4. Seorang akuntan pajak berkewajiban untuk menasehati klien tentang potensi hukuman
di beberapa posisi, dan menyarankan disklosur.
5. Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan
sebuah
posisi
yang
Dari sejumlah tantangan untuk etika, berikut ini adalah yang termasuk peringkat atas:
1.
2.
3.
4.
5.
Crenshaw dalam artikelnya memberikan empat alasan mengapa tax shelter ini
muncul.
1. Ada upaya manajemen korporat untuk mencari cara baru guna mengendalikan
biaya bisnis, dan karena tidak mampu menaikkan harganya, perusahaan mulai
2.
tarnsaksi.
3. Persepsi antar bank investasi dan lainnya bahwa memimpikan dan mengemas
produk pajak adalah sebuah lini bisnis yang sukses, seperti yang dikatakan
William J. Wilkins dari Wilmer, Cutler & Pickering, dan salahseorang anggota
dari divisi pajak dari American Bar Association. (Divisi pajak ini, yang tidak
berbicara sebagai wakil ABA, berisi pengacara yang khusus dalam urusan pajak).
4. Resiko rendah. Bukan hanya sulit bagi IRS untuk mendeteksi shelter, tapi
hukumannya cenderung ringan dan tidak selalu diberikan. Jika shelter ditemukan
dan dilarang, perusahaan akan menghutang pajak yang seharusnya dibayar,
ditambah bunga. Ini seperti deal finansial yang bagus, kata John E. Chapoton,
mantan Assistant Treasury Secretary dan anggota divisi pajak ABA, yang meminta
disklosur perusahaan untuk menghambat shelter.
Secara umum, anggota memiliki keyakinan bahwa posisi return pajak yang
disarankan memiliki sebuah kemungkinan realistik untuk berlanjut secara
administratif atau judisial, untuk mengkapitulasi kebutuhan perusahaannya.
2. Pernyataan No.2:
Pernyataan ini bukanlah yang problematik dan mengemukakan: Seorang anggota
membuat upaya wajar untuk memperoleh informasi dari pembayar pajak untuk
memberikan jawaban pada semua pertanyaan tentang return pajak sebelum
memberikan tanda tangan sebagai preparer.
3. Pernyataan No.3. Kewajiban untuk memeriksa atau memverifikasi data yang
mendukung:
Seorang preparer dapat menggunakan keyakinan klien yang bagus untuk memberikan
informasi akurat dalam membuat sebuah return pajak, tapi tidak mengabaikan
implikasi informasi yang dibuat dan harus membuat penelitian wajar jika informasi
menjadi tidak tepat, tidak lengkap atau tidak konsisten (SSTS). Di sini, kewajiban
untuk sistem pajak menjadi jelas. Preparer akan menandatangani pernyataan yang
menguji bahwa informasi yang terkandung menjadi benar, tepat, dan lengkap menurut
pengetahuan preparer. Konsekuensinya, jika preparer menyimpulkan bahwa karena
ketidakkonsistensinya, informasi menjadi tidak tepat atau lengkap, preparer
berkewajiban untuk tidak menandatangani return.
4. Pernyataan No.4. Gunakan estimasi:
Ini bukan standar non-problematik. Preparer menggunakan estimasi pembayar pajak
jika ini tidak berpengaruh praktikal dalam memperoleh data dan jika preparer
menentukan bahwa estimasinya sudah beralasan, yang didasarkan pengetahuan
preparer.
5. Pernyataan No.5. Berawal dari sebuah posisi sebelumnya:
Ini adalah sebuah standar teknis. Seperti yang ditunjukkan dalam SSTS No.1, Tax
Return Positions, anggota bisa merekomendasikan sebuah posisi return pajak atau
mempersiapkan atau menandatangani return pajak yang berawal dari perlakuan
sebuah item yang disimpulkan dalam urusan administratif atau keputusan pengadilan
terkait return sebelumnya dari pembayar pajak.
Apa yang perlu dilakukan ketika preparer menjadi sadar akan kekeliruan dalam
pengembalian pajak pembayar pajak sebelumnya? Anggota harus memberitahu
pembayar pajak dan merekomendasikan ukuran korektif yang perlu diambil
(SSTS). Jika dalam mempersiapkan return tahun sekarang, preparer menemukan
bahwa pembayar pajak tidak mengambil tindakan tepat untuk membenarkan errornya
dari tahun sebelumnya, preparer perlu memutuskan apakah perlu melanjutkan
hubungan dengan pembayar pajak. Penarikan diri ini bisa terjadi jika pembayar pajak
tidak mau membenarkan error, dan jika error ini memiliki efek terhadap return.
7. Pernyataan No.7. Pengetahuan tentang error: urusan administratif:
Jika dalam urusan administratif, preparer menemukan error, preparer harus meminta
persetujuan pembayar pajak untuk mendisklosur error tersebut kepada otoritas pajak.
Bila tidak ada persetujuan, anggota harus mempertimbangkan penarikan diri dari
representasi pembayar pajak dalam urusan administratif.
8. Pernyataan No.8. Bentuk dan Isi dari advis untuk pembayar pajak:
Pernyataan ini tidak menggambarkan bentuk atau isi advis karena kisaran advis begitu
ekstensif dan spesifik menurut kebutuhan setiap pembayar pajak. Apa yang
disarankan adalah bahwa advis ini mencerminkan kompetensi profesional dan
memenuhi kebutuhan pembayar pajak.
Ini menjadi ringkasan standar dari layanan pajak yang oleh AICPA diharapkan
dilakukan oleh anggotanya yang menjadi preparer pajak. Ini adalah standar yang umumnya
bisa diterapkan bagi akuntan pajak dalam sebagian besar negara karena ini menggunakan
prinsip universal tentang perilaku profesional yang benar dalam urusan pajak.