Anda di halaman 1dari 10

Klasifikasi Staging Kanker Serviks FIGO

Dengan revisi klasifikasi staging dari kanker serviks oleh FIGO (International Federation of Gynaecology and
Obstetrics) pada tahun 2009, nampak bahwa untuk menghindari misakurasi pada staging ini diperlukan
pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI). MRI ini terutama diperlukan untuk mengetahui ukuran
tumor, panjang serviks, dan jarak dari tumor ke os cervical interna.

Revisi klasifikasi kanker serviks dari FIGO ialah sebagai berikut:

Sumber gambar: Camisao CC dkk, Radiol Brasil 40(3), Sao Paulo, May-June 2007

Stadium I: Karsinoma yang hanya menyerang serviks (tanpa bisa mengenali ekstensi ke corpus)

IA: Karsinoma invasif yang hanya didiagnosis melalui pemeriksaan mikroskopis, kedalaman invasi < 5 mm
dan ekstensi terluas > 7 mm

IA1: Invasi stroma sedalam < 3 mm dan seluas < 7 mm

IA2: Invasi stroma sedalam > 3 mm dan seluas > 7 mm


IB: Lesi yang nampak secara klinis, terbatas pada serviks uteri atau kanker preklinis yang lebih besar daripada
stadium IA

IB1: Lesi yang nampak < 4 cm

IB2: Lesi yang nampak > 4 cm

Stadium II: Karsinoma yang menginvasi dekat uterus, tapi tidak menginvasi dinding pelvis atau sepertiga
bawah vagina

IIA: Tanpa invasi ke parametrium

IIA1: Lesi yang nampak < 4 cm

IIA2: Lesi yang nampak > 4 cm

IIB: Nampak invasi ke parametrium

Stadium III: Tumor meluas ke dinding pelvis dan/atau melibatkan sepertiga bawah vagina dan/atau
menyebabkan hidronefrosis atau merusak ginjal

IIIA: Tumor melibatkan sepertiga bawah vagina, tanpa ekstensi ke dinding pelvis

IIIB: Ekstensi ke dinding pelvis dan/atau hidronefrosis atau merusak ginjal

Stadium IV: Karsinoma yang meluas ke pelvis sejati atau telah melibatkan mukosa kandung kemih atau
rektum.

IVA: Pertumbuhannya menyebar ke organ-organ sekitarnya

IVB: Menyebar ke organ yang jauh


Mengenal Dengan Baik Kanker Serviks
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak nomor tiga di dunia. Bahkan di Indonesia saja,
setiap satu jam seorang wanita meninggal karena kanker ini. Kanker servik disebut juga “silent killer” karena
perkembangan kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan
waktu cukup lama, sekitar 10-20 tahun. Proses ini seringkali tidak disadari hingga kemudian sampai pada
tahap pra-kanker tanpa gejala. Oleh karena itu pengertian kanker serviks mutlak dipahami oleh kaum wanita
di Indonesia. Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks disebut juga
kanker leher rahim atau kanker mulut rahim dimulai pada lapisan serviks.

Kanker serviks terbentuk sangat perlahan. Pertama, beberapa sel berubah dari normal menjadi sel-sel pra-
kanker dan kemudian menjadi sel kanker. Ini dapat terjadi bertahun-tahun, tapi kadang-kadang terjadi lebih
cepat. Perubahan ini sering disebut displasia. Mereka dapat ditemukan dengan tes Pap Smear dan dapat diobati
untuk mencegah terjadinya kanker. Untuk dapat memahami kanker serviks, ada baiknya kita memahami
terlebih dahulu anatomi rahim wanita.

Anatomi Rahim wanita

Alat reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang disebut panggul. Secara anatomi nilai
reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian yang terlihat dari luar ( genitalia eksterna ) dan
bagian yang berada di dalam panggul ( genitalia interna ). Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut
kemaluan ( vulva ) dan liang sanggama ( vagina). Genetika interna terdiri dari rahim ( uterus ), saluran telur (
tuba ), dan indung telur ( avarium ). Pada vulva terdapat bagian yang menonjol yang di dalamnya terdiri dari
tulang kemaluan yang ditutupi jaringan lemak yang tebal. Pada saat pubertas bagian kulitnya akan ditumbuhi
rambut.

Lubang kemaluan ditutupi oleh selaput tipis yang biasanya berlubang sebesar ujung jari yangdisebut selaput
dara ( hymen ). Dibelakang bibir vulva terdapat kelenjar-kelenjar yangmengeluarkan cairan. Di ujung atas
bibir terdapat bagian yang disebut clitoris, merupakan bagian yang mengandung banyak urat-urat syaraf. Di
bawah clitoris agak kedalam terdapat lubang kecilyang merupakan lubang saluran air seni ( urethra ). Agak
ke bawah lagi terdapat vagina yangmerupakan saluran dengan dinding elastis, tidak kaku seper ti dinding pipa.

Saluran ini menghubungkan vulva dengan mulut rahim. Mulut rahim terdapat pada bagian yang disebut leher
rahim ( cervix ), yaitu bagian ujung rahim yang menyempit. Rahim berbentuk seperti buah pir gepeng,
berukuran panjang B-9 cm. Letaknya terdapat di belakang kandung k encing dan didepan saluran pelepasan.
Dindingnya terdiri dari dua lapisan Mot yang teranyam saling metintang. Lapisan dinding rahim yang terdalam
disebut endometrium, merupakan lapisan selaput lendir. Terutai dari ujung atas kanan kiri rahim terdapat
saluran telur yang ujungnya berdekatan dengan indung telur kiri dan kanan. lndung tekur berukuran
2,5×1,5×0,6 cm, mengandung sel-sel telur (ovum) yang jumlahnya lebih kurang 200.000-400.000 butir. Otot-
otot panggul dan jaringan ikat disekitarnya menyangga alat-alat reproduksi, kandung kencing dan saluran
pelepasan sehingga alat-alat itu tetap berada pada tempatnya

Berapa banyak wanita terkena kanker serviks ?

Jumlah prevalensi wanita pengidap kanker serviks di Indonesia terbilang cukup besar. Setiap hari, ditemukan
40-45 kasus baru dengan jumlah kematian mencapai 20-25 orang. Sementara jumlah wanita yang berisiko
mengidapnya mencapai 48 juta orang. Sebagian besar kasus kanker serviks yang terdeteksi di rumah sakit
sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati. Jika kanker ditemukan lebih dini, penanganannya akan lebih
mudah dan tingkat harapan hidup lebih besar.
Beberapa peneliti berpikir bahwa kanker serviks non-invasif (yang hanya terjadi di leher rahim ketika
ditemukan) adalah sekitar 4 kali lebih umum daripada jenis kanker serviks yang invasif. Ketika ditemukan
dan diobati secara dini, kanker serviks seringkali dapat disembuhkan.

Kanker serviks cenderung terjadi pada wanita paruh baya. Kebanyakan kasus ditemukan pada wanita yang
dibawah 50 tahun. Ini jarang terjadi pada wanita muda (usia 20 tahunan). Banyak wanita tidak tahu bahwa
ketika menjadi tua, mereka masih beresiko terkena kanker serviks. Itulah sebabnya penting bagi wanita lebih
tua untuk tetap menjalani tes Pap Smear secara teratur.

Faktor Resiko Kanker Serviks

Infeksi Virus Human Papilloma (HPV)

Pada kanker serviks, faktor risiko yang terpenting adalah infeksi HPV (human papilloma virus). HPV adalah
sekelompok lebih dari 100 virus yang berhubungan yang dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit,
ditularkan melalui kontak kulit seperti vaginal, anal, atau oral seks.

Virus HPV berisiko rendah dapat menimbulkan genital warts (penyakit kutil kelamin) yang dapat sembuh
dengan sendirinya dengan kekebalan tubuh. Namun pada Virus HPV berisiko tinggi tipe (tipe 16, 18, 31, 33
and 45), virus ini dapat mengubah permukaan sel-sel vagina. Bila tidak segera terdeteksi dan diobati, infeksi
Virus HPV ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel pra kanker serviks.

Melakukan hubungan seks tidak aman terutama pada usia muda atau memiliki banyak pasangan seks,
memungkinkan terjadinya infeksi HPV. Tiga dari empat kasus baru infeksi virus HPV menyerang wanita
muda (usia 15-24 tahun). Infeksi Virus HPV dapat terjadi dalam 2-3 tahun pertama mereka aktif secara
seksual.

Pada usia remaja (12-20 tahun) organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang. Rangsangan penis/sperma
dapat memicu perubahan sifat sel menjadi tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat berhubungan seksual
dan kemudian infeksi Virus HPV. Sel abnormal inilah yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker serviks.

Cara penularan HPV :


• Kontak seksual –> mayoritas
• Kontak non seksual ( dari ibu ke bayi saat dilahirkan, alat-alat medis yang tidak steril, toilet umum)
Saat ini sudah ada beberapa vaksin yang mencegah terjadinya infeksi dari beberapa jenis HPV.

Faktor Resiko Lainnya

Merokok: Wanita yang merokok berada dua kali lebih mungkin mendapat kanker serviks dibandingkan
mereka yang tidak. Rokok mengandung banyak zat racun/kimia yang dapat menyebabkan kanker paru. Zat-
zat berbahaya ini dibawa ke dalam aliran darah ke seluruh tubuh ke organ lain juga. Produk sampingan (by-
products) rokok seringkali ditemukan pada mukosa serviks dari para wanita perokok.
Infeksi HIV: HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS- tidak
sama dengan HPV. Ini dapat juga menjadi faktor resiko kanker serviks. Memiliki HIV agaknya membuat
sistem kekebalan tubuh seorang wanita kurang dapat memerangi baik infeksi HPV maupun kanker-kanker
pada stadium awal.

Infeksi Klamidia : Ini adalah bakteri yang umum menyerang organ wanita, tersebar melalui hubungan
seksual. Seorang wanita mungkin tidak tahu bahwa ia terinfeksi kecuali dilakukan tes untuk klamidia selama
pemeriksaan panggul. Beberapa riset menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau infeksi saat ini
berada dalam resiko kanker serviks lebih tinggi. Infeksi dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan
masalah serius lainnya.
Diet : Apa yang Anda makan juga dapat berperan. Diet rendah sayuran dan buah-buahan dapat dikaitkan
dengan meningkatnya resiko kanker seviks. Juga, wanita yang obes/gemuk berada pada tingkat resiko lebih
tinggi.
Pil KB: Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks. Riset
menemukan bahwa resiko kanker serviks meningkat sejalan dengan semakin lama wanita tersebut
menggunakan pil kontrasepsi tersebut dan cenderung menurun pada saat pil di-stop. Anda harus
membicarakan dengan dokter Anda tentang pro kontra penggunaan pil KB dalam kasus Anda.

Memiliki Banyak Kehamilan: Wanita yang menjalani 3 atau lebih kehamilan utuh memiliki peningkatan
resiko kanker serviks. Tidak ada yang tahu mengapa ini dapat terjadi.

Hamil pertama di usia muda: Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun hampir selalu 2x
lebih mungkin terkena kanker serviks di usia tuanya, daripada wanita yang menunda kehamilan hingga usia
25 tahun atau lebih tua

Penghasilan rendah: Wanita miskin berada pada tingkat resiko kanker serviks yang lebih tinggi. Ini mungkin
karena mereka tidak mampu untuk memperoleh perawatan kesehatan yang memadai, seperti tes Pap Smear
secara rutin.

DES (diethylstilbestrol): DES adalah obat hormon yang pernah digunakan antara tahun 1940-1971 untuk
beberapa wanita yang berada dalam bahaya keguguran. Anak-anak wanita dari para wanita yang
menggunakan obat ini, ketika mereka hamil berada dalam resiko terkena kanker serviks dan vagina sedikit
lebih tinggi.

Riwayat Keluarga: Kanker serviks dapat berjalan dalam beberapa keluarga. Bila Ibu atau kakak perempuan
Anda memiliki kanker serviks, resiko Anda terkena kanker ini bisa 2 atau 3x lipat dari orang lain yang bukan.
Ini mungkin karena wanita-wanita ini kurang dapat memerangi infeksi HPV daripada wanita lain pada
umumnya.

Pencegahan Kanker Serviks

Kebanyakan kanker serviks dapat dicegah. Ada 2 cara untuk mencegah penyakit ini. Cara pertama adalah
menemukan dan mengobati pra-kanker sebelum menjadi kanker serviks, dan yang kedua adalah
mencegah terjadinya pra-kanker serviks.

Bagaimana diagnosisnya ?

 Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA), merupakan skrining kanker leher rahim yang dilakukan dengan
melihat langsung leher rahim yang telah dioles dengan larutan asam asetat. Skrining ini merupakan skrining
yang paling sederhana, cepat, dan murah.

 Pemeriksaan sitologi (Pap Smear), adalah pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim dimana sampel
diambil melalui liang vagina. Terdapat dua macam Pap Smear, yaitu Pap Smear Konvensional dan Sitologi
Serviks Berbasis Cairan (SSBC). Sitologi Serviks Berbasis Cairan (SSBC) merupakan metode baru untuk
meningkatkan keakuratan deteksi kelainan sel-sel leher rahim.

 Pemeriksaan HPV-DNA, merupakan pemeriksaan molekuler yang secara langsung bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya Human Papilloma Virus (HPV) pada sel-sel yang diambil dari leher rahim.

Test Pap Smear: dinamakan sesuai dengan penemunya, Dr. George Papanicolaou (1883-1962) dari Yunani.
Test ini digunakan menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal dalam serviks (leher
rahim). Test Pap smear dapat dilakukan di RS, klinik dokter kandungan ataupun laboratorium terdekat.
Prosedurnya cepat (hanya memerlukan waktu beberapa menit) dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Test Pap smear dapat dilakukan bila Anda tidak dalam keadaan haid ataupun hamil. Untuk hasil terbaik,
sebaiknya tidak berhubungan intim minimal 3 hari sebelum pemeriksaan.
Tanda dan Gejala

Pada tahap awal pra-kanker atau kanker serviks, biasanya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala. Itulah
mengapa penting bagi wanita untuk menjalani tes Pap Smear secara teratur. Gejala sering tidak dimulai hingga
kanker telah berkembang lebih jauh dan telah menyebar ke daerah di dekatnya.

Anda harus segera konsultasi ke dokter, bila menemukan gejala dibawah ini:

 Pendarahan vagina yang bersifat abnormal, seperti perdarahan setelah bersenggama, pendarahan setelah
menopause, perdarahan dan bercak darah antar periode menstruasi, dan periode menstruasi yang lebih lama
atau lebih berat dari biasanya.
 Pendarahan setelah douching, atau setelah pemeriksaan panggul merupakan gejala umum kanker serviks
tetapi bukan pra-kanker.
 Keputihan yang tidak normal dari vagina, dengan ciri diantaranya: kental, warna kuning/kecoklatan, dapat
berbau busuk dan/atau gatal
 Rasa sakit saat bersenggama

Tentu saja, gejala ini tidak berarti bahwa Anda terkena kanker. Hal ini dapat juga disebabkan oleh sesuatu
yang lain. Tapi Anda tetap harus memeriksa dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Stadium

Stadium kanker adalah cara bagi paramedis untuk merangkum seberapa jauh kanker telah menyebar. Ada 2
sistem yang digunakan pada umumnya untuk memetakan stadium kanker serviks, yaitu sistem FIGO (Federasi
Internasional Ginekologi dan Obstetri) dan sistem TNM Kanker, keduanya sangat mirip. Kedua pemetaan ini
mengelompokkan kanker serviks berdasarkan 3 faktor: ukuran/besar tumor (T), apakah kanker telah menyebar
ke kelenjar getah bening (N) dan apakah telah menyebar ke tempat jauh (M).

Dalam sistem AJCC, stadium menggunakan angka Romawi 0 s/d IV (0-4). Secara umum, angka yang lebih
rendah menunjukkan semakin kecil kemungkinan kanker telah menyebar. Angka yang lebih tinggi, seperti
stadium IV (4) menunjukkan kanker yang lebih serius.

 Stadium 0 (Carsinoma in Situ): Sel-sel kanker serviks hanya ditemukan di lapisan terdalam leher rahim
 Stadium I: kanker ditemukan pada leher rahim saja.
 Stadium II: kanker telah menyebar di luar leher rahim tetapi tidak ke dinding panggul atau sepertiga bagian
bawah vagina.
 Stadium III: kanker serviks telah menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina, mungkin telah menyebar ke
dinding panggul, dan/atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi
 Stadium IV: kanker serviks telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian lain dari tubuh (paru-paru,
tulang, liver, dll)

Pengobatan
Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah operasi, radioterapi, dan kemoterapi.

Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin memiliki anak,
metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan.

Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks:

 Bila ukuran tumor < 4cm: radikal histerektomi ataupun radioterapi dengan/tanpa kemo
 Bila ukuran tumor >4cm: radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis
cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi

Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis cisplatin. Pada
stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya
hycamtin dan cisplatin.
Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya pengobatan adalah untuk mengangkat atau menghancurkan
sebanyak mungkin sel-sel kanker. Kadang-kadang pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal
ini disebut perawatan paliatif.

Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada keputusan pengobatan Anda termasuk usia Anda, kesehatan
Anda secara keseluruhan, dan preferensi Anda sendiri. Seringkali cukup bijak untuk mendapatkan pendapat
kedua (second opinion) yang memberikan Anda perspektif lain dari penyakit Anda.

Pembedahan untuk Kanker Serviks

Ada beberapa jenis operasi untuk kanker serviks. Beberapa melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi),
yang lainnya tidak. Daftar ini mencakup jenis operasi yang paling umum untuk kanker serviks.

Cryosurgery
Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan ke dalam vagina dan pada leher rahim.
Ini membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukan mereka. Cryosurgery digunakan untuk mengobati
kanker serviks yang hanya ad adi dalam leher rahim (stadium 0), tapi bukan kanker invasif yang telah
menyebar ke luar leher rahim.

Bedah Laser

Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian kecil dari jaringan sel rahim
untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan sebagai pengobatan untuk kanker serviks pra-invasif
(stadium 0).

Konisasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher rahim. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
pisau bedah atau laser tau menggunakan kawat tipis yang dipanaskan oleh listrik (prosedur ini disebut LEEP
atau LEETZ). Pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal
(0 atau I). Hal ini jarang digunakan sebagai satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan kanker
serviks stadium dini yang mungkin ingin memiliki anak. Setelah biopsi, jaringan (berbentuk kerucut) diangkat
untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi dari kerucut itu mengandung kanker atau pra-sel kanker,
pengobatan lebih lanjut akan diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh sel-sel kankernya telah diangkat.

Histerektomi
Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di dekatnya. Baik
vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim dapat diangkat dengan cara operasi di
bagian depan perut (perut) atau melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil.
Histerektomi digunakan untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (I). Hal ini juga digunakan
untuk stadium pra-kanker serviks (o), jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.

Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul: pada operasi ini, dokter bedah akan
mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, bagian atas vagina yang berbatasan dengan leher rahim, dan
beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah panggul. Operasi ini paling sering dilakukan melalui
pemotongan melalui bagian depan perut dan kurang sering melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita
tidak bisa menjadi hamil. Sebuah histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul adalah
pengobatan yang umum digunakan untuk kanker serviks stadium I, dan lebih jarang juga digunakan pada
beberapa kasus stadium II, terutama pada wanita muda.

Dampak seksual dari histerektomi: Setelah histerektomi, seorang wanita masih dapat merasakan kenikmatan
seksual. Seorang wanita tidak memerlukan rahim untuk mencapai orgasme. Jika kanker telah menyebabkan
rasa sakit atau perdarahan, meskipun demikian, operasi sebenarnya bisa memperbaiki kehidupan seksual
seorang wanita dengan cara menghentikan gejala-gejala ini.
Trachelektomi
Sebuah prosedur yang disebut trachelectomy radikal memungkinkan wanita muda tertentu dengan kanker
stadium awal untuk dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. Metode ini melibatkan pengangkatan
serviks dan bagian atas vagina dan meletakkannya pada jahitan berbentuk seperti kantong yang bertindak
sebagai pembukaan leher rahim di dalam rahim. Kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat. Operasi ini
dilakukan baik melalui vagina ataupun perut.

Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat memiliki kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat
melalui operasi caesar. Dalam sebuah penelitian, tingkat kehamilan setelah 5 tahun lebih dari 50%, namun
risiko keguguran lebih tinggi daripada wanita normal pada umumnya. Risiko kanker kambuh kembali sesudah
pendekatan ini cukup rendah.

Ekstenterasi Panggul

Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebutkan di atas, pada jenis operasi ini: kandung kemih,
vagina, dubur, dan sebagian usus besar juga diangkat. Operasi ini digunakan ketika kanker serviks kambuh
kembali setelah pengobatan sebelumnya.

Jika kandung kemih telah diangkat, sebuah cara baru untuk menyimpan dan membuang air kecil diperlukan.
Sepotong usus pendek dapat digunakan untuk membuat kandung kemih baru. Urine dapat dikosongkan
dengan menempatkan sebuah tabung kecil (disebut kateter) ke dalam lubang kecil di perut tersebut (disebut:
urostomi). Atau urin bisa mengalir ke kantong plastik kecil yang ditempatkan di bagian depan perut.

Jika rektum dan sebagian usus besar diangkat, sebuah cara baru untuk melewati kotoran/feses diperlukan. Hal
ini dilakukan dengan kolostomi, yaitu dibuat lubang pembukaan di perut dimana kotoran dapat dikeluarkan.
Atau ahli bedah mungkin dapat menyambung kembali usus besar sehingga tidak ada kantung di luar tubuh
yang diperlukan. Jika vagina diangkat, sebuah vagina baru yang terbuat dari kulit atau jaringan lain dapat
dibuat/direkonstruksi.

Diperlukan waktu lama, 6 bulan atau lebih, untuk pulih dari operasi ini. Beberapa mengatakan butuh waktu
sekitar 1-2 tahun untuk benar benar menyesuaikan diri dengan perubahan radikal ini. Namun wanita yang
pernah menjalani operasi ini tetap dapat menjalani kehidupan bahagia dan produktif. Dengan latihan dan
kesabaran, mereka juga dapat memiliki gairah seksual, kesenangan, dan orgasme.

Radioterapi untuk Kanker Serviks

Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker
ataupun menyusutkan tumornya. Sebelum radioterapi dilakukan, biasanya Anda akan menjalani pemeriksaan
darah untuk mengetahui apakah Anda menderita Anemia. Penderita kanker serviks yang mengalami
perdarahan pada umumnya menderita Anemia. Untuk itu, transfusi darah mungkin diperlukan sebelum
radioterapi dijalankan.

Pada kanker serviks stadium awal, biasanya dokter akan memberikan radioterapi (external maupun internal).
Kadang radioterapi juga diberikan sesudah pembedahan. Akhir-akhir ini, dokter seringkali melakukan
kombinasi terapi (radioterapi dan kemoterapi) untuk mengobati kanker serviks yang berada antara stadium IB
hingga IVA. Yaitu, antara lain bila ukuran tumornya lebih besar dari 4 cm atau bila kanker ditemukan telah
menyebar ke jaringan lainnya (di luar serviks), misalnya ke kandung kemih atau usus besar.

Radioterapi ada 2 jenis, yaitu radioterapi eksternal dan radioterapi internal. Radioterapi eksternal berarti sinar
X diarahkan ke tubuh Anda (area panggul) melalui sebuah mesin besar. Sedangkan radioterapi internal berarti
suatu bahan radioaktif ditanam ke dalam rahim/leher rahim Anda selama beberapa waktu untuk membunuh
sel-sel kankernya. Salah satu metode radioterapi internal yang sering digunakan adalah brachytherapy.
Brachytherapy untuk Kanker Serviks

Brachytherapy telah digunakan untuk mengobati kanker serviks sejak awal abad ini. Pengobatan yang ini
cukup sukses untuk mengatasi keganasan di organ kewanitaan. Baik radium dan cesium telah digunakan
sebagai sumber radioaktif untuk memberikan radiasi internal. Sejak tahun 1960-an di Eropa dan Jepang, mulai
diperkenalkan sistem HDR(high dose rate) brachytherapy.

HDR brachytherapy diberikan hanya dalam hitungan menit. Untuk mencegah komplikasi potensial dari HDR
brachytherapy, maka biasanya HDR brachytherapy diberikan dalam beberapa insersi. Untuk pasien kanker
serviks, standar perawatannya adalah 5 insersi. Waktu dimana aplikator berada di saluran kewanitaan (vagina,
leher rahim dan/atau rahim) untuk setiap insersi adalah sekitar 2,5 jam. Untuk pasien kanker endometrium
yang menerima brachytherapy saja atau dalam kombinasi dengan radioterapi external, maka diperlukan total
2 insersi dengan masing-masing waktu sekitar 1 jam.

Keuntungan HDR brachytherapy adalah antara lain: pasien cukup rawat jalan, ekonomis, dosis radiasi bisa
disesuaikan, tidak ada kemungkinan bergesernya aplikator. Yang cukup memegang peranan penting bagi
kesuksesan brachytherapy adalah pengalaman dokter yang menangani.

Efek Samping Radioterapi Ada beberapa efek samping dari radioterapi, yaitu:

 Kelelahan
 Sakit maag
 Sering ke belakang (diare)
 Mual
 Muntah
 Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
 Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan senggama menyakitkan
 Menopause dini
 Masalah dengan buang air kecil
 Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang
 Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)
 Rendahnya jumlah sel darah putih
 Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)

Diskusikan dengan dokter atau perawat Anda tentang efek samping yang mungkin Anda alami. Seringkali ada
pengobatan atau metode lain yang akan membantu. Karena merokok meningkatkan efek samping radioterapi,
jika Anda merokok maka Anda harus segera berhenti.

Kemoterapi untuk Kanker Serviks

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan diberikan
melalui infuse ke pembuluh darah atau melalui mulut. Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar
ke seluruh tubuh. Kadang-kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan tergantung pada jenis obat yang
diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa
termasuki:

 Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)


 Kehilangan nafsu makan
 Kerontokan rambut jangka pendek
 Sariawan
 Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah putih)
 Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)
 Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)
 Kelelahan
 Menopause dini
 Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)

Sebagian besar efek samping (kecuali untuk menopause dan ketidaksuburan) berhenti ketika pengobatan
selesai. Jika Anda memiliki masalah dengan efek samping, bicarakan dengan dokter Anda atau perawat,
karena seringkali ada cara untuk membantu. Pemberian kemoterapi pada saat yang sama seperti radioterapi
dapat meningkatkan prospek kesembuhan pasien, tetapi dapat memberikan efek samping yang lebih buruk.
Tim dokter Anda akan mengawasi efek samping ini dan dapat memberikan obat-obatan untuk membantu Anda
merasa lebih baik.

Pencegahan yang dapat dilakukan

 Berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang kaya
nutrisi, dan tidak merokok.
 Bersihkan organ vital setiap saat dengan tisu.
 Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
 Lakukan pemeriksaan pap smear dan HPV-DNA secara rutin untuk deteksi dini kanker leher rahim.

Semakin dini terdeteksi, semakin tinggi pula peluang sembuhnya. Kanker leher rahim merupakan salah satu
jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dibandingkan dengan jenis kanker
lainnya.

Prognosis Kanker Leher Rahim (Serviks)

Prognosis untuk kanker serviks stadium awal sangat baik dengan 5 tahun kelangsungan hidup antara 80 hingga
95%. Namun untuk kanker serviks stadium lanjut, kelangsungan hidup 5 tahun menurun hingga kurang dari
40%.

Anda mungkin juga menyukai