PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pos Binaan Terpadu (Posbindu) merupakan salah satu upaya kesehatan
masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam
sebagai agen perubahan sekaligus sumber daya yang menggerakkan Posbindu sebagai
dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara merupakan
salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Berdasarkan Data Global Ccncer
kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni
58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Kementerian Kesehatan
per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per
100 ribu penduduk. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada
stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan. Di Provinsi Riau,
jumlah penderita kanker payudara pada tahun 2013 adalah sebesar 894 orang.
1
peningkatan jumlah kasus kanker payudara, dimana pada tahun 2014 terdapat 39,4%
kasus kanker payudara dari total seluruh kasus kanker di rumah sakit.2 Di Indonesia,
lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya
pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya
pencegahan serta deteksi dini agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara
optimal.3
Wawancara yang dilakukan oleh dokter muda IKM-KK dengan ketua kader
Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih pada tanggal 31 Januari 2020
didapatkan bahwa belum adanya kegiatan sosialisasi mengenai deteksi dini dan
yaitu Puskesmas Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru juga belum pernah
tersebut, penulis tertarik melakukan sosialiasi deteksi dini dan pencegahan kanker
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah agar kader dan masyarakat mengetahui
2
1.2.2 Tujuan Khusus
d. Menyusun Plan of Action (POA) dari belum adanya sosialiasi pencegahan dan
Kota Pekanbaru.
3
1.3 Manfaat Kegiatan
a. Kader Posbindu
b. Masyarakat
c. Dokter Muda
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
berubah dan tumbuh di luar kendali. Sebagian besar jenis sel kanker akhirnya
membentuk benjolan atau massa yang disebut tumor, dan diberi nama sesuai bagian
tubuh tempat tumor berasal. Kanker payudara berasal dari jaringan payudara yang
terdiri dari kelenjar produksi susu, yang disebut lobulus, dan saluran yang
menghubungkan lobules keputing. Sisa dari payudara terdiri dari lemak, jaringan ikat,
sesudah gejala muncul, ketika seorang wanita merasakan adanya benjolan. Sebagian
besar massa yang terlihat pada mammogram dan sebagian besar benjolan payudara
bias saja merupakan tumor jinak; yaitu, benjolan bukan kanker yang tidak tumbuh
lanjut pada jaringan payudara tersebut untuk diagnosis definitif dan menentukan
luasnya penyebaran kanker serta pola penyakit. Jaringan untuk analisis mikroskopik
dapat diperoleh melalui jarum atau biopsi. Pemilihan jenis biopsy didasarkan pada
factor klinis individu pasien, ketersediaan perangkat biopsi, dan ketersediaan sumber
daya.4
5
2.1.2 Epidemiologi
payudara. Setiap tahun lebih dari 185.000 wanita didiagnosa menderita kanker
43.500 kematian akibat kanker payudara setiap tahunnya yang menjadikan penyakit
ini sebagai penyebab kematian terbesar kedua setelah kanker paru pada wanita di
Amerika Serikat.5 Menurut WHO, sekitar 9-8% wanita berpotensi akan mengalami
kanker payudara. Kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui
pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa
Berdasarkan Data Global Cancer Observatory (2018) dari WHO menunjukkan kasus
kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni 58.256
kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Kementerian Kesehatan
per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per
Di Provinsi Riau, jumlah penderita kanker payudara pada tahun 2013 adalah
sebesar 894 orang. Berdasarkan data medical record RSUD Arifin Achmad diketahui
terdapat peningkatan jumlah kasus kanker payudara, dimana pada tahun 2012
terdapat 21,1% kasus, tahun 2013 terdapat 29,3% kasus, dan tahun 2014 terdapat
39,4% kasus.8 Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda
bahkan tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor
6
dipayudaranya, dimana tumor dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak terdeteksi
lebih awal.8
penyebab kanker payudara. Namun, ada beberapa faktor internal dan ekstrnal yang
kanker payudara yang tidak dapat diubah, antara lain jenis kelamin, usia, riwayat
keluarga, usia menstruasi dini, dan usia menopause terlambat. Sedangkan faktor lain
perilaku merokok, dan konsumsi alkohol adalahfaktor risiko yang dapat diubah.9
Berikut ini adalah beberapa faktor risiko kanker payudara menurut American
Cancer Society (2013) yang dikelompokkan dalam tiga tingkatan relative risk, yaitu
(1) Relative risk 1.1 – 2.0, diantaranya: konsumsi alkohol berlebihan, kurang aktivitas
fisik, pernah terpapar dietilstilbestrol (DES), usia menarche dini (< 12 tahun), status
social ekonomi tinggi, mengalami kehamilan pertama saat berusia di atas 30 tahun,
usia menopause terlambat (>55 tahun), tidak pernah menyusui anak, obesitas pasca
menopause, riwayat pribadi kanker endometrium, kanker ovarium, dan kanker usus
progestin dalam jangka panjang, penggunaan kontrasepsi oral; (2) Relative risk 2.1 –
4.0, diantaranya: wanita berusia >50 tahun, sekitar 77% wanita yang didiagnosis
kanker payudara berusia 50 tahun keatas; kadar hormone endogen, estrogen atau
testosteron yang tinggi pasca menopause; pernah terpapar radiasi dosis tinggi di
7
bagian dada; wanita dengan riwayat kanker payudara dalam keluarga dekat (ibu,
saudara perempuan kandung) dua kali lebih berisiko terkena kanker payudara; (3)
Relative risk> 4.0, diantaranya: factor keturunan genetic kanker payudara (BRCA1
dan / atau BRCA2); riwayat karsinoma lobular in situ; tekstur payudara padat
secaramamografi; riwayat pribadi kanker payudara di usia muda (<40 tahun); dua
orang atau lebih keluarga dekat (ibu, saudara perempuan kandung) didiagnosis kanker
payudara diantaranya adalah (1) Puting terasa lembek, ada benjolan atau penebalan di
payudara atau daerah ketiak dan sekitarnya; (2) Perubahan tekstur kulit atau
pembesaran pori-pori kulit payudara (mirip tekstur kulit jeruk); (3) Ada benjolan di
payudara (penting untuk diingat bahwa semua benjolan harus diperiksa lebih lanjut
oleh petugas kesehatan, sebab tidak semua benjolan adalah kanker); (4) Perubahan
abnormal pada ukuran atau bentuk payudara; (5) Lesung pada payudara; (6)
Pembengkakan yang tidak normal pada payudara (terutama jika terjadi hanya pada
satu sisi) (7) Penyusutan abnormal pada payudara (terutama jika terjadi hanya pada
satu sisi); (8) Asimetris abnormal pada payudara (meskipun umumnya satu payudara
sedikit lebih besar dari yang lainnya, jika keadaan asimetrisnya terlihat tidak normal,
harus diperiksa); (9) Puting berubah posisi atau terlihat masuk ke dalam payudara;
(10) Terdapat sisik, kemerahan, bengkak atau perubahan kulit mirip tekstur kulit
jeruk pada kulit payudara, areola, atau puting; (11) Nippledischarge, atau keluarnya
cairan jernih dari puting saat tidak sedang hamil/menyusui; atau keluar darah dari
8
puting (meskipun tidak selalu berhubungan dengan kanker payudara, kondisi ini
primer berupa mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko yang diduga sangat
adalah melakukan skrining kanker payudara. Skrining untuk kanker payudara adalah
mamografi adalah satu-satunya metode yang telah terbukti efektif, namun metode ini
9
dilakukan sendiri, dan tidak memerlukan peralatan khusus. Tujuan SADARI adalah
agar setiap wanita memahami penampilan luar dan kondisi payudaranya, sehingga
SADARI dan perilaku deteksi lanjutan kanker payudara, dan sebagian besar tumor
a. Langkah I: Dimulai dengan melihat payudara di cermin dengan posisi bahu lurus
dan posisi lengan di pinggang. Inilah yang harus dicari: (1) Apakah payudara
memiliki ukuran, bentuk, dan warna seperti biasanya, kita harus curiga apabila
payudara memiliki besar yang tidak sama atau asimetris, (2) Penampakan payudara
rata tanpa terlihat distorsi atau bengkak. Jika melihat perubahan berikut, bawalah ke
(kerutan), atau bengkak pada kulit; (2) Puting susu berubah posisi atau tertarik
kedalam; (3) Kemerahan, rasa nyeri, ruam, atau pembengkakan pada payudara;
c) Langkah III: Kedua tangan di pinggang, perhatikan dari cermin apakah ada cairan
yang keluar dari salah satu atau kedua puting susu (dapat berupa air, susu, cairan
kanan untuk merasakan payudara kiri dan tangan kiri untuk merasakan payudara
10
menggunakan bantalan ujung jari. Rasakan seluruh payudara dari atas ke bawah, sisi
ke sisi, dari tulang selangka kebagian atas perut, dan dari ketiak hingga belahan dada.
Ikuti pola ini untuk memastikan seluruh payudara telah diperiksa. Gerakan melingkar
juga dapat dimulai dari puting, bergerak dalam lingkaran yang lebih besar dan lebih
besar hingga mencapai tepi luar payudara. Pastikan untuk merasakan semua jaringan
dari depan sampai belakang payudara: untuk kulit dan jaringan di bawahnya, gunakan
tekanan ringan. Sedangkan untuk jaringan yang lebih dalam gunakan tekanan yang
kuat;
e) Langkah V: Langkah terakhir, rasakan payudara saat berdiri atau duduk. Banyak
wanita merasakan bahwa cara termudah untuk memeriksa payudara adalah ketika
kulit dalam keadaan basah dan licin, sehingga saat terbaik untuk melakukan langkah
kelima adalah saat mandi. Rasakan seluruh bagian payudara, menggunakan gerakan
SADARI harus dilakukan rutin sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah
menstruasi (dihitung dari hari pertama menstruasi), ketika payudara tidak dalam
keadaan bengkak atau nyeri saat ditekan. Bagiwanita yang sudah mengalami
11
Gambar 2.1. Teknik melakukan inspeksi payudara dan daerah sekitarnya dengan
berkompeten jika ditemukan adanya kelainan saat melakukan SADARI. Pasien sering
datang dengan keluhan utama benjolan di payudara, kecepatan tumbuh dengan atau
tanpa rasa sakit, nipple discharge, retraksi puting susu, kelainan pada kulit sekitar
payudara, venektasi, benjolan ketiak dan edema lengan. Kadang disertai dengan
sistemik. Biasanya pemeriksaan fisik dimulai dengan menilai status generalis (tanda
dan atau kelainan medis sekunder. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk menilai
status lokalis dan regionalis. Pemeriksaan ini dilakukan secara sistematis, inspeksi
dan palpasi. 5
12
Inspeksi dilakukan dengan pasien duduk, pakaian atas dan bra dilepas dan
posisi lengan di samping, di atas kepala dan bertolak pinggang. Inspeksi pada kedua
payudara, aksila dan sekitar klavikula yang bertujuan untuk mengidentifikasi tanda
tumor primer dan kemungkinan metastasis ke kelenjar getah bening. Palpasi payudara
dilakukan pada pasien dalam posisi terlentang (supine), lengan ipsilateral di atas
kepala dan punggung diganjal bantal. Kedua payudara dipalpasi secara sistematis,
dan menyeluruh baik secara sirkular ataupun radial. Palpasi aksila dilakukan
dilakukan dalam posisi pasien duduk dengan lengan pemeriksa menopang lengan
pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastasis, serta tumor marker
apabila hasil tinggi, perlu diulang untuk follow up. Pemeriksaan pencitraan yang
hasil pencitraan yang baik, dibutuhkan dua posisi mammogram dengan proyeksi
bertujuan skrining kanker payudara, diagnosis kanker payudara, dan kontrol dalam
dihitung dari hari pertama masa menstruasi; pada masa ini akan mengurangi rasa
tidak nyaman pada wanita pada waktu di kompresi dan akan memberi hasil yang
optimal.5
13
Untuk standarisasi penilaian dan pelaporan hasil mamografi digunakan
berupa: 1. Densitas yang meninggi pada tumor 2. Batas tumor yang tidak teratur oleh
karena adanya proses infiltrasi kejaringan sekitarnya atau batas yang tidak jelas
mikrokalsifikasi sesuai kriteria Egan 6. Ukuran klinis tumor lebih besar dari
aksila (+) 5. Keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur 6.
2.2.1 Pengertian
deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara
terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi
merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas
secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera
diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD),
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan.13
14
2.2.2 Tujuan
bersumber masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau di klinik perusahaan, di
sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada
yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina
15
2.2.6 Bentuk Kegiatan
kegiatan yaitu:14
tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok,
kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam
2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT),
pada usia 10 tahun keatas. Untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan
bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan penderita
diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai factor risiko
16
PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk
disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM 6
3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan gula darah dan kolesterol darah dilakukan
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA
jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil
IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan
Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan factor risiko
17
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olahraga bersama, sebaiknya tidak hanya
2.2.7 Manfaat
diet yang sehat dengan kalori yang seimbang, istirahat yang cukup, kelola
b. Mawas diri terhadap faktor risiko PTM agar dapat terdeteksi dan
d. Mudah dijangkau
18
e. Murah
Posbindu PTM dilakukan oleh masyarakat secara kolektif dengan biaya yang
19
BAB III
SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI
KANKER PAYUDARA DI POSBINDU PTM KASTURI
RW 01 KELURAHAN AIR PUTIH KECAMATAN TAMPAN
KOTA PEKANBARU
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Plan, Do, Check and
Action (PDCA) cycle. PDCA cycle didasari atas masalah yang akan dihadapi kearah
penyelesaian masalah.
3.1 Plan
Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, seperti yang ditampilkan pada tabel
3.1 berikut:
20
Tabel 3.1 Identifikasi masalah
Aspek yang dinilai Masalah Evidence based
Upaya pencegahan dan deteksi a) Belum ada sosiali sasi a) Berdasarkan hasil wawancara
dini kanker payudara di mengenai pencegahan dan dengan kader didapatkan bahwa
Posbindu PTM Kasturi RW 01 deteksi dini kanker payudara kegiatan sosialisasi kader kepada
Kelurahan Air Putih Kecamatan masyarakat mengenai kanker
di Posbindu PTM Kasturi RW
Tampan Kota Pekanbaru.
01 Kelurahan Air Putih belum pernah dilakukan.
Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru
dua unsur yaitu kriteria (urgensi atau kepentingan, solusi, kemampuan anggota
- nilai 2 penting
2. Solusi
- nilai 2 mudah
21
3. Kemampuan merubah
- nilai 2 mudah
4. Biaya
- nilai 1 murah
- nilai 2 sedang
- nilai 3 mahal
dengan total paling tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas masalah
22
Posbindu PTM
Kasturi RW 01
Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru.
adalah belum adanya sosialisasi deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW
berbagaia spek yaitu man, market dan material yang diperoleh melalui wawancara
dengan kader Posbindu PTM dan masyarakat yang dilakukan di RW 01, Kelurahan
Air Putih, Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, adapun analisis penyebab masalah
23
Kasturi RW 01 Kelurahan didapatkan hasil masih kurangnya
Air Putih Kecamatan pengetahuan masyarakat
Tampan Kota Pekanbaru mengenai kanker payudara.
c. Material
Belum adanya media sebagai
sumber informasi bagi Berdasarkan observasi belum ada
media informasi mengenai dampak
masyarakat mengenai kanker kanker payudara di Posbindu PTM
payudara dan sebagai media
kader dalam melaksanakan
edukasi kepada masyarakat
di posbindu PTM Kasturi
24
Analisistulang ikan Ishikawa (Ishikawa fishbone analysis)
Material Man
Belum adanya media sebagai sumber Belum adanya sosialisasi kanker payudara
informasi bagimasyarakat mengenai kanker kepada kader di Posbindu PTM Kasturi RW
payudara dan sebagai media kader dalam 01 Kelurahan Air PutihKecamatanTampan Belum adanya
melaksanakan edukasi kepada masyarakat di Kota Pekanbaru sosialisasi mengenai
posbindu PTM Kasturi pencegahan dan
deteksi dini kanker
payudara di Posbindu
PTM Kasturi RW 01
Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru
Methode Market
Belum adanya metode pencegahan yang terstruktur Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
untuk pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di pencegahan dini kanker payudara di Posbindu PTM
posbindu PTM Kasturi Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru
26
3.1.4 Plan of action (POA)
Selanjutnya setelah didapatkan analisis penyebab masalah, maka disusunlah beberapa plan of action untuk mendapatkan solusi
27
LanjutanTabel 3.4 Alternatif pemecahan masalah
Instumen
Penyebab Pelaksana Waktu Indikator pengukur
No. Plan of Action Tujuan Sasaran Tempat
Masalah Kegiatan Keberhasilan keberhasiln
kegiatan
2. Market
Kurangnya Memberikan Untuk Masyarakat Musholla Dokter Jumat, 7 Jangkapendek: Kuisioner
pengetahuan sosialisasi tentang meningkatkan RW 01 Darul muda Februari Teredukasinya kader dan
masyarakat pencegahan dan pengetahuan Kelurahan Air Hikmah IKM-KK 2020 masyarakat tentangkan
tentang deteksi dini masyarakat Putih RW 01 FK UNRI kerpayudara
pencegahan dini kanker payudara. mengenai Kecamatan Kelurahan
kanker payudara tentang Tampan Kota Air Putih
di Posbindu PTM pencegahan dan Pekanbaru Kecamatan Jangkapanjang:
Kasturi RW 01 deteksi dini Tampan Dengan meningkatnya
Kelurahan Air kanker Kota pengetahuan masyarakat
Putih payudara Pekanbaru tentang pencegahan dan
KecamatanTamp sehingga deteksi dini kanker
an Kota masyarakat payudara diharapkan
Pekanbaru dapat kedepannya masyarakat
mendeteksi dan mengerti dan dapat
memeriksa mendeteksi sendiri
tubuh sendiri. sebelum terlambat.
28
Instumen
Penyebab Pelaksana Waktu Indikator pengukur
No. Plan of Action Tujuan Sasaran Tempat
Masalah Kegiatan Keberhasilan keberhasiln
kegiatan
3. Material
Belum adanya Mendesain, Sebagai media Ibu-ibu di RW Musholla Dokter Jumat, 7 Jangka pendek: Dokumentasi
media sebagai membuat dan informasi dan 01 Kelurahan Darun muda Februari Diterimanya flipbook penyerahan
sumber informasi memberikan pembelajaran Air Putih najah RW IKM-KK 2020 oleh kader dan flipbook
bagi masyarakat flipbook berisikan kesehatan untuk Kecamatan 01 FK UNRI masyarakat
mengenai kanker informasi masyarakat Tampan Kota Kelurahan
payudara dan mengenai pada kegiatan Pekanbaru. Air Putih Jangka panjang:
sebagai media pencegahan dan posbindu PTM Kecamatan Kader dan masyarakat
kader dalam deteksi dini Kasturi serta Tampan dapat menggunakan flip
melaksanakan kanker payudara sebagai media Kota book sebagai media
edukasi kepada bagi kader Pekanbaru informasi dan
masyarakat di dalam kegiatan pembelajaran mengenai
posbindu PTM sosialisasi di pencegahan dan deteksi
Kasturi meja posbindu dini kanker payudara.
PTM Kasturi.
4. Methode
Belum adanya Memberikan Sebagai metode Ibu-ibu di Musholla Dokter Jumat, 7 Jangka pendek: Pelaporan
metode metode yang dapat RW01 Darun muda Februari Masrarakat mengerti masyarakat
pencegahan yang pemeriksaan digunakan oleh Kelurahan Air najah RW IKM-KK 2020 materi yang disampaikan di Posbindu
terstruktur untuk payudara kepada masyarakat Putih 01 FK UNRI
pemeriksaan kader untuk Kecamatan Kelurahan Jangka panjang:
payudarasendiri mendeteksi dini Tampan Kota Air Putih Masyarakat dapat
(SADARI) di kanker Pekanbaru. Kecamatan mendeteksi dini apabila
posbindu PTM payudara Tampan terdapat ciri-ciri kanker
Kasturi Kota payudara
Pekanbaru
29
3.1.5 Definisi operasional
Berikut ini adalah definisi dari beberapa istilah yang digunakan dalam sosialisasi
pencegahan dan deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM RW 01Kelurahan Air Putih
sosialisasi dikhususkan terutama pada wanita. Metode yang digunakan ialah ceramah
tanya jawab yang dipresentasikan menggunakan slide presentasi power point. Durasi
2. Dokter muda IKM-KK FK UNRI melakukan sesi role play bersama kader untuk
media flipbook.
3. Dokter muda IKM-KK FK UNRI memberikan flipbook. Adapun isi dari flipbook
tersebut berupa prinsip yang dapat diterapkan untuk pengaturan makan bagi
masyarakat.
30
3.2 Do
Seluruh alternative pemecahan masalah telah terlaksana sesuai Plan of Action (POA).
Pelaksanaan sosialisasi pencegahan dan deteksi dini kanker payudara dapat dilihat dalam
Tabel 3.5 Do sosialisasi pencegahan dan deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM
RW 01 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
No Kegiatan Keterangan
3.3 Check
sesudah intervensi.
Tabel 3.6 Check Sosialisasi pencegahan dan deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM
RW 01 Kelurahan Air Putih KecamatanTampan Kota Pekanbaru
Deksripsi sebelum
No Intervensi Deskripsi sesudah intervensi
intervensi
1. Kurangnya Memberikan sosialisasi Jangka pendek:
pengetahuan kepada masyarakat Telah meningkatnya pengetahuan kader
masyarakat mengenai dengan metode setelah dilakukan sosialisasi tentang
kanker payudara ceramah dan pencegahan dan deteksi dini kanker
tanyajawab. payudara. Berdasarkan hasil pre test dan
post test terdapat peningkatan.
Jangka panjang:
Belum dapat dinilai
31
Tampan Kota Pekanbaru.
Tabel 3.7 Hasil uji statistic pre-test dan post-test pada kader Posbindu PTM Kasturi RW 01
Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
Variabel N Mean Minimal Maksimal
Pre test 15 69,4 53,3 86,6
Post test 15 87,7 66,6 100
Berdasarkan tabel 3.7 didapatkan nilai post test lebih tinggi dibandingkan nilai pre
dilakukannya sosialisasi. Didapatkan nilai mean pre test 69,4 dan post test 87,7. Nilai pre test
terendah adalah 53,3 dan nilai tertinggi adalah 86,6, sedangkan nilai post test terendah adalah
66,6 dan nilai tertinggi adalah 100. Pada hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon
didapatkan nilai p-value 0,05. Sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan bermakna
3.4 Action
Alternatif pemecahan masalah pada makalah ini berupa sosialisasi, role play dan
pemberian flipbook di Posbindu PTM Kasturi mengenai kanker payudara melalui sosialisasi.
Instrumen pengukur keberhasilan kegiatan dengan menggunakan kuisioner pre-test dan post-
lainnya untuk jangka pendek sudah terlaksana, sedangkan untuk jangka panjang belum dapat
dinilai karena membutuhkan waktu evaluasi lebih lanjut sehingga belum dapat dijadikan
standar.
BAB IV
PEMBAHASAN
32
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko terhadap penyakit tidak
menular. Faktor risiko penyakit tidak menular dapat ditemukan dan ditindaklanjuti secara dini
melalui kegiatan Posbindu PTM yang terdiri dari wawancara atau konseling mengenai faktor
risiko, menghitung indeks massa tubuh (IMT) serta lingkar perut, pengukuran tekanan darah
serta gula darah, edukasi dan tindaklanjut dini yang dapat dilakukan dengan mengendalikan
faktor risiko disertai berperilaku hidup yang sehat. Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit tidak menular
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Dokter Muda IKM-KK dengan kader
Posbindu PTM Kasturi dan masyarakat RW 01 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru, didapatkan bahwa terdapat masyarakat yang memiliki faktor risiko kanker
payudara dan banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana mendeteksi secara dini kanker
payudara sebagai pencegahannya, disertai kurangnya peran kader dalam konseling atau
edukasi mengenai kanker payudara dalam kegiatan Posbindu PTM karena belum memahami
tentang kanker payudara dan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini. Hal
ini disebabkan pengetahuan dan keterampilan kader Posbindu PTM mengenai kanker
payudara masih kurang, belum adanya panduan dalam melakukan konseling atau edukasi,
serta tidak tersedianya media informasi yang mendukung pelaksanaan konseling atau edukasi
Kasturi dan masyarakat tentang kanker payudara termasuk pencegahannya serta deteksi dini
adalah dengan kegiatan sosialisasi mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker payudara kepada
kader dan masyarakat dengan metode ceramah, tanya jawab, dan simulasi/roleplay. Kegiatan
33
sosialisasi dengan memberikan penjelasan tentang kanker payudara disertai pencegahan dan
deteksi dini. Penjelasan yang diberikan berupa pengertian kanker payudara, angka kejadian,
faktor risiko, gejala klinis, pencegahan dan bagaimana mendeteksi kanker payudara secara
ndini yang juga dijelaskan melalui audio visual berupa pemutaran video pemeriksaan
SADARI. Selanjutnya dilakukan metode Tanya jawab sebagai pemecahan masalah bagi
Setelah melakukan sosialisasi oleh Dokter Muda IKM-KK didapatkan bahwa kader
dan masyarakat telah memahami materi yang dijelaskan. Hal ini dibuktikan dengan
diperolehnya nilai post test kuisioner yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pre test.
Keadaan ini menandakan bahwa kader dan masyarakat telah memahami apa yang dijelaskan
oleh Dokter Muda IKM-KK dan sudah memiliki keterampilan untuk mempraktikkan atau
melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Supit dkk,
pada tahun 2018 yang menyatakan bahwa metode ceramah dan tanya jawab dalam kegiatan
penelitian tersebut menandakan bahwa metode ceramah dalam dalam kegiatan sosialisasi
yang telah dilakukan berhasil dalam meningkatkan pengetahuan kader dan masyarakat dalam
Nurasiah dkk menyatakan bahwa motode pembelajaran yang mencangkup metode ceramah,
tanya jawab, dan roleplay merupakan metode yang baik untuk meningkatkan keterampilan.
Hal ini dikarenakan peserta dilibatkan secara aktif dan membuatnya lebih tertarik sehingga
dapat memahami materi lebih baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan dilakukannya roleplay
pemeriksaan SADARI yang dilakukan terlebih dahulu oleh Dokter Muda IKM, kemudian
34
perwakilan kader dan masyarakat dapat pula melakukan role play pemeriksaan SADARI
dengan baik dan benar sesuai yang dilakukan oleh Dokter Muda IKM.18
Alternatif pemecahan masalah selanjutnya, yaitu terkait tidak adanya media informasi
yang mendukung pelaksanaan edukasi mengenai kanker payudara oleh kader saat kegiatan
Posbindu PTM adalah dengan pemberian flipbook sebagai media informasi. Flipbook
merupakan media cetak yang memiliki kelebihan diantaranya biaya yang digunakan relative
rendah, dapat digunakan setiap saat karena tidak memerlukan listrik, dapat dibawa kemana-
mana, dan mempermudah pemahaman melalui visual. Media ini dirancang dan diberikan
kepada kader Posbindu untuk mempermudah kader memberikan edukasi mengenai kanker
sendiri. Flipbook berisikan gambar sebagai daya tarik dan rangkuman materi sehingga lebih
pengetahuan tentang pencegahan dan deteksi dini kanker payudara oleh Dokter Muda IKM,
memberikan role play untuk pemeriksaan SADARI serta memberikan flip books sebagai
media informasi bagi kader dan masyarakat dapat di laksanakan dengan baik dan di pahami
serta di terima dengan baik oleh Kader dan masyarakat. Namun, karena kesibukan dan
pekerjaan dari kader dan masyarakat menyebabkan jadwal kegiatan sulit untuk disesuaikan.
keberhasilan setiap alternatif pemecahan masalah akan dievaluasi pada pelaksanaan Posbindu
PTM setiap bulannya, sedangkan keberhasilan jangka panjang dari seluruh kegiatan yang
dinilai berhasil dilakukan diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Sehingga dapat
35
BAB V
PENUTUP
36
5.1 Simpulan
Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah pada kegiatan ini didapatkan melalui hasil wawancara dengan
ketua kader Posbindu dan observasi serta wawancara dengan masyarakat didapatkan
masalah belum adanya sosialisasi mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker
Kota Pekanbaru.
deteksi dini kanker payudaradi Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih,
tindakan kader maupun masyarakat mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker
payudara, belum adanya panduan dan media sebagai sarana informasi karena belum
adanya sosialisasi mengenai pengaturan makan (diet) untuk pencegahan dan deteksi
deteksi dini kanker payudara kepada kader serta masyarakat di Posbindu PTM Kasturi
37
6. Dilakukan evaluasi kegiatan dengan terlaksananya sosialisasi serta telah diterimanya
flipbook mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM
kegiatan ini ditinjau dari indicator jangka pendek yang sudah tercapai serta jangka
panjang yang belum dapat dinilai karena memerlukan waktu untuk menilai
keberhasilannya.
pemecahan masalah dengan menggunakan kuisioner pre dan post-test dapat dijadikan
posbindu PTM lainnya. Sedangkan alternative pemecahan masalah yang lain belum
dapat dijadikan standar dalam kegiatan ini, karena masih diperlukan waktu untuk
5.2 Saran
Diharapkan kader dapat memberikan informasi mengenai pencegahan dan deteksi dini
Pekanbaru
38
Diharapkan masyarakat dapat menerapkan SADARI secara rutin untuk pencegahan
dan deteksi dini kanker payudara, sehingga apabila ada masalah pada payudara bisa di
DAFTAR PUSTAKA
39
1. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/moreinformation/breastcancerearlydetecti
3. Lumban GH, Briani F. Kanker Payudara. Kapita Selekta Kedokteran. 2014. hal.230–
6.
6. Centers for Disease Control and Prevention. What are the risk factors of breast cancer.
7. National Breast Cancer Foundation. Signs and Symptoms. 2015. Available from :
http://www.nationalbreastcancer.org/breast-cancer-symptoms-and-signs
40
8. Nde FP, Assob JCN, Kwenti TE, Njunda AL, Tainenbe TRD. Knowledge, attitude
9. Breast Cancer. The Five Steps of Breast Self Exam. 2016. Available from:
http://www.breastcancer.org/symptoms/testing/types/self_exam/bse_steps
11. Rahanjeng SM. Petunjuk Teknik Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular.
12. KEMENKES. Petunjuk Teknik Pos Pembinaan Terpadu Bagi Kader. Jakarta; 2019.
15. Supit J, Massi G, Kallo V. Efektifitas Pemberian Edukasi dengan Metode Video dan
16. Hartati WA. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Kanker
Payudara Pada Remaja Putri Terhadap Perilaku Sadari di Panti Sosial Kedoya di
Lampiran 1. Kuisioner
41
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SADARI KANKER
PAYUDARA
Identitas
Nama :
Usia :
A. Pengetahuan
Petunjuk:
Berilahtanda (x) dari setiap pertanyaan pada pilihan jawaban a, b atau c di bawaah ini
6. Apakah salah satu upaya deteksi dini kanker payudara yang cukup efektif dan mudah
untuk dilakukan?
a. SADARI
b. Periksa kedokter
c. Kemoterapi
42
8. Apa yang perlu diperhatikan saat berdiri di depan cermin, dengan posisi kedua tangan
lurus kebawah di samping badan?
a. Bentuk, ukuran dan kulit payudara
b. Bentuk payudara
c. Keseimbangan payudara
10. Bagian jari tangan mana yang digunakan untuk meraba payudara?
a. Ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis
b. Telapak tangan
c. Telapak jari
12. Jika ingin meraba payudara kanan pada saat berbaring, maka tangan kanan terletak
di?
a. Atas kepala
b. Samping badan
c. Pinggang
13. Di bawah ini adalah warna yang tidak normal pada payudara?
a. Biru
b. Merah
c. Hitam
Lampiran 2. Flipbook
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Lampiran 3. FotoKegiatan
53
54
55