TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kanker Serviks
pada serviks atau mulut rahim, khususnya berasal dari lapisan epitel
9
10
kali lipat.
2) Tingginya paritas
resiko lima kali lebih besar daripada faktor resiko pada wanita
7) Kebiasaan merokok
merokok.
12
8) Riwayat keluarga
anda memiliki resiko terkena kanker serviks mencapai dua atau tiga
kali lipat dibandingkan orang yang tidak ada riwayat kanker serviks
pada keluarganya.
9) Pil KB
11) Usia
6) Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada
gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus
Stadium Kriteria
0 Karsinoma in-situ yaitu kanker yang masih terbatas pada lapisan epitel
mulut Rahim dan belum punya potensi menyebar ke tempat atau organ
lain.
I Terbatas di uterus.
IA Diagnosis hanya dengan mikroskop (penyebaran horizontal ≤ 7mm).
IA1 Kedalaman invasi ≤ 3mm.
IA2 Kedalaman invasi > 3mm dan ≤ 5 mm.
IB Terlihat secara klinik dan terbatas di serviks atau secara mikroskopik >
IA2.
IB1 Besar lesi atau tumor atau benjolan ≤ 4 cm
IB2 Besar lesi atau tumor atau benjolan > 4 cm.
II Invasi tidak sampai ke dinding panggul atau mencapai 1/3 bagian bawah
vagina.
IIA Tanpa invasi ke parametrium atau jaringan di samping uterus.
IIB Invasi ke parametrium.
III Invasi mencapai dinding panggul, 1/3 bagian bawah vagina atau timbul
hidronefrosis atau bendungan ginjal.
IIIA Invasi pada 1/3 bagian bawah vagina.
IIIB Dinding panggul atau hidronefrosis.
IVA Invasi mukosa kandung kemih atau rectum meluas keluar panggul kecil.
IVB Metastasis jauh.
Smear (Pap Smear), serta telah diperkenalkan cara yang baru dalam
dengan asam cuka (IVA), dan dengan cara lain lagi yaitu Kolposkopi,
namun cara ini jarang dilakukan karena memerlukan biaya yang lebih
menurut Rasjidi (2008: 45) yaitu: Tes Skrining, Tes Pelengkap, dan
15
1) Tes Skrining
skrining. Tes skrining ini dapat dilakukan dengan dua cara, cara
dan yang kedua yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
(a) Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah
tinggi.
tahun.
17
(f) Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60
berhubungan seksual.
2009: 89).
pemeriksaan.
18
pengambilan sempel.
sampel.
tidur.
diperiksa.
(b) Grade II : ada sitologi atipik tapi tidak ada bukti adanya
keganasan
(c) Grade III : ada perubahan sitologi yang jelas tapi tidak
dansarung tangan
(d) Oleskan larutan asam cuka atau logol, tunggu 1-2 menit
(e) Lihat dengan cermat SCJ dan yakinkan area ini dapat
(f) Bersihkan sisa larutan asam asetat dan atau larutan lugol
pemeriksaan.
serta di klinik.
23
sederhana.
IVA murah.
normal.
(b) Lampu
speculum
consent.
25
dilakukannya pemeriksaan.
(1) Ambil sampel dari bagian atas vagina dan ostium serviks
a) Pengertian Kolposkopi
b) Indikasi Kolposkopi
(b) Aksesoris
(c) Lugol
informed consent.
d) Prosedur Kolposkopi
vascular abnormal.
formalin 10%.
(9) Bila terdapat perdarahan aktif, beri pasta Monsel pada area
e) Hasil Kolposkopi
(2) Hasil yang tidak normal adalah ada kutil dibawah serviks,
1) Pencegahan primer
yang utama. Hal ini untuk menghindari faktor resiko yang dapat
pasangan.
warts.
HPV.
2) Pencegahan sekunder
dengan cara uji Pap Smear dengan teratur. Hal itu dapat dilakukan
pada:
seksual.
b) Bila telah tiga kali Pap Smear dan hasilnya normal maka
Uji Pap.
31
1) Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40
tahun
35-55 tahun
4) Ideal atau optimal, lakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60
2. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
yang alami.
32
b. Tingkat pengetahuan
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang nyata atau
sebenarnya.
4) Analisis (analysis)
dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
lain, meliputi:
Trial and Eror atau yang disebut cara coba-coba ini telah
b) Secara kebetulan
sendiri.
pengetahuan.
35
dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan
pengetahuannya.
i) Induksi
j) Deduksi
2) Cara Ilmiah
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut juga sebagai metode
pengamatan.
dilakukannya pengamatan.
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
3) Umur
4) Minat
5) Pengalaman
7) Informasi.
responden sendiri
Keterangan:
P = Persentase
yaitu:
pasca kelahiran.
4. Penyuluhan Kesehatan
sadar, tahu, dan mengerti tetapi juga mau dan dapat melakukan
optimal.
yang sehat.
kesehatan individual.
2) Menentukan prioritas.
dibutuhkan.
perilaku).
b) Interview (wawancara)
a) Kelompok besar
(1) Ceramah
(a) Persiapan
sebagainya.
(b) Pelaksanaan
(2) Seminar
b) Kelompok kecil
pendapat).
kesimpulannya.
kesimpulannya.
monopoli.
a) Ceramah umum
kesehatan.
c) Stimulasi
kesehatan massa.
48
massa.
kesehatan massa.
massa.
kesehatan, menurut Putri (2013: 47) media ini dibagi menjadi 3 yaitu,
sebagai berikut:
1) Media cetak
a) Poster
b) Leaflet
offset).
c) Baligho
3x4,5 meter.
d) Spanduk
e) Umbul-umbul
print.
f) X-banner
seperti huruf X.
g) Gimmick
dan lain-lain.
pajak reklamenya.
2) Media massa
lainnya.
3) Media elektronik
a) Televisi
b) Radio
c) Video
d) Slide
informasi kesehatan.
e) Film strip
4) Media internet
sangat efektif dan denga biaya yang sangat murah, hal ini
tersimpan.
56
B. Kerangka Teori
Perilaku
Proses Perubahan
Komunikasi
Pemberdayaan Masyarakat Training
Penyuluhan
Pemberdayaan Sosial
Pendidikan Kesehatan
(Promosi Kesehatan)
Keterangan :
Sumber:
C. Kerangka Konsep
Dari uraian tinjauan pustaka diatas, maka disusun kerangka konsep sebagai
berikut :
Pengetahuan Pengetahuan
WUS sebelum Penyuluhan WUS setelah
Penyuluhan Penyuluhan
D. Hipotesis
penyuluhan.