Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu hal yang penting bagi manusia, tanpa kesehatan
manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan sehat menurut
World Helath Organization (WHO) merupakan suatu keadaan sejahtera meliputi
fisik, mental, dan sosial yang bebas dari penyakit atau kecacatan.
Penyebaran penduduk yang belum merata, tingkat sosial ekonomi dan
pendidikan yang belum memadai, menyebabkan masyarakat kurang mampu
dalam menjangkau tingkat kesehatan tertentu. Salah satu masalah kesehatan
yang menjadi perhatian dalam masyarakat adalah kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut International Conference on Population and
Development (ICPD) merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial dalam berbagai hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem
reproduksi. Kesehatan reproduksi yang cukup mendapatkan perhatian yaitu
kesehatan reproduksi pada wanita. Banyak permasalahan yang menyangkut
tentang kesehatan reproduksi, salah satunya adalah kanker serviks atau kanker
mulut rahim.
Penyakit ini menempati urutan keempat dari 5 penyakit kanker terbanyak
pada wanita di dunia (kanker payudara, kolonrektum, paru-paru, kanker serviks
dan tiroid). Di negara-negara berkembang, umumnya kanker serviks menempati
urutan pertama sebagai penyebab kematian pada wanita di usia subur. Menurut
Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia dan Badan Kesehatan Dunia,
diperkirakan terjadi peningkatan kejadian kanker di dunia 300 persen pada tahun
2030. Kanker seviks adalah salah satu penyumbang angka kematian pada
perempuan yang cukup tinggi di mana kondisi ini mayoritas terjadi di negara-
negara berkembang.
Kanker ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Menurut
Yayasan Peduli Kanker Serviks Indonesia tahun 2012 penderita kanker serviks
di Indonesia mencapai 15.000 kasus. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan yang disebutkan dalam Jurnal Kebijakan
Pembangunan tentang Kebijakan Pengendalian Kanker Melalui Pelaksanaan Tes
Iva (Inspeksi Visual Asam Asetat) Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim di Banjarbaru, penderita kanker serviks di Kalsel pada tahun 2017
berjumlah 461 atau 1,9% dari 33.000. Angka tersebut adalah pra kanker, yang
masih perlu pemeriksaan lebih lanjut.
Sebagai upaya awal pencegahan kanker leher rahim di Kabupaten Tabalong,
pada tahun 2020 dilakukan pemeriksaan IVA test sebanyak 567 kali atau
sebanyak 4,55% dari 12.471 target pemeriksaan. Dengan melihat data ini, tentu
kita menemukan selisih yang cukup besar antara jumlah yang diperiksa dan
target pemeriksaan. Jumlah ini juga serupa dengan cakupan pemeriksaan yang
dilakukan di Kecamatan Upau yaitu dari 375 sasaran pemeriksaan, hanya 21
pemeriksaan yang dilaksanakan atau sekitar 5,60%.
Rendahnya cakupan pemeriksaan IVA test sebagai upaya deteksi dini kanker
leher rahim di masyarakat tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya
tingkat pengetahuan masyarakat tentang kanker lehar rahim dan kurangnya
informasi pada masyarakat. Menurut Kementrian Kesehatan, deteksi dini pada
kanker serviks ini merupakan sebuah terobosan yang inovatif dalam kesehatan
untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat kanker tersebut (Depkes
RI, 2008).
Berdasarkan data dan rujukan tersebutlah sehingga Tim Pembina PKK
Kecamatan Upau juga berupaya untuk mengambil peran dalam penanggulangan
masalah tersebut. Dan beberapa upaya yang telah dilaksanakan oleh Tim
Pembina PKK Kecamatan Upau tertuliskan dalam profil ini.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaa kegitan ini:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker leher rahim
dan upaya deteksi dininya
2. Untuk meningkatkan penyebaran informasi tentang kanker leher rahim
dan upaya deteksi dininya di masyarakat
3. Untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan IVA test di masyarakat
C. Sasaran
Sasaran kegiatan IVA tes ini adalah wanita usia subur, wanita yang telah
menikah dan atau wanita yang pernah melakukan hubungan seksual.
BAB III
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DETEKSI DINI KANKER
LEHER RAHIM
A. Pengertian
Pemeriksaan iva tes merupakan tes visual menggunakan larutan asam cuka
(asam asetat 2%) dan larutan iodium lugol atau dikenal juga dengan sebutan
visual inspection with acetic acid pada serviks dan melihat perubahan warna
yang terjadi setelah dilakukan olesan. Terdapat berbagai macam jenis
pemeriksaan untuk kanker serviks. Selain pap smear yang paling populer untuk
kanker serviks, maka IVA test adalah salah satu cara lain yang juga bisa
dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks dengan menggunakan asam asetat.
B. Kelebihan Pemeriksaan IVA
Sebagaimana dilansir dari Situasi Penyakit Kanker dari Pusat Data dan
Informasi, Kementerian Kesehatan RI, beberapa kelebihan tes IVA untuk kanker
serviks dibandingkan metode lainnya adalah:
1. Pemeriksaan lebih sederhana, cepat, dan mudah.
2. Tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium yang rumit sehingga hasilnya
bisa langsung diketahui.
3. Tidak harus di rumah sakit, tapi bisa juga di puskesmas dengan dokter umum
ataupun bidan.
4. Dinilai lebih efektif karena bisa dilakukan dengan sekali datang (kunjungan
tunggal).
5. Deteksi dini dengan IVA test memiliki cakupan sekitar 80 persen dalam
kurun waktu sekitar 5 tahun, dan diperkirakan dapat menurunkan
kemungkinan kanker serviks secara signifikan.
6. IVA test memiliki sensitivitas sekitar 77% persen (rentang antara 56-94
persen), dan spesifitas kurang lebih 86 persen (rentang antara 74-94 persen).
C. Syarat Mengikuti Pemeriksaan IVA
Agar hasilnya akurat, pemeriksaan IVA hanya boleh dilakukan oleh wanita
dengan kriteria berikut:
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/ haid
3. Tidak sedang hamil
4. Tidak boleh melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan.
Bila memenuhi syarat - syarat tersebut, Anda dapat menjalani pemeriksaan
IVA secara berkala sesuai anjuran dokter, atau setidaknya setiap 3-5 tahun
sekali. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks secara
dini, sebab gejala kanker serviks stadium awal sering kali tidak jelas. Gejala
umumnya baru muncul pada tahap lanjut.
Pemeriksaan IVA sangat dianjurkan bagi wanita yang berisiko terhadap
kanker serviks, misalnya wanita dengan riwayat kanker serviks dalam keluarga
(keturunan), memiliki lebih dari satu pasangan seksual, atau pernah mengalami
infeksi menular seksual.
D. Pelaksanaan Skrining Pemeriksaan IVA
Sebelum dilakukannya pemeriksaan dilakukan anamnesa terlebh dahulu,
pemeriksaan tersebut meliputi:
1. Pendaftaran
Pendaftaran yang dimaksud adalah pengisian identitas peserta iva tes oleh
petugas, kemudian dilanjutkan dengan wawancara seperti gambar blanko
dibawah ini.
Gambar III.1
Blanko Screening Iva Tes

2. Pemeriksaan fisik dan tanda vital


Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan
lingkar pinggang. Untuk pemeriksaan tanda vital dilakukan pengukuran tensi
darah dan pemeriksaan kadar gula darah.
3. Pencatatan Kartu IVA
Pencatatan berupa identitas dan hasil dari pemeriksaan fisik dan tanda
vital.
Gambar III.2
Kartu Iva Tes

E. Metode Pemeriksaan IVA


Untuk melakukan tes ini, Anda dapat mengunjungi rumah sakit, klinik, atau
puskesmas. Pemeriksaan IVA dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Anda akan diminta berbaring dengan posisi kaki terbuka (litotomi).
2. Dokter akan memasukkan alat bernama spekulum atau cocor bebek ke dalam
vagina. Alat ini berfungsi menahan mulut vagina terbuka, sehingga leher dan
mulut rahim dapat terlihat.
3. Kemudian dokter akan mencelup gumpalan kapas bertangkai (mirip cotton
bud) ke larutan asam asetat (asam cuka) kadar 3-5%.
4. Gumpalan kapas yang telah dibasahi oleh asam asetat akan dioleskan
perlahan ke permukaan jaringan serviks Anda.
5. Dokter akan menunggu selama 1 menit untuk menilai reaksi yang muncul,
biasanya berupa perubahan warna pada area serviks yang telah dioleskan
asam asetat.
Jaringan serviks yang sehat tidak akan mengalami perubahan warna setelah
dioleskan asam asetat. Namun jika terdapat sel abnormal pada serviks, akan
muncul bercak putih pada permukaan leher rahim. Hal ini dapat menandakan
adanya sel tumor atau sel kanker pada serviks.
Sebagai tindak lanjutnya, dokter akan merujuk Anda ke dokter ahli kebidanan
dan kandungan agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Terlebih jika
Anda mengalami keluhan, seperti perdarahan vagina dan keputihan yang
mencurigakan.
F. Kategori Hasil Pemeriksaan IVA
Cara pemeriksaan teknik IVA menggunakan spekulum untuk melihat serviks
yang telah dipulas dengan asam asetat 3-5%. Hasil (+) pada lesi prakanker
terlihat warna bercak putih disebut: ACETO WHITE EPITELIUM. Tindak
lanjut IVA (+) Biopsi Kategori pemeriksaan IVA ada beberapa kategori yang
dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
1. IVA negatif = serviks normal
2. IVA radang = serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
(polip serviks).
3. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini
yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA
karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia
ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ)
4. IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian
akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
G. Penatalaksaan IVA Positif
Bila ditemukan IVA Positif, akan diberikan surat pengantar dari puskesmas
untuk dilakukan krioterapi di Puskesmas Murung Pudak.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN DETEKSI DINI KANKER LEHER
RAHIM DI KECAMATAN UPAU
A. Inovasi
1. Promosi dan Edukasi Kepada Masyarakat
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan
memahami, kegiatan promosi ini dimulai dengan pendekatan dengan lintas
sector sehingga terbentuknya komitmen Bersama untuk mendukung program
IVA tes melalui inovasi “CINTA WANITA”. Inovasi yang dimaksud adalah
mencintai wanita dengan mengajak ber IVA. Inovasi itu tercetus karena kami
ingin menyadarkan wanita usia subur yang ada di wilayah kerja kecamatan
upau untuk melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala sebagai upaya
pencegahan dan deteksi dini kanker leher Rahim, dengan inovasi ini pula
kami tidak hanya mengajak wanita tapi juga keluarga sebagai pengingat.
Kegiatan promosi dan edukasi melibatkan tokoh agama, tokoh
masyarakat, tokoh adat dengan menggunakan media lembar balik dan leaflet.
2. Sosialisasi
Sosialisasi diperlukan untuk memberikan pemahaman tentang
pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara kepada
masyarakat agar mereka mendapatkan informasi yang lengkap dan mengerti
manfaat dari pemeriksaan tersebut. Sosialisasi dilakukan oleh tenaga
Kesehatan dan tim penggerak TP PKK. Sosialisasi dilakukan sebelum
pemeriksaan deteksi dini, dan dilakukan di tempat yang memadai untuk
menyampaikan dengan jelas. Kegiatan ini dilakukan pada saat kegiatan
posyandu, kegiatan posbindu, forum arisan, forum pengajian dan kegiatan
keagamaan lainnya.
3. Konseling
Konseling dilakukan agar masyarakat mau malakukan pemeriksaan
deteksi dini kanker leher Rahim. Konseling tentang kanker leher Rahim
diberikan oleh tenaga Kesehatan.
B. Peran dan Dukungan Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Upaya deteksi dini kanker leher rahim dengan metode Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA) sudah dicanangkan sejak tahun 2015. Hal tersebut telah didukung
oleh :
1. Pemerintah Kabupaten Tabalong

Sesuai dengan surat edaran Bupati Nomor :

B.949a/KES/Bid-P2PL/443.33.05/2015 tentang deteksi dini kanker leher

rahim, bahwa Pemerintah kabupaten Tabalong menghimbau kepada wanita

usia subur agar melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode

IVA di fasilitas kesehatan terdekat atau dengan metode pap smear di

pelayanan kesehatan tingkat lanjut.

Pemerintah daerah juga mendukung terselenggaranya pelaksanaan deteksi

dini kanker leher rahim secara masal dan melakukan sosialiasi seperti

penyuluhan-penyuluhan tentang kanker leher rahim dan pencegahannya.

2. Pemerintah Kecamatan Upau

Dukungan dari Forkopimcam (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan)

Upau sesuai dengan Surat Edaran Nomor:B05/CU/SEKT/01/2021,

menghimbau kepada wanita usia subur agar melakukan deteksi dini kanker

leher rahim dengan metode IVA di fasilitas kesehatan terdekat. Serta dengan

dilaksanakannya penandatanganan komitmen bersama mendukung program

deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA test di Kecamatan Upau.

Dimana kegiatan ini melibatkan Camat, Kapolsek, Danramil, Ketua MUI,

Kepala Desa sekecamatan Upau, Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat.


3. Lintas Sektor

Lintas sektor turut mendukung terlaksananya program deteksi dini kanker

leher rahim dengan metode IVA test, sebagaimana yang disebutkan diatas

bahwa lintas sektor melakukan penandatanganan komitmen bersama dan

sebagaimana sesuai surat edaran dari Camat Upau

Nomor:B05/CU/SEKT/01/2021 untuk menghimbau kepada wanita usia subur

agar melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA di

fasilitas kesehatan terdekat

4. Keluarga

Dukungan keluarga dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh

anggota keluarga yang lain (orang terdekat) sehingga akan memberikan

kenyamanan fisik dan psikologis. Oleh karena itu peran keluarga merupakan

pendukung untuk terjadinya perubahan perilaku kesehatan.

C. Pelaksanaan dan Sumber Pembiayaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

1. Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

Deteksi dini kanker leher rahim dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang

telah mempunyai tenaga kesehatan terlatih seperti Puskesmas atau Poskesdes.

Pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim ini berkoordinasi dan bekerja

sama dengan lintas program dan lintas sektor.

2. Pembiayaan

Dalam mendukung terselenggaranya kegiatan deteksi dini kanker leher

rahim pemerintah daerah membebaskan biaya (gratis) bagi wanita usia subur

(WUS) yang ingin memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan sesuai

tercantum dalam PERDA


D. Hasil Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
REGISTER DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

Tahun : 2020
FR
IMT
Tanggal Gg. TINDAK
No Tanggal NIK Nama Peserta Alamat No. Telp Pend Pekerjaan Status RPK RPD Akt. Pola Makan TD LP GDS Gg. Lihat IVA SADANIS
Lahir Alko Dengar LANUT
Fisik Rokok Gula Gara Lema Sayur TB BB
hol
> > m > k > Buah >
0831599788 T dk ada
1 17/10/2020 6308016506930001 Raudah 25-06-1993 Masingai I Rt 11
48
SD/SLT P Petani Menikah − − − − √ − − 109/75 152 40 61 86 − − Neg
benjolan
0831592835 T dk ada
2 6309104811890001 Boyati 08-11-1989 Masingai I Rt 11
42
SD/SLT P IRT Menikah HT , DM − − − − √ − − 134/82 150 60 77,5 95 − − Neg
benjolan
0821517511 T dk ada
3 6309104812840001 Rabiah 08-12-1984 Masingai I Rt 10
40
SD/SLT P Petani Menikah DM − − − − √ − − 121/78 157 62 77 96 − − Neg
benjolan
0852100660 T dk ada
4 6309105508880001 Neni Wahyuni 15-08-1988 Masingai I Rt 11
93
SD/SLT P IRT Menikah DM − − − − − − − 119/78 156 66 80,5 106 − − Neg
benjolan
0812539620 T dk ada
5 6309107110820001 Eneng Kartika 31-10-1982 Masingai I Rt 11
42
SD/SLT P IRT Menikah HT − − − − − − − 139/90 149 66 95 163 − − Neg
benjolan
0852499005 T dk ada
6 6309106512780001 Ida Farida Santi 25-12-1978 Masingai I Rt 11
97
SD/SLT P Pedagang Menikah DM − − − √ − − − 140/80 158 66 85 102 − − Neg
benjolan
T dk ada
7 6309107007880001 Nunur Nurjanah 30-07-1988 Masingai I Rt 11 SD/SLT P IRT Menikah HT − − − − − − − 122/86 152 65 89 97 − − Neg
benjolan
0838616741 T dk ada
8 6309105010840002 Musnaeni 10-10-1984 Masingai I Rt 13
23
SD/SLT P IRT Menikah HT − − − − − − − 121/82 150 54 74 90 − − Neg
benjolan
0822531397 T dk ada
9 6309104210890001 Zubaidah 02-10-1989 Masingai Ii Rt 10
58
SLT A IRT Menikah HT HT − − − √ − − − 160/80 160 57 71 91 − − Neg
benjolan
0823531397 T dk ada
10 6309105403890001 Windawati 13-03-1989 Masingai Ii Rt 13
58
SLT A IRT Menikah HT − − − − √ √ − 135/91 153 40 66,5 100 − − Neg
benjolan
0812473230 T dk ada
11 6309105911900002 Susi Susanti 19-11-1990 Masingai I Rt 11
15
SLT A IRT Menikah Kolestrol − − − − − − − 110/71 144 42 74 111 − − Neg
benjolan
T dk ada
12 6309105006780001 Winarti 10-06-1978 Masingai I Rt 13 SD/SLT P Petani Menikah HT − − − √ √ − − 130/92 153 79 101 62 − − Neg
benjolan
0831599335 T dk ada
13 6309105011700002 Akhriah Ernawati 10-11-1970 Masingai I Rt 11
37
SD/SLT P Petani Menikah Kolestrol − − − √ − − − 137/86 149 41 78 101 − − Neg
benjolan
T dk ada
14 16/12/2020 6309106206890002 Etri Yuniarti 12-06-1989 Masingai I RT . 06 SLT A IRT Menikah − − − − √ √ − 120/80 148 58 96 132 − − Neg
benjolan
T dk ada
15 6307054806940001 Salamah 24-04-1973 Masingai I RT . 10 SD/SLT P IRT Menikah − − − − − √ − 150/70 165 84,5 91 140 − − Neg
benjolan
T dk ada
16 6309106407850003 Siti Nurul Khusnah 24-07-1985 Masingai I RT .13 SD/SLT P IRT Menikah − − − − − √ − 130/70 145 57,1 80 133 − − Neg
benjolan
T dk ada
17 6309104309950002 Milawati 03-09-1995 Masingai I RT .08 SLT A Petani Menikah HT − − − − − √ − 130/80 154 42,8 60 97 − − Neg
benjolan
HT ,DM, T dk ada
18 6304165504930001 Megawati 10-01-1997 Masingai I RT .11 SD/SLT P Petani Menikah
Kolestrol
− − − − − √ − 140/80 146 46 74 90 − − Neg
benjolan
T dk ada
19 6309106610890001 Miswati 11-08-1989 Masingai I RT . 10 SD/SLT P IRT Menikah − − √ √ √ √ − 110/80 156 96 101 122 − − Neg
benjolan
T dk ada
20 6309107112770002 Bati 31-12-1977 Masingai I RT .11 SD/SLT P Petani Menikah Asma − − − − − √ − 150/90 155 67,7 86 101 − − Neg
benjolan
HT ,DM, T dk ada
21 6309105108780001 Rusmiliwati 11-08-1978 Masingai I RT . 10 SD/SLT P IRT Menikah
Jantung
− − − − − √ − 110/70 156 60 80 102 √ − Neg
benjolan
BAB V

PERMASALAHAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

PELAKSANAAN KEGIATAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DI

KECAMATAN UPAU

A. Permasalahan

1. Kurangnya pengetahuan wanita tentang kanker leher rahim.

2. Kurangnya kepedulian keluarga terhadap pentingnya deteksi dini kanker leher rahim.

3. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kanker leher rahim.

4. Askes informasi tentang kanker leher rahim yang masih kurang.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

Merespon masalah tersebut diatas, alternatif pemecahan masalah yang dilaksanakan

yaitu :

1. Pembuatan media penyebaran informasi

2. Penyuluhan

3. Pelaksanaan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim.


BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kanker leher rahim masih menjadi masalah kesehatan yang dihadapi wanita usia

subur.

2. Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian kanker leher rahim, yaitu : kurangnya

pengetahuan tentang kanker leher rahim, dukungan keluarga dan akses informasi.

3. Seluruh sektor sudah berperan dalam penanggulangan masalah ini dengan melaksakan

kegiatan deteksi dini kanker leher rahim.

B. SARAN

Peran dan dukungan dari lintas sektor selama ini dinilai sudah baik, dan untuk

kedepannya perlu adanya peningkatan dukungan dan kerjasama dari sektor lain untuk

deteksi dini kanker leher rahim di Kecamatan Upau. Peningkatan dukungan yang

dimaksud dalam hal ini yaitu penyebaran informasi tentang kanker leher rahim yang

lebih meluas (pengadaan poster-poster dan pelaksanaan penyuluhan) dan peningkatan

pelayanan kesehatan.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Kegiatan Lintas Sektor acara Launching Inovasi “CINTA WANITA”


Penandatangan Komitmen Bersama oleh Camat Upau

Penandatangan Komitmen Bersama oleh Danramil


Penandatangan Komitmen Bersama oleh Kapolsek Upau

Penandatangan Komitmen Bersama oleh Ketua MUI Kecamatan Upau


Penandatangan Komitmen Bersama oleh Tokoh Adat

Penandatangan Komitmen Bersama oleh Kepala Desa


Sosialisasi Iva Tes dan Inovasi “CINTA WANITA” di Kantor Kecamatan Upau
Sosialisasi Iva Tes dan Inovasi “CINTA WANITA” di desa masingai 1

Anda mungkin juga menyukai