Anda di halaman 1dari 30

HIPERTENSI URGENSI

OLEH :

dr. Defri

PEMBIMBING :

dr. Yoviza Doarest, Sp.PD


Epidemiologi
Insiden dari hipertensi meningkat sesuai umur. Pada studi
Framingham angka kejadian hipertensi pada pria meningkat
dari 3,3% di usia 30-39 tahun menjadi 6,2% di usia 70-79
Tahun

Depkes RI tahun 2009, prevalensi hipertensi di Indonesia


meningkat mencapai 32,2%.

Riwayat minum obat hanya 24,2% dari kasus hipertensi


Hal ini menunjukkan 75,8% kasus hipertensi di Indonesia
belum terdiagnosis dan terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

Semakin meningkatnya kasus hipertensi yang terjadi di dunia


dapat menyebabkan semakin seringnya terjadi komplikasi lebih lanjut
Pria > wanita yang dapat mengancam jiwa. Diperkirakan sekitar 1 %
dari pasien hipertensi akan mengalami krisis hipertensi.

Kejadian krisis hipertensi paralel dengan distribusi hipertensi


primer
DEFINISI

 KRISIS HIPERTENSI

Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
sistolik ≥ 180 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 120 mmHg.
JNC 8 membagi krisis hipertensi berdasarkan ada atau
tidaknya kerusakan organ sasaran yang progresif, yaitu Hipertensi Emergensi
dan Hipertensi Urgensi.
ETIOLOGI

Hipertensi primer (essensial)


Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi
essensial(hipertensi primer). Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial
merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi.
Hipertensi sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit
komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Penyakit/keadaan seperti feokromositoma, hiperaldosteronisme primer
(sindroma Conn), sindroma Cushing, penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler,
serta akibat obat.
PATOFISIOLOGI

Gangguang Fungsi organ


KLASIFIKASI

Hipertensi menurut JNC-8


KLASIFIKASI

A. Hipertensi darurat/emergency
TDs >180 mmHg atau TDd >120 mmHg, terdapat kerusakan organ target
progresif. TD harus diturunkan segera kalau tidak akan menyebabkan kerusakan
Organ target, seperti : Neurologi, Jantung, Ginjal.
B. Hipertensi mendesak/Urgency
TDs>180 mmHg atau TDd >120 mmHg tetapi tidak disertai kerusakan organ
target yang progresif, sehingga penurunan TD dapat dilaksanakan lebih lambat
dalam hitungan jam – hari
MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri dada dan sesak napas pada gangguan jantung dan diseksi aorta

2. Penglihatan kabur pada edema papila mata

3. Sakit kepala hebat, gangguan kesadaran dan gangguan pada otak

4. Gagal ginjal akut


FAKTOR RISIKO

Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau tidak


teratur minum obat

Kehamilan

Penggunaan NAPZA

Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti


luka bakar berat, penyakit vaskular, dan trauma kepala
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis Penunjang

Pemeriksaan
Fisik
• Riwayat hipertensi
• Kepatuhan minum obat
• TD rata-rata
Anamnesis • Riwayat penyakit kronik lainnya
• Gejala-gejala lainnya sesuai organ
target

• Vital sign
Pemeriksaan • Head to toe

Fisik • Status neurologis


• Elektrolit
• Glukosa darah

Pemeriksaa •
RFT
Urinalisis
n • Hematologi lengkap
Penunjang •

Foto thorax
EKG
• CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Jenis obat Contoh Dosis

Thiazid HCT 1x12,5 mg

Ace-I captopril 2-3 x 12,5 mg

ARB Valsartan 1x80mg

CCB Nifedipin 1x30 mg


Amlodipin 1x5mg
Verapamil
Β- Blocker Bisoprolol 1x2,5 mg
Propanolol 1x40-160 mg
α – Blocker Terazosin 1-2x1-20 mg
Metildopa
Aldosteron Blocker Spironolakton 1x25-50 mg
KEADAAN KHUSUS Anjuran Dilarang

HT saja ACE-I

HT + DM ACE/ARB Thiazid
HT + CKD
HT + Jantung ACE/ARB CCB

HT + Asma/PPOK CCB (Verapamil) Β- Blocker

HT + BPH α- Blocker (Terazosin)

HT + As. urat Thiazid

HT + Hamil Nifedipin ACE/ARB


Metildopa
PENATALAKSANAAN
Hipertensi Emergensi Hipertensi urgensi

Peningkatan tekanan darah mendadak sis- Peningkatan tekanan darah mendadak sisto-
tolik > 180mmHg dan atau diastolik > lik > 180mmHg dan atau diastolik > 120
1 120 mmHg disertai kerusakan organ tar-
1 mmHg tanpa disertai kerusakan organ tar-
get
get

Tatalaksana segera dalam hitungan waktu


2 menit sampai satu jam 2 Tatalakasana terapi dalam waktu 24
jam-48 jam

Pemeberian obat anti hipertensi melalui


3 intravena
3 Pemberian obat anti hipertensi melalui oral

03
4 Perlu tindakan perawatan di intensive care Tidak memerlukan rawat inap dirumah
sakit. Indikasi rawat inap bila setelah
unit ICU untuk pemantauan 4 diterapi Tekanan darah tidak berkurang.
IDENTITAS
1

Nama : Tn. AR
Umur : 66 tahun
Alamat : JR. S. Langkok
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk : 29 November 2021
ANAMNESIS

KU :
- Nyeri kepala sejak 1 jam SMRS
RPS :
- Nyeri kepala sejak 1 jam SMRS, Nyeri kepala menjalar hingga ke tengkuk
- Mual dan muntah tidak ada
- Pandangan menjadi buram tidak ada
- Lemah anggota gerak tidak ada
- Nyeri dada, keringat dingin, atau jantung berdebar tidak ada
- Sesak napas tidak ada
RPD
- Pasien dengan riwayat HT sejak 4 tahun yang lalu, tetapi
2 bulan terakhir pasien tidak minum obat tensi lagi
RPK :
- Riwayat hipertensi : ada, Ibu pasien sendiri

- Riwayat DM : disangkal

- Riwayat penyakit asma : disangkal

-Riwayat penyakit jantung : disangkal


RIWAYAT KEBIASAAN :

- Riwayat merokok : 2 bungkus/ hari Perokok berat

- Riwayat konsumsi alcohol : disangkal

- Riwayat konsumsi NAPZA : disangkal

- Riwayat konsumsi obat : disangkal

SOSIAL EKONOMI

Pekerjaan : pasien bekerja sebagai Petani


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E-4 V-5 M-6 = 15 Composmentis
BB/TB : 70kg/160cm

Vital sign (Saat Masuk RS)


Tekanan Darah : 200/110 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36.6 oC
1. Normocephal
6. Inspeksi : Hemitoraks kanan dan kiri simetris
secara statis dan dinamis, spider nevi (-) 2. konjungtiva anemis
• Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vocal -/-, Sclera Ikterik -/-
kanan dan kiri simetris
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru 3. Membran timpani intak,
Nyeri ketok-/-, nyeri Tekan-/-
• Auskultasi: VBS +/+, Ronkhi (-/-), Wheezing
(-/-) 4. JVP 5±2, Pembesaran KGB (-)

5. Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat


 Palpasi : Iktus cordis teraba satu jari pada linea
7. Inspeksi : Datar lembut, Vena kolateral (-) midclavicula sinistra
• Perkusi : Timpani  Perkusi : Batas jantung kanan pada linea parasternalis
• Palpasi : Nyeri tekan (-), Pembesaran dextra sela iga ke 5. Batas jantung kiri pada satu jari
Hepar (-), Pembesaran limpa (-) dari linea midclavicula sinistra sela iga ke 5. Batas ping-
• Auskultasi : Bising Usus ( + ) gang jantung pada parasternalis kiri sela iga ke 2
 Auskultasi : Bunyi jantung S1 = S2 murni regular, Mur-
mur - , Gallop -
8. Edema : Edema pada kedua tungkai (-)
Akral hangat +/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG

DARAH RUTIN
Hb : 12,9 g/dl
Leukosit : 7000/mm3
Hematokrit : 42 %
Trombosit : 239.000/mm3
DIAGNOSIS

HIPERTENSI
URGENSI
DIAGNOSIS BANDING

HIPERTENSI
EMERGENCY
TERAPI
6

- IVFD RL 20 tpm
- Monitoring vital sign
- Ramipril tab 1x10 mg po
- Bisoprolol 1x5 mg tab po
- Amlodipin 1x10 mg
- Paracetamol 3x500 mg po
PROGNOSIS

Quo ad Vital : dubia


Quo ad Fungsional : dubia
Quo ad Sanationam : dubia
FOLLOW UP

Hari ke-1
tanggal S O A P

30/11/21 Nyeri kepala KU: TSS, CM HT Urgensi IVFD RL 20 tpm


(+)berkurang, Mual
10.02 (+), Muntah (-), TD: 160/100 mmHg Ramipril tab
Nyeri Ulu Hati (-) HR: 98x/mnt 1x10 mg po
RR: 20x/mnt
Bisoprolol 1x5
Sh: 36,5 C mg tab po
Amlodipin
1x10 mg
Paracetamol
3x500 mg po
Hari ke-2
tanggal
tanggal S S O O AA PP
01/12/21
01/11/21Nyeri Nyeri
kepalakepala
(-), (-), KU: TSS,KU:
CMTSS, CM HTHT
Urgensi
Urgensi IVFD
IVFD RL
RL 20
20 tpm
Mual Mual
(-), Nyeri
(-), Ulu
Muntah (-), tpm
10.20 10.20 Hati (-) TD: 150/90 mmHg mmHg
TD: 150/90 Kontrol
Nyeri Ulu Hati (-)
HR: 88x/mnt
HR: 90x/mnt Ramipril Darah
Tekanan tab
RR: 20x/mnt 1x10 mg po
RR: 20x/mnt Ramipril tab
Sh: 36,7Sh:
C 36,5 C Bisoprolol
1x10 mg po 5
mg tab po
Bisoprolol 1x5
Amlodipin
mg
1x10tabmg
po
Amlodipin
1x10 mg
KESIMPULAN

1. Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak sistolik ≥ 180
mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 120 mmHg, pada penderita hipertensi, yang
membutuhkan penanggulangan segera.

2. Krisis hipertensi diklasifikasikan menjadi 2 hipertensi emergensi dan urgensi

3. Faktor resiko terbanyak yang sering menyebabkan krisis hipertensi ialah penderita
Your Text Here
hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi tidak teratur.

4. Penegakkan diagnosis krisis hipertensi berdasarkan anamnesis,


Yourpemeriksaan
Text Here fisik, dan
penunjang.
Your Text Here
5. Tujuan utama pada penangangan krisis hipertensi adalah menurunkan tekanan darah.
Upaya penurunan tekanan darah pada kasus hipertensi emergensi harus dilakukan segera (<1 jam)
sedangkan kasus hipertensi urgensi dapat dilakukan dalam kurun waktu beberapa jam hingga hari
Thank you

Anda mungkin juga menyukai