2. 1. Mengiventarisir semua kegiatan yang masuk dalam pokja UKM • Dalam perannya pokja UKM
terbagi dalam 2 bagian (Permenkes 75 tahun 2014). • Ada yang esensial dan pengembangan. •
Sebaiknya inventarisir dahulu kegiatan yang esensial barulah yang pengembangan. • UKM esensial :
adalah Promkes, Kesling, KAI dan KB, Gizi, Pencegahan dan pengendalian penyakit • UKM
pengembangan : upaya yang sifatnya inovatif dan / bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan
sesuai prioritas masalah pelayanan dan potensi sumber daya di wilayah kerjanya.
3. 2. Membagi habis tugas yang ada sesuai dengan kapasitas dan kemampuan (kompetensi)
pengelola program • Tidak ada satu orang pelaksana pun dalam pokja UKM yang tidak kebagaian
tugas dalam menyelesaikan kegiatan UKM. • Semua staf mendapat tugas yang sesuai dengan
program dan kapasitas tanggung jawabnya. Ini memang sedikit sulit menimbang di beberapa
puskesmas masih kekurangan SDM. Tetapi setidaknya bisa mensiasati dengan frekuensi waktu dan
jadwal kegiatan yang berimbang
4. 3. Membuat jadwal kegiatan sesuai dengan agenda dalam rencana kegiatan induk puskemas (RPK)
• Jadwal kegiatan menjadi penting mengingat kelompok sasaran kita adalah masyarakat dengan
beragam aktifitas. • Penjadwalan disesuaikan dengan sasaran yang ada. Misal, untuk sasaran ibu-ibu
bisa dilakukan pada sore hari seperti kelas ibu hamil. • Untuk sasaran penyuluhan bisa dilaksanakan
pada malam hari • Pola penjadwalan ini juga tentunya di buat serinci mungkin sampai pada tempat
dan siapa PJ nya.
5. 4. Informasikan ke masyarakat (bukti sosialisasi) • Setelah jadwal dibuat lalu sampaikan jadwal
tersebut kepada sasaran yang akan dituju berikut dengan kontak person PJ UKM nya. Karena bila
terjadi perubahan jadwal akan dengan mudah mengkonfirmasi nya. • Teknik informasi jadwal ini
bisa melalui surat kemudian sarankan di tempel pada papan pengumuman desa atau kantor desa
setempat. • Gunakan sistem informasi radio untuk disiarkan secara berkala. Atau melalui media lain
seperti MEDSOS (FB Group, WA Group, SMS, dll)
6. 5. Laksanakan kegiatan sesuai arahan program • Dalam pelaksanaan kegiatan apapun tentunya
ada kerangka acuan dan SOP nya. • Maka kerjakan sesuai dengan petunjuknya. • Bila dilapangan
terjadi hal-hal diluar panduan sebaiknya di kondisikan semaksimal mungkin sesuai jalur. •Catat
semua kendala dalam pelaksanaan guna dibahas dalam evaluasi kegiatan.
7. 6. Rekap semua bukti pelaksanaan pokja UKM (dokumentasikan). • Setelah kegiatan berjalan.
Dokumentasikan semuanya secara menyeluruh. Seperti bila ada pertemuan hendaknya dilengkapi
dengan surat undangan (siapkan pula bukti tanda terima undangan), daftar hadir, notulen rapat,
jadwal agenda tentatif dan foto-foto kegiatan. Ini saya sebut UANG (Undangan, Absensi, Notulen,
Gambar/Foto). Ini sebagai bukti otentik guna memenuhi elemen penilaian yang ada.
10. Yang di analisis • Analisis kinerja (lihat PKP) • Analisis data (lihat program UKM) • SMD •
Perumusan masalah • Identifikasi masalah (rumuskan dg 5W1H) • Prioritas masalah (gunakan
metode USG) • Mencari akar penyebab masalah (gunakan fish bone atau pohon masalah) •
Menetapkan cara pemecahan masalah
12. TETAPKAN dengan SK ttg SK, SOP, FORMAT- FORMAT • Bentuk SURAT DINAS (misal : surat
undangan) • SK sesuai TATA NASKAH • SOP • Surat Tugas sesuai TATA NASKAH (mungkin disertai
SPPD jika ke Dinas) • Surat Pengatar sesuai TATA NASKAH • Format ANALISIS MASALAH • Format
MONITORING • Format EVALUASI • Format RTL dan TL • Bagan FISHBORN • Format USG
MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN UKM PUSKESMAS
1. Pengertian
Monitoring pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas adalah: suatu kegiatan mengamati secara
seksama pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, apakah pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas
sudah sesuai dengan sasaran, sesuai dengan tempat dan sesuai dengan waktu pelaksanaan.
Semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi
landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan.
Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi
yang tidak sesuai dengan yang direncanakan semula.
2. Tujuan Monitoring
3. Pelaksanaan Monitoring
4. Jadwal Monitoring
Jadwal pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, dibuat selama satu tahun dengan format sebagai
berikut:
KOP PUSKESMAS
NO:……………………………………….
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5. Pelaksanaan Monitoring
Pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, dilakukan dengan cara mengunjungi tempat pelaksaan
kegiatan, dengan membawa format monitoring, kemudian pelaksanaan kegiatan dipantau apakah
sesuai dengan sasaran, tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan, dengan cara mencontreng pada
kolom S jika sesuai, dan mencontreng TS jika tidak sesuai. (cara mencontreng dengan menggunakan
bolpoint). Format monitoring dibuat sebagai berikut:
KOP PUSKESMAS
NO:……………………………………….
SASARAN TEMPAT WAKTU
NO TANGGAL KEGIATAN
S TS S TS S TS
Pembahasan hasil monitoring dilakukan dengan cara pertemuan, bukti pelaksanaan pertemuan
pembahasan hasil monitoring adalah: 1. Undangan, 2. Daftar hadir dan 3. Notulen
a. Identifikasi masalah
b. Analisis masalah
Identifikasi masalah
Masalah diperoleh dari hasil monitoring pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, dimana jika pada
hasil monitoring dicontreng TS, berarti itu merupakan masalah, kemudian masalah tersebut ditulis
dengan format identifikasi masalah sebagai berikut:
KOP PUSKESMAS
IDENTIFIKASI MASALAH HASIL MONITORING PROGRAM………………
NO:……………………………………….
NO KEGIATAN MASALAH
Analisis Masalah
Analisis masalah adalah proses menyelesaikan masalah dengan cara mencari penyebab masalah dan
memilih rencana kegiatan yang sesuai. Analisis masalah dibuat dengan format sebagai berikut:
KOP PUSKESMAS
NO:……………………………………….
Rencana tindak lanjut masalah hasil monitoring pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, dibuat
dengan cara menjabarkan lebih lanjut RTL yang telah ditulis di format analisis masalah dengan
format sebagai berikut: (agar dapat di tindaklanjuti)
KOP PUSKESMAS
NO:……………………………………….
Demikian cara pelaksanaan monitoring kegiatan UKM Puskesmas, semoga bermanfaat. Aamiin.
Diposting oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 08.08
rep formut tj
IHQN XIII, Yogyakarta: Pada permenkes 11 tahun 2017 setiap fasilitas kesehatan wajib
mengupayakan keselamatan pasien dengan tujuan menyediakan sistem asuhan yang lebih aman
denga ciri-cirinya yaitu assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan dampak tindak lanjutnya, implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera, dan mencegah terjadinya
cedera
Pada pasal 5 ayat 1 jelas menjelaskan, setiap faskes wajib menyelenggarakan keselamatan pasien.
“Jadi ini tidak bisa ditawar, wajib harus di laksanakan”. Ujar dr. Kuntjoro. Pada ayat 2, untuk
menyelenggarakan keselamatan pasien perlu dibentuk standar keselamatan pasien, sasaran
keselamatan pasien dan tujuh langkah menuju keselamatan pasien.
Sasaran keselamatan pasien harus ditetapkan antara lain (1) Ketika pasien datang harus dilakukan
identifikasi pasien dengan benar, ketika memberikan tindakan, memberikan obat, identifikasi pasien
harus dilakukan dengan benar; 2) Komunikasi efektif dilakukan antara pemberi pelayanan dan
pasien, juga komunikasi antar pemberi pelayanan pada waktu konsultasi; 3) Meningkatkan
keamanan obat yang harus di waspadai; 4) memastikan lokasi pembedahan, prosedur, dan
pembedahan pada pasien yang benar; 5) Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan; 6)
Mengurangi risiko cedera pasien terjatuh dengan menggunakan skala risiko assesment
Dalam mengimplementasikan keselamatan pasien perlu dibentuk tim keselamatan pasien yang
bertanggung jawab langsung kepada pimpinan fasilitas kesehatan. Yang terlibat dalam tim
keselamatan pasien ini berasal dari unsur manajemen dan unsur praktisi klinis yang nantinya akan
melakukan analisis apabila terjadi insiden keselamatan pasien yang masuk kategori ekstrim dan
tinggi.
Mutu dan keselamtan pasien tidak bisa dipisahkan, begitu juga dengan enam dimensi tidak bisa
dipilih satu-satu, semuanya harus serentak. Upaya mengimplementasikan di puskesmas melalui
kebijakan internal, pedoman mutu dan keselamatan pasien yang akan diturunkan pada SOP.
Berdasarkan kajian indikator maka perlu disusun rencana program peningkatan mutu dan
keselamtan pasien. Setiap program memiliki kegiatan yang dibuat kerangka acuannya untuk
memudahkan pelaksanaan.
Pada sesi ini dibuka tanya jawab, “Kalau tadi kata dokter Tjahjono harus yang menyampaikan hak
pasien adalah dokter, dengan pasien berembuk, kalau kita bacakan semua, itu gimana maksudnya,
apakah setiap pasien kita sampaikan teknisnya atau bagaiamana, atau ketika ada masalah?” dr.
Tjahjono menjawab “Keselamatan pasien tepatnya keselamatan sasaran di UKM itu memang
diminta dalam standar akreditasi, makanya register risiko itu harus dibuat baik untuk pelayanan
klinis maupun pelayanan UKM. Itu tiap program UKM di puskesmas harus dianalisis, apa sih risiko
yang mungkin terjadi ketika kegiatan itu dilakukan”
Tanpa panjang lebar lagi … Ini lah pedoman-pedoman kemenkes tersebut, terbagi atas program-
program :
PROMOSI KESEHATAN
PMK No. 01-2013 ttg Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren
Buku-juknis-biaya-pengembangan-desa-siaga-aktif
PENYEHATAN LINGKUNGAN
03. PMK No. 492 tahun 2010 ttg Persyaratan Air Minum
KESEHATAN KELUARGA
PMK_No. 43-2015 ttg Pelayanan Reproduksi Dengan Bantuan atau di Luar Cara Alamiah
PMK No. 59-2013 ttg Laboratorium Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-Ibu
PMK No. 022-2016 ttg Pedoman Optimasi Fungsi Otak Anak Usia SD-MI
PMK No. 62-2015 ttg Pedoman Stimulasi Kognitif Anak Berbasis Kecerdasan Majemuk
PMK No. 68-2013 ttg Kewajiban Memberikan Informasi Kekerasan Terhadap Anak
PMK No. 70-2013 ttg Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat
PMK No. 025-2016 ttg Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019
PMK No. 67-2015 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di PUSKESMAS
PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT
PMK No. 15-2013 ttg Fasilitas Khusus Menyusui dan Memerah ASI
PMK No. 39-2013 ttg Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya
PMK No. 005-2017 ttg Rencana Aksi Nasional Penanggulangan PTM 2015-2019
PMK No. 052-2017 ttg Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B Dari Ibu Ke Anak
PMK No. 074-2015 ttg Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
PMK No. 074-2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
KESEHATAN TRADISIONAL
KESEHATAN JIWA
PMK No. 054-2016 ttg Penanggulangan Pemasungan Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa
KESEHATAN MATRA
KESEHATAN INDERA
PMK No. 048-2016 ttg Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran
Pedoman UKGS
Semoga pedoman-pedoman dari kemenkes ini bisa membantu proses membuat pedoman internal,
KAK, Indikator dll.