Anda di halaman 1dari 21

Kanker Serviks

Kelompok 9
Sri pademi
Syafitri
Tjut jessy F
Triyuni candra h
DEFINISI

Kanker serviks adalah kanker yang berkembang pada


serviks yaitu organ yang menghubungkan vagina
dengan rahim (WHO, 2019)
Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari
serviks.
Penyakit ini menempati peringkat tertinggi kedua
setelah kanker payudara sebagai penyakit kanker yang
menyerang wanita.
ETIOLOGI
virus HPV (Human Papilloma virus)
yang ditularkan melalui kontak
seksual.
FAKTOR RESIKO TERJADINYA
KANKER SERVIKS:
1.. Aktivitas seksual pada usia muda
2. Berhubungan seksual dengan berganti-
ganti pasangan.
3. Merokok
4. Jumlah kehamilan dan kelahiran
5. Sosial ekonomi
6. Penyakit menular seksual
7. Gangguan imunitas
8. Pemakaian pil KB
GEJALA
1. Perdarahan setelah berhubungan
seksual, perdarahan diluar siklus
menstruasi atau pasca menopause.
2. Keputihan banyak dan berlebihan
serta berbau tidak sedap
3. Nyeri saat berhubungan seksual
STADIUM
Stadium I : Karsinoma benar-benar terbatas pada
serviks (tanpa bisa mengenali ekstensi ke korpus
uteri)

Stadium II : Karsinoma meluas diluar rahim, tetapi


tidak meluas ke dinding panggul atau sepertiga bagian
bawah vagina

Stadium III : Tumor meluas ke dinding samping pelvis.


Pada pemeriksaan dubur, tidak ada ruang bebas
antara tumor dan dinding samping pelvis

Stadium IV : Karsinoma telah meluas ke pelvis yang


sebenarnya atau secara klinis melibatkan mukosa
kandung kemih dan atau rectum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DAN DIAGNOSTIK

1.. Pap smear


2.. IVA (Inspeksi Visual Asam asetat)
3.. Test DNA HPV
4.. Kolposkopi

Pemeriksaan penunjang lainnya : biopsy


serviks, sistoskopi, rektroskopi, USG,
BNO-IVP, foto thorax dan Bonescan, CT
scan atau MRI, PET scan.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
A. PEMBEDAHAN
Dilakukan untuk mengobati kanker pada stadium awal, dan mencegah
kanker tumbuh dan menyebar
1. Hysterectomy sederhana, pembedahan ini dilakukan pada stadium
awal kanker serviks.
2) Hysterectomy radikal, pembedahan ini dilakukan melalui sayatan
perut.
Efek samping dari pembedahan ini menimbulkan komplikasi berupa
pendarahan yang berlebihan, infeksi luka, atau kerusakan sistem
saluran kemih dan pencernaan. Hysterectomy juga menyebabkan
wanita tidak bisa hamil dan mengalami disfungsi seksual berupa
kesulitan dalam orgasme.
B. RADIASI
1. Radiasi eksternal yaitu, pemberian sinar radiasi dari luar
tubuh dengan menggunakan mesin yang besar untuk menyinari
pelvis.
2. Radiasi internal (brachytherapy) yaitu, terapi ini
menggunakan bahan kapsul yang diisi material radioaktif yang
ditempatkan di serviks.
Efek samping terapi radiasi adalah kelelahan, nyeri perut, diare,
anemia, mual dan muntah. Terapi radiasi juga menyebabkan
cystitis, nyeri pada vagina, menopause dini, berkurangnya
elastisitas vagina, kekeringan pada vagina yang bisa menyebabkan
nyeri pada saat berhubungan seksual.
C. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat anti kanker yang diberikan melalui
suntikan atau oral. Kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel-sel
kanker.
Efek samping kemoterapi adalah mual, muntah, anoreksia, rambut
rontok, mulut kering, kelelahan. menopause dini dan infertilitas.
D. TERAPI KOMBINASI
1. Radiasi dengan pembedahan, radiasi dilakukan sebelum
pembedahan yang bertujuan untuk mengecilkan kanker, batas-
batas kanker menjadi jelas dan tegas sehingga memudahkan pada
proses pembedahan.

2. Radiasi dengan kemoterapi, kombinasi terapi ini biasa disebut


dengan kemoradiasi. Kemoterapi membantu radiasi bekerja lebih
efektif dibandingkan bila hanya menggunakan radiasi saja.
INI CARA MELAWAN INFEKSI HPV

1. Primer: vaksinasi HPV


2. Sekunder: deteksi dini
PENCEGAHAN PRIMER: Vaksin HPV

1. Untuk mencegah Infeksi HPV


2. Tidak bertujuan pengobatan
3. Lama proteksi 48 bulan – 60 bulan
1.
4. Jangkauan perlindungan 89%
5. Penyakit Infeksi HPV atau penyakit lesi prakanker yang
sudah diobati dapat diberikan vaksin
PENCEGAHAN SEKUNDER (SKRINING)

1. Upaya menemukan kelainan sel dalam tahap infeksi HPV


ataupun lesi prakanker
2. Terdiri dari : IVA, Pap Smear, Pemeriksaan HPV
IVA (Pencegahan Visual Asam Asetat)

1. Menemukan lesi prakanker serviks dengan mata telanjang,


tanpa bantuan alat, dengan olesan asam asetat
2. Sensitivitas : 47,62%

TEST IVA
1. Untuk siapa: 30 – 50 tahun
2. Di mana: bidan atau dokter (Puskesmas dan Rumah Sakit)
3. Kapan dilakukan: minimal 5 tahun sekali
PAP SMEAR
Suatu pemeriksaan sel – sel serviks untuk mengidentifikasi secara dini
adanya perubahan ke arah kanker serviks
UNTUK SIAPA PAP SMEAR
Untuk setiap wanita
1. 3 Tahun setelah hubungan seksual pertama
2. Tiap 3 tahun untuk usia 21 – 65 th
3. Tidak lagi diperlukan usia > 65 tahun, bila hasil 10 tahun terakhir
normal
SYARAT PAP SMEAR
1. Tidak sedang keluar darah
2. Dua hari sebelum pemeriksaan tidak boleh berhubungan seksual
3. Tidak memasukkan benda apapun (cairan pembersih) sebelum
pemeriksaan
PEMERIKSAAN HPV

1. Mendeteksi infeksi HPV resiko tinggi


2. Tidak mampu mendeteksi lesi pra kanker

TARGET
1. Perempuan yang belum pernah berhubungan seksual, dapat
dimulai usia
2. 11 – 12 tahun
3. Kelompok seksual aktif : bila papsmear atau IVA (-)
4. Dapat diberikan sampai usia 55 tahun
GABUNGAN PAP SMEAR + TES HPV DNA

1. Negatif palsu pap smear : 15 – 45%


2. HPV + artinya ada resiko lesi pra kanker / kanker
REFERENSI
Judul: Analisis Pengetahuan tentang Kanker Serviks pada Wanita Dewasa
Penulis: Tasya Hana Nadhifah
Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
tasyahananadhifah@yahoo.co.id
Abstract:
Cervical cancer is a very dangerous disease and is still a serious problem world-wide. It is estimated
that there are approximately 500,000 new cases every year which mostly occur in developing
countries. Cervical cancer incidence in Indonesia was continues to increase and the majority of
sufferers are detected at an terminal stage. It can be prevented and detected early if womens have a
good knowledge and awareness of early detection. This study aimed to know about knowledge,
behavior of early detection by Pap smear, and HPV vaccination and the incidence of cervical cancer.
This study was attended by 12 respondents in the Ciracas area, East Jakarta. The results of this
study show how far respondents know about cervical cancer to reduce the incidence of cervical
cancer. The knowledge that will be assessed in this study is how far the public's knowledge about the
causes, symptoms, and risk factors of cervical cancer. In addition, in our study we will also assess
how far they know about HPV vaccination as a preventative measure and pap smear as a step in
early detection of cervical cancer.
Keywords: cervical cancer, knowledge,girl, prevention
Sekian dari
kelompok kami

Anda mungkin juga menyukai