Anda di halaman 1dari 24

HIPERPLASIA ENDOMETRIUM

SUPARI CANDI
C111 10 333

PEMBIMBING:
DR. GANESHA PRATAMA

KONSULEN:
DR. dr. SHARVIANTY ARIFUDDIN, SP.OG(K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
ANATOMI
Siklus hari Proses
17 Sel Kelenjar: Vakuola glikogen subnuklear
Mitokondria besar
Sistem nucleolus

19,20 Sel Kelenjar:


Sekresi kelenjar
Penghentian sintesis DNA dan mitosis

20-23 Edema Stroma


22-25 Arteri spiralis memilin
Predesiduasi stroma

24-25 Influx Leukosit


26-28 Influx sel PMN
Perubahan
Endometrium

Gambaran histologis dari endometrium


kera. Gambar (a) menunjukkan
endometrium pada awal proliferasi, dan
(b) pada fase sekretori. Gambar (c)
menunjukkan mitosis dari sel kelenjar
dan stroma, Gambar (d) menunjukkan
vakuola subnuklear (tanda panah) dan
sekresi kedalam lumen kelenjar (tanda
V

Fase Sekretori

Fase proliferatif
DEFINISI
PENINGKATAN UKURAN
HIPERPLASIA (VOLUME) JARINGAN SEBAGAI
AKIBAT PERTAMBAHAN SEL

HIPERPLASIA PENINGKATAN PROLIFERASI DARI


ENDOMETRIUM KELENJAR ENDOMETRIUM
DIBANDINGKAN DENGAN STROMA

HIPERPLASIA KARSINOMA
ENDOMETRIUM ENDOMETRIUM
EPIDEMIOLOGI
• Insidensi Hiperplasia endometrium sebesar
133 per 100.000 wanita per tahun
• Insidensi meningkat pada wanita PCOS
KLASIFIKASI HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
Klasifikasi WHO 1994

Kelas Temuan Histologis Resiko Terapi yang dapat diberikan

Simple Proliferasi sel kelenjar, namun 1% Terapi hormon


kelenjar relatif tidak berubah
Complex Proliferasi sel kelenjar, dengan sel-sel 3% Terapi hormon atau
semakin padat dan mengubah struktur pembedahan
Simple Struktur menyerupai simple, namun 8% Pembedahan atau terapi
with dengan adanya sel atipia hormon
atypia
Complex Struktur menyerupai complex, dengan 29% Pembedahan atau terapi
with adanya sel atipia hormon untuk pasien yang
atypia tidak optimal untuk dioperasi
atau masih ingin
mempertahankan fertilitasnya.
Klasifikasi EIN (Endometrial Intraepithelial Neoplasia)
Kelas Temuan Kriteria diagnosis Kategori Resiko Pengobatan
topografi keganasan yang dapat
diberikan
Benign Difuse NA Hormon 0,6% Terapi hormon
endometrial (efek
Hiperplasia estrogen)
Endometrial Fokal, Area kelenjar melebihi areaPrekanker 19% Terapi hormon
intraepithelial menuju ke stroma atau
neoplasia difuse Sel epitel dalam kelenjar yang pembedahan
(klonal) padat secara sitologi berbeda
dengan sel lainnya.
Lesi lebih besar dari 1 mm
Tidak adanya karsinoma atau
yang menyerupai lesi jinak
Endometrial Fokal, NA Kanker NA Pembedahan
FAKTOR RESIKO
• Obesitas
• Anovulasi Kronik dan PCOS
• Nulipara dan infertilitas
• Terapi Estrogen
• Selective Estrogen Receptor Modulators
• Riwayat kanker kolorektal dalam keluarga
(HNCC)
• Diabetes
PATOFISIOLOGI

Progesteron
• Peningkatan
onkogen BCL-2
Estrogen • Penurunan
ekspresi Fas-
FasL

Proliferasi kelenjar
dan epitel
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis
penunjang
• Perdarahan uterus • Pap’s Smear
abnormal • USG
• Mencari faktor resiko • Biopsi
• Histereskopi
Pemeriksaan Fisis • Dilatasi dan kuretase
• Sonohisterography
Diagnosis
• Pap’s Smear
Ditemukan adanya sel histiosit dan juga sel
radang akut, sel endometrial atipik ataupun
kelenjar atipik.

Pap’s Smear tidak realibel untuk mendiagnosis


hiperplasia endometrium
Ultrasonography

• Pada pemeriksaan USG


ditemukan gambaran
hiperechoik dengan
ketebalan >5 mm pada
wanita menopause
Biopsi Endometrium (pipelle)
Histeroskopi dilatase dan kuretase
• Histeroskopi digunakan apabila pengambilan
sampel biopsi dengan cara pipelle
memberikan hasil jaringan yang kurang cukup
untuk menentukan diagnosis
Selain melakukan biopsi
endometrium, dapat juga
dilakukan dilatasi dan
kuretase dikarenakan biopsi
hanya mendapatkan sampel
jaringan rata-rata 4% dari
permukaan endometrium.
Algoritma Diagnosis
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
PENATALAKSANAAN
Pemberian Formula Dosis
Oral Medroxyprogesteron 5-10 mg/hari
Megestrol 40-320 mg/hari
Norethindrone 2,5 -10 mg/hari
Intramuskuler Medroxyprogesteron 150 mg setiap 3 bulan
Vaginal Gel progesteron 4% atau 8%. 45-90
Tablet progesteron mg/hari
100-200 mg/hari
Intrauterine Levonorgestrel 52 mg, digantikan tiap
Intrauterine device 5 tahun
PENATALAKSANAAN
• PEMBEDAHAN
– Pembedahan merupakan terapi yang menjadi
pilihan pada pasien dengan Hiperplasia
Endometrium kompleks atipik dan sudah memiliki
anak. Pembedahan yang dilakukan paling sering
adalah histerektomi. Tanpa adanya bukti
karsinoma endometrium invasif, histerektomi
dapat dilakukan sebagai terapi yang tepat dari
Hiperplasia Endometrium dengan ataupun tanpa
sel atipik.
Progresifitas
Regresi
Hiperplasia Simpleks
Menetap18%

Kompleks atipik3%

Adenocarcinoma1%

Regresi
Hiperplasia Kompleks
Menetap22%

Adenocarcinoma3%

Atipikal Hiperplasia Keganasan29%

Anda mungkin juga menyukai