Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Pada tanggal………………….
Tim penguji :
1. ………
3. ………
Mengetahui
KETUA
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
dengan judul “Gambaran pengetahuan Ibu Nifas tentang tanda – tanda bahaya
masa nifas di Puskesmas Borong tahun 2017 “.Proposal penelitian ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
Paulus Ruteng.
pihak, proposal penelitian ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
2. Ibu Fransiska Nova Nanur, S.SiT., M.Kes selaku ketua program studi D III
3. Ibu Fransiska Nova Nanur , S.SiT., M.Kes , selaku Dosen Pembimbing 1 yang
penulis .
iv
5. Seluruh Dosen dan Staf Prodi D III Kebidanan STIKES Santu Paulus Ruteng
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan proposal penelitian
selanjutnya. Semoga Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Ruteng, ………………..2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR SINGKATAN xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Keaslian Penelitian 7
1. Pengertian Pengetahuan 11
2. Tingkat Pengetahuan 12
vi
4. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 16
1. Pengertian Nifas 18
C. Kerangka Teori 43
D. Kerangka Konsep 44
C. Populasi Sampel 48
D. Variabel Penelitian 48
E. Defenisi Operasional 49
F. Instrumen Penelitian 49
vii
J. Etika Penelitian 56
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR SINGKATAN
cm : centi meter
gr : gram
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ibu meninggal saat hamil, bersalin dan nifas, yang di sebabkan oleh berbagai
faktor, kehamilan dengan resiko, persalinan yang berakhir dengan komplikasi dan
infeksi pada masa nifas dan yang paling tinggi adalah persalinan dengan
perdarahan. Tinggi nya angka kematian ibu hamil, nifas dan bersalin menunjukan
kehamilan dan bersalin infeksi pada masa nifas juga menyumbang angka
Masa nifas adalah masa pasca persalinan belum lagi anggapan dan mitos
yang beredar membuat para ibu semakin bingung menjalani hari-hari di masa
nifas. Proses pemulihan rahim dan alat-alat reproduksi membutuhkan waktu yang
berbeda bagi tiap orang. Involusi erat kaitannya dengan masa nifas, Involusi
adalah proses mengecil kembali rahim ke ukuran semula. Hal ini tentunya terjadi
instrument reproduksi belaka. Kala ini, banyak ibu yang harus bersiap
menghadapi tantangan baru menjadi seorang ibu. Bukan hal mudah membiasakan
diri untuk berperan sebagai ibu. Ibu yang secara mentalitas belum dewasa,
1
2
kepada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan
nifas. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012 menyebutkan bahwa AKI tahun
2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami peningkatan
dibandingkan AKI tahun 2002 yaitu sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup
(SDKI, 2012) .Tahun 2015 mengalami penurunan yaitu 305 per 100.000 kelahiran
hidup (Profil Dinas Kesehatan Indinesia tahun 2015) . Berdasarkan laporan profil
menunjukan bahwa perubahan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
selama periode 3 tahun (2013 – 2015) menurun, pada tahun 2013 176 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2014 menurun menjadi 169 per 100.000 kelahiran hidup,
sedang tahun 2015 menjadi 133 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Dinas
Kematian ibu nifas di NTT tahun 2015 berjumlah 60 orang dari jumlah
ibu nifas 87.199 orang (Profil Dinas Kesehatan NTT 2015), untuk Kabupaten
Manggarai timur 1 orang dari jumlah ibu nifas 5707 orang (Dinkes Manggarai
Timur) dan Puskesmas Borong: 1 orang dari jumlah ibu nifas 774 orang
(Puskesmas Borong). Tahun 2016 jumlah kematian ibu nifas untuk Kabupaten
Manggarai Timur: 1 orang dari jumlah ibu nifas 5457 orang (Dinkes Manggarai
Berdasarkan data tersebut di atas, kematian ibu pada masa nifas biasanya
secara efektif (atonia) , plasenta masih tertinggal di dalam rahim baik seluruhnya
atau sebagian ,perlukaan jalan lahir / laserasi di vagina atau di serviks (leher
infeksi nifas / sepsis (penyebab nya: kurangnya perawatan luka). Jumlah kematian
ibu nifas karena infeksi nifas 10 %, eklamsi, jumlah kematian ibu nifas karena
nifas , namun berdasarkan data bulan Desember 2016 di dapatkan dari 705 orang
ibu nifas yang mempunyai masalah masa nifas diantaranya 5 orang dengan
masalah penyulit menyusui yaitu bendungan ASI, 2 orang ibu nifas dengan
masalah infeksi, 3 0rang ibu nifas dengan masalah perdarahan setelah melahirkan,
masalah bahaya masa nifas. Data tersebut merupakan sebagian data dari ibu nifas
dengan masalah bahaya masa nifas yang di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga
kesehatan. Tapi sebenarnya masih banyak ibu nifas yang mengalami masalah
bahaya masa nifas, yang tidak di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan.
Penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang tanda dan bahaya
masa nifas yang di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: factor pendidikan,
usia, sosial ekonomi, social budaya, lingkungan, informasi, pengalaman dan juga
4
(Notoatmodjo, 2009 ) . Asuhan masa nifas sangat di perlukan dalam periode masa
nifas karena masa nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi. Di perlukan
peran serta masyarakat terutama ibu nifas untuk memiliki pengetahuan tentang
tanda dan bahaya masa nifas .Selain itu juga diperlukan peran serta dari tenaga
nifas dan melakukan kunjungan nifas .Dari upaya tersebut diharapkan dapat
mengetahui dan mengenal secara dini tanda dan bahaya masa nifas .
(Notoatmodjo, 2009)
Disamping itu asuhan kebidanan pada ibu saat persalinan, masa nifas dan
bayi baru lahir juga merupakan bagian yang sangat penting.Bidan memiliki
peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan masa nifas. Seperti
Anggraini, 2010).
ibu nifas dan dari hasil wawancara dengan 10 ibu nifas , ditemukan 7 diantaranya
memiliki pengetahuan yang kurang tentang tanda – tanda bahaya masa nifas .
B. Rumusan Masalah.
penelitian ini adalah” Bagaimana gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Borong Tahun 2017.
C. Tujuan penelitian
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
dan pekerjaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis :
Sebagai penambah literatur tentang tanda – tanda bahaya pada masa nifas di
tanda bahaya masa nifas dan tahu kapan waktu yang tepat untuk
masa nifas.
c) Bagi Bidan
masyarakat untuk lebih peduli terhadap ibu nifas dan dapat berperan aktif
nifas.
atau penyuluhan pada ibu nifas dan dapat dijadikan masukan serta
7
F. Keaslian Penelitian
penelitian yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-
tanda dan bahaya masa nifas di Puskesmas Borong tahun 2017 Kecamatan
responden
(63,9 %) ,
kategori
kurang
sebanyak 8
responden
(22,2 %)
(38,2 %)
dan
eliminasi :
BAK dan
BAB (47,1
%) .
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
Hanya saja dalam hal keyakinan, objek yang didasari sebagai “ada”
tersebut tidak perlu harus ada sebagaimana adanya. Sedangkan dalam hal
11
12
yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan
sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari
tersebut.
2. Tingkat Pengetahuan
yaitu:
a. Tahu (know)
sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisis (analysis)
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
Dewi, 2010).
e. Sintesis (syntesis)
f. Evaluasi (evaluation)
telah ada, misal: dapat menafsirkan tanda bahaya masa nifas (Wawan
a. Cara Kuno
meliputi:
2010).
b. Cara modern
amati.
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
kehidupan keluarga.
3) Umur
Dewi (2010), Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai dari
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan
2) Sosial Budaya
1) Baik : ≥76%-100%
3) Kurang : 40%-55%
4) Buruk : ≤ 40 %
1. Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
adalah periode waktu selama enam sampai delapan minggu setelah persalinan.
Periode pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin
wanita pada kondisi tidak hamil. Periode ini juga disebut periode puerperium,
dan wanita yang mengalami puerperium disebut puerperal. Proses ini dimulai
seperti keadaan sebelum hamil atau tidak hamil sebagai akibat adanya
19
minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
sampai enam minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran
merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi
tidak hamil yang normal. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
20
Menurut Marmi (2012), peran serta tanggung jawab bidan dalam masa
nyaman.
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama masa nifas.
tiga periode:
dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh
c. Remote puerperium adalah waktu yang diprlukan untuk pulih dan sehat
1) Involusi
2) Lochea
Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ke empat masa
post partum
3) Serviks
laserasi/perlukaan kecil.
haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur
cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu dua atau tiga
24
hari dapat di tolong dengan pemberian gliserin spuit atau diberikan obat
sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus
sfingter ini selama persalinan, juga oleh adanya oedema kandung kemih
pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi
akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak
1) Hormon plasenta
2) Hormon Oksitosin
2010).
26
1) Suhu Badan
Pada 24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5 °c
cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal suhu badan akan biasa
lagi. Pada hari ketiga suhu badan akan naik lagi karena adanya
anggap nifas terganggu kalau ada demam lebih dari 38°c pada kedua
hari berturut- turut pada hari kesepuluh yang pertama post partum,
2) Nadi
Sehabis melahirkan denyut nadi tidak akan lebih cepat. Setiap denyut
nadi yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin
3) Tekanan Darah
4) Pernafasan
dan denyut nadi. Apabila denyut nadi dan suhu tidak normal
400 cc. Bila kelahiran melalui sectio caesaria kehilangan darah dapat
terjadi dua kali lipat Perubahan terdiri dari volume darah dan
cenderung stabil dan kembali normal setelah empat sampai enam minggu
h. Perubahan Hematologi
post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan semakin menurun tetapi
28
dimana sel darah putih dapat mencapai 15.000 selama persalinan akan
tetapi tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa post partum. Jumlah
sel darah putih bisa saja naik lagi sampai 25.000-30.000 tanpa adanya
awal masa post partum sebagai akibat dari volume darah, volume plasenta
dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan di
pengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira selama
kelahiran dan masa post parum terjadi kehilangan darah sekitar 200-500
tiga sampai hari ke tujuh post partum dan akan kembali normal dalam
2010)..
nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi dan untuk mencegah,
perdarahan berlanjut.
bau.
tanda-tanda penyulit.
bau.
30
tanda-tanda penyulitan.
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi alami.
adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya atau
komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau
sebagai berikut:
24 jam setelah anak lahir (Marmi, 2012). Menurut waktu terjadinya dibagi
terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia
31
yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke lima sampai
hari ke 15 post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan lahir dan
(1) Grandemultipara.
dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari
berbau busuk.
(b) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih
(c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga
(Sofian, A, 2011).
dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-
(Sofian, A, 2011).
lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea banyak dan
yaitu:
34
2) Peritonitis umum
Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut
kadang muntah.
rendah (sistol < 160 mmHg dan distolnya 110 mmHg. Pusing dan
lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila kadar
haemoglobin rendah.
rendah.
4) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat besi setidaknya
benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam
1) Istirahat baring
gejala syok, harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi hal
berikut:
lakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus
pecah.
(6) Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang
Umumnya produksi ASI baru terjadi pada hari kedua atau ketiga pasca
payudara yang tidak lecet. Selain itu puting lecet dapat disebabkan
oleh karena cara menyusui dan perawatan payudara yang tidak benar
dan infeksi monelia, bila lecetnya luas, menyusul 24-48 jam ASI
1) Bendungan ASI
(a) Penyebab
(b) Gejala
(c) Penatalaksanaan
menyusui
menyusui.
2) Mastitis
(b) Penatalaksanaan:
2) Sangga payudara
3) Kompres dingin
2005)
3) Abses payudara
respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu, juga karena
(Marmi, 2012).
emosi.
(b) Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam
akan lahir.
melahirkan sepeti labilitsas efek kecemasan dan depresi pada ibu yang
1) Buruk Mimpi
2) Insomnia
3) Phobia
4) Kecemasan
C. Kerangka Teori
D. Kerangka Konsep
baik
kurang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Lingkungan
5. Sosial budaya
Keterangan;
: Ditelit : Diteliti
: Tidak diteliti
METODOLOGI PENELITIAN
utama untuk membuat gambaran atau deskrpsi suatu keadaan secara objektif.
2010). Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-
1. Lokasi:
Borong.
2. Waktu:
2007 Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan januari tahun 2018.
47
48
1. Populasi
penelitian ini populasinya adalah ibu nifas yang ada di Wilayah Puskesmas
orang.
2. Sampel
2009). Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang ada
(Notoadmodjo, 2012).
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
penelitian dalam penelitian ini adalah variable tunggal yaitu tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di puskesmas Borong kecamatan
49
Borong tahun 2017 (merupakan suatu objek yang akan diteliti dan mempuyai
variasi nilai).
E. Definisi Operasional
(Riwidikdo,
2010)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
50
baik (cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah. Jenis
dua alternatif jawaban yaitu benar dan salah. Pernyataan positif (favorable), jika
menjawab benar diberi nilai 1, dan jika menjawab salah diberi nilai 0, sedangkan
untuk pernyataan negatif (unfavorabel), jika menjawab benar maka diberi nilai 0
dan jika menjawab salah diberi nilai 1. Kuesioner yang akan dibagi kepada
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
2010).
𝑟𝑥𝑦= 𝑁⅀𝑋𝑌−(⅀𝑋)(⅀𝑌)
√{𝑁⅀𝑋2 −(⅀𝑋)2 }{𝑁⅀𝑌2 −(⅀𝑌)2 }
Keterangan:
N = Jumlah Kuesioner
hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan instrumen valid atau tidak, harga
tersebut dibandingkan dengan harga r tabel. Jika rxy lebih besar dari r tabel
kecamatan Borong.
52
2. Uji Reliabilitas
𝐾 𝑉𝑡 − ⅀𝑝𝑞
𝑟11 = ( )( )
𝐾−1 𝑉𝑡
Keterangan:
K = banyaknya soal
Dari perhitungan juga harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi
nilaai r. Angket atau kuesioner dikatakan reliable apabila nilai r total lebih
besar dengan nilai reliabilitas lebih besar dari 0,6 (Ghozali dalam Rinasulis,
2012).
53
1. Data Primer
2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer
diperoleh secara langsung dari sumbernya atau obyek penelitian oleh peneliti
perorangan atau organisasi (Riwidkdo, 2009). Data primer dalam penelitian ini
adalah pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas di puskesmas
Borong kecamatan Borong tahun 2017, yang didapat dari pengisian kuesioner
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dari
obyek penelitian (Pimidikdo, 2009). Data sekunder diperoleh dari tempat lain
dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Dalam penelitian ini yang termasuk
data sekunder adalah jumlah ibu nifas di Puskesmas Borong yang di peroleh
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
karena hanya angka yang dapat diolah secara statistik dengan bantuan
program komputer. Data berskala interval dan ratio tidak perlu dikoding
1) Pernyataan Positif :
Benar: kode 1
Salah: kode 0
2) Pernyataan Negatif
Benar: kode 0
Salah: kode 1
c. Entry
program computer.
55
d. Cleaning
yang keluar dari range, tidak konsisten secara logis atau punya nilai
extreme.
2. Analisis Data
nifas. Penguji data dalam penelitian ini akan menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝑓
× 100%
𝑁
Keterangan:
f : Frekuensi
N : Jumlah Responden
J. Etika Penelitian
3. Confidentiality (kerahasiaan)
kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2014. Data diambil dari menteri kesehatan RI 2012. Diakses melalui
http://www.google.co.id/search?
Depkes Ri. 2007. Data diambil dari profil kesehatan Indonesia 2010. Diakses
melalui http://www.google.co.id/search?
Evi A, 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Masa
NifasDi BPJS Siti Muwarni Batuwarno Wonogori. Karya Tulis Ilmiah
Profil Kesehatan NTT, 2015. Angka Kematian Ibu dan Anak. Kupang. Dinas
Kesehatan Propinsi NTT.
Profil Dinkes Manggarai Timur. 2016. Angka Kematian Ibu dan Anak. Borong.
Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur.
Profil KIA Puskesmas Borong. 2016. Angka Kematian Ibu dan Anak. Borong.
Puskesmas Borong.
57
KUESIONER GAMBARAN TINGKATPENGETAHUAN IBU NIFAS
I. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikkan :
SD
SMP
SMU/ SEDERAJAT
PT
Pekerjaan :
Petani
PNS
TNI / POLRI
Wiraswasta
Alamat :
II. Pernyataan
Petunjuk : B = Benar
S = Salah
NO BENAR SALAH
1 B
2 B
3 B
4 S
5 S
6 B
7 B
8 B
9 S
10 B
11 B
12 S
13 S
14 B
15 S
16 B
17 S
18 B
19 B
20 S
21 S
22 B
23 S
24 B
25 S
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth……………………..
Di Tempat
Dengan hormat,
Peneliti
(Edeltrudis P. Deho)
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjan :
Alamat :
Borong,…………….2018
Responden
(…………………..)