Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN IVA

A. Pengertian IVA

Pemeriksaan IVA adalah jenis metode deteksi dini kanker leher rahim

dengan mengoleskan asam asetat 3-5% ke dalam leher rahim. Apabila

terdapat lesi pra kanker, maka akan terjadi perubahan warna sedikit

keputihan pada leher rahim yang diperiksa (Tilong, 2012).

B. Apa itu Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim yang

merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang

senggama (Kemenkes RI, 2015). Sedangkan menurut Tilong (2012) kanker

leher rahim merupakan suatu penyakit yang banyak terjadi pada wanita dan

disebabkan oleh HPV (Human Papilloma Virus) tipe 16 dan 18.

C. Faktor Resiko Kanker Leher Rahim

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan WUS terpapar HPV dan

mengakibatkan kanker leher rahim adalah sebagai berikut :

1. Usia saat menikah atau memulai aktivitas seksual tergolong sangat

mudah yaitu kurang dari 20 tahun.

2. Memiliki pasangan seksual lebih dari satu.

3. Berhubungan seksual dengan laki-laki yang memiliki pasangan lebih dari

satu.

4. Memiliki riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul.

5. Melahirkan banyak anak.

6. Perokok aktif dan perokok pasif.

7. WUS yang belum pernah melakukan deteksi dini kanker leher rahim

memungkinkan adanya paparan HPV yang tidak diketahui.

8. Infeksi herpes genetalia atau infeksi klamidia.

9. Penggunaan pil KB yang terlalu lama.

10. Kebiasaan memakan makanan yang banyak mengandung lemak.


11. Riwayat infeksi berulang di daerah kelamin atau radang panggul.

12. Gangguan sistem kekebalan tubuh.

13. Seringnya mencuci vagina dengan antiseptik yang tidak dianjurkan oleh

dokter.

14. Riwayat keluarga dengan kanker leher rahim (Tilong, 2012; Kemenkes RI,

2015).

D. Bagaimana Gejala dari Kanker Leher Rahim

Pada stadium awal, kanker hampir tidak ada gejala, kecurigaan timbul bila

ada keluhan keputihan atau mengalami perdarahan setelah berhubungan

badan.

Gejala lanjut dari kanker serviks adalah :

1. Perdarahan di luar masa haid

2. Jumlah darah haid tidak normal

3. Perdarahan pada masa menopause

4. Keputihan yang bercampur darah ataupun nanah

E. Pencegahan Kanker Leher Rahim

Pencegahan kanker leher rahim dapat dilakukan melalui tiga kegiatan,

meliputi:

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer merupakan upaya untuk mengeliminasi atau

meminimalisasi pajanan penyebab dan faktor risiko, mengurangi

kerentanan WUS terhadap efek dari penyebab kanker leher rahim serta

mengurangi kemungkinan terserang kanker leher rahim. Bentuk

pencegahan primer berupa promosi kesehatan, proteksi khusus seperti

vaksinasi, peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi.

2. Pencegahan sekunder

Upaya pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan indikasi kanker

leher rahim secara dini sehingga dapat dilakukan pengobatan segera.

Pencegahan sekunder dilakukan melalui upaya deteksi dini dan


pengobatan segera. Deteksi dini kanker leher rahim menggunakan

metode IVA, papsmear, thin prep (Liquid Base Cytology) dan kolposkopi.

Sedangkan pengobatan segera dapat dilakukan dengan menggunakan

krioterapi, terapi eksisi Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP),

Large Loop Excision of the Transformation Zone (LLETZ), biopsi

kerucut atau konisasi dan histerektomi.

3. Pencegahan tersier

Pencegahan tersier dilakukan untuk menyembuhkan, memperpanjang

harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Upaya yang dilakukan

dalam pencegahan tersier melalui upaya kuratif, rehabilitatif dan

perawatan paliatif di unit-unit pelayanan kesehatan yang menangani

kanker leher rahim dan pembentukan kelompok survivor kanker leher

rahim di masyarakat (Kemenkes RI, 2014; Kemenkes RI 2015).

F. Alat dan Bahan untuk Pemeriksaan IVA

Ada beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan

pemeriksaan IVA yaitu :

1. Meja atau tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada

posisi litotomi.

2. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks (lampu sorot) dan kain

pembersih lampu sorot.

3. Spekulum vagina.

4. Asam asetat (3-5%).

5. Swab lidi berkapas.

6. Sarung tangan.

7. Wadah plastik dan ember.

G. Syarat Melakukan Pemeriksaan IVA

1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual

2. Tidak sedang menstruasi

3. Tidak sedang hamil


4. Dalam 24jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

H. Kategori Hasil Pemeriksaan IVA

Berikut ini adalah pembagian kategori yang dapat digunakan pada

pemeriksaan IVA menurut Tilong (2012):

1. IVA negatif merupakan hasil yang diperoleh ketika leher rahim nampak

normal.

2. IVA radang yaitu apabila ditemukan leher rahim dengan radang

(servisitis) atau kelainan jinak (polip).

3. IVA positif yaitu ketika hasil temuan menunjukkan ada bercak putih

(acetowhite epithelium).

4. IVA kanker leher rahim.

I. Keuntungan dan Keterbatasan Pemeriksaan IVA

Beberapa keuntungan melakukan deteksi dengan metode IVA adalah sebagai

berikut:

1. Aman, tidak mahal, dan mudah dilakukan.


2. Lebih sensitif dan efisien daripada jenis pemeriksaan lainnya.
3. Akurasi tes tersebut sama dengan pemeriksaan lain yang digunakan

untuk deteksi dini kanker leher rahim.


4. Dapat dipelajari dan dilakukan oleh hampir semua tenaga kesehatan.
5. Memberikan hasil segera.
6. Peralatan dan bahan mudah didapat dan tersedia.
7. Tidak membutuhkan fasilitas laboratorium (Tilong, 2012; Sulistiowati

dan Sirait, 2014).

Selain memberikan keuntungan, metode pemeriksaan IVA ini juga memberi

keterbatasan dalam penggunaanya, meliputi:

1. Penyedia pemeriksaan IVA harus melakukan pelatihan secara berkala dan

pengawasan secara terus menerus untuk meningkahkan kualitas kontrol.

2. Akurasi hasil tergantung oleh cara pemeriksa melakukan pemeriksaan.

3. IVA tidak dapat digunakan oleh perempuan post-menopause (WHO,

2014).
J. Pemeriksaan IVA

Pemeriksaan leher rahim dengan metode IVA di Puskesmas dapat dilakukan

oleh dokter umum dan bidan terlatih yang dipilih sesuai kebutuhan program

pencegahan kanker leher rahim, seperti berpengalaman dalam memberikan

pelayanan KB, konseling dan edukasi kelompok, melakukan pemeriksaan

panggul serta berpenglihatan baik untuk memeriksa leher rahim secara

visual.

1. Langkah-langkah pemeriksaan IVA di Puskesmas


a. Penilaian dan persiapan WUS diawali dengan menanyakan riwayat

singkat tentang kesehatan reproduksi.


b. Pelaksanaan tindakan pemeriksaan IVA sesuai prosedur yang telah

ditetapkan dalam SPO.

c. Merapikan dan membersihkan alat setelah digunakan dalam tindakan

pemeriksaan IVA.

2. Kategori Klasifikasi IVA


a. Tes Negatif : halus, berwarna merah muda, seragam, tidak berfitur,

ectropion, cervicitis, kista nabothy dan lesi acetowhite tidak

signifikan.
b. Servisitis : gambaran inflamasi, hiperemis, multipel ovulo naboti,

polipus servisis.
c. Tes Positif : bercak putih sangat meninggi, tidak mengkilap yang

terhubung.
d. Dicurigai Kanker : pertumbuhan massa seperti kembang kol yang

mudah berdarah atau luka bernanah.


3. Konseling Pemeriksaan IVA di Puskesmas
Pada saat pemeriksaan IVA dilakukan konseling. Konseling dilakukan

menjadi dua tahap yaitu :

a. Konseling Kelompok atau Perorangan Sebelum Menjalani IVA

Sebelum menjalani tes IVA, WUS dikumpulkan untuk edukasi

kelompok dan konseling bila memungkinkan. Berikut topik yang

dibahas pada saat presentasi dalam edukasi kelompok :

1) Menghilangkan kesalahpahaman konsep dan rumor tentang IVA

dan krioterapi.

2) Sifat dari kanker leher rahim sebagai sebuah penyakit.


3) Faktor-faktor risiko terkena kanker leher rahim.

4) Pentingnya deteksi dan pengobatan dini.

5) Konsekuensi bila tidak melakukan deteksi.

6) Mengkaji pilihan pengobatan jika hasil tes IVA positif.

7) Peran pasangan pria dalam deteksi dan keputusan menjalani

pengobatan.

8) Pentingnya pendekatan komprehensif sehingga WUS siap

menjalani krioterapi pada hari yang sama jika mereka mendapat

hasil IVA positif.

9) Arti dari tes IVA positif atau negatif.

10)Pentingnya membersihkan daerah genital sebelum menjalani

pemeriksaan IVA.

b. Konseling Pasca Tindakan IVA

1) Jika hasil tes IVA negatif, beritahu WUS untuk datang menjalani

pemeriksaan kembali 5 tahun kemudian, dan ingatkan tentang

faktor-faktor risiko.

2) Jika hasil tes IVA positif, jelaskan artinya dan pentingnya

pengobatan dan tindak lanjut, dan diskusikan langkah-lankah

selanjutnya yang dianjurkan.

3) Jika telah siap menjalani krioterapi, beritahukan tindakan yang

akan dilakukan lebih baik pada hari yang sama atau hari lain

apabila WUS inginkan.

4) Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal pertemuan
selanjutnya (Kemenker RI, 2015).

Anda mungkin juga menyukai