Disusun Oleh :
Sheryn Feby Meliyani
P1337424619005
Laporan ilmiah Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas pada Ny. S Usia 27 Tahun
P3A0 13 Jam Post Partum Fase Taking In, telah diperiksa dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Blora, 2022
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.4 Manfaat...................................................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................19
4.3 Analisa.................................................................................................................19
4.4 Penatalaksanaan...................................................................................................19
BAB V PENUTUP.....................................................................................................20
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
ii
KATA PENGANTAR
Blora, 2022
iii
Penulis
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan sesuai standar..
Bidan memegang peranan penting dalam upaya pemerintah untuk
meningkatkan kesehatan dan pengertian masyarakat melalui konsep promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam standar pelayanan kebidanan, bidan
memberikan pelayanan bagi ibu pada masa nifas melalui kunjungan rumah
pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan untuk
membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang
benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin
terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan
secara umum, personal hygiene, nutrisi, perawatan bayi baru lahir, pemberian
asi, imunisasi dan keluaga berencana.
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan
pada Ibu Nifas pada Ny. S Usia 27 Tahun P 3A0 13 Jam Post Partum Fase
Taking In.
b. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian data subyektif secara komprehensif pada klien
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas pada Ny. S Usia 27 Tahun P 3A0 13
Jam Post Partum Fase Taking In.
2) Melakukan pengkajian data obyektif secara komprehensif pada klien
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas pada Ny. S Usia 27 Tahun P 3A0 13
Jam Post Partum Fase Taking In.
2
3) Dapat menentukan dan mengidentifikasi masalah (analisa) yang
muncul Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas pada Ny. S Usia 27 Tahun
P3A0 13 Jam Post Partum Fase Taking In.
4) Dapat menentukan perencanaan intervensi dalam Asuhan Kebidanan
pada Ibu Nifas pada Ny. S Usia 27 Tahun P 3A0 13 Jam Post Partum
Fase Taking In.
1.4 Manfaat
a. Pendidikan
Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengambil
langkah-langkah asuhan kebidanan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada ibu nifas
fisisologis.
b. Penulis
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta dapat mengembangkan
teori asuhan kebidanan pada ibu nifas dan mengaplikasikannya di
lapangan kerja.
c. Bagi Profesi Kebidanan
Mendapatkan pengetahuan dan pemecahan masalah dalam asuhan
kebidanan pada ibu nifas agar dapat mengaplikasikan dalam praktik
pelayanan kesehatan di Bidan Praktik Mandiri maupun Puskesmas.
d. Klien
Klien dapat menerima asuhan yang profesional dan berkualitas dari
tenaga kesehatan, serta klien dapat mengetahui asuhan yang di berikan
sesuai atau tidak.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
2) Menggunakan bra yang menyokong payudara.
3) Apabila putting susu lecet, oleskan kolestrum atau ASI yang keluar
pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan mulai dari putting susu yang tidak lecet.
4) Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya bendungan
ASI.
f. Konsultasi mengenai KB. Bidan memberikan konseling mengenai KB.
(Dewi, 2011: 2-3).
5
2.4 Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas menurut Reva Rubin
Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain. Perhatian ibu
tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya. Ibu akan mengulangi
pengalaman-pengalaman waktu melahirkan. Memerlukan ketenangan dalam
tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal. Nafsu makan
ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi.
kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh
tidak berlangsung normal.
c. Periode Letting go
6
2.5 Kebutuhan Dasa Ibu Nifas
Menurut Anggraini (2010) kebutuhan dasar ibu nifas meliputi:
1) Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada ibu nifas meningkat 25% yakni untuk
produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali
dari biasanya. Untuk penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500
kkal setiap harinya. Makanan yang dikonsumsi ibu nifas berguna untuk
melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi
ASI dan sebagainya. Makanan yang di konsumsi ibu hendaknya
susunannya harus seimbang yakni makanan dengan empat sehat Iima
sempurna yang mengandung unsur-unsur seperti sumber tenaga, pengatur,
dan pembangun. Apabila kebutuhan nutnsi Ibu selama masa nifas tidak
tercukupi maka akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan proses
pemulihan setelah melahirkan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mas'adah dan Sukesi
(2010), mengatakan bahwa mayoritas ibu selama masa nifas mempunyai
kebiasaan berpantang terhadap makanan tertentu. Ibu yang usianya Iebih
tua memIIiki kepercayaan/tradisi yang di peroleh dan orang tua atau kakek
nenek. Mereka menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan
tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Padahal kepercayaan tersebut
belum tentu bermanfaat, bahkan terkadang dapat membahayakan dirinya
sendiri, seperti halnya tradisi berpantang makanan setelah melahirkan.
Kebiasaan makan dipengaruhi berbagai faktor, dalam hal ini faktor yang
berpengaruh antara Iain Iingkungan, kelompok, tradisi masyarakat, usia,
paritas, dan pekerjaan.
Makanan yang dikonsumsi oleh ibu nifas harus bermutu, bergizi
dan cukup kalori. Sebaiknya bahan makanan yang mengandung protein,
banyak cairan, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang di konsumsi oleh Ibu
7
nifas. Makanan yang baik dapat mempercepat penyembuhan Iuka yang
mempengaruhi susunan ASI.
Hasil peneIitian menunjukkan bahwa 26,32% penyembuhan Iuka
perineum dalam kondisi baik, Sedangkan 50,00% penyembuhan Iuka
perineumnya buruk, serta 23,68% penyembuhan Iuka perineumnya
sedang. Untuk Ibu nifas yang berpantang makanan, kebutuhan nutrisi akan
berkurang sehingga akan mempengaruhi proses penyembuhan Iuka
perienum, yakni mengakibatkan Iuka menjadi tidak sembuh dengan baik
atau buruk. Sedangkan Ibu nifas yang nutrisinya sudah cukup maka proses
penyembuhan Iuka perineumnya akan lebih cepat dan sembuh dengan
baik.
2) Ambulasi
Pada masa nifas dianjurkan untuk sesegera mungkin melakukan
ambulasi dini seperti miring kanan atau miring kiri, duduk dan berjalan.
Hal ini dilakukan bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan
pengeluaran Iochea. Ambulasi dini pada umumnya dilakukan pada 4-8 jam
postpartum.
Menurut hasil dan penelitian yang di lakukan oleh Sukardi, Tutiek
Henina, Budi Joko Santoso (2010) rerata mobilisasi dan 35 responden
adalah 8,9. Sedangkan rerata Iama pengeluaran lochea rubra adalah 47,94
jam. Dalam Susetyo (2008) yang mengatakan bahwa mobilisasi dini
mempunyai beberapa manfaat yaitu melancarkan pengeluaran lochea
rubra, mengurangi infeksi, mempencepat involusi uteri, dan meningkatkan
fungsi peredaran darah.
3) Eliminasi
Rasa nyeri menyebabkan ibu takut untuk berkemih yang dapat
mengganggu proses involusi uterus, oleh karena itu usahakan untuk
berkemih apabila ada sensasi. Selain itu biasanya setelah melahirkan ibu
juga mengeluh susah BAB, hal ini disebabkan karena tenadi pengosongan
usus besar sebelum melahirkan serta karena ketakutan ibu mengalami
nyeri dan robek pada Iuka jahitan apabila BAB dan BAK.
8
4) Istirahat
Ibu postpartum kebutuhan istirahatnya harus terpenuhi, supaya ibu
tidak mengalami kelelahan yang berlebih, dan tidak mengalami gangguan
dalam proses laktasi.
5) Seksual
Waktu yang paling tepat untuk melakukan hubungan seksual
setelah melahirkan adalah setelah selesai masa nifas. Karena pada masa
nifas ini keadaan ibu sudah pulih seperti keadaan sebelum hamil.
6) Perawatan Payudara
Perawatan payudara dilakukan secara rutin agar tidak terjadi
bendungan ASI dan komplikasi lainnya. Pada perawatan payudara ajari
ibu cara menyusui yang benar, dan anjurkan untuk menggunakan BH yang
menopang.
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 13 Maret 2022
Waktu : 05.30 WIB
Tempat : Ruang Nifas
II. IDENTITAS
Identitas Pasien Penanggung Jawab : Suami
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. S
Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Gondang 2/8 Alamat : Gondang 2/8
10
tuberculosis (TBC), Human Immunodeficiency
Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS), serta tidak pernah menderita penyakit
menahun seperti ginjal dan jantung.
Sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun
seperti hipertensi, asma, diabetes milletus (DM), tidak
sedang menderita penyakit menular sesperti hepatitis,
tuberculosis (TBC), Human Immunodeficiency
Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS), serta tidak sedang menderita penyakit
menahun seperti ginjal dan jantung.
Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti hipertensi, asma, diabetes milletus
(DM), tidak ada yang menderita penyakit menular sesperti
hepatitis, tuberculosis (TBC), Human Immunodeficiency
Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS), tidak ada yang menderita penyakit menahun
seperti ginjal dan jantung, serta dalam keluarga tidak ada
yang mempunyai keturunan kembar.
3. Riwayat Perkawinan
Pernikahan Ke :1
Status Nikah : Sah secara hukum dan agama.
Usia Nikah Pertama : 20 tahun
Lama Nikah : 15 tahun
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 5 – 6 hari
Banyak : 2-3x ganti pembalut/hari
Dismenorhae : Tidak.
11
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Lalu
12
8. Pola Kebiasaan Sehari Hari
a. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan lebih dari porsi biasanya
nasi,lauk, sayur dan minum 8-10x/hari air putih.
b. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1x/hari dengan konsistensi lunak berwarna
kuning kecoklatan dan BAK 4-5x/hari berwarna kuning jernih.
c. Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam 5-7 jam/ hari dan tidur siang 1-2 jam/hari.
d. Pola Aktivitas
Ibu mengatakan dalam beraktivitas masih bergantung pada keluarga.
e. Pola Hygiene
Ibu mengatakan ganti pakaian 2x/hari dan pembalut 4x/hari.
f. Pola Menyusui
Ibu menyusui secara on-demand atau setiap 2-3 jam.
9. Psiko, Social, Cultural
a. Tanggapan ibu terhadap dirinya
Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya, dalam beraktivitas
masih bergantung pada suami dan keluarga.
b. Tingkat pengetahuan ibu terhadap dirinya
Ibu mengatakan masih belajar cara menyusui yang benar, cara merawat
bayi dan dirinya.
c. Tanggapan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga senang dan sangat menantikan kelahiran ini.
d. Ketaatan Beribadah
Ibu senantiasa bersyukur atas kelahiran bayinya, dan selalu berdo’a
untuk kesehatan keluarganya.
e. Koping
Ibu mengatakan mengatasi masalah dibantu suami.
f. Pengambilan Keputusan
Ibu mengatakan dibantu suami.
13
IV. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
S : 360C
N : 85x/menit
RR : 20x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesochepal, tidak ada benjolan, kulit kepala bersih.
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, reflek pupil
baik, dan tidak ada kelainan penglihatan.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip.
Mulut : Simetris, bibir lembab, bibir merah muda, tidak ada kelainan
labioskisis mupun labiopalatoskisis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan vena
jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada bekas luka, tidak nyeri tekan.
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka, dan tidak ada nyeri tekan.
Genetalia : Bersih, tidak oedema, terdapa bekas jahitan perineum.
Anus : Bersih dan tidak hemorod.
Ekstermitas : Jari lengkap, turgor kulit baik, tidak oedema, kapiler refil
baik.
4. Pemeriksaan Obstetri
a. Muka
Mata :Tidak ada gangguan penglihatan,
konjungtiva merah muda.
Oedema Wajah : Tidak ada
14
b. Payudara
Pembesaran Mammae : Simetris, bengkak, merah, tegang, nyeri.
Areola Mammae : Menghitam
Puting susu : Puting susu menonjol
ASI : ASI keluar sedikit
c. Abdomen
Pembesaran : Kontraksi keras, TFU 3 jari dibawah pusat
Bekas luka : Tidak ada
d. Genetalia
- PPV
Jumlah : 40 cc
Jenis : Lochea rubra
Warna : Merah Kehitaman
Bau : Khas darah
- Luka Perineum
Episiotomi : Tidak
Lasirasi : Derajat 2
Jahitan : Iya
e. Ekstermitas
Atas : Turgor kulit dan kapiler refil baik, tidak oedema.
Bawah : Turgor kulit dan kapiler refil baik, tidak oedema.
V. ANALISA
NY. S usia 27 T]tahun P3A0 13 jam post partum fase taking in.
VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 13 Maret 2022
Jam : 05.45 WIB
1. Memberi tahu ibu hasik pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan normal
Hasil : ibu mengerti
15
2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar tidak lemas. Serta
makan dengan gizi seimbang karena apa yang dimakan ibu sebagai
sumber makan bayi.
Hasil : ibu mengerti bersedia mengikuti anjuran.
3. Memberitahu penkes tentang eliminasi masa nifas yaitu waktu normal
BAK minimal 6 jam dan BAB 3×24 jam setelah melahirkan. Masalah
yang sering timbul yaitu konstipasi, diare, nyeri saat BAK dan cara
mengatasinya dengan mencukupi kebutuhan cairan. Mimun + 8-10
gelas/hari, serta makan buah dan sayur.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran.
4. Memberi penkes tentang tanda bahaya nifas seperti pendarahan yang
banyak, darah berbau busuk, adanya rasa sakit dihagian perut atau
pinggang, sakit kepala terus menerus, demam muntah, pandangan kabur,
payudara merah bengkak panas sakit, dan tidak nafsu makan segera
datang ke pelayanan kesehatan jika terjadi hal tersebut.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia datang.
5. Memjelaskan pada ibu bahwa payudaravibu normal, puting menonjol,
dan ASI sudah keluar. Menganjurkan ibu melakukan perawatan payudara
dengan cara :
Tempelkan kapas yang sudah diberikan minyak atau baby oil
selama 5 menit, kemudian puting susu dibersihkan.
Letakkan kedua tangan diantara payudara
Mengurut payudara dimulai dari arah atas, kesamping lalu
kebawah.
Dalam pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak
tangan kearah sisi kanan.
Melakukan pengurutan kebawah dan samping
Pengurutan melintang terdapat tangat mengerut kedepan
kemudian kedua tangan dilepaskan dari payudara, ulangi gerakan
sebanyak 20-30 kali
16
Tangan kiri menopang payudara kiri 3 jari tangan kenan membuat
gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara
sampai puting susu,lakukan tahap yang sama pada payudara
kanan.
Membersihkan payudara dengan air hangat lalu keringkan
payudara dengan kain bersih.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran
6. Memberi pendidikan kesehatan tentang kebutuhan zat besi pada ibu nifas
sangat dibutuhkan karena dapat menambah darah untuk mencegah
anemia, serta perbanyak makan yang mengandung protein seperti telur
untuk mempercepat penyembuhan.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran
7. Menganjurkan ibu untuk ambulasi dini dengan cara jika ingin BAK atau
BAB Segera dilakukan. Jika kandung kemihnya penuh maka akan
mengganggu proses kembalinya rahum kebentuk semula, serta jika
menunda BAB akan terjadi konstipasi.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan
cara ganti pembalut setiap 4jam atau jika sudah penuh dan membersihkan
diri atas ke bawah dan jangan biarkan lembab saat membersihkan
gunakan air biasa.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran.
9. Beri terapi obat tablet FE 1x1/hari. Paracetmol 3×500mg, Amoxicillin
3×500mg, dan 1 unit Vitamin A.
Hasil : Telah dilakukan
17
Blora, 2022
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
18
BAB IV
PEMBAHASAN
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
Tujuan Asuhan Masa Nifas yaitu untuk mendeteksi atau
menghindarkan adanya kemungkinan adanya perdarahan postpartum dan
infeksi. Menjaga kesehata ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis harus
diberikan oleh penolong persalinan. Melaksanakan skrining yang
komprehensiif dengan mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. Memberikan pelayanan kesehatan
tentang perawatan diri, nutrisi KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya, dan perawatan bayi sehat. Ibu-ibu postpartum harus diberikan
pendidikan mengenai pentingnya gizi antara lain kebutuhan gizi ibu
menyusui.
Dalam tinjauan kasus yang dilakukan pada Ny. S usia 27 tahun P 3A0 13
jam post partum fase taking ini, penegakan diagnosa dan pemberian
intervensi yang dilakukan sudah sesuai standart operasional bidan.
5.2 Saran
1) Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan
Diharapkan akan berkoordinasi dengan rekan sejawat khususnya bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien, agar pasien tau apa saja
yang harus diperhatikan, khususnya pada kasus masa nifas. Bidan
diharapkan dapat memberikan pelayanan professional.
2) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas
dan profesional.
20
3) Bagi Penulis
Di harapkan akan menjadi bahan pembelajaran bersama yang sesuai
dengan evidance based.
4) Bagi Klien
Di harapkan klien dapat mengerti asuhan yang di berikan oleh tenaga
kesehatan khususnya pertumbuhan dan berkembangan balita.
21
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Dewi Vivian Nanny Lia, dan Sunarsih Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
22