Disusun Oleh:
Regina Marhadisony
1907601030001
Pembimbing:
Prof. DR. Dr. Rajuddin, Sp.OG, Subsp.FER
Pada wanita remaja dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, maka penting untuk
mengetahui nilai, assessment awal yang tepat, dan diagnosis faktor psikoseksual dan budaya
yang mempengaruhi kejadian tersebut. Remaja dengan gejala PCOS akan tetapi tidak memenuhi
kriteria diagnostik, maka dapat dikategorikan sebagai “ berisiko tinggi” dan perlu diedukasi
untuk penilaian ulang pada saat atau sebelum sistem reproduksi sudah matang sepenuhnya, yaitu
8 tahun setelah menstruasi pertama. Kategori ini juga berlaku pasien dengan gejala-gejala PCOS
dan belum pernah mengonsumsi pil kontrasepsi kombinasi, Gejala PCOS yang menetap disertai
peningkatan berat badan yang signifikan. Disfungsi ovulasi dapat saja terjadi meskipun siklus
menstruasi teratur dan untuk menegakkan diagnosa anovulasi maka kadar serum progesteron
dapat dihitung.1
Berdasarkan International Guidelines ESHRE 2018, pemeriksaan USG tidak boleh digunakan
untuk diagnosis SOPK pada perempuan dengan usia ginekologi <8 tahun (<8 tahun setelah
menarche), akibat tingginya temuan ovarium multi-folikel. Pendekatan USG transvaginal lebih
dipilih dalam diagnosis SOPK jika aktif secara seksual dan dapat dilakukan pada individu yang
dinilai.3
Gambaran ovarium polikistik berdasarkan kriteria Rotterdam 2003 adalah ditemukannya folikel
sejumlah 12 atau lebih dengan diameter 2 – 9 mm pada masing – masing ovarium dan/atau
peningkatan volume ovarium (> 10ml). . Berbeda pada kelompok pasien yang mengonsumsi pil
kontrasepsi oral, untuk memenuhi definisi di atas hanya diperlukan satu ovarium. Menurut
International Guidelines ESHRE 2018, pada penggunaan transduser USG transvaginal dengan
frekuensi 8MHz, ambang batas untuk morfologi ovarium polikistik yaitu > 20 folikel per
ovarium dan/atau volume ovarium ≥ 10ml, dengan memastikan tidak terdapat korpus luteum,
kista atau folikel dominan. Pada pasien dengan siklus menstruasi yang tidak teratur dan
hiperandrogenisme, USG ovarium tidak diperlukan untuk diagnosis SOPK; namun, USG akan
mengidentifikasi fenotipe SOPK secara lengkap.
Semua wanita dengan PCOS harus dilakukan pemeriksaan faktor risiko kardiovaskular
dan risiko umum CVD. Jika skrining mengungkapkan faktor risiko CVD termasuk obesitas,
merokok, dislipidemia, hipertensi, gangguan toleransi glukosa, dan kurangnya aktivitas fisik,
wanita dengan PCOS harus dipertimbangkan pada peningkatan risiko CVD. Wanita yang
kelebihan berat badan dan obesitas dengan PCOS, tanpa memandang usia, harus memiliki profil
lipid puasa (kolesterol, kolesterol lipoprotein densitas rendah, kolesterol lipoprotein densitas
tinggi, dan kadar trigliserida saat diagnosis). Setelah itu, frekuensi pengukuran harus didasarkan
pada adanya hiperlipidemia dan risiko CVD global. Profesional kesehatan perlu menyadari
bahwa risiko CVD pada wanita dengan PCOS masih belum jelas menunggu studi berkualitas
tinggi, namun prevalensi faktor risiko CVD meningkat, yang memerlukan pertimbangan
skrining.2
2.2 Prevalensi, skrining, penilaian diagnostik, dan pengobatan dalam kesejahteraan emosional
2.2.1. Kualitas hidup
Tenaga kesehatan professional dan wanita harus menyadari dampak buruk PCOS
terhadap kualitas hidup. Tenaga kesehatan professional harus menangkap dan
mempertimbangkan persepsi gejala, dampak pada kualitas hidup dan prioritas perawatan pribadi
untuk meningkatkan hasil pasien. The PCOS quality of life tool (PCOSQ), atau PCOSQ yang
dimodifikasi, mungkin berguna secara klinis untuk menyoroti fitur PCOS yang menyebabkan
tekanan terbesar, dan untuk mengevaluasi hasil pengobatan pada masalah kesehatan PCOS
subyektif wanita.2
2.2.2. Skrining dan pengobatan gejala depresif dan kecemasan
Para ahli diminta untuk lebih menyadari bahwa penderita PCOS memiliki prevalensi
kecemasan dan gejala depresi yang sedang hingga berat, dan pada beberapa kasus juga ditemui
pada remaja. Gejala kecemasan dan depresi sebaiknya secara rutin dilakukan skrining pada
semua umur dengan riwayat PCOS. Bila saat skrining didapati gejala atau ada afek emosi
didapati gangguan, maka penderita membutuhkan pemeriksaan lanjutan dan pengobatan oleh
tenaga professional, sesuai dengan alurnya.1
Beberapa diantara yang tertera di bawah ini memerlukan dukungan dan masukan dari
tenaga ahli kesehatan untuk mencegah kenaikan berat badan dan mempertahankan status
kesehatannya, yaitu:
Para penderita yang berusia 18-64 tahun, membutuhkan minimal 150 menit aktivitas fisik
dengan intensitas sedang setiap minggu atau 75 menit aktivitas fisik dengan intensitas
berat atau kombinasi dari keduanya, termasuk aktivitas menguatkan otot dalam 2 hari
atau minggu berselang-seling
Pada remaja, paling tidak 60 menit aktivitas fisik intensitas sedang ke berat setiap harinya
termasuk kegiatan yang menguatkan otot dan tulang minimal 3 kali dalam seminggu
Aktivitas dilakukan minimal 10 menit atau sebanyak 1000 langkah untuk mencapai
durasi 30 menit setiap harinya1
Para ahli kesehatan juga harus mendukung dan menganjurkan untuk menurunkan berat badan
agar mencegah peningkatan berat badan berulang dan untuk mendapat manfaat kesehatan yang
lebih baik, teruntuk mereka yang:
Melakukan aktivitas selama 250 menit dalam setiap minggunya atau 150 menit dalam
setiap minggu melakukan aktivitas dengan intensitas berat atau kombinasi dari keduanya,
dan penguatan otot, dan aktivitas ang melibatkan kelompok otot besar dalam 2 hari atau
minggu berselang-seling.
Aktivitas fisik termasuk saat kegiatan mengisi waktu luang seperti berjalan atau bersepeda,
saat melakukan pekerjaan rumah atau bermain, olahraga atau pelatihan terjadwal rutin dalam
tingkat keluarga dan lingkungan sekitar. Sepuluh ribu langkah setiap harinya perlu dilakukan,
termasuk aktivitas sehari-hari dan aktivitas fisik selama 30 menit yang terstruktur atau sebanyak
3000 langkah. Beberapa aktivitas terstruktur direkomendasikan untuk wanita dan keluarganya
sesuai dengan preferensi budaya masing-masing.2
Para ahli kesehatan dan juga kaum wanita harus menyadari bahwa wanita memiliki
prevalensi tinggi dalam kelebihan berat badan hingga obesitas, sehingga mempengaruhi
kesehatan dan kestabilan emosi, yang membutuhkan pencegahan. Semua penderitas PCOS
sebaiknya dianjurkan untuk dilakukan evaluasi rutin untuk perubahan berat badannya. Ketika
mengukur berat badan pasien, karena berkaitan dengan stigma dan citra negatif dan/atau
seseorang yang tidak memiliki rasa percaya diri, pengukuran perlu dilakukan dengan saling
menghormati dan penuh perhatian.1
Sebelumnya, penjelasan tentang tujuan dan bagaimana informasi akan digunakan dan
kesempatan untuk bertanya dan pilihan perlu diberikan sehingga perizinan dapat terukur dan
terhitung cukup. Hasilnya perlu dijelaskan terutama bagaimana dampaknya terhadap kesehatan
emosional dimana dukungan diperlukan.1
Dengan mempertimbangkan karakteristik seseorang dan pilihan dan nilai merupakan hal
yang penting dalam merekomendasikan pengobatan farmakologis. Ketika hendak meresepi
pengobatan farmakologis dalam PCOS, manfaat, efek samping dan kontraindikasi dalam PCOS
dan populasi secara umum perlu dipertimbangkan dan didiskusikan sebelumnya. COCPs,
metformin dan beberapa terapi farmakologis lainnya pada umumnya tidak direkomendasikan
dalam PCOS. Namun, beberapa terapi tersebut biasanya terbukti secara ilmiah dan
diperbolehkan untuk digunakan di beberapa Negara. Ketika diizinkan, tenaga kesehatan perlu
menginformasikan pasien dan mendiskusikan terkait bukti-bukti dan kemungkinan efek samping
yang mengkhawatirkan. Pendekatan secara holistik dibutuhkan dan terapi dalam mengatasi
PCOS perlu dipertimbangkan secara berdampingan dengan keilmuan, gaya hidup, dan beberapa
pilihan lainnya termasuk pertimbangan kosmetik dan ketersediaan ruang konseling.1
2.5.2 Pil KB kombinasi
Pil KB kombinasi perlu direkomendasikan pada wanita dewasa dengan PCOS untuk
mengatasi kelebihan hormone androgen dan/atau adanya gangguan siklus menstruasi.
Penggunaan pil KB kombinasi pada remaja dengan PCOS untuk mengatasi kelebihan hormon
androgen dan/atau adanya gangguan siklus menstruasi. Pil KB kombinasi bias juga
dipertimbangkan pada remaja yang memiliki factor resiko namun belum terdiagnosis PCOS,
yakni untuk mengatasi tampakan kelainan akibat kelebihan hormone androgen dan/atau adanya
gangguan siklus menstruasi. Beberapa tipe dan dosis progestin, estrogen atau kombinasi di antara
keduanya (Pil KB Kombinasi) tidak direkomendasikan pada dewasa dan remaja dengan PCOS
sehingga perlu diinformasikan.2
Beberapa jenis pil KB kombinasi memiliki efektivitas yang sama dalam mengatasi
kelebihan hirutisme.
Dosis estrogen dengan efektivitas paling rendah (seperti 20-30 µg etiniloestradiol atau
setara) dan beberapa jenis estrogen yang alami lebih dipilih, sehingga menyeimbangkan
efek, kejadian resiko gangguan metabolisme, efek samping, biaya dan ketersediaan.
Ketidaktersediaan bukti dalam efek pil KB kombinasi dalam PCOS perlu diapresiasi
dengan praktik yang diinformasikan oleh pedoman populasi umum (Pedoman Organisasi
Kesehatan Dunia).
Kontraindikasi absolut dan relative dan efek samping dalam penggunaan obat pil KB
kombinasi perlu dipertimbangakan dan dijadikan topik diskusi lanjutan.
Faktor resiko pada kasus PCOS seperti BMI yang berlebih, kelebihan kadar lemak dalam
darah dan peningkatan tekanan darah perlu diperhatikan.2
Pil jenis ini adalah jenis pil yang paling banyak digunakan. Pil yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.3
2. Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)
dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.3
3. Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)
dengan 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.3
2.5.3 Pil KB kombinasi ditambah dengan metformin dan/atau agen farmakologis anti-androgen
Penggunaan pil KB kombinasi dan metformin perlu di perhatikan pada wanita dengan
PCOS dalam mengatasi gejala metabolic, dimana pil KB kombinasi dan perubahan gaya
hidup tidak akan mencapai target pengobatan yang diharapkan
Penggunaan pil KB kombinasi dan metformin perlu diperhatikan pada remaja dengan
PCOS dan memiliki indeks masa tubuh ≥ 25 kg/ m2 dimana pil KB kombinasi dan
perubahan gaya hidup tidak akan mencapai target pengobatan yang diharapkan
Penggunaan pil KB dengan metformin bias dapat tinggi manfaatnya dalam kelompok
yang beresiko tinggi dalam gangguan metabolic, termasuk dengan factor resiko diabetes,
gangguan toleransi glukosa atau kelompok etnis yang memiliki resiko tinggi
2.5.3 Metformin
Metformin sebagai tambahan dengan perubahan gaya hidup bisa direkomendasikan pada
dewasa yang memiliki riwayat PCOS, untuk mengatasi gangguan berat badan, hormone
dan gangguan metabolic
Metformin sebagai tambahan dengan perubahan gaya hidup juga perlu diberikan pada
wanita penderita PCOS dengan IMT ≥ 25 kg/m2 untuk mengatasi gangguan metabolik
dan berat badan
Metformin sebagai tambahan dengan perubahan gaya hidup bias dipertimbangkan pada
remaja yang terdiagnosis PCOS atau dengan gejala PCOS sebelum ditegakkan
diagnosisnya secara pasti
Metformin bisa memberikan efek yang lebih banyak dalam kelompok yang beresiko
mengalami gangguan metabolic termasuk mereka dengan factor resiko diabetes,
gangguan toleransi glukosa atau etnik dengan resiko tinggi.2
Efek samping, termasuk efek samping gastrointestinal yang umumnya bergantung pada
dosis dan sembuh sendiri, perlu menjadi bahan diskusi individual.
• Memulai dengan dosis rendah, dengan peningkatan 500 mg 1–2 minggu dan sediaan
pelepasan yang diperpanjang dapat meminimalkan efek samping.
• Penggunaan metformin tampak aman untuk jangka panjang, berdasarkan penggunaan pada
populasi lain, namun, kebutuhan berkelanjutan perlu dipertimbangkan dan penggunaan
mungkin berhubungan dengan kadar vitamin B12 yang rendah.
• Penggunaan umumnya di luar label dan profesional kesehatan perlu memberi tahu wanita
dan mendiskusikan bukti, kemungkinan kekhawatiran, dan efek samping1
2.5.5 Inositol
Inositol (dalam bentuk apa pun) saat ini harus dianggap sebagai terapi eksperimental
pada PCOS, dengan bukti yang terbatasan bukti dan efikasi perlunya penelitian lebih lanjut.
Wanita yang menggunakan inositol dan terapi pelengkap lainnya dianjurkan untuk memberi
saran kepada profesional kesehatan mereka1
2.5.6. Progestin
Medroxyprogesterone acetate (MPA) pada dosis 5-10 mg/hari selama 10-14 hari setiap
bulan dapat digunakan untuk mengobati amenore atau perdarahan uterus abnormal pada
perempuan dengan SOPK yang tidak ingin hamil dan yang tidak beresiko untuk hamil. Terapi
progestin bulanan ini dapat menekan proliferasi endometrium abnormal.3
Progesteron berperan dalam ovulasi, implantasi embrio dan pada fase luteal dari siklus
haid. Kurangnya paparan progesteron ditemukan di fase luteal pada perempuan SOPK. Terdapat
juga perubahan kemampuan sel granulosa ovarium untuk mensintesis progesteron. Kurangnya
paparan progesteron diduga memiliki peran dalam perubahan sintesis gonadotropin atau
androgen pada penderita SOPK. Kegagalan fungsi ovarium dan adanya defisiensi progesteron ini
dapat memicu abnormalitas pada aksis hipotalamus- hipofisis yang kemudian memengaruhi
sekresi LH.3
Salah satu cara untuk mengatasi pasien SOPK yang menjalani program hamil yaitu
dengan memberikan progesteron untuk memperbaiki siklus haid dan memicu perdarahan lucut
pervaginam. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian progesteron pada perempuan
SOPK juga menekan kadar androgen.3
Gambar 2.2.
Algoritma Penanganan SOPK
Keterangan algoritma penanganan SOPK dengan gangguan haid
1. Pasien terdiagnosis SOPK berdasarkan 2 dari 3 kriteria Rotterdam 2003 atau pada
remaja dengan risiko SOPK.3
2. Edukasi pola hidup dan terapi farmakologis lini pertama untuk hiperandrogenisme
dan siklus irreguler
Gunakan dosis estrogen efektif terendah (20-30 mikrogram etinil estradiol atau
yang setara)
Pertimbangkan sediaan estrogen alami yang memiliki efikasi, profil risiko
metabolik, efek samping, biaya, dan ketersediaan yang seimbang
Ikuti pedoman PKK WHO pada populasi umum terkait risiko dan kontraindikasi
relatif dan absolut
Hirsutisme memerlukan terapi farmakologi PKK dan kosmetik tambahan
setidaknya 6 bulan
Pertimbangkan faktor risiko tambahan terkait SOPK seperti IMT tinggi,
hiperlipidemia, dan hipertensi
Pil progestin only (POP) dapat menjadi pilihan pada pasien dengan kontraindikasi
pemberian PKK.
4. Tidak ada sediaan PKK yang lebih unggul pada SOPK. Perlu dipertimbangkan
pada pasien SOPK untuk manajemen gangguan metabolik, dimana PKK + pola hidup tidak
dapat mencapai target. Penambahan metformin perlu dipertimbangkan pada remaja dengan
SOPK dan IMT ≥ 25kg/m2, jika PKK dan perubahan pola hidup tidak dapat mencapai
target. Kombinasi terapi ini paling bermanfaat pada kelompok risiko tinggi kelainan
metabolik termasuk pasien dengan faktor risiko diabetes, gangguan toleransi glukosa, atau
kelompok etnis berisiko tinggi.3
5. Kombinasi terapi ini memiliki bukti ilmiah relatif terbatas untuk tatalaksana
SOPK. Anti- androgen harus digunakan dengan kontrasepsi untuk mencegah virilisasi pada
janin laki-laki. Dapat dipertimbangkan setelah perawatan hirsutisme dengan kosmetik +
PKK apabila gagal mencapai target. Dapat dipertimbangkan pada pasien SOPK dengan
alopecia androgenik.3
6. Kombinasi terapi ini paling bermanfaat pada IMT ≥ 25kg/m2 dan kelompok etnis
risiko tinggi. Efek samping, termasuk efek gastrointestinal terkait dosis dan dapat sembuh
dengan sendirinya. Pertimbangkan dimulai dari dosis rendah, dengan peningkatan dosis 500
mg per 1-2 minggu. Metformin aman untuk jangka panjang. Pemantauan berkelanjutan
diperlukan dan berkaitan dengan kadar vitamin B12 yang rendah.3
8. Inositol (dalam bentuk apa pun) harus dianggap eksperimental pada SOPK,
dengan bukti efikasi yang ada diperlukan penelitian lebih lanjut.3
Daftar Pustaka
Kalra, Bharti, Sanjay B, Sharma. The inositols and polycystic ovary syndrome. Indian Journal of
Endocrinology and Metabolism. Sep-Oct 2016. Vol 20. Issue 5,