Anda di halaman 1dari 23

GANGGUAN SISTEM

REPRODUKSI
Mira M
Epidemiologi Penyakit Gangguan Sispro
■ Kanker Serviks
Untuk wilayah ASEAN, insidens kanker serviks di Singapore sebesar 25,0 pada ras
Cina; 17,8 pada ras Melayu; dan Thailand sebesar 23,7 per 100.000 penduduk. Di
Indonesia diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker mulut rahim setiap
tahunnya. Menurut data kanker berbasis patologi di 13 pusat laboratorium patologi,
kanker serviks merupakan penyakit kanker yang memiliki jumlah penderita terbanyak
di Indonesia, yaitu lebih kurang 36%. Dari data 17 rumah sakit di Jakarta 1977,
kanker serviks menduduki urutan pertama, yaitu 432 kasus di antara 918 kanker
pada perempuan.
frekuensi kanker serviks sebesar 76,2% di antara kanker ginekologi. Terbanyak pasien
datang pada stadium lanjut, yaitu stadium IIB-IVB, sebanyak 66,4%. Kasus dengan
stadium IIIB, yaitu stadium dengan gangguan fungsi ginjal, sebanyak 37,3% atau lebih
dari sepertiga kasus.
Epidemilogi

■ HIV
Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus
(HIV) turun 16,5% dari 50.282 kasus pada 2019 menjadi 41.987 pada 2020.
Sebaliknya, kasus Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) megalami
peningkatan 22,78% dari 7.036 pada 2019 menjadi 8.639 pada 2020.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa kumulatif kasus HIV
AIDS di Provinsi Jawa Barat sampai dengan tahun 2020 adalah 49.474 kasus dan
untuk kumulatif AIDS sampai dengan tahun 2020 adalah 11.686 kasus. Kemudian
capaian tes HIV menurut Kelompok risiko pada periode Januari hingga Juni 2021
di Jawa Barat ada 47.645 tes, dengan hasil positif HIV 1.253 kasus.
Epidemiologi
■ Kanker Payudara
Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di
Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.
Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858
kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu,
untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

■ Infertilitas
Data epidemiologi infertilitas wanita menunjukkan prevalensi di seluruh dunia
berkisar antara 3-7%. Terdapat peningkatan infertilitas pada wanita sebanyak
0,396% per tahunnya. Sebesar 15,5% wanita yang berusaha untuk hamil ditemukan
mengalami infertilitas di negara Amerika Serikat. Sekitar 6,7% wanita menikah
dengan usia 15-44 tahun ditemukan infertil. Prevalensi infertilitas idiopatik memiliki
rentang antara 22-28%.
■ Gangguang mestruasi
prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%, oligomenorea
50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%. Diperkirakan
hampir 90% wanita di Amerika Serikat mengalami dismenorea, 10 – 15 % diantaranya
termasuk dalam dismenorea berat. DiIndonesia 15,8 % remaja tingkat SMP mengalami
gangguan ketidakteraturan siklus menstruasi. Sedangkan untuk remaja tingakat SMA
gangguan ketidak teraturan menstruasi mencapai 15,7 % (Kementrian Kesehatan RI,
2010). Data lain menunjukan, angka kejadian dismenorhea di Indonesia mencapai
64.25%
Faktor-factor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi wanita

Demografi- Budaya-
Psikologi
Ekonomi Lingkungan

Biologis
Pendahuluan
KIE (Realistis, Sistematis, Taktis, Strategis,
berani)

Skrining

■ Layanan kesehatan preventif yang mencakup penyaringan dan konseling untuk berbagai
perilaku dan risiko kesehatan, ini komponen penting dari perawatan kebidanan dan ginekologi
umum.
■ Perawatan ginekologi konvensional — termasuk tes sitologi serviks, panggul dan pemeriksaan
skrining payudara, dan penyediaan layanan kontrasepsi—dianggap sebagai perawatan
pencegahan primer.
■ Penilaian perawatan kesehatan rutin untuk wanita sehat termasuk riwayat medis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium rutin dan terindikasi, penilaian dan konseling
mengenai perilaku sehat, dan intervensi yang relevan,
■ Layanan pencegahan untuk remaja harus didasarkan pada pengetahuan tentang
risiko perilaku dan kesehatan medis yang menempatkan kesehatan mereka di
masa depan
■ risiko, termasuk penggunaan narkoba dan penyalahgunaan, perilaku seksual yang
meningkatkan risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual
(PMS), dan gangguan kesehatan mental.
■ Penilaian kesehatan jangka panjang, konseling, dan rujukan untuk risiko kesehatan
ini merupakan komponen penilaian kesehatan berkala dan perawatan primer.
Skrining
Pencegahan
•Primer dan Secondary

Sasaran
•Masal, Selektif, Satu Penyakit, Kasus,
Multi Tahap
Syarat Skrining
1. Penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat
2. Mempunyai cara pengobatan yang efektif
3. Tersedianya fasilitas diagnosis dan pengobatan
4. Diketahuinya stadium pre klinik,gejala-gejala awal, dan masa laten
5. Tes harus sesuai, hanya menimbulkan sedikit ketidak nyamanan, dapat
diterima di masyarakat
6. Telah diketahuinya riwayat alamiah penyakit
7. Adanya kebijakan yang jelas
8. Biaya harus seimbang maksudnya sesuai dengan hilangnya konsekuensi
kesehatan.
9. Penemuan harus terus-menerus berkesinambungan.
Pedoman untuk Perawatan Primer dan
Pencegahan
■ Evaluasi awal seorang pasien melibatkan riwayat lengkap, pemeriksaan fisik rutin,
pemeriksaa laboratorium, konseling dan imunisasi yang sesuai, serta intervensi
yang relevan.
■ Faktor risiko harus diidentifikasi dan pengaturan harus dibuat untuk perawatan
berkelanjutan atau rujukan, sesuai kebutuhan.
■ Upaya Preventif dibagi menjadi dua, primer dan sekunder
Primer  kepada siapapun (tanpa melihat faktor risiko) mis: berhenti merokok,
diet sehat, olahraga, imunisasi
Sekunder yg memiliki risiko mis: mamografi, uji sitologi serviks
 Pencegahan pada remaja, dianggap masa yang paling tepat, menginagt
epidemiologi Ca dan Miom pada wanita bergeser kearah usia remaja.
 Pencegahan pada usia remaja lebih difokuskan pada perilaku berisiko
dalam kehamilan yang tidak diinginkan, merokok, radang panggul hingga
IMS (pada remaja dengan pola aktifitas seksual aktif)
 Remaja yang sudah menikah, menjadi prioritas pencegahan dengan KB dan
konseling pranikah.
Upaya pencegahan kanker payudara
dan kanker
1. Pola Hidup Sehat dengan CERDIK
C = Cek kesehatan secara teratur
E = Enyahkan asap rokok
R = Rajin aktifitas fisik
D = Diet sehat dengankaloriseimbang
I= Istirahat cukup
K= Kelola Stres
Pengobatan Komplementer

■ Pengobatan komplemen, termasuk pelayanan yang dapat disarankan kepada klien dalam
pengobatan atau pencehana gangguan sistem reproduksi
■ Dlama melakukan anamnesa, sebaiknya perlu ditanyaankan riwayat lengkap penggunaan
pelayanan komplementer terutama pengobatan herbal secara mandiri
■ Terdapat banyak pelayanan komplementer yang dapat diguanakan sebagai alternatif
pencegahan atau mengurangi keluhan, seperti :
 Akupunktur telah ditemukan bermanfaat dalam berbagai kondisi, termasuk rasa sakit,
mual dan muntah kehamilan, dan sekunder untuk kemoterapi.
 Meditasi (Yoga)Pendekatan pikiran-tubuh seperti pengurangan stres, visualisasi, dan
 Hipnosis
Tiga Alasan Kenapa Pelayanan
Komplementer diminati
 Ketidakpuasan terhadap pengobatan konvensional
 Kontrol pribadi dalam perawatan kesehatan mereka
 Kesesuaian filosofis nilai-nilai seputar kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan
Beberapa Jenis Pelayanan Komplementer
Pijat

■ Terapi pijat melibatkan manipulasi jaringan lunak tubuh untuk menormalkan


jaringan-jaringan
■ Berbagai macam pendekatan tersedia yang mencakup deeptissue pijat, pijat
Swedia, pijat refleksi, rolfing, dan banyak lainnya..
■ Terapi pijat dan bodywork digunakan oleh beragam orang yang mencari manfaat
pijat, yang meliputi relaksasi fisik, mengurangi kecemasan, meningkatkan sirkulasi,
dan nyeri
■ Pijat dipraktekkan oleh berbagai praktisi, termasuk dokter, ahli terapi fisik, dokter
ahli osteopati, ahli tulang, ahli akupunktur, perawat, dan terapis pijat.
Pijat

■ Pijat tidak boleh dipraktekkan pada gangguan pendarahan, flebitis dan


tromboflebitis, edema yang disebabkan oleh gagal jantung atau ginjal, demam atau
infeksi yang dapat menyebar melalui sirkulasi darah atau getah bening, dan
leukemia atau limfoma.
■ Pijat tidak boleh dilakukan pada atau dekat tumor ganas dan metastasis tulang;
lebih dari memar, bekas luka yang tidak sembuh, atau luka terbuka; di atau dekat
lokasi fraktur terbaru; atau lebih dari sendi atau jaringan lain yang meradang akut.
Penggunaan Suplement

Kasus
Premestrual Sindrom Calsium 900-1.200/mg/hari
Magnesium 200-400mg/hari
B6 100-200mg/hari
Vitamin E
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai