Anda di halaman 1dari 16

Kanker Serviks – Penyebab, Tanda-Tanda, Cara

Mencegah dan Mengobati Kanker Serviks


17 Oktober 2011 pukul 22:46

Sekilas tentang kanker serviks?

Kanker serviks – Artikel kesehatan kali ini berbicara tentang Kanker Serviks. Kanker
Serviks (Cervical Cancer) atau kanker mulut rahim? memang bukan nama yang asing.
Terutama bagi kaum wanita merupakan momok paling mengerikan. Berikut 13 fakta tentang
kanker serviks yang wajib kita ketahui :

1. Apa itu kanker serviks? kenali dah cegah yuk !

Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara
rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).

Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap
lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.

2. Sebeberapa bahaya penyakit kanker serviks ini?

 
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati
peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada
perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker
serviks.

Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa
bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit
sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.

3. Apa sebenarnya penyebab kanker serviks ini?

Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini
memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan
lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling
fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.

Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa
tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka
waktu cukup lama.

4. Bagaimana cara penularan kanker serviks ?

Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan
berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui
organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh
mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa
berpindah melalui sentuhan kulit. Henah lo, mangkanya jangan jajan yaa.

5. Yuk kenali apa saja gejala kanker serviks ini?

Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya,
Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap
dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh
penderita kanker stadium lanjut.

Gejala kanker serviks tingkat lanjut :

 munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
 keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
 perdarahan di luar siklus menstruasi.
 penurunan berat badan drastis.
 Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan
nyeri punggung
 juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

6. Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks ini?

Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini
terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat
melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat
mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun,
mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.

7. Benarkah perokok berisiko terjangkit kanker serviks?

Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan
meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah
penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British
Journal of Cancer pada tahun 2001.

Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta
“racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan
kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada
rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam
tubuh seseorang,” ujarnya.

8. Selain perokok siapa saja yang berisiko terinfeksi?

Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50
tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan
seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2
kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.

Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak lawan
seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim.
Sama seperti jumlah lawan seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga
meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal,
serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV. Pada Anda yang
melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan
berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah terinfeksi.

9. Bagaimana cara mendeteksinya?

Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim.
Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi
penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).

Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan.
Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi
dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).

10. Bagaimana mencegah kanker serviks?

Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang
menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah
diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan.
Yaitu dengan cara :

 tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti


 rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara
seksual
 dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara
seksual
 dan tentunya memelihara kesehatan tubuh

11. Bisakah kanker serviks disembuhkan?

Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya datang ke
rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang
sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-
organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.

Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti
sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan erapi tambahan, seperti radiasi
dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita
mengalami kesembuhan.

Pilih mana? mencegah dengan vaksinasi atau memilih pengangkatan rahim, radiasi dan
kemoteraphy yang masih juga belum ada jaminan sembuh?
Kanker Serviks: Ciri-ciri, Penyebab, dan Pencegahan
Kanker Serviks
Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu
penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari
sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga
nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit
kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai
penyebab kematian wanita dunia.

Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah
leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah
antara kemaluan wanita dan rahim.

Penyebab Kanker Serviks


Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan
penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini
sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah
melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV,
dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik.
Selain itu, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker
serviks ini. Seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin c dan
vitamin e serta kurangnya asupan asam folat. Kebiasaan buruk lainnya yang dapat
menyebabkan kanker serviks adalah seringnya melakukan hubungan intim dengan berganti
pasangan, melakukan hubungan intim dengan pria yang sering berganti pasangan dan
melakukan hubungan intim pada usia dini (melakukan hubungan intim pada usia <16 tahun
bahkan dapat meningkatkan resiko 2x terkena kanker serviks). Faktor lain penyebab kanker
serviks adalah adanya keturunan kanker, penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang sangat
lama, terlalu sering melahirkan.

Ciri-Ciri Perempuan Menderita Kanker Serviks


Kanker serviks membutuhkan proses yang sangat panjang yaitu antara 10 hingga 20 tahun
untuk menjadi sebuah penyakit kanker yang pada mulanya dari sebuah infeksi. Oleh karena
itu, saat tahap awal perkembangannya akan sulit untuk di deteksi. Oleh karena itu di sarankan
para perempuan untuk melakukan test pap smear setidaknya 2 tahun sekali, melakukan test
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat, dll. Meskipun sulit untuk di deteksi, namun ciri-ciri
berikut bisa menjadi petunjuk terhadap perempuan apakah dirinya mengidap gejala kanker
serviks atau tidak:

1. Saat berhubungan intim selaku merasakan sakit, bahkan sering diikuti pleh adanya
perdarahan.
2. Mengalami keputihan yang tidak normal disertai dengan perdarahan dan jumlahnya
berlebih
3. Sering merasakan sakit pada daerah pinggul
4. Mengalami sakit saat buang air kecil
5. Pada saat menstruasi, darah yang keluar dalam jumlah banyak dan berlebih
6. Saat perempuan mengalami stadium lanjut akan mengalami rasa sakit pada bagian
paha atau salah satu paha mengalami bengkak, nafsu makan menjadi sangat
berkurang, berat badan tidak stabil, susah untuk buang air kecil, mengalami
perdarahan spontan.

Pencegahan Kanker Serviks


Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan kaum perempuan dalam hal mencegah
kanker serviks agar tidak menimpa dirinya, antara lain:

1. Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan
bergizi
2. Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan
3. Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor
4. Jika anda perokok, segera hentikan kebiasaan buruk ini
5. Hindari berhubungan intim saat usia dini
6. Selalu setia kepada pasangan anda, jangan bergonta-ganti apalagi diikuti dengan
hubungan intim.
7. Lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun sekali, khususnya
bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim
8. Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan vaksinasi
HPV
9. Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta karotennya cukup
banyak, konsumsi vitamin c dan e.

Meskipun demikian, jika anda sudah terdeteksi mengidap kanker serviks, maka ada beberapa
metode pengobatan yang bisa dilakukan. Jika terdeteksi kanker serviks stadium awal, maka
pengobatannya dilakukan dengan cara menghilangkan kanker serviks tersebut dengan cara
dilakukan pembedahan, baik pembedahan laser, listrik atau dengan cara pembekuan dan
membuang jaringan kanker serviks (cyrosurgery)
 
Untuk kasus kanker serviks stadium lanjut akan dilakukan pengobatan dengan cara
kemoterapi serta radioterapi, namun jika sudah terdeteksi cukup parah, tiada lain kecuali
dengan mengangkat rahim (histerektomi) secara menyeluruh agar kanker tidak berkembang.

pap Smear, Deteksi Dini Kanker Serviks


Noffellisa

Kamis,  6 November 2014  −  06:37 WIB


Ilustrasi/Istimewa

KANKER serviks saat ini masih menjadi penyakit yang ditakuti oleh para wanita, sebelum mengetahui
cara pencegahannya, alangkah baiknya Anda mengetahui tentang gejala kanker serviks tersebut.

Kanker serviks atau kanker rahim adalah kanker yang menyerang pada leher rahim perempuan yang
disebabkan oleh virus HPV (virus papiloma) yang bisa ditularkan lewat kontak fisik. Sehingga, bagi
para wanita harus sangat berhati-hati saat melakukan 'hubungan' supaya penyakit tumor ganas ini
tak bersarang ini rahim anda.

Selain itu, Anda juga perlu mewaspadai tanda-tanda terkena kanker, yang pertama adalah, selalu
sakit ketika melakukan 'hubungan', tak jarang diiringi dengan pendarahan. Kedua, mengalami
keputihan terus menerus dan dalam jumlah yang banyak.

Ketiga, sering merasakan sakit pada daerah pinggul. Keempat, merasakan sakit pada saat buang air
kecil. Terakhir, ketika menstruasi akan mengeluarkan darah dalam jumlah banyak.

Adapun langkah yang perlu dilakukan agar Anda terhindar penyakit yang mematikan ini antara lain :

1. Pemberian vaksin kanker serviks


Keganasan kanker serviks dapat menyerang wanita tanpa melihat kelompok umur. Vaksin dapat
diberikan pada kelompok umur 11-26. Vaksin diberikan pada bulan 0,1 dan bulan ke 6. Vaksinasi
dapat dilakukan di dokter kandungan. Vaksinasi hanya dilakukan untuk pencegahan bukan untuk
pengobatan.
2. Deteksi dengan Pap Smear
Pap smear atau tes papaniculou merupakan metode skrining untuk dapat mendeteksi kanker serviks.
Test ini telah terbukti dapat mendeteksi dini terjadinya infeksi virus penyebab kanker serviks,
sehingga mampu menurunkan resiko terkena kanker serviks dan memperbaiki prognosis.

Menurut dr. Yurni Satria, M.Phil, dari Yayasan Kanker Indonesia, pap smear  adalah salah satu
pemeriksaan untuk melihat apakah terjadi sel-sel abnormal, pra kanker, atau infeksi di leher rahim
dengan cara mengambil lendir di leher rahim.

Adapun anjuran untuk pencegahan secara dini dapat melakukan pap smear setahun sekali untuk 
wanita yang telah menginjak usia 35 tahun, wanita yang pernah menderita infeksi HPV, wanita
pengguna pil kontrasepsi. Lakukan sesering mungkin untuk melihat hasilnya. Agar hasilnya akurat
Anda yang akan melakukan pap smear harus perhatikan ketentuannya sebagai berikut :

- Melakukan pap smear pada dua minggu setelah hari pertama haid.
- Sebelum pemeriksaan sebaiknya tidak menggunakan obat atau bahan herbal pencuci alat
kewanitaan.
- Penderita pasca persalinan dianjurkan datang 6-8 minggu untuk melakukan pap smear.
- Selama 24 jam sebelum pemeriksaan tidak dianjurkan untuk berhubungan seksual.
- Anda akan mendapatkan hasil pap smear sesuai dengan hasil setelah dilakukan pengambilan sel
permukaan serviks dengan memakai spatula, yang nantinya akan di proses oleh dokter ahli patologi.

3. Hindari hubungan seks bebas


Human papiloma virus (HPV) yaitu virus penyebab kanker serviks dapat menular melalui hubungan
seksual. Fakta menunjukan hubungan seksual dengan menggonta-ganti pasangan menjadi penyebab
utama penularan HVS.

4. Hindari rokok
Banyak pesan dan peringatan yang menyatakan bahwa rokok sangat membahayakan dan memicu
timbulnya penyakit ringan atau berbahaya akan tetapi untuk sebagian orang (perokok) masih
menganggap remeh pesan itu. Penderita kanker serviks diantaranya adalah 30 persen dari wanita
perokok aktif.

5. Menghindari diet tidak seimbang


Diet sudah menjadi kebiasaan wanita yang bersifat penting untuk menjaga bentuk tubuh dan
kesehatan. Jika anda sering melakukan diet dan menghindari asupan buah dan sayur, itu merupakan
diet salah . Diet yang salah dapat memicu perkembangan virus penyebab kanker serviks.

Kandungan yang terdapat dalam sayur dan buah justru dapat membantu untuk melindungi anda dari
serangan kanker serviks. Perhatikan pula makanan dan minuman anda jangan sampai mengandung
zat kimia berbahaya seperti pengawet, pewarna  dan penyedap rasa.

6. Produk kimia berbahaya


Kehidupan modern yang bersifat instan justru memicu timbulnya kanker. Kandungan berbahaya yang
terdapat di dalam pembungkus dan bahan plastik yang terkena panas memicu timbulnya kanker.
Minimalisir penggunaan sterofom, bahan plastik yang dipanaskan atau terkena plastik.

Saya baru melahirkan anak pertama 3 bulan lalu. Kapankah sebaiknya saya melakukan pap smear?
Apa bedanya pap smear dan tes IVA? Mana yang lebih efektif?

Jawab:
Jika sebelum melahirkan Anda belum pernah melakukan pap smear, waktu terbaik untuk
melakukannya adalah maksimal 3 bulan setelah melahirkan. Tapi, jika sebelum melahirkan Anda
sudah pernah di-screening, Anda hanya perlu melakukannya 1 tahun setelah pap smear sebelumnya.

Inspeksi visual asam (IVA) adalah deteksi dini kanker leher rahim alternatif selain pap smear untuk
memeriksa daerah yang tidak bisa dijangkau oleh pap smear. Meskipun hasil IVA bisa dilihat
langsung, sampai saat ini hasil pap smear masih lebih akurat. Karena, IVA dikerjakan oleh bidan atau
dokter yang sudah mendapat training dengan cara mengolesi leher rahim dengan asam asetat, untuk
melihat tanda-tanda lesi prakanker (tahapan  sel-sel berubah menjadi sel-sel buruk yang berpotensi
menjadi kanker). Tapi, mata pemeriksa harus sangat jeli untuk membaca hasil dan mengenali apakah
daerah yang diperiksa ada kanker atau tidak. Sedangkan pada pap smear, cairan lendir leher rahim
Anda diambil untuk diperiksa di laboratorium, sehingga hasilnya bis

Menkes: Vaksin HPV Mahal, Tes IVA Saja Dulu


4 Oktober 2013 pukul 2:12

Liputan6.com, Jakarta : Meskipun saat ini sudah ada vaksin untuk mencegah kanker serviks,
tapi menurut Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi harganya masih cukup mahal. Maka itu ia dan
jajaran pemerintah mengaku sedang mengupayakan vaksin HPV (human papillomavirus) ini
agar bisa diproduksi dalam negeri sehingga dapat menjangkau setiap remaja wanita dalam
menghindar kanker serviks.

"Vaksin HPV itu sekali suntik bisa Rp 1 juta. Sementara seseorang harus disuntik tiga kali
selama 1-6 bulan. Karena masih mahal, lebih baik tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) saja
dulu. IVA penting karena tingkat akurasinya 80-90 persen mendeteksi kanker serviks," kata
Nafsiah pada acara pembukaan Program Training of Trainers (ToT) di Kantor Kemenkes,
Jakarta (3/10/2013).

 
Menurut Nafsiah, jumlah perempuan yang sudah tes IVA sebanyak 550 orang dengan jumlah
IVA positif lebih dari 25 orang, suspek kanker leher rahim 666 (1,2 per 1.000) dan suspek
tumor payudara 1.289 (2,2 per 1.000).

"Maka itu cakupan deteksi dini ini masih perlu ditingkatkan dengan kerja keras, kerja cerdas,
dan inovasi bersama seluruh lapisan masyarakat,"tambah menkes.

Sementara itu Koordinator Female Cancer Program FKUI Dr Laila Nuranna mengatakan
bahwa metode IVA sudah terbukti baik, mudah dijangkau dan menjangkau banyak wilayah di
Indonesia.

Metode IVA merupakan bahan penguji kanker serviks yang terbuat dari asam asetat atau cuka
dapur yang diencerkan 3 - 5 persen ke leher rahim untuk melihat kondisinya.

Jika ditemukan kondisi prakanker atau IVA positif yang ditandai dengan bercak putih maka
pasien dapat menjalani program Krioterapi (terapi gas dingin).

Selama bertahun-tahun, meningkatnya jumlah penderita kanker payudara banyak


dihubungkan dengan berbagai keadaan yang mungkin menjadi penyebab terjadinya kanker
yang lebih banyak diderita wanita ini. Obat penunda kehamilan, antiperspirant, ukuran dada,
hingga bra seringkali dikaitkan dengan penyakit mematikan tersebut.

Apakah benar kalau kanker payudara yang banyak dialami oleh wanita di seluruh dunia ini
disebabkan oleh bra? Jika Anda seorang wanita, maka Anda bisa bernapas lega, karena
jawabannya adalah tidak.

Dilansir Womenshealthmag.com, Kamis (11/9/2014), penelitian terbaru menyebutkan tidak


ada hubungan antara pemakaian bra dengan penyakit kanker payudara pada wanita.
Penelitian ini melibatkan sekitar seribu lebih, tepatnya 1044 wanita pasca menopause yang
terdiagnosa kanker payudara dan dibandingkan dengan 469 wanita pasca menopause yang
tidak memiliki kanker payudara. Mereka ditanyai mengenai kebiasaan menggunakan bra dan
juga riwayat kanker pada keluarga mereka.

Hasilnya, bisa disimpulkan kalau menggunakan bra tidak beresiko menimbulkan kanker
payudara dan tidak ada pengaruh antara lamanya menggunakan bra dengan penyakit kanker
payudara, meskipun bra tersebut di dalamnya menggunakan kawat.

Bra sebelumnya pernah dianggap menjadi salah satu penyebab kanker payudara. Hal ini
disebabkan oleh sebuah penelitian pada tahun 1991 yang menyatakan bahwa ada sedikit
hubungan antara penggunaan bra dengan tingkat kejadian kanker. Namun, penelitian terbaru
di atas telah membantah hasil dari penelitian lama itu, sehingga rumor tersebut tak perlu
menyebar lagi.
Jadi, Anda kini tidak perlu khawatir lagi mengenakan bra. Meski demikian, bukan berarti
Anda bisa mengenakan bra setiap saat. Ada kalanya Anda juga perlu memberikan ‘istirahat’
pada payudara Anda dengan cara tidak mengenakan bra pada malam hari. Selain untuk
kesehatan, melepas bra pada malam hari bisa memberikan kenyamanan saat tidur. (tom)

Vemale.com - Organ intim wanita adalah bagian yang cukup rumit. Menjaga kesehatan dan
kebersihannya memerlukan perhatian ekstra karena lokasinya sulit terjangkau dan tidak
terlihat. Anda juga tidak boleh sembarangan memberi bahan-bahan tertentu ke daerah intim,
misalnya saja pelumas atau sabun.

Jangan Pakai Lubrikan Terlalu Dalam

Dilansir Dailymail, peneliti dari California University menuliskan bahwa sabun dan pelumas
dapat merusak jaringan di daerah miss V, sehingga organ intim wanita lebih mudah terkena
infeksi penyakit yang diakibatkan oleh virus herpes, bakteri Chlamydia hingga virus HIV.
Menurut Joelle Brown, kepala penelitian, pemakaian produk pelumas/lubrikan atau sabun
dapat menyebabkan bacterial vaginosis, yaitu kondisi dimana keseimbangan bakteri baik di
daerah intim terganggu.

Dari hasil sampel yang dibagi pada 141 perempuan, 66 persen mengaku sering menggunakan
pelumas hingga bagian dalam miss v. Sebanyak 70 persen menggunakan pelumas komersial,
17 persen petroleum jelly dan 13 persen menggunakan minyak. Hasil tes lab menunjukkan
bahwa perempuan yang menggunakan pelumas hingga bagian dalam miss v mengalami
infeksi bakteri dan jamur.

Sabun Mandi Tingkatkan Risiko Infeksi Miss V

Sementara itu, hal yang sama berlaku untuk sabun dan sabun pembersih organ intim. Daerah
intim wanita tidak boleh terpapar produk yang dapat menurunkan kadar pH (keasaman)
karena dapat mengganggu perkembangan bakteri baik yang melindungi miss v. Produk
seperti sabun mandi, shower gel, dan sabun pembersih yang mengandung parfum dapat
meningkatkan risiko infeksi pada miss v.

Karena itu, para ahli kesehatan menyarankan agar para wanita tidak memakai sabun mandi
atau sabun dengan parfum atau pewangi untuk membersihkan organ intim. Produk lubrikan
atau pelumas cukup dipakai di bagian luar organ intim, jangan sampai terlalu dalam.

Terlalu Sering Bersihkan Vagina Sebabkan Keputihan Abnormal

Keputihan adalah salah satu kondisi normal yang biasa dialami wanita pada saat-saat tertentu
dimana vagina mengeluarkan cairan atau lendir yang encer, bening, tidak gatal dan tidak
berbau. Pada kondisi tertentu dimana keputihan mengeluarkan bau tidak sedap dan berwarna
kehijauan maka kondisi itu adalah keputihan abnormal yang perlu diobati.
Keputihan abnormal akibat bahan antiseptik pembersih vagina

Berdasarkan keterangan para ahli, penyebab keputihan abnormal adalah kuman, parasit
dan jamur yang karena beberapa faktor bisa masuk ke dalam vagina. Dan salah satu faktor
tersebut adalah kebiasaan yang sebetulnya tidak sehat yakni terlalu sering membersihkan
vagina menggunakan bahan-bahan antiseptik.

Seperti diketahui, di dalam ekosistem vagina hidup beberapa jenis bakteri baik, salah satunya
adalah Lactobacillus. Bakteri ini berguna untuk mengubah glikogen yang terdapat di dalam
sel epitel vagina menjadi asam laktat. Jenis asam ini berfungsi untuk menjaga keasaman
vagina tetap berada dalam pH 3,8 – 4,5.

Vagina harus terus berada dalam kondisi asam agar supaya bakteri-bakteri jahat tidak mudah
hidup dan berkembang di sana. Jika satu dan lain hal, kondisi keasaman vagina terganggu,
maka bakteri baik akan hilang dan bakteri jahat akan hidup dan menyebabkan gangguan pada
vagina atau keputihan.

Banyak wanita yang salah persepsi dan mengira dengan menggunakan bahan-bahan
antiseptik untuk mencuci vagina maka area intim mereka akan lebih sehat dan terhindar dari
kuman berbahaya. Faktanya, bukan hanya kuman berbahaya yang hilang melainkan semua
jenis bakteri baik yang hidup dengan damai di area tersebut ikut tersingkir.

Kondisi yang lembab di area intim wanita menyebabkan banyak sekali bakteri yang datang
menyerang. Suasana asam pada vagina adalah benteng pelindung dari berbagai macam
bakteri jahat tersebut. Terlalu sering membersihkan vagina menggunakan obat antiseptik
akan menghilangkan sifat asam Miss V dan memudahkan bibit penyakit datang menyerang
dan menjadi penyebab keputihan abnomal.

Salah satu bahan antiseptik yang sebaiknya dihindari wanita saat membersihkan vagina
adalah sabun mandi. Saat sedang di toilet wanita kadang membersihkan organ kewanitaannya
menggunakan sabun mandi yang pada umumnya memiliki pH biasa dan dapat membunuh
bakteri baik di dalam vagina.

Pembersih vagina terbaik adalah yang memiliki pH yang sama dengan pH vagina yaitu 3,8 –
4,5. Sebelum membeli pembersih tersebut pastikan anda sudah membaca labelnya dan
keterangan kandungan pH nya. Jadi agar terhindar dari keputihan abnormal, jangan terlalu
sering membersihkan vagina menggunakan bahan-bahan antiseptik.
Apa Perbedaan dan Persamaan antara Tumor dan Kanker?
June 11, 2013 by deteksi dini kanker dharmais

Apa Perbedaan dan Persamaan antara Tumor dan Kanker?

Definisi

Tumor adalah pertumbuhan sel atau jaringan tubuh yang terus menerus dan tak terkendali
tanpa mempunyai fungsi secara fisiologis

Kanker  adalah pertumbuhan sel atau jaringan yang terus menerus dan tak terkendali tanpa
mempunyai fungsi secara fisiologis, bersifat destruktif dan invasive ke jaringan dan organ
organ sekitar.

Persamaan :

•    Tumor dan kanker adalah berbentuk benjolan atau gumpalan


•    Dapat tumbuh di bagian manapun di tubuh manusia
•    Menyerang semua golongan umur dan semua golongan ekonomi

Perbedaan :

Tumor :

•    Benjolan mempunyai selaput / kantung yang menyelimutinya


•    Sel-selnya tumbuh dengan bentuk yang  sama seperti sel asal
•    Bertambah besar  tanpa merusak jaringan sekitarnya
•    Tumbuh relative lambat
•    Sel tumor tidak dapat menyebar ke organ lain
•    Tindakan operasi mengangkat tumor beserta selaputnya
•    Pembedahan / operasai tumor dapat menyelesaikan masalah dan biasanya tidak
memerlukan terapi lanjutan

Kanker :

•    Kanker disebut juga tumor ganas


•    Benjolan  tidak diselimuti selaput / kantung
•    Sel-selnya tumbuh dengan bentuk yang berbeda dengan sel asal
•    Bertambah besar dengan merusak jaringan di sekitarnya
•    Tumbuh cepat
•    Sel kanker dapat lepas mengikuti aliran darah dan kelenjar limfe kemudian tumbuh di
organ lain (menyebar)
•    Tindakan operasi hanya  mengangkat benjolan yang terlihat
•    Sel-sel yang kemungkinan lepas dan menyebar melalui pembuluh darah ataupun kelenjar
limfe dimatikan dengan kemoterapi, radiasi, dan terapi lain

Anda mungkin juga menyukai