Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. Z DENGAN Ca.

SERVIKSDI RUANG RAWATAN NIFAS RUMAH SAKIT UMUM


CUT MEUTIA ACEH UTARA

Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Klinik Keperawatan Maternitas Profesi Ners

Disusun Oleh:
YELLI DELVIA, S.Kep
NIM. 21020249

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN TEKNOLOGI DAN SAINS
UNIVERSITAS BUMI PERSADA LHOKSEUMAWE
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Klinik Keperawatan Stase Keperawatan Maternitas dengan


Asuhan Keperawatan Maternitas pada Ny. Zainah dengan Ca. Serviks di ruang
rawatan Nifas Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara, telah disusun oleh Yelli
Devia, NIM 21020233 dari Prodi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan
Teknologi dan Sains Universitas Bumi Persada Lhokseumawe TA.2022/2023 di
Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara.

Telah disetujui pada tanggal 15 / April / 2023

Dosen Pembimbing Preceptor Klinik/CI

(___________________) (__________________)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis
kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV)
onkogenik, yang menyerang leher rahim.Di Indonesia hanya 5 persen yang
melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6 persen pasien
ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena
Kanker Leher Rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya.
Penapisan dapat dilakukan dengan melakukan tes Pap smear dan juga
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan
leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50%
atau lebih.Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human
papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher
rahim. Perawatan termasuk operasi pada stadium awal, dan kemoterapi
dan/atau radioterapi pada stadium akhir penyakit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kanker serviks?
2. Bagaimana gejala kanker serviks?
3. Apa saja penyebab kanker serviks?
4. Bagaimana factor resiko dan diagnosis kanker serviks ?
5. Bagaimana pengobatan kanker serviks?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan
serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan vagina).Ada beberapa
tipe kanker serviks. Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell
carcinoma (SCC), yang merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis
kanker serviks. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu
faktor utama tumbuhnya kanker jenis ini.
Tipe-tipe lain kanker serviks seperti adenocarcinoma, small cell
carcinoma, adenosquamous, adenosarcoma, melanoma dan lymphoma,
merupakan tipe kanker serviks yang langka yang tidak terkait dengan
HPV.Beberapa tipe kanker yang telah disebutkan, tidak dapat ditanggulangi
seperti SCC.

B. Gejala
Kanker serviks tahap dini tidak menunjukkan gejala.Segera temui dokter
bila Anda mengalami gejala-gejala kanker serviks sebagai berikut:
1. Pendarahan vagina
2. Sakit punggung
3. Sakit saat buang air kecil dan air seni keruh
4. Konstipasi kronis dan perasaan kembung walaupun perut dalam keadaan
kosong.
5. Rasa nyeri saat berhubungan seks dan keputihan
6. Salah satu kaki membengkak
7. Kebocoran urin atau feses dari vagina.

C. Penyebab
Terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan sebab paling
umum atau faktor utama terjadinya kanker serviks.Virus-virus ini ditularkan
melalui hubungan seksual, baik oral maupun anal.Setiap wanita yang aktif
secara seksual memiliki resiko terkena kanker serviks.Akan tetapi wanita
dengan partner seks lebih dari satu memiliki resiko yang lebih besar.Wanita
yang melakukan hubungan seks tanpa pelindung sebelum umur 16 tahun
memiliki tingkat resiko tertinggi.Beberapa vaksinasi telah dikembangkan dan
secara efektif membunuh HPV yang menjadi penyebab dari 70 hingga 85
persen kanker serviks. Vaksin HPV ditujukan untuk anak perempuan dan
wanita dewasa dari usia 9 hingga 26 tahun karena vaksin hanya dapat bekerja
sebelum infeksi terjadi. Akan tetapi, vaksinasi masih dapat dilakukan pada
wanita yang belum aktif secara seksual pada usia dewasa. Mahalnya harga
vaksin ini menjadi penyebab kekhawatiran. Akan tetapi, karena vaksin in
hanya ditujukan untuk beberapa tipe kanker beresiko tinggi, wanita tetap
harus melakukan Pap Smear, bahkan setelah vaksinasi.

D. Faktor Resiko
1. Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada
seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang
termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas
40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya
terkena kanker serviks.Tetapi hal ini tidak hanya sekedar orang yang
sudah berumur saja, yang berusia muda pun bisa terkena kanker serviks.
Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi
kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya
risiko kanker serviks.Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik
tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks.Ini tidak berarti
Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman
dari ancaman kanker serviks.Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda
terhadap kanker serviks.

2. Faktor Kebersihan
a. Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam
keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan
normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila
salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti
keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi
dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak
normal.
b. Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering
dijumpai antara lainsifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil
kelamin, dan virus HPV.
c. Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin
merupakan bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan
pembalut hasil daur ulang dari barang bekas, misalnya krayon, kardus,
dan lain-lain.
d. Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-
toilet umum yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni
oleh kuman-kuman.
3. Faktor Pilihan
Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa
Anda tentukan sendiri, diantaranya berhubungan seksual pertama kali di
usia terlalu muda. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari satu partner seks
akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus
HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin
akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda
memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi
trauma pada serviks. Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang
dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan
papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga
memberikan hasil pengobatan semakin baik. Dokter yang tepat dalam
melakukan pap smear adalah Dokter kandungan, tetapi beberapa
Laboratorium Klinikpun dapat melakukannya.

E. Diagnosis
Pap Smear merupakan cara efektif sebagai tes skrining kanker serviks,
kepastian diagnosa kanker serviks atau diagnosa pra-kanker memerlukan
biopsi dari serviks. Biopsi umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi
serviks melalui pencitraan yang diperbesar dengan melarutkan cairan asam
untuk memperjelas sel-sel abnormal pada permukaan serviks. Proses ini
memerlukan waktu 15 menit dan tanpa menimbulkan rasa sakit.
Prosedur diagnosa lanjutan meliputi prosedur Loop Electrical Excision
Procedure (LEEP), cone biopsies dan punch biposies. Pap Smear merupakan
cara efektif sebagai tes skrining kanker serviks, kepastian diagnosa kanker
serviks atau diagnosa pra-kanker memerlukan biopsi dari serviks. Biopsi
umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi serviks melalui pencitraan
yang diperbesar dengan melarutkan cairan asam untuk memperjelas sel-sel
abnormal pada permukaan serviks. Proses ini memerlukan waktu 15 menit
dan tanpa menimbulkan rasa sakit. Prosedur diagnosa lanjutan meliputi
prosedur Loop Electrical Excision Procedure (LEEP), cone biopsies dan
punch biposies.

F. Pengobatan
Pada tahap stadium 1, pasien dapat diberi pengobatan melalui prosedur
bedah konservatif untuk wanita yang ingin mempertahankan kesuburan
mereka, sementara yang lain dianjurkan untuk mengangkat seluruh organ
uterus dan serviks (trachelectomy). Setelah prosedur pembedahan, umumnya
direkomendasikan untuk menunggu sekurang-kurangnya satu tahun sebelum
melakukan program kehamilan.
Karena terdapat kemungkinan penyebaran kanker pada kelenjar getah
bening disaat tahap akhir stadium 1, spesialis bedah mungkin akan
mengangkat beberapa kelenjar getah bening dari sekitar uterus untuk bahan
evaluasi patologi.
Tumbuh kembalinya kanker pada sisa serviks sangatlah langka bila
kanker telah sepenuhnya diangkat melalui trachelectomy.Akan tetapi, pasien
dianjurkan untuk tetap melakukan pencegahan secara aktif dan melakukan
pemeriksaan lanjutan, termasuk melakukan skrining Pap smear.
Tumor pada tahap awal dapat diobati melalui prosedur histerektomi
radikal (pengangkatan seluruh uterus) dengan pengangkatan kelenjar getah
bening.Terapi radiasi dengan atau tanpa kemoterapi dapat diberikan setelah
prosedur pembedahan guna mengurangi resiko kembalinya kanker. Tumor
usia dini berukuran besar dapat diobati dengan terapi radiasi dan kemoterapi
dahulu. Histerektomi dapat dilakukan kemudian untuk mengendalikan kanker
secara lokal dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Andretty Rezy P. 2015. Hubungan Riwatar Kejang Demam Dengan Angka


Kejadian eplilepsi di Dr.Moewardi. Universitas Muhammadiah Surakarta

Fida & Maya. 2017. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Yogyakarta: D-Medika

Harjaningrum, A. 2019. Smart Patient: Mengupas Rahasia Menjadi Pasien


Cerdas.Jakarta: PT. Linggar Pena Kreativa.

Jones, T., & Jacobsen, S. T. 2017. Childhood Febrile Seizures: Overview and
Implication. Int

Munir Badrul. 2019, Neurologi Dasar . Cetakan pertama, Universitas Brawijaya


Malang,Sagung Seto. Jakarta

Riandita, A. 2017. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Deman


Dengan Pengelolaan Demam Pada Anak. Jurnal Media Medika

Muda Rahayu, S. 2018. Model Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan


PengatahuanTentang Pengelolaan Kejabg Demam Pada Ibu Balita Di
Posyandu Balita. Politeknik Kesehatan Surakarta
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

HARI/TANGGAL : Selasa, 18 April 2023


JAM : 15 : 43 Wib
PENGKAJIAN :1
RUANG : Ruang Rawatan Nifas

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Zainah


Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Glumpang Sulu Barat, Dewantara
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 22/03/2023

PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. Sukri
Umur : 47 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Glumpang Sulu Barat, Dewantara

2. RIWAYATKEPERAWATAN
a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan badannya terasa lemah, mudah lelah/cape, dan
pegal – pegal. Dan Pasien datang ke Rumah Sakit karena mengeluh
keluar darah dari jalan lahir sejak 3 bulan yang lalu.
a. Lamanya keluhan
Di rasakan sudah 3 bulan.
b. Timbulnya keluhan
Perdarahan terjadi tidak tentu waktunya.
c. Faktor yang memperberat
Perdarahan akan semakin banyak jika Pasien melakukan aktivitas
yang berat.
d. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
Sendiri: Setelah mengetahui keadaannya Pasien istirahat dari aktivitas
yang berat.
Keluarga: Pasien sebelumnya di bawa ke rumah Sakit Cut Meutia
Lhokseumawe untuk mendapat perawatan di sana.

b. PENGKAJIAN BIOLOGIS ( Dikaji sebelum dan sesudah sakit)


RASA AMAN DAN NYAMAN
Pasien mengatakan selama lebih kurang 3 bulan yang lalu pasien hanya
merasakan lemahj, mudah capek, pegal-pegal, dan biasa berobat ke
Puskesmas, dan pasien juga beristirhat. Akan tetapi tidak sembuh-
sembuh dan terjadinya pendarahan maka

c. ELIMINASI: URINE DAN FESES


Eliminasi feses:
Ibu pasien mengatakan BAB sehari 1x, terlihat cair,warna kuning,
berampas, membran mukosa kering

Eliminasi Urine
Ibu pasien mengatakan BAK sehari 4 – 5 kali sehari dengan warna
kuning jernih
d. PERSONAL HYGIENE
Pasien mengatakan mandi 2 kali sehari, cuci rambu 3x seminggu dan
sikat gigi 2 x sehari

3. PEMERIKSAAN
FISIK
a. KEADAAN UMUM
Dilakukan pada tanggal: 23 Maret 2023
Keluhan Utama             : Lemah
Kesadaran                     :  Composmetis
TTV                              : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/m
Temperatur : 36,5 oC
Respirasi rate : 20 x/m
.

4. ANALISA DATA

Nama Pasien Ny. Zainah


Diagnosa Medis : Ca. Serviks
Penyebab Masalah
No Data (Symptom) TTD
(Etiologi) (Problem)
DS : Resiko Intake kurang
Pasien menyatakan mual, Ketidakseimbangan
nafsu makan jelek. nutrisi kurang dari
DO : kebutuhan tubuh
Diet rata-rata habis 1/3
porsi,
DS : Cemas Situasi Krisis
Klien mengatakan cemas
setelah mendapat informasi
bahwa dia menderita tumor
di mulut rahimnya.
DO :
DS : Kurang kurangnya
Klien mengatakan tidak pengetahuan sumber
mengetahui tentang informasi
penyakitnya
Klien bertanya pada
perawat apa tindakan yang
akan dilakukan
DO :
Ds :
Pasien menyatakan lemes, PK anemia
mudah lelah dan cape.
DO :
Hb Tgl 25 Sept 8,8 gr %,
perdarahan pervaginam +,
konjungtiva anemis.

5. Diagnosa Keperawatan
a. Cemas berhubungan dengan situasi krisis
b. Resiko terjadi kerusakan sel otak berhubungan dengan kejang.
c. Resiko kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
sering buang air besar dan muntah

6. Intervensi Keperawatan

Nama Pasien Ny. Zainah


Diagnosa Medis : Ca. Serviks
No Diagnosa Tujuan/ Kriteria
Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
Hipertermi berhu Klien Reduksi kecemasan  Kaji tingkat
bungan dengan p menunjukkan 1. Kaji tingkat kecemasan dan
1 roses infeksi atau  kontrol kecemasan dan respon fisiknya.
inflamasi. kecemasan respon  Gunakan
setelah dilakukan fisiknya. kehadiran,
perawatan 2x24 2. Gunakan sentuhan (dengan
jam dengan kehadiran, ijin), verbalisasi
kriteria: sentuhan untuk
 Dapat (dengan ijin), mengingatkan
mengidentifi verbalisasi klien tidak sendiri.
kasi, untuk  Terima pasien dan
verbalisasi, mengingatkan keluarganya apa
dan klien tidak adanya.
mendemonstr sendiri.  Gali reaksi
asikan teknik 3. Terima pasien personal dan
menurunkan dan ekspresi cemas.
kecemasan. keluarganya  Bantu
 Menunjukka apa adanya. mengidentifikasi
n postur, 4. Gali reaksi penyebab.
ekspresi waja personal dan  Gunakan empati
h, perilaku, ekspresi untuk mendukung
tingkat cemas. orang tua.
aktivitas 5. Bantu  Anjurkan untuk
yang mengidentifika berfikir positif.
menggambar si penyebab.  Intervensi terhadap
kan 6. Gunakan sumber cemas.
kecemasan empati untuk  Jelaskan aktivitas,
menurun. mendukung prosedur.
 mampu orang tua.  Gali koping klien.
mengidentifi 7. Anjurkan  Ajarkan tanda-
kasi dan untuk berfikir tanda kecemasan.
verbalisasi positif.  Bantu orang tua
penyebab 8. Intervensi mendefinisikan
cemas. terhadap tingkat kecemasan.
sumber cemas.  Ajarkan teknik
9. Jelaskan distraksi dan
aktivitas, relaksasi.
prosedur.  Ajarkan teknik
10. Gali koping manajemen cemas.
klien.
11. Ajarkan tanda-
tanda
kecemasan.
12. Bantu orang
tua
mendefinisikan
tingkat
kecemasan.
13. Ajarkan teknik
distraksi dan
relaksasi.
14. Ajarkan teknik
manajemen
cemas.
Resiko Status nutrisi 1. Timbang BB  Timbang BB
ketidakseimbangan klien seimbang sesuai indikasi. sesuai indikasi.
2 nutrisi: Kurang dari setelah diberikan 2. Monitor intake  Monitor intake
kebutuhan tubuh perawatan dengan klien. klien.
berhubungan kriteria: 3. Berikan  Berikan makanan
dengan intake  BB stabil makanan dalam porsi kecil
kurang  Turgor kulit dalam porsi tapi sering dan
baik. kecil tapi sajikan dalam
 Intake sering dan keadaan hangat.
makanan sajikan dalam  Anjurkan klien
meningkat. keadaan menjaga
hangat. kebersihan
4. Anjurkan klien mulutnya.
menjaga  Atur lingkungan
kebersihan yang tenang dan
mulutnya. bersih selama
5. Atur makan.
lingkungan  Posisikan kepala
yang tenang klien lebih tinggi
dan bersih dari kaki.
selama makan.  Pantau masukan
6. Posisikan dan haluaran.
kepala klien  Berikan nutrisi
lebih tinggi parenteral sesuai
dari kaki. indikasi
7. Pantau
masukan dan
haluaran.
8. Berikan nutrisi
parenteral
sesuai indikasi
Kurang Pengetahuan 1. Pendidikan  Pendidikan
pengetahuan klien kesehatan kesehatan
3 berhubungan tentang perawatan 2. Kaji tingkat  Kaji tingkat
dengan kurangnya penyakitnya akan pengetahuan pengetahuan klien.
sumber informasi meningkat klien.  Jelaskan tentang
dengan indikator: 3. Jelaskan penyakit dan
Mampu tentang kondisi klien
menjelaskan penyakit dan  Jelaskan
penyakit dan kondisi klien pengobatan yang
proses 4. Jelaskan akan dilakukan
pengobatan pengobatan terhadap klien
yang akan  Diskusikan tentang
dilakukan perubahan gaya
terhadap klien hidup pada pasien
5. Diskusikan yang mungkin
tentang dibutuhkan.
perubahan  Klarifikasi
gaya hidup informasi yang
pada pasien diberikan oleh tim
yang mungkin kesehatan lain
dibutuhkan. sebelum informasi
6. Klarifikasi kita berikan.
informasi yang
diberikan oleh
tim kesehatan
lain sebelum
informasi kita
berikan.

PK Anemia Setelah dila- 1. Jelaskan  Jelaskan kepada


kukan tindakan kepada pasien pasien dan
keperawatan dan keluarga keluarga tentang
komplikasi tentang anemia, penyebab,
anemia tidak anemia, tanda gejala dan
terjadi dengan penyebab, rencana
kriteria: tanda gejala penatalaksanaan
Pucat- dan rencana  Monitor tanda dan
Konjungtiva ane penatalaksanaa gejala anemia
mis-Aktivitas n  Monitor
optimal 2. Monitor tanda perdarahan
4.      TTV dbn dan gejala pervaginam
5.      Hb 11 – 16 gr anemia  Bantu aktivitas
% 3. Monitor pemenuhan
perdarahan kebutuhan
pervaginam perawatan diri
4. Bantu aktivitas  Kolaborasi
pemenuhan pemberian tranfusi.
kebutuhan
perawatan diri
5. Kolaborasi
pemberian
tranfusi.

7. Implementasi Keperawatan

Nama Pasien Ny. Zainah


Diagnosa Medis : Ca. Serviks

No. Tgl / Tanda


Tindakan
DX Waktu Tangan
1. Mengkaji tingkat kecemasan dan respon
DX 1 fisiknya.
2. Menggali reaksi personal dan ekspresi cemas.
3. Membantu klien mengidentifikasi penyebab.
4. Menganjurkan untuk berfikir positif.
5. Jelaskan aktivitas, prosedur.
6. Ajarkan teknik manajemen cemas.

1. Menimbang BB sesuai indikasi.


DX II 2. Memonitor intake klien.
3. Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi
sering dan sajikan dalam keadaan hangat.
4. Menganjurkan klien menjaga kebersihan
mulutnya.
5. Pantau masukan dan haluaran.
6. Memberikan nutrisi parenteral sesuai indikasi
1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien.
DX III 2. Menjelaskan tentang penyakit dan kondisi
klien
3. Menjelaskan pengobatan yang akan dilakukan
terhadap klien
4. Mendiskusikan tentang perubahan gaya hidup
pada pasien yang mungkin dibutuhkan.
5. Klarifikasi informasi yang diberikan oleh tim
kesehatan lain sebelum informasi kita berikan
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga
DX IV tentang anemia, penyebab, tanda gejala dan
rencana penatalaksanaan
2. Monitor tanda dan gejala anemia
3. Monitor perdarahan pervaginam
4. Kolaborasi pemberian tranfusi.
8. Evaluasi Keperawatan

Nama Pasien Ny. Zainah


Diagnosa Medis : Ca. Serviks
No Tanda
Tanggal Catatan Perkembangan
Dx Tangan
j Setelah asuhan keperawatan diberikan selama 3x24
jam
S:
Klien mengatakan cemas karena ia menderita kanker
1 O:
Klien masih tampak cemas
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2 Setelah asuhan keperawatan diberikan selama 3x24
jam
 S:
Klien mengatakan tidak nafsu makan
O:
BB: 51 kg
Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
Setelah asuhan keperawatan diberikan selama 3x24
jam
S:
Klien dapat menyebutkan proses penyakit dan
3 rencana pengobatan
O:
A: Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Setelah asuhan keperawatan diberikan selama 3x24
jam
S:
Klien mengatakan masih terjadi perdarahan
O:
Hb 8,8 gr%
4
Transfusi belum diberikan
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi kolaborasi pemberian Transfusi

Anda mungkin juga menyukai