Kelompok 2 :
Nurbaiti
Rifka Uljannah
1211011004
1211011007
1211012006
1211013025
Jenis Kanker
Squamous cell
carcinomas
Cervical
adenocarcinoma
adenosquamous
carcinomas
ETIOLOGY
Infeksi
HPV
Diet buah
dan
sayuran
Over
weight
Penggunaa
n pil
kotrasepsi
ETIOLOGY
Infeksi
chlamydi
a
Mempercepat
kehamilan
Imunosupres
i
merokok
Genetik
Berhubungan dengan kemampuannya untuk melawan virus HPV
Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda
Perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun
mempunyai resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20
tahun. Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun hampir selalu 2x lebih
mungkin terkena kanker serviks di usia tuanya, daripada wanita yang menunda
kehamilan hingga usia 25 tahun atau lebih tua
Merokok
Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan
zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya
tahan serviks di samping merupakan ko-karsinogen infeksi virus.
Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahun
Infeksi HIV
Memiliki HIV membuat sistem kekebalan tubuh seorang wanita kurang dapat memerangi infeksi
HPV maupun kanker-kanker pada stadium awal
Diet
Diet rendah sayuran dan buah-buahan dapat dikaitkan dengan meningkatnya resiko kanker
seviks. Juga, wanita yang obesitas/gemuk berada pada tingkat resiko lebih tinggi.
Pil KB
Riset menemukan bahwa resiko kanker serviks meningkat sejalan dengan semakin lama wanita
tersebut menggunakan pil kontrasepsi
DES (diethylstilbestrol)
DES adalah obat hormon yang pernah digunakan antara tahun 1940-1971 untuk beberapa wanita
yang berada dalam bahaya keguguran. Anak-anak wanita dari para wanita yang menggunakan
obat ini, ketika mereka hamil berada dalam resiko terkena kanker serviks dan vagina sedikit lebih
tinggi
GEJALA
Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas
EPIDEMIOLOGY
Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker
pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara.
Setiap tahunnya, terdapat kurang lebih 500 ribu kasus baru kanker leher
rahim (cervical cancer), sebanyak 80 persen terjadi pada wanita yang hidup
di negara berkembang.
PATOLOGI
Inveksi HPV
Degradasi tumor
supresor p53
Inaktivasi protein
retinoblastoma
(pRB) yang
terhipofosforilasi
KLASIFIKASI
Infeksi HPV dideteksi pada seluruh
lesi
preneoplastik
(cervical
intraepithelial
neoplasia,
CIN)
maupun neoplastik pada serviks
uteri.
Cervical intraepithelial
neoplasia (CIN) adalah spektrum dari
lesi servikal yang mewakili lesi
prekursor
dari
squamous
cell
carcinoma
yang
dikategorikan
menjadi bagan disamping:
Bethesda system
low-grade squamous intraepithelial
lesion (LSIL) yang sebanding dengan mild
dysplasia/CIN1
Stadium 0
tidak
Lesi-lesi yang tampak secara klinik terbatas pada serviks atau kanker preklinik
yang lebih besar daripada stadium la+++
Ib1: Lesi < 4 cm
Ib2 : Lesi > 4 cm
Stadium II:
Karsinoma meluas diluar serviks, tetapi belum sampai
dinding pelvis;karsinoma tumbuh ke dalam vagina, tetapi tidak sampai
sepertiga bagian bawah
Stadium Iia : Tidak ada perluasan kedalam parametrium
Stadium Iib : jelas ada perluasan ke parametrium
Stadium III: Karsinoma telah meluas sampai dinding pelvis; tumor tumbuh
sampai sepertiga bagian bawah vagina. Terjadi kerusakan ginjal
Stadium IIIa : Tidak ada perluasan sampai dinding pelvis, tetapi
pertumbuhan tumor sampai sepertiga bagian bawah vagina
Stadium IIIb : Perluasan sampai dinding pelvis atau hidronefrosis atau
ginjal yang tidak berfungsi
Stadium IV: Karsinoma telah meluas sampai diluar pelvis minor atau
secara klinik telah tumbuh ke dalam mukosa kandung kencing atau rektum
Penyebaran (metastase)
Penyebaran kanker serviks ada tiga macam,
yaitu:
1) Melalui pembuluh limfe (limfogen) menuju
ke kelenjar getah bening lainnya.
2) Melalui pembuluh darah (hematogen)
3) Penyebaran langsung ke parametrium,
korpus uterus, vagina, kandung kencing
dan rectum.
Tes IVA
dll
Dasar pemeriksaan ini adalah mempelajari sel-sel yang terlepas dari selaput
lendir leher rahim. Papsmear mudah dilakukan dan tidak menimbulkan rasa
sakit (Smart, 2010). Tingkat Keberhasilan Papsmear dalam mendeteksi dini
kanker rahim yaitu 65-95 %. Pap Smear hanya bisa dilakukan oleh ahli
patologi atau si-toteknisi yang mampu melihat sel-sel kanker lewat
mikroskop setelah objek glass berisi sel- sel epitel leher rehim dikirim ke
laboratorium oleh yang memeriksa baik dokter, bidan maupun tenaga yang
sudah. Hanya boleh diberikan pada wanita yang telah aktif secara seksual.
Penegakan Diagnosis
Colposcopy
Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan hasil pap
smear yang abnormal. Dokter menggunakan colposcope untuk melihat leher rahim. The
colposcope menggabungkan cahaya terang dengan lensa pembesar untuk membuat
jaringan lebih mudah untuk dilihat. Hal ini tidak dimasukkan ke dalam vagina. Sebuah
kolposkopi biasanya dilakukan di kantor dokter atau klinik.
Pemeriksaan dengan
Cystoscopy
untuk melihat penyebaran kanker seviks ke area uretra.
Proktoskopi
untuk memeriksa penyebaran kanker serviks ke area anus.
Pemeriksaan panggul
untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar melampaui daerah
leher rahim.
TERAPI
Terapi
Pencegahan
Pengobatan
Kanker Non-invasif
Kanker invasif
Biopsi Cone
Operasi
Operasi Laser
Terapi Radiasi
Hysterectomy
Loop
electrosurgical
excision
procedure (LEEP)
Cryosurgery
Kemoterapi
Lainnya dengan pemberian sitostatika berupa
kombinasi dari Bleomisin C, Adriamisin,
Vinkristin, Aktinomisin-D atau Cytoxan.
PENCEGAHAN
Terapi pencegahan
Menghindari merokok
VAKSIN HPV
Untuk
wanita
umur 9-26
tahun
Mekanisme kerja
Vaksin HPV
proteksi dari :
Virus HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan 70% kanker leher rahim dan
HPV tipe 6 dan 11 menyebabkan 90% kutil kelamin.
PENGOBATAN
Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser
untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker dan
prekanker..
Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area kanker
dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan pada
kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.
LEEP: Dokter menggunakan kabel listrik loop untuk mengiris tipis, potong bulat
jaringan serviks.
2. Kanker invasive
OPERASI
Hysterectomy radikal yaitu membuang serviks, uterus, bagian vagina, dan nodus
limfe pada area tersebut secara operasi standar dimana terdapat invasi lebih besar
dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada bukti adanya tumor pada dinding pelvis.
Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan mencegah kanker
kembali lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak mungkin hamil lagi
Terapi Radiasi
Guna:
Tahap
1.
CT-scan
Penanganan dengan menghalangi konformal dan mempertimbangkan dosimetri
standard untuk gelombang eksternal RT
2.
Brachyterapi
Merupakan terapi tepat untuk pasien kanker serviks yang bukan calon operasi (pasien
dengan serviks utuh) yang biasanya dikombinasikan dengan radiasi gelombang
eksternal .Untuk tumor kecil gelombang yang disarankan setidaknya 80 Gy, sedangkan
tumor yang lebih besar 85 Gy
3.
MRI
Menggambarkan secara cepat brachyterapi mungkin sangat berguna dalam
menggambarkan ukuran tumor. Untuk pasien kanker terlokalisir, penanganan dengan
radiasi inisiasi 40 sampai 45 Gy pada seluruh bagian panggul sering diperlukan untuk
menyusutkan tumor secara optimal
4.
IMR
Untuk pasien kanker serviks yang menerima terapi kombinasi dengan kemoterapi
Efek akut yang timbul seperti diare, iritasi bladder, kelelahan terjadi pada
pasien yang ditangani dengan radiasi sekaligus kemoterapi
Efek jangka panjang dapat membuat luka-luka pada bladder, rektum, dan
kerusakan struktur tulang panggul
1.
Volume
2.
Dosis total
3.
4.
Kemoterapi
Rekomendasi pertama untuk pasien extrapelvic metastase ataupun
untuk pasien kambuhan yang tidak disarankan operasi exenterative
atau radikal trachelectomy (RT).
Cisplatin
Agen yang paling efektif untuk kanker servik metastase. Kebanyakan pasien
diberikan cisplatin sebagai terapi primer dan untuk pasien yang sensitif dengan
terapi single platinum.
Merupakan metal inorganic yang mampu membunuh sel pada semua siklus
pertumbuhannya. Mekanisme aksi : menghambat biosintesis DNA dan berikatan
dengan DNA membentuk ikatan silang (crosslink)
Dosis 100 mg/m menunjukkan respon yang lebih besar daripada dosis 50 mg/m
(31% vs 21%)
2. Ifosfamide
Agen alkylating yang mirip dengan cyclophosphamide, telah memberikan respon
total hingga 29% pada pasien kanker serviks. Dosis 1,5 g/m selama 30 menit untuk
5 hari menghasilkan respon 40% dan 20%.
3. Mitomisin
Mekanisme aksi : obat ini akan teraktivasi melalui enzim sitokrom P-450 akan
menghasilkan suatu alkilator yang dapat melakukan ikatan silang dengan DNA.
4. 5 fluourourasil
Antipirimidin yang mengambil tempat pirimidin dalam pembentukan nukleosida dan
dapat tumbuh menjadi 5-flouro-2-deoksi-uridin 5-monofosfat (FdUMP) yang
menghambat timidilat sintetase dengan hambatan sintesis DNA, Flourourasil dapat
juga dirubah menjadi flouridin monofosfat (FUMP) yang langsung mengganggu
sintesis RNA.
Diare
Lelah
Mual
rambut rontok
Kemoradiasi
Sitostatika
Vinkristin
berikatan secara spesifik dengan tubulin, komponen protein mikrotubulus,
spindle mitotik, dan memblo polimerasinya. Akibatnya terjadi disolusi
mikrotubulus, sehingga sel terhenti dalam metafase.
Bleomisin
mampu memecah DNA. Menyebabkan akumulasi sel pada fase G2 dan banyak sel
memperlihatkan aberasi kromosom termasuk fragmentasi dan translokasi
kromatid.
Terapi Tambahan
Untuk pasien dengan stage IA2, IB1, atau IIA1 yang disimpulkan negatif, dan
tidak punya faktor resiko setelah radikal histerectomi. Biasanya terapi ini
diberikan setelah radikal hysterectomi jika ditemukan terjadi resiko
patologi.
TERIMA KASIH