PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu hal yang penting bagi manusia, tanpa kesehatan
manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan sehat menurut
World Helath Organization (WHO) merupakan suatu keadaan sejahtera meliputi
fisik, mental, dan sosial yang bebas dari penyakit atau kecacatan.
Penyebaran penduduk yang belum merata, tingkat sosial ekonomi dan
pendidikan yang belum memadai, menyebabkan masyarakat kurang mampu
dalam menjangkau tingkat kesehatan tertentu. Salah satu masalah kesehatan
yang menjadi perhatian dalam masyarakat adalah kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut International Conference on Population and
Development (ICPD) merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial dalam berbagai hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem
reproduksi. Kesehatan reproduksi yang cukup mendapatkan perhatian yaitu
kesehatan reproduksi pada wanita. Banyak permasalahan yang menyangkut
tentang kesehatan reproduksi, salah satunya adalah kanker serviks atau kanker
mulut rahim.
Penyakit ini menempati urutan keempat dari 5 penyakit kanker terbanyak
pada wanita di dunia (kanker payudara, kolonrektum, paru-paru, kanker serviks
dan tiroid). Di negara-negara berkembang, umumnya kanker serviks menempati
urutan pertama sebagai penyebab kematian pada wanita di usia subur. Menurut
Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia dan Badan Kesehatan Dunia,
diperkirakan terjadi peningkatan kejadian kanker di dunia 300 persen pada tahun
2030. Kanker seviks adalah salah satu penyumbang angka kematian pada
perempuan yang cukup tinggi di mana kondisi ini mayoritas terjadi di negara-
negara berkembang.
Kanker ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Menurut
Yayasan Peduli Kanker Serviks Indonesia tahun 2012 penderita kanker serviks
di Indonesia mencapai 15.000 kasus. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan yang disebutkan dalam Jurnal Kebijakan
Pembangunan tentang Kebijakan Pengendalian Kanker Melalui Pelaksanaan Tes
Iva (Inspeksi Visual Asam Asetat) Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim di Banjarbaru, penderita kanker serviks di Kalsel pada tahun 2017
berjumlah 461 atau 1,9% dari 33.000. Angka tersebut adalah pra kanker, yang
masih perlu pemeriksaan lebih lanjut.
Sebagai upaya awal pencegahan kanker leher rahim di Kabupaten Tabalong,
pada tahun 2020 dilakukan pemeriksaan IVA test sebanyak 567 kali atau
sebanyak 4,55% dari 12.471 target pemeriksaan. Dengan melihat data ini, tentu
kita menemukan selisih yang cukup besar antara jumlah yang diperiksa dan
target pemeriksaan. Jumlah ini juga serupa dengan cakupan pemeriksaan yang
dilakukan di Kecamatan Upau yaitu dari 375 sasaran pemeriksaan, hanya 21
pemeriksaan yang dilaksanakan atau sekitar 5,60%.
Rendahnya cakupan pemeriksaan IVA test sebagai upaya deteksi dini kanker
leher rahim di masyarakat tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya
tingkat pengetahuan masyarakat tentang kanker lehar rahim dan kurangnya
informasi pada masyarakat. Menurut Kementrian Kesehatan, deteksi dini pada
kanker serviks ini merupakan sebuah terobosan yang inovatif dalam kesehatan
untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat kanker tersebut (Depkes
RI, 2008).
Berdasarkan data dan rujukan tersebutlah sehingga Tim Pembina PKK
Kecamatan Upau juga berupaya untuk mengambil peran dalam penanggulangan
masalah tersebut. Dan beberapa upaya yang telah dilaksanakan oleh Tim
Pembina PKK Kecamatan Upau tertuliskan dalam profil ini.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaa kegitan ini:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker leher rahim
dan upaya deteksi dininya
2. Untuk meningkatkan penyebaran informasi tentang kanker leher rahim
dan upaya deteksi dininya di masyarakat
3. Untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan IVA test di masyarakat
C. Sasaran
Sasaran kegiatan IVA tes ini adalah wanita usia subur, wanita yang telah
menikah dan atau wanita yang pernah melakukan hubungan seksual.
BAB III
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DETEKSI DINI KANKER
LEHER RAHIM
A. Pengertian
Pemeriksaan iva tes merupakan tes visual menggunakan larutan asam cuka
(asam asetat 2%) dan larutan iodium lugol atau dikenal juga dengan sebutan
visual inspection with acetic acid pada serviks dan melihat perubahan warna
yang terjadi setelah dilakukan olesan. Terdapat berbagai macam jenis
pemeriksaan untuk kanker serviks. Selain pap smear yang paling populer untuk
kanker serviks, maka IVA test adalah salah satu cara lain yang juga bisa
dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks dengan menggunakan asam asetat.
B. Kelebihan Pemeriksaan IVA
Sebagaimana dilansir dari Situasi Penyakit Kanker dari Pusat Data dan
Informasi, Kementerian Kesehatan RI, beberapa kelebihan tes IVA untuk kanker
serviks dibandingkan metode lainnya adalah:
1. Pemeriksaan lebih sederhana, cepat, dan mudah.
2. Tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium yang rumit sehingga hasilnya
bisa langsung diketahui.
3. Tidak harus di rumah sakit, tapi bisa juga di puskesmas dengan dokter umum
ataupun bidan.
4. Dinilai lebih efektif karena bisa dilakukan dengan sekali datang (kunjungan
tunggal).
5. Deteksi dini dengan IVA test memiliki cakupan sekitar 80 persen dalam
kurun waktu sekitar 5 tahun, dan diperkirakan dapat menurunkan
kemungkinan kanker serviks secara signifikan.
6. IVA test memiliki sensitivitas sekitar 77% persen (rentang antara 56-94
persen), dan spesifitas kurang lebih 86 persen (rentang antara 74-94 persen).
C. Syarat Mengikuti Pemeriksaan IVA
Agar hasilnya akurat, pemeriksaan IVA hanya boleh dilakukan oleh wanita
dengan kriteria berikut:
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/ haid
3. Tidak sedang hamil
4. Tidak boleh melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan.
Bila memenuhi syarat - syarat tersebut, Anda dapat menjalani pemeriksaan
IVA secara berkala sesuai anjuran dokter, atau setidaknya setiap 3-5 tahun
sekali. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks secara
dini, sebab gejala kanker serviks stadium awal sering kali tidak jelas. Gejala
umumnya baru muncul pada tahap lanjut.
Pemeriksaan IVA sangat dianjurkan bagi wanita yang berisiko terhadap
kanker serviks, misalnya wanita dengan riwayat kanker serviks dalam keluarga
(keturunan), memiliki lebih dari satu pasangan seksual, atau pernah mengalami
infeksi menular seksual.
D. Pelaksanaan Skrining Pemeriksaan IVA
Sebelum dilakukannya pemeriksaan dilakukan anamnesa terlebh dahulu,
pemeriksaan tersebut meliputi:
1. Pendaftaran
Pendaftaran yang dimaksud adalah pengisian identitas peserta iva tes oleh
petugas, kemudian dilanjutkan dengan wawancara seperti gambar blanko
dibawah ini.
Gambar III.1
Blanko Screening Iva Tes
usia subur agar melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode
dini kanker leher rahim secara masal dan melakukan sosialiasi seperti
menghimbau kepada wanita usia subur agar melakukan deteksi dini kanker
leher rahim dengan metode IVA di fasilitas kesehatan terdekat. Serta dengan
deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA test di Kecamatan Upau.
leher rahim dengan metode IVA test, sebagaimana yang disebutkan diatas
agar melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA di
4. Keluarga
kenyamanan fisik dan psikologis. Oleh karena itu peran keluarga merupakan
Pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim ini berkoordinasi dan bekerja
2. Pembiayaan
rahim pemerintah daerah membebaskan biaya (gratis) bagi wanita usia subur
Tahun : 2020
FR
IMT
Tanggal Gg. TINDAK
No Tanggal NIK Nama Peserta Alamat No. Telp Pend Pekerjaan Status RPK RPD Akt. Pola Makan TD LP GDS Gg. Lihat IVA SADANIS
Lahir Alko Dengar LANUT
Fisik Rokok Gula Gara Lema Sayur TB BB
hol
> > m > k > Buah >
0831599788 T dk ada
1 17/10/2020 6308016506930001 Raudah 25-06-1993 Masingai I Rt 11
48
SD/SLT P Petani Menikah − − − − √ − − 109/75 152 40 61 86 − − Neg
benjolan
0831592835 T dk ada
2 6309104811890001 Boyati 08-11-1989 Masingai I Rt 11
42
SD/SLT P IRT Menikah HT , DM − − − − √ − − 134/82 150 60 77,5 95 − − Neg
benjolan
0821517511 T dk ada
3 6309104812840001 Rabiah 08-12-1984 Masingai I Rt 10
40
SD/SLT P Petani Menikah DM − − − − √ − − 121/78 157 62 77 96 − − Neg
benjolan
0852100660 T dk ada
4 6309105508880001 Neni Wahyuni 15-08-1988 Masingai I Rt 11
93
SD/SLT P IRT Menikah DM − − − − − − − 119/78 156 66 80,5 106 − − Neg
benjolan
0812539620 T dk ada
5 6309107110820001 Eneng Kartika 31-10-1982 Masingai I Rt 11
42
SD/SLT P IRT Menikah HT − − − − − − − 139/90 149 66 95 163 − − Neg
benjolan
0852499005 T dk ada
6 6309106512780001 Ida Farida Santi 25-12-1978 Masingai I Rt 11
97
SD/SLT P Pedagang Menikah DM − − − √ − − − 140/80 158 66 85 102 − − Neg
benjolan
T dk ada
7 6309107007880001 Nunur Nurjanah 30-07-1988 Masingai I Rt 11 SD/SLT P IRT Menikah HT − − − − − − − 122/86 152 65 89 97 − − Neg
benjolan
0838616741 T dk ada
8 6309105010840002 Musnaeni 10-10-1984 Masingai I Rt 13
23
SD/SLT P IRT Menikah HT − − − − − − − 121/82 150 54 74 90 − − Neg
benjolan
0822531397 T dk ada
9 6309104210890001 Zubaidah 02-10-1989 Masingai Ii Rt 10
58
SLT A IRT Menikah HT HT − − − √ − − − 160/80 160 57 71 91 − − Neg
benjolan
0823531397 T dk ada
10 6309105403890001 Windawati 13-03-1989 Masingai Ii Rt 13
58
SLT A IRT Menikah HT − − − − √ √ − 135/91 153 40 66,5 100 − − Neg
benjolan
0812473230 T dk ada
11 6309105911900002 Susi Susanti 19-11-1990 Masingai I Rt 11
15
SLT A IRT Menikah Kolestrol − − − − − − − 110/71 144 42 74 111 − − Neg
benjolan
T dk ada
12 6309105006780001 Winarti 10-06-1978 Masingai I Rt 13 SD/SLT P Petani Menikah HT − − − √ √ − − 130/92 153 79 101 62 − − Neg
benjolan
0831599335 T dk ada
13 6309105011700002 Akhriah Ernawati 10-11-1970 Masingai I Rt 11
37
SD/SLT P Petani Menikah Kolestrol − − − √ − − − 137/86 149 41 78 101 − − Neg
benjolan
T dk ada
14 16/12/2020 6309106206890002 Etri Yuniarti 12-06-1989 Masingai I RT . 06 SLT A IRT Menikah − − − − √ √ − 120/80 148 58 96 132 − − Neg
benjolan
T dk ada
15 6307054806940001 Salamah 24-04-1973 Masingai I RT . 10 SD/SLT P IRT Menikah − − − − − √ − 150/70 165 84,5 91 140 − − Neg
benjolan
T dk ada
16 6309106407850003 Siti Nurul Khusnah 24-07-1985 Masingai I RT .13 SD/SLT P IRT Menikah − − − − − √ − 130/70 145 57,1 80 133 − − Neg
benjolan
T dk ada
17 6309104309950002 Milawati 03-09-1995 Masingai I RT .08 SLT A Petani Menikah HT − − − − − √ − 130/80 154 42,8 60 97 − − Neg
benjolan
HT ,DM, T dk ada
18 6304165504930001 Megawati 10-01-1997 Masingai I RT .11 SD/SLT P Petani Menikah
Kolestrol
− − − − − √ − 140/80 146 46 74 90 − − Neg
benjolan
T dk ada
19 6309106610890001 Miswati 11-08-1989 Masingai I RT . 10 SD/SLT P IRT Menikah − − √ √ √ √ − 110/80 156 96 101 122 − − Neg
benjolan
T dk ada
20 6309107112770002 Bati 31-12-1977 Masingai I RT .11 SD/SLT P Petani Menikah Asma − − − − − √ − 150/90 155 67,7 86 101 − − Neg
benjolan
HT ,DM, T dk ada
21 6309105108780001 Rusmiliwati 11-08-1978 Masingai I RT . 10 SD/SLT P IRT Menikah
Jantung
− − − − − √ − 110/70 156 60 80 102 √ − Neg
benjolan
BAB V
KECAMATAN UPAU
A. Permasalahan
2. Kurangnya kepedulian keluarga terhadap pentingnya deteksi dini kanker leher rahim.
3. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kanker leher rahim.
yaitu :
2. Penyuluhan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kanker leher rahim masih menjadi masalah kesehatan yang dihadapi wanita usia
subur.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian kanker leher rahim, yaitu : kurangnya
pengetahuan tentang kanker leher rahim, dukungan keluarga dan akses informasi.
3. Seluruh sektor sudah berperan dalam penanggulangan masalah ini dengan melaksakan
B. SARAN
Peran dan dukungan dari lintas sektor selama ini dinilai sudah baik, dan untuk
kedepannya perlu adanya peningkatan dukungan dan kerjasama dari sektor lain untuk
deteksi dini kanker leher rahim di Kecamatan Upau. Peningkatan dukungan yang
dimaksud dalam hal ini yaitu penyebaran informasi tentang kanker leher rahim yang
pelayanan kesehatan.
DOKUMENTASI KEGIATAN