1. Latar Belakang
1
untuk dapat diwujudkan dalam rangka penurunan insidensi, morbiditas, dan kematian
dini akibat kanker di Indonesia.
Data yang diperoleh dari tahun 2015 – 2019 dari 34 Propinsi di Indonesia yaitu
cakupan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim masih sangat rendah
yaitu sebesar 4.040.298 orang (10,8%) dari jumlah penduduk sasaran yaitu
perempuan usia 30 – 50 tahun. Pada saat ini puskesmas yang sudah memiliki tenaga
terlatih sebanyak 4536 puskesmas terdiri dari tenaga dokter dan bidan. Pada
puskesmas tersebut sudah mampu melakukan deteksi dini kanker payudara dan leher
rahim dari jumlah 9.993 Puskesmas di seluruh Indonesia. Merujuk pada Peraturan
Menteri Kesehatan No 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, kegiatan
Deteksi Dini Kanker Payudara dengan metode Sadanis dan kanker Leher Rahim
dengan metode IVA merupakan salah satu layanan yang harus diberikan pada
kelompok Usia Produktif. PMK tersebut menyatakan bahwa wanita usia 30 – 50 tahun
yang telah menikah atau mempunyai Riwayat berhubungan seksual wajib dilakukan
pemeriksaan IVA minimal 1 kali dalam 1 tahun. Selain dari pada itu, Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2020 - 2024, telah menetapkan indikator capaiannya adalah
jumlah Kabupaten/Kota yang melaksanakan Sadanis dan IVA pada sekurang-
kurangnya 80% penduduk sasaran, yang mana Renstra ini sudah direvisi berdasarkan
Permenkes No.13 Tahun 2022 menjadi Persentase penduduk sesuai kelompok usia
yang dilakukan skrining PTM prioritas* (* Hiperetensi, DM, Stroke, Jantung, PPOK,
Kanker Payudara, Kanker Leher Rahim, Katarak dan Kelainan Refraksi, Tuli Kongenital
dan Otitis Media Supurative Kronis).
Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam mencapai target yang diharapkan
adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas pelaksana
deteksi dini yang berkesinambungan yang salah satunya dilakukan melalui kegiatan
peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memenuhi jumlah, jenis,
serta kualitas Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan dalam Deteksi Dini Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim. Dalam situasi Adaptasi Kebiasaan Baru, perlu
dilakukan penyesuaian dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan di
Provinsi, maka perlu dilakukan refreshing ilmu dan keterampilan dan deteksi dini
kanker payudara dan kanker leher rahim dengan melakukan Pelatihan Deteksi Dini
Kanker Payudara dan kanker Leher Rahim, yang dilaksanakan secara tatap muka.
Kegiatan ini harus berlangsung secara tatap muka atau luring atau luar jaringan karena
harus ada peningkatan keterampilan atau psikomotor dari SDM yang dilatih dan
2
karena harus bertemu dengan pasien atau klien di fasyankes dengan cara
mempraktekkan cara pengulasan teknik IVA dan praktek Sadanis langsung pada
pasien dan kemudian ada praktek Krioterapi pada pasien yang terbukti IVA positif ( lesi
pra kanker). Oleh karena itu kegiatan pelatihan ini harus dilaksanakan secara tatap
muka atau luring. Selesai kegiatan pelatihan dilakukan monev oleh provinsi ke
puskesmas. Dalam masa pandemi ini tentu saja penyelenggaraan dilaksanakan
dengan menerapkan protokol kesehatan.
2. Tujuan Pelatihan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melakukan deteksi dini
kanker leher rahim dan kanker payudara di FKTP sesuai dengan kewenangan
klinisnya.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan kanker payudara di Indonesia
b. Melakukan deteksi dini kanker payudara
c. Menjelaskan kanker leher rahim di Indonesia
d. Melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA
e. Melakukan tindak lanjut lesi pra kanker leher rahim dengan krioterapi atau
metode
Lainnya
f. Melakukan pencegahan infeksi dan perlindungan spesifik
g. Melakukan promosi kesehatan dan konseling kanker leher rahim dan kanker
payudara
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara.
3
4. Peserta
Peserta pelatihan ini adalah Dokter Umum dan Bidan Fungsional yang bekerja di
Puskesmas. Jumlah peserta di masing- masing angkatan adalah 30 orang, yang terdiri
dari 15 dokter umum dan 15 bidan, setiap puskesmas mengirim 1 dokter umum dan 1
bidan.
6. Struktur Kurikulum
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, pelatihan deteksi dini kanker leher
rahim dan payudara maka disusun materi yang akan diberikan secara rinci
pada tabel berikut:
4
8. Pencatatan dan Pelaporan Hasil Deteksi 2 2 0 4
Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara
Sub Total 19 22 16 57
C. Mata Pelatihan Penunjang (MPP)
1. Buliding Learning Commitment (BLC) 0 3 0 3
2. Anti Korupsi 2 0 0 2
3. Rencana Tindak Lanjut 0 2 0 2
Sub Total 2 5 0 7
JUMLAH 25 27 16 68
Keterangan:
Untuk T dan P di kelas, 1 JPL @ 45 menit. Untuk PL, 1 JPL @ 60 menit