Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL INOVASI

GENDIS BRIAS
(GERAKAN DETEKSI DINI IVA DAN SADARI BERSAMA LINSEK)

PUSKESMAS JAPANAN
Jl. Raya Sumberboto No 61 Japanan Mojowarno Kabupaten Jombang
DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG
TAHUN 2023
I. LATAR BELAKANG

Kanker serviks merupakan kanker kedua tersering yang diderita oleh wanita di
seluruh dunia. Di Indonesia kanker rahim menduduki peringkat pertama, 65%
kondisi pasiennya dalam stadium lanjut. Pada penelitian di tiga belas laboratorium
patologi anatomi di Indonesia didapatkan frekuensi penderita kanker serviks sekitar
18,5% (Nasution, D, et al, 2018).

Menurut data WHO 2018 menunjukkan kejadian penyakit kanker serviks di


Indonesia sebanyak 136.2 per 100.000 penduduk. Angka ini menempatkan
Indonesia di urutan kedelapan dengan kasus terbanyak di Asia Tenggara, dan
peringkat ke-23 se-Asia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi
kanker serviks di Indonesia mencapai 1.79 per 1000 penduduk. Riset ini juga
menemukan, prevalensi tertinggi ada di Yogyakarta sebanyak 4.86 per 1000
penduduk, disusul Sumatera Barat 2.47, dan Gorontalo 2.44 (Riskesdas, 2018).

Menurut umur yang paling banyak adalah golongan umur 40-55 tahun (58,3%).
Seluruh penderita berstatus kawin (100%). Kebanyakan penderita kanker serviks
dengan status pendidikan SMP-SMA (57,2%). Menurut paritas yang paling sering
adalah 3-5 anak (56,1%). Keluhan utama yang paling banyak dialami penderita
adalah perdarahan pervaginam (77,9%), sedangkan stadium terbanyak adalah IIIb
(39,5%) (Riskesdas, 2018).

Pemeriksaan skrining kanker serviks bisa dilakukan dengan cara Inspeksi


Visual Asam Asetat (IVA Test). Mengkaji masalah penanggulangan kanker serviks
yang ada di Indonesia dan adanya pilihan metode yang mudah diujikan di berbagai
Negara membuat metode IVA (inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat) layak
dipilih sebagai metode screning alternative untuk kanker serviks.IVA merupakan
metode baru deteksi dini kanker serviks dengan mengoleskan asam asetat (cuka)
kedalam leher rahim. Bila terjadi lesi kanker, maka akan terjadi perubahan warna
menjadi agak keputihan pada leher rahim yang diperiksa. IVA metode yang lebih
mudah, sederhana, dan mampu terlaksana sehingga screning dapat dilakukan
dengan cakupan yang lebih luas. Diharapkan temuan kanker serviks dini bisa lebih
banyak karena kemampuan IVA dalam mendeteksi dini pada kanker serviks telah
dibuktikan oleh berbagai penelitian (Maharani, R, 2019).

Metode IVA lebih sederhana, sehingga skrining mudah dilakukan dengan


cakupan lebih luas dan diharapkan temuan kanker serviks dini akan bisa lebih
banyak di temukan. Ideal dan optimal pemeriksaan IVA test dilakukan setiap 3 tahun
pada wanita usia 25-60 tahun. Namun, dalam pelaksanaannya metode ini masih
mengalami kendala seperti keengganan para perempuan diperiksa karena malu.
Penyebab lain seperti keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurangnya
pengetahuan, serta ketakutan merasa sakit pada saat pemeriksaan. Penelitian oleh
Rahmadayani (2015) diperoleh data dari 135 responden, pengetahuan responden
tentang IVA test,mayoritas rendah sebanyak 114 responden (84.4%) (Nasution, D,
et al, 2018).

Metode pemeriksaan IVA test merupakan suatu metode pemeriksaan kanker


leher rahim secara murah dan mudah dikerjakan, tetapi juga mempunyai akurasi
hasil yang tinggi. Tes IVA merupakan suatu metode pemeriksaan inspeksivisual
yang dilakukan pada vagina dengan cairan asam asetat melalui usap serviks
dengan asam cuka 3- 5%. Prosedur pemeriksaan test IVA tidak menimbulkan rasa
sakit. Pemeriksaan ini menghasilkan akurasi sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi
dengan biaya sangat murah. Keuntungan dari pemeriksaan test IVA, yaitu: 1). Hasil
segeradiketahui ; 2). Efektif, aman, dan praktis, 3).Teknik pemeriksaan sederhana,
4).Bahan dan alat yang sederhana dan murah; 5). Sensivitas dan spesifikasitas
cukup tinggi; 6).Dapat dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih (Ropitasari.2014,
Juandai.2015,Wiyono.2015)

II. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan test Inspeksi Visual
Asam Asetat dengan keikutsertaan wanita dalam melakukan pemeriksaannya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang test Inspeksi Visual Asam
Asetat pada wanita.
b. Mengetahui keikutsertaan wanita dalam melakukan pemeriksaan test
Inspeksi Visual Asam Asetat.
c. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang test Inspeksi
Visual Asam Asetat dengan keikutsertaan wanita dalam melakukan
pemeriksaannya.

III. STRATEGI INOVASI


Inovasi Gendis Brias adalah upaya untuk meningkatkan akses dan cakupan
pemeriksaan tes IVA dan Sadari/Sadanis untuk deteksi dini mencegah kanker pada
wanita. Strategi inovasi adalah dengan meningkatkan integrasi upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) serta pemberdayaan
masyarakat yaitu:
a. Meningkatkan Upaya promotif
Meningkatkan promosi kesehatan khususnya tentang pentingnya tes IVA berupa:
1. Memberikan informasi yang luas pada masyarakat terutama wanita tentang
penyakit kanker payudara dan kanker leher rahim melalui media promosi
yang ada seperti leaflet, poster dan lain-lain
2. Meningkatkan frekuensi penyuluhan IVA di dalam gedung dan di luar gedung
b. Memperluas dan mempermudah akses pemeriksaan tes IVA dan Sadanis Akses
pemeriksaan tes IVA dan Sadanis diperluas dan dipermudah dengan:
1. Adanya jadwal khusus pemeriksaan sehingga lebih pasti dalam mengakses
pelayanan tes IVA maupun Sadanis
2. Menambah tempat pelayanan tidak hanya di Puskesmas Induk
3. Pasien dapat mendaftar sebelum hari pemeriksaan dan tidak perlu antri
4. Konsultasi online
c. Meningkatkan peran kader kesehatan
Meningkatkan peran kader kesehatan dengan program “Duta IVA”. Kader
sebagai agen untuk mengajak dan memfasilitasi masyarakat yang akan
melakukan tes IVA dan sadanis. Duta IVA terdapan di setiap fasilitas kesehatan
(puskesmas ) untuk konseling bisa dilaksanakan di fasilitas kesehatan di desa.
d. Meningkatkan peran lintas sektor
Keterlibatan lintas sektor dalam upaya meningkatkan cakupan pemeriksaan
Sadari/sadanis dan tes IVA sangatlah penting. Berbagai kesempatan dilakukan
advokasi dengan lintas sector misalnya pada saat lokakarya mini lintas sektor
dipaparkan tentang Inovasi Pelita Hati. Kemitraan dengan PKK juga dibangun
lebih kuat terutama pokja IV.
e. Memberikan apresiasi dan penghargaan
Bentuk apresiasi yang diberikan oleh Puskesmas Japanan Mojowarno adalah:
1. Penghargaan DUTA IVA
Dusun yang mengirimkan pemeriksaan tes IVA terbanyak diberikan apresiasi
berupa sertifikat dan uang pembinaan
2. Masyarakat yang bersedia melakukan tes IVA diberikan souvenir dengan
pesan promosi kesehatan ajakan untuk melakukan tes IVA dan Sadanis

IV. PELAKSANAAN INOVASI


Secara umum kegiatan inovasi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Kegiatan dalam gedung
Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Prioritas pemeriksaan IVA dengan mendaftar sebelum hari pelaksaan IVA
Sasaran mendaftar melalui duta IVA selanjutnya duta IVA meneruskan pada
petugas untuk didaftar oleh petugas pendaftaran.
2) Membuka akses pelayanan lebih luas dengan membuka pelayanan IVA di
Puskesmas Pembantu. Jadwal pelayanan tes IVA adalah adalah:
Puskesmas Induk: Setiap hari Sabtu
3) Pendaftaran secara online peserta yang mempunyai kartu BPJS
b. Kegiatan luar gedung
Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Penyuluhan secara rutin di kegiatan UKBM
b. Advokasi ke lintas sector (PKK, Babinsa, Babinkamtibnas,Pemdes dan sektor
yang terkait)
c. Duta IVA sebagai motivator dan agen pemeriksaan IVA
d. Memantau status pemeriksaan tes IVA melalui program PIS PK dengan
menambahkan indikator pada Prokesga. Sekaligus memberikan leaflet dan
penyuluhan bagi yang belum melakukan pemeriksaan tes IVA

V. KESIMPULAN
Inovasi Gendis Brias telah meningkatkan capaian kinerja Penyakit Tidak Menular
khususnya deteksi dini penyakit kanker pada wanita. Beberapa hal yang dapat
disimpulkan dengan adanya inovasi Gendis Brias adalah:
a. Inovasi Gendis Brias telah berhasil meningkatkan cakupan pemeriksaan IVA di
Puskesmas Japanan Mojowarno sebesar 90% pada tahun 2022.
b. Upaya peningkatan cakupan pemeriksaan tes IVA dilakukan dengan cara:
1. Meningkatkan frekuansi penyuluhan IVA
2. Pendekatan kepada ibu usia produktif dengan melakukan konseling kangker
di 8 desa
3. Pemberdayaan masyarakat dengan adanya DUTA IVA yaitu kader sebagai
motivator dan agen pengiriman peserta tes IVA
4. Meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor terutama PKK karena sasaran
tes IVA adalah anggota PKK
c. Upaya pengembangan agar Inovasi Gendis Brias terus berlanjut adalah
 Menambahkan pemeriksaan tes IVA sebagai indikator dalam PIS PK (mulai
Maret 2019, Prokesga telah ditambah indikator pemeriksaan tes IVA bagi
wanita usia 30-50 dan atau telah menikah)

Anda mungkin juga menyukai