Anda di halaman 1dari 26

Disusun oleh:

Kelompok 2
Elis Rohanah D3E512001
Rosdiana Meliani D3E512004
Shany Fadillah. ER D3E512009

*
*
Menurunkan morbiditas dan
mortalitas penyakit dalam
masyarakat melalui deteksi dini dan
pengobatan pada keadaan belum
terdapat simtom atau gejala.
Skrining merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan
reproduksi wanita sepanjang daur kehidupannya meliputi
sejarah, perkembangan wanita dalam aspek biologis,
psikososial dan social spiritual, kesehatan reproduksi dalam
perspektif gender, permasalahannya serta indicator status
kesehatan wanita.

*
1. Memberikan motivasi pada para wanita untuk
melakukan pentingnya melakukan langkah skrinning.
2. Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini,
sehingga terapi dapat dimulai secepatnya dan prognosa
penyakit dapat diperbaiki.

3. Membantu dalam pengembalian penyakit
infeksi melalui proses identifikasi karir
penyakit di komunitas.

*
a. Bidan sebagai Pengelola
a) Bidan harus mampu mengidentifikasi serta mengelola
faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kanker
ovarium.

Faktor-faktor resiko tersebut yaitu :
*Usia
*Riwayat keluarga Kelompok wanita dengan
keluarga tingkat pertama (ibu, saudara
perempuan, anak perempuan) atau keluarga
terdekat yang menderita kanker ovarium dan
atau kanker payudara merupakan kelompok
yang beresiko tinggi untuk timbulnya kanker
ini.
*Riwayat penyakit
*Pil Kontrasepsi
*Terapi Sulih Hormon (TSH)
Pengguna pil TSH setelah usia pasca menopause
meningkatkan resiko timbulnya kanker
ovarium.
b) Bidan harus mampu mengarahkan pasien yang
memiliki faktor-faktor resiko tersebut diatas
untuk dilakukan pemeriksaan deteksi dini
kemungkinan kanker ovarium.
c) Bidan harus mengetahui dan mengidentifikasi
gejala-gejala kanker ovarium diantaranya yaitu :
Pada perimenopause ditemukan gejala haid yang
tidak teratur.

*
a. Bidan melaksanakan pengkajian keluhan
pada pasien yang beresiko terhadap kanker
ovarium. Biasanya pasien kanker ovarium
stadium awal belum mengalami keluhan yang
berarti, sehingga dalam hal ini bidan harus
mampu mengevaluasi kondisi pasien
berdasarkan faktor-faktor resiko dan gejala.

b. Menjelaskan tehnik-tehnik deteksi dini kanker ovarium.
Tehnik deteksi dini kanker ovarium :
*Pemeriksaan dalam oleh dokter
*Pemeriksaan petanda tumor (Tumor marker)
Salah satu antigen yang dilepaskan dari epithel kanker ovarium
yang paling dikenal adalah CA 125. Kadar CA 125 dapat
meningkat pada fase pra klinik asimptomatik penyakit ini.


*Pemeriksaan pencitraan dengan UST (Ultra
Sonografi Transvaginal) Color Dopler
Tranvaginal (CDT). UST merupakan tehnik yang
sangat sensitif untuk mendeteksi tumor
ovarium.CDT mampu membedakan tumor jinak
dan ganas.
*
Memberikan pendidikan dan penyuluhan untuk
membangun rasa tanggung jawab pada pasien
untuk melakukan tes deteksi dini kanker
ovarium.
Memberikan informasi mengenai tempat
layanan untuk tes deteksi dini kanker ovarium.

Meyakinkan klien bahwa pentingnya dilakukan
deteksi dini sebagai upaya penemuan sehingga
dapat dilakukan pencegahan perjalanan
stadium penyakit kanker ovarium dan dapat
menentukan tahap terapi yang akan dilakukan
untuk menghambat perjalanan penyakit.
Memberikan informasi mengenai persiapan-
persiapan (Fisik dan Psikologis) sebelum
melakukan deteksi dini kanker ovarium.

Memberikan penjelasan kepada keluarga
untuk proaktif mendukung pasien dalam
melakukan deteksi dini.
Merencanakan tindakan kolaborasi sesuai
dengan kebutuhan kondisi pasien.

Melakukan rujukan pada pasien yang dicurigai
kanker ovarium berdasarkan data subjektif dan
objektif ke fasilitas yang lebih lengkap.
Mendokumentasikan semua kegiatan yang
telah dilaksanakan.

*
Penelitian yang dapat dilakukan oleh bidan yang
berhubungan dengan deteksi dini kanker ovarium
antara lain:
Efektifitas pelaksanaan deteksi dini terhadap
tingkat keganasan Ca Ovarium
Pengaruh faktor usia, genetik terhadap
kejadian Ca ovarium

Tingkat kecemasan pasien sebelum dan
setelah tindakan deteksi dini Ca ovarium
Faktor-faktor yang mempengaruhi pasien
untuk melakukan deteksi dini Ca ovarium
Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan
perilaku terhadap keberhasilan program
deteksi dini Ca ovarium.

*
a. Preventif
Pencegahan kanker tersebut dapat
digolongkan dalam dua tahap, yakni primer dan
sekunder. Usaha preventif yang bersifat primer
meliputi promosi, edukasi, dan vaksinasi.

*Sedangkan, pencegahan sekunder meliputi
skrining atau deteksi dini terhadap penyebab
kanker serviks, yakni Human Papilloma Virus
(HPV). Virus tersebut mudah ditularkan melalui
kontak kulit kelamin. Setiap perempuan
berisiko terkena infeksi HPV tanpa memandang
faktor usia dan gaya hidup.
*Metode yang paling efektif untuk mencegah,
yakni melakukan vaksinasi dan skrining atau
deteksi dini bersamaan. Deteksi dini dapat
menggunakan beberapa metode seperti IVA
(Inspeksi Visual dengan Asam asetat) atau
dengan tes pap smear.

b. Promotif
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai :
1) Pengertian kanker serviks tersebut
2) Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya kanker tersebut
3) Tanda dan gejala bila terinfeksi virus yang
menyebabkan kanker

5) Pencegahan yang dapat dilakukan
masyarakat dalam menurunkan resiko
terjadinya kanker serviks
6) Deteksi dini yang dapat dilakukan
7) Penanganan yang akan dilakukan
8) Melakukan peningkatan pendidikan pada
tenaga medis
*

Melakukan kajian terlebih dahulu untuk
mengetahui stadium atau tingkat keganasan pada
kanker tersebut serta memberikan support dan
dukungan kepada pasien. Pengobatan dilakukan
tergantung stadium.

c. Rehabilitatif
*Memberikan dukungan psikologis
*Pemeriksaan berkala
*Serta tetap memberikan penyuluhan agar
pasien dapat menjauhi faktor pencetus

Anda mungkin juga menyukai