Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMERIKSAAN IVA

A. PENDAHULUAN
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah pemeriksaan leher rahim
secara visual menggunakan asam cuka dengan mata telanjang untuk mendeteksi
abnormalitas setelah pengolesan asam cuka 3-5% .
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sankaranarayanan, tentang
perbandingan pasien kanker leher Rahim yang meninggal dunia kepada kelompok yang
dilakukan deteksi dini dengan IVA dan pada kelompok yang tidak dilakukan deteksi dini
pada Negara berkembang (india) didapatkan hasil bahwa mereka yang melakukan
skrining IVA, 35% lebih sedikit meninggal dunia dibandingkan mereka yang tidak
melakukan skrining IVA.
Mayoritas perempuan yang terdiagnosa kanker serviks biasanya tidak melakukan
deteksi dini (skrining) atau tidak melakukan tindak lanjut setelah ditemukan adanya hasil
abnormal. Tidak melakukan deteksi dini secara teratur merupakan faktor terbesar
terjangkitnya kanker serviks pada seorang wanita, terutama karena belum menjadi
program wajib pelayanan kesehatan.

B. LATAR BELAKANG
Deteksi dini kanker pada leher rahim tersebut sangat penting dilakukan, karena
potensi kesembuhan akan sangat tinggi jika masih ditemukan pada tahap prakanker
(Mansjoer,2007). Pencegahan kanker serviks dapat dilakukaan dengan program deteksi
dini (skrining) dan pemberian vaksinasi. Adanya program deteksi dini di Negara maju,
angka kejadian kanker serviks padat menurun (Rasjidi, 2009) tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan menurut rasjidi, 2009 antara laen dengan PAP SMEAR (mengambil
lender serviks untuk dilakukan pemeriksaan dilaboratorium, kolposkopi (pemeriksaan
yang dilakukan dengan menggunakan teropong), biopsy (pemeriksaan dengan mengambil
sedikit jaringan serviks yang dicurigai), dan IVA test (Inspeksi Visual Asam asetat).
Tes IVA adalah sebuah pemeriksaan skrining pada serviks dengan menggunakan
asam asetat 3-5% pada inspekulo dan dapat dilihat dengan pengamatan secara langsung
(Nugroho, 2010 dalam rahayu 2015). Berdasarkan dari hasil diasnogtik pemeriksaan IVA
memiliki sensitifitas 84% , spesifisitas 89%, nilai duga positif 87%, nilai duga negative
88%. Metode IVA ini merupakan sebuah metode skrining yang praktis dan murah,
sehingga diharapkan temuan kanker serviks dapat diketahui secara dini. Penyebab yang
menjadi kendala pada wanita dalam melakukan deteksi dini kanker serviks adalah
keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurang pengetahuan, dan takut akan rasa sakit,
serta keengganan karena malu saat dilakukannya pemeriksaan. Kesadaran yang rendah
pada masyarakat tersebut menjadi salah satu factor yang berkontribusi terhadap tingginya
angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia
C. TUJUAN UMUM DAN TUUAN KHUSUS
1. Tujuan umum
Tujuan dilakukannya IVA test untuk mengurangi mobiditas atau mortalitas dan
penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk
mengetahui kelainan yang terjadi pada leher Rahim.
2. Tujuan khusus
a. Deteksi dini dan diagnosa kanker serviks
b. Mengetahui perubahan, perkembangan sel leher Rahim, sampai mengarah pada
perubahan sel kanker sejak dini.

D. TATA NILAI
Dalam melakukan pelayanan, petugas mengacu kepada tata nilai yang ada di puskesmas
Tombiano, diamana tata nilai tersebuat adalah “MAJULEA”
1. M : melayani berarti melayani dengan setulus hati dan selalu memberikan pelayanan
maksimal kepada masyarakat.
2. A : akuntabel berarti memberikan pelayanan kesehatan yang dapat di ukur dan di
pertanggung jawabkan.
3. J : jujur berarti dalam memeberikan pelayanan selalu mengutamakan kejujuran.
4. U : unggul berarti selalu berusaha meningkatkan mutu disegala bidang
5. L : lugas berarti pelayanan yang diberikan sesuai dengan pedoman dan standar
operasional pelayanan kesehatan serta profesionalisme kerja.
6. E : efektif dan efisien berarti pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
memberikan hasil positif dan berguna untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat serta mudah dijangkau oleh masyarakat.
7. A : aman berarti menjamin keamanan petugas, pasien, maupun lingkungan kerja.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA , dibutuhkan tempat dan alat sebagai
berikut :
1. Ruangan tertutup karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi
2. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4. Speculum vagina
5. Asam asetat (3-5%)
6. Swab-lld berkapas
7. Sarung tangan teknik IVA dengan speculum melihat serviks yang dipulas dengan
asam asetat 3-5%. Pada lesi prakariker akan menampilkan warna bercak putih yang
disebut aceto white epithelium. Dengan tampilnya portio dan bercak putih dapat
disimpulkan bahwa tes IVA positif , sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi.

G. SASARAN
1. Lansia
2. Wanita usia subur
3. Pasangan usia subur

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Pemeriksaan dilakukan di puskesmas setiap hari

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Setelah dilakukan pemeriksaan dibuat kajian tentang kesulitan/masalah sehingga dapat
mendukung kegiatan pemeriksaan IVA membuat evaluasi pelaksanaan kegiatan

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dibuat dalam bentuk format laporan yang telah terlampir secara tertulis
data kunjungan, analisa masalah dan rencana tindak lanjut.
2. Pelaporan setelah pelaksanaan kegiatan diteruskan di Dinas Kesehatan Kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai