Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)

DAN PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS (SADANIS)

UPT. PUSKESMAS SEI LEKOP KOTA BATAM


TAHUN 2023

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insiden kanker mencapai lebih dari 14 juta kasus dan menjadi penyebab
kematian kedua secara global dengan angka 8,8 juta kematian di tahun 2015 dimana
70% kematian karena kanker terjadi di negara dengan pendapatan rendah sampai
menengah. Kanker payudara dan kanker serviks merupakan dua kanker dengan
insiden tertinggi pada perempuan. Kanker payudara merupakan keganasan pada
jaringan mamae sedangkan kanker serviks disebabkan oleh infesksi human
papilloma virus (HPV) yang menyerang organ dalam reproduksi wanita. Penyebab
pasti kanker payudara dan kanker serviks belum diketahui, namun diperikarakan
karena multifaktorial baik dari segi biologis maupun perilaku karakteristik individu
termasuk sosial, lingkungan, dan kondisi ekonomi. Estimasi insidens kanker
payudara di Indonesia adalah sebesar 40 per 100.000 wanita dengan kematian
20,4% dan kanker serviks 17 per 100.000 wanita dengan kematian 10,3%.
Sebagian besar kasus kanker di Indonesia diketahui pada stadium lanjut,
sehingga sering kali pengobatan kuratif sulit dilakukan. Sekitar 70% kasus kanker
payudara ditemukan pada stadium akhir sehingga penyembuhannya menjadi sulit
dan daya bertahan hidup menjadi buruk. 70% kasus kanker serviks juga ditemukan
pada stadium III dan IV sehingga sekitar 20% wanita yang menderita kanker serviks
meninggal di tahun pertama dan yang dapat bertahan selama lima tahun hanya 50%.
Menurut WHO, ketika dideteksi secara dini kanker lebih mungkin untuk merespon
pengobatan secara efektif sehingga kemungkinan untuk bertahan hidup menjadi
lebih besar, berkurangnya morbiditas, dan pengobatan yang lebih murah. Deteksi
kanker payudara pada stadium awal dapat memperbesar peluang penyembuhan dan
meningkatkan daya bertahan hidup hingga 90%. Pada kanker serviks, penekanan
kematian ditekankan pada penemuan lesi pra-kanker lewat deteksi dini. Ketika
kanker serviks dideteksi pada stadium awal, daya bertahan hidup 5 tahun dapat
mencapai 92%. Sedangkan pada kasus kanker payudara invasif penyembuhan dapat
berhasil jika ditemukan pada stadium awal. Perempuan yang melakukan deteksi dini
kanker payudara dan serviks dapat menemukan kanker pada stadium awal sehingga
penanganan kasus dan perawatan dapat dilakukan dengan tepat sehingga
menghindari keparahan penyakit.
Berbagai upaya telah dalam bidang kesehatan telah dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat. Pemerintah Indonesia melalui Program
Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara telah melatih lebih dari 3700 puskesmas di Indonesia untuk melakukan
pelayanan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks melalui metode Inspeksi
Visual Asetat (IVA) dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS). IVA memiliki
sensitivitas sebesar 84% dan spesifitas 89% untuk mendeteksi lesi pra kanker.
Sedangkan deteksi dini kanker dengan SADANIS dapat menemukan stadium I dan II
(downstage) sebesar 68%.
Tes IVA adalah suatu metode skrining kanker serviks dengan menggunakan
larutan asam asetat 3-5% pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi
setelah melakukan olesan yang bertujuan untuk melihat adanya sel kanker yang
mengalami dysplasia (Pakkan, 2017). Tes IVA merupakan tindakan medis yang
mudah dan sederhana tetapi sangat penting. Metode ini dapat dilakukan disemua
tingkat pelayanan kesehatan oleh petugas terlatih termasuk bidan (Sawitri dan
Sunarsih, 2018). Salah satu upaya untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut di
puskesmas diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang telah dilatih. Dengan
demikian maka dibuat kerangka acuan untuk pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
inspeksi visual asam asetat (IVA) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS).

B. Tujuan
1. Umum
Sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan
kanker leher rahim di wilayah kerja UPT. Puskesmas Sei Lekop Kota Batam.
2. Khusus
a. Mengidentifikasi mereka yang mengalami lesi pra kanker sehingga dapat
memperoleh terapi segera untuk memutuskan perjalanan hidup lesi pra
kanker sebelum menjadi kanker
b. Sebagai salah satu penapisan pada kanker payudara dan kanker leher
rahim (serviks), sebagai tindak lanjut jika ditemukan hasil IVA test positif
dapat dilakukan krioterapi.

II. SASARAN
Wanita usia subur (WUS) usia 30-50 tahun dengan syarat sudah pernah melakukan
hubungan seksual, tidak sedang haid, tidak sedang hamil.
III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1 Deteksi dini kanker payudara - Penyuluhan tentang deteksi dini kanker


dan kanker leher rahim dengan payudara dan kanker serviks
Sadanis dan IVA test - Anamnesa, penilaian status pasien
(skrining)
- Persiapan, persiapan alat dan bahan
pendukung pemeriksaan IVA.
- Melakukan SADANIS dengan inspeksi
serta palpasi pada payudara dan IVA test,
Membuka serviks dengan Inspekulo
dengan menggunakan spekulum cocor
bebek. Mengolesi serviks dengan asam
acetat kemudian hasil di lihat apakah
positif atau negatif
- Konseling, Menjelaskan hasil pemeriksaan
dan mendokumentasikannya

IV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan dengan terlebih dahulu melakukan penyuluhan dengan
metode ceramah dan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan SADANIS dan
pemeriksaan IVA Test. Instrumen pada kegiatan ini adalah menggunakan lembar balik,
iva kit dan form pemeriksaan.

V. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

2023
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Deteksi dini kanker payudara
dan kanker leher rahim
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan Sadanis dan IVA test √
VI. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
Pelaporan adalah laporan evalusi pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PJ
program IVA. Laporan kegiatan dibuat setiap akhir bulan dan laporan diserahkan setiap
bulanya kepada PJ UKM paling lambat setiap tanggal 3 setiap bulannya.
Pencatatan pelaksanaan kegiatan IVA test dilakukan dalam form
pemeriksaan, pelaporan kegiatan dilakukan sesuai dengan format pelaporan yaitu dalam
bentuk tabel, lalu dilaporkan ke PJ UKM, Kepala Puskesmas dan Dinas kesehatan Kota
Batam. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap tribulan.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan
terhadap jadwal yang telah direncanakan dan untuk melihat apakah pelaksanaan
dilapangan sudah sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. Evaluasi dilakukan setiap
bulannya sehingga apabila dari evalusi didapat pergeseran jadwal atau penyimpangan,
maka akan dapat segera diperbaiki sehingga tidak berdampak terhadap kegiatan atau
program secara keseluruhan. Dari hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kegiatan berikutnya.
Evaluasi dilakukan oleh PJ UKM melalui monitoring.

VII. SUMBER DANA


Tidak ada

VIII. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini disusun agar dapat menjadi pedoman
pelaksanaan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks)
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di wilayah kerja UPT. Puskesmas Sei Lekop
Kota Batam

Batam, Januari 2023


Kepala UPT. Puskesmas Sei Lekop

Eny Yuliawati, SKM


Penata TK.I, III/d
NIP. 19700708 199203 2 012

Anda mungkin juga menyukai