Anda di halaman 1dari 31

KANKER SERVIKS

PRODI KEBIDANAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
 Kanker merupakan salah satu masalah
kesehatan terbesar di Indonesia dan menjadi
penyebab kematian tertinggi kedua setelah
penyakit kardiovaskuler.
 Global Burden of Cancer Study (Globocan)

dari World Health Organization (WHO)


mencatat, total kasus kanker di Indonesia
pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total
kematian sebesar 234.511 kasus.
 Sebagai bentuk pencegahan dan
pengendalian kanker di Indonesia, khususnya
kanker payudara dan kanker serviks,
Kementerian Kesehatan telah melakukan
beberapa upaya seperti deteksi dini kanker
payudara dan kanker serviks pada
perempuan berusia 30-50 tahun dengan
metode Pemeriksaan Payudara Klinis
(SADANIS) dan Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat (IVA).
 Kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di
Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6% dari total 396.914
kasus kanker. Kanker serviks (leher rahim) menempati urutan
kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus
kanker.
 Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI),
salah satu penyebab tingginya kasus kanker
di Indonesia adalah kondisi lingkungan yang
terus menghasilkan bahan karsinogen,
seperti rokok, daging olahan, dsb. Penyebab
lain yang juga mempengaruhi seperti
kebiasaan begadang, kurang olah raga, dan
makan terlalu banyak.
KANKER SERVIKS
 Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel
di leher rahim. Kanker ini umumnya berkembang perlahan
dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki
stadium lanjut. Oleh sebab itu, penting untuk mendeteksi
kanker serviks sejak dini sebelum timbul masalah serius.
 Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung
ke vagina. Fungsinya adalah untuk memproduksi lendir yang
membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat
berhubungan seksual. Serviks juga berfungsi melindungi rahim
dari bakteri dan benda asing dari luar.
PENYEBAB
 Human papillomavirus (HPV) merupakan virus
penyebab infeksi terbanyak pada saluran
reproduksi. HPV memiliki banyak tipe dan
umumnya bersifat jinak, namun beberapa
tipe dapat menyebabkan kanker serviks, yaitu
HPV tipe 16 dan 18.
 Proses infeksi virus HPV menjadi ganas butuh

waktu lama lebih dari 10 tahun


SERVIKS
Deteksi Dini Kanker Serviks
1. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
 Saat ini cakupan “screening” deteksi dini kanker

serviks di Indonesia melalui pap smear dan IVA


masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal
cakupan “screening” yang efektif dalam
menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian karena kanker serviks adalah 85 %.
 Jika IVA positif maka akan dilakukan KRIOTERAPI
Jadwal Pemeriksaan IVA

 Skrining pada setiap wanita minimal 1x pada usia


35-40 tahun
 Kalau fasilitas memungkinkan lakukan setiap 5
tahun pada usia 35-55 tahun
 Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3
tahun pada wanita usia 25 – 60 tahun
 Di Indonesia anjuran untuk melakukan pemeriksaan
 IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun sekali
dan, bila hasil negative (-) adalah 5 tahun sekali.
Syarat Mengikuti Test IVA
 Sudah pernah melakukan hubungan seksual
 Tidak sedang datang bulan / haid
 Tidak sedang hamil
 Tidak boleh melakukan hubungan seksual 24 jam

sebelum pemeriksaan

Tempat Pelayanan
IVA bisa dilakukan di temapt-tempat pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan
bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya : di
Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, laboratorium,dll yang
bisa dilakukan oleh Dokter Obgyn, Dokter Umum,
Bidan,  Perawat terlatih.
2. PAP SMEAR
Pap smear atau biasa disebut pap test, adalah sebuah
prosedur skrining untuk mendeteksi kanker serviks. Pap
smear dapat mendeteksi ada sel kanker atau pre-kanker
pada serviks (leher rahim) wanita.

Bagaimana prosedur pap smear?


Prosedur pap smear adalah sebagai berikut:
 Pasien diminta berbaring di meja pemeriksaan dengan

kaki di penyangga
 Dokter akan menggunakan spekulum/alat cocor bebek

untuk membuka dinding vagina agar lebih mudah


mengevaluasi kesehatan organ reproduksi
 Dokter akan mengambil sampel dari leher rahim
 Sampel tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk dites
Siapa yang perlu melakukan pap smear?
 Perempuan yang sudah menikah
 Perempuan di atas umur 21 tahun
 Perempuan HIV Positive
 Perempuan yang memiliki imunitas rendah
 Perempuan yang memiliki serviks (apabila

perempuan sudah menjalani histerektomi dengan


pengangkatan leher rahim tidak perlu melakukan
pap smear)
 Perempuan yang sudah melakukan hubungan

seks
 Perempuan yang memiliki pasangan seks lebih

dari satu
 Perempuan yang memiliki riwayat keluarga

penderita kanker serviks atau kanker lainnya


Kapan harus melakukan pap smear?

 Perempuan di bawah umur 21 tahun belum


disarankan melakukan pap smear
 Perempuan di atas umur 21 tahun sebanyak 2
tahun sekali
 Perempuan di atas umur 30 tahun dan memiliki
riwayat sehat dari HPV bisa menjadwalkan
pemeriksaan setiap 3 tahun sekali
 Perempuan di atas umur 65 tahun dan memiliki
riwayat sehat dari HPV bisa menghentikan
pemeriksaan pap smear ke depannya
yang perlu disiapkan sebelum menjalani pap smear?

 Tidak melakukan hubungan seksual 2-3 hari


sebelum pap smear
 Tidak membersihkan vagina dengan sabun
pembersih kewanitaan 2-3 hari sebelum pap smear
 Tidak sedang haid
 Buang air kecil sebelum melakukan pemeriksaan
 Sampaikan keluhan sekecil apapun sebelum
melakukan pap smear, seperti keputihan, gatal,
panas, atau apapun terkait organ intim anda
kepada dokter
PENCEGAHAN KANKER SERVIKS
Vaksinasi HPV
Vaksin HPV adalah vaksin yang digunakan untuk
melindungi tubuh dari infeksi human
papillomavirus (HPV).
Atas rekomendasi World Health
Organization (WHO), Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) memasukkan vaksin HPV ke dalam program
imunisasi dasar lengkap. Meski tidak dapat
mengobati infeksi virus HPV, vaksinasi ini sangat
bermanfaat untuk mencegah dan menurunkan
jumlah kasus kanker genital, terutama kanker
serviks.
SASARAN VAKSINASI HPV

1. Anak-anak
 Vaksin HPV akan bekerja lebih baik jika

diberikan sebelum seseorang berisiko terpapar


virus HPV, yaitu sebelum aktif secara seksual
atau ketika masih anak-anak.
 Oleh karena itu, vaksin ini idealnya diberikan

kepada anak perempuan maupun laki-laki yang


berusia 9–14 tahun. Pada anak-anak, vaksin
HPV perlu diberikan sebanyak 2 kali, dengan
jarak pemberian 6–12 bulan antarvaksin.
2. Remaja dan dewasa
 Vaksin HPV dapat diberikan kepada orang dewasa yang

belum pernah menerima atau belum lengkap


menerima vaksin HPV ketika masih anak-anak. Vaksin
HPV dapat diberikan kepada remaja usia 15 tahun
hingga orang dewasa berusia 26 tahun.
 Orang dewasa usia 27–45 tahun juga bisa

mendapatkan vaksin HPV, tetapi perlu berkonsultasi


dengan dokter terlebih dahulu. Vaksin HPV dapat
diberikan kepada orang dewasa yang telah
menikah atau aktif secara seksual. Akan tetapi, vaksin
ini bukan alat pengganti kondom yang dapat
melindungi dari infeksi menular seksual lainnya.
 Pada remaja dan orang dewasa, vaksin HPV perlu

diberikan sebanyak 3 kali. Vaksin kedua diberikan


setelah 1–2 bulan vaksin pertama, kemudian vaksin
ketiga diberikan setelah 6 bulan vaksin kedua.
Pengobatan Kanker Serviks
 Pengobatan kanker serviks tergantung pada stadium
kanker yang dialami pasien dan kondisi
kesehatannya. Tindakan yang dilakukan dokter
meliputi kemoterapi, radioterapi, bedah, atau
kombinasi dari ketiganya.
 Peluang penderita kanker serviks untuk sembuh
akan lebih besar jika kondisi ini terdeteksi sejak
dini. Oleh sebab itu, setiap wanita disarankan untuk
menjalani skrining kanker serviks secara berkala
sejak usia 21 tahun atau sejak menikah. Selain itu,
pencegahan infeksi HPV yang dapat memicu kanker
ini juga dapat dilakukan dengan vaksin sejak usia
10 tahun.

Anda mungkin juga menyukai