Anda di halaman 1dari 42

Presentasi Kasus Kepaniteraan Klinik Stase Obstetri Dan Ginekologi

POLYCYSTIC OVARIAN
SYNDROME
Rocharini Dwi Putri / 20164011184

Pembimbing:
Dr. Adi Pramono, Sp.OG(K)

DOKTER MUDA FKIK UMY 2018


RSUD TIDAR KOTA MAGELANG
Keluhan Utama : Menstruasi tidak teratur



Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien wanita, 26 tahun. Kisaran 5 tahun lalu, pasien mengeluhkan menstruasi tidak
teratur. Pasien menyebutkan siklus menstruasi tidak lancar semenjak umur 14 tahun,
pasien mengaku siklus menstruasi tidak teratur atau setiap 1 sampai 2 bulan sekali
selama 5-8 hari dengan darah berwarna merah, bergumpal dihari pertama, dan 2x
ganti pembalut/hari. Pasien berobat ke rumah sakit swasta dan diberikan obat
kontrasepsi.
▷ Kisaran 1 hari lalu, pasien mengaku bahwa 3 bulan terakhir ini hanya mengalami
menstruasi sebanyak 1 kali yang berlangsung 5-7 hari dengan darah berwarna merah
segar tanpa disertai nyeri. Pusing, mual, muntah, kenaikan berat badan, lemas hingga
tidak dapat melakukan aktivitas disangkal oleh pasien.
▷ Menstruasi terakhir dirasakan pasien kisaran tanggal 24 Maret 2016 dengan banyak
ganti pembalut sebanyak 3x. Riwayat nyeri menstruasi (-), bergumpal-gumpal (-), os
pernah diberi pil KB 3x, keluhan membaik tetapi bila tidak makan pil KB menstruasi
kembali tidak teratur. Riwayat BAK dan BAB terganggu (-). Pasien lalu datang ke dr.
SpOG dikatakan ada polycystic ovarium dan disarankan ke RSUP.
▷ Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat darah tinggi (-)
Riwayat darah tinggi pada kehamilan sebelumnya (-)
Riwayat kencing manis (-)

▷ Riwayat Penyakit Dalam Keluarga


Riwayat darah tinggi dalam keluarga (-).

▷ Status Sosial Ekonomi dan Gizi : sedang
▷ Status Perkawinan : menikah 1 kali, lamanya 3 tahun, belum memiliki anak.
▷ Status Reproduksi : menarche usia 14 tahun
siklus haid tidak teratur
lamanya haid 7 hari.
HPHT 8 Oktober 2017
8 Oktober 2017, 16 September 2017, 16 Agustus 2017
▷ Status Persalinan : tidak ada
▷ Pemeriksaan Fisik Umum
▷ Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
▷ Kesadaran : Compos mentis
▷ BB : 63 kg
▷ TB : 155 cm
▷ Status Gizi : Overweight (26,2 kg/m2)
▷ Tekanan Darah : 110/70 mmHg
▷ Nadi : 81x/ menit, isi/kualitas cukup, reguler
▷ Respirasi : 22x/menit, reguler
▷ Suhu :36,7oC
1.
DEFINISI
Polycystic Ovarian Syndrome
Subcapsular folicular

DEFINISI cysts

Polycyctic ovarian
syndrome
adalah suatu endokrinopati utama yang
terjadi pada wanita pada masa
reproduksi.

Stromal Hypertrophy
2.
ETIOLOGI
Polycystic Ovarian Syndrome
ETIOLOGI
Tidak diketahui. Namun diperkirakan sangat
dipengaruhi oleh genetik.

Berkaitan dengan penemuan yang
ada, PCOS sekarang dipusatkan
pada masalah:
1. Hiperandrogenisme
2. Hiperinsulinisme
3. Abnormalitas kadar lemak dan
obesitas
3.
PATOFISIOLOGI
Polycystic Ovarian Syndrome
This is a slide title

▷ Here you have a list of items


▷ And some text
▷ But remember not to overload
your slides with content

Your audience will listen to you or


read the content, but won’t do both.
4.
TANDA DAN GEJALA
Polycystic Ovarian Syndrome
Gejala PCOS
▷ Haid tidak teratur
▷ Hirsutisme
▷ Achantosis nigricans
▷ Pertumbuhan jerawat
▷ Gangguan emosi Achantosis nigricans
▷ Berat badan meningkat atau obesitas
▷ Abortus berulang
▷ Infertil
▷ Hiperinsulinemia dan resistensi insulin
Hirsutism
Acne

Bulu dada Chin hair


Skor Ferriman-Galwey
5.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Polycystic Ovarian Syndrome
Kriteria Rotterdam, 2 of 3:

Ovulatory dysfunction
Oligo atau anovulasi

Androgen excess
Clinical or biochemical

Polycystic ovary
Min 1 ovary dengan:
• 12 folikel 2-9mm
• Volume >10mL

Eksklusi etiologi lain


DIAGNOSIS PCOS PADA
REMAJA


DIAGNOSIS PCOS PADA
PREMENOPAUSE DAN MENOPAUSE


Metode uji diagnostic untuk POCS
dan resistensi insulin

▷ Ultrasonografi (USG) transvaginal.

▷ Indeks masa tubuh (IMT) atau rasio pinggang-


pinggul (waist to hip ratio).

▷ Kadar FSH, LH, Estradiol, prolaktin; pada hari ke-3


siklus haid (ditambah dengan kadar P pada hari ke-
21 siklus haid) atau setiap saat bila
oligomenore/amenore.

▷ Kadar testosteron (DHEAS, SHBG) pada hari ke-3


siklus haid atau setiap saat bila
oligomenore/amenore.

▷ Kadar insulin dan gula darah (puasa dan 2 jam


setelah tes toleransi glukosa).
Gejala Klinis dan Penanda biokimiawi
resistensi Insulin
▷ Obesitas (IMT>27 Kg/m2)

▷ Waist to hip ratio (WHR) > 0.85

▷ Lipatan kulit subskapula > 50 mm

▷ Kadar insulin puasa > 30 mU/liter (>10.2)

▷ Glukosa puasa : insulin puasa < 4.5 (<10)


▷ Kadar trigliserida serum > 5.5 mmol/liter
USG pada POCS
▷ 12 folikel atau lebih diameter 2-9 mm, atau peningkatan
volume ovarium (> 10 cm3). (ovarian volume: 0.5xLxWxT)
▷ Satu OPK sudah cukup
▷ Perhatikan stroma ovarium yang dominan
CAH = congenital adrenal hyperplasia; DHEAS = dehydroepiandrosterone sulfate; E 2 = estradiol; FSH = follicle-stimulating
hormone; LH = luteinizing hormone; 17-OH-P = 17-hydroxyprogesterone; PCOS = polycystic ovarian syndrome; POF =
premature ovarian failure; PRL = prolactin; T = testosterone; TSH = thyroid-stimulating hormone.
6.
PENATALAKSANAAN
Polycystic Ovarian Syndrome
Terapi

▷ Olah raga secara teratur


▷ Konsumsi makanan sehat
▷ Menghentikan kebiasaan merokok
▷ Mengendalikan berat badan
Terapi medikamentosa

▷ Pil kontrasepsi kombinasi


estrogen dan progesteron untuk
penderita dengan haid tidak
teratur atau amenorea
▷ Progestin sintetis. Dipakai bila
penderita tidak dapat
menggunakan hormon estrogen.
Yang baik ada 3 jenis untuk
penderita PCOS (norgestimate,
desogestrel, drosperinon)
Terapi medikamentosa

▷ Diuretik. Untuk menurunkan


hormon androgen
(Spironolaktone) diberikan
bersama2x dengan pil kontrasepsi
kombinasi
▷ Metformin(Glucophage) untuk
mengendalikan insulin, gula darah
dan hormon androgen
TERAPI UNTUK REMAJA

First Second Last

Lifestyle therapy pada Pil kontrasepsi Metformin untuk treat


pada pasien kombinasi untuk yang metabolic syndrome
overweight atau suspect PCOS.
obesitas Pada gadis
premenarke dengan
hiperandrogen dan
perkembangan
pubertas yang cepat
(>Tanner st 4 breast)
TERAPI PCOS
Alternatif Induksi Ovulasi
pada SOPK

Turunkan berat badan

Clomiphene Citrate

Metformin

Aromatase inhibitor

Gonadotropin

Laparoscopic Ovarian Drilling

Fertilisasi Invivo + Transfer embryo


1. Penurunan Berat Badan

▷ Terutama bagi wanita gemuk

▷ Memperbaiki sensitivitas insulin

▷ Meningkatkan “sex hormone binding globulin” (SHBG)


dan menurunkan kadar testosteron bebas

▷ Mengembalikan siklus haid normal (up to 80%)

▷ Memperbaiki ovulasi (up to 50%) dengan penurunan


berat badan 5%
2. Clomiphene Citrate (CC)
▷ Terapi pilihan utama induksi ovulasi pada SOPK
▷ 50-100mg per hari, hari ke 2-6 siklus haid
▷ 50-70%, efektif induksi ovulasi
▷ 30-40%, efektif kehamilan
▷ Efektifitas induksi ovulasi menurun, akibat:
○ Berat badan bertambah (obesitas)
○ Testosteron bebas meningkat (“free androgen
index”)
○ Resistensi insulin
▷ Angka kehamilan rendah, akibat efek anti-estrogen
terhadap :
○ Lendir serviks
○ Endometrium
Gagal Induksi Ovulasi dengan CC
▷ Insidens: 20-25%
▷ tidak terdapat respons setelah
penggunaan CC 150 mg perhari
atau
▷ setelah 4-6 siklus berovulasi
namun tidak berhasil terjadi
kehamilan, atau
▷ setelah 3 siklus pengobatan CC,
diameter folikel pada fase
folikularis akhir tidak pernah
mencapai 18 mm.
3. Insulin sensitizers

 Golongan biguanida (Metformin)


(Glucophage®)
 Golongan thiazolidindion
(Troglitazone, pioglitazone dan
rosiglitazone)

○ Meningkatkan “intake” glukosa di


jaringan
○ Menurunkan “output” glukosa di hati
○ Menurunkan hiperinsulinemia
○ Memperbaiki ovulasi
○ Dapat kombinasi dengan klomifen
sitrat
○ Meningkatkan kehamilan
4. Aromatase inhibitor
▷ Aromatase inhibitor menghambat produksi
estrogen di ovarium tanpa menempati
reseptor estrogen yang ada. Sehingga
meningkatkan FSH dan memperbaiki
folikulogenesis dan ovulasi,

▷ Aromatase inhibitor meningkatkan


produksi androgen lokal di ovarium.
Androgen yang relatif tinggi akan
meningkatkan sensitifitas reseptor FSH di
ovarium sehingga memperbaiki
folikulogenesis
Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol 2016.
5. Gonadotropins

▷ FSH (Gonal-F) /human menopausal gonadotropins


(HMG)
○ Injeksi setiap hari, dan diikuti dengan USG folikel
○ hCG, IM bila diameter folikel mencapai 18mm
○ Serum progesterone diperiksa hari ke 5-8 setelah
hCG
▷ Metoda “Stepwise” meningkatkan efektivitas dan
mencegah SHSO
▷ Ovulasi 95% pada SOPK CC resisten
▷ Angka kehamilan 50% (pada SOPK CC resisten)
6. “Laparoscopic Ovarian Drilling” (LOD)

▷ Terapi alternatif pada SOPK setelah:


○ Kegagalan terapi CC
○ Kegagalan terapi gonadotropin
○ Terutama LH>10 IU/l

▷ Keberhasilan: 80% ovulasi dan 50-60%


kehamilan
7. Fertilisasi Invitro

▷ Perlu dicegah lonjakan LH dini


▷ Terbaik gunakan GnRH antagonist
dibandingkan GnRH agonist
Algoritma induksi ovulasi pada SOPK

SOPK
(Oligo/anovulasi)

Turunkan berat
badan + metformin Hamil

Hamil
Clomiphene citrate

Tak ada respons 6 siklus berovulasi


Tambah Metformin

Hamil
Aromatase inhibitor FSH

Hamil

6 siklus berovulasi

IVF/ET LOD

Hamil Hamil

Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol 2016.


Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol 2016.
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai