Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pos Binaan Terpadu (Posbindu) merupakan salah satu upaya kesehatan

masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam

pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan melibatkan masyarakat, mulai

dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta penilaian. Masyarakat dilibatkan

sebagai agen perubahan sekaligus sumber daya yang menggerakkan Posbindu sebagai

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), yang diselenggarakan sesuai

dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat.1

Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang

dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara merupakan

salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Berdasarkan Data Global Ccncer

Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) menunjukkan kasus

kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni

58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Kementerian Kesehatan

(Kemenkes) menyatakan, angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang

per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per

100 ribu penduduk. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada

stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan. Di Provinsi Riau,

jumlah penderita kanker payudara pada tahun 2013 adalah sebesar 894 orang.

Berdasarkan data medical record RSUD Arifin Achmad diketahui terdapat

1
peningkatan jumlah kasus kanker payudara, dimana pada tahun 2014 terdapat 39,4%

kasus kanker payudara dari total seluruh kasus kanker di rumah sakit.2 Di Indonesia,

lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya

pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya

pencegahan serta deteksi dini agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara

optimal.3

Wawancara yang dilakukan oleh dokter muda IKM-KK dengan ketua kader

Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih pada tanggal 31 Januari 2020

didapatkan bahwa belum adanya kegiatan sosialisasi mengenai deteksi dini dan

pencegahan kanker payudara dimasyarakat RW 01 Kelurahan Air Putih. Selain itu,

ketua kader mengatakan bahwa puskesmas yang berada di lingkungan masyarakat

yaitu Puskesmas Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru juga belum pernah

mengadakan sosialisasi mengenai deteksi dini dan pencegahan kanker payudara

kepada masyarakat di lingkungan RW 01 Kelurahan Air Putih. Berdasarkan data

tersebut, penulis tertarik melakukan sosialiasi deteksi dini dan pencegahan kanker

payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih, Kecamatan

Tampan, Kota Pekanbaru.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah agar kader dan masyarakat mengetahui

deteksi dini dan pencegahan kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01

Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

2
1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini adalah :

a. Mengidentifikasi masalah yaitu belum adanya sosialiasi, mengenai

pencegahan dan deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW

01 Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

b. Menentukan prioritas masalah belum adanya sosialiasi pencegahan dan

deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air

Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

c. Mengidentifikasi penyebab masalah belum adanya sosialiasi pencegahan dan

deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air

Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

d. Menyusun Plan of Action (POA) dari belum adanya sosialiasi pencegahan dan

deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air

Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

e. Mengimplementasikan Plan of Action (POA) dari sosialiasi pencegahan dan

deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air

Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

f. Mengevaluasi kegiatan pencegahan dan deteksi dini kanker payudara di

Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tampan,

Kota Pekanbaru.

g. Melakukan action kegiatan sosialiasi pencegahan dan deteksi dini kanker

payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih, Kecamatan

Tampan, Kota Pekanbaru.

3
1.3 Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah :

a. Kader Posbindu

Meningkatkan pengetahuan kader Posbindu PTM Kasturi RW 01

Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru tentang

sosialiasi pencegahan dan deteksi dini kanker payudara.

b. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat di Posbindu PTM Kasturi RW

01 Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru

mengenai deteksi dini dan pencegahan kanker payudara.

c. Dokter Muda

Mengimplementasikan ilmu tentang deteksi dini dan pencegahan

kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air

Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Payudara

2.1.1 Definisi

Kanker adalah sekelompok penyakit yang menyebabkan sel-sel dalam tubuh

berubah dan tumbuh di luar kendali. Sebagian besar jenis sel kanker akhirnya

membentuk benjolan atau massa yang disebut tumor, dan diberi nama sesuai bagian

tubuh tempat tumor berasal. Kanker payudara berasal dari jaringan payudara yang

terdiri dari kelenjar produksi susu, yang disebut lobulus, dan saluran yang

menghubungkan lobules keputing. Sisa dari payudara terdiri dari lemak, jaringan ikat,

dan jaringan limfatik.3

Kanker payudara biasanya terdeteksi baik lewat skrining, sebelum atau

sesudah gejala muncul, ketika seorang wanita merasakan adanya benjolan. Sebagian

besar massa yang terlihat pada mammogram dan sebagian besar benjolan payudara

bias saja merupakan tumor jinak; yaitu, benjolan bukan kanker yang tidak tumbuh

atau menyebar, dan tidak membahayakan kesehatan. Ketika hasil pemeriksaan

payudara klinis mencurigai adanya kanker, diperlukan analisis mikroskopis lebih

lanjut pada jaringan payudara tersebut untuk diagnosis definitif dan menentukan

luasnya penyebaran kanker serta pola penyakit. Jaringan untuk analisis mikroskopik

dapat diperoleh melalui jarum atau biopsi. Pemilihan jenis biopsy didasarkan pada

factor klinis individu pasien, ketersediaan perangkat biopsi, dan ketersediaan sumber

daya.4

5
2.1.2 Epidemiologi

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan

payudara. Setiap tahun lebih dari 185.000 wanita didiagnosa menderita kanker

payudara. Insiden penyakit ini semakin meningkat di negara-negara maju. Sekitar

43.500 kematian akibat kanker payudara setiap tahunnya yang menjadikan penyakit

ini sebagai penyebab kematian terbesar kedua setelah kanker paru pada wanita di

Amerika Serikat.5 Menurut WHO, sekitar 9-8% wanita berpotensi akan mengalami

kanker payudara. Kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui

pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa

di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat.6

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia.

Berdasarkan Data Global Cancer Observatory (2018) dari WHO menunjukkan kasus

kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni 58.256

kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Kementerian Kesehatan

(Kemenkes) menyatakan, angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang

per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per

100 ribu penduduk.2

Di Provinsi Riau, jumlah penderita kanker payudara pada tahun 2013 adalah

sebesar 894 orang. Berdasarkan data medical record RSUD Arifin Achmad diketahui

terdapat peningkatan jumlah kasus kanker payudara, dimana pada tahun 2012

terdapat 21,1% kasus, tahun 2013 terdapat 29,3% kasus, dan tahun 2014 terdapat

39,4% kasus.8 Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda

bahkan tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor

6
dipayudaranya, dimana tumor dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak terdeteksi

lebih awal.8

2.1.3 Faktor Risiko

Secara umum, penyebab kanker belum diketahui secara pasti, termasuk

penyebab kanker payudara. Namun, ada beberapa faktor internal dan ekstrnal yang

meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara.3 Beberapa facto risiko

kanker payudara yang tidak dapat diubah, antara lain jenis kelamin, usia, riwayat

keluarga, usia menstruasi dini, dan usia menopause terlambat. Sedangkan faktor lain

yang berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara, diantaranya obesitas

pasca menopause, penggunaan hormon estrogen dan progestin di masa menopause,

perilaku merokok, dan konsumsi alkohol adalahfaktor risiko yang dapat diubah.9

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko kanker payudara menurut American

Cancer Society (2013) yang dikelompokkan dalam tiga tingkatan relative risk, yaitu

(1) Relative risk 1.1 – 2.0, diantaranya: konsumsi alkohol berlebihan, kurang aktivitas

fisik, pernah terpapar dietilstilbestrol (DES), usia menarche dini (< 12 tahun), status

social ekonomi tinggi, mengalami kehamilan pertama saat berusia di atas 30 tahun,

usia menopause terlambat (>55 tahun), tidak pernah menyusui anak, obesitas pasca

menopause, riwayat pribadi kanker endometrium, kanker ovarium, dan kanker usus

besar; penggunaan terapi hormon menopause yang mengandung estrogen dan

progestin dalam jangka panjang, penggunaan kontrasepsi oral; (2) Relative risk 2.1 –

4.0, diantaranya: wanita berusia >50 tahun, sekitar 77% wanita yang didiagnosis

kanker payudara berusia 50 tahun keatas; kadar hormone endogen, estrogen atau

testosteron yang tinggi pasca menopause; pernah terpapar radiasi dosis tinggi di

7
bagian dada; wanita dengan riwayat kanker payudara dalam keluarga dekat (ibu,

saudara perempuan kandung) dua kali lebih berisiko terkena kanker payudara; (3)

Relative risk> 4.0, diantaranya: factor keturunan genetic kanker payudara (BRCA1

dan / atau BRCA2); riwayat karsinoma lobular in situ; tekstur payudara padat

secaramamografi; riwayat pribadi kanker payudara di usia muda (<40 tahun); dua

orang atau lebih keluarga dekat (ibu, saudara perempuan kandung) didiagnosis kanker

payudara di usia muda (<40 tahun).4

2.1.4 Gejala Kanker Payudara

Menurut National Breast Cancer Foundation (2015), beberapa gejala kanker

payudara diantaranya adalah (1) Puting terasa lembek, ada benjolan atau penebalan di

payudara atau daerah ketiak dan sekitarnya; (2) Perubahan tekstur kulit atau

pembesaran pori-pori kulit payudara (mirip tekstur kulit jeruk); (3) Ada benjolan di

payudara (penting untuk diingat bahwa semua benjolan harus diperiksa lebih lanjut

oleh petugas kesehatan, sebab tidak semua benjolan adalah kanker); (4) Perubahan

abnormal pada ukuran atau bentuk payudara; (5) Lesung pada payudara; (6)

Pembengkakan yang tidak normal pada payudara (terutama jika terjadi hanya pada

satu sisi) (7) Penyusutan abnormal pada payudara (terutama jika terjadi hanya pada

satu sisi); (8) Asimetris abnormal pada payudara (meskipun umumnya satu payudara

sedikit lebih besar dari yang lainnya, jika keadaan asimetrisnya terlihat tidak normal,

harus diperiksa); (9) Puting berubah posisi atau terlihat masuk ke dalam payudara;

(10) Terdapat sisik, kemerahan, bengkak atau perubahan kulit mirip tekstur kulit

jeruk pada kulit payudara, areola, atau puting; (11) Nippledischarge, atau keluarnya

cairan jernih dari puting saat tidak sedang hamil/menyusui; atau keluar darah dari

8
puting (meskipun tidak selalu berhubungan dengan kanker payudara, kondisi ini

harus diperiksakan ke dokter).10

2.1.5 Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Payudara

Pencegahan adalah usaha agar tidak terkena kanker payudara. Pencegahan

primer berupa mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko yang diduga sangat

erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara. Pencegahan sekunder

adalah melakukan skrining kanker payudara. Skrining untuk kanker payudara adalah

mendapatkan orang atau kelompok orang yang terdeteksi mempunyai

kelainan/abnormalitas yang mungkin kanker payudara dan selanjutnya memerlukan

diagnosa konfirmasi. Skrining ditujukan untuk mendapatkan kanker payudara dini

sehingga hasil pengobatan menjadi efektif; dengan demikian akan menurunkan

kemungkinan kekambuhan, menurunkan mortalitas dan memperbaiki kualitas hidup.5

Beberapa metode deteksi dini kanker payudara yaitu pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) dan mamografi,

ketiganya biasanya dilakukan secara berkombinasi. Diantara ketiga metode ini,

mamografi adalah satu-satunya metode yang telah terbukti efektif, namun metode ini

sangat mahal, dan hanya berjalan dengan efektif di negara-negara dengan

infrastruktur kesehatan yang sudah memadai.3

Pemeriksaan payudara sendiri adalah pemeriksaan yang dilakukan sendiri

oleh seorang wanita untuk mendeteksi perubahan atau ketidaknormalan pada

payudara. Semakin dini kanker payudara terdeteksi, semakin baik efektivitas

pengobatan dan kemungkinan bertahan hidup.3 SADARI adalah metode yang

direkomendasikan di negara-negara berkembang karena mudah, aman, nyaman, dapat

9
dilakukan sendiri, dan tidak memerlukan peralatan khusus. Tujuan SADARI adalah

agar setiap wanita memahami penampilan luar dan kondisi payudaranya, sehingga

dapat dengan mudah mendeteksi perubahan abnormal yang mungkin terjadi.

Beberapa penelitian telah menemukan adanya hubungan positif antara perilaku

SADARI dan perilaku deteksi lanjutan kanker payudara, dan sebagian besar tumor

payudara pada stadium dini ditemukan oleh pasien sendiri.11

Adapun langkah-langkah melakukan SADARI adalah sebagai berikut:

a. Langkah I: Dimulai dengan melihat payudara di cermin dengan posisi bahu lurus

dan posisi lengan di pinggang. Inilah yang harus dicari: (1) Apakah payudara

memiliki ukuran, bentuk, dan warna seperti biasanya, kita harus curiga apabila

payudara memiliki besar yang tidak sama atau asimetris, (2) Penampakan payudara

rata tanpa terlihat distorsi atau bengkak. Jika melihat perubahan berikut, bawalah ke

dokter untuk diperiksa: (1) Dimpling (permukaan tertarik/cekung), puckering

(kerutan), atau bengkak pada kulit; (2) Puting susu berubah posisi atau tertarik

kedalam; (3) Kemerahan, rasa nyeri, ruam, atau pembengkakan pada payudara;

b) Langkah II: Selanjutnya, tangan diangkat ke atas untuk mencari tanda-tanda

abnormal seperti pada langkah I;

c) Langkah III: Kedua tangan di pinggang, perhatikan dari cermin apakah ada cairan

yang keluar dari salah satu atau kedua puting susu (dapat berupa air, susu, cairan

kuning maupun darah);

d) Langkah IV: Berikutnya, rasakan payudara sambal berbaring, gunakan tangan

kanan untuk merasakan payudara kiri dan tangan kiri untuk merasakan payudara

kanan. Lakukan gerakan melingkar dengan diameter sekitar seperempat payudara,

10
menggunakan bantalan ujung jari. Rasakan seluruh payudara dari atas ke bawah, sisi

ke sisi, dari tulang selangka kebagian atas perut, dan dari ketiak hingga belahan dada.

Ikuti pola ini untuk memastikan seluruh payudara telah diperiksa. Gerakan melingkar

juga dapat dimulai dari puting, bergerak dalam lingkaran yang lebih besar dan lebih

besar hingga mencapai tepi luar payudara. Pastikan untuk merasakan semua jaringan

dari depan sampai belakang payudara: untuk kulit dan jaringan di bawahnya, gunakan

tekanan ringan. Sedangkan untuk jaringan yang lebih dalam gunakan tekanan yang

kuat;

e) Langkah V: Langkah terakhir, rasakan payudara saat berdiri atau duduk. Banyak

wanita merasakan bahwa cara termudah untuk memeriksa payudara adalah ketika

kulit dalam keadaan basah dan licin, sehingga saat terbaik untuk melakukan langkah

kelima adalah saat mandi. Rasakan seluruh bagian payudara, menggunakan gerakan

tangan yang sama seperti langkah IV.12

SADARI harus dilakukan rutin sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah

menstruasi (dihitung dari hari pertama menstruasi), ketika payudara tidak dalam

keadaan bengkak atau nyeri saat ditekan. Bagiwanita yang sudah mengalami

menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan.12

11
Gambar 2.1. Teknik melakukan inspeksi payudara dan daerah sekitarnya dengan

lengan di samping, di atas kepala, dan bertolak pinggang5

Pemeriksaan payudara secara klinis (SADANIS) dilakukan oleh dokter yang

berkompeten jika ditemukan adanya kelainan saat melakukan SADARI. Pasien sering

datang dengan keluhan utama benjolan di payudara, kecepatan tumbuh dengan atau

tanpa rasa sakit, nipple discharge, retraksi puting susu, kelainan pada kulit sekitar

payudara, venektasi, benjolan ketiak dan edema lengan. Kadang disertai dengan

keluhan nyeri tulang (vertebra, femur), sesak dan lain sebagainya.5

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan status lokalis, regionalis, dan

sistemik. Biasanya pemeriksaan fisik dimulai dengan menilai status generalis (tanda

vital, pemeriksaan menyeluruh tubuh) untuk mencari kemungkinan adanya metastase

dan atau kelainan medis sekunder. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk menilai

status lokalis dan regionalis. Pemeriksaan ini dilakukan secara sistematis, inspeksi

dan palpasi. 5

12
Inspeksi dilakukan dengan pasien duduk, pakaian atas dan bra dilepas dan

posisi lengan di samping, di atas kepala dan bertolak pinggang. Inspeksi pada kedua

payudara, aksila dan sekitar klavikula yang bertujuan untuk mengidentifikasi tanda

tumor primer dan kemungkinan metastasis ke kelenjar getah bening. Palpasi payudara

dilakukan pada pasien dalam posisi terlentang (supine), lengan ipsilateral di atas

kepala dan punggung diganjal bantal. Kedua payudara dipalpasi secara sistematis,

dan menyeluruh baik secara sirkular ataupun radial. Palpasi aksila dilakukan

dilakukan dalam posisi pasien duduk dengan lengan pemeriksa menopang lengan

pasien. Palpasi juga dilakukan pada infraklavikula dan supraklavikula.

Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan pemeriksaan darah rutin dan

pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastasis, serta tumor marker

apabila hasil tinggi, perlu diulang untuk follow up. Pemeriksaan pencitraan yang

dapat dilakukan yaitu mamografi payudara. Mamografi adalah pencitraan

menggunakan sinar X pada jaringan payudara yang dikompresi.

Mamogram adalah gambar hasil mamografi. Untuk memperoleh interpretasi

hasil pencitraan yang baik, dibutuhkan dua posisi mammogram dengan proyeksi

berbeda 45 derajat (kraniokaudal dan mediolateralobligue). Mamografi dapat

bertujuan skrining kanker payudara, diagnosis kanker payudara, dan kontrol dalam

pengobatan. Pemeriksaan Mamografi sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10

dihitung dari hari pertama masa menstruasi; pada masa ini akan mengurangi rasa

tidak nyaman pada wanita pada waktu di kompresi dan akan memberi hasil yang

optimal.5

13
Untuk standarisasi penilaian dan pelaporan hasil mamografi digunakan

BIRADS yang dikembangkan oleh American College of Radiology. Tanda primer

berupa: 1. Densitas yang meninggi pada tumor 2. Batas tumor yang tidak teratur oleh

karena adanya proses infiltrasi kejaringan sekitarnya atau batas yang tidak jelas

(kometsign). 3. Gambaran translusen di sekitar tumor 4. Gambaran stelata. 5. Adanya

mikrokalsifikasi sesuai kriteria Egan 6. Ukuran klinis tumor lebih besar dari

radiologis. Tanda sekunder berupa : 1. Retraksi kulit atau penebalan kulit 2.

Bertambahnya vaskularisasi 3. Perubahan posisi puting 4. Kelenjar getah bening

aksila (+) 5. Keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur 6.

Kepadatan jaringan subareolar yang berbentuk utas.5

2.2 Posbindu PTM

2.2.1 Pengertian

Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan

deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara

terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi

merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas

fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindaklanjuti

secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera

merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah

diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD),

penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak

kekerasan.13

14
2.2.2 Tujuan

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini

faktor risiko PTM.13

2.2.3 Sasaran Kegiatan

Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang

PTM berusia 15 tahun keatas.13

2.2.4 Wadah kegiatan

Posbindu PTM dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan

bersumber masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau di klinik perusahaan, di

lembaga pendidikan, tempat lain di mana masyarakat dalam jumlah tertentu

berkumpul/beraktivitas secara rutin, misalnya di mesjid, gereja, klub olahraga,

pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan. Pengintegrasian yang

dimaksud adalah memadukan pelaksanaan Posbindu PTM dengan kegiatan yang

sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana

dan tenaga yang ada.13

2.2.5 Pelaku Kegiatan

Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada

atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempatkerja

yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina

atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing

kelompok atau organisasinya. Kriteria Kader Posbindu PTM antara lain

berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan

dengan Posbindu PTM.14

15
2.2.6 Bentuk Kegiatan

Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (PosbinduPTM) meliputi 10

kegiatan yaitu:14

1. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana

tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok,

kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam

rumah tangga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi

masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan

saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali.

2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT),

lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya

diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan

pada usia 10 tahun keatas. Untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan

ukuran mansetnya dengan ukuran lengan atas.

3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun sekali

bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan penderita

gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan Arus Puncak

Ekspirasi dengan peakflowmeter pada anak dimulai usia 13 tahun.

Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang telah terlatih.

4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit

diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai factor risiko

16
PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk

pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,

perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).

5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat

disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM 6

bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal

3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan gula darah dan kolesterol darah dilakukan

oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelompok masyarakat tersebut.

6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan

sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA

positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan,

jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil

IVA positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan

IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan

dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas.

7. Kegiatan pemeriksaan kadar alcohol pernafasan dan tesamfeminurin bagi

kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,

perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).

8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan

Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan factor risiko

kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.

17
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olahraga bersama, sebaiknya tidak hanya

dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan

rutin setiap minggu.

10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan

pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana

dalam penanganan pra-rujukan.

2.2.7 Manfaat

Manfaat dari kegiatan posbindu PTM antara lain adalah:14

a. Membudayakan hidup sehat dengan memeriksakan kondisi kesehatan

secara berkala, mengehentikan konsumsi rokok, meningkatkan aktifitas fisik,

diet yang sehat dengan kalori yang seimbang, istirahat yang cukup, kelola

stress dalam lingkungan yang kondusif di rutinitas kehidupannya.

b. Mawas diri terhadap faktor risiko PTM agar dapat terdeteksi dan

terkendali secara dini.

c. Metodologis dan bermakna secara klinis

Kegiatan posbindu PTM ini dapat dipertanggungjawabkan secara medis dan

dilaksanakan oleh kader khusus dan bertanggungjawab yang telah mengikuti

pelatihan metode deteksi dini atau edukator PTM.

d. Mudah dijangkau

Posbindu PTM diselenggarakan dilingkungan tempat tinggal masyarakat atau

lingkungan tempat kerja dengan jadwal waktu yang disepakati.

18
e. Murah

Posbindu PTM dilakukan oleh masyarakat secara kolektif dengan biaya yang

disepakati atau sesuai kemampuan masyarakat.

19
BAB III
SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI
KANKER PAYUDARA DI POSBINDU PTM KASTURI
RW 01 KELURAHAN AIR PUTIH KECAMATAN TAMPAN
KOTA PEKANBARU

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Plan, Do, Check and

Action (PDCA) cycle. PDCA cycle didasari atas masalah yang akan dihadapi kearah

penyelesaian masalah.

3.1 Plan

Kegiatan plan dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2020 – 3 Februari 2020

dengan kegiatan sebagai berikut:

3.1.1 Identifikasi masalah

Proses identifikasi masalah diperoleh melalui :

a. Wawancara dengan kader Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.

b. Wawancara dengan masyarakat RW 01 Kelurahan Air Putih Kecamatan

Tampan Kota Pekanbaru.

Penentuan masalah berdasarkan wawancara di Posbindu PTM Kasturi RW 01

Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, seperti yang ditampilkan pada tabel

3.1 berikut:

20
Tabel 3.1 Identifikasi masalah
Aspek yang dinilai Masalah Evidence based
Upaya pencegahan dan deteksi a) Belum ada sosiali sasi a) Berdasarkan hasil wawancara
dini kanker payudara di mengenai pencegahan dan dengan kader didapatkan bahwa
Posbindu PTM Kasturi RW 01 deteksi dini kanker payudara kegiatan sosialisasi kader kepada
Kelurahan Air Putih Kecamatan masyarakat mengenai kanker
di Posbindu PTM Kasturi RW
Tampan Kota Pekanbaru.
01 Kelurahan Air Putih belum pernah dilakukan.
Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru

a.) Belum adanya sosialisasi a) Berdasarkan hasil wawancara


mengenai pola makan dan dengan kader didapatkan bahwa
nutrisi dalam mecegah kanker kegiatan sosialisasi kader kepada
payudara di Posbindu PTM masyarakat mengenai pola
Kasturi RW 01 Kelurahan Air makan dan nutrisi dalam
Putih Kecamatan Tampan mencegah kanker belum pernah
Kota Pekanbaru dilakukan.

3.1.2 Penentuan prioritas masalah

Prioritas masalah ditentukan berdasarkan system seleksi yang menggunakan

dua unsur yaitu kriteria (urgensi atau kepentingan, solusi, kemampuan anggota

mengubah dan biaya) dan skor (nilai 1, 2 dan 3) yaitu:

1. Urgensi atau kepentingan

- nilai 1 tidak penting

- nilai 2 penting

- nilai 3 sangat penting

2. Solusi

- nilai 1 tidak mudah

- nilai 2 mudah

- nilai 3 sangat mudah

21
3. Kemampuan merubah

- nilai 1 tidak mudah

- nilai 2 mudah

- nilai 3 sangat mudah

4. Biaya

- nilai 1 murah

- nilai 2 sedang

- nilai 3 mahal

Kriteria dan skor ditetapkan berdasarkan kesepakatan kelompok. Total skor

dari masing-masing kriteria merupakan penentu prioritas masalah yaitu masalah

dengan total paling tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas masalah

untuk dicari penyelesaian masalahnya. Penentuan prioritas masalah dibuat kedalam

tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Penentuan prioritas masalah pada Posbindu PTM Kasturi


Kriteria Masalah
No Masalah Kemampuan Total Rank
Urgensi Solusi Biaya
mengubah
1 Belum ada sosialisasi
. mengenai pencegahan
dan deteksi dini
kanker payudara di
Posbindu PTM 3 3 2 1 18 I
Kasturi RW 01
Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru
2 Belum adanya
sosialisasi mengenai
pola makan dan nutrisi 3 2 2 1 12 II
dalam mencegah
kanker payudara di

22
Posbindu PTM
Kasturi RW 01
Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru.

Berdasarkan tabel penentu prioritas masalah dengan perhitungan total skor

masing-masing kriteria didapatkan prioritas masalah yang menduduki ranking I

adalah belum adanya sosialisasi deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW

01 Kelurahan Air Putih KecamatanTampan Kota Pekanbaru

3.1.3 Analisis penyebab masalah

Setelah dilakukan identifikasi masalah dan ditetapkan prioritas masalah

berdasarkan sistem seleksi di atas, dilakukan analisis penyebab masalah dari

berbagaia spek yaitu man, market dan material yang diperoleh melalui wawancara

dengan kader Posbindu PTM dan masyarakat yang dilakukan di RW 01, Kelurahan

Air Putih, Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, adapun analisis penyebab masalah

dijelaskan pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Analisis penyebab masalah


Masalah Penyebab masalah Evidence based
a. Man
Kurangnya pengetahuan Belum adanya sosialisasi Berdasarkan hasil wawancara
kader mengenai mengenai kanker payudara dengan kepala kader didapatkan
pencegahan dan deteksi kepada kader di Posbindu bahwa kegiatan sosialisasi kader
dini kanker payudara di PTM Kasturi RW 01 kepada masyarakat mengenai
Posbindu PTM Kasturi RW Kelurahan Air Putih kanker payudara belum pernah
01 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota dilakukan.
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
Pekanbaru
b. Market
Kurangnya pengetahuan Berdasarkan hasil wawancara
masyarakat tentang kanker dengan mengajukan beberapa
payudara di Posbindu PTM pertanyaan kepada masyarakat

23
Kasturi RW 01 Kelurahan didapatkan hasil masih kurangnya
Air Putih Kecamatan pengetahuan masyarakat
Tampan Kota Pekanbaru mengenai kanker payudara.

c. Material
Belum adanya media sebagai
sumber informasi bagi Berdasarkan observasi belum ada
media informasi mengenai dampak
masyarakat mengenai kanker kanker payudara di Posbindu PTM
payudara dan sebagai media
kader dalam melaksanakan
edukasi kepada masyarakat
di posbindu PTM Kasturi

d. Methode Berdasarkan hasil wawancara


Belum adanya metode dengan kader belum adanya
pencegahan yang terstruktur metode pemeriksaan yang dapat
untuk pemeriksaan payudara dilakukan untuk mendeteksi dini
kanker payudara.
sendiri (SADARI) di
posbindu PTM Kasturi

24
Analisistulang ikan Ishikawa (Ishikawa fishbone analysis)

Material Man

Belum adanya media sebagai sumber Belum adanya sosialisasi kanker payudara
informasi bagimasyarakat mengenai kanker kepada kader di Posbindu PTM Kasturi RW
payudara dan sebagai media kader dalam 01 Kelurahan Air PutihKecamatanTampan Belum adanya
melaksanakan edukasi kepada masyarakat di Kota Pekanbaru sosialisasi mengenai
posbindu PTM Kasturi pencegahan dan
deteksi dini kanker
payudara di Posbindu
PTM Kasturi RW 01
Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru

Methode Market

Belum adanya metode pencegahan yang terstruktur Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
untuk pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di pencegahan dini kanker payudara di Posbindu PTM
posbindu PTM Kasturi Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru

Gambar 3.1 Diagram analisistulang ikan Ishikawa (Ishikawa fishbone analysis).

26
3.1.4 Plan of action (POA)

Selanjutnya setelah didapatkan analisis penyebab masalah, maka disusunlah beberapa plan of action untuk mendapatkan solusi

terbaik. Berikut adalah tabel plan of action :

Tabel 3.4 Alternatif pemecahan masalah


Instumen
Penyebab Pelaksana Indikator pengukur
No. Plan of Action Tujuan Sasaran Tempat Waktu
masalah Kegiatan Keberhasilan keberhasilan
kegiatan
1. Man
Belum adanya Memberikan Untuk Kader Musholla Dokter Jumat, 7 Jangka pendek: Kuisioner.
sosialisasi kanker sosialisasi meningkatkan Posbindu Darul muda Februari Meningkatnya
payudara kepada mengenai pengetahuan PTM Hikmah IKM-KK 2020 pengetahuan kader
kader di Posbindu pencegahan dan kader mengenai Kasturi RW 01 FK UNRI. tentang pencegahan
PTM Kasturi RW deteksi dini kanker RW 01 Kelurahan dan deteksi dini kanker
01 Kelurahan Air kanker payudara payudara serta Kelurahan Air Putih payudara
Putih Kecamatan kepada kader. diharapkan Air Putih Kecamatan
Tampan Kota kader dapat Kecamatan Tampan Jangka panjang:
Pekanbaru mengedukasi Tampan Kota Meningkatnya
masyarakat Kota Pekanbaru. pengetahuan kader
Posbindu PTM Pekanbaru. sehingga dapat
Kasturi mengedukasi
masyarakat yang
datang ke posbindu
PTM

27
LanjutanTabel 3.4 Alternatif pemecahan masalah
Instumen
Penyebab Pelaksana Waktu Indikator pengukur
No. Plan of Action Tujuan Sasaran Tempat
Masalah Kegiatan Keberhasilan keberhasiln
kegiatan
2. Market
Kurangnya Memberikan Untuk Masyarakat Musholla Dokter Jumat, 7 Jangkapendek: Kuisioner
pengetahuan sosialisasi tentang meningkatkan RW 01 Darul muda Februari Teredukasinya kader dan
masyarakat pencegahan dan pengetahuan Kelurahan Air Hikmah IKM-KK 2020 masyarakat tentangkan
tentang deteksi dini masyarakat Putih RW 01 FK UNRI kerpayudara
pencegahan dini kanker payudara. mengenai Kecamatan Kelurahan
kanker payudara tentang Tampan Kota Air Putih
di Posbindu PTM pencegahan dan Pekanbaru Kecamatan Jangkapanjang:
Kasturi RW 01 deteksi dini Tampan Dengan meningkatnya
Kelurahan Air kanker Kota pengetahuan masyarakat
Putih payudara Pekanbaru tentang pencegahan dan
KecamatanTamp sehingga deteksi dini kanker
an Kota masyarakat payudara diharapkan
Pekanbaru dapat kedepannya masyarakat
mendeteksi dan mengerti dan dapat
memeriksa mendeteksi sendiri
tubuh sendiri. sebelum terlambat.

Lanjutan Tabel 3.4 Alternatif pemecahan masalah

28
Instumen
Penyebab Pelaksana Waktu Indikator pengukur
No. Plan of Action Tujuan Sasaran Tempat
Masalah Kegiatan Keberhasilan keberhasiln
kegiatan
3. Material
Belum adanya Mendesain, Sebagai media Ibu-ibu di RW Musholla Dokter Jumat, 7 Jangka pendek: Dokumentasi
media sebagai membuat dan informasi dan 01 Kelurahan Darun muda Februari Diterimanya flipbook penyerahan
sumber informasi memberikan pembelajaran Air Putih najah RW IKM-KK 2020 oleh kader dan flipbook
bagi masyarakat flipbook berisikan kesehatan untuk Kecamatan 01 FK UNRI masyarakat
mengenai kanker informasi masyarakat Tampan Kota Kelurahan
payudara dan mengenai pada kegiatan Pekanbaru. Air Putih Jangka panjang:
sebagai media pencegahan dan posbindu PTM Kecamatan Kader dan masyarakat
kader dalam deteksi dini Kasturi serta Tampan dapat menggunakan flip
melaksanakan kanker payudara sebagai media Kota book sebagai media
edukasi kepada bagi kader Pekanbaru informasi dan
masyarakat di dalam kegiatan pembelajaran mengenai
posbindu PTM sosialisasi di pencegahan dan deteksi
Kasturi meja posbindu dini kanker payudara.
PTM Kasturi.

4. Methode
Belum adanya Memberikan Sebagai metode Ibu-ibu di Musholla Dokter Jumat, 7 Jangka pendek: Pelaporan
metode metode yang dapat RW01 Darun muda Februari Masrarakat mengerti masyarakat
pencegahan yang pemeriksaan digunakan oleh Kelurahan Air najah RW IKM-KK 2020 materi yang disampaikan di Posbindu
terstruktur untuk payudara kepada masyarakat Putih 01 FK UNRI
pemeriksaan kader untuk Kecamatan Kelurahan Jangka panjang:
payudarasendiri mendeteksi dini Tampan Kota Air Putih Masyarakat dapat
(SADARI) di kanker Pekanbaru. Kecamatan mendeteksi dini apabila
posbindu PTM payudara Tampan terdapat ciri-ciri kanker
Kasturi Kota payudara
Pekanbaru

29
3.1.5 Definisi operasional

Berikut ini adalah definisi dari beberapa istilah yang digunakan dalam sosialisasi

pencegahan dan deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM RW 01Kelurahan Air Putih

KecamatanTampan Kota Pekanbaru:

1. Dokter muda IKM-KK FK UNRI memberikan sosialisasi kepada kader dan

masyarakat RW 01 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Target

sosialisasi dikhususkan terutama pada wanita. Metode yang digunakan ialah ceramah

tanya jawab yang dipresentasikan menggunakan slide presentasi power point. Durasi

sosialisasi beserta tanya jawab sekitar 30 menit.

2. Dokter muda IKM-KK FK UNRI melakukan sesi role play bersama kader untuk

mempraktekkan sosialisasi berdasarkan materi sosialisasi yang telah diberikan dengan

media flipbook.

3. Dokter muda IKM-KK FK UNRI memberikan flipbook. Adapun isi dari flipbook

tersebut berupa prinsip yang dapat diterapkan untuk pengaturan makan bagi

masyarakat.

30
3.2 Do

Seluruh alternative pemecahan masalah telah terlaksana sesuai Plan of Action (POA).

Pelaksanaan sosialisasi pencegahan dan deteksi dini kanker payudara dapat dilihat dalam

tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.5 Do sosialisasi pencegahan dan deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM
RW 01 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

No Kegiatan Keterangan

1. Memberikan sosialisasi pencegahan dan deteksi dini Terlaksana sesuai POA


kanker payudara kepada masyarakat

2. Memberikan demonstrasi tentang pemeriksaan sendiri Terlaksana sesuai POA


kanker payudara

3. Mendesain, membuat dan memberikan flipbook berisikan Terlaksana sesuai POA


informasi mengenai kanker payudara

3.3 Check

Setelah kegiatan intervensi (do) dilakukan, selanjutnya melihat bagaimana keadaan

sesudah intervensi.

Tabel 3.6 Check Sosialisasi pencegahan dan deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM
RW 01 Kelurahan Air Putih KecamatanTampan Kota Pekanbaru
Deksripsi sebelum
No Intervensi Deskripsi sesudah intervensi
intervensi
1. Kurangnya Memberikan sosialisasi Jangka pendek:
pengetahuan kepada masyarakat Telah meningkatnya pengetahuan kader
masyarakat mengenai dengan metode setelah dilakukan sosialisasi tentang
kanker payudara ceramah dan pencegahan dan deteksi dini kanker
tanyajawab. payudara. Berdasarkan hasil pre test dan
post test terdapat peningkatan.

Jangka panjang:
Belum dapat dinilai

2. Belum adanya media Mendesain, membuat Jangka pendek:


sebagai sumber dan memberikan Telah diterimanya flipbook oleh ketua
informasi bagi flipbook berisikan posbindu PTM sebagai media sosialisasi
masyarakat mengenai informasi mengenai oleh kader di posbindu PTM Kasturi RW
kanker payudara kanker payudara 01 Kelurahan Air Putih Kecamatan

31
Tampan Kota Pekanbaru.

Tabel 3.7 Hasil uji statistic pre-test dan post-test pada kader Posbindu PTM Kasturi RW 01
Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
Variabel N Mean Minimal Maksimal
Pre test 15 69,4 53,3 86,6
Post test 15 87,7 66,6 100

Berdasarkan tabel 3.7 didapatkan nilai post test lebih tinggi dibandingkan nilai pre

test. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat setelah

dilakukannya sosialisasi. Didapatkan nilai mean pre test 69,4 dan post test 87,7. Nilai pre test

terendah adalah 53,3 dan nilai tertinggi adalah 86,6, sedangkan nilai post test terendah adalah

66,6 dan nilai tertinggi adalah 100. Pada hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon

didapatkan nilai p-value 0,05. Sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan bermakna

antara kelompok pre test dan post test.

3.4 Action

Alternatif pemecahan masalah pada makalah ini berupa sosialisasi, role play dan

pemberian flipbook di Posbindu PTM Kasturi mengenai kanker payudara melalui sosialisasi.

Instrumen pengukur keberhasilan kegiatan dengan menggunakan kuisioner pre-test dan post-

test menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat setelah dilakukannya

sosialisasi sehingga dapat dijadikan sebagai standarisasi. Alternatif pemecahan masalah

lainnya untuk jangka pendek sudah terlaksana, sedangkan untuk jangka panjang belum dapat

dinilai karena membutuhkan waktu evaluasi lebih lanjut sehingga belum dapat dijadikan

standar.

BAB IV

PEMBAHASAN

32
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam

melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko terhadap penyakit tidak

menular. Faktor risiko penyakit tidak menular dapat ditemukan dan ditindaklanjuti secara dini

melalui kegiatan Posbindu PTM yang terdiri dari wawancara atau konseling mengenai faktor

risiko, menghitung indeks massa tubuh (IMT) serta lingkar perut, pengukuran tekanan darah

serta gula darah, edukasi dan tindaklanjut dini yang dapat dilakukan dengan mengendalikan

faktor risiko disertai berperilaku hidup yang sehat. Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan

kesehatan masyarakat melalui pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit tidak menular

dengan sasaran masyarakat yang berusia ≥15 tahun.16

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Dokter Muda IKM-KK dengan kader

Posbindu PTM Kasturi dan masyarakat RW 01 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan

Kota Pekanbaru, didapatkan bahwa terdapat masyarakat yang memiliki faktor risiko kanker

payudara dan banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana mendeteksi secara dini kanker

payudara sebagai pencegahannya, disertai kurangnya peran kader dalam konseling atau

edukasi mengenai kanker payudara dalam kegiatan Posbindu PTM karena belum memahami

tentang kanker payudara dan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini. Hal

ini disebabkan pengetahuan dan keterampilan kader Posbindu PTM mengenai kanker

payudara masih kurang, belum adanya panduan dalam melakukan konseling atau edukasi,

serta tidak tersedianya media informasi yang mendukung pelaksanaan konseling atau edukasi

oleh kader saat kegiatan Posbindu PTM.

Alternatif pemecahan masalah terkait kurangnya pengetahuan kader Posbindu PTM

Kasturi dan masyarakat tentang kanker payudara termasuk pencegahannya serta deteksi dini

adalah dengan kegiatan sosialisasi mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker payudara kepada

kader dan masyarakat dengan metode ceramah, tanya jawab, dan simulasi/roleplay. Kegiatan

33
sosialisasi dengan memberikan penjelasan tentang kanker payudara disertai pencegahan dan

deteksi dini. Penjelasan yang diberikan berupa pengertian kanker payudara, angka kejadian,

faktor risiko, gejala klinis, pencegahan dan bagaimana mendeteksi kanker payudara secara

ndini yang juga dijelaskan melalui audio visual berupa pemutaran video pemeriksaan

SADARI. Selanjutnya dilakukan metode Tanya jawab sebagai pemecahan masalah bagi

masyarakat yang belum memahami dengan baik materi yang diberikan.

Setelah melakukan sosialisasi oleh Dokter Muda IKM-KK didapatkan bahwa kader

dan masyarakat telah memahami materi yang dijelaskan. Hal ini dibuktikan dengan

diperolehnya nilai post test kuisioner yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pre test.

Keadaan ini menandakan bahwa kader dan masyarakat telah memahami apa yang dijelaskan

oleh Dokter Muda IKM-KK dan sudah memiliki keterampilan untuk mempraktikkan atau

melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Supit dkk,

pada tahun 2018 yang menyatakan bahwa metode ceramah dan tanya jawab dalam kegiatan

sosialisasi dibuktikan dapat meningkatkan pengetahuan yang signifikan. Berdasarkan

penelitian tersebut menandakan bahwa metode ceramah dalam dalam kegiatan sosialisasi

yang telah dilakukan berhasil dalam meningkatkan pengetahuan kader dan masyarakat dalam

memahami pemeriksaan dan deteksi dini kanker payudara.17

Selanjutnya, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dan

masyarakat, maka dilakukan simulasi/roleplay. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Nurasiah dkk menyatakan bahwa motode pembelajaran yang mencangkup metode ceramah,

tanya jawab, dan roleplay merupakan metode yang baik untuk meningkatkan keterampilan.

Hal ini dikarenakan peserta dilibatkan secara aktif dan membuatnya lebih tertarik sehingga

dapat memahami materi lebih baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan dilakukannya roleplay

pemeriksaan SADARI yang dilakukan terlebih dahulu oleh Dokter Muda IKM, kemudian

34
perwakilan kader dan masyarakat dapat pula melakukan role play pemeriksaan SADARI

dengan baik dan benar sesuai yang dilakukan oleh Dokter Muda IKM.18

Alternatif pemecahan masalah selanjutnya, yaitu terkait tidak adanya media informasi

yang mendukung pelaksanaan edukasi mengenai kanker payudara oleh kader saat kegiatan

Posbindu PTM adalah dengan pemberian flipbook sebagai media informasi. Flipbook

merupakan media cetak yang memiliki kelebihan diantaranya biaya yang digunakan relative

rendah, dapat digunakan setiap saat karena tidak memerlukan listrik, dapat dibawa kemana-

mana, dan mempermudah pemahaman melalui visual. Media ini dirancang dan diberikan

kepada kader Posbindu untuk mempermudah kader memberikan edukasi mengenai kanker

payudara dan dapat menganjurkan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan payudara

sendiri. Flipbook berisikan gambar sebagai daya tarik dan rangkuman materi sehingga lebih

mudah dipahami saatdilakukannya edukasi oleh kader.19

Kegiatan-kegiatan alternatif pemecahan masalah telah terlaksana dan dapat berjalan

dengan lancar. Kegiatan sosialisasi dengan metode ceramah untuk meningkatkan

pengetahuan tentang pencegahan dan deteksi dini kanker payudara oleh Dokter Muda IKM,

memberikan role play untuk pemeriksaan SADARI serta memberikan flip books sebagai

media informasi bagi kader dan masyarakat dapat di laksanakan dengan baik dan di pahami

serta di terima dengan baik oleh Kader dan masyarakat. Namun, karena kesibukan dan

pekerjaan dari kader dan masyarakat menyebabkan jadwal kegiatan sulit untuk disesuaikan.

Hal ini mengakibatkan kurangnya masyarakat mengikuti kegiatan sosialisasi. Untuk

keberhasilan setiap alternatif pemecahan masalah akan dievaluasi pada pelaksanaan Posbindu

PTM setiap bulannya, sedangkan keberhasilan jangka panjang dari seluruh kegiatan yang

dinilai berhasil dilakukan diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Sehingga dapat

mengoptimalkan pelaksanaan Posbindu PTM di RW 01 Kelurahan Air Putih Kecamatan

Tampan, Kota Pekanbaru.

35
BAB V

PENUTUP

36
5.1 Simpulan

Simpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan di posbindu PTM Kasturi RW 01

Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah pada kegiatan ini didapatkan melalui hasil wawancara dengan

ketua kader Posbindu dan observasi serta wawancara dengan masyarakat didapatkan

masalah belum adanya sosialisasi mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker

payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tampan,

Kota Pekanbaru.

2. Prioritas masalah didapatkan belum adanya sosialisasi mengenai pencegahan dan

deteksi dini kanker payudaradi Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih,

KecamatanTampan, Kota Pekanbaru.

3. Diketahui penyebab timbulnya masalah adalah kurangnya pengetahuan, sikap dan

tindakan kader maupun masyarakat mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker

payudara, belum adanya panduan dan media sebagai sarana informasi karena belum

adanya sosialisasi mengenai pengaturan makan (diet) untuk pencegahan dan deteksi

dini kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.

4. Telah tersusunnya Plan of Action kegiatan sosialisasi mengenai pencegahan dan

deteksi dini kanker payudara kepada kader serta masyarakat di Posbindu PTM Kasturi

RW 01 Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.

5. Implementasi Plan of Action kegiatan sosialisasi mengenai pencegahan dan deteksi

dini kanker payudara di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih,

Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru pada tanggal7 Februari 2020.

37
6. Dilakukan evaluasi kegiatan dengan terlaksananya sosialisasi serta telah diterimanya

flipbook mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker payudara di Posbindu PTM

Kasturi RW 01 Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Evaluasi

kegiatan ini ditinjau dari indicator jangka pendek yang sudah tercapai serta jangka

panjang yang belum dapat dinilai karena memerlukan waktu untuk menilai

keberhasilannya.

7. Action yang didapatkan setelah dilakukan sosialisasi di Posbindu PTM Kasturi RW 01

Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru yaitu alternative

pemecahan masalah dengan menggunakan kuisioner pre dan post-test dapat dijadikan

standarisasi untuk menilai pengetahuan setelah dilakukannya sosialisasi pada

posbindu PTM lainnya. Sedangkan alternative pemecahan masalah yang lain belum

dapat dijadikan standar dalam kegiatan ini, karena masih diperlukan waktu untuk

evaluasi lebih lanjut.

5.2 Saran

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, maka Dokter Muda IKM-KK FK

UNRI memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada Kader Posbindu PTM Kasturi

Diharapkan kader dapat memberikan informasi mengenai pencegahan dan deteksi dini

kanker payudara secara mandiri di Posbindu PTM Kasturi RW 01 Kelurahan Air

Putih, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

2. Kepada masyarakat RW 01 Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tampan, Kota

Pekanbaru

38
Diharapkan masyarakat dapat menerapkan SADARI secara rutin untuk pencegahan

dan deteksi dini kanker payudara, sehingga apabila ada masalah pada payudara bisa di

ketahui dan ditatalaksana sesegera mungkin oleh dokter.

DAFTAR PUSTAKA

39
1. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular

(POSBINDU PTM). 2012. hal.2.

2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Panduan Penatalaksanaan Kanker

Payudara. 2012. hal.1.

3. World Health Organization. Cancer Control Programme. 2013. Available from:

https://www.who.int/health-topics/cancer#tab=tab_1 [Cite February 2020].

1. American Cancer Society. Recommendations For Early Breast Cancer Detection In

Women Without Breast Symptoms. 2015. Available from:

http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/moreinformation/breastcancerearlydetecti

on/breast-cancer-early-detection-acs-recs [Cite February 2020].

2. Kemenkes RI. Panduan Nasional Penanganan Kanker Kanker Payudara. Komite

Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN). 2015. hal.15-33.

3. Lumban GH, Briani F. Kanker Payudara. Kapita Selekta Kedokteran. 2014. hal.230–

6.

4. Nurlisis. Keterlambatan Pemeriksaan Kanker Payudara di RSUD Arifin Achmad

Provinsi Riau Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Komunitas. 2018;4(1):33-9.

5. Mboi N. Panduan Praktik Klinis BagiDokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. hal.332–7.

6. Centers for Disease Control and Prevention. What are the risk factors of breast cancer.

2016. Available from: http://www.cdc.gov/cancer/breast/basic_info/ risk_factors.htm

[Cite February 2020].

7. National Breast Cancer Foundation. Signs and Symptoms. 2015. Available from :

http://www.nationalbreastcancer.org/breast-cancer-symptoms-and-signs

[Cite February 2020].

40
8. Nde FP, Assob JCN, Kwenti TE, Njunda AL, Tainenbe TRD. Knowledge, attitude

and practice of breast self-examination among female undergraduate students in the

university of buea. BMC Research Notes. 2015;8(43).

9. Breast Cancer. The Five Steps of Breast Self Exam. 2016. Available from:

http://www.breastcancer.org/symptoms/testing/types/self_exam/bse_steps

[Cite February 2020].

10. Dinas Kesehatan. Kegiatan Posbindu PTM. 2018. Dikutip dari:

https://dinkes.demakkab.go.id/kegiatan-posbindu-ptm/ [Diakses Februari 2020]

11. Rahanjeng SM. Petunjuk Teknik Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular.

Kementrian Kesehatan RI. Jakarta; 2012.

12. KEMENKES. Petunjuk Teknik Pos Pembinaan Terpadu Bagi Kader. Jakarta; 2019.

13. Nurasiah A, Marliana MT. Pengaruh Pelatihan Keterampilan Konseling Terhadap

Sikap Kader Posyandu Dalam Pelayanan Konseling Pencegahan Kanker Serviks Di

Kabupaten Kuningan Tahun 2018. STIKes Kuningan; 2019.

14. Susilowati D. Promosi Kesehatan. Jakarta; 2016

15. Supit J, Massi G, Kallo V. Efektifitas Pemberian Edukasi dengan Metode Video dan

Focus Group Discussion (FGD) terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien DM Tipe 2 di

Klinik Diabetes Kimia Farma Husada Manado. E-Journal Keperawatan. 2018

16. Hartati WA. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Kanker

Payudara Pada Remaja Putri Terhadap Perilaku Sadari di Panti Sosial Kedoya di

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk. Program Studi Keperawatan

Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Jakarta. 2019

Lampiran 1. Kuisioner

41
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SADARI KANKER
PAYUDARA

Identitas
Nama :
Usia :

A. Pengetahuan
Petunjuk:
Berilahtanda (x) dari setiap pertanyaan pada pilihan jawaban a, b atau c di bawaah ini

1. Apakah yang dimaksud dengan SADARI?


a. Upaya untuk menetapkan adanya benjolan atau ketidak normalan pada payudara
yang dilakukan sendiri dengan perabaan
b. Upaya untuk menetapkan adanya benjolan atau tidak dalam payudara yang
dilakukan oleh dokter
c. Periksa USG payudara

2. SADARI perlu dilakukan untuk?


a. Untuk menjaga bentuk payudara
b. Sebagai deteksi dini kanker payudara
c. Untuk mengobati kanker payudara

3. Siapakah yang dapat melakukan SADARI untuk mendeteksi kanker payudara?


a. Dirisendiri
b. Dokter
c. Bidan

4. Usia berapakah sebaiknya dilakukan SADARI?


a. Sejak menstruasi pertama
b. 20 tahun
c. 40 tahun

5. Kapan sebaiknya melakukan SADARI secara rutin?


a. Setelah haid setiap bulan
b. Satu minggu setelah haid setiap bulan
c. Pada saat haid

6. Apakah salah satu upaya deteksi dini kanker payudara yang cukup efektif dan mudah
untuk dilakukan?
a. SADARI
b. Periksa kedokter
c. Kemoterapi

7. Apakah untuk melakukan SADARI mengeluarkan biaya?


a. Butuh biaya besar
b. Biayanya murah
c. Tidak mengeluarkan biaya

42
8. Apa yang perlu diperhatikan saat berdiri di depan cermin, dengan posisi kedua tangan
lurus kebawah di samping badan?
a. Bentuk, ukuran dan kulit payudara
b. Bentuk payudara
c. Keseimbangan payudara

9. Apa tahap awal dalam pemeriksaan payudara?


a. Memperhatikan bentuk dan ukuran payudara
b. Meraba payudara
c. Menekan puting susu

10. Bagian jari tangan mana yang digunakan untuk meraba payudara?
a. Ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis
b. Telapak tangan
c. Telapak jari

11. Perabaan payudara dilakukan pada?


a. Kedua payudara dan ketiak
b. Payudara yang sakit saja
c. Putting payudara saja

12. Jika ingin meraba payudara kanan pada saat berbaring, maka tangan kanan terletak
di?
a. Atas kepala
b. Samping badan
c. Pinggang

13. Di bawah ini adalah warna yang tidak normal pada payudara?
a. Biru
b. Merah
c. Hitam

14. Bagaimana teknis pelaksanaan SADARI?


a. Sederhana, singkat murah, mudah, tidak nyeri dan tidak merasa malu karena
diperiksa sendiri
b. Sederhana, singkat, murah, mudah, tidak nyeri dan diperiksa oleh tenaga
kesehatan
c. Teknis pelaksanaannya rumit dan memerlukan waktu yang lama untuk
melakukannya

15. Tahapan pemeriksaan lengkap payudara sendiri terdiri dari?


a. Melihat payudara – meraba payudara – meraba ketiak
b. Meraba payudara – melihat payudara – meraba ketiak
c. Meraba ketiak – meraba payudara – melihat payudara

Lampiran 2. Flipbook

43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Lampiran 3. FotoKegiatan

53
54
55

Anda mungkin juga menyukai