Anda di halaman 1dari 1

DETEKSI DINI PCOS TERHADAP REMAJA

Rania Patresia dan Hinung Tri Aprilia


Poltekkes Kemenkes Semarang
Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) merupakan kelainan genetik dengan
beragam fenotipe yang berkaitan dengan perubahan kadar hormon yang
mempersulit ovarium untuk melepaskan sel telur serta umum terjadi pada wanita
usia reproduksi. PCOS dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk hamil dan
juga mengganggu kualitas hidupnya. Ciri PCOS ditandai dengan adanya
kelebihan hormon androgen, disfungsi ovulasi dan morfologi polikistik ovarium
yang terlihat dari USG, serta berkaitan dengan beberapa abnormalitas metabolik,
seperti resistensi insulin dan obesitas yang memainkan peran penting pada
patofisiologi, Ciri PCOS tersebut menjadi faktor terbentuknya morbiditas
psikologis penderita, sebab penderita merasa kurang feminin serta memelihara
perasaan yang lebih depresi. Mereka bisa jadi pula secara negatif mempengaruhi
citra diri mereka yang berakibat pada seksualitas. Umumnya penderita datang
dengan keluhan gangguan haid, sulit hamil maupun gejala hiperandrogenisme.
PCOS khususnya memberi dampak negatif pada fungsi ovarium dan kesehatan
reproduksi.
Deteksi dini dan penanganan komprehensif lebih awal akan berdampak baik pada
kesehatan wanita secara umum maupun kesehatan reproduksinya. Penanganan
dapat dilakukan dengan berbagai modalitas mulai dari perubahan gaya hidup,
melakukan pencegahan dengan mengontrol asupan yang masuk kedalam tubuh
misalnya mengonsumsi garam dan gula secukupnya, tidak minum minuman
beralkohol, mengonsumsi makanan dan minuman yang rendah kalori yang bebas
dari pengawet, serta melakukan aktifitas fisik sesuai kebutuhan, sampai dengan
terapi seperti pemberian obat - obatan dan operasi minimally invasive.
Kata kunci : Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS), Deteksi Dini, Kesehatan
Reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai