Anda di halaman 1dari 23

Gangguan Sistem

Reproduksi
Diani Aliansy
Pendahuluan
 Layanan kesehatan preventif yang mencakup penyaringan dan konseling untuk berbagai perilaku
dan risiko kesehatan, ini komponen penting dari perawatan kebidanan dan ginekologi umum.
 Perawatan ginekologi konvensional — termasuk tes sitologi serviks, panggul dan pemeriksaan
skrining payudara, dan penyediaan layanan kontrasepsi—dianggap sebagai perawatan
pencegahan primer.
 Penilaian perawatan kesehatan rutin untuk wanita sehat termasuk riwayat medis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium rutin dan terindikasi, penilaian dan konseling mengenai perilaku
sehat, dan intervensi yang relevan,
 Layanan pencegahan untuk remaja harus didasarkan pada pengetahuan
tentang risiko perilaku dan kesehatan medis yang menempatkan kesehatan
mereka di masa depan
 risiko, termasuk penggunaan narkoba dan penyalahgunaan, perilaku seksual
yang meningkatkan risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit
menular seksual (PMS), dan gangguan kesehatan mental.
 Obesitas, merokok, dan penyalahgunaan alkohol adalah masalah yang dapat
dicegah
 Penilaian kesehatan jangka panjang, konseling, dan rujukan untuk risiko
kesehatan ini merupakan komponen penilaian kesehatan berkala dan
perawatan primer.
Pedoman untuk Perawatan Primer dan Pencegahan

 Evaluasi awal seorang pasien melibatkan riwayat lengkap, pemeriksaan fisik


rutin, pemeriksaa laboratorium, konseling dan imunisasi yang sesuai, serta
intervensi yang relevan.
 Faktor risiko harus diidentifikasi dan pengaturan harus dibuat untuk
perawatan berkelanjutan atau rujukan, sesuai kebutuhan.
 Upaya Preventif dibagi menjadi dua, primer dan sekunder
Primer  kepada siapapun (tanpa melihat faktor risiko) mis: berhenti
merokok, diet sehat, olahraga, imunisasi
Sekunder yg memiliki risiko mis: mamografi, uji sitologi serviks
 Pencegahan pada remaja, dianggap masa yang paling tepat, menginagt
epidemiologi Ca dan Miom pada wanita bergeser kearah usia remaja.
 Pencegahan pada usia remaja lebih difokuskan pada perilaku berisiko dalam
kehamilan yang tidak diinginkan, merokok, radang panggul hingga IMS (pada
remaja dengan pola aktifitas seksual aktif)
 Remaja yang sudah menikah, menjadi prioritas pencegahan dengan KB dan
konseling pranikah.
Upaya pencegahan kanker payudara dan
kanker
1. Pola Hidup Sehat dengan CERDIK
C = Cek kesehatan secara teratur
E = Enyahkan asap rokok
R = Rajin aktifitas fisik
D = Diet sehat dengankaloriseimbang
I= Istirahat cukup
K= Kelola Stres
Upaya pencegahan kanker payudara dan
kanker
2. Cegah kanker dengan melakukan deteksi dini
 Deteksi dini kanker leher rahim dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat (IVA) ataupun Pap Smear
 Deteksi dini kanker payudara dengan Periksa Payudara Sendiri
(SADARI),Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) oleh petugas kesehatan
terlatih difasilitas kesehatan

(Silahkan ibu-ibu membaca kembali bagaimana cara melakukan IVA test,


SADANIS)
Infertilitas
 Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan
suami-istri untuk mengalami kehamilan setelah
melakukan hubungan seksual rutin, tanpa
kontrasepsi apapun, selama satu tahun
 Infertil primer  PUS belum mampu dan belum
pernah memiliki anak setelah satu tahun berhubungan
seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
 Infertil sekunder PUS telah/pernah memiliki anak
sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak
lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2
– 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau
metode kontrasepsi jenis apapun.
 Penyebab infertilitas :
a. Pria tidak mampu menghasilkan dan
menyalurkan spermatozoa
b. Ketidak mampu menghasilkan sel
kelamin wanita (sel telur atau
ovarium)
 Infertilitas
tidak semata-mata terjadi kelainan
pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan
bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka
kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%,
dan idiopatik 10%.
 Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain

a.Pada wanita Gangguan


organ reproduksi
1) Infeksi vagina
2) Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang
mengganggu pengeluaran mukus serviks.
3) Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi
uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan
adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai
darah untuk perkembangan fetus
4) Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi
tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma
tidak dapat bertemu.
5) Endometriosis
6) Faktor immunologis
7) Lingkungan
7) Gangguan ovulasi tumor cranial, stress, dan
pengguna obat-obatan yang menyebabkan
terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise.
8) Wanita dengan kadar progesteron yang rendah
mengalami kegagalan dalam mempersiapkan
endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi
pembuahan, proses nidasi pada endometrium
tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak
dapat berkembang dan terjadilah abortus.
b. Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat
menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:
- Abnormalitas sperma; morfologi,
motilitas
- Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde,
hipospadia
- Abnormalitas ereksi
- Abnormalitas cairan semen; perubahan pH
dan perubahan komposisi kimiawi
-Infeksi pada saluran genital yang
meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran
genital
- Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti
kanker.
 PENCEGAHAN INFERTILITAS
a.Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan
infertilitas  setiap infeksi didaerah tersebut
harus ditangani serius
b. Prilaku sehat
 Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak
penelitihan menunjukan pengaruh buruk rokok
terhadap jumlah dan kualitas
 Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan
dengan rendahnya kadar hormone testosterone
yang tentunya akan menganggu pertumbuhan
sperma
 PENYAKIT MENULAR SEKSUAL / SEXUAL TRANSMITED DISEASE’s
 Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui
perilaku seksual, seperti hubungan seksual, oral sex, dan anal
sex.
Penyebab dari penyakit menular seksual ada bermacam-macam
yaitu : bakteri(contoh:sifilis, gonorrhea, Chlamydia), jamur
(contoh :candidiasis), virus (contoh : HIV, herpes), dan parasit
(contoh : scabies).

Pencegahan : Hidup dengan satu pasangan; hygienitas organ


reproduksi, bila perllu gunaankan kondom
Pengobatan Komplementer

 Pengobatan komplemen, termasuk pelayanan yang dapat disarankan kepada


klien dalam pengobatan atau pencehana gangguan sistem reproduksi
 Dlama melakukan anamnesa, sebaiknya perlu ditanyaankan riwayat lengkap
penggunaan pelayanan komplementer terutama pengobatan herbal secara
mandiri
 Terdapat banyak pelayanan komplementer yang dapat diguanakan sebagai
alternatif pencegahan atau mengurangi keluhan, seperti :
 Akupunktur telah ditemukan bermanfaat dalam berbagai kondisi,
termasuk rasa sakit, mual dan muntah kehamilan, dan sekunder untuk
kemoterapi.
 Meditasi (Yoga)Pendekatan pikiran-tubuh seperti pengurangan stres,
visualisasi, dan
 Hipnosis
Tiga Alasan Kenapa Pelayanan
Komplementer diminati
 Ketidakpuasan terhadap pengobatan konvensional
 Kontrol pribadi dalam perawatan kesehatan mereka
 Kesesuaian filosofis nilai-nilai seputar kehidupan, kesehatan, dan
kesejahteraan
Beberapa Jenis Pelayanan Komplementer
Pijat

 Terapi pijat melibatkan manipulasi jaringan lunak tubuh untuk menormalkan


jaringan-jaringan
 Berbagai macam pendekatan tersedia yang mencakup deeptissue pijat, pijat
Swedia, pijat refleksi, rolfing, dan banyak lainnya..
 Terapi pijat dan bodywork digunakan oleh beragam orang yang mencari
manfaat pijat, yang meliputi relaksasi fisik, mengurangi kecemasan,
meningkatkan sirkulasi, dan nyeri
 Pijat dipraktekkan oleh berbagai praktisi, termasuk dokter, ahli terapi fisik,
dokter ahli osteopati, ahli tulang, ahli akupunktur, perawat, dan terapis
pijat.
Pijat

 Pijat tidak boleh dipraktekkan pada gangguan pendarahan, flebitis dan


tromboflebitis, edema yang disebabkan oleh gagal jantung atau ginjal,
demam atau infeksi yang dapat menyebar melalui sirkulasi darah atau getah
bening, dan leukemia atau limfoma.
 Pijat tidak boleh dilakukan pada atau dekat tumor ganas dan metastasis
tulang; lebih dari memar, bekas luka yang tidak sembuh, atau luka terbuka;
di atau dekat lokasi fraktur terbaru; atau lebih dari sendi atau jaringan lain
yang meradang akut.
Penggunaan Suplement

Kasus
Premestrual Sindrom Calsium 900-1.200/mg/hari
Magnesium 200-400mg/hari
B6 100-200mg/hari
Vitamin E
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai