Anda di halaman 1dari 14

• Skrining adalah pemeriksaan terhadap sejumlah

besar orang untuk mengungkap karakteristik


tertentu atau penyakit yang tidak diketahui
seperti fenilketonuria atau hipotiroidisme pada
neonatus .
• Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau
pencegahan sekunder, mencakup pemeriksaan
(tes) pada orang-orang yang belum mempunyai
simptom-simptom penyakit untuk menemukan
penyakit yang belum terlihat atau pada stadium
praklinik (dr. H. K. Suheimi ).
• Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan
tidak terkendali.
FAKTOR-FAKTOR RESIKO PENYEBAB
1. KANKER SERVIKS
Kanker serviks adalah Infeksi HumanPapillomaVirus
(HPV), menyebabkan metaplasi epitel permukaan serviks,
berupa proliferasi permukaan epidermal dan mukosa
• Perilaku seksual : risiko > 10 x pada wanita dengan mitra
seks lebih dari 6 dan hubungan seks pertama pada usia
muda (kurang dari 15 tahun), riwayat PHS.
• Riwayat kontrasepsi hormonal : pil KB lebih dari 4 tahun,
risiko meningkat 1 - 1.5 x.
• Multiparitas
• Merokok : efek karsinogenik zat hidrokarbon aromatik
polisiklik amin
• Nutrisi : defisiensi antioksidan
KANKER SERVIKS DAPAT DI DETEKSI DENGAN
MELAKUKAN RANGKAIAN TEST SKRINING BERUPA :

• Pap smear
• Ultrasound pelvis
• Computed tomography (CT) pelvis
2. KANKER PAYUDARA
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini
adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum
wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara,
walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000.
KANKER PAYUDARA Menurut Moningkey dan Kodim,
penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui,
tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara
diantaranya:
1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang
berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara
adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause
pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur
tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya
umur.
2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen
berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
3. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan
adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara.
4. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara
berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause.
5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan
sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara.
6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama
atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya
risiko kanker payudara.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetic ; ada 2 jenis gen
(BRCA1 dan BRCA2) yang sangat mungkin sebagai resiko :
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting
dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining
untuk kanker payudara.
8. Pemakaian obat-obatan.
9.Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara
di antaranya :
• tidak menikah
• menikah tapi tidak punya anak
• melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun
• tidak pernah menyusui anak.
• Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit
kanker payudara meningkat pada orang yang sering
menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi
wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi dibawah
usia 11 tahun
KANKER PAYUDARA DAPAT DI DETEKSI DENGAN
MELAKUKAN RANGKAIAN TEST SKRINING BERUPA :

• Mammogram
• Magnetic resonance imaging (MRI) Breast
• Ultrasound Breast
3. KANKER ENDOMETRIUM
Kanker endometrium adalah jenis kanker yang menyerang
endometrium atau lapisan rahim bagian dalam. Kanker ini
umumnya terjadi pada wanita yang telah memasuki masa
menopause (60-70 tahun).
KANKER ENDOMETRIUM Terdapat beberapa faktor risiko yang
dinyatakan berperan terhadap terjadinya kanker endometrium :
• Obesitas
• Riwayat menstruasi
• Diabetes mellitus (DM)
• Hipertensi Riwayat infertilitas
• Pemakaian estrogen
• Hiperplasia Endometrium
• Faktor-faktor lain adalah yang mempengaruhi pemaparan terhadap
estrogen atau meningkatkan kadar progesteron, seperti
penggunaan kontrasepsi oral dan merokok merupakan faktor yang
bersifat protektif
KANKER PAYUDARA DAPAT DI DETEKSI DENGAN
MELAKUKAN RANGKAIAN TEST SKRINING BERUPA :

• Ultrasound pelvis
• Computed tomography (CT) pelvis
HUBUNGAN SKRINING UNTUK KEGANASAN PENYAKIT
DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI

Menurunkan morbiditas dan mortalitas


penyakit dalam masyarakat melalui deteksi dini
dan pengobatan pada keadaan belum terdapat
symptom/gejala. Skrining merupakan upaya
untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita
sepanjang daur kehidupannya meliputi sejarah,
perkembangan wanita dalam aspek biologis,
psikososial dansosial spiritual, kesehatan
reproduksi dalam perspektif permasalahannya
serta indikator status kesehatan wanita.
PERAN BIDAN SKRINING UNTUK KEGANASAN SISTEMIK
DAN PENYAKIT SISTEMIK
• Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya
melakukan langkah skrining.
• Membantu dalam mengidentifikasi orang-orang yang berisiko terkena
penyakit atau masalah kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti
ditindak lanjuti di fasilitas kesehatan
• Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini, sehingga terapi
dapat dimulai secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki
• Membantu melindungi kesehatan individual
• Membantu dalam pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi
carrier penyakit di komunitas
• Memberikan penyuluhan dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan
metode barrier (pelindung) seperti diafragma dan kondom karena dapat
memberi perlindungan terhadap kanker serviks.
• Memberikan fasilitas skrining kanker serviks dengan metode pap smear
kemudian membantu dalam pengiriman hasil pemeriksaan ke
laboratorium.
Program Pemeriksaan / Skrining yang Dianjurkan Untuk
Kanker Serviks (WHO) yakni :

• Skrining pada setiap wanita minimal satu kali


pada usia 35-40 tahun
• Kalau fasilitas tersedia, lakukan tiap 10 tahun
pada wanita usia 35-55 tahun
• Kalau fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun
pada wanita usia 35-55 tahun
• Ideal atau optimal, lakukan tiap 3 tahun pada
wanita usia 25-60 tahun
• Mensosialisasikan sadari (pemeriksaan payudara
sendiri) sebagai salah satu bentuk skrining
keganasan terhadap kanker payudara.

Anda mungkin juga menyukai