SEKOLAH TIMGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM 2022/2023 A. Analisa jurnal penelitian Faktor yang terkait dengan tes HIV pranikah di antara wanita menikah di Ethiopia Pentingnya Pendidikan dan informasi Kesehatan sebelum melakukan tes kesehatan pranikah dimana dilakukan enam bulan sebelum pernikahan tetapi tes kesehatan pranikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Upaya kesehatan terhadap pasangan pranikah yaitu upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Konseling pranikah berisi materi atau ilmu pengetahuan mengenai pernikahan Di Indonesia sendiri konseling dan pemeriksaan tes kesehatan pranikah sudah dilaksanakan tetapi masih ada calon pengantin yang tidak melakukan skrining pranikah dengan alasan takut, sibuk dan kurang mendapatkan informasi. Di Ethiopia melakukan tes pemeriksaan HIV pranikah adalah titik kunci dalam layanan pencegahan, perawatan, pengobatan, dan dukungan, dimana banyak orang mempelajari status HIV mereka dan implikasinya untuk membuat keputusan tentang kesehatan mereka. Banyaknya bukti menunjukkan bahwa 71% orang yang hidup dengan HIV/AIDS ditemukan di Afrika Sub-Sahara, wanita ini lebih terpengaruh dari pada pria. Ethiopia adalah salah satu negara yang sangat terpengaruh oleh pandemi HIV/AIDS sejak tahun 1985 dan penyakit ini telah menyebar dengan kecepatan yang mengkhawatirkan ke seluruh negeri. Di Ethiopia pada laporan 2018, prevalensi HIV di antara orang dewasa (15-49 tahun) adalah 1%, dari angka ini perempuan mencapai 63,08%. Oleh karna itu Pemerintah Ethiopia telah mengarahkan pasangan pranikah untuk melakukan Konseling dan tes HIV secara sukarela, dimana calon pasangan dapat mengetahui status HIV mereka sebelum menikah. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang terkait dengan tes HIV akses terbuka pranikah di antara wanita menikah di Ethiopia. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penduduk perkotaan mengenyam pendidikan (SD, SMP, SMA), memiliki akses media yang lebih baik, faktor ekonomi yang lebih sehingga lebih mengetahui pentingnya melakukan tes HIV. Sedangkan pada Perempuan pedesaan kurang mendapatkan akses informasi dan pelayanan konseling pranikah. Pemerintah Ethiopia perlu meningkatkan upaya untuk memperluas akses informasi kesehatan, terkait pentinya pemeriksaan tes HIV pranikah terutama bagi perempuan dipedesaan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Tes HIV pranikah adalah solusi terbaik untuk layanan pencegahan, perawatan dan pengobatan bagi pasangan yang akan menikah. Mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari jurnal diatas terkaid pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin dimana KUA dan tenaga Kesehatan dapat bekerjasama untuk menyarankan calon pengantin melakukan skrining kesehatan. Dari hasil analisa diatas Asuhan kebidanan yang harus tenaga kesehatan tekankan adalah Tes Kesehatan bagi Pasangan yang akan menikah pemeriksaan kesehatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Kesehatan Secara Umum a. Pemeriksaan fisik/klinis lengkap b. Pemeriksaan darah rutin c. Golongan Darah dan Rhesus d. Urinalisis lengkap 2. Pemeriksaan Penyakit Hereditas a. Thalasemia b. Hemofilia c. Sickle Cell Disease Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan anemia. Secara statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika, Timur Tengah dan beberapa kasus di Asia, terutama India. 3. Pemeriksaan penyakit menular a. HIV, Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV) b. TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus) c. Venereal Disease Screen (pemeriksaan untuk penyakit syphilis) dan IMS 4. Pemeriksaan yang berhubungan dengan organ reproduksi dan kesuburan a. Untuk perempuan Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar diketahui kondisi rahim, saluran telur dan indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG (Hysterosalpingogram) untuk mengetahui kondisi tuba falopii dan adakah sumbatan akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dan lain-lain. b. Untuk laki-laki Selain dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan penis, skrotum, prostat juga dilakukan pemeriksaan hormon FSH yang berperan dalam proses pembentukan sperma serta kadar hormon testosteron. Dapat dilakukan juga analisis semen dan sperma. 5. Pemeriksaan tambahan a. Alergi b. Vaksinasi Dewasa B. Analisa jurnal penelitian Perawatan Prakonsepsi untuk Mengurangi Risiko Kegemukan dan Obesitas pada Wanita Usia Reproduksi: Tinjauan Integratif Kurangya perhatian dan minat yang terbatas dalam konseling prakonsepsi mengenai risiko kelebihan berat badan atau obesitas oleh tenaga kesehatan profesional yang dapat berkontribusi pada ketidaksadaran wanita akan risiko ini pada kesehatan prakonsepsi. Kelebihan berat badan pada periode prakonsepsi dapat memengaruhi fekundabilitas (kemungkinan konsepsi per siklus rata-rata), serta lintasan perubahan metabolik selama kehamilan pada periode pasca persalinan karena peradangan, dislipidemia, dan resistensi insulin. Kelebihan berat badan atau obesitas pada periode prakonsepsi meningkatkan risiko disfungsi metabolik, menyebabkan perubahan fungsi plasenta, pembentukan pembuluh darah janin, dan ekspresi gen selama kehamilan. Banyak wanita menjadi gampang untuk terkena komplikasi kehamilan terkait obesitas dan gangguan kronis setelah melahirkan seperti gangguan hipertensi, gangguan toleransi glukosa dan diabetes tipe 2. Perawatan berkelanjutan dari prakonsepsi hingga trimester ke-4 untuk wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas sangat penting. Terlepas dari risiko yang diketahui terkait dengan kelebihan berat badan pada wanita selama masa prakonsepsi, selama kehamilan dan periode pascapersalinan, hanya sedikit yang mengetahui konseling prakonsepsi. Saat ini kita harusnya lebih berfokus pada kelebihan berat badan atau obesitas terutama pada wanita usia reproduksi. Menanggapi epidemi obesitas pada wanita usia subur, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Institute of Medicine (IOM) di Amerika Serikat, dan National Institute for Health and Care Excellence (NICE) di Inggris telah berfokus pada kelebihan berat badan dan obesitas dalam kesehatan prakonsepsi sejak tahun 2006. Studi menunjukkan bahwa wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki kadar vitamin D dan kalsium yang lebih rendah, yang berhubungan dengan pertumbuhan janin, suasana depresi ibu, dan kebutuhan pembentukan tulang ibu dan janin. Saran yang dapat di berikan kepada wanita prakonsepsi yang mengalami obesitas yaitu diet yang sehat dan seimbang tanpa asupan kalori yang berlebihan selama periode prakonsepsi penting untuk mencegah teratogenesis dan diabetes gestasional dan untuk menghasilkan pemrograman janin yang normal dari aksis adrenal hipofisis hipotalamus selama kehamilan. Salah satu cara dengan pola hidup sehat : Kurangi Konsumsi Makanan Berlemak Kurangi Asupan Makanan Olahan dan Tinggi Gula Olahraga Teratur Kendalikan Stres Cukup Istirahat Kesimpulan dari jurnal penelitian ini yaitu Asuhan kebidanan berupa konseling yang menekankan pada pedoman atau standar pelayanan kebidanan untuk wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas. Berdasarkan intervensi yang terkontrol dengan baik untuk wanita yang berisiko mengalami kelebihan berat badan selama periode prakonsepsi, tenaga kesehatan terutama bidan, perawat, praktisi perawat, dan penyedia perawatan primer lainnya dapat lebih peduli dalam memberikan konseling prakonsepsi pada wanita usia subur tentang bahaya dan dampak dari obesitas. Secara khusus, kolaborasi peneliti perawat dalam melakukan studi yang dirancang dengan baik untuk lebih megembangkan bukti terbaik untuk mencegah kelebihan berat badan atau obesitas.