Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMERIKSAAN IVA DAN SADANIS


PUSKESMAS TERSONO TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN
Kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim yang
merupakan bagian terendah dari badan rahim yang menonjol ke puncak liang vagina.
Sejumlah faktor resiko (ko-faktor) yang berhubungan dengan perkembangan kanker
leher rahim adalah :
1. Memiliki pasangan seksual multiple (perempuan atau pasangannya).
2. Pertama kali hubungan seksual saat usia muda < 20 tahun.
3. Infeksi Menular Seksual (IMS) berulang, antara lain :
Klamidia,gonore,dan sebagainya
4. Penderita HIV/AIDS.
5. Merokok/terpapar asap rokok; dan atau
6. Malnutrisi atau defisiensi beberapa vitamin anti-oksidan (vitamin C, E, dan lain-
lain).
Skrining dan deteksi dini kanker leher rahim dapat dilaksanakan dengan cara
atau metode yang mudah dan dapat dilakukan oleh petugas kesehatan di tingkat dasar
yaitu dengan :
1. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat )
2. PAP Smear ( Sitologi )
Namun terkait rendahnya akurasi papsmear sebagai metode skrining tunggal
yang berdampak pada tingginya angka negatif palsu, maka lebih disarankan
pemeriksaan IVA sebagai metode skrining nasional karena sangat sensitif dan akurat,
lebih praktis, dan sangat ekonomis,sehingga akselerasi cakupan skrining di Indonesia
dapat lebih cepat tercapai.Sasaran skrining kanker payudara dan kanker leher rahim
adalah kelompok perempuan usia 30-50 tahun yang sudah melakukan hubungan
seksual. Pada hasil IVA yang negatif, disarankan untuk pemeriksaan IVA ulang 3-5
tahun kemudian, sedangkan pada hasil IVA yang positif akan dilakukan tindakan
lanjutan (treat ) berupa krio terapi atau TCA ( trichioroacetin Acid ) sesuai dengan
fasilitas yang tersedia.Tindakan lanjutan ini dilakukan oleh dokter umum di
puskesmas / FKTP.Denga kata lain ,puskesmas / FKTP dan jajarannya sebagai ujung
tombak pelayanan dasar dimasyarakat dapat melakukan upaya skrining dan deteksi dini
kanker rahim terhadap kelompok usia 30-50 tahun dan melaksanakan tata laksana
kunjungannya.
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara, yang
penyebabnya tidak diketahui secara pasti.Pada kelompok risiko tinggi sangat
penting untuk dilakukan deteksi dini berupa SADARI (pemerikSAan payuDAra
sendiRI), SADANIS (PemerikSAan PayuDAra secara KliNIS) oleh tenaga medis,dan
mamografi setiap tahun. Deteksi dini kanker payudara dapat juga dilakukan secara
terintegrasi dengan skrining kanker leher rahim pada kelompok usia produktif (30-50
tahun)

II. LATAR BELAKANG


Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker leher
rahim menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang meyebabkan
kematian pada perempuan di dunia. Hampir semua kanker leher rahim (99,7% ) secara
langsung berkaitan dengan infeksi sebelumnya dari virus HPV. Infeksi HPV sering
tidak menimbulkan gejala, tanda - tanda infeksi, yang paling umum adalah bintik-
bintik kecil merah muda yang muncul di sekitar kelamin dan terasa gatal atau panas.
Setelah seseorang wanita terinfeksi HPV infeksi bisa stabil lokal, bisa membaik secara
spontan atau jika leher rahim terkena bisa berkembang menjadi lesi derajat rendah/
displasia awal dan akan berkembang menjadi pra kanker leher rahim. Perubahan pra
kanker ini diamati sering kali terjadi pada wanita usia 30-40 tahun dan lesi prakanker
bisa berkembang menjadi kanker ganas setelah kurun waktu 10-20 tahun atau bisa
secara singkat.
Kanker payudara menempati urutan ke 2 pada wanita dan mengenai 1 diantara
14 wanita. Penyakit jinak payudara juga sering terjadi pada wanita dan menimbulkan
kekhawatiran yang sangat besar, karena variasi dalam jaringan payudara yang terjadi
selama siklus menstruasi, kehamilan dan menopause, maka perubahan normal harus di
bedakan dari perubahan yang menunjukkan penyakit.Karenanya pemeriksaan payudara
sendiri ( sadari )sangat disarankan setelah menstruasi hari ke 7- hari ke 10 dengan
menghitung h a r i p e r t a m a h a i d s e b a g a i h a r i p e r t a m a
Fakta cakupan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara yang
belum mencapai target yaitu 80% dari populasi usia 30-50 tahun.Data cakupan di
berbagai propinsi di indonesia tahun 2021 adalah sebagai berikut kepulau Bangka yang
cakupannya tertinggi baru mencapai 37,64 % cakupan terendah adalah propinsi papua
dengan cakupan 0,59 % sedangka cakupan di jawa Tengah 3,65 %.Dalam rangka untuk
menaikkan cakupan tersebut pemerintah melaksanakan berbagai upaya dengan kegiatan
antara lain kampanye kesehatan, penyediaan, sarpras, pelatihan SDM, dukungan,
pembiayaan, Pandu/ integrasi program, regionalisasi dan “jemput Bola”. Kampung IVA
adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan puskesmas tersono dengan jemput bola
sebagai upaya untuk meningkakatkan cakupan deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara di wilayah kerja puskesmas Tersono.

III. TUJUAN
Untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara.

IV. SASARAN
Wanita Usia Subur (usia 30-50 tahun) yang sudah pernah melakukan hubungan seksual
V. PELAKSANAAN
1. Dilakukan di Puskesmas Tersono yang melibatkan tim promkes,tim PTM dan tim
IVA dan SADANIS Puskesmas Tersono setiap hari selasa di
poli KB
2. Dilaksanakn “di Kampung IVA Desa harjowinangun Barat “bersinergi dan
berkomitmen dengan pemerintah Desa, PKK ,dan tokoh masyarakat untuk
mensukseskan dalam melakukan pemeriksaan IVA dan SADANIS.
3. Format pelaporan kegiatan pemriksaan IVA dan SADANIS terlampir.

VI. LOKASI
Lokasi pemeriksaan IVA dan SADANIS yaitu dipuskesmas tersono poli KB dan di
kegiatan Kampung IVA Desa Harjownangun barat

VII. SUMBER DANA


Dana berasal dari BPJS peserta yang melakukan pemeriksaan IVA dan SADANIS.

VIII. INDIKATOR KEBERHASILAN


1. Terlaksananya kegiatan pemeriksaan IVA dan SADANIS
2. Terkumpulnya data dari hasil kegiatan skrining kanker leher rahim dan kanker
payudara.

Kepala Puskesmas Tersono

dr. Fatkhurrohman
19740428200604104

Anda mungkin juga menyukai