-rata zona hambat pada konsentrasi 20% sebesar
19 mm, konsentrasi 40% sebesar 24,3 mm, dan pada konsentrasi 50% sebesar
30,1mm.
dengan inkubasi 24 jam dan 48 jam. Dapat dilihat pada gambar berikut :
55
40
Rata-rata diameter zona hambat
35
30
25
(mm)
20 1 x 24 jam
2 x 24 jam
15
10
5
20% 40% 50% Kontrol +
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.)
4.2 Pembahasan
untuk mengambarkan keterangan langsung daya hambat ekstrak daun sirih hijau
Kelurahan Bontomanai. Sampel daun sirih yang diambil adalah daun muda yaitu
pucuk pertama sampai tangkai keenam. Hal ini dilakukan pada daun sirih yang
lebih muda akan lebih banyak mengandung minyak atsiri (pemberi bau aromatik
khas).
56
Sampel yang didapat kemudian dibawah ke laboratorium kimia Fakultas
Tehnik Kimia Universitas Hasanuddin untuk dilakukan proses ekstrak daun sirih
dan pembuatan kosentrasi ekstrak serta pengujian aktivitas anti jamur dilakukan
Dalam penelitian ini, digunakan metode mesarasi untuk ekstrak daun sirih
hijau. Ektraksi adalah suatu proses pemisahan atau penarikan zat kimia dari bahan
yang tidak larut dengan menggunakan pelarut tertentu. Mesarasi adalah salah satu
jenis metode ekstraksi yang paling sederhana yang bertujuan untuk menarik zat-
zat yang berkhasiat yang tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan.
Pelarut yang digunakan dalam ekstrak ini adalah etanol 96% merupakan alkohol
murni sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna dan
Etanol ini bersifat lebih selektif, kapang dan bakteri sulit tumbuh dalam etanol
20% ke atas, tidak beracun, netral absorbsinya baik, etanol dapat bercampur
dengan air (bersifat polar) pada segala perbandingan, etanol tidak menyebabkan
pembengkakan membran sel dan memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut. dan
Ketokonazol merupakan obat anti jamur sistemik pertama yang berspektum luas
yang bersifat lipofilik dan larut dalam air dan bersifat fugisidal. Aktivitasnya
menghambat sintesis egosterol sebuah molekul sterol ysng di produksi oleh fungi
57
ini bertujuan untuk mengetahui apakah jamur yang digunkan apakah masih layak
untuk diuji.
,40%, dan 50%. Pembuatan konstrasi ini didasarkan pada penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh (Putri S dan dkk, 2015). Konsentrasi yang dibuat kemudian
karena akuades steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba
dapat tersebar secara merata pada permukaan media. Pemilihan media SDA
sebagai media pembiakan jamur karena SDA merupakan media standar WHO
yang baik untuk menguji efektivitas anti jamur dengan metode difusi cakram.
Fungsi dari media SDA adalah media selektif untuk pertumbuhan jamur dengan
konsentrasi yang tinggi dimasukan sebagai sumber energi dan agar sebagai bahan
pemadat.
Metode yang digunakan dalam menguji daya hambat ekstrak daun sirih
hijau terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans ini adalah metode difusi
cakram. Metode ini merupakan metode paling umum untuk menguji kepekaan
mikroorganisme terhadap bahan yang diuji, dan juga memiliki beberapa kelebihan
58
yang dibutuhkan antara lain, mudah dilakukan, alat dan bahan mudah diperoleh,
zona hambat yaitu zona dimana jamur tidak tumbuh pada sekitar disk akibat
pengaruh dari ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan jamur Candida
konsentrasi 20% didapatkan diameter zona hambat dengan rata-rata 17,3 mm,
rata-rata 23,85 mm, sangat kuat (sensitiv) konsentrasi 50% didapatkan diameter
zona hambat dengan rata-rata 28,7 mm sangat kuat (sensitiv), dan konsentrasi.
Sedangkan pada kontrol positif didapatkan diameter zona hambat dengan rata-rata
22,7 mm sangat kuat (sensitiv), dapat dikatakan adanya zona hambat, bersifat
sensitiv pada semua konstrasi dan antibiotik. Namun pada plate ke 3 cuman terjadi
sedikit pertumbuhan, karena adanya perlakuan yang berbeda untuk jamur yaitu
dengan masa inkubasi lebih lama akan lebih baik untuk pertubuhannya. Diameter
hambatan pertumbuhan jamur ini di tandai dengan adanya zona bening disekitar
pertumbuhan jamur.
hambat yang terbentuk yaitu variasi media, ukuran inokulum, waktu inkubasi,
ketebalan agar, dan hal ini dapat mempengaruhi difusi anti mikroba atau aktivitas
59
Pada Inkubasi 48 jam terjadi peningkatan efektivitas daya hambat ekstrak
daun sirih hijau terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans diperoleh bahwa
kuat (intermediet), pada konsentrasi 40% diameter zona hambat dengan rata-rata
24,3 mm sangat kuat (sensitiv), pada konsentrasi 50% diameter zona hambat
dengan rata-rata 30,1 mm sangat kuat (sensitiv). Sendangkan pada kontrol positif
dapat dikatakan adanya zona hambat, bersifat sensitiv pada semua konsentrasi dan
meningkat jika faktor lingkungan mendukung (suhu, kondisi fisik kimia jamur,
konsentrasi zat dan lain sebagainya). Menurut Haryadi (2012) beberapa antijamur
masa inkubasi 24 jam dan 48 jam yang diduga akibat adanya viskositas atau
viskositas maka proses difusi zat anti jamur ke dalam media semakin rendah.
Hasil penelitian ini menunjukan kontrol positif bersifat fungisidal atau dapat
membunuh jamur sehingga disebut zona radikal yaitu zona dimana disekitar diks
60
Menurut Greenwood (2005) menyatakan bahwa apabila diameter zona
tersebut ekstrak daun sirih hijau yang diinkubasi selama 24 jam dan 48 jam
fugisid karvikol dan karvakol yang merupakan turunan dari fenol yang
mempunyai daya anti septik 5 kali lebih kuat di banding fenol biasa (Bakterisid
dan Fungisid). Kemampuan ekstrak daun sirih hijau memiliki efektivitas sebagai
anti jamur dikarenakan zat-zat aktif yang dikandung oleh tumbuhan ini.
Berdasarkan berbagai hasil penelitian yang pernah dilakukan, ekstrak daun sirih
hijau ini mengandung senyawa aktif fenol, dan fenol ini mempunyai turunan
yaitu karvakol, kavikol, eugenol dan tanin .Seperti yang telah di jelaskan bahwa
komponen fugisid daun sirih hijau (Piper betle L.) terdapat pada karvakol dan
kavikol, yang memiliki efek yang saling mendukung sehingga senyawanya dapat
Mekanisme kerja zat fenol yang terdapat dalam ekstrak daun sirih dapat
hal ini mengakibatkan protein berubah sifat, aktifitas biologisnya menjadi rusak
61
protein sel maka semua aktivitas metabolisme sel dikatalisis oleh enzim sehingga
mikroba atau jamur tidak dapat bertahan hidup. Dan eugonol sebagai anti mikroba
sintesis khitin yang digunakan untuk membentuk dinding sel pada jamur dan
merupakan senyawa yang bersifat lipofilik sehingga mudah terikat pada dinding
hambat dari masa inkubasi 24 jam ke masa inkubasi 48 jam. Sifat suatu
membandingkan hasil pengukuran zona hambatan pada saat masa inkubasi yaitu
24 jam dan 48 jam. Pada grafik ditunjukkan hasil daya hambat ekstrak daun
hambatan yaitu zona bening yang terbentuk disekitar sumur setelah masa
inkubasi 48 jam.
62
membunuh dan menghentikan aktivitas fisiologis dari mikroba uji meskipun
kedalam media SDA, temperatur inkubasi, waktu inkubasi yang lebih lama
dibutuhkan untuk pertumbuhan efektif diperpanjang dan akan terbentuk zona yang
Hasil uji daya hambat ekstrak daun sirih pada berbagai konsentrasi
Hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh
Putri S dan dkk (2015). menunjukan bahwa berefeknya ekstrak daun sirih sebagai
antiseptik dimungkinkan karena kandungan pada ekstrak daun sirih berupa fenol
mampu menurunkan jumlah Candida albicans pada kosentrasi 20% sampai 100%.
Penelitian ini menunjukan bahwa semakin kecil kosentrasi, maka semakin sedikit
bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
di lakukan.
63
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di dapatkan hasil ekstrak
daun sirih hijau dapat membunuh pertumbuhan jamur Candida labicans. Dimana
semakin besar konsentrasinya maka semakin besar pula zona hambat terhadap
pertumbuhan jamur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pelezar dan Chan (1986),
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
1. Hasil ekstrak daun sirih hijau dapat membunuh pertumbuhan jamur Candida
anti jamur dikarenakan zat-zat aktif yang dikandung oleh tumbuhan ini yang
bersifat fungisidal.
2. Dari 3 konsentrasi yang dibuat, yang paling efektiv adalah pada konsentrasi
50% baik itu inkubasi 24 jam dan 48 jam, dengan melihat terbentuknya
5.2 Saran
2. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagian zat aktif senyawa kimia
ekstrak daun sirih hijau yang mempunyai efek paling berpotensi dalam
65
DAFTAR PUSTAKA
Amelia Putri, 2009. Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Kandidiasis Vagina
Pada Akseptor Kontrasepsi Hormonal. Fakultas Kedokteran Sebelas
Maret Surakarta
Amelinda. Rahma Teta. 2012. Candida albicans. HTTP://CANDIDA ALBICANS-
BEIBIS-A-17. Htm, diakses 6 Mei 2016
Ariningsih, R. I. 2009. Isolasi Streptomyces dari Rizosfer Familia Poaceae yang
berpotensi menghasilkan Antijamur terhadap Candida albicans.
Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Artanto sidna, 2008. Candidiasis dan pathogenesis. Avilable From URL : http://
adasidna.blogspot.com/2008/03/candidiasis-patogenesis-dan.html.
Accessed : Februari 11 2013. Makassar
Damanik, Desta Dona Putri dkk., 2014. Ektrak Katekin Dari daun Gambir
(Uncaria gambir roxb) dengan metode Mesarasi. Fakultas Teknik
Kimia. Universitas Sumatera Utara
Damayanti, Yuanita. 2012. Jamur Candida albicans. http// Keputihan Jahat Jamur
Candida albicans . htm, diakses 6 Mei 2016.
Diah, 2012. Candida Vaginalis. nhttp://pengertian.Candida Vaginalis . Jurnal.
Bidan. Diah.html. diakses Mei 2016
Febiola, 2012. Uji Daya Antijamur Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza)
Dalam Pasta Sebagai Pembersih Gigi Tiruan Resin Ekrilik
Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Skripsi. FKG Universitas
Jember.
Hendrawati. 2010. Candida albican. Dikutip http://mikrobia.files.wordpress.com.
(10 November 2010).
Hermawan, A., Hana, E., dan Tyasningsi, W. 2007. Pengaruh Estrak Daun Sirih
(Piper betle L.) Terhadap Pembuhanrtu Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dengan Metode Difusi Disk. Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Airlangga.
Irianto. K, 2013. Mikrobiologi Medis (Medical Microbiology). Yrama Widya
Bandung. ALFABETA, cv Bandung
Inayatullah S, 2012. Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Program Studi
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah. Jakarta
66
Irianto, K. 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, dan Virologi Medis.
ALFABETA, cv Bandung.
Istiqoma, 2013. Perbandinga Metode ekstraksi Mesarasi dan sokletasi Terhadap
Kadar Piperin Buah Cabe Jawa (Piper rerofracti Fructus). Program
Studi Faramsi. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta :
Jakarta
Munawwaroh R, 2016. Uji Aktivitas Antijamur Jamu Madura “Empot Super”
Terhadap Jamur Candida albicans. Skripsi. Fakultas Sain dan
Teknologi Universitas Islam Negri (UIN) : Malang
Magdalena, Dr. 2009 Candida Albicans Departemen Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Usu
Maytasari M.Galu, 2010. Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Siri
Hijau, Minyak Atsiri Daun Siri Merah dan Resik-V Sabun Siri
Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Secara Invitro. Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senywa, Dan Identifikasi Senywa Aktif.
Program Studi Farmasi Fakultyas Ilmu Kedokteran UIN Alauddin
Makassar : Makassar
Prayoga, Eko. 2013. Perbandingan Efek Ekstrak Daun Siri Hijau (Piper betle L)
Dengan metode Difusi Disk dan Sumuran Terhadap Pertumbuhan
Bkteri Staphylococcus aureus. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan. Universitas Islam Negri Syarif Hidyatullah Jakarta :
Jakarta
Putri. Dkk, 2015. Perbandingan Daya Hambat Larutan Antiseptic Povidone
Iodine Dengan Ekstrak Daun Sirih Terhadap Candida Albicans
Secara In Vitro. Jurnal kesehatan andalas 4 (3)
Rostinawati, Tina. 2009. Aktivitas antibakteri Ekstrak Etanol Buga Rosela
(Hibicus sabdariffa L.) Terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi
dan Stapylococcus Aureus dengan metode Difusi Agar. Fakultas
Farmasi. Universitas Padjadjaran Jatinangor : Jatinangor
Syarif, Andi Muh. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Manggis
(Gracinia Mangostana L) Terhadap Shigella sp. Jurusan Analis
Kesehatan. Stikes Mega Rezky Makassar : Makassar
Umar, B. (2012). Penuntun Praktikum Mikologi.
Utami dkk, 2015. Pengaruh Jenis Sirih Dan Variasi Konsentrasi Ekstrak Terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida Albicans. Dosen Jurusan Tadris IPA
Biologi FITK IAIN Mataram
67
Widyatun, Diah, 2012. Pengertian Candida albicans. http://jurnal.pengertian.
Candidiasis Vaginalis_Jurnal Bidan Diah.htm, diakses 6 Mei 2016.
Yudistira. 2008. Penuntun dan Laporan Praktikum Mikologi.
Zuraidah, 2015. Pengujian Ekstrak Daun Sirih (Piper sp) yang di gunakan oleh
para Wanita di Gapong Dayah Bubue, Pidie dalam Mengatasi
Kandidiasis Akibat Cendawan Candida albicans. Dosen FTK
Program Studi Pendidikan UIN Ar-Raniry, Ba
68
L
N
69
Lampiran 1
a. Mycological pepton 10 gr
b. Glukosa 40 gr
c. Agar 15 gr
1. Disterilkan cawan petri serta erlenmeyer pada autoklave pada suhu 121oC
selama 15 menit.
perhitungan :
𝑔𝑟 ×𝑣𝑜𝑙
Gr = 1000 𝑚𝑙
Dimana :
b. gr adalah jumlah gram yang tertera pada botol media SDA dalam 1000
ml akuadest
𝑔𝑟 ×𝑣𝑜𝑙
Gr = 1000 𝑚𝑙
65 ×100
= 1000 𝑚𝑙
= 6,5 gram
70
4. Disterilkan media dengan menggunakan autoklave pada suhu 121oC
selama 15 menit.
6. Dituang media pada plate steril, dimana masing-masing plate berisi ±20 ml
medi SDA.
posisi terbalik.
dihomogenkan.
M1 . V1 = M2 . V2
100 = 20 × 10
= 2 ml
71
d. Diberi label pada masing-masing botol yang telah diisi ekstrak daun sirih
72
Lampiran 2
Dokumentasi Penelitian
73
Lampiran 3
74
Lampiran 4
75