PEMERIKSAAN IVA
PUSKESMAS OPI
KOTA PALEMBANG
TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat. Upaya-upaya kesehatan tersebut sesuai
dengan bab IV pasal 47 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan meliputi pencegahan penyakit (preventif),
peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Depkes RI, 2010).
Kanker leher rahim atau lebih dikenal dengan kanker serviks
merupakan jenis kanker yang muncul pada leher rahim wanita.
Biasanya, terjadi pada wanita yang berusia subur atau masa usia
produktif 15 – 59 tahun. Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak
memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang paling umum adalah
perdarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar
masa menstruasi, atau setelah menopause. Selain itu, dapat juga
mengalami gejala keputihan yang berbau dan nyeri panggul. Faktor
resiko terjadinya kanker leher rahim adalah sering berganti-ganti
pasangan, aktivitas seksual ≤ 20 tahun, merokok, melahirkan anak ≥ 3
kali, sistem kekebalan lemah dan memakai kontrasepsi (pil atau suntik)
≥ 5 tahun. Kanker serviks dapat menyebabkan kematian karena
terlambat ditemukan dan diobati.
Berdasarkan data WHO, penyakit kanker merupakan penyebab
kematian terbanyak di dunia, dimana kanker sebagai penyebab
kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit
kardiovaskular. Setiap tahun, 12 juta orang di dunia menderita kanker
dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Diperkirakan pada 2030
kejadian tersebut dapat mencapai hingga 26 juta orang dan 17 juta di
antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan
berkembang kejadiannya akan lebih cepat.
Pada tahun 2014, World Health Organization (WHO) menyatakan
terdapat ≥92.000 kasus kematian pada penduduk wanita akibat
penyakit kanker. Sebesar 10,3% merupakan jumlah kematian akibat
kanker serviks. Sedangkan untuk jumlah kasus baru kanker serviks
berjumlah hampir 21.000 kasus. Beberapa negara maju telah berhasil
menekan jumlah kasus kanker serviks. Pencapaian tersebut terutama
berkat adanya program skrining. Deteksi dini kanker leher atau kanker
serviks dapat dilakukan dengan cara Pap Smear. Namun di Indonesia
kebijakan penerapan program skrining kanker serviks kiranya masih
tersangkut dengan banyak kendala, antara lain luasnya wilayah dan
juga kurangnya sumber daya manusia sebagai pelaku skrining,
khususnya kurangnya tenaga ahli patologi anatomik/sitologi dan
stafnya, teknisi sitologi/skriner. Pengobatan kanker serviks pada
stadium lebih dini, hasilnya akan lebih baik dan mortalitas akan
menurun. Dengan masalah yang begitu kompleks, timbul gagasan
untuk melakukan skrining kanker serviks dengan metode yang lebih
sederhana, antara lain yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat).
Di Indonesia IVA sedang dikembangkan dengan melatih tenaga
kesehatan, termasuk bidan. Banyaknya kasus kanker serviks di
Indonesia semakin diperparah disebabkan lebih dari 70% kasus yang
datang ke rumah sakit berada pada stadium lanjut.
XII. PENUTUP
12.1 KESIMPULAN
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara
sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin.
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara
melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah
memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. IVA juga
memiliki akurasi yang sangat tinggi (90%) dalam mendeteksi lesi
atau luka prakanker.
12.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan KAK ini masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun.
Dalam pembuatan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) ini, kami
tidak luput dari kesalahan dan semoga dengan selesainya KAK ini
dapat bermanfaat
Mengetahui, Palembang,
Plt. Kepala Puskesmas OPI Penanggung Jawab Program