Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ETIKA PERPAJAKAN

ETIKA PROFESIONAL

“ Dosen Pengampu : Chichi Andriani, SE, MM ”

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Karina Putri : 16233049
Ovie Alviolinda : 16233078
Jane Rahmadani : 16233047
Nova Noviana : 16233074

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PAJAK DIPLOMA III


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat Limpahan RahmatNyalah kami bisa
menyelesaikan tugas kelompok dari Mata Kuliah Etika Perpajakan. Shalawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang
berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan seperti saat ini.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas kelompok ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan adanya saran-saran serta kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 03 Maret 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Etika Profesi ..........................................................................................................................
B. Etika Kepegawaian ...............................................................................................................
C. Hak Intelektual, pengetahuan dan keterampilan ...................................................................
D. Contoh Kasus ........................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam

bahasa Yunani adalah"Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban

melakukan suatu tugas khusus secara tetap atau permanen". Profesi juga sebagai pekerjaan yang

membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi

biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus

untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan,

militer, teknik desainer, tenaga pendidik.

Kode etik profesi dalam bidang apapun merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik

profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan

dirumuskna dalam etika profesi. Kode etik lebih memperjelas, memepertegas, dan merinci

norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah

tersira dalam etika profesi. Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam

masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok, maka dari itu pada

penyusunan makalah ini akan dibahas tentang “Etika Profesional.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah :
a. Apa itu etika profesi?
b. Apa itu etika kepegawaian?
c. Apa itu Hak Intelektual, pengetahuan dan keterampilan ?
d.Apa contoh kasus etika profesional?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui etika profesi.
b. Untuk mengetahui etika kepegawaian.
c. Untuk mengetahui Hak Intelektual, pengetahuan dan keterampilan.
e. Untuk mengetahui contoh kasus etika profesional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika profesi
a. Definisi etika
Etika menurut Rini dan Intan (2015:3), berasal dari kata Yunani “Ethos” (Ta
Etha) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan
kebiasaan-kebiasaan hidupyang baik, yaitu baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat atau kelompok masyarakat ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai tata
cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan semua kebiasaan yang dianut dan
diwariskan secara turun temurun.
Menurut Prakoso (2015:44),etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang/suatu kelompok masyarakat dalam mengatur
perilakunya.Ini berarti etika merupakan kebiasaan/tingkah lakuyang berkaitan dengan
nilai-nilai, norma-norma moral, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, yang
menjadi pegangan bagi seseorang/kelompok masyarakat dan diwariskan secara turun-
temurun.

b. Definisi profesi
Menurut Prakoso (2015:67), profesi adalah sebutan atau jabatan di mana orang
yang menyandangnya memiliki pengetahuan khusus yang diperolehnya melalui –
minimal-training atau pengalaman lain atau bahkan diperoleh melalui keduanya, sehingga
dapat membimbing atau memberi nasihat/saran juga melayani orang lain dalam
bidangnya sendiri.
Menurut Muchtar (2016:53), profesi merupakan suatu konsep yang lebih spesifik
dibandingkan dengan pekerjaan. Istilah pekerjaan memiliki konotasi yang lebih luas dari
pada profesi. Setiapprofesi adalah pekerjaan, akan tetapi tidak semua pekerjaan
merupakan profesi.Makadapat disimpulkanprofesi merupakan bidang ilmu dan
keterampilan tertentu yang tidak semua pekerjaan memilikinya.
c. Definisi Etika Profesi
Etika Profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
professional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat
yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama.

B. Etika kepegawaian
Menurut Hartini (2014:48), etika kepegawaian merupakan nilai-nilai etika yang harus
ditaati oleh Pegawai Negeri Sipil tercermin dalam kewajiban PNS berdasarkan peraturan
perundangan.
Menurut Martono dalam Utami (2011:12), etika kepegawaian merupakan rumusan
penerapan nilai-nilai etika yang berlaku di lingkungan pegawai atau karyawan.Tujuan untuk
pengenalan etika di lingkungan pegawai terutama untuk mengatur tata krama aktivitas para
pegawai atau karyawan agar mencapai efesiensi tinggi dan produktivitas maksimal.
Maka dapat disimpulkan bahwa etika kepegawaian merupakan nilai-nilai etika yang
harus ditaati oleh setiap pegawai untukmenjaga tata krama dalam setiap aktivitas guna
mencapai efesiensi tinggi dan produktivitas maksimal.

C. Hak Intelektual, Pengetahuan dan Keterampilan


Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau
peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Menurut UU yang
telah disahkan oleh DPR-RI pada tanggal 21 Maret 1997, HaKI adalah hak-hak secara
hukum yang berhubungan dengan permasalahan hasil penemuan dan kreativitas seseorang
atau beberapa orang yang berhubungan dengan perlindungan permasalahan reputasi dalam
bidang komersial (commercial reputation) dan tindakan / jasa dalam bidang komersial
(goodwill).

Dengan begitu obyek utama dari HaKI adalah karya, ciptaan, hasil buah pikiran, atau
intelektualita manusia. Kata “intelektual” tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual
tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the Creations of the
Human Mind) (WIPO, 1988:3). Setiap manusia memiliki memiliki hak untuk melindungi
atas karya hasil cipta, rasa dan karsa setiap individu maupun kelompok. Kita perlu
memahami HaKI untuk menimbulkan kesadaran akan pentingnya daya kreasi dan inovasi
intelektual sebagai kemampuan yang perlu diraih oleh setiap manusia, siapa saja yang ingin
maju sebagai faktor pembentuk kemampuan daya saing dalam penciptaan Inovasi-inovasi
yang kreatif.

a. Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual


Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah sebagai berikut :
a) Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya
pikir manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan member
keuntungan kepada pemilik hak cipta.
b) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil
dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak
atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.
c) Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan
seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan keuntungan bagi
masyarakat, bangsa dan Negara.
d) Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara, sehingga hak
yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang
diberikan perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat/ lingkungan.

a. Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan


peraturan yang berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :

a) Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the


World Trade Organization (WTO)
b) Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
c) Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
d) Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
e) Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
f) Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the
Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual
Property Organization
g) Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty
h) Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the
Protection of Literary and Artistic Works
i) Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)


dapat dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas
pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan
mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan, dalam hal ini merupakan tugas dari
Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan
Perundang-undangan Republik Indonesia.

b. Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)


Secara umum Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) terbagi dalam dua kategori, yaitu :
a) Hak Cipta
b) Hak Kekayaan Industri, yang meliputi :
1. Hak Paten
2. Hak Merek
3. Hak Desain Industri
4. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
5. Hak Rahasia Dagang
6. Hak Indikasi

Dalam tulisan ini, penulis hanya akan membahas Hak Cipta, Hak Paten, dan Hak Merek.
1) Hak Cipta
Hak Cipta adalah Hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan ciptaannya atau
memperbanyak ciptaannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19/2002 Pasal 1
ayat 1 mengenai Hak Cipta :
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Hak cipta termasuk kedalam benda immateriil, yang
dimaksud dengan hak milik immateriil adalah hak milik yang objek haknya adalah
benda tidak berwujud (benda tidak bertubuh). Sehingga dalam hal ini bukan fisik
suatu benda atau barang yang di hak ciptakan, namun apa yang terkandung di
dalamnya yang memiliki hak cipta. Contoh dari hak cipta tersebut adalah hak cipta
dalam penerbitan buku berjudul “Manusia Setengah Salmon”. Dalam hak cipta,
bukan bukunya yang diberikan hak cipta, namun Judul serta isi didalam buku
tersebutlah yang di hak ciptakan oleh penulis maupun penerbit buku tersebut. Dengan
begitu yang menjadi objek dalam hak cipta merupakan ciptaan sang pencipta yaitu
setiap hasil karya dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam ilmu
pengetahuan, seni dan sastra. Dasar hukum Undang-undang yang mengatur hak cipta
antara lain :

1. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta


2. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982
Nomor 15)
3. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
4. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara
RI Tahun 1997 Nomor 29)
2) Hak Kekayaan Industri

Hak kekayaan industri adalah hak yang mengatur segala sesuatu milik
perindustrian, terutama yang mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan industri
sangat penting untuk didaftarkan oleh perusahaan-perusahaan karena hal ini sangat
berguna untuk melindungi kegiatan industri perusahaan dari hal-hal yang sifatnya
menghancurkan seperti plagiatisme. Dengan di legalkan suatu industri dengan produk
yang dihasilkan dengan begitu industri lain tidak bisa semudahnya untuk membuat
produk yang sejenis/ benar-benar mirip dengan mudah. Dalam hak kekayaan industri
salah satunya meliputi hak paten dan hak merek.

3) Hak Paten
Menurut Undang-undang Nomor 14/2001 pasal 1 ayat 1, Hak Paten adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil penemuannya di
bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu dalam melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau dengan membuat persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah
menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan
penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi, hal yang
dimaksud berupa proses, hasil produksi, penyempurnaan dan pengembangan proses,
serta penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi. Perlindungan hak paten
dapat diberikan untuk jangka waktu 20 tahun terhitung dari filling date. Undang-
undang yang mengatur hak paten antara lain :

1. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989


Nomor 39)
2. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang
Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
3. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001
Nomor 109).
4) Hak Merek
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15/2001 pasal 1 ayat 1, hak merek adalah
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Merek merupakan tanda yang
digunakan untuk membedakan produk/jasa tertentu dengan produk/jasa yang sejenis
sehingga memiliki nilai jual dari pemberian merek tersebut. Dengan adanya pembeda
dalam setiap produk/jasa sejenis yang ditawarkan, maka para costumer tentu dapat
memilih produk.jasa merek apa yang akan digunakan sesuai dengan kualitas dari
masing-masing produk/jasa tersebut. Merek memiliki beberapa istilah, antara lain :
1. Merek Dagang
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
2. Merek Jasa
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
3. Merek Kolektif
Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis
lainnya.

Contoh kasus 1 :

Mahasiswa dimintauntukmencari minimal 10 buah kode etikprofesi yang ada di


Indonesia.
a) Kode Etik Pers

1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang,


dan tidak beritikad buruk.
2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan
tugas jurnalistik.
3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak
bersalah.
4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan
susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
6. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
7. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak
bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo,
informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.
8. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau
diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, danbahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat
jiwa atau cacat jasmani.
9. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali
untuk kepentingan publik.
10. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan
tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau
pemirsa.
11. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

b) Kode Etik Siswa


1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan yang dianut.
2. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, sastra dan seni.
3. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional
4. Menjaga kewibawaan dan nama baik sekolah
5. Secara aktif ikut memelihara sarana dan prasarana sekolah serta menjaga kebersihan,
ketertiban dan keamanan.
6. Menjaga integritas pribadi sebagai warga sekolah.
7. Mentaati Peraturan dan Tata Tertib Sekolah
8. Berpenampilan rapih dan sopan.
9. Berperilaku ramah dan menjaga sopan santun terhadap orang lain.
10. Menghormati orang lain tanpa membedakan suku, agama, ras dan status sosial.
11. Taat terhadap norma hukum dan norma lainnya yang hidup di tengah masyarakat
12. Menghargai pendapat orang lain.
13. Bertanggung jawab dalam perbuatannya.
14. Menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat dan atau bertentangan dengan norma
hukum dan norma lainnya yang hidup di tengah masyarakat.
15. Berupaya dengan sungguh-sungguh menambah ilmu pengetahuan

c) Kode Etik Kedokteran


1. Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Dokter.
2. Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi.
3. Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya seorang dokter tiadk boleh dipengaruhi oleh
pertimbagan keuntungan pribadi.
4. Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :
Setiap perbuatan yang memuji diri sendiri
Secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuan dan ketrampilan kedokteran
dalam segala bentuk tanpa kebebasan profesiMenerima imbalan selain daripada yang
layak sesuai jasanya kecuali dengan keikhlasan sepengetahuan dan atau kehendak
penderita.
5. Tiap perbuatan atau nasehat yangmungkin melemahkan daya tahan makhluk insani baik
jasmani atau rohani hanya diberikan untuk kepentingan penderita.
6. Setiap dokter harus senantiasa berhati-hatidalam mengumumkan dan menerapkan setiap
penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya .
7. Seorang dokter hanya memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan
kebenarannya.
8. Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus mengutamakan/mendahulukan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang
menyeluruh (promotif, preventif,kuratif, dan rahabilitatif), serta berusaha menjadi
pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.
9. Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat dibudang kesehatan dan bidang
lainnya serta masyarakat lainnya harus memelihara saling pengertian sebaik-baiknya.
10. Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk
insane
11. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan penderitanya. Dalam hal ia tidak mampu melakukan
pemeriksaanatau pengobatan, maka ia wajib merujuk penderita kepada dokter lain yang
mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
12. Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam
masalah lainnya.
13. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang seorang
penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia. 14. Setiap dokter wajib
melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
15. Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagai mana ia sendiri ingin
diperlakukannya.
16. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawatnya tanpa
persetujuannya.

d) Kode Etik Guru


1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun
yang berjiwa Pancasila
2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing .
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik,
tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan .
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang
tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat
yang luas untuk kepentingan pendidikan .
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu Profesinya .
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan
lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan .
8. Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi Guru
Profesional sebagai sarana pengapdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah dalam
bidang Pendidikan.

e) Kode Etik Apoteker


1. Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah
Apoteker.
2. Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan
Kode Etik Apoteker Indonesia.
3. Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker
Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan
dalam melaksanakan kewajibannya.
4. Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
5. Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha
mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur
jabatan kefarmasian.
6. Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
7. Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
8. Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan di
Bidang Kesehatan pada umumnya dan di Bidang Farmasi pada khususnya.
9. Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan menghormati hak asazi penderita dan melindungi makhluk
hidup insani.
10. Setiap Apoteker harus memperlakukan Teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
11. Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik.
12. Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama
yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan
kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.
13. Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan
meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati
Sejawat Petugas Kesehatan.
14. Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan lainnya.
f) Kode Etik Hakim
1. Pedoman Perilaku Hakim disusun berdasarkan 10 prinsip dan perilaku yang diharapkan:
2. Berperilaku adil
3. Berperilaku jujur dan mendengarkan kedua belah pihak
4. Menunjukkan sikap yang arif dan bijaksana, yaitu kemampuan untuk bertindak sesuai
dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, baik norma hukum, norma agama,
adat atau etika, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi
5. Bersikap mandiri
6. Mempertahankan dan menunjukkan integritas yang tinggi
7. Bertanggung jawab, yaitu menerima konsekuensi tindakan yang diambil dalam kinerja
maupun pelaksanaan kewenangannya
8. Menjunjung tinggi harga diri
9. Berdisiplin tinggi
10. Berprilaku rendah hati
11. Bersikap professional

g) Kode Etik Kepolisian


1. Mengabdi kepada Nusa dan bangsa dengan penuh ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Berbakti demi keagungan nusa dan bangsa yang bersendikan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, sebagai kehormatan yang tinggi.
3. Membela tanah air, mengamankan dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dengan tekad juang pantang menyerah.
4. Menegakkan hukum dan menghormati kaidah-kaidah yang hidup dalam masyarakat
secara adil dan bijaksana.
5. Melindungi, mengayomi serta membimbing masyarakat sebagai wujud panggilan tugas
pengabdian yang luhur.

h) Kode Etik Bidan


Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam
Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya
disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan
dan disahkan pada KongresNasional IBI ke XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam
berperilaku, Kode Etik Bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya
tertuang dalam mukadimah dan tujuan dan bab.

Secara umum Kode Etik berisikan 7 bab. Ketujuh bab tersebut dapat dibedakan menjadi
bagian sebagai berikut:

a. Kewajiban Bidan Terhadap Klien Dan Masyarakat


1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien, dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.

b. Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya


1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan
atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau diperlikan
sehubungan dengan kepentingan klien.

c. Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat Dan Tenaga Kesehatan Lainnya1) Setiap bidan
harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja
yang serasi.
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
teman sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

d. Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya


1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

e. Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri


1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan harus berusaha secara terus-menerus untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

f. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa Bangsa Dan Tanah Air


1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga dan mayarakat.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

g. Penutup
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

i) Kode Etik Pramugari

Kode etik pramugari yaitu :

a. Teliti
Sebelum penerbangan, pramugari memeriksa peralatan yang dibutuhkan. Dan memastikan
peralatan tersebut lengkap adanya disetiap kursi penumpang. Selain itu, pramugari
memeriksa persediaan makanan dan minuman sebelum lepas landas.
b. Ramah
Ketika menyambut para penumpang masuk ke dalam pesawat, pramugari menyambutnya
dengan sikap ramah dengan senyum manis, karena pramugari wajib menciptakan kesan
pertama yang baik.
c. Sabar dan tegas
Seringkali ditemukan penumpang yang masih saja belum memasang sabuk pengaman atau
masih mengaktifkan dan mengoperasikan telepon genggamnya, padahal pesawat sudah siap
untuk take off. Disinilah kesabaran dan ketegasan menjadi seorang pramugari harus
ditunjukkan dengan sabar dan tegas pramugari haruslah menegur penumpang tersebut.
d. Bekerja sama
Pada saat boarding pramugari lebih baik membantu penumpang memasukkan barang di
bagasi dan membantu kebutuhan khusus seperti anak-anak atau para manula.
e. Koordinasi yang baik
Pramugari merupakan mata dan telinga bagi pilot, karena pilot tidak dapat mengecek
bagaimana situasi dan keadaan di area penumpang.
f. Memperhatikan kenyamanan penumpang
Pramugari akan melihat kenyamanan penumpang termasuk menjawab pertanyaan,
membagikan headphone dalam penerbangan dan menawarkan selimut atau bantal. Dalam
keadaan darurat, seorang pramugari akan mengarahkan penumpang dan mengelola
pertolongan pertama yang diperlukan.
g. Memastikan keselamatan penumpang
Pramugari wajib mendahulukan keselamatan para penumpang apabila dalam keadaan
emergency. “ Orang sering menganggap peraturan di dalam pesawat itu menggangu, tapi
sebenarnya ada alasan di balik setiap aturan tersebut yaitu menjaga kesalamatan
penumpang” ujar Sara Keagle, mantan pramugari.
h. Salam dan terima kasih
Ketika pesawat bersiap landing, pramugari kembali memastikan semua penumpang dalam
keadaan memakai sabuk pengamannya. Dan ketika pendaratan dan penumpang bersiap-
siap turun dari kabin, pramugari kembali memberikan senyum salam perpisahan dan
ucapkan terima kasih.

J. Kode Etik Pilot

a) Seorang pilot dituntut harus tenang dalam setiap keadaan, misalkan pada suatu
penerbangan terjadi kerusakan mesin akibat technical error, dalam hal ini pilot dituntut
untuk tetap tenang meskipun hanya satu mesin yang masih menyala dan tetap
mengusahakan penerbangan selesai dengan selamat.
b) Seorang pilot harus memiliki ketegasan dan kewibawaan dalam setiap proses penerbangan
hal ini dikarena kan pada proses penerbangan pilot terkadang dituntut untuk tetap pada
pendiriannya meskipun keadaan mendesak pilot untuk mengubah pendiriannya, misalnya
seorang pilot ditengah penerbangan diminta untuk transit ke suatu wilayah, padahal dalam
penerbangan tersebut tidak dijadwalkan ada transit, pada hal ini pilot tersebut diharuskan
tetap pada pendiriannya untuk tidak transit.
c) Seorang pilot dituntut untuk memiliki inisiatif yang tinggi dalam setiap penerbangan yang
dilakukannya, misalnya dalam penerbangan terjadi cuaca buruk diarah jam 12 dalam jarak
sekitar 10 menit, pilot tersebut harus mampu mencari solusi terbaik tanpa mengakibatkan
terjadinya situasi berbahaya.
d) Seorang pilot tidak boleh menunjukkan kepanikan meskipun situasi sedang dalam keadaan
darurat karena kepanikan justru dapat mengakibatkan kesalahan fatal terjadi dan bukannya
dihindari.
e) Seorang pilot harus memiliki konsentrasi dan fokus yang tinggi, untuk hal ini akan sangat
diperlukan oleh pilot pesawat tempur, misalnya seorang pilot diharuskan melalui medan
yang berbahaya dan celah untuk terbang yang sempit, sehingga pilot yang bersangkutan
diharuskan fokus agar tidak terjadi hal yang diinginkan dan mengancam keselamatan.
f) Seorang pilot diharuskan memiliki sifat pemberani, berani disini dimaksudkan dalam
pengertian berani dalam melakukan manuver yang berbahaya namun jika terpaksa harus
dilakukan mau tidak mau dan pilot yang bersangkutan harus berani melakukannya.
g) Seorang pilot harus memiliki jiwa yang siap berkorban, hal ini dimaksudkan jika terjadi
kecelakan pada pesawat seorang pilot layaknya tetap memperhitungkan posisi jatuh
pesawat dan jika memungkinkan dengan posisi dimana persentase keselamatan
penumpang tetap tinggi.

Contoh kasus 2
Dokter Andi menerima seorang pasien laki-laki setengah baya, tampak kekahsia, berjalan
tertatih-tatih dan terus batuk dihadapannya. Pasien itu ditemani oleh anak perempuannya yang
kurus.Dokter tersebut enggan melakukan anamnesis dan langsung memeriksa si pasien. Ketika si
anak bertanya tentang penyakit ayahnya, dokter Andi tidak menjawab, ia hanya menyarankan
minum obat dengan teratur dan memberikan resep. Si anak bertanya lagi tentang cara minum
obat, tetapi dokter Andi menyarankan bertanya pada petugas apotek tempat mengambil obat.
Merasa diremehkan, sang ayah dan anaknya keluar dari kamar dokter tanpa mengucapkan salam,
wajah mereka tampak tidak puas.
Dari permasalahan yang dialami pasien diatas apakah bisa dikategorikan dengan pelanggaran
etika? Jelaskan jawaban anda dengan menghubungkannya dengan teori etika profesi.
Pembahasan :
Kaidah Dasar Bioetik (KDB) terkait dengan skenario:
a. Beneficence
Pada skenario kita dapat mengetahui bahwa dokter tidak menghargai hak-hak pasien secara
keseluruhan dan tidak memaksimalisasi/freferensi pasien. Pasien tidak merasa puas dengan
pelayanan dokter Andi.
b. Non maleficence
Pada skenario tersebut dokter Andi dalam mengobati pasien tidak profesional dan
menghindari misrepresentasi dari pasien.
c. Autonomy
Dokter Andi tidak memanfaatkan autonomy pasien dan tidak melaksanakan informed
constent dengan baik, dokter tersebut langsung memeriksa pasiennya tanpa menganamnesis
terlebih dahulu.

Pelanggaran pasal 12 ayat 1, pasal 2 dan pasal 10


Pasal 12 ayat 1:
“Hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan
mental” tidak mencakup area pelayanan kesehatan.
Pasal 2
Setiap dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi
yang tertinggi.
Pasal 10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan semua ilmu dan keterampilan
untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan/pengobatan. Maka atar persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter
yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Contoh kasus 3
Seorang akuntan yang juga merupakan seorang konsultaan pajak yang membuat laporan
keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari
sebuah bank swasta pada 2011, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet. Hal ini
terungkap setelah beberapa pihak mengungka kasus dugaan korupsi tersebut pada kredit macet
untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut. Fitri, kuasa hokum tersangka pegawai
bank yang terlibat kasus itu, mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir
keterangannya dengan parasaksi, terungkap ada dugaan kuat keterlibatan dari akuntan public
dalam kasus ini. Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka dengan saksi akuntan
tersebut terungkap ada kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam
mengajukan pinjaman ke bank tersebut.
Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh
akuntan publik, termasuk data laporan pajak yang harus dibayarkan sehingga terjadilah
kesalahan dalam laporan dan ditemukan dugaan korupsinya. Ada empat kegiatan laporan
keuangan milik Raden Motor yang tidak masuk dalam laporan keuangan yang diajukan ke Bank,
sehingga menjadi temuan dan kejanggalan pihak kejaksaan dalam mengungkap kasus kredit
macet tersebut. Keterangan dan fakta tersebut terungkap setelah tersangka akuntan tersebut
diperiksa dan dikonfrontir keterangannya.
Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke Bank saat itu harus
lengkap, namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein sebagai pimpinan Raden
Motor ada data yang diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap oleh konsultan
pajak.Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi itu terungkap setelah
kejaksaan mendapatkan laporan adanya penyalahgunaan kredit yang diajukan tersangka Zein
sebagai pimpinan Raden Motor. Dalam kasus ini pihak Kejaksaan baru menetapkan dua orang
tersangka, pertama Zein sebagai pimpinan Raden Motor yang mengajukan pinjaman dan
tersangka pegawai dari Bank yang saat itu menjabat sebagai pejabat penilai pengajuan kredit.
Dari kasus diatas bahaslah permasalahan yang dihadapi dengan mengacu pada prinsip-
prinsip etika.
Pembahasan :

Analisis :

Dalam kasus ini, seorang akuntan publik sudah melanggar prinsip kode etik yang ditetapkan oleh
KAP (Kantor Akuntan Publik), seorang akuntan publik telah melanggar beberapa prinsip kode
etik diantaranya yaitu :

1. Prinsip Tanggung Jawab


Dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan tidak mempertimbangkan moral dan
profesionalismenya sebagai seorang akuntan sehingga dapat menimbulkan berbagai
kecurangan dan membuat ketidakpercayaan terhadap masyarakat.
2. Prinsip Integritas
Awalnya dia tidak mengakui kecurangan yang dia lakukan hingga akhirnya diperiksa dan
dikonfrontir keterangannya dengan para saksi.
3. Prinsip Obyektivitas
Dia telah bersikap tidak jujur, mudah dipengaruhi oleh pihak lain.
4. Prinsip Perilaku Profesional
Dia tidak konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai akuntan publik telah melanggar
etika profesi.
5. Prinsip Standar Teknis
Dia tidak mengakui undang-undang yang berlaku sehingga tidak menunjukkan sikap
profesionalnya sesuai standar professional yang relevan.

Saran :

Untuk mengatasi masalah seperti ini, solusi yang paling efektif adalah dengan
memberlakukan sanksi atas pelanggaran terhadap kode etik. Penerapan sanksi dalam
pelanggaran kode etik diharapkan agar mermberikan efek jera, sehhingga akan mengurangi
terjadinya kasus-kasus semacam ini.

Dalam kasus ini kembali lagi kepada tanggung jawab moral seorang auditor di seluruh
Indonesia, termasuk dari akuntan publik harus sadar dan mempunyai kemampuan teknis bahwa
betapa berat memegang amanah dari rakyat untuk meyakinkan bahwa dana atau uang dari rakyat
yang dikelola berbagai pihak telah digunakan sebagaimana mestinya secara benar, akuntabel,
dan transparan, maka semakin lengkap usaha untuk memberantas korupsi di negeri ini.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika Profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
professional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang
membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama.

Etika kepegawaian merupakan nilai-nilai etika yang harus ditaati oleh setiap pegawai
untukmenjaga tata krama dalam setiap aktivitas guna mencapai efesiensi tinggi dan produktivitas
maksimal.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.polsri.ac.id/3081/3/BAB%20II.pdf

https://www.researchgate.net/profile/Mashoedah_Mashoedah/publication/300088392_Pengenala
n_Hak_Kekayaan_Intelektual_HKI/links/5709156808aed09e916f9115/Pengenalan-Hak-
Kekayaan-Intelektual-HKI.pdf

http://andayagumilang.blogspot.com/2015/04/kode-etik-profesi-pilot_49.html

http://fithrinurahma.blogspot.com/2017/12/kode-etik-bidan-indonesia.htm

http://dwi-andari.blogspot.com/2014/04/etika-profesi-pramugari.html

https://id.scribd.com/doc/246768876/25-Profesi-Kode-Etik

Anda mungkin juga menyukai